Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER : 2021/22.1
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Manajemen
Kode/Nama MK : EKMA 4367/Hubungan Industrial
Tugas : 2
Penulis Soal/Institusi : Faridah Iriani, SE.,M.M
Penelaah Soal//Institusi : Andre Suadi Simbolon, S.Pd., M.M

No Soal Skor
1. Perjanjian kerja bersama berisikan aturan dan syarat-syarat kerja bagi pekerja ,
mengatur hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja, dan juga menjadi pedoman
perselisihan antara kedua pihak. Ada beberapa point penting yang perlu diketahui dari
mempelajari perjanjian kerja bersama. Jelaskan apa yang anda ketahui dari ;
a. Perjanjian kerja bersama menurut Undang-Undang No.13/2003 ;
40
b. Latar belakang pembuatan kerja bersama ;
c. Alasan dan tujuan Penbentukan PKB ;
d. Waktu berlakunya PKB yang perlu kita ketahui ;
e. Manfaat PKB, dan ;
f. Perbedaan perjanjian kerja bersama dan perjanjian kerja.
2. Seorang karyawan yang bekerja di perusahaan swasta, ingin mengundurkan diri dari
perusahaan tempatnya bekerja. Karyawan tersebut masih mempunyai sisa kontrak
diperusahaan selama 3 (tiga ) bulan lagi. Berdasarkan UU No. 13 tahun 2013 tentang
ketenagakerjaan, pasal 61, karyawan tersebut harus membayar ganti rugi, adapun 40
komponen gaji karyawan terdiri dari dua yaitu gaji pokok dan tunjangan. Jelaskan apa
yang anda ketahui bunyi dari U U No. 13 tahun 2013 pasal 61 dan berikan kesimpulan
apa yang dapat anda simpulkan dari kasus diatas!
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua merupakan pendapatan yang didapatkan setelah
memasuki masa purnabakti. Jelaskan perbedaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua 20
yang diselenggarakan oleh BPJS ketenagakerjaan!.
4. Upah merupakan hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan menurut suatu perjanjian. 10
Jelaskan hal – hal yang diperhatikan dalam menentukan upah!.
Skor Total 100
*) coret yang tidak perlu

Menyetujui, Pondok Cabe, 12 Februari 2021


Ketua Jurusan/Program/Kabid Penelaah Penulis

Dr. Zainur Hidayah, S.PI.,M.M Andre Suadi.S, S.Pd.,M.M Faridah Iriani, SE.,M.M
NIP. 196903132005011001 NIP. NIP.
196101171992032001
Nama : Puspita Istiqomah
Nim : 030994322
TUGAS 2 HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. A) Perjanjian kerja bersama menurut Undang-Undang No.13/2003

Menurut Undang-Undang no 13/2003, PKB adalah perjanjian yang merupakan


hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja (yang
tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan)
dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang
memuat syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Artinya, PKB berisi aturan atau syarat-syarat kerja bagi pekerja, PKB juga
mengatur hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja dan menjadi pedoman
penyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak.  Satu perusahaan hanya
dapat membuat satu PKB yang berlaku bagi seluruh pekerja di perusahaan
tersebut

B) Latar belakang pembuatan kerja bersama


-Peraturan Undang-Undang no.13/2003 pasal 108 mengharuskan pengusaha
yang mempekerjakan pekerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib
membuat Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang
mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

-Konvensi ILO no. 98 tentang berlakunya dasar-dasar dari hak untuk


bernegosiasi dan berunding bersama.

-Perlunya ada kejelasan yang menyeluruh mengenai hak dan kewajiban antara
pengusaha dan pekerja serta tata tertib dalam bekerja dan di lingkungan kerja.

C) Alasan dan tujuan Penbentukan PKB


Salah satu tujuannya adalah menekankan apa saja yang menjadi hak serta kewajiban
pekerja dan pengusaha.

D) Waktu berlakunya PKB yang perlu kita ketahui ;


Dalam pasal 123 Undang-Undang no.13/2003 menyatakan masa berlaku PKB
paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun
berdasarkan kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja.
Perundingan pembuatan PKB berikutnya dapat dimulai paling cepat 3 (tiga)
bulan sebelum berakhirnya PKB yang sedang berlaku. Apabila perundingan
tidak mencapai kesepakatan, maka PKB yang sedang berlaku,  akan tetap
berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun ke depan.

E) Manfaat PKB
-Dengan adanya PKB, perusahaan akan mendapat penilaian positif dari
Pemerintah karena dianggap sudah mampu menjalankan satu hubungan yang
harmonis dengan pekerjanya yang diwakili oleh pengurus serikat pekerja.

-Akan tercipta suatu hubungan industrial yang kondusif antara perusahaan dan


pekerja  karena berkurangya perselisihan kerja yang terjadi.

-Pekerja akan mempunyai kinerja yang lebih produktif dan termotivasi karena
semua aturan di jalankan dengan baik sesuai kesepakatan bersama.

-Kepuasan akan hak, memicu pekerja untuk berterima kasih dan menjaga semua
aset-aset yang di miliki oleh Perusahaan.

F) Perbedaan perjanjian kerja bersama dan perjanjian kerja

Peraturan Perusahaan Perjanjian Kerja Bersama


No. Perbedaan
(PP) (PKB)
Hanya pihak pengusaha Pengusaha dan serikat
Perumus/
1. sendiri (Pasal 1 angka 20 pekerja/serikat buruh (Pasal 1
Pembuat
UU No. 13/2003) angka 21 UU No. 13/2003)
Paling banyak 9 orang untuk
masing-masing pihak (Pasal 20
2. Tim perunding Tidak ada
ayat (1) Permenkentrans No.
16/2011)
Ada kesepakatan karena
Tidak ada, hanya pengusaha
melalui proses perundingan,
perlu memperhatikan saran
Asas sehingga kedua pihak
3. dan pertimbangan dari wakil
kesepakatan bertanggungjawab dalam
pekerja/buruh (Pasal 110
pelaksanaannya (Pasal 116 ayat
ayat (1) UU No. 13/2003)
(2) UU No. 13/2003)
Wajib diperbaruhi atau
a.     Terus disempurnakan
Bila berakhir ditingkatkan statusnya
sesuai dengan perkembangan
4. masa menjadi PKB (Pasal 111
situasi.b.     Tidak boleh diganti
berlakunya ayat (3) dan (4) UU No.
menjadi PP.
13/2003)
Dapat diperpanjang 1 tahun
Tidak boleh diperpanjang,
Perpanjangan/ lagi, kemudian diperbaruhi
5. harus diperbaruhi (Pasal 111
pembaruan (Pasal 123 ayat (3) UU No.
ayat (3) UU No. 13/2003)
13/2003.
2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 61 Ayat 1 menyatakan bahwa perjanjian
kerja berakhir apabila:
a. pekerja meninggal dunia;
b. berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c. adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
d. adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan
kerja

jadi, berdasarkan kasus diatas karyawan tersebut harus mengganti rugi apabila dia
mengundurkan diri karena kontrak di perusahaan tersebut masih ada 3 bulan lagi.

3) Ada beberapa hal yang membedakan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun Karyawan.
Diantaranya adalah sebagai berikut ini:

1. JHT dapat diambil sekaligus saat pekerja masuk usia pensiun, cacat total tetap, atau
meninggal dunia. Sedangkan Jaminan Pensiun dapat diterima setiap bulan saat
pekerja masuk usia pensiun, cacat total tetap, atau meninggal dunia.
2. JHT harus mengakumulasikan iuran kemudian dijumlahkan dengan hasil
pengembangan. Sedangkan tarif Jaminan Pensiun didasarkan atas gaji, masa kerja dan
faktor manfaatnya.
3. Untuk jumlah iuran JHT adalah sebesar 5,7% dengan pembagian 3,7% dibayarkan
oleh perusahaan, dan 2% dibayarkan oleh karyawan. Sedangkan jumlah iuran Jaminan
Pensiun adalah sebesar 3% dengan pembagian 2% dibayarkan oleh perusahaan, dan
1% dibayarkan oleh karyawan.
Pada dasarnya Jaminan Hari Tua (JHT) kita terima sekaligus pada saat masa pensiun (berlaku
untuk pekerja penerima upah, pekerja bukan penerima upah, & pekerja migran Indonesia),
sedangkan Jaminan Pensiun (JP) merupakan pendapatan bulanan untuk memenuhi hidup
ketika memasuki hari tua/pensiun (Hanya Pekerja Penerima Upah). Penerimaan manfaat
pensiun yang diterima secara periodik dapat dilanjutkan oleh ahli waris, seperti janda atau
duda, anak, orangtua, sampai mereka melepaskan hak atas manfaat pensiun.

Dalam melakukan pencairan dananya, kedua program tersebut pun berbeda. Walaupun
Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun dapat diambil ketika memasuki usia pensiun sesuai
aturan BPJS Ketenagakerjaan, namun uang hasil tabungan peserta JHT boleh digunakan
untuk persiapan pensiun (maksimal 10%), dan uang perumahan (maksimal 30%). Dengan
syarat, sudah mengikuti program JHT minimal selama 10 tahun. Maka dengan demikian,
pekerja dapat merencanakan masa pensiunnya dengan lebih baik.

4) Dalam menentukan sistem upah dan gaji ada beberapa faktor yang harus diperhatikan
yaitu:
 Masa kerja
 Tinggi rendahnya produktivitas
 Faktor profesionalisme
 Faktor volume dan beban kerja
 Tinggi rendahnya tanggung jawab atas wewenang dan jabatan
 Aspek kepribadian
 banyaknya uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang dimiliki, atau tinggi-
rendahnya kualifikasi pendidikan (sebagai basic start awal dalam bekerja).

Banyak pertimbangan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan besarnya
upah dan gaji seseorang, biasanya perusahaan telah menyiapkan standar tersendiri terhadap
sistem pengupahan. seperti lamanya masa kerja, perbedaan kualifikasi pendidikan atau
perbedaan sertifikasi kompetensi serta perbedaan jabatan dan tanggung-jawab, perbedaan
lokasi/tempat kerja dan lain sebagainya, masing-masing dari pekerja akan memiliki
kualifikasi yang berbeda-beda. namun, penilaian tiap-tiap aspek tersebut mempunyai ukuran
yang sangat relatif. Oleh karenanya, perlu ada struktur dan skala upah yang dibuat atas dasar
beberapa ukuran penilaian, sehingga terukur (transparan) dan dapat dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai