Anda di halaman 1dari 5

HUKUM BISNIS

STUDI KASUS

Disusun Oleh :
Ayesha Qamarun N
40222100100

PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYATAMA

Jl. Cikutra No.204A, Sukapada, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa
Barat 40125 Fax: (022) 7204010
DESKRIPSI TUGAS

Objek dalam tugas ini mengenai studi kasus Perlindungan Konsumen, dalam
penyelesaian kasus terhadap obat sirup penyebab gagal ginjal.

Batasan tugas ini yaitu mengalisis permasalahan yang terkait pada


perlindungan konsumen di Indonesia yang mempunyai instrumen hukum
yang terdapat pada Undang-Undang No.8 Tahun 1999 pasal 4 yang dimana
menyebutkan bahwa hak konsumen adalah mendapatkan kenyamanan,
keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang serta jasa.

Tugas ini memiliki relevansi pada mata kuliah, karena dapat memungkinkan
bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuannya dalam praktik
nyata. Selain itu, tugas ini juga penting dalam memahami perlindungan
konsumen terhadap keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan jasa.
Dalam kasus ini dapat membantu bagi mahasiswa tentang masalah yang
terkait pada perlindungan konsumen yang telah diatur oleh pemerintah
dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1999.

Manfaat dalam tugas ini yaitu dapat memberikan pemahaman dalam


mengatasi permasalahan tentang kasus perlindungan konsumen, tugas ini
juga membantu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam
analisis serta kritis yang dapat memberikan pengalaman dalam menemukan
solusi untuk permasalahan pada kasus tersebut.

METODE PENGERJAAN TUGAS

1. Identifikasi permasalahan di dalam kasus ini diantara lainnya:


Studi kasus yang disampaikan mengenai obat sirup penyebab gagal ginjal
dimana kasus ini memberikan beberapa isu diantara lainnya:

 Konsumen yang tidak mendapatkan keselamatan yang sesuai dengan


haknya pada Undang-Undang.
 Kasus gagal ginjal akut diketahui menimpa ratusan anak di Indonesia
dalam beberapa waktu terakhir
 Obat berbentuk cair atau sirup dikabarkan menjadi penyebab
maraknya gagal ginjal pada anak di Indonesia
2. Dalam kasus ini, terdapat beberapa teori dan konsep yang dapat
diaplikasikan dalam merumuskan strategi dan tindak lanjut untuk
penyelesaian masalah. Berikut beberapadiantaranya:

 Teori Perlindungan Hukum

Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen


menjelaskan bahwa hak konsumen diantaranya adalah hak atas
kenyamanan, keamanan serta keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan jasa.
Sesuai dengan pasal 4 Undang-Undang perlindungan konsumen
(UUPK) konsumen berhak mendapatkan advokasi, perlindungan, dan
upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut,
serta berhak mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.

 Teori Keadilan
Teori hukum alam sejak Socrates hingga Francois Geny, tetap
mempertahankan keadilan sebagai mahkota hukum. Memiliki
berbagai macam teori mengenai keadilan serta masyarakat yang adil,
teori ini menyangkut tentang hak dan kebebasan, peluang kekuasaan,
pendapatan serta kemakmuran, teori tersebut adalah teori keadilan
Aristoteles yang ada dalam bukunya nicomachean ethics, teori
keadilan sosial John Rawl yang berada dalam buku a theory of justice
serta Ahmad Ali yang menguak teori hukum serta peradilan

 Teori Perlindungan Konsumen


Prinsip mengenai kedudukan dalam konsumen yang berhubungan
dengan pelaku usaha yang berdasarkan doktrin ataupun teori yang
dikenal perkembangan secara hukum dalam perlindungan konsumen,
asas tersebut berasumsi bahwa pelaku usaha serta konsumen
merupakan kedua belah pihak yang seimbang, sehingga konsumen
tidak perlu melakukan perlindungan

3.Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan


permasalahan ini, berdasarkan teori dan konsep serta peraturan
perundang-undangan yang relevan adalah sebagai berikut:
Penyelasaian terhadap kasus obat sirup penyebab gagal ginjal yang
dilakukan oleh pemerintah, Kemenkes, BPOM, asosiasi dokter serta lainnya
yaitu dengan menghindari konsumsi terhadap obat sirup sehingga
mendapatkan informasi yang lebih pasti, serta apabila anak mengalami
demam, batuk maupun pilek bisa mengkonsumsi obat paracetamol yang
berbentuk puyer, kapsul atau bentuk lainnya sampai mendapatkan informasi
yang lebih jelasnya.
Menurut Zullies imbuan terhadap pemberhentiannya menggunakan obat
sirup itu merupakan keputusan yang dilematis, karna banyak anak yang tidak
bisa mengkonsumsi obat yang berbentuk kapsul dan lain sebagainya, serta
penghentian obat sirup ini dapat berdampak pada anak yang memiliki
penyakit kronis yang rutin meminum obat sirup.
Menurut politisi Fraksi PKB yang berharap bahwa kasus tersebut tidak dapat
terulang kembali, yang diharapkan baahwa adanya perubahan yang masif
serta terstruktur sehingga perlindungan konsumen bisa dilakukan dengan
maksimal, dan menyatakan bahwa akan memperketat Undang-Undang
Perlindungan Konsumen agar masalah tersebut tidak terulang kembali.

4. Kesimpulan dan rekomendasi isu :

Kegiatan usaha yang dijalankan pelaku usaha dalam menghasilan suatu


produk dapat berupa barang dan/atau jasa yang dapat memberikan rasa
aman, nyaman, keselamatan serta tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan
konsumen. Produk yang diproduksi, diperdagangkan pelaku usaha harus
memenuhi standar mutu, informasi benar, jujur dan jelas terhadap produk
diproduksi, diperdagangkan setelah melalui uji dan pemeriksaan oleh
BPOM. Namun kenyataan masih banyak ditemukan dimasyarakat peredaran
produk belum sesuai standar mutu dan membahayakan kesehatan konsumen.
Kasus dewasa ini tentang obat sirup anak yang menimbulkan gagal ginjal
akut pada anak yang mematikan merupakan salah satu bentuk produk obat
tidak memenuhi standar mutu obat membahayakan kesehatan konsumen.
Permasalahan,  bagaimana tanggung jawab pelaku usaha memproduksi obat
sirup menimbulkan gagal ginjal akut pada anak. Kesimpulan,  pelanggaran
yang dilakukan pelaku usaha memproduksi obat obat sirup anak
mengunakan bahan campuran obat berbahaya, penggunaan melebihi ambang
batas.  Tanggung jawab secara perdata, memberi ganti kerugian dan
santunan kepada keluarga korban. Tanggung jawab secara pidana, bahwa
pelaku telah melakukan penipuan mengunakan obat berbahaya yang tidak
boleh digunakan sebagai campuran obat dan tidak mengiinformasikan
dengan benar, jelas, jujur  komposisi yang tertera pada label.
5. Rekomendasi yang diberikan :
Harus tetap berhati-hati terhadap penggunaan obat sirup yang dapat
menyebabkan gagal ginjal dimana terdeteksi ada tiga zat kimia yang
berbahaya seperti ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan
ethylene glycol butyl ether (EGBE). Yang dapat merugikan para konsumen
sehingga pemerintah, Kemenkes, BPOM, serta asosiasi dokter menyarankan
untuk saat ini tidak mengkonsumsi terlebih dahulu obat sirup sehingga sudah
mendapatkan bukti yang jelas serta akurat bahwa obat sirup masih layak
dikonsumsi dan tidak akan menimbulkan penyebab gagal ginjal, sehingga
direkomendasikan untuk mengkonsumsi obat yang berbentuk kapsul dan
lain sebagainya.

REFERENSI DAN DAFTAR PUSTAKA

 Undang- Undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen


 BPKN lindungi konsumen dalam kasus obat sirup penyebab gagal ginjal,
DPR, 3-11-2022
https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/41501/t/BPKN+Diharap+Serius+Lind
ungi+Konsumen+dalam+Kasus+Obat+Sirup+Penyebab+Gagal+Ginjal
 Tanggapan terhadap penggunaan obat sirup yang diduga picu gagal ginjal,
Universitas Gajah Mada 21 Oktober 2022 https://ugm.ac.id/id/berita/23082-
guru-besar-ugm-beri-tanggapan-soal-penggunaan-obat-sirup-yang-diduga-
picu-gagal-ginjal
 Jurnal ilmu hukum legal opinion, tentang penerapan Undang-Undang
perlindungan konsumen produk makanan dan minuman bagi konsumen,
Tahun 2013 https://www.neliti.com/publications/151836/perlindungan-
konsumen-terhadap-produk-makanan-dan-minuman-kadaluarsa-studi-kasus
 Teori Keadilan dan Teori Perlindungan konsumen, 2000 http://digilib.iain-
palangkaraya.ac.id/449/6/File%203%20BAB%20II%20Landasan
%20Teori.pdf

Anda mungkin juga menyukai