Anda di halaman 1dari 3

INSTRUMEN HUKUM WIPO

a. WCT (the WIPO Copyright Treaty)

WIPO Copyright Treaty (WCT) adalah perjanjian khusus yang ditetapkan oleh konsensus
dari lebih dari 100 negara anggota Uni Eropa (UE). Diadopsi di Jenewa, Swiss pada 20
Desember 1996, WCT melengkapi Konvensi Berne untuk Perlindungan Karya Seni dan
Sastra (Berne Convention) dan Konvensi Internasional untuk Perlindungan Pelaku, Produser
Rekaman dan Organisasi Siaran (Konvensi Roma). Pada saat itu, Berne dan Konvensi Roma
belum dimodifikasi selama 25 tahun. WCT diciptakan untuk mengatasi perubahan teknologi
digital dan komunikasi, khususnya distribusi karya yang dilindungi secara digital melalui
Internet. Dikenal sebagai "perjanjian Internet," WCT diberlakukan bersama dengan WIPO
Pertunjukan dan Rekaman Perjanjian (WPPT) untuk menanggapi perkembangan pasar dan
teknologi baru. Berne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works Paris
Convention for the Protection of Industrial Property Convention Establishing the World
Intellectual Property Organization.

Perjanjian antara Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia


mencatat dalam Pasal 1 bahwa WIPO bertanggung jawab untuk:  mempromosikan kegiatan
intelektual kreatif dan untuk memfasilitasi transfer teknologi yang berkaitan dengan kekayaan
industri ke negara-negara berkembang untuk mempercepat pembangunan ekonomi, sosial dan
budaya, tunduk pada kompetensi dan tanggung jawab Perserikatan Bangsa-Bangsa dan
organ-organnya, khususnya Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan
dan Pembangunan, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi
Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pemerintah baru meratifikasi WIPO Pada tahun 1979 dengan Keputusan Presiden Nomor 24
Tahun 1979 Tentang Pengesahan Paris Convention for the Protection of Industrial Property
dan Convention Establishing the World Intellectual Property Organization sebagai mana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Perubahan
Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1979 Tentang Pengesahan Paris Convention for the
Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual
Property Organization.

b. Paris Convention (1883)


Konvensi Paris untuk Perlindungan Properti Industri dibentuk pada tahun 1883 dan
merupakan salah satu perjanjian kekayaan intelektual pertama untuk melindungi karya
pencipta di negara lain. Konvensi diadopsi dalam konferensi diplomatik yang diadakan di
Paris, Prancis pada tahun 1880 dan 1883, kemudian ditandatangani pada tanggal 20 Maret
1883, atas nama Brasil, Prancis, Guatemala, Belanda, Portugal, Serbia, Spanyol dan Swiss,
Belgia, Italia dan El Salvador. Dalam konvensi ini, sebuah serikat untuk perlindungan
properti industri dibentuk.Serikat ini menaungi berbagai properti industri termasuk paten,
merek dagang, model utilitas, desain industri, nama dagang, merek layanan, indikasi
geografis serta persaingan tidak sehat. 

c. Berne Convention (1886)

Konvensi Berne untuk perlindungan karya sastra dan seni dibuat pada tahun 1886. Konvensi
Berne diselenggarakan untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan hak cipta,
perlindungan karya dan hak pencipta dan pemegang hak.

Konvensi ini mengikuti tiga prinsip dasar; bahwa karya yang berasal dari salah satu Negara
pihak pada Persetujuan harus diberikan perlindungan yang sama di masing-masing Negara
pihak pada Persetujuan lainnya (prinsip “perlakuan nasional”), bahwa ada perlindungan
otomatis dan tidak ada proses formal yang diperlukan, dan bahwa perlindungan di bawah
konvensi bersifat independen.

d. Perjanjian Madrid (1891)

Pada tahun 1891, 9 dari 14 Negara pada Konvensi Paris untuk Perlindungan Properti Industri
menciptakan “pengaturan khusus untuk perlindungan properti industri” pertama. Dengan
diadopsinya Perjanjian Madrid, sistem internasional utama untuk memfasilitasi pendaftaran
merek dagang di berbagai yurisdiksi di seluruh dunia lahir dan dikenal dengan nama Sistem
Madrid. Sistem ini merupakan cikal bakal lahirnya WIPO.

e. Perjanjian Roma (1961)

Konvensi Roma, yang merupakan konvensi perlindungan internasional mengenai


neighboring right atas karya sastra dan seni yang memiliki fitur diantaranya: 1) Perlindungan
minimum bagi pemain/pemeran 2) Prinsip perlakuan nasional 3) Pemberian hak untuk
mengklaim imbalan atas pemain fonogram atau produser jika rekaman fonogram yang
diterbitkan untuk tujuan komersial digunakan untuk penggunaan sekunder seperti penyiaran,
dll. 4) Definisi dari ketentuan perlindungan. Konvensi Roma mengamankan perlindungan
dalam pertunjukan bagi para pemain, dalam fonogram untuk produsen fonogram dan dalam
siaran untuk organisasi penyiaran

f. BIRPI

Dua sekretariat yang pada awalnya mengelola Konvensi Paris dan Konvensi Berne
menggabungkan diri dan melahirkan BIRPI (United International Bureaux for the Protection
of Intellectual Property). Berbasis di Berne, Swiss, BIRPI adalah pendahulu dari Organisasi
Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) yang menggantikannya 87 tahun kemudian.

Anda mungkin juga menyukai