Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL

MENGANALISA MARITIME LABOUR CONVENTION 2006

Oleh :

Boby Satria Danu


2010113048

Dosen Pengampu :
Zimtya Zora, SH.,MH

Fakultas Hukum
Universitas Andalas
2023
1. Judul
A. Nama : Maritiem Labour Convention 2006
B. Para Pihak : Negara-Negara yang telah meratifikasi konvensi
ini hingga saat ini terdapat 97 negara anggota
MLC,yang mencakup berbagai negara di seluruh
dunia.
C. Objek Perjanjian : Objek dari Maritime Labour Convention (MLC)
adalah untuk meningkatkan perlindungan para pekerja di kapal,
serta memastikan bahwa mereka memiliki kondisi kerja yang
layak dan adil. Konvensi ini mencakup berbagai hal terkait
dengan tenaga kerja di sektor maritim.

2. Preamble/ Mukdimah
Maritime Labour Convention (MLC) adalah konvensi
internasional yang disepakati oleh International Labour Organization
(ILO) untuk meningkatkan perlindungan para pekerja di sektor
maritim dan memastikan bahwa mereka memiliki kondisi kerja yang
layak dan adil. Konvensi ini dirancang untuk menjadi sebuah
instrumen yang komprehensif dalam mengatur dan memperbaiki
kondisi kerja di kapal.
Mukadimah MLC menegaskan bahwa kebebasan,
kemanusiaan, kesetaraan, dan martabat manusia adalah nilai-nilai
yang harus dijunjung tinggi dalam segala keadaan. Oleh karena itu,
MLC bertujuan untuk mempromosikan hak asasi manusia dan kondisi
kerja yang layak bagi para pekerja di sektor maritim, serta
meningkatkan keselamatan dan keamanan di laut.
Mukadimah MLC juga mengakui pentingnya kerjasama
internasional dalam mencapai tujuan-tujuan ini dan menekankan
pentingnya tindakan yang terpadu dari semua pihak yang terlibat di
sektor maritim, termasuk pemerintah, majikan, dan pekerja. MLC
juga menegaskan bahwa perlindungan dan kondisi kerja yang layak
harus dijamin untuk semua pekerja, termasuk pekerja migran dan
pelaut dari negara-negara berkembang.
Secara keseluruhan, mukadimah MLC memberikan panduan
filosofis dan moral tentang tujuan dari konvensi ini, dan menunjukkan
bahwa MLC adalah sebuah upaya global untuk meningkatkan hak
asasi manusia dan kondisi kerja yang layak di sektor maritim.
3. Isi Perjanjian

1. Pasal 14 Consent To Be Bound


Pasal ini menetapkan bahwa Konvensi ini akan mulai berlaku setelah
Dua Belas Bulan sejak tanggal Deposito persetujuan Ratifikasi oleh
negara anggota. Negara anggota diwajibkan untuk memberikan
pemberitahuan tertulis kepada direktur jendral internasional labour
organization (ILO) tentang persetujuan dan ratifikasi konvensi.
2. Pasal 13 Enty Into Force
Pasal ini menentukan bahwa setiap negara anggota yang memberikan
persetujuan ratifikasi setelah tanggal konvensi mulai berlaku akan
menyebabkan konvensi tersebut berlaku bagi negara anggota
tersebut setelah dua belas bulan sejak tanggal deposito perjanjian
ratifikasi tersebut.
3. Pasal 15 Reservation
Pasal ini mengizinkan negara anggota untuk menyatakan reservasi
atau pengecualian tertentu pada saat memberikan persetujuan dan
ratifikasi konvensi ini, Namun pengecualian atau reservasi tersebut
tidak boleh bertentangan dengan tujuan dan prinsip-prinsip konvensi
ini.
4. Pasal 16 Amandemen atas konvensi
Pasal ini memberikan wewenang kepada konferensi internasional
labour organization (ILO) untuk mengadakan amandemen atas
konvensi ini, amandemen dapat diajukan oleh konfrensi ILO atau oleh
dua pertiga dari negara anggota yang hadir dan memberikan suara
kepada sesi konfrensi ILO.
5. Pasal 27 Penyelesaian sengketa
Pasal ini menetapkan prosedur penyelesaian sengketa yang dapat
timbul antara pihak-pihak yang terlibat dalam penerapan konvensi ini.
Menhgaruskan negara anggota untuk berusaha meyelesaikan
perselisihan melalui negosiasiatau prosedur lain yang dianggap sesuai
oleh negara anggota yang terlibat. Jika perselisihan tidak dapat di
selesaikan melalui cara tersebut,Pasal 27 MLC memberikan opsi
untuk mengajukan ke komite arbitrase yang terdiri dari tiga anggota
yang diangkat oleh direktur jendral internasional labour organization
(ILO)

Anda mungkin juga menyukai