Anda di halaman 1dari 250

International

Labour
Organization

Konvensi Ketenagakerjaan
Maritim, 2006

Maritime
Labour Convention, 2006

Kantor ILO Jakarta


Menara Thamrin Level 22
Jl. M.H. Thamrin Kav. 3
Jakarta 10250, INDONESIA
Tel.: +62 21 3913112
Fax: + 62 21 3983 8959
www.ilo.org/jakarta
International
Labour
Organization

Konvensi Ketenagakerjaan
Maritim, 2006

Maritime
Labour Convention,
2006
2 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006
Konvensi Ketenagakerjaan Maritime Labour Convention,
Maritim, 2006 2006

Sidang Umum Organisasi Perburuhan The General Conference of the International


Internasional, Labour Organization,
Telah diselenggarakan di Jenewa oleh Badan Having been convened at Geneva by the
Pimpinan Kantor Perburuhan Internasional Governing Body of the International Labour
dan bertemu pada Sesi ke-94 Sidang Office, and having met in its Ninety-fourth
tersebut, pada 7 Februari 2006, dan Session on 7 February 2006, and
Berkeinginan untuk menciptakan sebuah Desiring to create a single, coherent
instrumen tunggal yang saling berkaitan dan instrument embodying as far as possible
sedapat mungkin memuat semua standar all up-to-date standards of existing
terbaru dari Konvensi dan Rekomendasi international maritime labour Conventions
internasional ketenagakerjaan maritim yang and Recommendations, as well as the
berlaku serta prinsip-prinsip dasar yang fundamental principles to be found in
terdapat dalam Konvensi Ketenagakerjaan other international Labour Conventions, in
Internasional lainnya, khususnya: particular:
• Konvensi Kerja Paksa, 1930 (No. 29); • the Forced Labour Convention, 1930
(No. 29);
• Konvensi Kebebasan Berserikat dan • the Freedom of Association and
Perlindungan Hak untuk Berorganisasi, Protection of the Right to Organise
1948 (No. 87); Convention, 1948 (No. 87);
• Konvensi Hak untuk Berorganisasi dan • the Right to Organise and Collective
untuk Berunding Bersama, 1949 (No. 98); Bargaining Convention, 1949 (No. 98);
• Konvensi Kesetaraan Upah, 1951 (No. • the Equal Remuneration Convention,
100); 1951 (No. 100);
• Konvensi Penghapusan Kerja Paksa, • the Abolition of Forced Labour
1957 (No. 105); Convention, 1957 (No. 105);
• Konvensi Diskriminasi (dalam Pekerjaan • the Discrimination (Employment and
dan Jabatan), 1958 (No. 111) Occupation) Convention, 1958 (No. 111);
• Konvensi Usia Minimum untuk • the Minimum Age Convention, 1973 (No.
Diperbolehkan Bekerja, 1973 (No. 138); 138);
• Konvensi Bentuk-bentuk Pekerjaan • the Worst Forms of Child Labour
Terburuk untuk Anak, 1999 (No. 182); Convention, 1999 (No. 182); and
dan

Maritime Labour Convention, 2006 3


Memperhatikan mandat dasar Organisasi Mindful of the core mandate of the
dalam mempromosikan kondisi kerja layak, Organization, which is to promote decent
dan conditions of work, and
Mengingat Deklarasi ILO mengenai Prinsip- Recalling the ILO Declaration on Fundamental
prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat Principles and Rights at Work, 1998, and
Kerja, 1998, dan
Memperhatikan juga bahwa awak kapal Mindful also that seafarers are covered
dilindungi oleh ketentuan-ketentuan by the provisions of other ILO instruments
instrumen ILO lainnya dan mempunyai hak and have other rights which are
lain yang ditetapkan sebagai hak-hak dan established as fundamental rights and
kebebasan dasar yang berlaku bagi semua freedoms applicable to all persons, and
orang, dan
Menimbang adanya sifat global dari industri Considering that, given the global nature of
pelayaran, maka awak kapal memerlukan the shipping industry, seafarers need special
perlindungan khusus, dan protection, and
Memperhatikan juga standar internasional Mindful also of the international standards on
mengenai keselamatan kapal, jaminan sosial ship safety, human security and quality ship
kemanusiaan dan kualitas manajemen management in the International Convention
pelayaran dalam Konvensi Internasional for the Safety of Life at Sea, 1974, as
bagi Keselamatan Jiwa di Laut, 1974, sesuai amended, the Convention on the International
amandemen, Konvensi mengenai Peraturan Regulations for Preventing Collisions at
Internasional bagi Pencegahan Tabrakan Sea, 1972, as amended, and the seafarer
di Laut, 1972, sesuai amandemen, dan training and competency requirements in
pelatihan bagi awak kapal serta persyaratan- the International Convention on Standards of
persyaratan kompetensi di dalam Konvensi Training, Certification and Watchkeeping for
Internasional mengenai Standar Pelatihan, Seafarers, 1978, as amended, and
Sertifikasi dan Tugas Jaga Awak Kapal, 1978,
sesuai amandemen, dan
Mengingat bahwa Konvensi Perserikatan Recalling that the United Nations Convention
Bangsa-Bangsa mengenai Hukum Laut, on the Law of the Sea, 1982, sets out a
1982, menetapkan suatu kerangka hukum general legal framework within which all
umum di mana semua kegiatan di samudra activities in the oceans and seas must be
dan laut harus dilaksanakan dan merupakan carried out and is of strategic importance as
strategi penting sebagai dasar aksi dan the basis for national, regional and global
kerjasama nasional, regional dan global di action and cooperation in the marine sector,
sektor kelautan, dan bahwa integritasnya and that its integrity needs to be maintained,
perlu dipertahankan, dan and
Mengingat bahwa Pasal 94 Konvensi Recalling that Article 94 of the United
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Nations Convention on the Law of the Sea,
Hukum Laut, Tahun 1982, menetapkan tugas 1982, establishes the duties and obligations
dan kewajiban Negara bendera berkenaan of a flag State with regard to, inter alia, labour

4 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


dengan, antara lain, kondisi ketenagakerjaan, conditions, crewing and social matters on
awak kapal, dan masalah-masalah sosial di ships that fly its flag, and
atas kapal yang mengibarkan benderanya,
dan
Mengingat Pasal 19 ayat (8) Konstitusi Recalling paragraph 8 of article 19 of the
Organisasi Perburuhan Internasional yang Constitution of the International Labour
mengatur bahwa pengadopsian Konvensi Organisation which provides that in no case
atau Rekomendasi oleh Sidang atau ratifikasi shall the adoption of any Convention or
oleh Negara Anggota tidak mempengaruhi Recommendation by the Conference or the
hukum, keputusan, kebiasaan atau perjanjian ratification of any Convention by any Member
yang memastikan kondisi yang lebih be deemed to affect any law, award, custom
menguntungkan bagi para pekerja tersebut or agreement which ensures more favourable
dari yang sudah diatur dalam Konvensi dan conditions to the workers concerned than
Rekomendasi, dan those provided for in the Convention or
Recommendation, and

Menetapkan bahwa instrumen baru ini Determined that this new instrument
wajib dirancang untuk menjamin kepastian should be designed to secure the widest
penerimaan instrumen ini seluas mungkin possible acceptability among governments,
di antara para pemerintah, pemilik kapal shipowners and seafarers committed to
dan awak kapal yang berkomitmen terhadap the principles of decent work, that it should
prinsip-prinsip kerja layak, yang dapat terus be readily updateable and that it should
diperbaharui dan dapat dilaksanakan dan lend itself to effective implementation and
ditegakkan secara efektif, dan enforcement, and

Telah memutuskan saat pengadopsian


sejumlah usulan tertentu untuk mewujudkan Having decided upon the adoption of certain
instrumen tersebut, yang merupakan satu- proposals for the realization of such an
satunya pokok agenda dari sesi tersebut, dan instrument, which is the only item on the
agenda of the session, and
Telah menetapkan bahwa usulan-usulan
tersebut wajib berbentuk suatu Konvensi Having determined that these proposals shall
Internasional. take the form of an international Convention;
Ditetapkan pada tanggal dua puluh tiga
Februari tahun dua ribu enam Konvensi adopts this twenty-third day of February of
berikut ini, yang dapat disebut sebagai the year two thousand and six the following
Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006. Convention, which may be cited as the
Maritime Labour Convention, 2006.

Maritime Labour Convention, 2006 5


Kewajiban Umum General Obligations

Pasal I Article I

1. Setiap Negara Anggota yang meratifikasi 1. Each Member which ratifies this
Konvensi ini harus memberlakukan Convention undertakes to give complete
ketentuan-ketentuan ini secara penuh effect to its provisions in the manner set
dengan cara sebagaimana diatur dalam out in Article VI in order to secure the right
Pasal VI guna menjamin hak semua of all seafarers to decent employment.
awak kapal atas pekerjaan yang layak;
2 Negara-negara Anggota harus saling 2. Members shall cooperate with each other
bekerja sama dengan tujuan memastikan for the purpose of ensuring the effective
pelaksanaan dan penegakkan Konvensi implementation and enforcement of this
ini secara efektif. Convention.

Definisi dan Ruang Lingkup Definitions and Scope of


Penerapan Application

Pasal II Article II

1. Untuk tujuan Konvensi ini, dan kecuali 1. For the purpose of this Convention and
diatur sebaliknya dalam ketentuan- unless provided otherwise in particular
ketentuan khusus, istilah: provisions, the term:
(a) otoritas berwenang adalah men- (a) competent authority means the
teri, lembaga pemerintah atau minister, government department
pihak lain yang berwenang untuk or other authority having power
menerbitkan dan menegakkan to issue and enforce regulations,
peraturan, perintah atau instruksi orders or other instructions having
lain yang berlaku berkenaan dengan the force of law in respect of the
hal-hal yang diatur dalam ketentuan subject matter of the provision
ini; concerned;
(b) deklarasi kepatuhan ketenaga- (b) declaration of maritime labour
kerjaan maritim adalah deklarasi compliance means the declaration
sebagaimana dirujuk dalam referred to in Regulation 5.1.3;
Peraturan 5.1.3;
(c) tonase adalah volume tonase (c) gross tonnage means the gross
kotor kapal yang dihitung sesuai tonnage calculated in accordance
dengan aturan pengukuran with the tonnage measurement
tonase dalam Lampiran 1 dari regulations contained in Annex I
Konvensi Internasional, mengenai to the International Convention on

6 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Pengukuran Tonase Kapal, Tahun Tonnage Measurement of Ships,
1969 atau setiap Konvensi 1969, or any successor Convention;
penggantinya;
untuk kapal yang tercakup dalam for ships covered by the tonnage
skema sementara pengukuran measurement interim scheme
tonase sebagaimana ditetapkan adopted by the International
oleh Organisasi Maritim Maritime Organization, the gross
Internasional, tonase kapal adalah tonnage is that which is included
yang dimuat dalam kolom CATATAN in the REMARKS column of the
pada Sertifikat Tonase Internasional International Tonnage Certificate
(1969); (1969);
(d) sertifikat ketenagakerjaan maritim (d) maritime labour certificate
adalah sertifikat sebagaimana means the certificate referred to in
dirujuk dalam Peraturan 5.1.3; Regulation 5.1.3;
(e) persyaratan Konvensi ini merujuk (e) requirements of this Convention
pada persyaratan-persyaratan refers to the requirements in these
dalam Pasal-pasal ini dan Peraturan Articles and in the Regulations and
dan Bagian A dari Kaidah Konvensi Part A of the Code of this Convention;
ini;
(f) awak kapal adalah setiap orang (f) seafarer means any person who
yang dipekerjakan atau dilibatkan is employed or engaged or works
atau bekerja sesuai kapasitasnya di in any capacity on board a ship
atas kapal sejalan dengan Konvensi to which this Convention applies;
ini;
(g) perjanjian kerja awak kapal (g) seafarers’ employment agreement
meliputi baik kontrak kerja maupun includes both a contract of employ-
pasal-pasal perjanjian; ment and articles of agreement;
(h) jasa perekrutan dan penempatan (h) seafarer recruitment and
awak kapal adalah setiap orang, placement service means any
perusahaan, institusi, agensi atau person, company, institution,
organisasi lain, baik umum maupun agency or other organization, in the
perorangan, yang terlibat dalam public or the private sector, which
perekrutan awak kapal atas nama is engaged in recruiting seafarers
pemilik kapal atau menempatkan on behalf of shipowners or placing
awak kapal bersama dengan pemilik seafarers with shipowners;
kapal;
(i) kapal adalah kapal selain dari (i) ship means a ship other than one
kapal yang berlayar secara khusus which navigates exclusively in inland
di perairan pedalaman atau kapal waters or waters within, or closely
yang berlayar di perairan antara, adjacent to, sheltered waters or
atau perairan perbatasan, perairan areas where port regulations apply;

Maritime Labour Convention, 2006 7


yang terlindungi atau perairan di
mana peraturan pelabuhan berlaku;
(j) pemilik kapal adalah pemilik atau (j) shipowner means the owner of
organisasi lain atau perseorangan the ship or another organization
seperti manajer, agen atau or person, such as the manager,
penyewa (bareboat charterer) agent or bareboat charterer, who
yang dianggap bertanggungjawab has assumed the responsibility for
dalam pengoperasian kapal dari the operation of the ship from the
pemiliknya, dan dengan tanggung owner and who, on assuming such
jawab itu telah menyetujui untuk responsibility, has agreed to take
mengambil alih semua tugas dan over the duties and responsibilities
tanggung jawab yang dibebankan imposed on shipowners in
kepada pemilik kapal sesuai dengan accordance with this Convention,
Konvensi ini, tanpa mengindahkan regardless of whether any other
adanya orga-nisasi atau perse- organization or persons fulfil certain
orangan lain yang memenuhi tugas of the duties or responsibilities on
atau tanggung jawab tertentu atas behalf of the shipowner.
nama pemilik kapal.
2. Kecuali secara tegas ditentukan lain, 2. Except as expressly provided otherwise,
Konvensi ini berlaku bagi semua awak this Convention applies to all seafarers.
kapal.
3. Saat terjadi keraguan mengenai kategori 3. In the event of doubt as to whether
orang-orang yang dianggap sebagai any categories of persons are to be
awak kapal dalam Konvensi ini, masalah regarded as seafarers for the purpose
tersebut harus diputuskan oleh otoritas of this Convention, the question shall be
berwenang di setiap Negara Anggota determined by the competent authority
setelah berkonsultasi dengan organisasi in each Member after consultation
pemilik kapal dan organisasi awak kapal with the shipowners’ and seafarers’
yang terkait dengan masalah tersebut. organizations concerned with this
question.
4. Kecuali secara tegas ditentukan lain, 4. Except as expressly provided otherwise,
Konvensi ini berlaku untuk semua kapal, this Convention applies to all ships,
baik yang dimiliki oleh umum maupun whether publicly or privately owned,
perseorangan, yang biasa digunakan ordinarily engaged in commercial
dalam kegiatan komersial selain dari activities, other than ships engaged in
kapal-kapal yang digunakan dalam fishing or in similar pursuits and ships
penangkapan ikan atau melakukan of traditional build such as dhows and
kegiatan serupa dan kapal-kapal yang junks. This Convention does not apply to
dibangun secara tradisional seperti warships or naval auxiliaries.
kapal layar dan pinisi. Konvensi ini tidak
berlaku pada kapal perang atau kapal
angkatan laut.

8 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


5. Jika terdapat keraguan mengenai 5. In the event of doubt as to whether this
penerapan Konvensi terhadap suatu Convention applies to a ship or particular
kapal atau kapal dengan kategori category of ships, the question shall be
tertentu, maka masalah tersebut wajib determined by the competent authority
ditentukan oleh otoritas berwenang in each Member after consultation
setiap Negara Anggota setelah with the shipowners’ and seafarers’
berkonsultasi dengan organisasi pemilik organizations concerned.
kapal dan organisasi awak kapal terkait.
6. Apabila otoritas berwenang menetapkan 6. Where the competent authority
bahwa tidak beralasan atau tidak determines that it would not be
praktis pada saat itu untuk menerapkan reasonable or practicable at the present
detil-detil tertentu dari Kaidah yang time to apply certain details of the Code
merujuk pada Pasal 6 ayat 1 terhadap referred to in Article VI, paragraph 1, to
kapal atau kapal kategori tertentu yang a ship or particular categories of ships
mengibarkan bendera Negara Anggota, flying the flag of the Member, the relevant
ketentuan-ketentuan Kaidah tersebut provisions of the Code shall not apply
tidak wajib dilaksanakan sejauh pokok to the extent that the subject matter is
masalah tersebut ditangani secara dealt with differently by national laws
berbeda oleh hukum atau peraturan or regulations or collective bargaining
nasional atau perjanjian kerja bersama agreements or other measures. Such
atau peraturan lainnya. Penetapan a determination may only be made in
tersebut hanya dapat ditetapkan consultation with the shipowners’ and
setelah berkonsultasi dengan organisasi seafarers’ organizations concerned
pemilik kapal dan organisasi awak kapal and may only be made with respect to
terkait dan hanya berlaku untuk kapal- ships of less than 200 gross tonnage not
kapal dengan bobot kurang dari 200 engaged in international voyages.
tonase dan tidak berlayar di perairan
internasional.
7. Setiap penetapan yang dibuat oleh Negara 7. Any determinations made by a Member
Anggota berdasarkan ayat 3 atau 5 atau under paragraph 3 or 5 or 6 of this
6 dari Pasal ini harus dikomunikasikan Article shall be communicated to the
kepada Direktur Jenderal Kantor Director-General of the International
Perburuhan Internasional, yang harus Labour Office, who shall notify
diinformasikan kepada seluruh Negara the Members of the Organization.
Anggota.
8. Kecuali apabila secara tegas dinyatakan 8. Unless expressly provided otherwise, a
lain, acuan pada Konvensi ini secara reference to this Convention constitutes
bersamaan merupakan acuan bagi at the same time a reference to the
Peraturan dan Kaidah ini. Regulations and the Code.

Maritime Labour Convention, 2006 9


Prinsip dan Hak Dasar Fundamental Rights and
Principles

Pasal III Article III

Setiap Negara Anggota harus memastikan Each Member shall satisfy itself that the
bahwa ketentuan peraturan perundang- provisions of its law and regulations respect,
undangannya, dalam konteks Konvensi ini, in the context of this Convention, the
menghormati hak-hak dasar terhadap: fundamental rights to:
(a) kebebasan berserikat dan pengakuan (a) freedom of association and the effective
yang efektif terhadap hak atas recognition of the right to collective
perundingan bersama; bargaining;
(b) penghapusan segala bentuk kerja paksa (b) the elimination of all forms of forced or
atau wajib kerja; compulsory labour;
(c) penghapusan efektif pekerja anak; dan (c) the effective abolition of child labour;
and
(d) penghapusan diskriminasi berkaitan (d) the elimination of discrimination in
dengan pekerjaan dan jabatan. respect of employment and occupation.

Hak Bekerja dan Sosial bagi Seafarers’ Employment and


Awak Kapal Social Rights

Pasal IV Article IV

1. Setiap awak kapal mempunyai hak atas 1. Every seafarer has the right to a safe
tempat kerja yang aman dan terlindungi and secure workplace that complies
sesuai dengan standar keselamatan. with safety standards.
2. Setiap awak kapal mempunyai hak atas 2. Every seafarer has a right to fair terms of
syarat-syarat kerja yang adil. employment.
3. Setiap awak kapal mempunyai hak atas 3. Every seafarer has a right to decent
kondisi kerja dan kehidupan yang layak working and living conditions on board
di atas kapal. ship.
4. Setiap awak kapal mempunyai hak atas 4. Every seafarer has a right to health
perlindungan kesehatan, perawatan protection, medical care, welfare
medis, tingkat kesejahteraan dan measures and other forms of social
bentuk-bentuk perlindungan sosial protection.
lainnya.

10 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


5. Setiap Negara Anggota harus memas- 5. Each Member shall ensure, within
tikan, dalam batas-batas wilayah the limits of its jurisdiction, that the
hukumnya, bahwa hak kerja dan sosial seafarers’ employment and social rights
para awak kapal yang diatur pada set out in the preceding paragraphs of
ayat sebelumnya dalam Pasal ini telah this Article are fully implemented in
diterapkan sepenuhnya sesuai dengan accordance with the requirements of this
ketentuan dalam Konvensi ini. Kecuali Convention. Unless specified otherwise
dinyatakan lain dalam Konvensi, in the Convention, such implementation
penerapan tersebut dapat dicapai may be achieved through national
melalui hukum atau peraturan nasional, laws or regulations, through applicable
melalui perjanjian kerja bersama atau collective bargaining agreements or
melalui kebijakan lain atau sesuai through other measures or in practice.
praktik yang berlaku.

Pelaksanaan dan Penegakkan Implementation and


Tanggung Jawab Enforcement Responsibilities

Pasal V Article V

1. Setiap Negara Anggota harus 1. Each Member shall implement and


melaksanakan dan menegakkan hukum enforce laws or regulations or other
atau peraturan atau kebijakan yang telah measures that it has adopted to fulfil
diadopsi untuk memenuhi komitmen its commitments under this Convention
terhadap Konvensi ini, berkenaan with respect to ships and seafarers
dengan kapal dan awak kapal di dalam under its jurisdiction.
wilayah hukumnya.
2. Setiap Negera Anggota harus 2. Each Member shall effectively exercise
melaksanakan kewenangan hukum its jurisdiction and control over ships
secara efektif dan mengawasi kapal- that fly its flag by establishing a
kapal yang mengibarkan bendera system for ensuring compliance with
Negaranya melalui pembentukan sebuah the requirements of this Convention,
sistem untuk memastikan kepatuhan including regular inspections, reporting,
terhadap persyaratan Konvensi ini, monitoring and legal proceedings under
termasuk pemeriksaan rutin, pelaporan, the applicable laws.
pemantauan dan proses hukum sesuai
hukum yang berlaku.
3. Setiap Negara Anggota harus memasti- 3. Each Member shall ensure that ships
kan bahwa kapal-kapal yang mengibar- that fly its flag carry a maritime labour
kan bendera Negaranya memiliki certificate and a declaration of maritime

Maritime Labour Convention, 2006 11


sertifikat ketenagakerjaan maritim dan labour compliance as required by this
deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan Convention.
maritim sebagaimana dipersyaratkan
dalam Konvensi ini.
4. Suatu kapal di mana Konvensi ini 4. A ship to which this Convention applies
berlaku dapat, sesuai dengan hukum may, in accordance with international
internasional, diperiksa oleh Negara law, be inspected by a Member other than
Anggota lainnya selain Negara the flag State, when the ship is in one of
benderanya sendiri, ketika kapal terse- its ports, to determine whether the ship
but berada di salah satu pelabuhannya is in compliance with the requirements
untuk menentukan apakah kapal of this Convention.
tersebut telah memenuhi ketentuan
yang dipersyaratkan dalam Konvensi.
5. Setiap Negara Anggota harus, dalam 5. Each Member shall effectively exercise
wilayah hukumnya, melaksanakan its jurisdiction and control over seafarer
kewenangan hukum secara efektif recruitment and placement services, if
dan mengawasi jasa perekrutan dan these are established in its territory.
penempatan awak kapal, apabila ada
dalam wilayahnya.
6. Setiap Negara Anggota wajib mencegah 6. Each Member shall prohibit violations of
pelanggaran atas persyaratan dalam the requirements of this Convention and
Konvensi ini dan harus, sesuai dengan shall, in accordance with international
hukum internasional, menetapkan law, establish sanctions or require
sanksi atau mengambil tindakan the adoption of corrective measures
perbaikan berdasarkan hukum yang under its laws which are adequate to
memadai untuk mencegah terjadinya discourage such violations.
pelanggaran.
7. Setiap Negara Anggota harus melak- 7. Each Member shall implement its
sanakan tanggungjawabnya menurut responsibilities under this Convention in
Konvensi ini untuk memastikan kapal such a way as to ensure that the ships
yang mengibarkan bendera Negaranya that fly the flag of any State that has not
yang belum meratifikasi Konvensi ini ratified this Convention do not receive
tidak menerima perlakuan yang lebih more favourable treatment than the
menguntungkan dari kapal-kapal yang ships that fly the flag of any State that
mengibarkan bendera Negara yang telah has ratified it.
meratifikasi Konvensi ini.

12 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Peraturan dan Bagian A dan B Regulations and Parts A and B
dari Kaidah of the Code

Pasal VI Article VI

1. Peraturan dan ketentuan Kaidah Bagian 1. The Regulations and the provisions of
A bersifat wajib. Ketentuan Kaidah Part A of the Code are mandatory. The
Bagian B Kaidah bersifat tidak wajib. provisions of Part B of the Code are not
mandatory.
2. Setiap Negara Anggota harus meng- 2. Each Member undertakes to respect
hormati prinsip-prinsip dan hak-hak the rights and principles set out in the
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Regulations and to implement each
dan menerapkan setiap Peraturan dengan Regulation in the manner set out in the
cara sebagaimana ditetapkan dalam corresponding provisions of Part A of the
ketentuan-ketentuan yang terkait dengan Code. In addition, the Member shall give
Kaidah Bagian A. Selain itu, Negara due consideration to implementing its
Anggota wajib memberikan pertimbangan responsibilities in the manner provided
untuk melaksanakan tanggungjawabnya for in Part B of the Code.
dengan cara sebagaimana diatur dalam
Kaidah Bagian B.
3. Negara Anggota yang tidak dalam 3. A Member which is not in a position to
kapasitas untuk menerapkan hak- implement the rights and principles
hak dan prinsip-prinsip sebagaimana in the manner set out in Part A of the
ditetapkan dalam Kaidah Bagian A, Code may, unless expressly provided
kecuali secara tegas diatur sebaliknya otherwise in this Convention, implement
dalam Konvensi ini, melaksanakan Part A through provisions in its laws and
Bagian A melalui ketentuan-ketentuan regulations or other measures which are
sesuai dengan peraturan perundang- substantially equivalent to the provisions
undangannya atau kebijakan-kebijakan of Part A.
lain yang secara substansial setara
dengan ketentuan Bagian A.
4. Tujuan tunggal dari ayat ke-3 Pasal ini, 4. For the sole purpose of paragraph 3 of
setiap hukum, peraturan, perjanjian this Article, any law, regulation, collective
bersama atau kebijakan pelaksanaan agreement or other implementing
lainnya harus dianggap setara secara measure shall be considered to be
substansial, dalam konteks Konvensi substantially equivalent, in the context of
ini, apabila setiap Negara Anggota this Convention, if the Member satisfies
memenuhi bahwa: itself that:
(a) Negara tersebut kondusif atas (a) it is conducive to the full achievement
pencapaian maksimal obyek dan of the general object and purpose of
tujuan umum ketentuan atau the provision or provisions of Part A
ketentuan-ketentuan Kaidah Bagian of the Code concerned; and
A; dan

Maritime Labour Convention, 2006 13


(b) Negara tersebut memberlakukan (b) it gives effect to the provision or
ketentuan-ketentuan dari Kaidah provisions of Part A of the Code
Bagian A tersebut. concerned.

Konsultasi dengan Organisasi Consultation with Shipowners’


Pemilik Kapal dan Organisasi and Seafarers’ Organizations
Awak Kapal

Pasal VII Article VII

Setiap pengurangan, pengecualian atau Any derogation, exemption or other flexible


penerapan fleksibel lainnya dari Konvensi application of this Convention for which
ini yang memerlukan konsultasi dengan the Convention requires consultation with
organisasi pemilik kapal dan organisasi awak shipowners’ and seafarers’ organizations
kapal, dalam kasus di mana anggota tidak may, in cases where representative
memiliki perwakilan, hanya dapat diputuskan organizations of shipowners or of seafarers
oleh Negara Anggota, melalui konsultasi do not exist within a Member, only be decided
dengan Komite sesuai Pasal XIII. by that Member through consultation with
the Committee referred to in Article XIII.

Pemberlakuan Entry Into Force

Pasal VIII Article VIII

1. Ratifikasi resmi Konvensi ini harus 1. The formal ratifications of this Convention
dikomunikasikan kepada Direktur shall be communicated to the Director-
Jenderal Kantor Perburuhan Internasio- General of the International Labour
nal untuk didaftarkan. Office for registration.
2. Konvensi ini hanya bersifat mengikat 2. This Convention shall be binding only
untuk Negara-negara Anggota Organisasi upon those Members of the International
Perburuhan Internasional yang rati- Labour Organization whose ratifications
fikasinya telah didaftarkan oleh Direktur have been registered by the Director-
Jenderal. General.
3. Konvensi ini harus berlaku 12 bulan 3. This Convention shall come into force
setelah tanggal pendaftaran ratifikasi 12 months after the date on which there
oleh paling sedikit 30 Negara Anggota have been registered ratifications by at

14 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


dengan total pangsa 33 persen tonase least 30 Members with a total share in
kapal di dunia. the world gross tonnage of ships of a 33
per cent.
4. Setelah itu, Konvensi ini harus berlaku 4. Thereafter, this Convention shall come
untuk setiap Negara Anggota 12 bulan into force for any Member 12 months
setelah tanggal ratifikasi tersebut after the date on which its ratification
didaftarkan. has been registered.

Pengaduan Denunciation

Pasal IX Article IX

1. Setiap Negara Anggota yang telah 1. A Member which has ratified this
meratifikasi Konvensi ini dapat Convention may denounce it after the
mengadukan Konvensi ini setelah expiration of ten years from the date on
berakhirnya jangka waktu sepuluh which the Convention first comes into
tahun sejak tanggal Konvensi ini force, by an act communicated to the
pertama kali berlaku, dengan suatu Director-General of the International
tindakan yang dikomunikasikan kepada Labour Office for registration. Such
Direktur Jenderal Kantor Perburuhan denunciation shall not take effect until
Internasional untuk pendaftaran. one year after the date on which it is
Pengaduan tersebut tidak berlaku hingga registered.
satu tahun setelah tanggal pendaftaran
pengaduan tersebut.
2. Setiap Negara Anggota, yang tidak 2. Each Member which does not, within the
melaksanakan hak pengaduan pada year following the expiration of the period
tahun setelah berakhirnya jangka waktu of ten years mentioned in paragraph
sepuluh tahun sebagaimana tersebut 1 of this Article, exercise the right of
pada ayat 1 dalam Pasal ini, harus denunciation provided for in this Article,
terikat selama sepuluh tahun berikutnya shall be bound for another period of ten
dan, kemudian, dapat mengadukan years and, thereafter, may denounce
Konvensi ini saat berakhirnya jangka this Convention at the expiration of each
waktu sepuluh tahun yang baru, sesuai new period of ten years under the terms
dengan ketentuan dalam Pasal ini.` provided for in this Article.

Maritime Labour Convention, 2006 15


Dampak Pemberlakuan Effect of Entry into Force

Pasal X Article X

Konvensi ini merevisi Konvensi-konvensi This Convention revises the following


berikut: Conventions:
• Konvensi Usia Minimum (Laut), 1920 • Minimum Age (Sea) Convention, 1920
(No. 7) (No. 7)
• Konvensi Jaminan Pengangguran • Unemployment Indemnity (Shipwreck)
(Kecelakaan Kapal), 1920 (No. 8) Convention, 1920 (No. 8)
• Konvensi Penempatan Awak Kapal, • Placing of Seamen Convention, 1920
1920 (No. 9) (No. 9)
• Konvensi Pemeriksaan Kesehatan Awak • Medical Examination of Young Persons
Kapal Muda (Laut), 1921 (No. 16) (Sea) Convention, 1921 (No. 16)
• Konvensi Persetujuan Pasal Awak Kapal, • Seamen’s Articles of Agreement
1926 (No. 22) Convention, 1926 (No. 22)
• Konvensi Pemulangan Awak Kapal, • Repatriation of Seamen Convention,
1926 (No. 23) 1926 (No. 23)
• Konvensi Sertifikat Kompetensi Personel, • Officers’ Competency Certificates
1936 (No. 53) Convention, 1936 (No. 53)
• Konvensi Liburan Berbayar (Laut), 1936 • Holidays with Pay (Sea) Convention,
(No, 54) 1936 (No. 54)
• Konvensi Tanggung Jawab Pemilik Kapal • Shipowners’ Liability (Sick and Injured
(Awak Kapal yang Sakit dan Terluka) Seamen) Convention, 1936 (No. 55)
1936 (No. 55)
• Konvensi Asuransi Kesehatan (Laut), • Sickness Insurance (Sea) Convention,
1936 (No. 56) 1936 (No. 56)
• Konvensi Jam Kerja dan Pengawakan • Hours of Work and Manning (Sea)
(Laut), 1936 (No. 57) Convention, 1936 (No. 57)
• Konvensi Usia Minimum (Laut) (Revisi), • Minimum Age (Sea) Convention
1936 (No. 58) (Revised), 1936 (No. 58)
• Konvensi Makanan dan Katering (Awak • Food and Catering (Ships’ Crews)
Kapal), 1946 (No. 68) Convention, 1946 (No. 68)
• Konvensi Sertifikat Koki Kapal, 1946 • Certification of Ships’ Cooks Convention,
(No. 69) 1946 (No. 69)
• Konvensi Jaminan Sosial (Awak Kapal), • Social Security (Seafarers) Convention,
1946 (No. 70) 1946 (No. 70)

16 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


• Konvensi Liburan Berbayar (Awak Kapal), • Paid Vacations (Seafarers) Convention,
1946 (No. 72) 1946 (No. 72)
• Konvensi Pemeriksaan Kesehatan (Awak • Medical Examination (Seafarers)
Kapal), 1946 (No. 73) Convention, 1946 (No. 73)
• Konvensi Sertifikat Kecakapan Awak • Certification of Able Seamen Convention,
Kapal, 1946 (No. 74) 1946 (No. 74)
• Konvensi Akomodasi Awak Kapal, 1946 • Accommodation of Crews Convention,
(No. 75) 1946 (No. 75)
• Konvensi Pengupahan, Jam Kerja Dan • Wages, Hours of Work and Manning
Pengawakan (Laut), 1946 (No. 76) (Sea) Convention, 1946 (No. 76)
• Konvensi Liburan Berbayar (Awak Kapal, • Paid Vacations (Seafarers) Convention
Revisi), 1949 (No. 91) (Revised), 1949 (No. 91)
• Konvensi Akomodasi Awak Kapal (Revisi), • Accommodation of Crews Convention
1949 (No. 92) (Revised), 1949 (No. 92)
• Konvensi Pengupahan, Jam Kerja dan • Wages, Hours of Work and Manning (Sea)
Pengawakan Laut (Revisi), 1949 (No. 93) Convention (Revised), 1949 (No. 93)
• Konvensi Pengupahan, Jam Kerja dan • Wages, Hours of Work and Manning (Sea)
Pengawakan Laut (Revisi), 1958 No. 109) Convention (Revised), 1958 (No. 109)
• Konvensi Akomodasi Awak Kapal • Accommodation of Crews (Supple-
(Ketetapan Tambahan), 1970 (No. 133) mentary Provisions) Convention, 1970
(No. 133)
• Konvensi Pencegahan Kecelakaan • Prevention of Accidents (Seafarers)
(Awak Kapal), 1970 (No. 134) Convention, 1970 (No. 134)
• Konvensi Kelanjutan Kepegawaian • Continuity of Employment (Seafarers)
(Awak Kapal), 1976 (No. 145) Convention, 1976 (No. 145)
• Konvensi Cuti Tahunan Berbayar bagi • Seafarers’ Annual Leave with Pay
Awak Kapal, 1976 (No. 146) Convention, 1976 (No. 146)
• Konvensi Pelayaran Niaga (Standar • Merchant Shipping (Minimum
Minimum), 1976 (No. 147) Standards) Convention, 1976 (No. 147)
• Protokol Tahun 1996 tentang Konvensi • Protocol of 1996 to the Merchant
Standar Minimum Pelayaran Niaga, Shipping (Minimum Standards)
1976 (No. 147) Convention, 1976 (No. 147)
• Konvensi Kesejahteran Awak Kapal, • Seafarers’ Welfare Convention, 1987
1987 (No. 163) (No. 163)
• Konvensi Perlindungan Kesehatan dan • Health Protection and Medical Care
Perawatan Medis (Awak Kapal), 1987 (Seafarers) Convention, 1987 (No. 164)
(No. 164)
• Konvensi Jaminan Sosial (Awak Kapal, • Social Security (Seafarers) Convention
Revisi), 1987 (No. 165) (Revised), 1987 (No. 165)

Maritime Labour Convention, 2006 17


• Konvensi Pemulangan Kembali Awak • Repatriation of Seafarers Convention
Kapal (Revisi), 1987 (No. 166) (Revised), 1987 (No. 166)
• Konvensi Inspeksi Ketenagakerjaan • Labour Inspection (Seafarers)
(Awak Kapal), 1996 (No. 178) Convention, 1996 (No. 178)
• Konvensi Perekrutan dan Penempatan • Recruitment and Placement of Seafarers
Awak Kapal, 1996 (No. 179) Convention, 1996 (No. 179)
• Konvensi Jam Kerja dan Pengawakan • Seafarers’ Hours of Work and the
Kapal Laut, 1996 (No. 180) Manning of Ships Convention, 1996 (No.
180).

Fungsi Lembaga Penyimpan Depositary Functions

Pasal XI Article XI

1. Direktur Jenderal Kantor Perburuhan 1. The Director-General of the International


Internasional harus memberitahukan Labour Office shall notify all Members
semua Negara Anggota Organisasi of the International Labour Organization
Perburuhan Internasional mengenai of the registration of all ratifications,
pendaftaran semua ratifikasi, pene- acceptances and denunciations under
rimaan dan pengaduan berdasarkan this Convention.
Konvensi ini.
2. Apabila ketentuan-ketentuan sebagai- 2. When the conditions provided for in
mana diatur pada ayat 3 dari Pasal paragraph 3 of Article VIII have been
VIII telah dipenuhi, Direktur Jenderal fulfilled, the Director-General shall draw
harus memberitahukan Negara Anggota the attention of the Members of the
Organisasi mengenai tanggal berlakunya Organization to the date upon which the
Konvensi. Convention will come into force.

Pasal XII Article XII

Direktur Jenderal Kantor Perburuhan The Director-General of the International


Internasional wajib mengomunikasikan Labour Office shall communicate to the
kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Secretary-General of the United Nations for
Bangsa-Bangsa untuk pendaftaran registration in accordance with Article 102
sesuai Pasal 102 Piagam Perserikatan of the Charter of the United Nations full
Bangsa-Bangsa, seluruh rincian ratifikasi, particulars of all ratifications, acceptances
penerimaan, dan pengaduan yang telah and denunciations registered under this
didaftarkan berdasarkan Konvensi ini. Convention.

18 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Komite Tripartit Khusus Special Tripartite Committee

Pasal XIII Article XIII

1. Badan Pimpinan Kantor Perburuhan 1. The Governing Body of the International


Internasional harus menjaga keberla- Labour Office shall keep the working of
kuan Konvensi ini dengan meninjau this Convention under continuous review
kembali secara terus-menerus, melalui through a committee established by it
suatu komite yang dibentuk sesuai with special competence in the area of
dengan kompetensi khusus di bidang maritime labour standards.
standar ketenagakerjaan maritim.
2. Untuk hal-hal yang terkait dengan 2. For matters dealt with in accordance
Konvensi ini, Komite harus terdiri dari with this Convention, the Committee
dua perwakilan yang ditunjuk oleh shall consist of two representatives
Pemerintah dari setiap Negara Anggota nominated by the Government of
yang telah meratifikasi Konvensi ini, each Member which has ratified this
dan perwakilan pemilik kapal serta Convention, and the representatives of
awak kapal yang ditunjuk oleh Badan Shipowners and Seafarers appointed by
Pimpinan setelah berkonsultasi dengan the Governing Body after consultation
Komisi Maritim Bersama. with the Joint Maritime Commission.
3. Perwakilan Pemerintah dari Negara 3. The Government representatives of
Anggota yang belum meratifikasi Members which have not yet ratified
Konvensi ini dapat berpartisipasi dalam this Convention may participate in the
Komite tetapi tidak mempunyai hak suara Committee but shall have no right to vote
untuk setiap hal yang terkait dengan on any matter dealt with in accordance
Konvensi ini. Badan Pimpinan dapat with this Convention. The Governing Body
mengundang organisasi-organisasi atau may invite other organizations or entities
entitas-entitas lain untuk hadir dalam to be represented on the Committee by
Komite sebagai pengamat. observers.
4. Hak suara dari setiap perwakilan Pemilik 4. The votes of each Shipowner and Seafarer
Kapal dan Awak Kapal dalam Komite representative in the Committee shall
harus dipertimbangkan sedemikian be weighted so as to ensure that the
rupa untuk memastikan agar masing- Shipowners’ group and the Seafarers’
masing kelompok pemilik kapal dan group each have half the voting power
kelompok awak kapal memiliki separuh of the total number of governments
hak suara dari jumlah pemerintah yang which are represented at the meeting
hadir pada pertemuan tersebut dan concerned and entitled to vote.
berhak memilih.

Maritime Labour Convention, 2006 19


Amandemen Konvensi Amendment of this Convention

Pasal XIV Article XIV

1. Perubahan-perubahan atas setiap 1. Amendments to any of the provisions of


ketentuan dari Konvensi ini dapat this Convention may be adopted by the
ditetapkan oleh Sidang Umum Organisasi General Conference of the International
Perburuhan Internasional dalam Labour Organization in the framework
kerangka Pasal 19 Konstitusi Organisasi of article 19 of the Constitution of the
Perburuhan Internasional dan tata International Labour Organisation
cara organisasi untuk pengadopsian and the rules and procedures of
Konvensi. Perubahan-perubahan pada the Organization for the adoption of
Kaidah dapat juga ditetapkan mengikuti Conventions. Amendments to the Code
prosedur-prosedur dalam Pasal XV. may also be adopted following the
procedures in Article XV.
2. Bagi Negara-negara Anggota yang ratifi- 2. In the case of Members whose
kasi Konvensinya telah terdaftar sebelum ratifications of this Convention were
pemberlakuan perubahan, naskah registered before the adoption of the
perubahan harus dikomunikasikan amendment, the text of the amendment
kepada mereka untuk diratifikasi. shall be communicated to them for
ratification.
3. Bagi hal Anggota Organisasi lainnya, 3. In the case of other Members of the
naskah Konvensi sesuai amandemen Organization, the text of the Convention
harus dikomunikasikan kepada mereka as amended shall be communicated to
untuk diratifikasi sesuai dengan Pasal them for ratification in accordance with
19 Konstitusi. article 19 of the Constitution.
4. Suatu perubahan harus dianggap telah 4. An amendment shall be deemed to have
diterima pada tanggal saat pendaftaran been accepted on the date when there
ratifikasi, amandemen atau Konvensi have been registered ratifications, of
yang telah diamandemen, sesuai the amendment or of the Convention
permasalahannya, oleh sedikitnya 30 as amended, as the case may be, by at
Negara Anggota dengan total pangsa least 30 Members with a total share in
paling sedikit 33 persen tonase kapal the world gross tonnage of ships of at
dunia. least 33 per cent.
5. Amandemen yang diadopsi dalam 5. An amendment adopted in the framework
kerangka Pasal 19 Konstitusi of article 19 of the Constitution shall be
harus bersifat mengikat hanya bagi binding only upon those Members of the
Negara Anggota Organisasi yang Organization whose ratifications have
ratifikasinya telah didaftarkan kepada been registered by the Director-General
Direktur Jenderal Kantor Perburuhan of the International Labour Office.
Internasional.

20 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


6. Untuk setiap Negara Anggota pada ayat 6. For any Member referred to in paragraph
2 Pasal ini, amandemen harus berlaku 2 of this Article, an amendment shall
12 bulan setelah tanggal penerimaan come into force 12 months after the
sesuai ayat 4 Pasal ini atau 12 bulan date of acceptance referred to in
setelah tanggal ratifikasi amandemennya paragraph 4 of this Article or 12 months
didaftarkan, merujuk tanggal yang lebih after the date on which its ratification
akhir. of the amendment has been registered,
whichever date is later.
7. Tunduk pada ayat 9 Pasal ini, untuk 7. Subject to paragraph 9 of this Article, for
Negara-negara Anggota mengacu pada Members referred to in paragraph 3 of
ayat 3 Pasal ini, Konvensi yang telah this Article, the Convention as amended
diamandemen harus berlaku 12 bulan shall come into force 12 months after
setelah tanggal penerimaan sesuai ayat the date of acceptance referred to in
4 Pasal ini atau 12 bulan setelah tanggal paragraph 4 of this Article or 12 months
pendaftaran ratifikasi Konvensi mereka, after the date on which their ratifications
merujuk tanggal yang lebih akhir. of the Convention have been registered,
whichever date is later.
8. Untuk Negara Anggota yang ratifikasi 8. For those Members whose ratification
Konvensinya telah didaftarkan sebelum of this Convention was registered before
pengadopsian amandemen tetapi belum the adoption of an amendment but
meratifikasi amandemen tersebut, which have not ratified the amendment,
Konvensi ini harus tetap berlaku tanpa this Convention shall remain in force
amandemen tersebut. without the amendment concerned.
9. Setiap Negara Anggota yang ratifikasi 9. Any Member whose ratification of
Konvensinya telah didaftarkan setelah this Convention is registered after the
pengadopsian amandemen tersebut adoption of the amendment but before
tetapi sebelum tanggal yang dirujuk the date referred to in paragraph 4
dalam ayat 4 Pasal ini, dengan sebuah of this Article may, in a declaration
pernyataan yang mendampingi accompanying the instrument of
piagam ratifikasi tersebut, harus ratification, specify that its ratification
dapat menjelaskan bahwa ratifikasi relates to the Convention without the
tersebut terkait dengan Konvensi tanpa amendment concerned. In the case of
amandemen yang dimaksud. Untuk a ratification with such a declaration,
ratifikasi yang tersebut disertai dengan the Convention shall come into force
pernyataan, Konvensi harus berlaku for the Member concerned 12 months
Negara Anggota bersangkutan 12 bulan after the date on which the ratification
setelah tanggal ratifikasi didaftarkan. was registered. Where an instrument
Apabila piagam ratifikasi tidak disertai of ratification is not accompanied
dengan pernyataan, atau apabila by such a declaration, or where the
ratifikasi tersebut didaftarkan pada atau ratification is registered on or after the
setelah tanggal yang mengacu pada ayat date referred to in paragraph 4, the
4, Konvensi mulai berlaku untuk Negara Convention shall come into force for the
Anggota yang bersangkutan 12 bulan Member concerned 12 months after
setelah tanggal ratifikasi didaftarkan the date on which the ratification was

Maritime Labour Convention, 2006 21


dan setelah mulai berlaku sesuai dengan registered and, upon its entry into force
ayat 7 Pasal ini, perubahan tersebut in accordance with paragraph 7 of this
wajib bersifat mengikat untuk Anggota Article, the amendment shall be binding
yang bersangkutan kecuali amandemen on the Member concerned unless the
tersebut mengatur sebaliknya. amendment provides otherwise.

Amandemen terhadap Kaidah Amendments to the Code

Pasal XV Article XV

1. Kaidah dapat diubah baik melalui 1. The Code may be amended either by
prosedur sebagaimana yang ditetapkan the procedure set out in Article XIV or,
dalam Pasal XIV atau, kecuali diatur unless expressly provided otherwise, in
sebaliknya, sesuai dengan prosedur accordance with the procedure set out
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal in the present Article.
ini.
2. Perubahan Kaidah dapat diusulkan 2. An amendment to the Code may be
kepada Direktur Jenderal Kantor proposed to the Director-General of
Perburuhan Internasional oleh the International Labour Office by
Pemerintah dari setiap Anggota the government of any Member of
Organisasi atau kelompok perwakilan the Organization or by the group of
Pemilik Kapal atau kelompok perwakilan Shipowner representatives or the
Awak Kapal yang telah ditunjuk Komite group of Seafarer representatives who
sesuai Pasal XIII. Perubahan yang have been appointed to the Committee
diusulkan oleh pemerintah harus referred to in Article XIII. An amendment
diusulkan, atau didukung, oleh paling proposed by a government must have
sedikit lima pemerintah Negara Anggota been proposed by, or be supported by,
yang telah meratifikasi Konvensi atau at least five governments of Members
oleh kelompok perwakilan Pemilik Kapal that have ratified the Convention or by
atau Awak Kapal sebagaimana dirujuk the group of Shipowner or Seafarer
pada ayat ini. representatives referred to in this
paragraph.
3. Setelah memverifikasi bahwa usulan 3. Having verified that the proposal for
perubahan memenuhi persyaratan ayat amendment meets the requirements of
2 dari Pasal ini, Direktur Jenderal harus paragraph 2 of this Article, the Director-
dengan segera mengomunikasikan General shall promptly communicate the
usulan tersebut, disertai dengan proposal, accompanied by any comments
tanggapan atau saran yang dianggap or suggestions deemed appropriate, to
tepat, kepada semua Anggota Organisasi, all Members of the Organization, with
dengan mengundang mereka untuk an invitation to them to transmit their
menyampaikan pengamatan atau saran observations or suggestions concerning

22 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


terkait dengan usulan tersebut dalam the proposal within a period of six
jangka waktu enam bulan atau jangka months or such other period (which shall
waktu lain (yang harus kurang dari tiga not be less than three months nor more
bulan atau tidak lebih dari sembilan than nine months) prescribed by the
bulan) sebagaimana diatur oleh Badan Governing Body.
Pimpinan.
4. Pada akhir jangka waktu mengacu di 4. At the end of the period referred to in
pada ayat 3 Pasal ini, usulan tersebut, paragraph 3 of this Article, the proposal,
disertai dengan rangkuman pengamatan accompanied by a summary of any
atau saran yang dibuat berdasarkan ayat observations or suggestions made under
tersebut, harus disampaikan kepada that paragraph, shall be transmitted
Komite untuk dipertimbangkan dalam to the Committee for consideration at
pertemuan. Perubahan dipertimbangkan a meeting. An amendment shall be
untuk diterima oleh Komite apabila: considered adopted by the Committee if:
a. paling sedikit setengah dari (a) at least half the governments of
pemerintah Anggota yang telah Members that have ratified this
meratifikasi terwakili dalam Convention are represented in the
pertemuan tersebut di mana meeting at which the proposal is
usulannya dipertimbangkan; considered;
b. mayoritas dua pertiga dari anggota (b) a majority of at least two-thirds of
Komite memilih untuk mendukung the Committee members vote in
perubahan; dan favour of the amendment; and
c. mayoritas ini terdiri dari hak suara (c) this majority comprises the votes
yang didukung sedikitnya setengah in favour of at least half the
dari pemerintah yang memiliki government voting power, half the
hak suara, setengah dari Pemilik Shipowner voting power and half
Kapal yang memiliki hak suara, the Seafarer voting power of the
dan setengah dari Awak Kapal Committee members registered at
yang memiliki hak suara sebagai the meeting when the proposal is
anggota Komite yang terdaftar pada put to the vote.
pertemuan tersebut saat usulan
diajukan untuk dipilih.
5. Perubahan-perubahan yang diterima 5. Amendments adopted in accordance
sesuai dengan ayat 4 dari Pasal ini with paragraph 4 of this Article shall
harus disampaikan kepada Sidang be submitted to the next session of the
sesi berikutnya untuk persetujuan. Conference for approval. Such approval
Persetujuan ini harus mensyaratkan shall require a majority of two-thirds
mayoritas dua pertiga hak suara of the votes cast by the delegates
yang diberikan para delegasi yang present. If such majority is not obtained,
hadir. Apabila suara mayoritas tidak the proposed amendment shall be
diperoleh, perubahan yang diusulkan referred back to the Committee for
harus dikembalikan kepada Komite reconsideration should the Committee

Maritime Labour Convention, 2006 23


untuk dipertimbangkan kembali apabila so wish.
Komite bersedia.
6. Perubahan-perubahan yang disetujui 6. Amendments approved by the
oleh Sidang wajib diinformasikan Direktur Conference shall be notified by the
Jenderal kepada setiap Anggota yang Director-General to each of the Members
ratifikasi Konvensinya telah didaftarkan whose ratifications of this Convention
sebelum tanggal persetujuan sidang were registered before the date of such
tersebut. Anggota-anggota tersebut approval by the Conference. These
disebut sebagai Anggota peratifikasi. Members are referred to below as “the
Pemberitahuan tersebut wajib memuat ratifying Members”. The notification
rujukan Pasal ini dan wajib mengatur shall contain a reference to the present
jangka waktu untuk mengomunikasikan Article and shall prescribe the period
setiap ketidaksepakatan resmi. Jangka for the communication of any formal
waktu ini selama dua tahun sejak tanggal disagreement. This period shall be two
pemberitahuan kecuali, pada saat years from the date of the notification
persetujuan, Sidang menetapkan jangka unless, at the time of approval, the
waktu yang berbeda, sedikitnya satu Conference has set a different period,
tahun. Salinan pemberitahuan tersebut which shall be a period of at least one
wajib dikomunikasikan kepada Anggota year. A copy of the notification shall be
Organisasi lainnya sebagai informasi. communicated to the other Members of
the Organization for their information.
7. Perubahan yang disetujui oleh 7. An amendment approved by the
Sidang wajib dianggap telah diterima Conference shall be deemed to have
kecuali, pada akhir jangka waktu yang been accepted unless, by the end of the
diatur, pernyataan resmi mengenai prescribed period, formal expressions of
ketidaksepakatan telah diterima lebih disagreement have been received by the
dari 40 persen Anggota yang telah Director-General from more than 40 per
meratifikasi dan mewakili tidak kurang cent of the Members which have ratified
dari 40 persen tonase kotor kapal the Convention and which represent
dari Anggota yang telah meratifikasi not less than 40 per cent of the gross
Konvensi. tonnage of the ships of the Members
which have ratified the Convention.
8. Perubahan yang dianggap telah diterima 8. An amendment deemed to have been
harus berlaku enam bulan setelah accepted shall come into force six months
akhir jangka waktu yang diatur untuk after the end of the prescribed period
seluruh Anggota peratifikasi kecuali for all the ratifying Members except
yang telah secara resmi menyatakan those which had formally expressed
ketidaksepakatannya sesuai dengan their disagreement in accordance with
ayat 7 Pasal ini dan belum menarik paragraph 7 of this Article and have
ketidaksepakatan tersebut sesuai not withdrawn such disagreement
dengan ayat 11. in accordance with paragraph 11.
Namun demikian: However:

24 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


a. sebelum berakhirnya jangka waktu (a) before the end of the prescribed
yang telah diatur, setiap Anggota period, any ratifying Member
peratifikasi dapat memberitahukan may give notice to the Director-
Direktur Jenderal bahwa ia General that it shall be bound
terikat pada perubahan tersebut by the amendment only after a
hanya setelah menyampaikan subsequent express notification of
penerimaannya; dan its acceptance; and
b. sebelum tanggal berlaku perubahan (b) before the date of entry into force
tersebut, setiap Anggota peratifikasi of the amendment, any ratifying
dapat memberitahukan Direktur Member may give notice to the
Jenderal bahwa ia tidak akan Director-General that it will not give
memberlakukan perubahan itu effect to that amendment for a
untuk jangka waktu tertentu. specified period.
9. Perubahan yang merupakan pokok dari 9. An amendment which is the subject of
pemberitahuan mengacu pada ayat a notice referred to in paragraph 8(a)
8 (a) dari Pasal ini harus berlaku bagi of this Article shall enter into force
Anggota enam bulan setelah Anggota for the Member giving such notice six
tersebut memberitahu Direktur Jenderal months after the Member has notified
mengenai penerimaan perubahan atau the Director-General of its acceptance of
pada tanggal perubahan tersebut mulai the amendment or on the date on which
berlaku pertama kali, merujuk tanggal the amendment first comes into force,
yang lebih akhir. whichever date is later.
10. Jangka waktu sebagaimana dirujuk pada 10. The period referred to in paragraph 8(b)
ayat 8 (b) pada Pasal ini harus tidak of this Article shall not go beyond one
melewati satu tahun sejak tanggal mulai year from the date of entry into force of
berlakunya perubahan atau melewati the amendment or beyond any longer
setiap jangka waktu yang ditetapkan period determined by the Conference at
oleh Sidang pada saat persetujuan the time of approval of the amendment.
perubahan tersebut.
11. Negara Anggota yang secara resmi 11. A Member that has formally expressed
menyatakan ketidaksepakatannya atas disagreement with an amendment
suatu perubahan dapat menarik ketidak- may withdraw its disagreement at any
sepakatannya setiap saat. Apabila pembe- time. If notice of such withdrawal is
ritahuan mengenai penarikan tersebut received by the Director-General after
diterima oleh Direktur Jenderal setelah the amendment has entered into force,
perubahan mulai berlaku, perubahan the amendment shall enter into force for
tersebut harus berlaku untuk Negara the Member six months after the date
Anggota tersebut enam bulan setelah on which the notice was registered.
tanggal pemberitahuan didaftarkan.
12.
Setelah diberlakukannya suatu 12. After entry into force of an amendment,
perubahan, Konvensi hanya dapat the Convention may only be ratified in its
diratifikasi dalam versi yang sudah di amended form.
amandemen.

Maritime Labour Convention, 2006 25


13. Sejauh mana sertifikat ketenagakerjaan 13. To the extent that a maritime labour
maritim berkaitan dengan permasalahan certificate relates to matters covered by
yang tercakup pada perubahan Konvensi an amendment to the Convention which
yang berlaku: has entered into force:
(a) Anggota yang telah menerima (a) a Member that has accepted that
perubahan tersebut tidak amendment shall not be obliged to
diwajibkan memperluas manfaat extend the benefit of the Convention
Konvensi sejalan dengan sertifikat in respect of the maritime labour
ketenagakerjaan maritim yang certificates issued to ships flying
diterbitkan bagi kapal-kapal yang the flag of another Member which:
mengibarkan bendera Anggota
lainnya di mana:
(i) berdasarkan ayat 7 Pasal ini, (i) pursuant to paragraph 7 of this
telah menyatakan secara resmi Article, has formally expressed
ketidaksetujuan terhadap per- disagreement to the amendment
ubahan dan tidak mencabut and has not withdrawn such
ketidaksetujuan tersebut; atau disagreement; or
(ii) berdasarkan ayat 8 (a) Pasal ini, (ii) pursuant to paragraph 8(a) of
telah memberitahukan bahwa this Article, has given notice
penerimaannya disampaikan that its acceptance is subject
dalam pemberitahuan selanjut- to its subsequent express
nya penerimaan perubahan notification and has not
tersebut merupakan pokok accepted the amendment; and
pemberitahuan dan menerima
perubahan tersebut.
(b) Anggota yang telah menerima (b) a Member that has accepted
perubahan harus memperluas the amendment shall extend the
manfaat Konvensi terkait dengan benefit of the Convention in respect
sertifikat ketenagakerjaan maritim of the maritime labour certificates
yang diterbitkan untuk kapal-kapal issued to ships flying the flag of
yang mengibarkan bendera Anggota another Member that has given
lainnya yang telah memberikan notice, pursuant to paragraph 8(b)
pemberitahuan, sesuai ayat 8 of this Article, that it will not give
(b) Pasal ini, bahwa hal ini tidak effect to that amendment for the
berpengaruh terhadap perubahan period specified in accordance with
selama periode yang ditentukan paragraph 10 of this Article.
sesuai dengan ayat 10 Pasal ini.

26 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Bahasa-bahasa Resmi Authoritative Languages

Pasal XVI Article XVI

Naskah resmi Konvensi ini tertulis dalam The English and French versions of the text
bahasa Inggris dan bahasa Perancis. of this Convention are equally authoritative.

Maritime Labour Convention, 2006 27


Catatan Penjelasan bagi Peraturan dan Kaidah Konvensi Tenaga Kerja Maritim

Catatan Penjelasan bagi Peraturan dan


Kaidah Konvensi Ketenagakerjaan Maritim

Explanatory Note to the Regulations and


Code of the Maritime Labour Convention

28 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Explanatory Note to the Regulations and Code of the Maritime Labour Convention

Catatan Penjelasan bagi Peraturan dan Explanatory Note to the Regulations and
Kaidah Konvensi Ketenagakerjaan Maritim Code of the Maritime Labour Convention
1. Catatan penjelasan ini, bukan merupakan 1. This explanatory note, which does
bagian dari Konvensi Ketenagakerjaan not form part of the Maritime Labour
Maritim, hanya dimaksudkan sebagai Convention, is intended as a general
sebuah pedoman Konvensi. guide to the Convention.
2. Konvensi mencakup tiga bagian yang 2. The Convention comprises three
berbeda tetapi berkaitan: Pasal-pasal, different but related parts: the Articles,
Peraturan dan Kaidah. the Regulations and the Code.
3. Pasal-pasal dan Peraturan-peraturan 3. The Articles and Regulations set out the
menetapkan hak dan prinsip utama serta core rights and principles and the basic
kewajiban-kewajiban dasar Anggota obligations of Members ratifying the
yang meratifikasi Konvensi. Pasal-pasal Convention. The Articles and Regulations
dan Peraturan-peraturan hanya dapat can only be changed by the Conference
diubah oleh Sidang sesuai kerangka in the framework of article 19 of the
kerja Pasal 19 Konstitusi Organisasi Constitution of the International Labour
Perburuhan Internasional (lihat Pasal Organisation (see Article XIV of the
XIV Konvensi). Convention).
4. Kaidah memuat rincian-rincian atas 4. The Code contains the details for the
penerapan peraturan. Kaidah juga implementation of the Regulations. It
memuat Bagian A (Ketentuan-ketentuan comprises Part A (mandatory Standards)
wajib) dan Bagian B (Pedoman-pedoman and Part B (non-mandatory Guidelines).
tidak wajib). Kaidah dapat diubah melalui The Code can be amended through the
prosedur yang disederhanakan yang simplified procedure set out in Article
ditetapkan dalam Pasal XV Konvensi. XV of the Convention. Since the Code
Mengingat Kaidah diterapkan secara relates to detailed implementation,
rinci, maka perubahan terhadap Kaidah amendments to it must remain within
harus tetap berada dalam ruang lingkup the general scope of the Articles and
umum Pasal-pasal dan Peraturan- Regulations.
peraturan;
5. Kaidah dan Peraturan telah 5. The Regulations and the Code are
dikelompokkan secara umum di bawah organized into general areas under five
lima Judul: Titles:
Judul 1: Persyaratan minimum bagi awak Title 1: Minimum requirements for
kapal untuk bekerja di atas kapal seafarers to work on a ship
Judul 2: Kondisi kerja Title 2: Conditions of employment
Judul 3: Akomodasi, fasilitas rekreasi, Title 3: Accommodation, recreational
makanan dan katering facilities, food and catering
Judul 4: Perlindungan kesehatan, Title 4: Health protection, medical care,
perawatan medis, kesejahteraan dan welfare and social security protection
jaminan sosial
Judul 5: Kepatuhan dan penegakkan Title 5: Compliance and enforcement

Maritime Labour Convention, 2006 29


Catatan Penjelasan bagi Peraturan dan Kaidah Konvensi Tenaga Kerja Maritim

6. Setiap Judul memuat kelompok 6. Each Title contains groups of provisions


ketentuan yang berkaitan dengan relating to a particular right or principle
prinsip atau hak tertentu (atau langkah (or enforcement measure in Title 5),
penegakkan dalam Judul 5), sesuai with connected numbering. The first
dengan penomoran. Kelompok pertama group in Title 1, for example, consists
dalam Judul 1, misalnya, terdiri dari of Regulation 1.1, Standard A1.1 and
Peraturan 1.1, Standar A1.1 dan Guideline B1.1, relating to minimum
Pedoman B1.1 berkaitan dengan usia age.
minimum.
7. Konvensi mempunyai tiga tujuan 7. The Convention has three underlying
mendasar: purposes:
a. untuk menetapkan, dalam Pasal (a) to lay down, in its Articles and
dan Peraturan, sekumpulan prinsip Regulations, a firm set of rights and
dan hak; principles;
b. untuk memperbolehkan, melalui (b) to allow, through the Code, a
Kaidah, tingkat fleksibilitas yang considerable degree of flexibility in
tepat mengenai cara Anggota the way Members implement those
menerapkan prinsip dan hak rights and principles; and
tersebut; dan
c. untuk memastikan, melalui Judul 5, (c) to ensure, through Title 5, that the
bahwa prinsip dan hak dipatuhi dan rights and principles are properly
ditegakkan sebagaimana mestinya. complied with and enforced.

8. Ada dua wilayah utama untuk fleksibilitas 8. There are two main areas for flexibility in
dalam penerapan: pertama adalah implementation: one is the possibility for
peluang bagi Negara Anggota, bilamana a Member, where necessary (see Article
perlu (lihat Pasal VI, ayat 3), untuk VI, paragraph 3), to give effect to the
memberlakukan persyaratan terperinci detailed requirements of Part A of the
Kaidah Bagian A melalui kesamaan isi Code through substantial equivalence
(seperti yang didefinisikan dalam Pasal (as defined in Article VI, paragraph 4).
VI, ayat 4).
9. Wilayah kedua fleksibilitas dalam 9. The second area of flexibility in
penerapan ditetapkan dengan menyusun implementation is provided by formu-
persyaratan-persyaratan wajib dari lating the mandatory requirements of
ketentuan dalam Bagian A, secara yang many provisions in Part A in a more
lebih umum, sehingga menyisakan ruang general way, thus leaving a wider scope
lingkup yang lebih luas untuk tindakan for discretion as to the precise action to be
tepat yang dipersiapkan di tingkat provided for at the national level. In such
nasional. Untuk itu, pedoman tentang cases, guidance on implementation is
penerapan diberikan dalam Kaidah given in the nonmandatory Part B of the
Bagian B. Dengan cara ini, Anggota- Code. In this way, Members which have
anggota yang telah meratifikasi Konvensi ratified this Convention can ascertain the
dapat mengetahui jenis tindakan yang kind of action that might be expected of

30 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Explanatory Note to the Regulations and Code of the Maritime Labour Convention

diharapkan dari mereka menurut them under the corresponding general


kewajiban umum di dalam Bagian A, obligation in Part A, as well as action
serta tindakan yang tidak diwajibkan. that would not necessarily be required.
Misalnya, Standar A4.1 mensyaratkan For example, Standard A4.1 requires all
semua kapal memberi akses cepat atas ships to provide prompt access to the
obat-obatan untuk perawatan medis di necessary medicines for medical care
kapal (ayat 1(b)) dan untuk “membawa on board ship (paragraph 1(b)) and to
kotak obat” (ayat 4(a)). Pelaksanaan “carry a medicine chest” (paragraph
kewajiban terakhir ini disertai dengan 4(a)). The fulfilment in good faith of
itikad baik berarti lebih dari sekedar this latter obligation clearly means
memiliki sebuah kotak obat di atas something more than simply having
setiap kapal. Petunjuk yang lebih tepat a medicine chest on board each ship.
tentang apa yang dilibatkan diberikan A more precise indication of what is
dalam Pedoman B4.1.1 (ayat 4) guna involved is provided in the corresponding
memastikan isi kotak tersebut disimpan, Guideline B4.1.1 (paragraph 4) so as to
digunakan dan dipelihara dengan benar. ensure that the contents of the chest are
properly stored, used and maintained.

10. Anggota yang telah meratifikasi


Konvensi ini tidak terikat oleh pedoman
dan, seperti yang diperlihatkan dalam
ketentuan Judul 5 tentang pengawasan 10. Members which have ratified this
di pelabuhan Negara, pemeriksaan- Convention are not bound by the
pemeriksaan hanya akan menangani guidance concerned and, as indicated
ketentuan-ketentuan Konvensi yang in the provisions in Title 5 on port
relevan (Pasal-pasal, Peraturan- State control, inspections would deal
peraturan dan Standar-standar dalam only with the relevant requirements of
Bagian A). Namun, Anggota diwajibkan this Convention (Articles, Regulations
berdasarkan ayat 2 Pasal VI untuk and the Standards in Part A). However,
mempertimbangkan pelaksanaan Members are required under paragraph
tanggung jawab mereka atas Kaidah 2 of Article VI to give due consideration
Bagian A sesuai cara yang ditetapkan to implementing their responsibilities
dalam Bagian B. Apabila, setelah under Part A of the Code in the manner
mempertimbangkan sebagaimana provided for in Part B. If, having duly
mestinya Pedoman-pedoman yang considered the relevant Guidelines, a
berkaitan, Anggota memutuskan untuk Member decides to provide for different
melakukan tindakan pengaturan arrangements which ensure the proper
yang berbeda guna memastikan storage, use and maintenance of the
penyimpanan, peng-gunaan dan contents of the medicine chest, to take
pemeliharaan isi kotak obat secara the example given above, as required
tepat, misalnya seperti contoh di atas, by the Standard in Part A, then that
seperti dipersyaratkan Standar Bagian is acceptable. On the other hand, by
A, hal ini dapat diterapkan. Di sisi following the guidance provided in Part
lain, dengan mengikuti pedoman yang B, the Member concerned, as well as
diberikan dalam Bagian B, Anggota the ILO bodies responsible for reviewing

Maritime Labour Convention, 2006 31


Catatan Penjelasan bagi Peraturan dan Kaidah Konvensi Tenaga Kerja Maritim

terkait, serta badan-badan ILO yang implementation of international labour


bertanggungjawab meninjau penerapan Conventions, can be sure without further
Konvensi Ketenagakerjaan internasional, consideration that the arrangements the
meyakini tanpa keraguan bahwa Member has provided for are adequate
tindakan pengaturan Anggota tersebut to implement the responsibilities under
telah memadai untuk melaksanakan Part A to which the Guideline relates.
tanggung jawab sesuai dengan Pedoman
Bagian A yang berhubungan dengan
Peraturan dan Kaidah.

32 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Peraturan dan Kaidah

The Regulations and the Code

Maritime Labour Convention, 2006 33


Peraturan dan Kaidah

Peraturan dan Kaidah The Regulations and the


Code
Judul 1. Persyaratan Title 1. Minimum
Minimum bagi Awak Kapal Requirements for Seafarers
yang Bekerja di atas Kapal to Work on a Ship

Peraturan Regulation

Peraturan 1.1 – Usia Minimum Regulation 1.1 – Minimum age

Tujuan: untuk memastikan tidak ada orang di Purpose: to ensure that no under-age persons
bawah umur yang bekerja di atas kapal. work on a ship
1. Tidak ada satu orang pun yang berusia di 1. No person below the minimum age shall
bawah usia minimum dapat dipekerjakan be employed or engaged or work on a
atau terlibat atau bekerja di atas kapal. ship.
2. Usia minimum pada saat awal mulai 2. The minimum age at the time of the
berlakunya Konvensi ini adalah 16 tahun. initial entry into force of this Convention
is 16 years.
3. Usia minimum yang lebih tinggi wajib 3. A higher minimum age shall be required
dipersyaratkan dalam kondisi khusus in the circumstances set out in the Code.
sebagaimana diatur dalam Kaidah.

Standar
Standard
Standar A1.1 – Usia Minimum
Standard A1.1 – Minimum age
1. Penempatan, keterlibatan atau bekerja
di atas kapal bagi setiap orang di bawah 1. The employment, engagement or work
usia 16 tahun dilarang. on board a ship of any person under the
2. Bekerja malam hari bagi awak kapal di age of 16 shall be prohibited.
bawah usia 18 tahun dilarang. Sesuai 2. Night work of seafarers under the age of
tujuan Standar ini, “malam hari” dapat 18 shall be prohibited. For the purposes
didefinisikan sejalan dengan hukum of this Standard, “night” shall be defined
dan kebiasaan nasional. Ketentuan ini in accordance with national law and
mencakup jangka waktu paling sedikit practice. It shall cover a period of at
sembilan jam dimulai tidak lebih dari least nine hours starting no later than
tengah malam dan berakhir tidak lebih midnight and ending no earlier than 5
awal dari pukul 5 pagi. a.m.

34 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

3. Pengecualian terhadap kepatuhan 3. An exception to strict compliance with


yang tegas terkait dengan pembatasan the night work restriction may be made
bekerja pada malam hari dapat dibuat by the competent authority when:
oleh otoritas berwenang apabila:
a. pelatihan efektif bagi para awak (a) the effective training of the
kapal terkait, sesuai dengan program seafarers concerned, in accordance
dan jadwal yang ditetapkan, akan with established programmes and
terganggu; atau schedules, would be impaired; or
b. sifat khusus dari tugas atau program (b) the specific nature of the duty or
pelatihan yang diakui mensyaratkan a recognized training programme
para awak kapal dikecualikan requires that the seafarers
dari melaksanakan tugas-tugas covered by the exception perform
pada malam hari dan otoritas duties at night and the authority
menetapkan, setelah berkonsultasi determines, after consultation with
dengan organisasi pemilik kapal the shipowners’ and seafarers’
dan organisasi awak kapal terkait, organizations concerned, that the
bahwa pekerjaan itu tidak akan work will not be detrimental to their
membahayakan kesehatan atau health or well-being.
kesejahteraan mereka.
4. Penempatan, keterlibatan atau pekerja- 4. The employment, engagement or work
an bagi awak kapal di bawah usia 18 of seafarers under the age of 18 shall
tahun dilarang apabila pekerjaan itu be prohibited where the work is likely
dianggap berbahaya bagi kesehatan to jeopardize their health or safety. The
atau keselamatan mereka. Jenis-jenis types of such work shall be determined
pekerjaan tersebut wajib ditetapkan by national laws or regulations or by the
berdasarkan hukum atau peraturan competent authority, after consultation
nasional atau oleh otoritas berwenang, with the shipowners’ and seafarers’
setelah berkonsultasi dengan organisasi organizations concerned, in accordance
pemilik kapal dan organisasi awak with relevant international standards.
kapal terkait, sesuai dengan standar
internasional.

Pedoman Guideline

Pedoman B1.1 – Usia Minimum Guideline B1.1 – Minimum age

Saat mengatur pekerjaan dan kondisi tempat When regulating working and living conditions,
kerja, Anggota wajib memberikan perhatian Members should give special attention to the
khusus terhadap kebutuhan orang-orang needs of young persons under the age of 18.
muda di bawah usia 18 tahun.

Maritime Labour Convention, 2006 35


Peraturan dan Kaidah

Peraturan Regulation

Peraturan 1.2 – Sertifikat Medis Regulation 1.2 – Medical certificate

Tujuan: untuk memastikan bahwa seluruh Purpose: to ensure that all seafarers are
awak kapal sehat secara medis dalam medically fit to perform their duties at sea.
melaksanakan tugas mereka di laut.
1. Para awak kapal tidak diperbolehkan 1. Seafarers shall not work on a ship
bekerja di atas kapal kecuali mereka unless they are certified as medically fit
dinyatakan sehat secara medis untuk to perform their duties.
melaksanakan tugas-tugas mereka.
2. Pengecualian-pengecualian hanya dapat 2. Exceptions can only be permitted as
diizinkan sebagaimana diatur dalam prescribed in the Code.
Kaidah.

Standar Standard

Standar A1.2 – Sertifikat Medis Standard A1.2 – Medical certificate

1. Otoritas berwenang wajib mensyaratkan 1. The competent authority shall require


bahwa, sebelum mulai bekerja di that, prior to beginning work on a ship,
atas suatu kapal, para awak kapal seafarers hold a valid medical certificate
memiliki sertifikat medis yang sah attesting that they are medically fit to
yang menyatakan bahwa mereka sehat perform the duties they are to carry out
secara medis untuk mengerjakan tugas- at sea.
tugas di laut.
2. Guna memastikan bahwa sertifikat 2. In order to ensure that medical
medis benar-benar mencerminkan certificates genuinely reflect seafarers’
kondisi kesehatan para awak kapal, state of health, in light of the duties
sejalan dengan tugas-tugas yang akan they are to perform, the competent
dilaksanakan, otoritas berwenang wajib, authority shall, after consultation
setelah berkonsultasi dengan organisasi with the shipowners’ and seafarers’
pemilik kapal dan organisasi awak kapal organizations concerned, and giving due
terkait, dan dengan mempertimbangkan consideration to applicable international
untuk pedoman-pedoman internasional guidelines referred to in Part B of this
yang berlaku dengan merujuk Kaidah Code, prescribe the nature of the medical
Bagian B, menetapkan sifat pemeriksaan examination and certificate.
dan sertifikat medis tersebut.
3. Standar ini, tanpa mengurangi arti 3. This Standard is without prejudice to the
dari Konvensi Internasional mengenai International Convention on Standards of
Standar Pelatihan, Sertifikasi, dan Training, Certification and Watchkeeping

36 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Tugas Jaga Awak kapal, Tahun 1978, for Seafarers, 1978, as amended
sesuai amandemen (STCW). Sertifikat (“STCW”). A medical certificate issued
medis yang diterbitkan sesuai dengan in accordance with the requirements of
persyaratan STCW wajib diterima oleh STCW shall be accepted by the competent
otoritas berwenang, sesuai tujuan authority, for the purpose of Regulation
Peraturan 1.2. Sertifikat medis yang 1.2. A medical certificate meeting the
memenuhi substansi persyaratan substance of those requirements, in the
dimaksud, dalam kasus awak kapal case of seafarers not covered by STCW,
yang tidak tercakup dalam STCW, wajib shall similarly be accepted.
diterima.
4. Sertifikat medis harus diterbitkan oleh 4. The medical certificate shall be issued by
seorang praktisi medis yang memenuhi a duly qualified medical practitioner or, in
syarat atau, dalam kasus sertifikat the case of a certificate solely concerning
yang hanya mengenai penglihatan, oleh eyesight, by a person recognized by the
seseorang yang diakui oleh otoritas competent authority as qualified to issue
berwenang telah memenuhi syarat untuk such a certificate. Practitioners must
menerbitkan sertifikat tersebut. Praktisi- enjoy full professional independence
praktisi tersebut harus menikmati in exercising their medical judgement
kebebasan profesional sepenuhnya in undertaking medical examination
saat melaksanakan penilaian medis procedures.
untuk melakukan prosedur-prosedur
pemeriksaan medis.
5. Para awak kapal yang ditolak untuk 5. Seafarers that have been refused a
mendapatkan sertifikat atau mempunyai certificate or have had a limitation imposed
keterbatasan dalam bekerja, terutama on their ability to work, in particular with
mengenai waktu, wilayah kerja atau respect to time, field of work or trading
area perdagangan, wajib diberikan area, shall be given the opportunity to
kesempatan untuk memperoleh peme- have a further examination by another
riksaan lebih lanjut oleh praktisi medis independent medical practitioner or by
independen atau referensi medis an independent medical referee.
independen.
6. Setiap sertifikat medis wajib menyatakan 6. Each medical certificate shall state in
secara khusus bahwa: particular that:
a. pendengaran dan penglihatan awak (a) the hearing and sight of the seafarer
kapal, dan visi warna dalam kasus concerned, and the colour vision in
awak yang akan dipekerjakan dalam the case of a seafarer to be employed
kapasitas di mana kebugaran untuk in capacities where fitness for the
melakukan pekerjaannya dapat work to be performed is liable to be
terpengaruh oleh visi warna yang affected by defective colour vision,
kurang baik, semuanya dalam are all satisfactory; and
kondisi baik; dan
b. Awak kapal yang bersangkutan (b) the seafarer concerned is not
tidak menderita kondisi medis suffering from any medical condition

Maritime Labour Convention, 2006 37


Peraturan dan Kaidah

yang cenderung memburuk akibat likely to be aggravated by service at


bekerja di laut atau mengakibatkan sea or to render the seafarer unfit
awak kapal menjadi tidak layak for such service or to endanger the
untuk melakukan pekerjaan health of other persons on board.
tersebut atau membahayakan
kesehatan orang lain di atas kapal.
7. Kecuali jangka waktu yang lebih singkat 7. Unless a shorter period is required
dipersyaratkan dengan alasan tugas by reason of the specific duties to be
khusus yang dilakukan oleh awak kapal performed by the seafarer concerned or
tersebut atau dipersyaratkan di bawah is required under STCW:
STCW:
a. sertifikat medis wajib berlaku untuk (a) a medical certificate shall be valid
jangka waktu maksimum dua tahun for a maximum period of two years
kecuali awak kapal berusia di bawah unless the seafarer is under the age
18 tahun, di mana waktu berlaku of 18, in which case the maximum
maksimum selama satu tahun; period of validity shall be one year;
b. sertifikasi visi warna wajib berlaku (b) a certification of colour vision shall
untuk jangka waktu maksimum be valid for a maximum period of six
enam tahun. years.
8. Dalam kasus-kasus mendesak, otoritas 8. In urgent cases the competent authority
berwenang dapat memberikan izin may permit a seafarer to work without
kepada awak kapal untuk bekerja tanpa a valid medical certificate until the next
sertifikat medis yang berlaku hingga port of call where the seafarer can obtain
di pelabuhan berikutnya di mana awak a medical certificate from a qualified
kapal dapat memperoleh sertifikat medis medical practitioner, provided that:
dari praktisi medis yang memenuhi
syarat, dengan ketentuan bahwa:
a. jangka waktu izin tersebut tidak (a) the period of such permission does
melebihi tiga bulan; dan not exceed three months; and
b. awak kapal yang bersangkutan (b) the seafarer concerned is in
memiliki sertifikat medis yang habis possession of an expired medical
tanggal berlakunya. certificate of recent date.
9. Apabila jangka waktu berlaku sertifikat 9. If the period of validity of a certificate
berakhir dalam perjalanan, sertifikat expires in the course of a voyage, the
wajib berlaku hingga pelabuhan certificate shall continue in force until
berikutnya di mana awak kapal bisa the next port of call where the seafarer
mendapatkan sertifikat medis dari can obtain a medical certificate from a
praktisi medis yang memenuhi syarat, qualified medical practitioner, provided
jangka waktu tidak melebihi tiga bulan. that the period shall not exceed three
months.

38 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

10. Sertifikat medis bagi awak kapal yang 10. The medical certificates for seafarers
bekerja di atas kapal yang biasanya working on ships ordinarily engaged
menjalani pelayaran internasional harus on international voyages must as a
minimal diberikan dalam bahasa Inggris. minimum be provided in English.

Pedoman Guideline

Pedoman B1.2 – Sertifikat Medis Guideline B1.2 – Medical certificate

Pedoman B1.2.1 – Pedoman Guideline B1.2.1 – International


Internasional guidelines

1. Otoritas berwenang, praktisi medis, 1. The competent authority, medical


pemeriksa, pemilik kapal, perwakilan practitioners, examiners, ship-owners,
awak kapal dan semua orang lain seafarers’ representatives and all other
yang terkait dengan pelaksanaan persons concerned with the conduct
pemeriksaan kesehatan medis para of medical fitness examinations of
calon awak kapal dan awak kapal seafarer candidates and serving
yang sedang bekerja harus mengikuti seafarers should follow the ILO/WHO
Panduan ILO/WHO untuk Melaksanakan Guidelines for Conducting Pre-sea and
Pemeriksaan Medis Sebelum Melaut Periodic Medical Fitness Examinations
dan Berkala bagi Awak Kapal, termasuk for Seafarers, including any subsequent
versi-versi selanjutnya, dan setiap versions, and any other applicable
pedoman internasional lain yang international guidelines published by
berlaku yang diterbitkan oleh Organisasi the International Labour Organization,
Perburuhan Internasional, Organisasi the International Maritime Organization
Maritim Internasional, dan Organisasi or the World Health Organization.
Kesehatan Dunia.

Peraturan Regulation

Peraturan 1.3 – Pelatihan dan Regulation 1.3 – Training and


Kualifikasi qualifications

Tujuan: untuk memastikan bahwa awak kapal Purpose: to ensure that seafarers are trained
telah terlatih atau telah memenuhi syarat or qualified to carry out their duties on board
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka di ship.
atas kapal.
1. Para awak kapal tidak wajib bekerja 1. Seafarers shall not work on a ship
di atas sebuah kapal kecuali mereka unless they are trained or certified as

Maritime Labour Convention, 2006 39


Peraturan dan Kaidah

terlatih atau tersertifikasi atau memenuhi competent or otherwise qualified to


syarat untuk melaksanakan tugas-tugas perform their duties.
mereka.
2. Para awak kapal tidak diperbolehkan 2. Seafarers shall not be permitted to work
untuk bekerja di atas kapal, kecuali on a ship unless they have successfully
mereka telah berhasil menyelesaikan completed training for personal safety
pelatihan untuk keselamatan diri di atas on board ship.
kapal.
3. Pelatihan dan sertifikasi sesuai dengan 3. Training and certification in accordance
instrumen-instrumen wajib yang telah with the mandatory instruments
diadopsi oleh Organisasi Maritim adopted by the International Maritime
Internasional wajib dipertimbangkan Organization shall be considered as
telah memenuhi ketentuan-ketentuan meeting the requirements of paragraphs
ayat 1 dan 2 Peraturan ini. 1 and 2 of this Regulation.
4. Setiap Negara Anggota, pada waktu 4. Any Member which, at the time of its
pengesahan Konvensi ini, terikat oleh ratification of this Convention, was
Sertifikasi Konvensi Kecakapan Awak bound by the Certification of Able
Kapal (Able Seamen Convention), 1946 Seamen Convention, 1946 (No. 74), shall
(No. 74), wajib melanjutkan pelaksanaan continue to carry out the obligations
kewajiban-kewajiban di bawah Konvensi under that Convention unless and
tersebut kecuali dan hingga ketentuan- until mandatory provisions covering its
ketentuan yang diwajibkan mencakup subject matter have been adopted by
pokok materi yang telah diadopsi the International Maritime Organization
Organisasi Maritim Internasional dan and entered into force, or until five years
diberlakukan, atau hingga melewati lima have elapsed since the entry into force
tahun sejak berlakunya Konvensi ini of this Convention in accordance with
sesuai dengan ayat 3 pasal VIII, dengan paragraph 3 of Article VIII, whichever
merujuk pada tanggal yang lebih awal. date is earlier.

Peraturan 1.4 – Perekrutan dan Regulation 1.4 – Recruitment and


Penempatan placement

Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers have
kapal mempunyai akses atas sebuah sistem access to an efficient and well-regulated
perekrutan dan penempatan awak kapal seafarer recruitment and placement system.
yang efisien dan sesuai peraturan.
1. Semua awak kapal wajib memiliki akses 1. All seafarers shall have access to an
terhadap sistem yang efisien, memadai efficient, adequate and accountable
dan akuntabel untuk mencari pekerjaan system for finding employment on board
di atas kapal tanpa dikenakan biaya. ship without charge to the seafarer.
2. Jasa perekrutan dan penempatan 2. Seafarer recruitment and placement
awak kapal yang beroperasi dalam services operating in a Member’s

40 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

wilayah suatu Negara Anggota wajib territory shall conform to the standards
menyesuaikan dengan standar-standar set out in the Code.
yang ditetapkan dalam Kaidah.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall require, in respect of
mensyaratkan, terkait dengan awak seafarers who work on ships that fly its
kapal yang bekerja di atas kapal yang flag, that shipowners who use seafarer
mengibarkan bendera Negaranya, para recruitment and placement services
pemilik kapal yang menggunakan jasa that are based in countries or territories
perekrutan dan penempatan awak kapal in which this Convention does not apply,
yang bertempat di negara atau wilayah ensure that those services conform to
di mana Konvensi ini tidak berlaku, the requirements set out in the Code.
memastikan bahwa jasa tersebut sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan dalam Kaidah.

Standar Standard

Standar A1.4 – Perekrutan dan Standard A1.4 – Recruitment and


Penempatan placement

1. Setiap Negara Anggota yang menjalan- 1. Each Member that operates a public
kan jasa perekrutan dan penempatan seafarer recruitment and placement
awak kapal oleh Pemerintah wajib service shall ensure that the service
memastikan bahwa jasa itu dijalankan is operated in an orderly manner that
secara tertib yang melindungi dan protects and promotes seafarers’
mempromosikan hak-hak ketena- employment rights as provided in this
gakerjaan para awak kapal sebagaimana Convention.
diatur dalam Konvensi ini.
2. Apabila suatu Negara Anggota 2. Where a Member has private seafarer
mempunyai jasa perekrutan dan recruitment and placement services
penempatan awak kapal oleh swasta operating in its territory whose primary
yang dilakukan di wilayahnya, yang purpose is the recruitment and
tujuan utamanya adalah perekrutan placement of seafarers or which recruit
dan penempatan para awak kapal and place a significant number of
atau yang merekrut dan menempatkan seafarers, they shall be operated only in
sejumlah awak kapal yang signifikan, conformity with a standardized system
wajib hanya dijalankan sesuai dengan of licensing or certification or other
sistem perizinan atau sertifikasi yang form of regulation. This system shall be
telah distandarkan, atau bentuk established, modified or changed only
peraturan lainnya. Sistem ini wajib after consultation with the shipowners’
ditetapkan, dimodifikasi atau diubah and seafarers’ organizations concerned.
hanya setelah berkonsultasi dengan In the event of doubt as to whether

Maritime Labour Convention, 2006 41


Peraturan dan Kaidah

organisasi pemilik kapal dan organisasi this Convention applies to a private


awak kapal yang terkait. Apabila terjadi recruitment and placement service,
keraguan mengenai apakah Konvensi the question shall be determined by the
ini berlaku bagi jasa perekrutan dan competent authority in each Member
penempatan swasta, permasalahan after consultation with the shipowners’
tersebut wajib ditetapkan oleh otoritas and seafarers’ organizations concerned.
berwenang di setiap Negara Anggota Undue proliferation of private seafarer
setelah berkonsultasi dengan organisasi recruitment and placement services
pemilik kapal dan organisasi awak shall not be encouraged.
kapal terkait. Penambahan yang tidak
semestinya terhadap jasa perekrutan
dan penempatan awak kapal oleh
swasta wajib tidak didukung.
3. Ketentuan-ketentuan pada ayat 2 dari 3. The provisions of paragraph 2 of
Standar ini juga wajib berlaku – sesuai this Standard shall also apply – to
ketetapan yang diambil oleh otoritas the extent that they are determined
berwenang, setelah berkonsultasi by the competent authority, in
dengan organisasi pemilik kapal consultation with the shipowners’ and
dan organisasi awak kapal terkait – seafarers’ organizations concerned,
dalam konteks jasa perekrutan dan to be appropriate – in the context of
penempatan yang dioperasikan oleh recruitment and placement services
organisasi awak kapal di wilayah operated by a seafarers’ organization in
Negara Anggota untuk penyediaan awak the territory of the Member for the supply
kapal yang merupakan warga negara of seafarers who are nationals of that
dari Negara Anggota yang kapalnya Member to ships which fly its flag. The
mengibarkan bendera Negaranya. Jasa services covered by this paragraph are
tersebut dicakup oleh ayat ini untuk those fulfilling the following conditions:
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(a) jasa perekrutan dan penempatan (a) the recruitment and placement
dijalankan sesuai dengan perjanjian service is operated pursuant to a
kerja bersama antara organisasi collective bargaining agreement
awak kapal dengan pemilik kapal; between that organization and a
shipowner;

(b) baik organisasi awak kapal maupun (b) both the seafarers’ organization
pemilik kapal berada di wilayah and the shipowner are based in the
Negara Anggota; territory of the Member;

(c)
Negara Anggota mempunyai (c) the Member has national laws
hukum atau peraturan nasional or regulations or a procedure to
atau prosedur untuk mengesahkan authorize or register the collective
atau mendaftarkan perjanjian bargaining agreement permitting
kerja bersama yang mengizinkan the operation of the recruitment
pelaksanaan jasa perekrutan dan and placement service; and
penempatan; dan

42 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(d) jasa perekrutan dan penempatan (d) the recruitment and placement
dijalankan secara tertib dan service is operated in an orderly
kebijakan-kebijakan yang sesuai manner and measures are in place
untuk melindungi dan mem- to protect and promote seafarers’
promosikan hak-hak penempatan employment rights comparable to
awak kapal sebanding dengan those provided in paragraph 5 of
ketentuan pada ayat 5 dari Standar this Standard.
ini.
4. Tidak satupun dalam Standar ini atau 4. Nothing in this Standard or Regulation
Peraturan 1.4 wajib dianggap: 1.4 shall be deemed to:
(a) mencegah Negara Anggota untuk (a) prevent a Member from maintaining
mempertahankan jasa perekrutan a free public seafarer recruitment
dan penempatan awak kapal and placement service for seafarers
publik secara bebas dalam in the framework of a policy to
kerangka kerja kebijakan untuk meet the needs of seafarers and
memenuhi kebutuhan para awak shipowners, whether the service
kapal dan pemilik kapal, apakah forms part of or is coordinated with
jasa tersebut merupakan bagian a public employment service for all
dari, atau dikoordinir oleh layanan workers and employers; or
ketenagakerjaan publik untuk
semua pekerja dan pemberi kerja;
atau
(b) membebankan kewajiban bagi (b) impose on a Member the obligation
Negara Anggota untuk menetapkan to establish a system for the
sistem operasional jasa perekrutan operation of private seafarer
dan penempatan awak kapal oleh recruitment or placement services
swasta di wilayahnya. in its territory.

5. Negara Anggota yang menerapkan 5. A Member adopting a system referred


sistem yang mengacu pada ayat 2 to in paragraph 2 of this Standard shall,
dari Standar ini harus, sesuai dengan in its laws and regulations or other
peraturan perundang-undangannya atau measures, at a minimum:
kebijakan lainnya, serendah-rendahnya:
(a)
melarang jasa perekrutan (a) prohibit seafarer recruitment
dan penempatan awak kapal and placement services from
yang menggunakan cara-cara, using means, mechanisms or
mekanisme atau daftar yang lists intended to prevent or deter
dimaksudkan untuk mencegah atau seafarers from gaining employment
menghalangi para awak kapal untuk for which they are qualified;
memperoleh pekerjaan yang sesuai
dengan kualifikasi mereka;
(b) mensyaratkan tidak ada biaya atau (b) require that no fees or other
pungutan lain untuk perekrutan charges for seafarer recruitment

Maritime Labour Convention, 2006 43


Peraturan dan Kaidah

atau penempatan awak kapal atau or placement or for providing


pemberian kerja terhadap awak employment to seafarers are borne
kapal baik secara langsung atau directly or indirectly, in whole or in
tidak langsung, secara menyeluruh part, by the seafarer, other than
atau sebagian, yang ditanggung the cost of the seafarer obtaining
oleh awak kapal, selain biaya a national statutory medical
memperoleh sertifikat medis certificate, the national seafarer’s
nasional yang sah, buku awak book and a passport or other
kapal dan paspor atau dokumen similar personal travel documents,
perjalanan pribadi, namun tidak not including, however, the cost of
termasuk, biaya visa, yang wajib visas, which shall be borne by the
ditanggung oleh pemilik kapal; dan shipowner; and
(c) memastikan bahwa jasa perekrutan (c) ensure that seafarer recruitment
dan penempatan awak kapal yang and placement services operating
dijalankan di wilayahnya: in its territory:
(i) memelihara daftar yang (i) maintain an up-to-date register
mutakhir dari seluruh awak of all seafarers recruited or
kapal yang direkrut atau placed through them, to be
ditempatkan melalui mereka, available for inspection by the
yang siap untuk diperiksa oleh competent authority;
otoritas berwenang;
(ii)
memastikan awak kapal (ii) make sure that seafarers are
terinformasi mengenai hak informed of their rights and
dan kewajiban berdasarkan duties under their employment
perjanjian kerjanya sebelum agreements prior to or in the
atau dalam proses pengikatan process of engagement and
dan bahwa pengaturan yang that proper arrangements are
sepantasnya diberikan kepada made for seafarers to examine
para awak kapal untuk mengkaji their employment agreements
perjanjian kerja sebelum before and after they are signed
dan sesudah ditandatangani and for them to receive a copy
dan mereka harus menerima of the agreements;
salinan perjanjian tersebut;
(iii) memverifikasi bahwa para (iii) verify that seafarers recruited or
awak kapal yang direkrut placed by them are qualified and
atau ditempatkan memenuhi hold the documents necessary
kualifikasi dan memiliki for the job concerned, and that
dokumen untuk pekerjaan the seafarers’ employment
tersebut, dan perjanjian agreements are in accordance
kerja awak kapal sesuai with applicable laws and
dengan peraturan perundang- regulations and any collective
undangan yang berlaku dan bargaining agreement that

44 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

perjanjian kerja bersama forms part of the employment


menjadi bagian dari perjanjian agreement;
kerja;
(iv) memastikan selama dapat (iv) make sure, as far as prac-
diterapkan, pemilik kapal ticable, that the shipowner has
memiliki cara untuk melindungi the means to protect seafarers
para awak kapal agar tidak from being stranded in a foreign
terlantar di pelabuhan asing; port;
(v) mengkaji dan menanggapi (v) examine and respond to any
setiap keluhan mengenai complaint concerning their
kegiatan mereka dan mem- activities and advise the
beritahukan otoritas berwenang competent authority of any
setiap keluhan yang tidak unresolved complaint;
terselesaikan;
(vi)
membentuk sistem perlin- (vi) establish a system of protec-
dungan, melalui asuransi atau tion, by way of insurance or
kebijakan yang sesuai, untuk an equivalent appropriate
memberikan kompensasi bagi measure, to compensate
awak kapal atas kehilangan seafarers for monetary loss
finansial yang mungkin terjadi that they may incur as a result
sebagai akibat kegagalan jasa of the failure of a recruitment
perekrutan dan penempatan and placement service or the
atau pemilik kapal dalam relevant shipowner under
memenuhi kewajibannya kepa- the seafarers’ employment
da awak kapal berdasarkan agreement to meet its
perjanjian kerja. obligations to them.
6. Otoritas berwenang wajib mengawasi dan 6. The competent authority shall closely
mengendalikan secara saksama semua supervise and control all seafarer
jasa perekrutan dan penempatan awak recruitment and placement services
kapal yang dijalankan di wilayah Negara operating in the territory of the Member
Anggota terkait. Setiap izin atau sertifikat concerned. Any licences or certificates or
atau otorisasi sejenis untuk pelaksanaan similar authorizations for the operation
jasa oleh swasta di wilayahnya diberikan of private services in the territory are
atau diperbarui hanya setelah verifikasi granted or renewed only after verification
yang menyatakan jasa perekrutan that the seafarer recruitment and
dan penempatan awak kapal tersebut placement service concerned meets
memenuhi persyaratan peraturan per- the requirements of national laws and
undang-undangan nasional. regulations.
7. Otoritas berwenang wajib memastikan 7. The competent authority shall ensure that
ketersediaan prosedur dan perlengkapan adequate machinery and procedures
yang memadai untuk penyelidikan, exist for the investigation, if necessary,
apabila diperlukan, mengenai keluhan- of complaints concerning the activities

Maritime Labour Convention, 2006 45


Peraturan dan Kaidah

keluhan kegiatan jasa perekrutan of seafarer recruitment and placement


dan penempatan awak kapal, apabila services, involving, as appropriate,
memungkinkan, melibatkan perwakilan representatives of shipowners and
pemilik kapal dan perwakilan awak seafarers.
kapal.
8. Setiap Negara Anggota yang telah 8. Each Member which has ratified this
meratifikasi Konvensi ini, sejauh dapat Convention shall, in so far as practicable,
diterapkan, wajib menginformasikan advise its nationals on the possible
kepada warga negaranya mengenai problems of signing on a ship that flies
permasalahan yang mungkin terjadi the flag of a State which has not ratified
apabila bekerja di atas kapal berbendera the Convention, until it is satisfied that
Negara Anggota yang belum meratifikasi standards equivalent to those fixed
Konvensi hingga Negara Anggota tersebut by this Convention are being applied.
dinyatakan menerapkan standar yang Measures taken to this effect by the
sama dengan Konvensi ini. Kebijakan- Member that has ratified this Convention
kebijakan yang diambil oleh negara yang shall not be in contradiction with the
telah meratifikasi, tidak boleh bertolak principle of free movement of workers
belakang dengan prinsip pergerakan stipulated by the treaties to which the
bebas awak kapal sebagaimana diatur two States concerned may be parties.
dalam perjanjian–perjanjian tersebut,
yang kedua negara terkait kemungkinan
menjadi para pihak.
9. Setiap Negara Anggota yang telah 9. Each Member which has ratified this
meratifikasi konvensi ini, wajib Convention shall require that shipowners
mensyaratkan pemilik-pemilik kapal of ships that fly its flag, who use seafarer
yang berbendera Negara Anggota, yang recruitment and placement services
memanfaatkan jasa perekrutan dan based in countries or territories in which
penempatan awak kapal di negara atau this Convention does not apply, ensure,
wilayah yang tidak memberlakukan as far as practicable, that those services
konvensi ini, untuk memastikan, sejauh meet the requirements of this Standard.
dapat diterapkan, layanan jasa tersebut
memenuhi persyaratan Standar ini.
10. Tidak satu pun dalam Standar ini 10. Nothing in this Standard shall be
dapat dipahami sebagai pengurangan understood as diminishing the
kewajiban dan tanggung jawab pemilik obligations and responsibilities of
kapal atau Negara Anggota yang kapal- shipowners or of a Member with respect
kapalnya berbendera Negara Anggota to ships that fly its flag.
tersebut.

46 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Pedoman Guideline

Pedoman B1.4 – Perekrutan dan Guideline B1.4 – Recruitment and


Penempatan placement

Pedoman B1.4.1 – Pedoman Organisasi Guideline B1.4.1 – Organizational and


dan Pedoman Pelaksanaan operational guidelines

1. Saat memenuhi kewajiban-kewajibannya 1. When fulfilling its obligations under


berdasarkan Standar A1.4 ayat 1, otoritas Standard A1.4, paragraph 1, the
berwenang wajib mempertimbangkan: competent authority should consider:
(a)
mengambil kebijakan yang (a) taking the necessary measures
diperlukan untuk meningkatkan to promote effective cooperation
kerja sama efektif antar jasa among seafarer recruitment and
perekrutan dan penempatan placement services, whether public
awak kapal, baik milik pemerintah or private;
maupun swasta;
(b) kebutuhan dari industri mari- (b) the needs of the maritime industry at
tim baik di tingkat nasional both the national and international
maupun internasional, ketika levels, when developing training
mengembangkan program-program programmes for seafarers that
pelatihan untuk para awak kapal form the part of the ship’s crew that
yang merupakan bagian dari awak is responsible for the ship’s safe
kapal, yang bertanggungjawab navigation and pollution prevention
terhadap keselamatan pelayaran operations, with the participation
dan pencegahan polusi, dengan of shipowners, seafarers and the
keikutsertaan para pemilik kapal, relevant training institutions;
awak kapal, dan lembaga pelatihan
yang terkait;
(c) membuat pengaturan-pengaturan (c) making suitable arrangements for
yang tepat untuk kerja sama antara the cooperation of representative
perwakilan dari organisasi pemilik shipowners’ and seafarers’
kapal dan organisasi awak kapal organizations in the organization
dalam pengaturan dan pelaksanaan and operation of the public seafarer
jasa perekrutan dan penempatan recruitment and placement
awak kapal oleh pemerintah, services, where they exist;
apabila ada;
(d) menentukan, berkenaan dengan (d) determining, with due regard to
hak pribadi dan kebutuhan untuk the right to privacy and the need
melindungi kerahasiaan, kondisi- to protect confidentiality, the
kondisi di mana data pribadi awak conditions under which seafarers’
kapal kemungkinan diproses oleh personal data may be processed

Maritime Labour Convention, 2006 47


Peraturan dan Kaidah

jasa perekrutan dan penempatan by seafarer recruitment and


awak kapal, termasuk pengumpulan, placement services, including the
penyimpanan, penggabungan, dan collection, storage, combination
komunikasi data tersebut kepada and communication of such data to
pihak ketiga; third parties;
(e)
menjaga pengaturan untuk (e) maintaining an arrangement for
pengumpulan dan analisis semua the collection and analysis of
informasi yang relevan mengenai all relevant information on the
bursa kerja maritim, termasuk maritime labour market, including
pasokan awak kapal terkini dan the current and prospective supply
prospektif yang bekerja sebagai of seafarers that work as crew
awak kapal dan digolongkan classified by age, sex, rank and
berdasarkan umur, jenis kelamin, qualifications, and the industry’s
tingkat jabatan, dan kualifikasi, requirements, the collection of data
serta persyaratan industrial, on age or sex being admissible only
pengumpulan data berdasarkan for statistical purposes or if used
umur atau jenis kelamin yang hanya in the framework of a programme
diizinkan untuk keperluan statistik to prevent discrimination based on
atau digunakan dalam kerangka age or sex;
kerja suatu program yang mencegah
diskriminasi berdasarkan umur atau
jenis kelamin;
(f) memastikan bahwa petugas yang (f) ensuring that the staff responsible
bertanggungjawab atas penga- for the supervision of public and
wasan jasa perekrutan dan private seafarer recruitment and
penempatan awak kapal, baik placement services for ship’s crew
yang dikelola oleh pemerintah with responsibility for the ship’s safe
maupun swasta untuk kru navigation and pollution prevention
kapal yang bertanggungjawab operations have had adequate
atas keselamatan pelayaran training, including approved sea-
dan pencegahan polusi harus service experience, and have
mendapatkan pelatihan yang relevant knowledge of the maritime
sesuai dengan standar, termasuk industry, including the relevant
memiliki masa layar yang diakui maritime international instruments
dan pengetahuan yang relevan on training, certification and labour
dengan industri maritim, termasuk standards;
instrumen-instrumen maritim
internasional yang relevan tentang
pelatihan, sertifikasi, dan standar
ketenagakerjaan;
(g) penetapan standar pelaksanaan (g) prescribing operational standards
dan pengadopsian kaidah etik and adopting codes of conduct
dan praktik-praktik etika bagi jasa and ethical practices for seafarer

48 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

perekrutan dan penempatan awak recruitment and placement


kapal; dan services; and
(h) melakukan pengawasan perizinan (h) exercising supervision of the
atau sistem sertifikasi berbasis licensing or certification system
pada sistem standar kualitas. on the basis of a system of quality
standards.
2. Dalam menetapkan sistem sebagaimana 2. In establishing the system referred to
dirujuk dalam Standar A1.4 ayat 2, setiap in Standard A1.4, paragraph 2, each
Negara Anggota wajib menimbang untuk Member should consider requiring
mensyaratkan jasa perekrutan dan seafarer recruitment and placement
penempatan awak kapal yang sudah ada services, established in its territory,
di wilayahnya, untuk mengembangkan to develop and maintain verifiable
dan menjaga praktik-praktik operasional operational practices. These operational
yang dapat diverifikasi. Praktik-praktik practices for private seafarer recruitment
operasional ini bagi jasa perekrutan dan and placement services and, to the
penempatan awak kapal oleh swasta extent that they are applicable, for public
dan, sejauh dapat diterapkan, untuk jasa seafarer recruitment and placement
perekrutan dan penempatan awak kapal services should address the following
oleh pemerintah, harus memperhatikan matters:
hal-hal berikut ini:
(a) pemeriksaan kesehatan, dokumen (a) medical examinations, seafarers’
identitas para awak kapal dan hal- identity documents and such other
hal lain sebagaimana mungkin items as may be required for the
dipersyaratkan bagi awak kapal seafarer to gain employment;
untuk memperoleh pekerjaan;
(b) menjaga, berkenaan dengan hak (b) maintaining, with due regard to
pribadi dan kebutuhan untuk the right to privacy and the need
melindungi kerahasiaan, catatan- to protect confidentiality, full and
catatan yang menyeluruh dan complete records of the seafarers
lengkap mengenai awak kapal yang covered by their recruitment and
dilindungi oleh sistem perekrutan placement system, which should
dan penempatannya, yang wajib include but not be limited to:
meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
(i) kualifikasi awak kapal; (i) the seafarers’ qualifications;
(ii) catatan pekerjaan; (ii) record of employment;
(iii) data pribadi yang relevan (iii) personal data relevant to
dengan pekerjaan; dan employment; and
(iv) data kesehatan yang relevan (iv) medical data relevant to
dengan pekerjaan; employment;
(c) memutakhirkan daftar kapal- (c) maintaining up-to-date lists of
kapal yang jasa perekrutan the ships for which the seafarer

Maritime Labour Convention, 2006 49


Peraturan dan Kaidah

dan penempatan awak kapal recruitment and placement services


menyediakan para awak kapalnya provide seafarers and ensuring
dan memastikan bahwa terdapat that there is a means by which the
sarana pada jasa tersebut yang services can be contacted in an
dapat dihubungi dalam keadaan emergency at all hours;
darurat setiap waktu;
(d) prosedur-prosedur untuk memasti- (d) procedures to ensure that seafarers
kan bahwa awak kapal tidak are not subject to exploitation by the
dieksploitasi oleh jasa perekrutan seafarer recruitment and placement
dan penempatan awak kapal services or their personnel with
atau oleh personel yang terkait regard to the offer of engagement
dengan penawaran pekerjaan pada on particular ships or by particular
kapal-kapal tertentu atau oleh companies;
perusahaan-perusahaan tertentu;
(e) prosedur-prosedur untuk mencegah (e) procedures to prevent the
kemungkinan eksploitasi terhadap opportunities for exploitation of
awak kapal yang muncul dari seafarers arising from the issue
pemberian uang muka atau of joining advances or any other
transaksi keuangan lainnya antara financial transaction between
pemilik kapal dengan awak kapal the shipowner and the seafarers
yang difasilitasi oleh jasa perekrutan which are handled by the seafarer
dan penempatan awak kapal; recruitment and placement
services;
(f) secara terang-terangan meng- (f) clearly publicizing costs, if any,
umumkan biaya-biaya, jika ada, which the seafarer will be expected
yang harus ditanggung oleh awak to bear in the recruitment process;
kapal di dalam proses perekrutan;
(g) memastikan bahwa setiap awak (g) ensuring that seafarers are
kapal diinformasikan mengenai setiap advised of any particular conditions
kondisi tertentu yang melekat pada applicable to the job for which
pekerjaan yang mereka dapat dan they are to be engaged and of the
kebijakan-kebijakan pemilik kapal particular shipowner’s policies
mengenai pekerjaan mereka itu. relating to their employment;
(h) prosedur-prosedur yang sesuai (h) procedures which are in accordance
dengan prinsip-prinsip keadilan with the principles of natural
yang berhubungan dengan kasus- justice for dealing with cases
kasus ketidakmampuan atau of incompetence or indiscipline
ketidakdisiplinan, yang konsisten consistent with national laws and
dengan hukum dan kebiasaan practice and, where applicable, with
nasional serta, apabila dapat collective agreements;
diterapkan, dengan kesepakatan
bersama;

50 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(i) prosedur-prosedur untuk memasti- (i) procedures to ensure, as far as


kan, sejauh dapat diterapkan, practicable, that all mandatory
bahwa seluruh sertifikat dan certificates and documents
dokumen yang diserahkan untuk submitted for employment are up to
harus mendapatkan pekerjaan date and have not been fraudulently
adalah yang terbaru dan tidak obtained and that employment
diperoleh dengan cara curang dan references are verified;
rujukan kerjanya dapat diverifikasi;
(j) prosedur-prosedur untuk memasti- (j) procedures to ensure that requests
kan bahwa permintaan terhadap for information or advice by families
informasi atau saran dari keluarga of seafarers while the seafarers are
awak kapal pada saat para awak at sea are dealt with promptly and
kapal berada di laut, ditangani sympathetically and at no cost; and
dengan segera, secara simpatik,
dan tanpa biaya; dan
(k) memverifikasi bahwa kondisi kerja (k) verifying that labour conditions on
di atas kapal, tempat para awak ships where seafarers are placed
kapal ditempatkan, sesuai dengan are in conformity with applicable
perjanjian kerja bersama yang collective bargaining agreements
berlaku yang ditetapkan antara concluded between a shipowner
pemilik kapal dan perwakilan and a representative seafarers’
organisasi awak kapal serta, sebagai organization and, as a matter of
suatu kebijakan, menyerakan policy, supplying seafarers only
awak kapal hanya kepada pemilik to shipowners that offer terms
kapal yang mengajukan syarat dan and conditions of employment
ketentuan kerja yang sesuai hukum to seafarers which comply with
atau peraturan yang berlaku atau applicable laws or regulations or
perjanjian bersama. collective agreements.
3. Pertimbangan wajib diberikan untuk 3. Consideration should be given to
mendorong kerja sama internasional encouraging international cooperation
antara Negara Anggota dan organisasi between Members and relevant
yang relevan, seperti: organizations, such as:
(a)
pertukaran informasi secara (a) the systematic exchange of
sistematis mengenai industri dan information on the maritime industry
bursa kerja maritim secara bilateral, and labour market on a bilateral,
regional dan multilateral; regional and multilateral basis;
(b) pertukaran informasi mengenai (b) the exchange of information on
perundang-undangan ketenaga- maritime labour legislation;
kerjaan maritim;
(c) harmonisasi kebijakan, metode (c) the harmonization of policies,
kerja, dan perundang-undangan working methods and legislation

Maritime Labour Convention, 2006 51


Peraturan dan Kaidah

yang mengatur perekrutan dan governing recruitment and place-


penempatan awak kapal; ment of seafarers;
(d) perbaikan prosedur dan kondisi (d) the improvement of procedures
bagi perekrutan dan penempatan and conditions for the international
awak kapal internasional; dan recruitment and placement of
seafarers; and
(e)
perencanaan angkatan kerja, (e) workforce planning, taking account
dengan memperhatikan permintaan of the supply of and demand for
dan penawaran awak kapal dan seafarers and the requirements of
persyaratan industri maritim. the maritime industry.

Judul 2. Kondisi Kerja Title 2. Conditions of


Employment
Peraturan Regulation

Peraturan 2.1 – Perjanjian Kerja Regulation 2.1 – Seafarers’


Awak Kapal employment agreements

Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers have a fair
kapal mempunyai perjanjian kerja yang adil. employment agreement.
1. Syarat dan ketentuan kerja awak kapal 1. The terms and conditions for employment
wajib ditetapkan atau merujuk pada of a seafarer shall be set out or referred
perjanjian tertulis yang jelas dapat to in a clear written legally enforceable
ditegakkan secara hukum dan wajib agreement and shall be consistent with
konsisten dengan standar-standar the standards set out in the Code.
sebagaimana tercantum dalam Kaidah.
2. Perjanjian kerja awak kapal wajib 2. Seafarers’ employment agreements
disepakati oleh para awak kapal shall be agreed to by the seafarer
berdasarkan kondisi-kondisi yang under conditions which ensure that the
memastikan bahwa awak kapal memiliki seafarer has an opportunity to review
kesempatan untuk meninjau kembali and seek advice on the terms and
dan meminta saran mengenai syarat dan conditions in the agreement and freely
ketentuan dalam perjanjian tersebut dan accepts them before signing.
tanpa tekanan menerimanya sebelum
penandatanganan.
3. Selama masih sesuai dengan hukum 3. To the extent compatible with the
dan kebiasaan nasional Negara Anggota, Member’s national law and practice,

52 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

perjanjian kerja awak kapal wajib seafarers’ employment agreements


dipahami untuk menggabungkan setiap shall be understood to incorporate
perjanjian kerja bersama yang berlaku. any applicable collective bargaining
agreements.

Standar Standard

Standar A2.1 – Perjanjian Kerja Standard A2.1 – Seafarers’


Awak Kapal employment agreements

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall adopt laws or


menerapkan hukum atau peraturan yang regulations requiring that ships that
mensyaratkan bahwa kapal-kapal yang fly its flag comply with the following
berbendera Negara Anggota memenuhi requirements:
persyaratan berikut ini:
(a) para awak kapal yang bekerja (a) seafarers working on ships that
di atas kapal yang berbendera fly its flag shall have a seafarers’
Negara Anggota, wajib memiliki employment agreement signed by
perjanjian kerja awak kapal yang both the seafarer and the shipowner
ditandatangani, baik oleh awak or a representative of the shipowner
kapal dan pemilik kapal maupun (or, where they are not employees,
perwakilan pemilik kapal (atau, evidence of contractual or similar
apabila mereka bukan pekerja, bukti arrangements) providing them with
kontraktual, atau pengaturan yang decent working and living conditions
serupa) yang memberikan mereka on board the ship as required by this
kondisi pekerjaan dan kehidupan Convention;
yang layak di atas kapal seperti
yang dipersyaratkan oleh Konvensi
ini;
(b) awak kapal yang menandatangani (b) seafarers signing a seafarers’
perjanjian kerja awak kapal wajib employment agreement shall be
diberikan kesempatan untuk given an opportunity to examine
memeriksa dan meminta saran and seek advice on the agreement
mengenai perjanjian tersebut before signing, as well as such
sebelum penandatanganan serta other facilities as are necessary to
fasilitas lainnya bila diperlukan ensure that they have freely entered
untuk memastikan mereka telah into an agreement with a sufficient
menandatangani perjanjian understanding of their rights and
tersebut tanpa tekanan dan dengan responsibilities;
pemahaman yang memadai tentang
hak dan tanggung jawab mereka;

Maritime Labour Convention, 2006 53


Peraturan dan Kaidah

(c) pemilik kapal dan awak kapal (c) the shipowner and seafarer
bersangkutan masing-masing concerned shall each have a
wajib memiliki dokumen asli signed original of the seafarers’
perjanjian kerja awak kapal yang employment agreement;
ditandatangani kedua belah pihak;
(d) kebijakan wajib diambil untuk (d) measures shall be taken to ensure
memastikan bahwa informasi yang that clear information as to the
jelas mengenai kondisi-kondisi conditions of their employment
pekerjaan mereka dapat diperoleh can be easily obtained on board
secara mudah di atas kapal oleh by seafarers, including the ship’s
awak kapal, termasuk nakhoda, dan master, and that such information,
bahwa informasi tersebut, termasuk including a copy of the seafarers’
salinan perjanjian kerja awak kapal, employment agreement, is also
dan juga bisa diakses untuk ditinjau accessible for review by officers of
kembali oleh para petugas dari a competent authority, including
otoritas berwenang, termasuk di those in ports to be visited; and
pelabuhan-pelabuhan yang akan
dikunjungi; dan
(e) awak kapal wajib diberikan dokumen (e) seafarers shall be given a document
yang memuat catatan mengenai containing a record of their
pekerjaan mereka di atas kapal. employment on board the ship.

2. Apabila suatu perjanjian kerja bersama 2. Where a collective bargaining agreement


membentuk seluruh atau sebagian dari forms all or part of a seafarers’
perjanjian kerja awak kapal, salinan employment agreement, a copy of
perjanjian itu wajib tersedia di atas that agreement shall be available on
kapal. Apabila bahasa perjanjian kerja board. Where the language of the
awak kapal dan setiap perjanjian kerja seafarers’ employment agreement and
bersama yang berlaku bukan merupakan any applicable collective bargaining
bahasa Inggris, yang berikut ini juga agreement is not in English, the following
wajib disediakan dalam bahasa Inggris shall also be available in English (except
(kecuali untuk kapal-kapal yang hanya for ships engaged only in domestic
berlayar di dalam negeri): voyages):
(a) salinan bentuk standar dari (a) a copy of a standard form of the
perjanjian tersebut; dan agreement; and

(b)
bagian-bagian dari perjanjian (b) the portions of the collective
kerja bersama yang tunduk pada bargaining agreement that are
pemeriksaan negara pelabuhan subject to a port State inspection
berdasarkan Peraturan 5.2. under Regulation 5.2.

3. Dokumen sebagaimana dirujuk pada 3. The document referred to in paragraph


ayat 1(e) dari Standar ini wajib tidak 1(e) of this Standard shall not contain
memuat setiap pernyataan menyangkut any statement as to the quality of the
kualitas kerja awak kapal atau seafarers’ work or as to their wages. The

54 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

menyangkut upahnya. Bentuk dokumen form of the document, the particulars to


itu, hal-hal khusus yang akan dicatat dan be recorded and the manner in which
cara hal-hal tersebut akan dimasukkan such particulars are to be entered, shall
wajib ditentukan berdasarkan hukum be determined by national law.
nasional.
4. Setiap Negara Anggota wajib 4. Each Member shall adopt laws and
menerapkan peraturan perundang- regulations specifying the matters that
undangan yang menguraikan hal-hal are to be included in all seafarers’
yang akan dimasukkan ke seluruh employment agreements governed by
perjanjian kerja awak kapal yang diatur its national law. Seafarers’ employment
oleh hukum nasionalnya. Perjanjian agreements shall in all cases contain the
kerja awak kapal, dalam segala hal wajib following particulars:
memuat hal-hal khusus berikut ini:
(a) nama lengkap, tanggal lahir atau (a) the seafarer’s full name, date of
usia, dan tempat lahir awak kapal; birth or age, and birthplace;
(b) nama dan alamat pemilik kapal; (b) the shipowner’s name and address;
(c) tempat di mana dan tanggal pada (c) the place where and date when the
saat perjanjian kerja awak kapal seafarers’ employment agreement
ditandatangani; is entered into;
(d) jabatan awak kapal yang akan (d) the capacity in which the seafarer is
dipekerjakan; to be employed;
(e) jumlah upah awak kapal atau apabila (e) the amount of the seafarer’s wages
memungkinkan rumusan yang or, where applicable, the formula
digunakan untuk menghitungnya; used for calculating them;
(f) jumlah cuti tahunan yang dibayar (f) the amount of paid annual leave or,
atau apabila memungkinkan where applicable, the formula used
rumusan yang digunakan untuk for calculating it;
menghitungnya;
(g)
pemutusan perjanjian dan (g) the termination of the agreement
ketentuan-ketentuannya yang ter- and the conditions thereof,
masuk: including:
(i) apabila perjanjian telah (i) if the agreement has been
dibuat untuk jangka waktu made for an indefinite period,
tidak terbatas, ketentuan- the conditions entitling either
ketentuan yang memperkenan- party to terminate it, as well
kan salah satu pihak untuk as the required notice period,
mengakhirinya, serta jangka which shall not be less for
waktu pemberitahuan yang the shipowner than for the
dipersyaratkan, yang wajib seafarer;
tidak kurang bagi pemilik kapal

Maritime Labour Convention, 2006 55


Peraturan dan Kaidah

daripada bagi awak kapal;


(ii) apabila perjanjian tersebut (ii) if the agreement has been
telah dibuat untuk suatu made for a definite period, the
jangka waktu tertentu, tanggal date fixed for its expiry; and
berakhirnya ditetapkan; dan
(iii) apabila perjanjian tersebut (iii) if the agreement has been
telah dibuat untuk suatu made for a voyage, the port
perjalanan, pelabuhan tujuan of destination and the time
dan masa berlakunya harus which has to expire after arrival
berakhir setelah kedatangan before the seafarer should be
kapal sebelum awak kapal discharged;
tersebut wajib diturunkan;
(h) manfaat perlindungan jaminan (h) the health and social security
kesehatan dan jaminan sosial yang protection benefits to be provided to
akan diberikan kepada awak kapal the seafarer by the shipowner;
oleh pemilik kapal;
(i) hak pemulangan awak kapal; (i) the seafarer’s entitlement to
repatriation;
(j) rujukan untuk perjanjian kerja (j) reference to the collective bargaining
bersama, apabila memungkinkan; agreement, if applicable; and
dan
(k) setiap hal khusus lainnya yang (k) any other particulars which national
mungkin dipersyaratkan oleh law may require.
hukum nasional.
5. Setiap Negara Anggota wajib mene- 5. Each Member shall adopt laws or
rapkan hukum atau peraturan regulations establishing minimum notice
yang menetapkan jangka waktu periods to be given by the seafarers and
pemberitahuan minimum yang akan shipowners for the early termination of
diberikan kepada awak kapal dan a seafarers’ employment agreement.
pemilik kapal untuk pemutusan awal The duration of these minimum periods
perjanjian kerja awak kapal. Jangka shall be determined after consultation
waktu minimum ini wajib ditetapkan with the shipowners’ and seafarers’
setelah berkonsultasi dengan organisasi organizations concerned, but shall not
pemilik kapal dan organisasi awak kapal be shorter than seven days.
yang bersangkutan, tetapi tidak lebih
singkat dari tujuh hari.
6. Jangka waktu pemberitahuan yang lebih 6. A notice period shorter than the
singkat dari jangka waktu minimum minimum may be given in circumstances
dapat diberikan dalam keadaan yang which are recognized under national law
diakui berdasarkan hukum nasional or regulations or applicable collective

56 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

atau peraturan perundang-undangan bargaining agreements as justifying


atau perjanjian kerja bersama yang termination of the employment agreement
berlaku yang membenarkan pemutusan at shorter notice or without notice. In
perjanjian kerja tersebut pada jangka determining those circumstances, each
waktu yang lebih singkat atau tanpa Member shall ensure that the need
pemberitahuan. Dalam menentukan of the seafarer to terminate, without
keadaan tersebut, setiap Negara penalty, the employment agreement
Anggota wajib memastikan bahwa on shorter notice or without notice for
kebutuhan awak kapal untuk memutus compassionate or other urgent reasons
perjanjian kerja yang lebih singkat atau is taken into account.
tanpa pemberitahuan dengan alasan
belas kasihan atau alasan mendesak
dapat dipertimbangkan tanpa hukuman.

Pedoman Guideline

Pedoman B2.1 – Perjanjian Kerja Guideline B2.1 – Seafarers’


Awak Kapal employment agreements

Pedoman B2.1.1 – Rekam Jejak Kerja Guideline B2.1.1 – Record of


employment

Dalam menentukan hal-hal yang akan dicatat In determining the particulars to be recorded
dalam rekam jejak kerja sebagaimana dirujuk in the record of employment referred to in
pada Standar A2.1, ayat 1(e), Setiap Negara Standard A2.1, paragraph 1(e), each Member
Anggota wajib memastikan bahwa dokumen should ensure that this document contains
ini memuat informasi yang mencukupi, sufficient information, with a translation
dengan terjemahan dalam bahasa Inggris, in English, to facilitate the acquisition of
untuk memudahkan perolehan pekerjaan further work or to satisfy the sea-service
selanjutnya atau memenuhi persyaratan requirements for upgrading or promotion.
dalam masa layar untuk meningkatkan A seafarers’ discharge book may satisfy
kemampuan atau promosi. Buku pelepasan the requirements of paragraph 1(e) of that
awak kapal dapat memenuhi persyaratan Standard.
ayat 1(e) dari Standar ini.

Peraturan Regulation

Peraturan 2.2 – Upah Regulation 2.2 – Wages

Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers are paid
kapal dibayar atas jasa mereka. for their services

Maritime Labour Convention, 2006 57


Peraturan dan Kaidah

Semua awak kapal wajib dibayar atas All seafarers shall be paid for their work
pekerjaan mereka secara teratur dan penuh regularly and in full in accordance with their
sesuai dengan perjanjian kerja mereka. employment agreements.

Standar Standard

Standar A2.2 – Upah Standard A2.2 – Wages

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall require that payments
mensyaratkan pembayaran-pembayaran due to seafarers working on ships that
yang terkait dengan pekerjaan awak fly its flag are made at no greater than
kapal yang bekerja di atas kapal yang monthly intervals and in accordance with
berbendera Negara Anggota dilakukan any applicable collective agreement.
tidak lebih lama dari pada jangka waktu
satu bulan dan sesuai dengan perjanjian
kerja bersama yang berlaku.
2. Awak kapal wajib diberikan rekening 2. Seafarers shall be given a monthly
pembayaran bulanan dan sejumlah account of the payments due and
uang yang dibayarkan, termasuk upah, the amounts paid, including wages,
pembayaran tambahan dan nilai tukar additional payments and the rate of
yang digunakan di mana pembayaran exchange used where payment has been
tersebut telah dilakukan dalam suatu made in a currency or at a rate different
mata uang atau dari suatu nilai tukar from the one agreed to.
yang berbeda dari nilai tukar yang
disepakati.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall require that
mensyaratkan bahwa pemilik kapal shipowners take measures, such as
mengambil kebijakan, sebagaimana those set out in paragraph 4 of this
tercantum pada ayat 4 dari Standar Standard, to provide seafarers with a
ini, untuk menyediakan awak kapal means to transmit all or part of their
sarana mengirimkan seluruh atau earnings to their families or dependants
sebagian daripada pendapatan mereka or legal beneficiaries.
kepada keluarga atau yang menjadi
tanggungannya atau para penerima sah.
4. Kebijakan yang memastikan bahwa 4. Measures to ensure that seafarers are
para awak kapal dapat mengirimkan able to transmit their earnings to their
pendapatan mereka kepada keluarga families include:
mereka meliputi:
(a) suatu sistem untuk memungkinkan (a) a system for enabling seafarers,
awak kapal, pada saat memulai at the time of their entering
pekerjaan atau selama bekerja, employment or during it, to allot, if

58 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

untuk membagi, apabila mereka they so desire, a proportion of their


menginginkan, sebagian dari wages for remittance at regular
upah mereka untuk dikirimkan intervals to their families by bank
dengan jangka waktu yang teratur transfers or similar means; and
kepada keluarga mereka melalui
pengiriman antar bank atau dengan
cara yang sejenis; dan
(b)
suatu persyaratan bahwa (b) a requirement that allotments
pembagian wajib dikirimkan tepat should be remitted in due time and
waktu dan secara langsung kepada directly to the person or persons
seseorang atau orang-orang yang nominated by the seafarers.
ditunjuk oleh awak kapal.

5. Setiap biaya atas jasa sebagaimana 5. Any charge for the service under
dirujuk pada ayat 3 dan 4 dalam Standar paragraphs 3 and 4 of this Standard
ini wajib dihitung dalam jumlah yang shall be reasonable in amount, and
wajar, dan sesuai dengan nilai tukar the rate of currency exchange, unless
mata uang, kecuali ditetapkan lain, otherwise provided, shall, in accordance
wajib, sesuai hukum atau peraturan with national laws or regulations, be at
nasional, menggunakan nilai tukar pasar the prevailing market rate or the official
yang berlaku atau nilai tukar resmi dan published rate and not unfavourable to
tidak merugikan awak kapal. the seafarer.
6. Setiap Negara Anggota yang menerapkan 6. Each Member that adopts national laws
hukum atau peraturan nasional yang or regulations governing seafarers’
mengatur upah awak kapal wajib wages shall give due consideration to
memberikan pertimbangan terhadap the guidance provided in Part B of the
pedoman sebagaimana tercantum Code.
dalam Bagian B dari Kaidah ini.

Pedoman Guideline

Pedoman B2.2 – Upah Guideline B2.2 – Wages

Pedoman B2.2.1. – Definisi Khusus Guideline B2.2.1 – Specific definitions

Untuk tujuan Pedoman ini, istilah: For the purpose of this Guideline, the term:
(a) awak kapal terampil (able seafarer) (a) able seafarer means any seafarer who is
adalah awak kapal yang dianggap deemed competent to perform any duty
kompeten untuk melaksanakan berbagai which may be required of a rating serving
tugas yang memerlukan kecakapan in the deck department, other than the
kerja di departemen dek, selain tugas duties of a supervisory or specialist

Maritime Labour Convention, 2006 59


Peraturan dan Kaidah

seorang pengawas atau spesialis, atau rating, or who is defined as such by


yang ditetapkan oleh hukum, peraturan national laws, regulations or practice, or
atau kebiasaan nasional, atau oleh by collective agreement;
perjanjian kerja bersama;
(b) gaji pokok atau upah pokok adalah (b) basic pay or wages means the pay,
sejumlah pembayaran, bagaimanapun however composed, for normal hours of
komposisinya, untuk waktu kerja normal; work; it does not include payments for
tidak termasuk pembayaran lembur, overtime worked, bonuses, allowances,
bonus, uang harian, uang cuti berbayar paid leave or any other additional
atau setiap tambahan pendapatan remuneration;
lainnya;
(c) upah gabungan adalah upah atau (c) consolidated wage means a wage or
penghasilan yang meliputi gaji pokok dan salary which includes the basic pay and
tunjangan terkait lainnya; suatu upah other pay-related benefits; a consolidated
gabungan dapat meliputi kompensasi wage may include compensation for all
atas seluruh waktu kerja lembur yang overtime hours which are worked and
dikerjakan dan seluruh tunjangan terkait all other pay-related benefits, or it may
lainnya, atau dapat meliputi hanya include only certain benefits in a partial
tunjangan tertentu dalam sebuah bagian consolidation;
dari upah gabungan
(d) jam kerja adalah waktu yang diperlukan (d) hours of work means time during which
awak kapal untuk melakukan pekerjaan seafarers are required to do work on
selama di atas kapal; account of the ship;
(e) waktu kerja lembur adalah waktu kerja (e) overtime means time worked in excess
yang melebihi jam kerja normal of the normal hours of work.

Pedoman B2.2.2 – Penghitungan dan Guideline B2.2.2 – Calculation and


Pembayaran payment

1. Bagi awak kapal yang memiliki 1. For seafarers whose remuneration


pendapatan meliputi kompensasi yang includes separate compensation for
terpisah atas kerja lembur: overtime worked:
(a) untuk tujuan penghitungan upah, (a) for the purpose of calculating
jam kerja normal di laut dan di wages, the normal hours of work at
pelabuhan tidak boleh melebihi sea and in port should not exceed
delapan jam per hari; eight hours per day;
(b) untuk tujuan penghitungan lembur, (b) for the purpose of calculating
jumlah jam kerja normal per minggu overtime, the number of normal
yang dicakup oleh gaji pokok atau hours per week covered by the basic
upah pokok wajib ditetapkan oleh pay or wages should be prescribed
hukum atau peraturan nasional, by national laws or regulations,

60 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

apabila tidak ditetapkan dalam if not determined by collective


perjanjian kerja bersama, tetapi agreements, but should not exceed
wajib tidak melebihi 48 jam per 48 hours per week; collective
minggu; perjanjian kerja bersama agreements may provide for a
dapat memberikan perbedaan different but not less favourable
tetapi tidak kurang dari perlakuan treatment;
yang menguntungkan;
(c) tingkat kompensasi untuk lembur, (c) the rate or rates of compensation
yang tidak boleh kurang dari satu for overtime, which should be not
seperempat kali gaji pokok atau upah less than one and one-quarter times
pokok per jam, harus ditetapkan the basic pay or wages per hour,
oleh hukum atau peraturan nasional should be prescribed by national
atau oleh perjanjian kerja bersama, laws or regulations or by collective
apabila dapat diterapkan; dan agreements, if applicable; and
(d) catatan seluruh kerja lembur (d) records of all overtime worked
wajib disimpan oleh nakhoda, should be maintained by the master,
atau seseorang yang ditunjuk oleh or a person assigned by the master,
nakhoda tersebut, dan disetujui and endorsed by the seafarer at no
oleh awak kapal dan tidak lebih dari greater than monthly intervals.
jangka waktu satu bulan.
2. Bagi awak kapal yang upahnya secara 2. For seafarers whose wages are fully or
keseluruhan atau sebagian digabungkan: partially consolidated:
(a) perjanjian kerja awak kapal wajib (a) the seafarers’ employment
menguraikan secara jelas, apabila agreement should specify clearly,
sesuai, jumlah jam kerja yang where appropriate, the number
diharapkan oleh awak kapal terkait of hours of work expected of
dengan pendapatannya, dan the seafarer in return for this
setiap uang harian tambahan yang remuneration, and any additional
mungkin ditambahkan dalam upah allowances which might be due in
gabungan, dan dalam keadaan addition to the consolidated wage,
tertentu; and in which circumstances;
(b) apabila jam lembur per jam (b) where hourly overtime is payable
dibayarkan untuk kelebihan waktu for hours worked in excess of those
kerja yang dikerjakan sebagaimana covered by the consolidated wage,
tercakup dalam upah gabungan, the hourly rate should be not less
nilai per jam tidak boleh kurang than one and onequarter times
dari satu seperempat kali upah the basic rate corresponding to the
pokok yang terkait dengan jam kerja normal hours of work as defined in
normal sebagaimana didefinisikan paragraph 1 of this Guideline; the
pada ayat 1 dari Pedoman ini, prinsip same principle should be applied to
yang sama wajib berlaku untuk jam the overtime hours included in the

Maritime Labour Convention, 2006 61


Peraturan dan Kaidah

kerja lembur yang termasuk ke consolidated wage;


dalam upah gabungan;
(c)
pendapatan untuk bagian (c) remuneration for that portion of the
keseluruhan atau sebagian upah fully or partially consolidated wage
gabungan mencerminkan jam kerja representing the normal hours of
normal sebagaimana didefinisikan work as defined in paragraph 1(a)
dalam ayat 1(a) Pedoman ini wajib of this Guideline should be no less
tidak kurang dari upah minimum than the applicable minimum wage;
yang berlaku; dan and
(d) awak kapal yang upahnya sebagian (d) for seafarers whose wages are
digabungkan, catatan kerja lembur partially consolidated, records
wajib disimpan dan disetujui of all overtime worked should
sebagaimana yang ditetapkan be maintained and endorsed as
dalam ayat 1 (d) Pedoman ini. provided for in paragraph 1(d) of
this Guideline.
3. Hukum atau peraturan nasional 3. National laws or regulations or
atau perjanjian kerja bersama dapat collective agreements may provide for
mengatur kompensasi untuk lembur compensation for overtime or for work
atau untuk pekerjaan yang dikerjakan performed on the weekly day of rest and
pada hari istirahat mingguan dan pada on public holidays by at least equivalent
hari libur nasional setidaknya setara time off duty and off the ship or additional
dengan waktu libur dan ketika kapal leave in lieu of remuneration or any other
sandar atau cuti tambahan sebagai compensation so provided.
pengganti pendapatan atau kompensasi
lain sebagaimana diberikan
4. Hukum atau peraturan nasional yang 4. National laws and regulations adopted
diterapkan setelah berkonsultasi dengan after consulting the representative
perwakilan organisasi pemilik kapal dan shipowners’ and seafarers’ organizations
organisasi awak kapal atau, apabila or, as appropriate, collective agreements
sesuai, perjanjian kerja bersama wajib should take into account the following
mempertimbangkan prinsip-prinsip principles:
berikut:
(a) pendapatan yang setara untuk (a) equal remuneration for work of
pekerjaan yang bernilai setara equal value should apply to all
wajib berlaku untuk semua awak seafarers employed on the same
kapal yang dipekerjakan di atas ship without discrimination based
kapal yang sama tanpa diskriminasi upon race, colour, sex, religion,
berdasarkan ras, warna kulit, jenis political opinion, national extraction
kelamin, agama, paham politik, or social origin;
keturunan kewarganegaraan atau
asal usul sosial;

62 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(b) perjanjian kerja awak kapal yang (b) the seafarers’ employment
menguraikan upah atau nilai upah agreement specifying the
yang berlaku wajib diberlakukan applicable wages or wage rates
di atas kapal; informasi mengenai should be carried on board the ship;
jumlah upah atau nilai upah information on the amount of wages
tersebut wajib disediakan untuk or wage rates should be made
setiap awak kapal, baik dengan available to each seafarer, either by
memberikannya paling sedikit satu providing at least one signed copy
salinan informasi yang relevan of the relevant information to the
yang telah ditandatangani kepada seafarer in a language which the
awak kapal dalam bahasa yang seafarer understands, or by posting
dipahami oleh awak kapal tersebut, a copy of the agreement in a place
atau dengan menempatkan salinan accessible to seafarers or by some
perjanjian tersebut di tempat yang other appropriate means;
mudah diakses oleh awak kapal
atau dengan cara lain yang tepat;
(c) upah wajib dibayarkan dengan (c) wages should be paid in legal
alat pembayaran yang sah; apabila tender; where appropriate, they
sesuai, dapat dibayarkan melalui may be paid by bank transfer, bank
pengiriman antar bank, cek, cek pos cheque, postal cheque or money
atau surat perintah pembayaran; order;
(d) pada saat pemutusan pembayaran (d) on termination of engagement all
semua pendapatan, wajib dibayar remuneration due should be paid
tanpa penundaan yang tidak without undue delay;
semestinya;
(e) hukuman yang memadai atau (e) adequate penalties or other
pemulihan yang sesuai lainnya appropriate remedies should be
harus dikenakan oleh otoritas imposed by the competent authority
berwenang apabila pemilik kapal where shipowners unduly delay,
menunda dengan tidak semestinya or fail to make, payment of all
atau gagal melakukan pembayaran remuneration due;
atas semua pendapatan;
(f) upah wajib dibayarkan secara (f) wages should be paid directly
langsung ke rekening bank awak to seafarers’ designated bank
kapal yang sudah ditunjuk, kecuali accounts unless they request
mereka meminta sebaliknya secara otherwise in writing;
tertulis;
(g) tunduk pada sub ayat (h) dari (g) subject to subparagraph (h) of this
ayat ini, pemilik kapal wajib tidak paragraph, the shipowner should
membatasi kebebasan awak kapal impose no limit on seafarers’
untuk menghabiskan pendapatan freedom to dispose of their
mereka; remuneration;

Maritime Labour Convention, 2006 63


Peraturan dan Kaidah

(h) pengurangan pendapatan seharus- (h) deduction from remuneration


nya diizinkan hanya jika: should be permitted only if:
(i) ada ketentuan tegas dalam (i) there is an express provision
hukum atau peraturan in national laws or regulations
nasional atau dalam perjanjian or in an applicable collective
bersama yang berlaku dan agreement and the seafarer has
awak kapal telah diberitahukan been informed, in the manner
sebelumnya, melalui cara deemed most appropriate by
yang dianggap paling tepat the competent authority, of the
oleh otoritas berwenang, atas conditions for such deductions;
syarat-syarat pengurangan and
tersebut; dan
(ii)
total pengurangan tidak (ii) the deductions do not in total
melebihi batas yang ditetapkan exceed the limit that may have
oleh hukum atau peraturan been established by national
nasional atau perjanjian laws or regulations or collective
bersama atau keputusan agreements or court decisions
pengadilan dalam membuat for making such deductions.
pengurangan tersebut.
(i) tidak boleh ada pengurangan (i) no deductions should be made
dari remunerasi awak kapal from a seafarer’s remuneration in
terkait dengan perolehan atau respect of obtaining or retaining
mempertahankan pekerjaan; employment;
(j) denda yang bersifat finansial (j) monetary fines against seafarers
terhadap awak kapal selain daripada other than those authorized by
yang diizinkan oleh hukum atau national laws or regulations,
peraturan nasional atau perjanjian collective agreements or other
kerja bersama atau kebijakan- measures should be prohibited;
kebijakan lain wajib dilarang.
(k) otoritas berwenang wajib memiliki (k) the competent authority should
kewenangan untuk memeriksa have the power to inspect stores
toko dan layanan yang disediakan and services provided on board ship
di atas kapal untuk memastikan to ensure that fair and reasonable
bahwa harga yang adil dan wajar prices are applied for the benefit of
diberlakukan untuk manfaat bagi the seafarers concerned; and
awak kapal bersangkutan; dan
(l) sepanjang klaim dari awak kapal (l) to the extent that seafarers’ claims
untuk upah dan jumlah lainnya for wages and other sums due in
berkenaan dengan pekerjaan yang respect of their employment are
tidak ditanggung sesuai dengan not secured in accordance with
ketentuan Konvensi Internasional the provisions of the International

64 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

mengenai Gadai dan Hipotek Convention on Maritime Liens and


Maritim, 1993, klaim dimaksud Mortgages, 1993, such claims
wajib dilindungi sesuai Konvensi should be protected in accordance
Perlindungan Klaim Pekerja with the Protection of Workers’
(Kepailitan Pengusaha), 1992 (No. Claims (Employer’s Insolvency)
173). Convention, 1992 (No. 173).
5. Setiap Negara Anggota wajib, setelah 5. Each Member should, after consulting
berkonsultasi dengan perwakilan with representative shipowners’
pemilik kapal dan organisasi awak kapal, and seafarers’ organizations, have
memiliki prosedur untuk menyelidiki procedures to investigate complaints
keluhan yang tercantum dalam Pedoman relating to any matter contained in this
ini. Guideline.

Pedoman B2.2.3 – Upah Minimum Guideline B2.2.3 – Minimum wages

1. Tanpa mengurangi arti dari prinsip 1. Without prejudice to the principle of


perundingan bersama yang bebas, free collective bargaining, each Member
setiap Negara Anggota wajib, setelah should, after consulting representative
berkonsultasi dengan perwakilan shipowners’ and seafarers’
organisasi pemilik kapal dan organisasi organizations, establish procedures
awak kapal, menetapkan prosedur untuk for determining minimum wages for
menetapkan upah minimum bagi awak seafarers. Representative shipowners’
kapal. Perwakilan organisasi pemilik and seafarers’ organizations should
kapal dan organisasi awak kapal wajib participate in the operation of such
ikut serta dalam pelaksanaan prosedur procedures.
tersebut.
2. Saat menyusun prosedur tersebut dan 2. When establishing such procedures and
menetapkan upah minimum, wajib in fixing minimum wages, due regard
sejalan dengan standar ketenagakerjaan should be given to international labour
internasional mengenai penetapan upah standards concerning minimum wage
minimum, serta prinsip-prinsip berikut fixing, as well as the following principles:
ini:
(a) tingkat upah minimum wajib (a) the level of minimum wages should
mempertimbangkan sifat lapangan take into account the nature of
kerja maritim, tingkat jabatan di maritime employment, crewing
atas kapal, dan jam kerja normal levels of ships, and seafarers’
awak kapal; dan normal hours of work; and
(b) tingkat upah minimum wajib (b) the level of minimum wages should
disesuaikan dengan memper- be adjusted to take into account
timbangkan perubahan biaya hidup changes in the cost of living and in
dan kebutuhan awak kapal. the needs of seafarers.

Maritime Labour Convention, 2006 65


Peraturan dan Kaidah

3. Otoritas berwenang wajib memastikan: 3. The competent authority should ensure:


(a) melalui sarana sistem pengawasan (a) by means of a system of supervision
dan sanksi, upah dibayarkan tidak and sanctions, that wages are paid
kurang dari nilai upah atau nilai at not less than the rate or rates
upah yang ditetapkan; dan fixed; and
(b) bahwa setiap awak kapal yang telah (b) that any seafarers who have been
dibayar dengan nilai yang lebih paid at a rate lower than the minimum
rendah daripada upah minimum wage are enabled to recover, by an
untuk dipulihkan, dengan proses inexpensive and expeditious judicial
hukum atau prosedur lain yang or other procedure, the amount by
tidak mahal dan cepat untuk jumlah which they have been underpaid.
yang belum dibayarkan.

Pedoman B2.2.4 – Gambaran Gaji Guideline B2.2.4 – Minimum


Pokok atau Upah Pokok Minimum monthly basic pay or wage figure for
Bulanan bagi Awak Kapal able seafarers

1. Gaji pokok atau upah pokok untuk 1. The basic pay or wages for a calendar
jasa satu bulan kalender bagi seorang month of service for an able seafarer
awak kapal wajib tidak kurang dari should be no less than the amount
jumlah yang secara rutin ditetapkan periodically set by the Joint Maritime
oleh Komite Maritim Bersama atau Commission or another body authorized
badan–badan resmi lainnya oleh Badan by the Governing Body of the International
Pimpinan pada Kantor Ketenagakerjaan Labour Office. Upon a decision of the
Internasional. Berdasarkan keputusan Governing Body, the Director-General
Badan Pimpinan, Direktur Jenderal shall notify any revised amount to the
wajib memberitahukan setiap perbaikan Members of the Organization.
jumlah kepada Negara-negara Anggota
Organisasi.
2. Tidak ada dalam Pedoman ini yang 2. Nothing in this Guideline should be
wajib dianggap mengurangi pengaturan- deemed to prejudice arrangements
pengaturan yang telah disepakati agreed between shipowners or
antara pemilik kapal atau organisasi- their organizations and seafarers’
organisasinya dengan organisasi- organizations with regard to the
organisasi awak kapal berkenaan dengan regulation of standard minimum
peraturan mengenai standar minimum terms and conditions of employment,
syarat dan kondisi kerja, bahwa syarat provided such terms and conditions are
dan kondisi tersebut diakui oleh otoritas recognized by the competent authority.
berwenang.

66 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Peraturan Regulation

Peraturan 2.3 – Jam Kerja dan Jam Regulation 2.3 – Hours of work and
Istirahat hours of rest

Tujuan: untuk memastikan awak kapal Purpose: to ensure that seafarers have
memiliki jam kerja atau jam istirahat yang regulated hours of work or hours of rest.
teratur.
1. Setiap Negara Anggota wajib memastikan 1. Each Member shall ensure that the hours
bahwa jam kerja atau jam istirahat awak of work or hours of rest for seafarers are
kapal telah diatur. regulated.
2. Setiap Negara Anggota wajib menetapkan 2. Each Member shall establish maximum
jam kerja maksimum atau jam istirahat hours of work or minimum hours of rest
minimum dalam jangka waktu tertentu over given periods that are consistent
yang konsisten dengan ketentuan yang with the provisions in the Code.
diatur dalam Kaidah.

Standar Standard

Standar A2.3 – Jam Kerja dan Jam Standard A2.3 – Hours of work and
Istirahat hours of rest

1. Untuk tujuan Standar ini, istilah: 1. For the purpose of this Standard, the
term:
(a) jam kerja adalah waktu selama (a) hours of work means time during
awak kapal dipersyaratkan untuk which seafarers are required to do
melakukan pekerjaan di atas kapal work on account of the ship;
(b) jam istirahat adalah waktu di luar (b) hours of rest means time outside
jam kerja; istilah ini tidak meliputi hours of work; this term does not
istirahat pendek include short breaks.
2. Setiap Negara Anggota wajib, dalam batas 2. Each Member shall within the limits set
yang ditetapkan dalam ayat 5 sampai out in paragraphs 5 to 8 of this Standard
dengan ayat 8 Standar ini menentukan fix either a maximum number of hours
suatu jumlah maksimum jam kerja yang of work which shall not be exceeded in
wajib tidak melebihi jangka waktu yang a given period of time, or a minimum
ditetapkan, atau jumlah minimum jam number of hours of rest which shall be
istirahat yang wajib diberikan dalam provided in a given period of time.
suatu jangka waktu yang ditetapkan.
3. Setiap Negara Anggota mengakui 3. Each Member acknowledges that the
standar jam kerja normal untuk awak normal working hours’ standard for

Maritime Labour Convention, 2006 67


Peraturan dan Kaidah

kapal, seperti halnya pekerja lain, wajib seafarers, like that for other workers,
didasarkan pada delapan jam sehari shall be based on an eight-hour day
dengan satu hari istirahat per minggu with one day of rest per week and rest
dan istirahat pada hari libur nasional. on public holidays. However, this shall
Akan tetapi, hal ini harus tidak mencegah not prevent the Member from having
Negara Anggota untuk memiliki prosedur procedures to authorize or register a
guna mengizinkan atau mendaftarkan collective agreement which determines
perjanjian kerja bersama yang seafarers’ normal working hours on
menentukan jam kerja normal awak a basis no less favourable than this
kapal yang pada dasarnya tidak kurang standard.
menguntungkan dari Standar ini.
4. Dalam menetapkan standar nasional, 4. In determining the national standards,
setiap Negara Anggota wajib each Member shall take account of the
mempertimbangkan bahaya yang danger posed by the fatigue of seafarers,
diakibatkan oleh kelelahan awak kapal, especially those whose duties involve
khususnya mereka yang pekerjaannya navigational safety and the safe and
menyangkut keselamatan pelayaran dan secure operation of the ship.
keselamatan dan keamanan kegiatan
operasional kapal.
5. Batas pada jam kerja atau jam istirahat 5. The limits on hours of work or rest shall
wajib sebagai berikut: be as follows:
(a) jam kerja maksimum wajib tidak (a) maximum hours of work shall not
melebihi: exceed:
(i) 14 jam dalam jangka waktu 24 (i) 14 hours in any 24-hour period;
jam; dan and
(ii) 72 jam dalam jangka waktu (ii) 72 hours in any seven-day
tujuh hari; atau period; or
(b) jam istirahat minimum wajib tidak (b) minimum hours of rest shall not be
kurang dari: less than:
(i) sepuluh jam dalam jangka (i) ten hours in any 24-hour period;
waktu 24 jam; dan and
(ii) 77 jam dalam jangka waktu (ii) 77 hours in any seven-day
tujuh hari. period.
6. Jam istirahat dapat dibagi ke dalam 6. Hours of rest may be divided into no more
tidak kurang dari dua jangka waktu, satu than two periods, one of which shall
diantaranya paling singkat enam jam be at least six hours in length, and the
lamanya, dan jeda waktu antar waktu interval between consecutive periods of
istirahat berturut-turut tidak melebihi 14 rest shall not exceed 14 hours.
jam.

68 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

7. Berkumpul, latihan pemadaman 7. Musters, fire-fighting and lifeboat drills,


kebakaran dan latihan penggunaan and drills prescribed by national laws
sekoci, dan latihan-latihan yang and regulations and by international
ditetapkan oleh peraturan perundang- instruments, shall be conducted in a
undangan nasional dan oleh instrumen manner that minimizes the disturbance
internasional, wajib dilaksanakan of rest periods and does not induce
dengan cara yang meminimalkan fatigue.
gangguan waktu istirahat dan tidak
mengakibatkan kelelahan.
8. Pada saat awak kapal sedang bertugas, 8. When a seafarer is on call, such as
misalnya ketika di ruang mesin tanpa when a machinery space is unattended,
awak, awak kapal wajib mempunyai the seafarer shall have an adequate
kompensasi jangka waktu istirahat yang compensatory rest period if the normal
cukup jika jangka waktu istirahat normal period of rest is disturbed by call-outs to
terganggu oleh panggilan untuk bekerja. work.
9. Apabila tidak ada perjanjian kerja 9. If no collective agreement or arbitration
bersama atau keputusan arbitrase atau award exists or if the competent
bila otoritas berwenang menetapkan authority determines that the provisions
bahwa ketentuan dalam perjanjian atau in the agreement or award in respect of
keputusan yang terkait dengan ayat 7 paragraph 7 or 8 of this Standard are
atau ayat 8 Standar ini tidak mencukupi, inadequate, the competent authority
otoritas berwenang wajib menetapkan shall determine such provisions to
ketentuan guna memastikan awak kapal ensure the seafarers concerned have
mendapat waktu istirahat yang cukup. sufficient rest.
10. Setiap Negara Anggota wajib 10. Each Member shall require the posting, in
mensyaratkan penempatan, di tempat an easily accessible place, of a table with
yang mudah diakses, sebuah tabel yang the shipboard working arrangements,
memuat pengaturan kerja di atas kapal, which shall contain for every position at
yang wajib memuat untuk setiap posisi, least:
paling tidak:
(a) jadwal kerja di kapal dan kerja di (a) the schedule of service at sea and
pelabuhan; dan service in port; and

(b) jam kerja maksimum atau jam (b) the maximum hours of work or the
istirahat minimum yang ditetapkan minimum hours of rest required
oleh hukum atau peraturan nasional by national laws or regulations or
atau perjanjian kerja bersama yang applicable collective agreements.
berlaku.
11. Tabel yang dirujuk pada ayat 10 Standar 11. The table referred to in paragraph 10
ini wajib disusun dalam format baku of this Standard shall be established in
dalam bahasa yang digunakan atau a standardized format in the working
bahasa-bahasa di atas kapal dan bahasa language or languages of the ship and
Inggris. in English.

Maritime Labour Convention, 2006 69


Peraturan dan Kaidah

12.
Setiap Negara Anggota wajib 12. Each Member shall require that records
mensyaratkan catatan harian jam of seafarers’ daily hours of work or of
kerja harian awak kapal atau jam their daily hours of rest be maintained
istirahat harian mereka disimpan untuk to allow monitoring of compliance with
memungkinkan pemantauan kepatuhan paragraphs 5 to 11 inclusive of this
terhadap ayat 5 sampai dengan ayat Standard. The records shall be in a
11 yang tercantum dalam Standar ini. standardized format established by
Catatan ini wajib dalam format baku the competent authority taking into
yang disusun oleh otoritas berwenang account any available guidelines of the
dengan mempertimbangkan pedoman International Labour Organization or
Organisasi Perburuhan Internasional shall be in any standard format prepared
yang ada atau wajib dalam format by the Organization. They shall be in the
standar apa pun yang disiapkan oleh languages required by paragraph 11 of
Organisasi. Catatan tersebut wajib this Standard.
dalam bahasa-bahasa yang ditetapkan
pada ayat 11 Standar ini.
Awak kapal wajib menerima salinan The seafarers shall receive a copy of the
catatan yang berkaitan dengan mereka records pertaining to them which shall
yang disahkan oleh nakhoda, atau be endorsed by the master, or a person
seseorang yang diberi wewenang oleh authorized by the master, and by the
nakhoda, dan disetujui oleh awak kapal. seafarers.
13. Tidak ada dalam ayat 5 dan 6 Standar 13. Nothing in paragraphs 5 and 6 of this
ini yang mencegah Negara Anggota Standard shall prevent a Member from
memiliki hukum atau peraturan having national laws or regulations or a
nasional atau prosedur untuk otoritas procedure for the competent authority
berwenang guna mengesahkan to authorize or register collective
atau mendaftarkan perjanjian kerja agreements permitting exceptions to the
bersama yang memperbolehkan limits set out. Such exceptions shall, as
pengecualian terhadap batas yang far as possible, follow the provisions of
ditetapkan. Pengecualian tersebut this Standard but may take account of
wajib, sedapat mungkin, mengikuti more frequent or longer leave periods
ketetapan dalam Standar ini tetapi or the granting of compensatory leave
dapat mempertimbangkan jangka waktu for watchkeeping seafarers or seafarers
cuti yang lebih sering atau lebih lama working on board ships on short voyages.
atau pemberian kompensasi cuti bagi
awak kapal yang berdinas jaga di bagian
navigasi atau awak kapal yang bekerja di
atas kapal pada pelayaran pendek.
14. Tidak ada dalam Standar ini yang 14. Nothing in this Standard shall be
dianggap menghilangkan hak nakhoda deemed to impair the right of the master
kapal untuk mengharuskan seorang of a ship to require a seafarer to perform
awak kapal melaksanakan tindakan yang any hours of work necessary for the
diperlukan kapan saja bagi keselamatan immediate safety of the ship, persons
kapal, orang-orang di atas kapal atau on board or cargo, or for the purpose

70 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

muatan kapal, atau untuk tujuan of giving assistance to other ships or


pemberian bantuan kepada kapal lain persons in distress at sea. Accordingly,
atau orang yang berada dalam keadaan the master may suspend the schedule of
bahaya di laut. Selain itu, nakhoda hours of work or hours of rest and require
dapat menunda jadwal jam kerja atau a seafarer to perform any hours of work
jam istirahat dan mengharuskan awak necessary until the normal situation has
kapal melaksanakan tindakan yang been restored. As soon as practicable
diperlukan sampai situasi normal after the normal situation has been
telah dikembalikan. Secepatnya restored, the master shall ensure that
dapat dipraktikkan situasi normal any seafarers who have performed work
telah dikembalikan, nakhoda wajib in a scheduled rest period are provided
memastikan bahwa setiap awak kapal with an adequate period of rest.
yang telah melaksanakan pekerjaan
saat waktu istirahatnya diberikan jangka
waktu istirahat yang memadai.

Pedoman Guideline

Pedoman B2.3 – Jam Kerja dan Jam Guideline B2.3 – Hours of work and
Istirahat hours of rest

Pedoman B2.3.1 – Awak Kapal Muda Guideline B2.3.1 – Young seafarers

1. Di laut dan di pelabuhan ketentuan 1. At sea and in port the following provisions
berikut ini harus diberlakukan pada should apply to all young seafarers under
semua awak kapal muda berusia di the age of 18:
bawah 18 tahun:
(a) jam kerja wajib tidak melebihi (a) working hours should not exceed
delapan jam sehari dan 40 jam eight hours per day and 40 hours
per minggu dan lembur wajib per week and overtime should be
dilaksanakan hanya jika terdapat worked only where unavoidable for
kondisi yang tidak dapat dihindari safety reasons;
untuk alasan keselamatan;
(b) waktu yang cukup harus diberikan (b) sufficient time should be allowed
untuk makan, dan waktu istirahat for all meals, and a break of at least
paling singkat satu jam untuk one hour for the main meal of the
makan harus dipastikan; dan day should be assured; and

(c) jangka waktu istirahat 15 menit (c) a 15-minute rest period as soon as
sedapat mungkin setiap dua jam possible following each two hours of
kerja yang harus diberikan. continuous work should be allowed.

Maritime Labour Convention, 2006 71


Peraturan dan Kaidah

2. Dengan pengecualian, ketentuan ayat 1 2. Exceptionally, the provisions of


Pedoman di atas tidak perlu diterapkan paragraph 1 of this Guideline need not
jika: be applied if:
(a) ketentuan tersebut tidak dapat (a) they are impracticable for young
dilaksanakan untuk awak kapal seafarers in the deck, engine room
muda di anjungan, ruang mesin dan and catering departments assigned
bagian katering yang ditugaskan to watchkeeping duties or working
untuk melakukan dinas jaga atau on a rostered shiftwork system; or
bekerja pada sebuah sistem kerja
terjadwal; atau
(b) pelatihan yang efektif bagi awak (b) the effective training of young
kapal muda sesuai dengan program seafarers in accordance with
dan jadwal yang ditetapkan akan established programmes and
terganggu. schedules would be impaired.

3. Situasi pengecualian tersebut wajib 3. Such exceptional situations should be


dicatat, disertai dengan alasan- recorded, with reasons, and signed by
alasannya, dan ditandatangani oleh the master.
nakhoda.
4. Ayat 1 dari Pedoman ini tidak 4. Paragraph 1 of this Guideline does
mengecualikan awak kapal muda dari not exempt young seafarers from the
kewajiban umum atas semua awak general obligation on all seafarers to
kapal untuk bekerja selama keadaan work during any emergency as provided
darurat sesuai yang tercantum dalam for in Standard A2.3, paragraph 14.
Standar A2.3, ayat 14.

Peraturan Regulation

Peraturan 2.4 – Hak Cuti Regulation 2.4 – Entitlement to


leave

Tujuan: untuk memastikan awak kapal Purpose: to ensure that seafarers have
mempunyai cuti yang memadai. adequate leave.

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall require that


mensyaratkan awak kapal yang seafarers employed on ships that fly its
dipekerjakan di atas kapal berbendera flag are given paid annual leave under
Negara Anggota diberikan cuti tahunan appropriate conditions, in accordance
berbayar sesuai kondisi, sejalan dengan with the provisions in the Code.
ketentuan dalam Kaidah.
2. Awak kapal wajib diberikan izin 2. Seafarers shall be granted shore leave
pesiar untuk manfaat kesehatan dan to benefit their health and well-being

72 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

kesejahteraan mereka dan dengan and with the operational requirements


persyaratan operasional posisi mereka. of their positions.

Standar Standard

Standar A2.4 – Hak Cuti Standard A2.4 – Entitlement to


leave

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall adopt laws and
menerapkan peraturan perundang- regulations determining the minimum
undangan nasional menetapkan standards for annual leave for seafarers
standar minimum untuk cuti tahunan serving on ships that fly its flag, taking
bagi awak kapal bekerja di atas kapal proper account of the special needs of
berbendera Negara Anggota, dengan seafarers with respect to such leave.
mempertimbangkan kebutuhan khusus
awak kapal saat cuti tersebut.
2. Tunduk pada setiap perjanjian kerja 2. Subject to any collective agreement
bersama atau hukum atau peraturan yang or laws or regulations providing for an
mengatur suatu metode penghitungan appropriate method of calculation that
yang tepat dengan mempertimbangkan takes account of the special needs of
kebutuhan khusus awak kapal dalam hal seafarers in this respect, the annual
ini, cuti tahunan berbayar wajib dihitung leave with pay entitlement shall be
berbasis minimum 2,5 hari kalender calculated on the basis of a minimum
per bulan kerja. Cara bagaimana of 2.5 calendar days per month of
lamanya pekerjaan diperhitungkan wajib employment. The manner in which the
ditentukan oleh otoritas berwenang atau length of service is calculated shall be
oleh mekanisme tepat di setiap negara. determined by the competent authority
Ketidakhadiran yang disetujui dari or through the appropriate machinery in
pekerjaan wajib tidak dipertimbangkan each country. Justified absences from
sebagai cuti tahunan. work shall not be considered as annual
leave.
3. Setiap perjanjian untuk mengabaikan 3. Any agreement to forgo the minimum
cuti tahunan minimum berbayar yang annual leave with pay prescribed in this
dijelaskan dalam Standar ini, kecuali hal Standard, except in cases provided for
yang ditentukan oleh otoritas berwenang, by the competent authority, shall be
wajib dilarang. prohibited.

Maritime Labour Convention, 2006 73


Peraturan dan Kaidah

Pedoman Guideline

Pedoman B2.4 – Hak Cuti Guideline B2.4 – Entitlement to


leave

Pedoman B2.4.1 – Penghitungan Cuti Guideline B2.4.1 – Calculation of


entitlement

1. Di bawah kondisi yang ditetapkan oleh 1. Under conditions as determined by the


otoritas berwenang atau oleh mekanisme competent authority or through the
tepat di setiap negara, service off- appropriate machinery in each country,
articles wajib dihitung sebagai bagian service off-articles should be counted as
dari jangka waktu kerja. partof the period of service.
2. Di bawah kondisi yang ditetapkan oleh 2. Under conditions as determined by the
otoritas berwenang atau dalam sebuah competent authority or in an applicable
perjanjian kerja bersama yang berlaku, collective agreement, absence from
absen dari pekerjaan untuk menghadiri work to attend an approved maritime
kursus pelatihan kejuruan maritim yang vocational training course or for such
disetujui atau karena alasan seperti reasons as illness or injury or for
sakit atau cidera atau persalinan wajib maternity should be counted as part of
dihitung sebagai bagian dari jangka the period of service.
waktu kerja.
3. Tingkat gaji selama cuti tahunan wajib 3. The level of pay during annual leave
sama dengan tingkat gaji atau upah should be at the seafarer’s normal
normal awak kapal yang ditetapkan level of remuneration provided for by
oleh hukum atau peraturan nasional national laws or regulations or in the
atau dalam perjanjian kerja awak kapal applicable seafarers’ employment
yang berlaku. Bagi awak kapal yang agreement. For seafarers employed for
dipekerjakan untuk jangka waktu lebih periods shorter than one year or in the
singkat dari satu tahun atau dalam event of termination of the employment
peristiwa pengakhiran hubungan kerja, relationship, entitlement to leave should
hak cuti harus dihitung berbasis prorata. be calculated on a pro-rata basis.
4. Yang berikut ini tidak boleh dihitung 4. The following should not be counted as
sebagai bagian dari cuti tahunan part of annual leave with pay:
berbayar:
(a) hari libur nasional dan hari libur (a) public and customary holidays
keagamaan yang diakui di negara recognized as such in the flag State,
berbendera, berada atau tidak whether or not they fall during the
berada selama cuti tahunan annual leave with pay;
berbayar;
(b) jangka waktu tidak mampu untuk (b) periods of incapacity for work
bekerja yang disebabkan sakit atau resulting from illness or injury or

74 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

cidera atau persalinan, di bawah from maternity, under conditions


kondisi yang akan ditetapkan oleh as determined by the competent
otoritas berwenang atau melalui authority or through the appropriate
mekanisme ditetapkan di setiap machinery in each country;
negara;
(c) izin pesiar sementara yang diberikan (c) temporary shore leave granted to a
kepada awak kapal sepanjang seafarer while under an employment
diatur perjanjian kerja; dan agreement; and
(d) cuti pemulihan tipe apapun, di (d) compensatory leave of any kind,
bawah kondisi yang akan ditetapkan under conditions as determined by
oleh otoiritas berwenang atau the competent authority or through
melalui mekanisme ditetapkan di the appropriate machinery in each
setiap negara. country.

Pedoman B2.4.2 – Pengambilan Cuti Guideline B2.4.2 – Taking of annual


Tahunan leave

1. Waktu cuti tahunan yang akan diambil 1. The time at which annual leave is
wajib, kecuali tidak ditetapkan oleh to be taken should, unless it is fixed
peraturan perjanjian kerja bersama, by regulation, collective agreement,
keputusan arbitrasi atau cara lain arbitration award or other means
yang konsiten dengan praktik nasional consistent with national practice, be
ditetapkan oleh pemilik kapal setelah determined by the shipowner after
berkonsultasi dan, sedapat mungkin, consultation and, as far as possible, in
melalui perjanjian dengan para agreement with the seafarers concerned
awak kapal yang bersangkutan atau or their representatives.
perwakilan mereka.
2. Awak kapal pada prinsipnya harus 2. Seafarers should in principle have the
mempunyai hak untuk mengambil cuti right to take annual leave in the place
tahunan di tempat mereka mempunyai with which they have a substantial
hubungan yang mendasar, yang biasanya connection, which would normally be
sama dengan tempat mereka berhak the same as the place to which they
untuk dipulangkan. Awak kapal wajib are entitled to be repatriated. Seafarers
tidak dipersyaratkan, tanpa persetujuan should not be required without their
mereka untuk mengambil cuti tahunan consent to take annual leave due to
di lain tempat kecuali diatur dalam them in another place except under the
perjanjian kerja awak kapal atau hukum provisions of a seafarers’ employment
atau peraturan nasional. agreement or of national laws or
regulations.
3. Bila awak kapal dipersyaratkan 3. If seafarers are required to take their
mengambil cuti tahunan mereka annual leave from a place other than
dari sebuah tempat selain dari yang that permitted by paragraph 2 of this

Maritime Labour Convention, 2006 75


Peraturan dan Kaidah

diperkenankan oleh paragraf 2 di atas, Guideline, they should be entitled to free


mereka wajib berhak menerima bebas transportation to the place where they
biaya perjalanan menuju tempat mereka were engaged or recruited, whichever
dilibatkan atau direkrut, yang lebih is nearer their home; subsistence and
dekat dari rumah mereka; biaya hidup other costs directly involved should be for
dan biaya lain yang langsung terkait the account of the shipowner; the travel
wajib dibiayai oleh pemilik kapal; waktu time involved should not be deducted
perjalanan yang diperlukan wajib tidak from the annual leave with pay due to
dikurangi dari cuti tahunan berbayar the seafarer.
yang menjadi hak awak kapal.
4. Awak kapal yang mengambil cuti 4. A seafarer taking annual leave should
tahunan wajib dipanggil kembali hanya be recalled only in cases of extreme
pada kondisi darurat luar biasa dan emergency and with the seafarer’s
dengan persetujuan awak kapal. consent.

Pedoman B2.4.3 – Pembagian dan Guideline B2.4.3 – Division and


Akumulasi accumulation

1. Pembagian cuti tahunan berbayar ke 1. The division of the annual leave with
dalam bagian, atau akumulasi hak cuti pay into parts, or the accumulation of
tahunan tersebut dalam satu tahun yang such annual leave due in respect of
sama beserta dengan jangka waktu cuti one year together with a subsequent
selanjutnya, dapat disahkan oleh otoritas period of leave, may be authorized by
berwenang atau melalui mekanisme the competent authority or through the
tepat di setiap negara. appropriate machinery in each country.
2. Tunduk pada ayat 1 Pedoman ini 2. Subject to paragraph 1 of this Guideline
dan kecuali ditetapkan sebaliknya and unless otherwise provided in an
dalam sebuah perjanjian yang berlaku agreement applicable to the shipowner
pada pemilik kapal dan awak kapal and the seafarer concerned, the
bersangkutan, cuti tahunan berbayar annual leave with pay recommended
yang direkomendasikan dalam Pedoman in this Guideline should consist of an
ini wajib terdiri dari jangka waktu yang uninterrupted period.
tidak terputus.

Pedoman B2.4.4 – Awak Kapal Muda Guideline B2.4.4 – Young seafarers

Kebijakan khusus wajib dipertimbangkan Special measures should be considered with


bagi awak kapal muda berumur di bawah 18 respect to young seafarers under the age of
tahun yang telah bekerja enam bulan atau 18 who have served six months or any other
dalam jangka waktu yang lebih singkat yang shorter period of time under a collective
diatur dalam suatu perjanjian kerja bersama agreement or seafarers’ employment
atau perjanjian kerja awak kapal tanpa cuti agreement without leave on a foreign-going

76 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

pada kapal yang berlayar internasional yang ship which has not returned to their country
tidak kembali ke negara mereka dalam of residence in that time, and will not return
waktu itu, dan tidak akan kembali dalam tiga in the subsequent three months of the
bulan selanjutnya dari perjalanan tersebut. voyage. Such measures could consist of their
Kebijakan tersebut dapat terdiri dari repatriation at no expense to themselves
pemulangan mereka tanpa biaya ke tempat to the place of original engagement in their
asal keterlibatan di negara kediaman mereka country of residence for the purpose of taking
untuk tujuan mengambil cuti yang diperoleh any leave earned during the voyage.
selama pelayaran.

Peraturan Regulation

Peraturan 2.5 – Pemulangan Regulation 2.5 – Repatriation

Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers are able to
kapal mampu kembali pulang. return home.
1. Awak kapal mempunyai hak untuk 1. Seafarers have a right to be repatriated
dipulangkan tanpa biaya yang at no cost to themselves in the
dibebankan kepada mereka dalam circumstances and under the conditions
keadaan dan di bawah kondisi yang specified in the Code.
diatur secara rinci dalam Kaidah.
2. Setiap Negara Anggota wajib 2. Each Member shall require ships that
mensyaratkan kapal yang berbendera fly its flag to provide financial security
negaranya untuk memberikan jaminan to ensure that seafarers are duly
finansial guna memastikan bahwa repatriated in accordance with the Code.
awak kapal dipulangkan sebagaimana
mestinya sesuai dengan Kaidah ini.

Standar Standard

Standar A2.5 – Pemulangan Standard A2.5 – Repatriation

1. Setiap Negara Anggota wajib memasti- 1. Each Member shall ensure that
kan bahwa awak kapal pada kapal-kapal seafarers on ships that fly its flag are
yang berbendera negaranya berhak atas entitled to repatriation in the following
pemulangan dalam keadaan berikut: circumstances:
(a) apabila perjanjian kerja awak kapal (a) if the seafarers’ employment
sudah selesai ketika mereka berada agreement expires while they are
di luar negeri; abroad;

Maritime Labour Convention, 2006 77


Peraturan dan Kaidah

(b) ketika perjanjian kerja awak kapal (b) when the seafarers’ employment
diakhiri: agreement is terminated:
(i) oleh pemilik kapal; atau (i) by the shipowner; or
(ii) oleh awak kapal karena alasan- (ii) by the seafarer for justified
alasan yang dibenarkan; dan reasons; and also
juga
(c) when the seafarers are no longer
(c) ketika awak kapal tidak lagi mampu able to carry out their duties under
untuk melaksanakan kewajiban their employment agreement or
yang diatur dalam perjanjian cannot be expected to carry them
kerja atau tidak dapat diharapkan out in the specific circumstances.
melaksanakan kewajiban mereka
itu dalam keadaan khusus.
2. Setiap Negara Anggota wajib memasti- 2. Each Member shall ensure that there
kan bahwa ada ketentuan yang tepat are appropriate provisions in its laws
dalam peraturan perundang-undangan and regulations or other measures or
atau kebijakan lain atau perjanjian kerja in collective bargaining agreements,
bersama, yang menetapkan: prescribing:
(a) keadaan awak kapal berhak atas (a) the circumstances in which
pemulangan sesuai dengan ayat seafarers are entitled to repatriation
1(b) dan (c) Standar ini; in accordance with paragraph 1(b)
and (c) of this Standard;

(b) lamanya maksimum pekerjaan (b) the maximum duration of service


dari jangka waktu pekerjaan di periods on board following which a
kapal yang awak kapalnya berhak seafarer is entitled to repatriation
dipulangkan dalam jangka waktu – such periods to be less than 12
kurang dari 12 bulan; dan months; and

(c) hak yang tepat diberikan oleh (c) the precise entitlements to be
pemilik kapal untuk pemulangan accorded by shipowners for
termasuk hal-hal yang berkaitan repatriation, including those relating
dengan tujuan pemulangan, moda to the destinations of repatriation,
transportasi, jenis biaya yang akan the mode of transport, the items
ditanggung dan pengaturan lain of expense to be covered and
yang akan dibuat oleh pemilik kapal. other arrangements to be made by
shipowners.

3. Setiap Negara Anggota wajib melarang 3. Each Member shall prohibit shipowners
pemilik kapal dari mempersyaratkan from requiring that seafarers make an
awak kapal membuat suatu pembayaran advance payment towards the cost of
dimuka untuk biaya pemulangan di repatriation at the beginning of their
awal masa kerja mereka dan juga employment, and also from recovering
untuk mendapatkan kembali biaya the cost of repatriation from the
seafarers’ wages or other entitlements

78 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

pemulangan dari upah awak kapal atau except where the seafarer has been
hak lain kecuali apabila awak kapal telah found, in accordance with national
mendapatkannya, sesuai dengan hukum laws or regulations or other measures
atau peraturan nasional atau kebijakan or applicable collective bargaining
lain atau perjanjian kerja bersama yang agreements, to be in serious default of
berlaku, menjadi standar yang serius the seafarer’s employment obligations.
pada kewajiban kerja awak kapal.
4. Peraturan perundang-undangan nasi- 4. National laws and regulations shall not
onal wajib tidak mengurangi hak lain prejudice any right of the shipowner to
pemilik kapal memperoleh kembali biaya recover the cost of repatriation under
pemulangan yang diatur berdasarkan third-party contractual arrangements.
pengaturan yang disepakati dengan
pihak ketiga.
5. Apabila pemilik kapal gagal untuk 5. If a shipowner fails to make arrangements
membuat pengaturan atau untuk for or to meet the cost of repatriation
memenuhi biaya pemulangan awak of seafarers who are entitled to be
kapal yang berhak untuk dipulangkan: repatriated:
(a) Otoritas berwenang dari Negara (a) the competent authority of the
Anggota yang benderanya Member whose flag the ship flies
dikibarkan oleh kapal tersebut wajib shall arrange for repatriation of
mengatur pemulangan awak kapal the seafarers concerned; if it fails
bersangkutan, apabila gagal untuk to do so, the State from which the
melakukannya, Negara asal awak seafarers are to be repatriated
kapal dapat mengatur kepulangan or the State of which they are a
dan memperoleh kembali biaya dari national may arrange for their
Negara Anggota yang benderanya repatriation and recover the cost
dikibarkan oleh kapal tersebut; from the Member whose flag the
ship flies;
(b) Biaya yang dikeluarkan dalam (b) costs incurred in repatriating
pemulangan awak kapal wajib seafarers shall be recoverable
diperoleh kembali dari pemilik from the shipowner by the Member
kapal oleh Negara Anggota yang whose flag the ship flies;
benderanya dikibarkan oleh kapal
tersebut;
(c) Biaya pemulangan wajib dalam (c) the expenses of repatriation shall
keadaan apapun tidak dibebankan in no case be a charge upon the
kepada awak kapal, kecuali seperti seafarers, except as provided for in
yang ditetapkan dalam ayat 3 di paragraph 3 of this Standard.
atas.
6. Mempertimbangkan instrumen inter- 6. Taking into account applicable
nasional yang berlaku, termasuk international instruments, including the
Konvensi Internasional mengenai International Convention on Arrest of

Maritime Labour Convention, 2006 79


Peraturan dan Kaidah

Penahanan Kapal, 1999, Negara Anggota Ships, 1999, a Member which has paid
yang telah membayar biaya pemulangan the cost of repatriation pursuant to this
berdasarkan Kaidah ini dapat menahan, Code may detain, or request the detention
atau meminta penahanan, kapal-kapal of, the ships of the shipowner concerned
dari pemilik kapal bersangkutan sampai until the reimbursement has been made
penggantian untuk pengeluaran telah in accordance with paragraph 5 of this
dilakukan sesuai dengan ayat 5(a) Standard.
Standar ini.
7. Setiap Negara Anggota wajib 7. Each Member shall facilitate the
memfasilitasi pemulangan awak kapal repatriation of seafarers serving on ships
yang bekerja di kapal yang bersandar which call at its ports or pass through its
atau kapal yang sedang melintas di territorial or internal waters, as well as
wilayahnya atau perairan dalam, beserta their replacement on board.
pengganti mereka di atas kapal.
8. Secara khusus, Negara Anggota wajib 8. In particular, a Member shall not refuse
tidak boleh menolak hak pemulangan the right of repatriation to any seafarer
awak kapal yang disebabkan kondisi because of the financial circumstances
keuangan pemilik kapal atau karena of a shipowner or because of the
ketidakmampuan atau ketidakmauan shipowner’s inability or unwillingness to
pemilik kapal untuk menggantikan awak replace a seafarer.
kapal.
9. Setiap Negara Anggota wajib 9. Each Member shall require that
mensyaratkan kapal berbendera ships that fly its flag carry and make
negaranya membawa dan menyediakan available to seafarers a copy of the
bagi awak kapal sebuah salinan applicable national provisions regarding
ketentuan nasional yang berlaku repatriation written in an appropriate
menyangkut pemulangan yang ditulis language.
dalam bahasa yang tepat.

Pedoman Guideline

Pedoman B2.5 – Pemulangan Guideline B2.5 – Repatriation

Pedoman B2.5.1 – Hak Guideline B2.5.1 – Entitlement

1. Awak kapal wajib berhak atas 1. Seafarers should be entitled to


pemulangan: repatriation:

(a) pada kasus sebagaimana tercakup (a) in the case covered by Standard
dalam Standar A.2.5, ayat 1 A2.5, paragraph 1(a), upon the
(a), setelah habis jangka waktu expiry of the period of notice given
pemberitahuan yang diberikan in accordance with the provisions

80 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

sesuai dengan ketentuan perjanjian of the seafarers’ employment


kerja awak kapal; agreement;
(b) pada kasus sebagaimana tercakup (b) in the cases covered by Standard
dalam Standar A2.5, ayat 1(b) dan A2.5, paragraph 1(b) and (c):
(c):
(i) saat terjadi sakit atau cidera (i) in the event of illness or injury or
atau kondisi medis lainnya other medical condition which
mensyaratkan pemulangan requires their repatriation when
apabila dinyatakan sehat found medically fit to travel;
secara medis untuk melakukan
perjalanan;
(ii) dalam hal terjadi kecelakaan (ii) in the event of shipwreck;
kapal;
(iii) bila pemilik kapal tidak (iii) in the event of the shipowner
mampu untuk melanjutkan not being able to continue to
pemenuhan kewajiban hukum fulfil their legal or contractual
atau kontraktualnya sebagai obligations as an employer
seorang pemberi kerja atas of the seafarers by reason of
awak kapal karena alasan insolvency, sale of ship, change
kepailitan, penjualan kapal, of ship’s registration or any
perubahan pendaftaran kapal, other similar reason;
atau setiap alasan serupa
lainnya;
(iv)
dalam hal suatu kapal (iv) in the event of a ship being
berada dalam zona perang, bound for a war zone, as
sebagaimana ditetapkan defined by national laws or
berdasarkan hukum atau regulations or seafarers’
peraturan nasional atau employment agreements, to
perjanjian kerja awak kapal, which the seafarer does not
bilamana awak kapal tidak consent to go; and
diizinkan untuk pergi; dan
(v) dalam hal terjadi pengakhiran (v) in the event of termination or
atau penghentian sementara interruption of employment in
pekerjaan berdasarkan accordance with an industrial
putusan lembaga penyelesaian award or collective agreement,
hubungan industrial, atau or termination of employment
perjanjian kerja bersama, atau for any other similar reason.
pengakhiran pekerjaan karena
setiap alasan serupa lainnya
2. Dalam menetapkan jangka waktu mak- 2. In determining the maximum duration of
simum pelayanan di atas kapal sesuai service periods on board following which

Maritime Labour Convention, 2006 81


Peraturan dan Kaidah

awak kapal yang berhak dipulangkan a seafarer is entitled to repatriation, in


berdasarkan Kaidah ini, tanggung jawab accordance with this Code, account
wajib diambil berdasarkan faktor-faktor should be taken of factors affecting
yang mempengaruhi lingkungan kerja the seafarers’ working environment.
awak kapal. Setiap Negara Anggota Each Member should seek, wherever
wajib berupaya, sedapat mungkin, possible, to reduce these periods in
mengurangi jangka waktu ini sejalan the light of technological changes and
dengan perubahan dan perkembangan developments and might be guided by
teknologi dan dapat dipandu oleh setiap any recommendations made on the
rekomendasi yang dibuat untuk hal matter by the Joint Maritime Commission.
tersebut oleh Komisi Maritim Bersama.
3. Biaya-biaya yang akan ditanggung 3. The costs to be borne by the shipowner
oleh pemilik kapal untuk pemulangan for repatriation under Standard A2.5
berdasarkan Standar A2.5 wajib meliputi should include at least the following:
paling sedikit sebagai berikut:
(a) alur lintasan tujuan yang dipilih (a) passage to the destination selected
untuk pemulangan sesuai dengan for repatriation in accordance with
ayat 6 Pedoman ini; paragraph 6 of this Guideline;
(b) akomodasi dan makanan sejak (b) accommodation and food from the
awak kapal meninggalkan kapal moment the seafarers leave the
sampai mereka mencapai tujuan ship until they reach the repatriation
pemulangan; destination;
(c) upah dan uang harian sejak (c) pay and allowances from the
awak kapal meninggalkan kapal moment the seafarers leave
sampai mereka mencapai tujuan the ship until they reach the
pemulangan, apabila diatur oleh repatriation destination, if provided
hukum nasional atau peraturan for by national laws or regulations or
perundang-undangan atau collective agreements;
perjanjian kerja bersama;
(d) pengangkutan bagasi pribadi awak (d) transportation of 30 kg of the
kapal seberat 30 kilogram ke tujuan seafarers’ personal luggage to the
pemulangan; dan repatriation destination; and
(e) perawatan medis apabila diperlukan (e) medical treatment when necessary
sampai awak kapal sehat secara until the seafarers are medically
medis untuk melakukan perjalanan fit to travel to the repatriation
ke tujuan pemulangan. destination.
4. Waktu yang dihabiskan untuk menunggu 4. Time spent awaiting repatriation and
pemulangan dan waktu perjalanan repatriation travel time should not be
pemulangan wajib tidak dipotong dari deducted from paid leave accrued to the
cuti berbayar yang terkumpul untuk seafarers.
awak kapal.

82 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

5. Para pemilik kapal wajib dipersyaratkan 5. Shipowners should be required to


untuk menanggung biaya-biaya continue to cover the costs of repatriation
pemulangan sampai awak kapal until the seafarers concerned are landed
mendarat di suatu tujuan yang ditetapkan at a destination prescribed pursuant to
oleh Kaidah ini atau diberikan pekerjaan this Code or are provided with suitable
yang sesuai di atas kapal yang berlayar employment on board a ship proceeding
menuju salah satu dari tujuan tersebut. to one of those destinations.
6. Setiap Negara Anggota wajib 6. Each Member should require that
mensyaratkan bahwa para pemilik kapal shipowners take responsibility
bertanggungjawab atas pengaturan for repatriation arrangements by
pemulangan melalui sarana yang tepat appropriate and expeditious means.
dan cepat. Moda transportasi normal The normal mode of transport should
wajib melalui udara. Negara Anggota be by air. The Member should prescribe
wajib menetapkan tujuan awak kapal the destinations to which seafarers
akan dipulangkan. Tujuan-tujuan may be repatriated. The destinations
dimaksud wajib meliputi negara-negara should include the countries with which
yang awak kapal dianggap mempunyai seafarers may be deemed to have a
suatu hubungan substansial meliputi: substantial connection including:
(a) tempat awak kapal disetujui untuk (a) the place at which the seafarer
melakukan perikatan; agreed to enter into the engagement;
(b) tempat yang ditetapkan berdasarkan (b) the place stipulated by collective
perjanjian kerja bersama; agreement;
(c) Negara awak kapal bertempat (c) the seafarer’s country of residence;
tinggal; atau or
(d) tempat lain sebagaimana dapat (d) such other place as may be mutually
disepakati bersama pada saat agreed at the time of engagement.
pengikatan.
7. Para awak kapal wajib mempunyai hak 7. Seafarers should have the right to
untuk memilih tempat di antara tujuan- choose from among the prescribed
tujuan yang akan ditetapkan untuk destinations the place to which they are
pemulangan. to be repatriated.
8. Hak pemulangan dapat hilang apabila 8. The entitlement to repatriation may
para awak kapal bersangkutan tidak lapse if the seafarers concerned do not
menuntutnya dalam suatu jangka waktu claim it within a reasonable period of
yang wajar berdasarkan hukum atau time to be defined by national laws or
peraturan nasional atau perjanjian kerja regulations or collective agreements.
bersama.

Maritime Labour Convention, 2006 83


Peraturan dan Kaidah

Pedoman B2.5.2 – Penerapan oleh Guideline B2.5.2 – Implementation by


Negara Anggota Members

1. Setiap bantuan praktis wajib diberikan 1. Every possible practical assistance


kepada awak kapal yang terlantar should be given to a seafarer stranded in
di pelabuhan asing karena tertunda a foreign port pending repatriation and
pemulangannya dan saat terjadi in the event of delay in the repatriation
penundaan pemulangan ini, otoritas of the seafarer, the competent authority
berwenang di pelabuhan asing tersebut in the foreign port should ensure that
wajib memastikan bahwa konsuler atau the consular or local representative of
perwakilan lokal dari Negara bendera the flag State and the seafarer’s State
dan negara awak kapal tersebut atau of nationality or State of residence, as
negara tempat awak kapal tinggal, appropriate, is informed immediately.
diinformasikan segera.
2. Setiap Negara Anggota wajib 2. Each Member should have regard to
menghormati ketentuan yang telah whether proper provision is made:
dibuat:
(a) untuk pemulangan awak kapal (a) for the return of seafarers employed
yang dipekerjakan di atas kapal on a ship that flies the flag of a
yang berbendera negara asing foreign country who are put ashore
di wilayah negara asing yang in a foreign port for reasons for
ditempatkan di darat pada sebuah which they are not responsible:
pelabuhan asing karena alasan
tidak bertanggungjawab pada:
(i) pelabuhan tempat awak kapal (i) to the port at which the seafarer
yang bersangkutan terikat; atau concerned was engaged; or

(ii) pelabuhan tempat kewarga- (ii) to a port in the seafarer’s


negaraan dari negara awak State of nationality or State of
kapal dimaksud atau negara residence, as appropriate; or
tempat awak kapal bertempat
tinggal, yang sesuai; atau
(iii)
pelabuhan lain yang (iii) to another port agreed upon
disepakati antara awak kapal between the seafarer and the
bersangkutan dan nakhoda master or shipowner, with the
atau pemilik kapal, dengan approval of the competent
persetujuan otoritas berwenang authority or under other
atau berdasarkan perlindungan appropriate safeguards;
lain yang tepat.
(b) untuk perawatan dan pemeliharaan (b) for medical care and maintenance
medis bagi awak kapal yang of seafarers employed on a ship
dipekerjakan di atas kapal yang that flies the flag of a foreign country
berbendera negara asing di wilayah who are put ashore in a foreign

84 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

negara asing yang ditempatkan di port in consequence of sickness or


darat pada sebuah pelabuhan asing injury incurred in the service of the
karena penyakit atau cidera yang ship and not due to their own wilful
terjadi dalam pekerjaan di atas kapal misconduct.
dan bukan karena kesengajaan.
3. Apabila, setelah awak kapal muda 3. If, after young seafarers under the age
berusia di bawah 18 tahun telah bekerja of 18 have served on a ship for at least
di atas kapal paling singkat empat bulan four months during their first foreign-
selama pelayaran pertama ke luar going voyage, it becomes apparent that
negeri, keadaan tersebut menjelaskan they are unsuited to life at sea, they
bahwa awak kapal muda tidak cocok should be given the opportunity of being
dengan kehidupan di laut, mereka wajib repatriated at no expense to themselves
diberikan kesempatan untuk dipulangkan from the first suitable port of call in
tanpa biaya dari pelabuhan berikutnya which there are consular services of
yang terdapat layanan konsuler dari the flag State, or the State of nationality
negara bendera kapal tersebut, atau or residence of the young seafarer.
negara dari kewarganegaraan atau Notification of any such repatriation, with
tempat tinggal dari awak kapal muda the reasons therefor, should be given to
tersebut. Pemberitahuan dari setiap the authority which issued the papers
pemulangan dengan alasan-alasan enabling the young seafarers concerned
tersebut, wajib diberikan kepada to take up seagoing employment.
otoritas yang menerbitkan dokumen
yang memungkinkan awak kapal muda
yang bersangkutan untuk mendapatkan
pekerjaan berikutnya.

Peraturan Regulation

Peraturan 2.6 – Kompensasi bagi Regulation 2.6 – Seafarer


Awak Kapal untuk Kapal yang compensation for the ship’s loss or
Hilang atau Tenggelam foundering

Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers are
kapal diberikan kompensasi ketika kapal compensated when a ship is lost or has
hilang atau tenggelam. foundered

Awak kapal berhak mendapatkan kompensasi Seafarers are entitled to adequate


yang memadai dalam hal terjadi kerusakan, compensation in the case of injury, loss or
kerugian atau hilangnya pekerjaan yang unemployment arising from the ship’s loss or
terjadi karena kapal hilang atau tenggelam. foundering.

Maritime Labour Convention, 2006 85


Peraturan dan Kaidah

Standar Standard

Standar A.2.6 – Kompensasi bagi Standard A2.6 – Seafarer


Awak Kapal untuk Kapal yang compensation for the ship’s loss or
Hilang atau Tenggelam foundering

1. Setiap Negara Anggota wajib membuat 1. Each Member shall make rules ensuring
aturan yang memastikan bahwa, dalam that, in every case of loss or foundering
setiap kasus hilang atau tenggelamnya of any ship, the shipowner shall pay to
kapal, pemilik kapal wajib membayar each seafarer on board an indemnity
untuk setiap awak kapal di atas kapal against unemployment resulting from
dengan ganti rugi atas hilangnya such loss or foundering.
pekerjaan yang disebabkan oleh hilang
atau tenggelamnya kapal.
2. Aturan sebagaimana dirujuk pada ayat 1 2. The rules referred to in paragraph 1 of
dari Standar ini wajib tidak mengurangi this Standard shall be without prejudice
setiap hak lain dari awak kapal yang to any other rights a seafarer may have
mungkin dimiliki berdasarkan hukum under the national law of the Member
nasional dari Negara Anggota yang concerned for losses or injuries arising
bersangkutan yang disebabkan oleh from a ship’s loss or foundering.
kerugian atau kecelakaan yang timbul
dari kapal yang hilang atau tenggelam.

Pedoman Guideline

Pedoman B2.6 – Kompensasi untuk Guideline B2.6 – Seafarer


Awak Kapal untuk Kapal yang compensation for the ship’s loss or
Hilang atau Tenggelam foundering

Pedoman B2.6.1 – Penghitungan Ganti Guideline B2.6.1 – Calculation of


Rugi atas Hilangnya Pekerjaan indemnity against unemployment

1. Pemberian ganti rugi atas hilangnya 1. The indemnity against unemployment


pekerjaan yang terjadi karena tenggelam resulting from a ship’s foundering or loss
atau hilangnya kapal wajib dibayar should be paid for the days during which
untuk hari-hari selama awak kapal tidak the seafarer remains in fact unemployed
dipekerjakan dengan tingkat upah yang at the same rate as the wages payable
sama yang dibayar sesuai perjanjian under the employment agreement, but
kerja dimaksud, tetapi keseluruhan the total indemnity payable to any one
pemberian ganti rugi yang dapat seafarer may be limited to two months’
dibayarkan kepada setiap awak kapal wages.

86 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

dapat dibatasi sampai sebesar dua


bulan upah.
2. Setiap Negara Anggota wajib 2. Each Member should ensure that
memastikan bahwa awak kapal memiliki seafarers have the same legal remedies
hak pemulihan hukum yang sama for recovering such indemnities as they
untuk memperoleh ganti rugi dimaksud have for recovering arrears of wages
sebagaimana mereka miliki untuk earned during the service.
pemulihan pembayaran upah yang
tertunggak selama bekerja.

Peraturan Regulation

Peraturan 2.7 – Tingkat Regulation 2.7 – Manning levels


Pengawakan

Tujuan: untuk memastikan bahwa para awak Purpose: to ensure that seafarers work on
kapal yang bekerja di atas kapal dengan board ships with sufficient personnel for the
personel yang mencukupi untuk operasional safe, efficient and secure operation of the
kapal yang selamat, efisien dan aman. ship.

Setiap Negara Anggota wajib mensyaratkan Each Member shall require that all ships
bahwa semua kapal yang berbendera that fly its flag have a sufficient number of
Negaranya mempunyai jumlah awak kapal seafarers employed on board to ensure that
yang mencukupi untuk dipekerjakan di ships are operated safely, effi ciently and with
atas kapal untuk memastikan bahwa kapal due regard to security under all conditions,
dioperasikan dengan selamat, efisien dan taking into account concerns about seafarer
aman sesuai dengan segala kondisi dengan fatigue and the particular nature and
memperhatikan keletihan awak kapal serta conditions of the voyage.
sifat dan kondisi tertentu dari pelayaran
dimaksud.

Standar Standard

Standar A2.7 – Tingkat Pengawakan Standard A2.7 – Manning levels

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall require that all ships
mensyaratkan bahwa semua kapal yang that fly its flag have a sufficient number of
berbendera Negaranya mempunyai seafarers on board to ensure that ships
jumlah awak kapal yang cukup di atas are operated safely, efficiently and with
kapal untuk memastikan bahwa kapal due regard to security. Every ship shall
dioperasikan dengan selamat, efisien dan be manned by a crew that is adequate,

Maritime Labour Convention, 2006 87


Peraturan dan Kaidah

aman. Setiap kapal wajib diawaki oleh in terms of size and qualifications,
kru yang memadai sesuai dengan ukuran to ensure the safety and security of
dan kualifikasi kapal, untuk memastikan the ship and its personnel, under all
keselamatan dan keamanan kapal dan operating conditions, in accordance
personelnya, berdasarkan keseluruhan with the minimum safe manning
kondisi operasional, sesuai dokumen document or an equivalent issued by the
pengawakan minimum yang aman atau competent authority, and to comply with
dokumen lain yang setara diterbitkan the standards of this Convention.
oleh otoritas berwenang, dan untuk
disesuaikan dengan standar Konvensi
ini.
2. Pada saat menetapkan, menyetujui 2. When determining, approving or revising
atau merevisi tingkat pengawakan, manning levels, the competent authority
otoritas berwenang wajib shall take into account the need to avoid
memperhatikan kebutuhan jam kerja or minimize excessive hours of work to
atau meminimalisasi kelebihan jam ensure sufficient rest and to limit fatigue,
kerja untuk memastikan istirahat yang as well as the principles in applicable
cukup dan membatasi keletihan, serta international instruments, especially
prinsip-prinsip instrumen internasional those of the International Maritime
yang berlaku, khususnya dari Organisasi Organization, on manning levels.
Maritim Internasional mengenai tingkat
pengawakan.
3. Pada saat menetapkan tingkat 3. When determining manning levels, the
pengawakan, otoritas berwenang wajib competent authority shall take into
memperhatikan seluruh persyaratan di account all the requirements within
dalam Peraturan 3.2 dan Standar A3.2 Regulation 3.2 and Standard A3.2
yang terkait makanan dan katering. concerning food and catering.

Pedoman Guideline

Pedoman B2.7 – Tingkat Guideline B2.7 – Manning levels


Pengawakan

Pedoman B2.7.1 – Penyelesaian Guideline B2.7.1 – Dispute settlement


Sengketa

1. Setiap Negara Anggota wajib menjaga, 1. Each Member should maintain, or satisfy
atau memenuhi dengan sendirinya itself that there is maintained, efficient
bahwa terdapat mekanisme efisien machinery for the investigation and
yang dijaga, untuk penyelidikan dan settlement of complaints or disputes
concerning the manning levels on a ship.

88 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

penyelesaian keluhan atau sengketa


yang terkait dengan tingkat pengawakan
di atas kapal.
2. Perwakilan organisasi pemilik kapal dan 2. Representatives of shipowners’ and
organisasi awak kapal wajib ikut serta seafarers’ organizations should
dengan atau tanpa pihak atau otoritas participate, with or without other persons
lain, dalam pelaksanaan mekanisme or authorities, in the operation of such
tersebut. machinery.

Peraturan Regulation

Peraturan 2.8 – Pengembangan Regulation 2.8 – Career and skill


Karier dan Keterampilan serta development and opportunities for
Kesempatan Kerja sebagai Awak seafarers’ employment
Kapal

Tujuan: untuk meningkatkan pengembangan Purpose: to promote career and skill


karier dan keterampilan serta kesempatan development and employment opportunities
bekerja sebagai awak kapal. for seafarers

Setiap Negara Anggota wajib memiliki Each Member shall have national policies
kebijakan nasional untuk meningkatkan to promote employment in the maritime
pekerjaan di sektor maritim dan mendorong sector and to encourage career and skill
pengembangan karier dan keterampilan serta development and greater employment
kesempatan bekerja yang lebih besar bagi opportunities for seafarers domiciled in its
awak kapal yang berdomisili di wilayahnya. territory.

Standar Standard

Standar A2.8 – Pengembangan Standard A2.8 – Career and skill


Karier dan Keterampilan serta development and employment
Kesempatan Kerja sebagai Awak opportunities for seafarers
Kapal

1. Setiap Negara Anggota wajib memiliki 1. Each Member shall have national
kebijakan nasional yang mendorong policies that encourage career and
pengembangan karier dan keterampilan skill development and employment
serta kesempatan kerja bagi awak kapal, opportunities for seafarers, in order to
dalam rangka menyediakan tenaga provide the maritime sector with a stable
kerja yang stabil dan kompeten di sektor and competent workforce.
maritim.

Maritime Labour Convention, 2006 89


Peraturan dan Kaidah

2.
Tujuan kebijakan sebagaimana 2. The aim of the policies referred to in
dirujuk pada ayat 1 dari Standar ini paragraph 1 of this Standard shall
wajib membantu awak kapal untuk be to help seafarers strengthen their
memperkuat kompetensi, kualifikasi dan competencies, qualifications and
kesempatan kerjanya. employment opportunities.
3. Setiap Negara Anggota wajib, setelah 3. Each Member shall, after consulting the
berkonsultasi dengan organisasi pemilik shipowners’ and seafarers’ organizations
kapal dan organisasi awak kapal yang concerned, establish clear objectives for
terkait, menetapkan tujuan yang jelas the vocational guidance, education and
untuk panduan kejuruan pendidikan dan training of seafarers whose duties on
pelatihan bagi awak kapal yang tugas board ship primarily relate to the safe
utamanya di atas kapal terkait dengan operation and navigation of the ship,
keselamatan operasional dan pelayaran including ongoing training.
di atas kapal, termasuk pelatihan yang
sedang berjalan.

Pedoman Guideline

Pedoman B2.8 – Pengembangan Guideline B2.8 – Career and skill


Karier dan Keterampilan serta development and employment
Kesempatan Kerja sebagai Awak opportunities for seafarers
Kapal

Pedoman B2.8.1- Kebijakan untuk Guideline B2.8.1 – Measures to


Meningkatkan Pengembangan Karier promote career and skill development
dan Keterampilan serta Kesempatan and employment opportunities for
Kerja sebagai Awak Kapal seafarers

1. Kebijakan untuk mencapai tujuan 1. Measures to achieve the objectives set


sebagaimana ditetapkan dalam Standar out in Standard A2.8 might include:
A2.8 dapat meliputi:
(a)
Perjanjian yang menyediakan (a) agreements providing for career
pengembangan karier dan pelatihan development and skills training with
keterampilan dengan pemilik kapal a shipowner or an organization of
atau organisasi pemilik kapal; atau shipowners; or

(b)
Pengaturan untuk promosi (b) arrangements for promoting
kerja melalui pembentukan dan employment through the
pemeliharaan pencatatan atau establishment and maintenance of
daftar berdasarkan kategori, atas registers or lists, by categories, of
awak kapal yang berkualifikasi; atau qualified seafarers; or

90 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(c) Kesempatan promosi, baik di atas (c) promotion of opportunities, both


kapal maupun di darat, untuk on board and ashore, for further
pelatihan dan pendidikan lebih training and education of seafarers
lanjut bagi awak kapal untuk to provide for skill development and
mengembangkan keterampilan portable competencies in order
dan kompetensi ringan dalam to secure and retain decent work,
rangka mengamankan dan to improve individual employment
mempertahankan pekerjaan yang prospects and to meet the changing
layak, untuk meningkatkan prospek technology and labour market
pekerjaan individu dan untuk conditions of the maritime industry.
memenuhi perubahan teknologi dan
kondisi pasar kerja industri maritim.

Pedoman B2.8.2 – Pencatatan Awak Guideline B2.8.2 – Register of


Kapal seafarers

1. Apabila pencatatan atau daftar yang 1. Where registers or lists govern the
mengatur pekerjaan awak kapal, employment of seafarers, these registers
pencatatan atau daftar ini wajib or lists should include all occupational
meliputi seluruh kategori pekerjaan bagi categories of seafarers in a manner
awak kapal dengan cara ditetapkan determined by national law or practice
berdasarkan hukum nasional atau or by collective agreement.
kebiasaan atau berdasarkan perjanjian
kerja bersama.
2. Para awak kapal dalam pencatatan 2. Seafarers on such a register or list
atau daftar tersebut wajib mempunyai should have priority of engagement for
prioritas dalam perikatan pelayaran. seafaring.
3. Para awak kapal dalam pencatatan 3. Seafarers on such a register or list
atau daftar tersebut wajib disiapkan should be required to be available for
untuk pekerjaan dengan cara yang akan work in a manner to be determined by
ditetapkan berdasarkan hukum atau national law or practice or by collective
kebiasaan nasional atau berdasarkan agreement.
perjanjian kerja bersama.
4. Sepanjang diizinkan oleh hukum atau 4. To the extent that national laws or
peraturan nasional, jumlah awak kapal regulations permit, the number of
pada pencatatan atau daftar tersebut seafarers on such registers or lists
wajib secara berkala ditinjau kembali should be periodically reviewed so as to
sampai tingkat yang sesuai dengan achieve levels adapted to the needs of
kebutuhan industri maritim. the maritime industry.
5. Apabila pengurangan jumlah awak 5. When a reduction in the number of
kapal dalam daftar tersebut diperlukan, seafarers on such a register or list

Maritime Labour Convention, 2006 91


Peraturan dan Kaidah

seluruh kebijakan yang sesuai becomes necessary, all appropriate


wajib diambil untuk mencegah atau measures should be taken to prevent
meminimalisasi dampak merugikan bagi or minimize detrimental effects on
awak kapal, dengan memperhatikan seafarers, account being taken of the
situasi ekonomi dan sosial dari negara economic and social situation of the
yang bersangkutan. country concerned.

Judul 3. Akomodasi, Title 3. Accommodation,


Fasilitas Rekreasi, Recreational Facilities, Food
Makanan, dan Katering And Catering

Peraturan Regulation

Peraturan 3.1 – Akomodasi dan Regulation 3.1 – Accommodation


Fasilitas Rekreasi and recreational facilities

Tujuan: untuk memastikan bahwa awak kapal Purpose: to ensure that seafarers have
memiliki akomodasi dan fasilitas rekreasi decent accommodation and recreational
yang memadai di atas kapal facilities on board
1. Setiap Negara Anggota wajib memastikan 1. Each Member shall ensure that ships that
bahwa kapal berbendera negaranya fly its flag provide and maintain decent
menyediakan dan memelihara accommodations and recreational
akomodasi dan fasilitas rekreasi yang facilities for seafarers working or living
memadai bagi awak kapal yang bekerja on board, or both, consistent with
atau tinggal di atas kapal, atau keduanya, promoting the seafarers’ health and
yang konsisten dengan peningkatan well-being.
kesehatan dan kesejahteraan awak
kapal.
2. Persyaratan dalam Kaidah yang 2. The requirements in the Code
menerapkan Peraturan ini yang implementing this Regulation which
terkait dengan pembangunan dan relate to ship construction and equipment
perlengkapan kapal hanya berlaku apply only to ships constructed on or
pada kapal-kapal yang dibangun pada after the date when this Convention
saat atau sesudah tanggal Konvensi ini comes into force for the Member
mulai berlaku bagi Negara Anggota yang concerned. For ships constructed before
bersangkutan. Bagi kapal-kapal yang that date, the requirements relating to
dibangun sebelum tanggal tersebut, ship construction and equipment that
persyaratan yang terkait dengan are set out in the Accommodation of

92 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

pembangunan dan perlengkapan kapal Crews Convention (Revised), 1949 (No.


sebagaimaan diatur dalam Konvensi 92), and the Accommodation of Crews
Akomodasi Kru (revisi). 1949 (No. 92), (Supplementary Provisions) Convention,
dan Konvensi Akomodasi Kru (Ketentuan 1970 (No. 133), shall continue to apply
Pelengkap), 1970 (No. 133), wajib terus to the extent that they were applicable,
berlaku sepanjang dapat diterapkan, prior to that date, under the law or
sebelum tanggal tersebut berdasarkan practice of the Member concerned.
hukum atau kebiasaan Negara Anggota A ship shall be deemed to have been
yang bersangkutan. Sebuah kapal wajib constructed on the date when its keel is
dianggap telah dibangun pada tanggal laid or when it is at a similar stage of con
lunas kapal diletakkan atau pada saat truction.
tahapan pembangunan yang sama.
3 Kecuali secara tegas dinyatakan 3. Unless expressly provided otherwise,
sebaliknya, setiap persyaratan any requirement under an amendment
berdasarkan suatu perubahan pada to the Code relating to the provision
Kaidah yang berhubungan dengan of seafarer accommodation and
ketentuan akomodasi dan fasilitas recreational facilities shall apply only
rekreasi awak kapal wajib berlaku to ships constructed on or after the
hanya untuk kapal-kapal yang dibangun amendment takes effect for the Member
pada saat atau setelah perubahan concerned.
mulai berlaku untuk Negara Anggota
bersangkutan.

Standar Standard

Standar A3.1 – Akomodasi dan Standard A3.1 – Accommodation


Fasilitas Rekreasi and recreational facilities

1. Setiap Negara Anggota wajib mengadopsi 1. Each Member shall adopt laws and
peraturan perundang-undangan yang regulations requiring that ships that fly
mensyaratkan bahwa kapal yang its flag:
berbendera negaranya:
(a) memenuhi standar minimum untuk (a) meet minimum standards to
menjamin bahwa setiap akomodasi ensure that any accommodation
bagi awak kapal, yang bekerja atau for seafarers, working or living on
tinggal di atas kapal, atau keduanya, board, or both, is safe, decent and
aman, layak dan sesuai dengan in accordance with the relevant
ketentuan yang relevan dengan provisions of this Standard; and
Standar ini; dan
(b)
diperiksa untuk memastikan (b) are inspected to ensure initial and
kesesuaian awal dan yang sedang ongoing compliance with those
berjalan terhadap standar tersebut. standards.

Maritime Labour Convention, 2006 93


Peraturan dan Kaidah

2.
Dalam mengembangkan dan 2. In developing and applying the laws and
menerapkan peraturan perundang- regulations to implement this Standard,
undangan untuk melaksanakan the competent authority, after consulting
standar ini, otoritas berwenang, setelah the shipowners’ and seafarers’
berkonsultasi dengan organisasi pemilik organizations concerned, shall:
kapal dan organisasi awak kapal yang
bersangkutan, wajib:
(a) memperhatikan Peraturan 4.3 (a) take into account Regulation 4.3
dan ketentuan-ketentuan Kaidah and the associated Code provisions
yang terkait dengan perlindungan on health and safety protection and
kesehatan dan keselamatan serta accident prevention, in light of the
pencegahan kecelakaan, sejalan specific needs of seafarers that
dengan kebutuhan khusus bagi para both live and work on board ship,
awak kapal yang tinggal maupun and
bekerja di atas kapal; dan
(b) memberikan pertimbangan untuk (b) give due consideration to the
pedoman yang tercantum dalam guidance contained in Part B of this
Bagian B Kaidah ini. Code.

3. Pemeriksaan-pemeriksaan sebagai- 3. The inspections required under


mana disyaratkan berdasarkan Regulation 5.1.4 shall be carried out
Peraturan 5.1.4 wajib dilaksanakan when:
apabila:
(a) sebuah kapal didaftar atau (a) a ship is registered or re-registered;
didaftarkan kembali; atau or

(b) akomodasi awak kapal di atas kapal (b) the seafarer accommodation on a
telah diubah secara substansial. ship has been substantially altered.

4. Otoritas berwenang wajib memberikan 4. The competent authority shall pay


perhatian khusus untuk memastikan particular attention to ensuring
persyaratan-persyaratan dalam implementation of the requirements of
Konvensi ini yang terkait dengan: this Convention relating to:
(a) ukuran kamar dan ruang akomodasi (a) the size of rooms and other
lain; accommodation spaces;

(b) sistem pemanasan dan ventilasi; (b) heating and ventilation;

(c) tingkat kebisingan dan getaran (c) noise and vibration and other
serta faktor ambang batas lainnya; ambient factors;

(d) fasilitas sanitasi; (d) sanitary facilities;

(e) pencahayaan; dan (e) lighting; and

(f) akomodasi rumah sakit. (f) hospital accommodation.

94 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

5. Otoritas berwenang dari setiap Negara 5. The competent authority of each Member
Anggota wajib mensyaratkan bahwa shall require that ships that fly its flag
kapal yang berbendera negaranya meet the minimum standards for on-
memenuhi standar minimum untuk board accommodation and recreational
akomodasi dan fasilitas rekreasi di atas facilities that are set out in paragraphs 6
kapal sebagaimana diatur pada ayat 6 to 17 of this Standard.
sampai dengan ayat 17 dari Standar ini.
6. Berkenaan dengan persyaratan umum 6. With respect to general requirements for
untuk akomodasi: accommodation:
(a) wajib terdapat jarak antara tempat (a) there shall be adequate headroom
tidur dengan langit-langit kamar in all seafarer accommodation;
tidur yang mencukupi di seluruh the minimum permitted headroom
akomodasi bagi awak kapal; jarak in all seafarer accommodation
minimum yang diizinkan di seluruh where full and free movement is
akomodasi awak kapal yang necessary shall be not less than
diperlukan untuk bergerak bebas 203 centimetres; the competent
dan leluasa wajib tidak kurang dari authority may permit some limited
203 sentimeter; otoritas berwenang reduction in headroom in any
dapat mengizinkan beberapa space, or part of any space, in such
pengurangan terbatas untuk accommodation where it is satisfied
jarak tersebut di setiap ruangan, that such reduction:
atau bagian setiap ruangan, yang
akomodasinya memenuhi syarat
untuk pengurangan tersebut yang:
(i) wajar; dan (i) is reasonable; and
(ii) tidak menyebabkan ketidak- (ii) will not result in discomfort to
nyamanan bagi awak kapal; the seafarers;
(b) akomodasi wajib disekat secara (b) the accommodation shall be
memadai; adequately insulated;
(c) dalam kapal-kapal selain dari (c) in ships other than passenger
kapal penumpang, sebagaimana ships, as defined in Regulation
ditetapkan dalam Peraturan 2 (e) 2(e) and (f) of the International
dan (f) dari Konvensi Internasional Convention for the Safety of Life
untuk Keselamatan Jiwa di at Sea, 1974, as amended (the
Laut, 1974, sesuai amandemen “SOLAS Convention”), sleeping
(Konvensi SOLAS), kamar-kamar rooms shall be situated above the
tidur wajib ditempatkan di atas load line amidships or aft, except
garis muat di tengah-tengah kapal that in exceptional cases, where
atau bagian belakang ke arah the size, type or intended service of
buritan kapal, kecuali dalam kasus the ship renders any other location
pengecualian, apabila ukuran, jenis impracticable, sleeping rooms may

Maritime Labour Convention, 2006 95


Peraturan dan Kaidah

atau layanan kapal yang diinginkan be located in the fore part of the
menyebabkan lokasi lain menjadi ship, but in no case forward of the
tidak praktis, kamar-kamar tidur collision bulkhead;
dapat ditempatkan di bagian
haluan kapal, tetapi tidak berada di
persimpangan dinding kapal;
(d) dalam kapal-kapal penumpang, dan (d) in passenger ships, and in special
kapal-kapal khusus yang dibangun ships constructed in compliance
sesuai dengan Kaidah Keselamatan with the IMO Code of Safety for
IMO untuk Kapal Bertujuan Special Purpose Ships, 1983, and
Khusus tahun 1983, dan versi subsequent versions (hereinafter
selanjutnya (selanjutnya disebut called “special purpose ships”),
Kapal Bertujuan Khusus), otoritas the competent authority may,
berwenang, dengan ketentuan on condition that satisfactory
bahwa, aturan pemenuhan dibuat arrangements are made for lighting
untuk pencahayaan dan ventilasi and ventilation, permit the location
dapat mengizinkan penempatan of sleeping rooms below the load
kamar-kamar tidur di bawah garis line, but in no case shall they
muat tetapi wajib tidak berada be located immediately beneath
langsung di bawah lorong kerja yang working alleyways;
dilalui;
(e) wajib tidak terdapat celah langsung (e) there shall be no direct openings
menuju kamar tidur dari ruang kargo into sleeping rooms from cargo
dan mesin atau dari dapur, ruang and machinery spaces or from
penyimpanan, ruang pengeringan galleys, storerooms, drying rooms
atau area sanitasi bersama; or communal sanitary areas; that
bagian penyekat yang memisahkan part of a bulkhead separating
tempat-tempat tersebut dari kamar- such places from sleeping rooms
kamar tidur dan penyekat luar wajib and external bulkheads shall be
dibangun dengan baja secara efisien efficiently constructed of steel or
atau bahan lain yang disetujui dan other approved substance and be
kedap air serta kedap gas; watertight and gas-tight;

(f) bahan-bahan yang digunakan (f) the materials used to construct


untuk membangun dinding internal bulkheads, panelling and
penyekat bagian dalam, panel- sheeting, floors and joinings shall
panel dan pelapis sekat, lantai be suitable for the purpose and
dan penghubung wajib sesuai conducive to ensuring a healthy
dengan tujuan dan kondusif untuk environment;
memastikan lingkungan yang sehat;
(g) pencahayaan yang tepat dan sistem (g) proper lighting and sufficient
pembuangan yang mencukupi wajib drainage shall be provided; and
disediakan; dan

96 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(h) akomodasi dan fasilitas rekreasi (h) accommodation and recreational


serta fasilitas katering wajib and catering facilities shall meet the
memenuhi persyaratan dalam requirements in Regulation 4.3, and
Peraturan 4.3, dan ketentuan- the related provisions in the Code,
ketentuan yang terkait dalam on health and safety protection and
Kaidah, mengenai perlindungan accident prevention, with respect
kesehatan dan keselamatan serta to preventing the risk of exposure
pencegahan kecelakaan, berkenaan to hazardous levels of noise and
dengan pencegahan risiko terpapar vibration and other ambient factors
pada tingkat kebisingan dan and chemicals on board ships, and to
getaran yang membahayakan dan provide an acceptable occupational
faktor-faktor ambang batas lainnya and onboard living environment for
serta bahan-bahan kimia di atas seafarers.
kapal, dan menyediakan pekerjaan
yang dapat diterima dan lingkungan
tempat tinggal di atas kapal yang
dapat diterima oleh awak kapal.
7. Berkenaan dengan persyaratan untuk 7. With respect to requirements for
ventilasi dan sistem pemanasan: ventilation and heating:
(a) kamar tidur dan ruang makan wajib (a) sleeping rooms and mess rooms
memiliki ventilasi yang cukup; shall be adequately ventilated;

(b) kapal-kapal, kecuali kapal-kapal (b) ships, except those regularly


yang secara teratur terlibat dalam engaged in trade where temperate
jalur perdagangan yang kondisi climatic conditions do not require
cuacanya tidak mensyaratkan this, shall be equipped with
hal tersebut, wajib dilengkapi air conditioning for seafarer
dengan pendingin ruangan untuk accommodation, for any separate
akomodasi awak kapal, untuk setiap radio room and for any centralized
ruang radio yang terpisah dan untuk machinery control room;
setiap ruang kendali mesin yang
terpusat;
(c) seluruh ruang sanitasi wajib (c) all sanitary spaces shall have
mempunyai ventilasi ke udara ventilation to the open air,
bebas, secara terpisah dari setiap independently of any other part of
bagian dari akomodasi; dan the accommodation; and
(d) panas yang memadai melalui sistem (d) adequate heat through an
pemanasan wajib disediakan, appropriate heating system shall be
kecuali bagi kapal yang berlayar provided, except in ships exclusively
khusus di wilayah pelayaran beriklim on voyages in tropical climates.
tropis;
8. Berkenaan dengan persyaratan 8. With respect to requirements for lighting,
mengenai pencahayaan, tunduk subject to such special arrangements as

Maritime Labour Convention, 2006 97


Peraturan dan Kaidah

terhadap pengaturan khusus dapat may be permitted in passenger ships,


diizinkan untuk kapal penumpang, sleeping rooms and mess rooms shall
kamar tidur dan ruang makan wajib be lit by natural light and provided with
diterangi dengan pencahayaan alami adequate artificial light.
dan disediakan pencahayaan buatan
yang memadai.
9. Apabila akomodasi kamar tidur di atas 9. When sleeping accommodation on
kapal dipersyaratkan, persyaratan board ships is required, the following
kamar tidur tersebut berlaku: requirements for sleeping rooms apply:
(a) pada kapal selain kapal penumpang, (a) in ships other than passenger ships,
kamar tidur perseorangan wajib an individual sleeping room shall be
disediakan bagi masing-masing provided for each seafarer; in the
awak kapal; dalam hal kapal dengan case of ships of less than 3,000 gross
bobot kurang dari 3.000 tonase tonnage or special purpose ships,
atau kapal dengan tujuan khusus, exemptions from this requirement
pengecualian dari persyaratan may be granted by the competent
ini dapat diberikan oleh otoritas authority after consultation with
berwenang setelah berkonsultasi the shipowners’ and seafarers’
dengan organisasi pemilik kapal organizations concerned;
dan organisasi awak kapal yang
bersangkutan;
(b) pemisahan kamar tidur wajib (b) separate sleeping rooms shall be
disediakan untuk awak kapal pria provided for men and for women;
dan wanita;
(c) kamar tidur wajib berukuran (c) sleeping rooms shall be of adequate
memadai dan memiliki size and properly equipped so as to
perlengkapan yang mencukupi ensure reasonable comfort and to
untuk memastikan kenyamanan facilitate tidiness;
yang layak dan menunjang kerapian;
(d) sebuah tempat tidur yang terpisah (d) a separate berth for each seafarer
untuk masing-masing awak kapal shall in all circumstances be
wajib disediakan dalam segala provided;
keadaan;
(e) ukuran minimum bagian dalam (e) the minimum inside dimensions
tempat tidur wajib tidak kurang dari of a berth shall be at least 198
198 sentimeter kali 80 sentimeter; centimetres by 80 centimetres;
(f) luas lantai pada kamar tidur awak (f) in single berth seafarers’ sleeping
kapal berukuran satu tempat tidur rooms the floor area shall not be
wajib tidak kurang dari: less than:
(i) 4,5 meter persegi untuk kapal (i) 4.5 square metres in ships of
dengan bobot kurang dari less than 3,000 gross tonnage;
3.000 tonase;

98 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(ii) 5,5 meter persegi untuk kapal (ii) 5.5 square metres in ships of
dengan bobot kurang dari 3,000 gross tonnage or over
3.000 tonase atau lebih tetapi but less than 10,000 gross
kurang dari 10.000 tonase; tonnage;
(iii) 7 meter persegi untuk kapal (iii) 7 square metres in ships of
dengan bobot 10.000 tonase 10,000 gross tonnage or over;
atau lebih;
(g) tetapi, untuk menyediakan kamar (g) however, in order to provide single
tidur dengan satu tempat tidur berth sleeping rooms on ships of
pada kapal dengan bobot kurang less than 3,000 gross tonnage,
dari 3.000 tonase, pada kapal passenger ships and special
penumpang dan kapal bertujuan purpose ships, the competent
khusus, otoritas berwenang dapat authority may allow a reduced floor
mengizinkan untuk mengurangi area;
luas lantai.
(h) dalam kapal kurang dari 3.000 (h) in ships of less than 3,000 gross
tonase selain dari kapal penumpang tonnage other than passenger ships
dan kapal tujuan khusus, kamar tidur and special purpose ships, sleeping
dapat ditempati oleh maksimum dua rooms may be occupied by a
awak kapal; luas lantai kamar tidur maximum of two seafarers; the floor
tersebut tidak boleh kurang dari 7 area of such sleeping rooms shall
meter persegi not be less than 7 square metres;
(i) kapal penumpang dan kapal dengan (i) on passenger ships and special
tujuan khusus, area lantai kamar purpose ships the floor area of
tidur awak kapal yang sedang tidak sleeping rooms for seafarers not
bertugas di kapal tidak boleh kurang performing the duties of ships’
dari: officers shall not be less than:
(i) 7,5 meter persegi dengan (i) 7.5 square metres in rooms
kamar yang ditempati dua accommodating two persons;
orang;
(ii) 11,5 meter persegi dengan (ii) 11.5 square metres in rooms
kamar yang ditempati tiga accommodating three persons;
orang;
(iii) 14,5 meter persegi dengan (iii) 14.5 square metres in rooms
kamar yang di tempati empat accommodating four persons;
orang;
(j) pada kapal-kapal dengan tujuan (j) on special purpose ships sleeping
khusus kamar tidur boleh ditempati rooms may accommodate more
lebih dari empat orang, lantai kamar than four persons; the floor area
tidur tidak boleh kurang dari 3,6 of such sleeping rooms shall not

Maritime Labour Convention, 2006 99


Peraturan dan Kaidah

meter persegi per orang; be less than 3.6 square metres per
person;

(k) pada kapal-kapal lain selain kapal (k) on ships other than passenger
penumpang dan, kapal dengan ships and special purpose ships,
tujuan khusus, kamar tidur untuk sleeping rooms for seafarers who
para perwira yang menjalankan perform the duties of ships’ officers,
tugasnya di mana tidak tersedia where no private sitting room or day
ruang duduk atau ruang sehari-hari, room is provided, the floor area per
area lantai tidak boleh kurang dari: person shall not be less than:

(i) 7,5 meter persegi untuk kapal (i) 7.5 square metres in ships of
dengan bobot kurang dari less than 3,000 gross tonnage;
3.000 tonase;
(ii) 8,5 meter persegi untuk kapal (ii) 8.5 square metres in ships of
dengan bobot dari 3,000 3,000 gross tonnage or over
tonase atau lebih tetapi tidak but less than 10,000 gross
boleh kurang dari 10,000 tonnage;
tonase pada kapal;
(iii) 10 meter persegi untuk kapal (iii) 10 square metres in ships of
dengan bobot dari 10,000 10,000 gross tonnage or over;
tonase atau lebih;
(l) pada kapal penumpang dan kapal (l) on passenger ships and special
dengan tujuan khusus, kamar purpose ships the floor area for
tidur untuk para perwira yang seafarers performing the duties
menjalankan tugasnya di mana of ships’ officers where no private
tidak tersedia ruang duduk pribadi sitting room or day room is provided,
atau ruang sehari-hari, area lantai the floor area per person for junior
untuk per orang bagi pegawai officers shall not be less than 7.5
junior tidak boleh kurang dari 7,5 square metres and for senior officers
meter persegi dan bagi pegawai not less than 8.5 square metres;
senior tidak kurang dari 8.5 meter junior officers are understood to be
persegi; pegawai-pegawai junior at the operational level, and senior
dipahami pada tingkat operasional, officers at the management level;
dan pegawai senior pada tingkat
manajemen;
(m) nakhoda, kepala mesin dan kepala (m) the master, the chief engineer and
navigasi harus mempunya kamar the chief navigating officer shall
tidur selain ruang duduk gabungan, have, in addition to their sleeping
ruang sehari-hari, atau ruang rooms, an adjoining sitting room,
dengan luas yang sama {kapal- day room or equivalent additional
kapal dengan bobot kurang dari space; ships of less than 3,000
3,000 tonase) bisa dikecualikan

100 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

oleh otoritas berwenang dari gross tonnage may be exempted


ketentuan ini setelah berkonsultasi by the competent authority from
dengan organisasi pemilik kapal this requirement after consultation
dan organisasi awak kapal with the shipowners’ and seafarers’
bersangkutan; organizations concerned;
(n) bagi setiap penghuni, perabotan (n) for each occupant, the furniture
termasuk loker baju atau ruang shall include a clothes locker of
yang cukup (minimum 475 liter) ample space (minimum 475 litres)
dan sebuah meja berlaci atau ruang and a drawer or equivalent space of
yang equivalen dan tidak kurang not less than 56 litres; if the drawer
dari 56 liter; Apabila meja berlaci is incorporated in the clothes
dipadukan dengan loker baju, locker then the combined minimum
kemudian volumen kombinasi loker volume of the clothes locker shall
baju minimum 500 liter; ini harus be 500 litres; it shall be fitted with a
dipasang dengan lemari yang bisa shelf and be able to be locked by the
dikunci oleh penghuni dan juga bisa occupant so as to ensure privacy;
menjamin privasi;
(n) masing-masing kamar tidur harus (o) each sleeping room shall be provided
disediakan meja atau meja kerja with a table or desk, which may be
dengan, tipe drop-leaf atau slide- of the fixed, drop-leaf or slide-out
out, dan jika perlu dengan fasilitas type, and with comfortable seating
tempat duduk yang nyaman. accommodation as necessary.
10. Berkaitan dengan ketentuan-ketentuan 10. With respect to requirements for mess
kamar makan: rooms:
(a) kamar-kamar makan harus berlokasi (a) mess rooms shall be located apart
terpisah dari kamar-kamar tidur dan from the sleeping rooms and as
sedekat mungkin dengan dapur; close as practicable to the galley;
kapal dengan bobot yang kurang ships of less than 3,000 gross
dari 3,000 tonase bisa dikecualikan tonnage may be exempted by the
oleh otoritas berwenang dari competent authority from this
ketentuan ini setelah berkonsultasi requirement after consultation with
dengan organisasi pemilik kapal the shipowners’ and seafarers’
dan awak kapal terkait; organizations concerned; and

(b) kamar tidur bersama harus (b) mess rooms shall be of adequate
berukuran memadai dan size and comfort and properly
dilengkapi perabotan dan furnished and equipped (including
perlengkapan (termasuk fasilitas ongoing facilities for refreshment),
minuman dan makanan), dengan taking account of the number of
mempertimbangkan jumlah awak seafarers likely to use them at any
kapal yang menggunakannya; one time; provision shall be made
ketetapan harus dibuat untuk for separate or common mess room

Maritime Labour Convention, 2006 101


Peraturan dan Kaidah

fasilitas-fasilitas ruang terpisah facilities as appropriate.


atau bersama, sesuai kebutuhan;
11. Berkaitan dengan persyaratan fasilitas 11. With respect to requirements for sanitary
sanitari: facilities:
(a) semua awak kapal harus mempunyai (a) all seafarers shall have convenient
akses yang nyaman terhadap access on the ship to sanitary
fasilitas-fasilitas kebersihan yang facilities meeting minimum
memenuhi standar kesehatan standards of health and hygiene and
dan kebersihan minimum dan reasonable standards of comfort,
standar kenyamanan yang wajar di with separate sanitary facilities
mana fasilitas-fasilitas kebersihan being provided for men and for
terpisah diberikan kepada pria dan women;
wanita,
(b)
harus ada fasilitas-fasilitas (b) there shall be sanitary facilities
kebersihan di antara akses menuju within easy access of the navigating
jembatan navigasi dan ruang mesin bridge and the machinery space
atau dekat pusat kontrol kamar or near the engine room control
mesin; kapal dengan bobot kurang centre; ships of less than 3,000
dari 3,000 tonase;bisa dikecualikan gross tonnage may be exempted
oleh otoritas berwenang dari by the competent authority from
ketentuan ini setelah berkonsultasi this requirement after consultation
dengan organisasi-organisasi para with the shipowners’ and seafarers’
pemilik kapal dan para awak kapal organizations concerned;
bersangkutan;
(c) di semua kapal minimum harus (c) in all ships a minimum of one toilet,
ada satu toilet, satu wastafel dan one wash basin and one tub or
satu bak mandi atau pancuran bagi shower or both for every six persons
enam orang atau kurang, bagi yang or less who do not have personal
tidak mempunyai fasilitas pribadi facilities shall be provided at a
harus disediakan di lokasi yang convenient location;
nyaman;
(d)
pengecualian bagi kapal (d) with the exception of passenger
penumpang, masing-masing kamar ships, each sleeping room shall be
tidur harus disediakan wastafel provided with a washbasin having
termasuk air panas dan air dingin, hot and cold running fresh water,
kecuali wastafel diletakkan di kamar except where such a washbasin is
mandi khusus yang disediakan; situated in the private bathroom
provided;
(e) dalam kapal penumpang yang (e) in passenger ships normally engaged
biasanya berlayar tidak lebih dari on voyages of not more than four
empat jam, pertimbangan mungkin hours’ duration, consideration may

102 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

diberikan oleh otoritas berwenang be given by the competent authority


terhadap pengaturan khusus atau to special arrangements or to a
pengurangan jumlah fasilitas yang reduction in the number of facilities
dibutuhkan; dan required; and

(f) air panas dan air dingin yang bersih (f) hot and cold running fresh water
harus disediakan di semua tempat shall be available in all wash places.
cuci.
12.
Berkaitan dengan persyaratan 12. With respect to requirements for
akomodasi rumah sakit, kapal yang hospital accommodation, ships carrying
membawa 15 atau lebih awak kapal 15 or more seafarers and engaged
dan melakukan pelayaran selama in a voyage of more than three days’
lebih dari 3 hari harus menyediakan duration shall provide separate hospital
akomodasi rumah sakit terpisah yang accommodation to be used exclusively
digunakan sebagai tujuan medis secara for medical purposes; the competent
eksklusif; otoritas berwenang dapat authority may relax this requirement
mengabulkan persyaratan ini bagi for ships engaged in coastal trade;
kapal perdagangan di pantai; dalam in approving on-board hospital
menyetujui akomodasi rumah sakit di accommodation, the competent authority
atas kapal otoritas berwenang harus shall ensure that the accommodation
menjamin bahwa akomodasi akan dapat will, in all weathers, be easy of access,
diakses dengan mudah dalam semua provide comfortable housing for the
cuaca, memberikan tempat tinggal occupants and be conducive to their
yang nyaman dan kondusif terhadap receiving prompt and proper attention.
penerimaan yang cepat dan perhatian
yang tepat;
13. Fasilitas binatu yang berlokasi strategis 13. Appropriately situated and furnished
dan lengkap harus tersedia; laundry facilities shall be available.
14. Semua kapal wajib mempunyai ruang 14. All ships shall have a space or spaces
atau ruang-ruang di dek terbuka di mana on open deck to which the seafarers can
para awak kapal bisa mempunyai akses have access when off duty, which are of
saat tidak bertugas, di mana area ini adequate area having regard to the size
memadai, sesuai dengan ukuran kapal of the ship and the number of seafarers
dan jumlah para awak kapalnya; on board.
15. Semua kapal wajib menyediakan kantor- 15. All ships shall be provided with separate
kantor terpisah atau kantor-kantor umum offices or a common ship’s office for use
yang digunakan oleh departemen dek by deck and engine departments; ships
dan mesin; kapal dengan bobot kurang of less than 3,000 gross tonnage may
dari 3,000 tonase dapat dikecualikan be exempted by the competent authority
oleh otoritas berwenang dari ketentuan from this requirement after consultation
ini setelah berkonsultasi dengan with the shipowners’ and seafarers’
organisasi pemilik kapal dan awak kapal organizations concerned.
terkait;

Maritime Labour Convention, 2006 103


Peraturan dan Kaidah

16. Kapal-kapal yang secara rutin melakukan 16. Ships regularly trading to mosquito-
perdagangan ke perlabuhan-pelabuhan infested ports shall be fitted with
yang terinfeksi nyamuk wajib dilengkapi appropriate devices as required by the
dengan peralatan yang tepat yang competent authority.
dipersyaratkan oleh otoritas berwenang;
17.
Fasilitas rekreasi, fasilitas dan 17. Appropriate seafarers’ recreational
pelayanan yang disesuaikan dengan facilities, amenities and services, as
kebutuhan khusus para awak kapal adapted to meet the special needs
yang harus hidup dan bekerja di kapal- of seafarers who must live and work
kapal, wajib diberikan yang bermanfaat on ships, shall be provided on board
bagi seluruh awak kapal, merujuk for the benefit of all seafarers, taking
pada Regulasi 4.3 dan diasosiasikan into account Regulation 4.3 and the
dengan ketentuan-ketentuan Kaidah associated Code provisions on health
mengenai perlindungan kesehatan dan and safety protection and accident
keselamatan kerja dan pencegahan prevention.
kecelakaan.
18. Otoritas berwenang mewajibkan 18. The competent authority shall require
pelaksanaan inspeksi yang rutin di atas frequent inspections to be carried out
kapal oleh nakhoda atau pihak yang on board ships, by or under the authority
berwenang, untuk menjamin bahwa of the master, to ensure that seafarer
akomodasi para awak kapal bersih, layak accommodation is clean, decently
ditempati dan terpelihara. Hasil dari habitable and maintained in a good
masing-masing inspeksi harus dicatat state of repair. The results of each such
dan tersedia untuk dikaji. inspection shall be recorded and be
available for review.
19. Untuk kapal di mana ada kepentingan, 19. In the case of ships where there is need to
tanpa diskrimisnasi, para awak kapal take account, without discrimination, of
ada dalam menjalankan praktik-praktik the interests of seafarers having differing
agama dan sosial, setelah berkonsultasi and distinctive religious and social
dengan organisasi pemilik kapal practices, the competent authority may,
dan awak kapal terkait, secara adil after consultation with the shipowners’
mengizinkan praktik-praktik tersebut and seafarers’ organizations concerned,
sesuai dengan syarat praktik tersebut permit fairly applied variations in respect
tidak mengakibatkan ketidaknyamanan of this Standard on condition that
dari apa yang diharapkan dari such variations do not result in overall
pelaksanaan Standar tidak menjadi facilities less favourable than those
fasilitas keseluruhan kurang nyaman which would result from the application
Standar ini. of this Standard.
20.
Setiap Negara Anggota, setelah 20. Each Member may, after consultation
berkonsultasi dengan organisasi with the shipowners’ and seafarers’
pemilik kapal dan awak kapal terkait, organizations concerned, exempt ships
kecuali untuk kapal-kapal dengan of less than 200 gross tonnage where
bobot kurang dari 200 tonase di mana it is reasonable to do so, taking account

104 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

hal ini bisa dimana wajar dilakukan, of the size of the ship and the number
mempertimbangkan ukuran kapal dan of persons on board in relation to the
jumlah orang di atas kapal sejalan requirements of the following provisions
dengan pasal-pasal Standar ini, sebagai of this Standard:
berikut:
(a) ayat 7(b), 11(d) dan 13; dan (a) paragraphs 7(b), 11(d) and 13; and
(b) ayat 9(f) dan (h) hingga (l), (b) paragraph 9(f) and (h) to (l) inclusive,
dilaksanakan dengan khusus terkait with respect to floor area only.
dengan area lantai;
21. Setiap pengecualian dari persyaratan 21. Any exemptions with respect to the
Standar ini hanya bisa dilakukan di requirements of this Standard may be
mana mereka secara cepat diizinkan made only where they are expressly
dalam Standar ini apabila diperbolehkan permitted in this Standard and only for
secara jelas oleh Standar ini dan untuk particular circumstances in which such
kondisi khusus di mana pengecualian exemptions can be clearly justified on
ini, dapat secara gamblang dijustifikasi strong grounds and subject to protecting
berdasarkan alasan yang kuat dan the seafarers’ health and safety.
bertujuan untuk melindungi keselamatan
dan kesehatan awak kapal.

Pedoman Guideline

Pedoman B3.1 – Akomodasi dan Guideline B3.1 – Accommodation


Fasilitas Rekreasi and recreational facilities

Pedoman B3.1.1 – Desain dan Guideline B3.1.1 – Design and


Konstruksi construction

1. Sekat-sekat eksternal yang memadai 1. External bulkheads of sleeping rooms


wajib terpasang baik di kamar-kamar and mess rooms should be adequately
tidur dan kamar-kamar bersama. insulated. All machinery casings and
Semua pembungkus mesin dan semua all boundary bulkheads of galleys and
sekat pembatas dapur dan ruang other spaces in which heat is produced
lainnya yang menghasilkan harus should be adequately insulated where
tersekat dengan baik untuk mencegah there is a possibility of resulting heat
efek panas terhadap akomodasi yang effects in adjoining accommodation or
berdampingan atau lorong akomodasi. passageways. Measures should also be
Langkah-langkah pun harus diambil taken to provide protection from heat
untuk memberikan perlindungan dari effects of steam or hot-water service
efek-efek uap panas atau pipa layanan pipes or both.
air panas atau keduanya.

Maritime Labour Convention, 2006 105


Peraturan dan Kaidah

2. Ruang tidur, ruang bersama, ruang 2. Sleeping rooms, mess rooms,


rekreasi dan lorong dalam ruang recreation rooms and alleyways in
akomodasi harus bersekat dengan the accommodation space should
baik guna mencegah kondensasi atau be adequately insulated to prevent
pemanasan berlebihan. condensation or overheating.
3. Permukaan-permukaan sekat dan panel 3. The bulkhead surfaces and deckheads
menggunakan bahan yang mudah should be of material with a surface
dibersihkan. Tidak diperkenankan easily kept clean. No form of construction
pembangunan yang dapat menyuburkan likely to harbour vermin should be used.
kutu.
4. Permukaan sekat dan panel di ruang 4. The bulkhead surfaces and deckheads
tidur dan ruang makan harus mudah in sleeping rooms and mess rooms
dipelihara kebersihannya dan berwarna should be capable of being easily kept
cerah dengan menggunakan bahan yang clean and light in colour with a durable,
awet dan tidak beracun. nontoxic finish.
5. Dek-dek dalam seluruh akomodasi awak 5. The decks in all seafarer accommodation
kapal harus berbahan dan berkonstruksi should be of approved material and
yang disetujui dan harus memberikan construction and should provide a non-
permukaan yang tahan lembab dan slip surface impervious to damp and
mudah dipelihara kebersihannya. easily kept clean.
6. Untuk lantai-lantai yang terbuat dari 6. Where the floorings are made of
bahan komposit, penyendian dengan sisi- composite materials, the joints with the
sisi harus dipadatkan guna menghindari sides should be profiled to avoid crevices.
retak.

Pedoman B3.1.2 – Ventilasi Guideline B3.1.2 – Ventilation

1. Sistem ventilasi untuk ruang tidur 1. The system of ventilation for sleeping
dan ruang makan harus dikontrol rooms and mess rooms should be
guna memelihara udara tetap dalam controlled so as to maintain the air in
kondisi memuaskan dan memastikan a satisfactory condition and to ensure
kecukupan pergerakan udara yang a sufficiency of air movement in all
mencukupi dalam segala kondisi cuaca conditions of weather and climate.
dan iklim.
2. Sistem-sistem pengaturan udara, 2. Air-conditioning systems, whether of a
apakah terpusat atau individu, harus centralized or individual unit type, should
dirancang untuk: be designed to:
(a) memelihara udara pada suhu (a) maintain the air at a satisfactory
dan kelembaban yang relatif temperature and relative humidity as
memuaskan dibandingkan kondisi compared to outside air conditions,

106 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

udara luar, memastikan pertukaran ensure a sufficiency of air changes


udara yang memadai dalam semua in all air-conditioned spaces,
ruang ber-AC, mempertimbangkan take account of the particular
karakteristik kegiatan operasi di laut characteristics of operations at sea
dan tidak menciptakan kebisingan and not produce excessive noises or
atau vibrasi berlebihan; dan vibrations; and
(b) memfasilitasi pembersihan dan (b) facilitate easy cleaning and
disinfektasi guna mencegah dan disinfection to prevent or control the
mengontrol penyebaran penyakit. spread of disease.
3. Daya listrik untuk pendingin udaradan 3. Power for the operation of the air
bantuan lain untuk ventilasi yang conditioning and other aids to ventilation
diharuskan oleh ayat sebelumnya harus required by the preceding paragraphs
tersedia dalam Pedoman ini ketika para of this Guideline should be available
awak kapal tinggal atau bekerja di atas at all times when seafarers are living
kapal dan kondisi tersebut diwajibkan. or working on board and conditions so
Namun, daya ini tidak boleh didapatkan require. However, this power need not be
dari sumber darurat. provided from an emergency source.

Pedoman B3.1.3 – Pemanasan Guideline B3.1.3 – Heating

1. Sistem pemanasan akomodasi awak 1. The system of heating the seafarer


kapal wajib beroperasi sepanjang waktu accommodation should be in operation
ketika awak kapal tinggal atau bekerja at all times when seafarers are living or
di atas kapal dan kondisi-kondisi ini working on board and conditions require
mengharuskan penggunaannya. its use.
2. Dalam seluruh kapal, di mana sistem 2. In all ships in which a heating system
pemanas diperlukan, pemanasan is required, the heating should be by
harus melalui air panas, udara hangat, means of hot water, warm air, electricity,
listrik, uap atau sejenisnya. Namun, steam or equivalent. However, within
dalam area akomodasi, uap tidak boleh the accommodation area, steam
digunakan sebagai sebuah media should not be used as a medium for
transmisi panas. Sistem pemanasan heat transmission. The heating system
harus mampu memelihara suhu dalam should be capable of maintaining the
akomodasi awak kapal di tingkat yang temperature in seafarer accommodation
memuaskan di bawah kondisi cuaca dan at a satisfactory level under normal
iklim normal yang dapat dipenuhi saat conditions of weather and climate likely
perdagangan yang melibatkan kapal. to be met within the trade in which
Otoritas berwenang harus menetapkan the ship is engaged. The competent
standar yang diberikan. authority should prescribe the standard
to be provided.

Maritime Labour Convention, 2006 107


Peraturan dan Kaidah

3. Radiator dan peralatan pemanasan 3. Radiators and other heating apparatus


lain harus ditempatkan dan, bilamana should be placed and, where necessary,
perlu, dilindungi guna menghindari shielded so as to avoid risk of fire or
risiko kebakaran atau bahaya atau danger or discomfort to the occupants.
ketidaknyamanan para penghuni.

Pedoman B3.1.4 – Pencahayaan Guideline B3.1.4 – Lighting

1. Diseluruh kapal, cahaya listrik harus 1. In all ships, electric light should be
diberikan dalam akomodasi awak provided in the seafarer accommodation.
kapal. Bila tidak ada dua sumber If there are not two independent sources
listrik independen untuk pencahayaan, of electricity for lighting, additional
pencahayaan diatur tambahan harus lighting should be provided by properly
diberikan oleh lampu-lampu yang dengan constructed lamps or lighting apparatus
baik atau perlengkapan pencahayaan for emergency use.
memadai untuk penggunaan darurat.
2. Diruang-ruang tidur, sebuah lampu baca 2. In sleeping rooms an electric reading
listrik harus dipasang pada kepala setiap lamp should be installed at the head of
tempat tidur. each berth.
3. Standar pencahayaan alami dan 3. Suitable standards of natural and
buatan harus ditetapkan oleh otoritas artificial lighting should be fixed by the
berwenang. competent authority.

Pedoman B3.1.5 – Kamar-kamar Tidur Guideline B3.1.5 – Sleeping rooms

1. Harus ada pengaturan tempat tidur yang 1. There should be adequate berth
memadai di atas kapal yang membuat arrangements on board, making it as
para awak kapal dan pasangan yang comfortable as possible for the seafarer
menemani merasa nyaman. and any partner who may accompany
the seafarer.
2. Sesuai ukuran kapal, tingkat aktivitas 2. Where the size of the ship, the activity in
dan tata letaknya harus wajar dan which it is to be engaged and its layout
praktis, kamar-kamar tidur harus make it reasonable and practicable,
direncanakan dan dilengkapi dengan sleeping rooms should be planned
kamar mandi pribadi, termasuk toilet and equipped with a private bathroom,
guna memberikan kenyamanan bagi including a toilet, so as to provide
para penghuni dan memfasilitasi reasonable comfort for the occupants
kerapihan. and to facilitate tidiness.
3. Sejauh dapat dipraktikkan, kamar 3. As far as practicable, sleeping rooms of
tidur para awak kapal harus disusun seafarers should be so arranged that
sedemikian rupa sehingga penjagaan watches are separated and that no

108 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

terpisah dan tidak ada awak kapal yang seafarers working during the day share
bekerja di siang hari harus berbagi a room with watchkeepers.
kamar dengan penjaga malam.
4. Untuk awak kapal yang melaksanakan 4. In the case of seafarers performing the
kewajiban bintara, tidak boleh ada lebih duty of petty officers there should be
dari dua orang per kamar tidur. no more than two persons per sleeping
room.
5. Harus dipertimbangkan perluasan 5. Consideration should be given to
fasilitas yang mengacu pada paragraf extending the facility referred to in
9(m) Standar A3.1 bagi mualim dua jika Standard A3.1, paragraph 9(m), to
memungkinkan. the second engineer officer when
practicable.
6. Ruang yang ditempati oleh tempat 6. Space occupied by berths and lockers,
tidur dan loker, lemari-lemari berlaci chests of drawers and seats should be
dan tempat duduk harus disertakan included in the measurement of the floor
dalam pengukuran area lantai. Ruang- area. Small or irregularly shaped spaces
ruang kecil atau berbentuk tidak teratur which do not add effectively to the space
yang tidak secara efektif memberikan available for free movement and cannot
ruang gerak dan tidak dapat digunakan be used for installing furniture should be
bebas dan tidak dapat digunakan excluded.
untuk menginstalasi perabotan harus
dikesampingkan.
7. Tempat tidur tidak boleh disusun 7. Berths should not be arranged in tiers
dalam deretan lebih dari 2. Untuk of more than two; in the case of berths
tempat tidur di lokasi di sepanjang sisi placed along the ship’s side, there
kapal, hanya perlu ada sebuah deretan should be only a single tier where a
tunggal di mana sebuah lampu samping sidelight is situated above a berth.
ditempatkan di atas nya.
8. Tempat tidur bawah dalam sebuah 8. The lower berth in a double tier should
deretan dobel tidak boleh kurang dari be not less than 30 centimetres above
30 cm di atas lantai; tempat tidur atas the floor; the upper berth should be
harus ditempatkan kira-kira ditengah- placed approximately midway between
tengah antara bagian dasar tempat tidur the bottom of the lower berth and the
bawah dan sisi bawah tiang-tiang panel. lower side of the deckhead beams.
9. Kerangka dan leeboard, bila ada, 9. The framework and the lee-board, if
sebuah tempat tidur harus berbahan any, of a berth should be of approved
yang disetujui, keras, lembut, dan material, hard, smooth, and not likely to
tidak cenderung berkarat atau corrode or to harbour vermin.
menyembunyikan kutu .
10.
Bila rangka-rangka berbentuk pipa 10. If tubular frames are used for the
digunakan untuk konstruksi tempat construction of berths, they should
tidur, keseluruhannya harus sepenuhnya be completely sealed and without

Maritime Labour Convention, 2006 109


Peraturan dan Kaidah

bersegel dan tanpa lubang-lubang kecil perforations which would give access to
yang akan memberikan akses kutu. vermin.
11. Setiap tempat tidur harus dipasang 11. Each berth should be fitted with a
dengan sebuah matras yang comfortable mattress with cushioning
nyaman dengan dasar pegas atau bottom or a combined cushioning
dikombinasikan dengan sebuah matras mattress, including a spring bottom or
pegas, termasuk spring bottom atau a spring mattress. The mattress and
spring mattress. Bahan matras dan cushioning material used should be
pegas yang digunakan harus terbuat made of approved material. Stuffing of
dari bahan yang bagus. Pengisian bahan material likely to harbour vermin should
yang cenderung menyembunyikan kutu not be used.
tidak boleh digunakan.
12. Ketika sebuah tempat tidur ditempatkan 12. When one berth is placed over another,
terhadap satu sama lain, sebuah dasar a dust-proof bottom should be fitted
anti debu harus dipasang di bawah beneath the bottom mattress or spring
dasar pegas tempat tidur atas. bottom of the upper berth.
13. Perabotan haruslah berbahan lembut, 13. The furniture should be of smooth, hard
keras yang tidak mudah melengkung material not liable to warp or corrode.
atau berkarat .
14. Ruang tidur harus dilengkapi dengan 14. Sleeping rooms should be fitted with
tirai-tirai atau yang setara untuk cahaya. curtains or equivalent for the sidelights.
15. Kamar-kamar tidur harus dilengkapi 15. Sleeping rooms should be fitted with a
dengan sebuah cermin, kabinet kecil mirror, small cabinets for toilet requisites,
untuk keperluan-keperluan toilet, a book rack and a sufficient number of
sebuah rak buku dan jumlah gantungan coat hooks.
jas yang mencukupi.

Pedoman B.3.1.6 – Ruang Makan Guideline B3.1.6 – Mess rooms

1. Fasilitas ruang makan bisa jadi umum 1. Mess room facilities may be either
atau terpisah; keputusan ini harus common or separate. The decision
diambil setelah berkonsultasi dengan in this respect should be taken after
perwakilan para awak kapal dan pemilik consultation with seafarers’ and
kapal dan tunduk pada persetujuan shipowners’ representatives and
otoritas berwenang. Pertimbangan subject to the approval of the competent
harus memperhitungkan faktor-faktor authority. Account should be taken of
seperti ukuran kapal dan praktik-praktik factors such as the size of the ship and
budaya, agama dan kebutuhan sosial the distinctive cultural, religious and
para awak kapal. social needs of the seafarers.
2. Jika fasilitas ruang makan terpisah akan 2. Where separate mess room facilities
diberikan kepada para awak kapal, maka are to be provided to seafarers, then

110 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

ruang makan terpisah harus diberikan separate mess rooms should be provided
untuk: for:
(a) nakhoda dan para perwira; dan (a) master and officers; and
(b) bintara dan awak kapal-awak kapal (b) petty officers and other seafarers.
lain.
3. Pada kapal-kapal selain dari kapal-kapal 3. On ships other than passenger ships, the
penumpang, area lantai dari kamar floor area of mess rooms for seafarers
makan bagi para awak kapal tidak should be not less than 1.5 square
boleh kurang dari 1,5 meter persegi per metres per person of the planned
orang dari kapasitas tempat duduk yang seating capacity.
direncanakan.
4. Kamar-kamar makan harus dilengkapi 4. In all ships, mess rooms should be
dengan meja-meja dan tempat duduk equipped with tables and appropriate
yang sesuai, yang permanen maupun seats, fixed or movable, sufficient to
dapat dipindahkan, yang mencukupi accommodate the greatest number of
untuk mengakomodasi awak kapal seafarers likely to use them at any one
berjumlah terbesar yang cenderung time.
menggunakannya kapanpun.
5. Harus ada, disepanjang waktu, kapan 5. There should be available at all times
saja awak kapal ada di kapal: when seafarers are on board:
(a) sebuah lemari pendingin, yang harus (a) a refrigerator, which should be
berlokasi nyaman, berkapasitas conveniently situated and of
mencukupi untuk jumlah orang- sufficient capacity for the number
orang yang menggunakan kamar of persons using the mess room or
atau kamar-kamar makan itu; mess rooms;
(b) fasilitas untuk minuman panas; dan (b) facilities for hot beverages; and
(c) fasilitas air dingin. (c) cool water facilities.
6. Bila tersedia, pantri yang tersedia tidak 6. Where available pantries are not
dapat diakses oleh kamar-kamar makan, accessible to mess rooms, adequate
loker mencukupi untuk peralatan makan lockers for mess utensils and proper
dan fasilitas terkait untuk pencucian facilities for washing utensils should be
peralatan harus diberikan. provided.
7. Bagian-bagian atas meja dan tempat 7. The tops of tables and seats should be
duduk harus berbahan anti lembab. of damp-resistant material.

Maritime Labour Convention, 2006 111


Peraturan dan Kaidah

Pedoman B3.1.7 – Akomodasi Sanitari Guideline B3.1.7 – Sanitary


accommodation

1. Wastafel dan bak mandi harus 1. Washbasins and tub baths should be
berukuran mencukupi dan berkonstruksi of adequate size and constructed of
bahan yang disetujui dengan sebuah approved material with a smooth surface
permukaan halus yang tidak mudah not liable to crack, flake or corrode.
retak, mengelupas atau berkarat.
2. Semua toilet harus berpola yang 2. All toilets should be of an approved
disetujui dengan diberikan sebuah pattern and provided with an ample flush
aliran air memadai atau dengan alat-alat of water or with some other suitable
penyiram yang memadai, seperti udara, flushing means, such as air, which are
yang tersedia disepanjang waktu dan available at all times and independently
dapat dikontrol secara independen. controllable.
3. Akomodasi sanitari yang dimaksudkan 3. Sanitary accommodation intended for
untuk penggunaan lebih dari satu orang the use of more than one person should
harus mematuhi ketentuan-ketentuan comply with the following:
berikut:
(a) lantai-lantai harus berbahan awet (a) floors should be of approved durable
yang disetujui, kedap lembab, dan material, impervious to damp, and
harus berdrainase benar; should be properly drained;
(b) sekat harus berbahan baja atau (b) bulkheads should be of steel or
berbahan lainnya yang disetujui dan other approved material and should
harus kedap air hingga paling tidak be watertight up to at least 23
9 inci (23 sentimeter) di atas level centimetres above the level of the
dek; deck;
(c) akomodasi harus berpenerangan, (c) the accommodation should be
berpemanas dan berventilasi sufficiently lit, heated and ventilated;
mencukupi;
(d) toilet harus berlokasi nyaman, (d) toilets should be situated convenient
tetapi tidak terpisah dari, kamar- to, but separate from, sleeping rooms
kamar tidur dan kamar-kamar cuci, and wash rooms, without direct
tanpa akses langsung dari kamar- access from the sleeping rooms or
kamar tidur atau dari sebuah jalan from a passage between sleeping
lintasan antara kamar-kamar tidur rooms and toilets to which there is
dan toilet di mana tidak ada akses no other access; this requirement
lain: ketentuan ini tidak berlaku di does not apply where a toilet is
mana sebuah toilet berlokasi dalam located in a compartment between
sebuah kompartemen antara dua two sleeping rooms having a total of
kamar tidur yang memiliki total tidak not more than four seafarers; and
lebih dari empat awak kapal; dan

112 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(e) bila ada lebih dari sebuah toilet (e) where there is more than one toilet
dalam sebuah kompartemen, in a compartment, they should be
keseluruhannya harus berkasa sufficiently screened to ensure
untuk memastikan privasi. privacy.
4. Fasilitas-fasilitas binatu yang diberikan 4. The laundry facilities provided for
untuk digunakan oleh para awak kapal seafarers’ use should include:
harus meliputi:
(a) mesin-mesin cuci; (a) washing machines;
(b) mesin-mesin pengeringan atau (b) drying machines or adequately
kamar-kamar pengeringan yang heated and ventilated drying rooms;
berventilasi; dan and
(c) seterika-seterika dan papan-papan (c) irons and ironing boards or their
penyeterikaan atau perlengkapan equivalent.
lain yang sejenis.

Pedoman B3.1.8 – Akomodasi Ruang Guideline B3.1.8 – Hospital


Kesehatan accommodation

1. Akomodasi ruang kesehatan wajib 1. The hospital accommodation should be


dirancang untuk memfasilitasi designed so as to facilitate consultation
konsultasi dan pemberian bantuan and the giving of medical first aid and
medis pertolongan pertama dan untuk to help prevent the spread of infectious
membantu mencegah penyebaran diseases.
penyakit infeksi.
2. Pengaturan pintu masuk, tempat 2. The arrangement of the entrance, berths,
tidur, pencahayaan, ventilasi, sistem lighting, ventilation, heating and water
pemanasan dan penyediaan air supply should be designed to ensure the
wajib dirancang untuk memastikan comfort and facilitate the treatment of
kenyamanan dan memfasilitasi the occupants.
perawatan bagi penghuni.
3. Jumlah tempat tidur ruang kesehatan 3. The number of hospital berths required
yang disyaratkan wajib ditentukan oleh should be prescribed by the competent
otoritas berwenang. authority.
4. Akomodasi sanitasi wajib disediakan 4. Sanitary accommodation should
secara khusus untuk penghuni ruang be provided for the exclusive use
kesehatan, baik sebagai bagian dari of the occupants of the hospital
akomodasi atau yang berdekatan. accommodation, either as part of the
Akomodasi sanitasi tersebut wajib accommodation or in close proximity
mencakup minimum satu toilet, satu thereto. Such sanitary accommodation
wastafel dan satu bak mandi atau should comprise a minimum of one toilet,
pancuran. one washbasin and one tub or shower.

Maritime Labour Convention, 2006 113


Peraturan dan Kaidah

Pedoman B3.1.9 – Fasilitas lainnya Guideline B3.1.9 – Other facilities

Apabila fasilitas terpisah bagi awak kapal Where separate facilities for engine
departemen mesin untuk mengganti pakaian department personnel to change their
disediakan, mereka wajib: clothes are provided, they should be:
(a) ditempatkan di luar ruang mesin (a) located outside the machinery
tetapi memiliki akses yang mudah space but with easy access to it;
untuk dijangkau; dan and
(b) dilengkapi dengan loker baju (b) fitted with individual clothes lockers
tersendiri dan juga dengan bak as well as with tubs or showers or
mandi atau pancuran dan wastafel both and washbasins having hot
yang mengalirkan air tawar panas and cold running fresh water.
dan dingin.

Pedoman B3.10 – Ketentuan mengenai Guideline B3.1.10 – Bedding, mess


Selimut dan Seprai, Peralatan Makan utensils and miscellaneous provisions
dan lain-lain

Setiap Negara Anggota wajib mem- Each Member should consider applying the
pertimbangkan penerapan prinsip-prinsip following principles:
sebagai berikut:
(a) selimut dan seprai tempat tidur (a) clean bedding and mess utensils
dan peralatan makan yang bersih should be supplied by the shipowner
wajib disediakan oleh pemilik kapal to all seafarers for use on board
kepada semua awak kapal untuk during service on the ship, and such
digunakan di atas kapal selama seafarers should be responsible for
bekerja, dan awak kapal tersebut their return at times specified by the
wajib bertanggungjawab untuk master and on completion of service
mengembalikan peralatan tersebut in the ship;
pada waktu yang ditentukan oleh
nakhoda dan setelah selesainya
pekerjaan di kapal.
(b) selimut dan seprai tempat tidur wajib (b) bedding should be of good quality,
berkualitas baik, piring, cangkir and plates, cups and other mess
dan peralatan makan lainnya wajib utensils should be of approved
berbahan yang disetujui yang dapat material which can be easily
dengan mudah dibersihkan; dan cleaned; and
(c) handuk, sabun dan kertas toilet bagi (c) towels, soap and toilet paper for all
semua awak kapal wajib disediakan seafarers should be provided by the
oleh pemilik kapal. shipowner.

114 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Pedoman B3.1.11 – Fasilitas Rekreasi, Guideline B3.1.11 – Recreational


Surat, dan Pengaturan Kunjungan ke facilities, mail and ship visit
atas Kapal arrangements

1. Fasilitas dan pelayanan rekreasi 1. Recreational facilities and services


wajib ditinjau secara berkala untuk should be reviewed frequently to ensure
memastikan bahwa hal tersebut that they are appropriate in the light
memadai dengan mengingat perubahan of changes in the needs of seafarers
kebutuhan para awak kapal yang timbul resulting from technical, operational
dari perkembangan teknis, operasional and other developments in the shipping
dan perkembangan lainnya dalam industry.
industri pelayaran.
2. Perabot untuk fasilitas rekreasi wajib 2. Furnishings for recreational facilities
meliputi minimal sebuah rak buku should as a minimum include a bookcase
dan fasilitas membaca, menulis, dan, and facilities for reading, writing and,
apabila memungkinkan, disediakan alat where practicable, games.
permainan.
3. Sehubungan dengan perencanaan 3. In connection with the planning of
fasilitas rekreasi, otoritas berwenang recreation facilities, the competent
wajib memberikan pertimbangan authority should give consideration to
mengenai pengaturan ruang kantin. the provision of a canteen.
4. Pertimbangan wajib juga diberikan 4. Consideration should also be given to
terhadap fasilitas berikut tanpa including the following facilities at no
dibebankan biaya kepada awak kapal, cost to the seafarer, where practicable:
apabila memungkinkan:
(a) ruangan untuk merokok; (a) a smoking room;
(b) ruang menonton televisi dan siaran (b) television viewing and the reception
radio; of radio broadcasts;
(c) pertunjukan film, dengan persediaan (c) showing of films, the stock of which
film yang mencukupi selama masa should be adequate for the duration
pelayaran dan, apabila diperlukan, of the voyage and, where necessary,
dapat diganti dalam jangka waktu changed at reasonable intervals;
yang wajar;
(d) perlengkapan olahraga termasuk (d) sports equipment including exercise
perlengkapan latihan, meja equipment, table games and deck
permainan, permainan yang dapat games;
dilakukan di atas dek;
(e) apabila memungkinkan, fasilitas (e) where possible, facilities for
untuk berenang; swimming;

Maritime Labour Convention, 2006 115


Peraturan dan Kaidah

(f) ruang perpustakaan yang berisi (f) a library containing vocational and
buku keterampilan, pelatihan dan other books, the stock of which
lainnya, yang persediaannya wajib should be adequate for the duration
mencukupi selama masa pelayaran of the voyage and changed at
dan diganti dalam jangka waktu reasonable intervals;
yang wajar;
(g) fasilitas untuk rekreasi kerajinan (g) facilities for recreational handicrafts;
tangan;
(h) perlengkapan elektronik seperti (h) electronic equipment such as a
radio, televisi, perekam video, radio, television, video recorders,
pemutar DVD/CD, komputer dan DVD/CD player, personal computer
piranti lunak dan perekam/pemutar and software and cassette recorder/
kaset); player;
(i) apabila sesuai, ketentuan bar di (i) where appropriate, the provision of
atas kapal bagi awak kapal kecuali bars on board for seafarers unless
apabila bertentangan dengan these are contrary to national,
kebiasaan nasional, agama atau religious or social customs; and
sosial; dan
(j) akses yang layak untuk komunikasi (j) reasonable access to ship-to-shore
telepon dari kapal ke darat, dan telephone communications, and
fasilitas surat elektronik dan email and Internet facilities, where
internet, apabila tersedia, dapat available, with any charges for
dikenakan biaya atas penggunaan the use of these services being
layanan ini dalam jumlah yang wajar. reasonable in amount.
5. Setiap upaya wajib diberikan untuk 5. Every effort should be given to ensuring
memastikan bahwa pengiriman surat that the forwarding of seafarers’ mail is
para awak kapal dapat diandalkan as reliable and expeditious as possible.
dan secepat mungkin. Upaya tersebut Efforts should also be considered for
wajib juga dipertimbangkan untuk avoiding seafarers being required to pay
menghindari awak kapal berkewajiban additional postage when mail has to be
membayar ongkos kirim tambahan readdressed owing to circumstances
ketika surat harus dikirim kembali beyond their control.
karena keadaan di luar kendali mereka.
6. Kebijakan wajib dipertimbangkan 6. Measures should be considered to
untuk memastikan, tunduk pada setiap ensure, subject to any applicable national
hukum internasional atau hukum or international laws or regulations,
atau peraturan nasional yang berlaku, that whenever possible and reasonable
apabila memungkinkan dan wajar awak seafarers are expeditiously granted
kapal untuk segera diberikan izin untuk permission to have their partners,
mendatangkan pasangan, kerabat dan relatives and friends as visitors on board
teman mereka sebagai tamu di atas their ship when in port. Such measures
kapal ketika kapal berada di pelabuhan. should meet any concerns for security

116 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Kebijakan tersebut wajib memenuhi clearances.


semua yang berkaitan dengan
pemeriksaan keamanan.
7.
Pertimbangan wajib diberikan 7. Consideration should be given to the
kemungkinan yang membolehkan awak possibility of allowing seafarers to
kapal untuk didampingi pasangannya be accompanied by their partners
pada saat pelayaran tertentu apabila on occasional voyages where this is
dimungkinkan dan wajar. Pasangan practicable and reasonable. Such
tersebut wajib dilindungi asuransi yang partners should carry adequate
mencakup perlindungan terhadap insurance cover against accident and
kecelakaan dan kesehatan; pemilik kapal illness; the shipowners should give every
wajib memberikan bantuan kepada awak assistance to the seafarer to effect such
kapal untuk mengefektifkan asuransi insurance.
tersebut.

Pedoman B3.1.12 – Pencegahan Guideline B3.1.12 – Prevention of noise


Kebisingan dan Getaran and vibration

1. Fasilitas dan akomodasi rekreasi dan 1. Accommodation and recreational and


katering wajib ditempatkan sejauh catering facilities should be located as
mungkin dari ruang mesin, ruang kemudi, far as practicable from the engines,
deck winches, ventilasi, sistem pemanas steering gear rooms, deck winches,
dan perlengkapan AC serta mesin dan ventilation, heating and air-conditioning
peralatan lainnya yang menimbulkan equipment and other noisy machinery
kebisingan. and apparatus.
2. Penyekat suara atau bahan peredam 2. Acoustic insulation or other appropriate
suara lainnya yang sesuai wajib sound-absorbing materials should be
digunakan dalam pembangunan dan used in the construction and finishing of
penyelesaian dinding sekat, langit- bulkheads, deckheads and decks within
langit dan dek dalam ruangan yang the sound-producing spaces as well as
menghasilkan suara dan juga pintu self-closing noise-isolating doors for
otomatis penyekat kebisingan untuk machinery spaces.
ruang mesin.
3. Ruang mesin dan ruang mesin 3. Engine rooms and other machinery
lainnya wajib disediakan, apabila spaces should be provided, wherever
memungkinkan, dengan ruang kendali practicable, with soundproof centralized
terpusat yang kedap suara untuk control rooms for engine-room
personel pada ruang mesin. Ruang kerja, personnel. Working spaces, such as
seperti bengkel mesin, wajib disekat, the machine shop, should be insulated,
apabila memungkinkan, dari kebisingan as far as practicable, from the general
ruang mesin utama dan tindakan wajib engine-room noise and measures should
diambil untuk mengurangi kebisingan be taken to reduce noise in the operation
dalam pengoperasian mesin. of machinery.

Maritime Labour Convention, 2006 117


Peraturan dan Kaidah

4. Batas tingkat kebisingan untuk ruang 4. The limits for noise levels for working and
kerja dan ruang tinggal wajib disesuaikan living spaces should be in conformity
dengan pedoman internasional ILO with the ILO international guidelines
mengenai tingkat paparan, termasuk on exposure levels, including those
yang terdapat dalam Kaidah ILO in the ILO code of practice entitled
yang berjudul Faktor Ambang Batas Ambient factors in the workplace,
di Tempat Kerja, 2001, dan, apabila 2001, and, where applicable, the
memungkinkan, pelindung khusus yang specific protection recommended by
disarankan oleh Organisasi Maritim the International Maritime Organization,
Internasional, dan dengan perubahannya and with any subsequent amending
dan instrumen tambahan mengenai and supplementary instruments for
tingkat kebisingan yang dapat diterima acceptable noise levels on board ships.
di atas kapal. Salinan dari instrumen A copy of the applicable instruments in
yang berlaku dalam bahasa Inggris atau English or the working language of the
bahasa yang berlaku di tempat kerja di ship should be carried on board and
kapal wajib ditempatkan di atas kapal should be accessible to seafarers.
dan wajib dapat dengan mudah diakses
para awak kapal.
5. Tidak boleh ada fasilitas akomodasi 5. No accommodation or recreational or
atau rekreasi atau katering yang wajib catering facilities should be exposed to
terpapar getaran berlebihan. excessive vibration.

Peraturan Regulation

Peraturan 3.2 – Makanan dan Regulation 3.2 – Food and catering


Katering

Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers have
kapal memiliki akses untuk mendapatkan access to good quality food and drinking
makanan dan air minum berkualitas baik water provided under regulated hygienic
yang diatur berdasarkan persyaratan higienis. conditions
1. Setiap Negara Anggota wajib memastikan 1. Each Member shall ensure that ships
bahwa kapal yang berbendera negaranya that fly its flag carry on board and serve
membawa dan menyediakan makanan food and drinking water of appropriate
dan air minum yang berkualitas di atas quality, nutritional value and quantity
kapal, kadar nutrisi dan jumlah yang that adequately covers the requirements
mencukupi yang dipersyaratkan di atas of the ship and takes into account
kapal dan memperhatikan perbedaan the differing cultural and religious
latar belakang budaya dan agama. backgrounds.
2. Awak kapal di atas kapal wajib 2. Seafarers on board a ship shall be
disediakan makanan yang bebas biaya provided with food free of charge during
selama jangka waktu bekerja. the period of engagement.

118 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

3. Awak kapal yang dipekerjakan sebagai 3. Seafarers employed as ships’ cooks with
juru masak kapal bertanggungjawab responsibility for food preparation must
untuk menyiapkan makanan harus be trained and qualified for their position
dilatih dan memiliki persyaratan on board ship.
kualifikasi untuk posisi tersebut di atas
kapal.

Standar Standard

Standar A3.2 – Makanan dan Standard A3.2 – Food and catering


Katering

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall adopt laws and
menerapkan peraturan perundang- regulations or other measures to provide
undangan atau kebijakan lain untuk minimum standards for the quantity and
menyediakan standar minimum bagi quality of food and drinking water and
jumlah dan makanan dan air minum for the catering standards that apply to
berkualitas dan untuk standar katering meals provided to seafarers on ships
yang berlaku pada makanan yang that fly its flag, and shall undertake
disediakan bagi awak kapal di atas kapal educational activities to promote
yang berbendera negaranya dan wajib awareness and implementation of the
mengupayakan kegiatan pendidikan standards referred to in this paragraph.
untuk mempromosikan kesadaran dan
pelaksanaan Standar yang mengacu
pada ayat ini.
2. Setiap Negara Anggota wajib memasti- 2. Each Member shall ensure that ships
kan bahwa kapal yang berbendera that fly its flag meet the following
negaranya telah memenuhi standar minimum standards:
minimum berikut:
(a) persediaan makanan dan air minum, (a) food and drinking water supplies,
dengan mempertimbangkan jumlah having regard to the number of
awak kapal di atas kapal, ketentuan seafarers on board, their religious
keagamaan dan tradisi budaya requirements and cultural practices
mereka yang berkaitan dengan as they pertain to food, and the
makanan, dan waktu serta kondisi duration and nature of the voyage,
pelayaran, wajib memperhatikan shall be suitable in respect of
jumlah, kadar nutrisi, kualitas dan quantity, nutritional value, quality
variasi. and variety;
(b)
organisasi dan perlengkapan (b) the organization and equipment of
di departemen katering wajib the catering department shall be
sedemikian rupa menyediakan such as to permit the provision to
makanan bagi awak kapal yang the seafarers of adequate, varied

Maritime Labour Convention, 2006 119


Peraturan dan Kaidah

mencukupi, bervariasi dan bernutrisi and nutritious meals prepared and


serta disiapkan dan dihidangkan served in hygienic conditions; and
sesuai persyaratan higienis.
(c) staf katering wajib terlatih atau (c) catering staff shall be properly
terarah dengan baik sesuai trained or instructed for their
posisinya. positions.
3. Pemilik kapal wajib memastikan bahwa 3. Shipowners shall ensure that seafarers
awak kapal yang dipekerjakan sebagai who are engaged as ships’ cooks are
juru masak telah terlatih, memiliki trained, qualified and found competent
kualifikasi dan kompetensi untuk posisi for the position in accordance with
tersebut sesuai dengan persyaratan requirements set out in the laws and
yang diatur dalam peraturan perundang- regulations of the Member concerned.
undangan Negara Anggota yang
bersangkutan.
4. Persyaratan berdasarkan ayat 3 Standar 4. The requirements under paragraph 3 of
ini wajib mencakup penyelesaian suatu this Standard shall include a completion
kursus pelatihan yang disetujui atau of a training course approved or
diakui oleh otoritas berwenang, meliputi recognized by the competent authority,
praktik memasak, higienis makanan dan which covers practical cookery, food and
perseorangan, penyimpanan makanan, personal hygiene, food storage, stock
pengendalian persediaan, serta control, and environmental protection
perlindungan lingkungan, kesehatan and catering health and safety.
dan keselamatan katering.
5. Pada kapal yang beroperasi dengan 5. On ships operating with a prescribed
pengawakan yang ditentukan kurang manning of less than ten which, by
dari sepuluh, berdasarkan jumlah virtue of the size of the crew or the
kru, atau pola perdagangan, dapat trading pattern, may not be required by
tidak dipersyaratkan oleh otoritas the competent authority to carry a fully
berwenang untuk membawa juru qualified cook, anyone processing food
masak yang sepenuhnya memenuhi in the galley shall be trained or instructed
syarat, setiap orang yang memproses in areas including food and personal
makanan di dapur wajib terlatih atau hygiene as well as handling and storage
diberi instruksi termasuk dalam bidang of food on board ship.
higienis makanan dan perseorangan
serta penanganan dan penyimpanan
makanan di atas kapal.
6. Pada kondisi yang sangat penting, 6. In circumstances of exceptional
otoritas berwenang dapat menerbitkan necessity, the competent authority may
dispensasi yang mengizinkan juru masak issue a dispensation permitting a non-
yang tidak sepenuhnya memenuhi syarat fully qualified cook to serve in a specified
untuk bekerja pada suatu kapal tertentu ship for a specified limited period, until
untuk jangka waktu tertentu, sampai the next convenient port of call or for
pelabuhan berikutnya atau untuk jangka a period not exceeding one month,

120 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

waktu tidak lebih dari satu bulan, dengan provided that the person to whom the
ketentuan bahwa orang yang diberikan dispensation is issued is trained or
dispensasi tersebut, telah terlatih atau instructed in areas including food and
diberi instruksi termasuk dalam bidang personal hygiene as well as handling
kebersihan makanan dan perseorangan and storage of food on board ship.
serta penanganan dan penyimpanan
makanan di atas kapal.
7. Berdasarkan prosedur kepatuhan 7. In accordance with the ongoing
yang berlaku, menurut Judul 5 compliance procedures under Title 5,
Konvensi ini, otoritas berwenang wajib the competent authority shall require
mempersyaratkan pemeriksaan berkala that frequent documented inspections
yang didokumentasikan dilaksanakan be carried out on board ships, by or
di atas kapal, oleh atau di bawah under the authority of the master, with
kewenangan nakhoda, berkenaan respect to:
dengan:
(a) persediaan makanan dan air (a) supplies of food and drinking water;
minum;
(b) semua ruang dan perlengkapan lain (b) all spaces and equipment used for
yang digunakan untuk penyimpanan the storage and handling of food
dan penanganan makanan dan air and drinking water; and
minum; dan
(c) dapur dan perlengkapan lain untuk (c) galley and other equipment for the
penyiapan dan penyajian makanan. preparation and service of meals.
8. Tidak ada awak kapal berusia di bawah 8. No seafarer under the age of 18 shall be
18 tahun yang wajib dipekerjakan atau employed or engaged or work as a ship’s
dilibatkan atau bekerja sebagai juru cook.
masak kapal.

Pedoman Guideline

Pedoman B3.2 – Makanan dan Guideline B3.2 – Food and catering


Katering

Pedoman B3.2.1 – Pemeriksaan, Guideline B3.2.1 – Inspection,


Pendidikan, Riset dan Publikasi education, research and publication

1. Otoritas berwenang wajib, bekerja- 1. The competent authority should, in


sama dengan badan-badan dan cooperation with other relevant agencies
organisasi-organisasi terkait lainnya, and organizations, collect up-to-date
mengumpulkan informasi mutakhir information on nutrition and on methods
of purchasing, storing, preserving,

Maritime Labour Convention, 2006 121


Peraturan dan Kaidah

tentang nutrisi dan metode pembelian, cooking and serving food, with special
penyimpanan, pengawetan, pengolahan reference to the requirements of catering
dan penyajian makanan, dengan acuan on board a ship. This information should
khusus pada persyaratan katering di atas be made available, free of charge or
kapal. Informasi ini wajib tersedia, bebas at reasonable cost, to manufacturers
biaya atau dengan harga yang wajar, of and traders in ships’ food supplies
kepada para produsen dan penyedia and equipment, masters, stewards
bahan makanan dan peralatan di atas and cooks, and to shipowners’ and
kapal, nakhoda, pramusaji dan juru seafarers’ organizations concerned.
masak, dan organisasi pemilik kapal dan Appropriate forms of publicity, such as
organisasi awak kapal bersangkutan. manuals, brochures, posters, charts or
Bentuk-bentuk publikasi yang tepat, advertisements in trade journals, should
misalnya buku petunjuk, brosur, poster, be used for this purpose.
bagan atau iklan dalam jurnal-jurnal
perdagangan wajib digunakan untuk
tujuan ini.
2. Otoritas berwenang wajib menerbitkan 2. The competent authority should issue
rekomendasi untuk menghindari recommendations to avoid wastage of
pemborosan makanan, memfasilitasi food, facilitate the maintenance of a
pemeliharaan standar higienis yang proper standard of hygiene, and ensure
tepat, dan memastikan kenyamanan the maximum practicable convenience
maksimum yang berlaku dalam tata in working arrangements.
kerja.
3. Otoritas berwenang wajib bekerja dengan 3. The competent authority should work
organisasi dan badan terkait untuk with relevant agencies and organizations
mengembangkan materi pendidikan to develop educational materials and on-
dan informasi di atas kapal mengenai board information concerning methods
metode yang memastikan persediaan of ensuring proper food supply and
makanan dan layanan katering yang catering services.
layak.
4. Otoritas berwenang wajib bekerja sama 4. The competent authority should work in
dengan baik dengan organisasi pemilik close cooperation with the shipowners’
kapal dan organisasi awak kapal yang and seafarers’ organizations concerned
terkait dan dengan otoritas nasional and with national or local authorities
maupun daerah yang berurusan dealing with questions of food and
dengan permasalahan makanan dan health, and may where necessary utilize
kesehatan, dan apabila diperlukan, the services of such authorities.
dapat memanfaatkan layanan yang ada
di otoritas berwenang tersebut.

122 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Pedoman B3.2.2 – Juru Masak di Kapal Guideline B3.2.2 – Ships’ cooks

1. Awak kapal wajib hanya dapat 1. Seafarers should only be qualified as


dikualifikasikan sebagai juru masak di ships’ cooks if they have:
kapal apabila mereka telah:
(a) mempunyai masa layar untuk (a) served at sea for a minimum period
jangka waktu paling sedikit yang to be prescribed by the competent
ditetapkan oleh otoritas berwenang, authority, which could be varied to
yang mungkin bervariasi dengan take into account existing relevant
mempertimbangkan kualifikasi atau qualifications or experience;
pengalaman terkait yang dimiliki;
(b) lulus dari ujian yang ditetapkan oleh (b) passed an examination prescribed
otoritas berwenang atau lulus dari by the competent authority or
ujian yang setara pada lembaga passed an equivalent examination
pelatihan juru masak yang diakui. at an approved training course for
cooks.
2. Ujian yang telah ditetapkan dapat 2. The prescribed examination may be
dilaksanakan dan sertifikat diberikan conducted and certificates granted
baik secara langsung oleh otoritas either directly by the competent authority
berwenang atau oleh lembaga pelatihan or, subject to its control, by an approved
juru masak yang diakui, yang tunduk school for the training of cooks.
pada pengawasan otoritas berwenang.
3. Otoritas berwenang wajib memberikan 3. The competent authority should provide
pengakuan, yang sesuai, terhadap for the recognition, where appropriate,
sertifikat kualifikasi sebagai juru masak of certificates of qualification as ships’
di kapal yang diterbitkan oleh Negara cooks issued by other Members, which
Anggota lainnya, yang telah meratifikasi have ratified this Convention or the
Konvensi ini atau Konvensi Sertifikasi Certification of Ships’ Cooks Convention,
Juru Masak di Kapal, 1946 (No. 69), 1946 (No. 69), or other approved body.
atau badan lain yang disetujui.

Maritime Labour Convention, 2006 123


Peraturan dan Kaidah

Judul 4. Perlindungan Title 4. Health Protection,


Kesehatan, Perawatan Medical Care, Welfare and
Medis, Kesejahteraan dan Social Security Protection
Perlindungan Jaminan Sosial

Peraturan Regulation

Peraturan 4.1 – Perawatan Medis di Regulation 4.1 – Medical care on


atas Kapal dan di Darat board ship and ashore

Tujuan: untuk melindungi kesehatan awak Purpose: to protect the health of seafarers
kapal dan memastikan akses yang cepat and ensure their prompt access to medical
terhadap perawatan medis di atas kapal dan care on board ship and ashore.
di darat.
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall ensure that all
memastikan bahwa semua awak kapal seafarers on ships that fly its flag are
pada kapal yang berbendera negaranya covered by adequate measures for the
telah dilindungi oleh kebijakan yang protection of their health and that they
tepat untuk perlindungan kesehatan have access to prompt and adequate
mereka dan bahwa mereka mempunyai medical care whilst working on board.
akses perawatan medis yang cepat dan
memadai ketika bekerja di atas kapal.
2.
Perlindungan dan perawatan 2. The protection and care under paragraph
berdasarkan ayat 1 Peraturan ini wajib, 1 of this Regulation shall, in principle, be
pada prinsipnya, disediakan tanpa provided at no cost to the seafarers.
dikenakan biaya kepada awak kapal.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall ensure that seafarers
memastikan bahwa awak kapal di on board ships in its territory who are
atas kapal dalam wilayahnya yang in need of immediate medical care are
membutuhkan perawatan medis dengan given access to the Member’s medical
segera diberikan akses menuju fasilitas facilities on shore.
medis Negara Anggota di darat.
4. Persyaratan mengenai perlindungan 4. The requirements for on-board health
kesehatan dan perawatan medis di atas protection and medical care set out
kapal yang diatur dalam Kaidah meliputi in the Code include standards for
standar kebijakan yang bertujuan measures aimed at providing seafarers
penyediaan perlindungan kesehatan with health protection and medical care
dan perawatan medis bagi awak kapal as comparable as possible to that which
yang setara dengan apa yang umumnya is generally available to workers ashore.
tersedia bagi para pekerja di darat.

124 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Standar Standard

Standar A4.1 – Perawatan Medis di Standard A4.1 – Medical care on


atas Kapal dan di Darat board ship and ashore

1. Negara Anggota wajib memastikan 1. Each Member shall ensure that


bahwa kebijakan penyediaan measures providing for health protection
perlindungan kesehatan dan perawatan and medical care, including essential
medis, termasuk perawatan gigi dasar, dental care, for seafarers working on
bagi awak kapal yang bekerja di atas board a ship that flies its flag are adopted
kapal yang berbendera negaranya telah which:
menerapkan yaitu:
(a) memastikan pelaksanaan setiap (a) ensure the application to seafarers
ketentuan umum bagi awak kapal of any general provisions on
tentang perlindungan kesehatan occupational health protection and
kerja dan perawatan medis yang medical care relevant to their duties,
terkait dengan tugas mereka dan as well as of special provisions
juga ketentuan khusus untuk specific to work on board ship;
bekerja di atas kapal;
(b Memastikan bahwa awak kapal (b) ensure that seafarers are given
telah diberikan perlindungan health protection and medical
kesehatan dan perawatan medis care as comparable as possible to
yang setara dengan apa yang that which is generally available to
umumnya tersedia bagi para pekerja workers ashore, including prompt
di darat, termasuk akses yang access to the necessary medicines,
cepat untuk mendapatkan obat- medical equipment and facilities
obatan yang diperlukan, peralatan for diagnosis and treatment and to
medis dan fasilitas untuk diagnosis medical information and expertise;
serta perawatan dan mendapatkan
informasi dan keahlian medis;
(c) memberikan hak kepada awak (c) give seafarers the right to visit a
kapal untuk mengunjungi dokter qualified medical doctor or dentist
atau dokter gigi yang memenuhi without delay in ports of call, where
kualifikasi medis tanpa penundaan practicable;
pada pelabuhan berikutnya, apabila
dimungkinkan;
(d) memastikan bahwa, sesuai dengan (d) ensure that, to the extent consistent
hukum dan kebiasaan nasional with the Member’s national law
Negara Anggota, layanan perawatan and practice, medical care and
medis dan perlindungan kesehatan health protection services while a
diberikan tanpa dikenakan biaya seafarer is on board ship or landed
ketika awak kapal berada di atas in a foreign port are provided free of
kapal atau berada di sebuah charge to seafarers; and
pelabuhan asing; dan

Maritime Labour Convention, 2006 125


Peraturan dan Kaidah

(e) perawatan awak kapal yang sakit (e) are not limited to treatment of sick
atau cidera tidak dibatasi, tetapi or injured seafarers but include
termasuk tindakan pencegahan measures of a preventive character
seperti program promosi dan such as health promotion and
pendidikan kesehatan. health education programmes.
2. Otoritas berwenang wajib mengadopsi 2. The competent authority shall adopt a
formulir laporan medis standar untuk standard medical report form for use by
digunakan oleh nakhoda kapal dan the ships’ masters and relevant onshore
personel medis di darat dan di atas and on-board medical personnel. The
kapal yang relevan. Formulir tersebut form, when completed, and its contents
ketika dilengkapi, isinya wajib dijaga shall be kept confidential and shall only
kerahasiaannya dan wajib hanya be used to facilitate the treatment of
digunakan untuk memfasilitasi seafarers.
perawatan para awak kapal.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall adopt laws and
menerapkan peraturan perundang- regulations establishing requirements
undangan yang menyusun persyaratan for on-board hospital and medical care
untuk fasilitas dan perlengkapan rumah facilities and equipment and training on
sakit dan perawatan medis di atas ships that fly its flag.
kapal serta pelatihan di atas kapal yang
berbendera Negara Anggota.
4. Peraturan perundang-undangan wajib 4. National laws and regulations shall as
mengatur sekurang-kurangnya untuk a minimum provide for the following
persyaratan berikut ini: requirements:
(a) semua kapal wajib membawa (a) all ships shall carry a medicine
kotak obat, peralatan medis, chest, medical equipment and a
dan pedoman medis, hal-hal medical guide, the specifics of which
khusus yang wajib ditetapkan shall be prescribed and subject to
dan tunduk pada pemeriksaan regular inspection by the competent
rutin yang dilakukan oleh otoritas authority; the national requirements
berwenang; persyaratan nasional shall take into account the type of
wajib memperhatikan jenis kapal, ship, the number of persons on
jumlah orang di atas kapal dan board and the nature, destination
sifatnya, tujuan dan jangka waktu and duration of voyages and
pelayaran serta standar medis relevant national and international
nasional dan internasional yang recommended medical standards;
direkomendasikan;
(b) kapal yang membawa 100 orang (b) ships carrying 100 or more
atau lebih dan biasanya melakukan persons and ordinarily engaged on
pelayaran internasional dengan international voyages of more than
jangka waktu lebih dari tiga hari three days’ duration shall carry
wajib membawa seorang dokter a qualified medical doctor who is
yang memenuhi syarat dan responsible for providing medical

126 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

bertanggungjawab menyediakan care; national laws or regulations


perawatan medis; hukum atau shall also specify which other ships
peraturan nasional wajib juga shall be required to carry a medical
menguraikan kapal-kapal lain doctor, taking into account, inter
yang wajib dipersyaratkan alia, such factors as the duration,
untuk membawa dokter, dengan nature and conditions of the voyage
memperhatikan, antara lain, faktor- and the number of seafarers on
faktor seperti jangka waktu, sifat, board;
kondisi pelayaran, dan jumlah awak
kapal di atas kapal;
(c) Kapal yang tidak membawa dokter (c) ships which do not carry a medical
wajib dipersyaratkan memiliki baik, doctor shall be required to have
paling sedikit seorang awak di atas either at least one seafarer on
kapal yang bertugas memberikan board who is in charge of medical
perawatan medis dan mengelola care and administering medicine as
obat sebagai bagian dari tugas part of their regular duties or at least
rutin maupun paling sedikit seorang one seafarer on board competent to
awak di atas kapal yang berwenang provide medical first aid; persons in
memberikan pertolongan pertama; charge of medical care on board who
orang yang bertugas memberikan are not medical doctors shall have
perawatan kesehatan di atas kapal satisfactorily completed training
yang bukan merupakan dokter in medical care that meets the
wajib menyelesaikan pelatihan requirements of the International
di bidang perawatan kesehatan Convention on Standards of Training,
secara memuaskan yang memenuhi Certification and Watchkeeping
persyaratan Konvensi Internasional for Seafarers, 1978, as amended
mengenai Standar Pelatihan, (“STCW”); seafarers designated to
Sertifikasi, dan Tugas Jaga Awak provide medical first aid shall have
kapal, 1978, sesuai amandemen satisfactorily completed training
(STCW); awak kapal yang ditunjuk in medical first aid that meets the
untuk memberikan pertolongan requirements of STCW; national
pertama wajib menyelesaikan laws or regulations shall specify the
pelatihan pertolongan pertama level of approved training required
secara memuaskan yang memenuhi taking into account, inter alia, such
persyaratan STCW; hukum factors as the duration, nature and
atau peraturan nasional wajib conditions of the voyage and the
menguraikan tingkat pelatihan yang number of seafarers on board; and
disetujui yang diperlukan dengan
memperhatikan, antara lain, faktor-
faktor seperti jangka waktu, sifat,
dan kondisi pelayaran serta jumlah
awak di atas kapal; dan
(d) Otoritas berwenang wajib (d) the competent authority shall
memastikan, dengan suatu sistem ensure by a prearranged system

Maritime Labour Convention, 2006 127


Peraturan dan Kaidah

yang telah diatur sebelumnya, that medical advice by radio or


bahwa bantuan medis dengan satellite communication to ships at
komunikasi radio atau satelit sea, including specialist advice, is
pada kapal yang sedang berlayar, available 24 hours a day; medical
termasuk bantuan spesialis, advice, including the onward
yang tersedia 24 jam setiap hari, transmission of medical messages
termasuk penerusan bantuan medis by radio or satellite communication
melalui komunikasi radio atau between a ship and those ashore
satelit antara sebuah kapal dengan giving the advice, shall be available
darat yang memberikan bantuan free of charge to all ships irrespective
dimaksud, wajib disediakan bebas of the flag that they fly.
biaya, terlepas dari semua bendera
yang sedang dikibarkan.

Pedoman Guideline

Pedoman B4.1 – Perawatan Medis di Guideline B4.1 – Medical care on


atas Kapal dan di darat board ship and ashore

Pedoman B4.1.1 – Penyediaan Guideline B4.1.1 – Provision of medical


Perawatan Medis care

1. Pada saat menentukan tingkat pelatihan 1. When determining the level of medical
medis yang akan diberikan di atas training to be provided on board ships
kapal yang tidak disyaratkan membawa that are not required to carry a medical
seorang dokter, otoritas berwenang doctor, the competent authority should
wajib mensyaratkan bahwa: require that:
(a) kapal yang biasanya mampu (a) ships which ordinarily are capable of
menyediakan perawatan medis reaching qualified medical care and
dan fasilitas medis yang memenuhi medical facilities within eight hours
syarat dalam jangka waktu delapan should have at least one designated
jam wajib memiliki paling sedikit seafarer with the approved medical
seorang awak kapal yang ditunjuk first-aid training required by STCW
yang memiliki keterampilan which will enable such persons to
memberikan pertolongan pertama take immediate, effective action in
sebagaimana disyaratkan oleh case of accidents or illnesses likely
STCW yang akan memungkinkan to occur on board a ship and to
orang tersebut mengambil tindakan make use of medical advice by radio
efektif dengan segera, dalam hal or satellite communication; and
terjadi kecelakaan atau sakit yang
mungkin terjadi di atas kapal dan
menggunakan bantuan medis

128 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

melalui komunikasi radio atau


satelit; dan
(b) semua kapal lain, wajib memiliki (b) all other ships should have at
paling sedikit satu awak kapal yang least one designated seafarer with
ditunjuk yang memiliki keterampilan approved training in medical care
di bidang perawatan medis yang required by STCW, including practical
disetujui dan disyaratkan oleh training and training in life-saving
STCW, termasuk pelatihan praktis techniques such as intravenous
dan pelatihan teknik penyelamatan therapy, which will enable the
jiwa seperti terapi intravena, yang persons concerned to participate
akan memungkinkan orang yang effectively in coordinated schemes
bersangkutan berpartisipasi secara for medical assistance to ships
efektif dalam skema koordinasi at sea, and to provide the sick or
bantuan medis untuk kapal injured with a satisfactory standard
yang sedang berlayar dan untuk of medical care during the period
menyediakan perawatan medis they are likely to remain on board.
dengan standar yang memuaskan
bagi orang sakit atau cidera selama
masa mereka tetap berada di atas
kapal.
2. Pelatihan sebagaimana dirujuk pada ayat 2. The training referred to in paragraph
1 dari Pedoman ini wajib didasarkan pada 1 of this Guideline should be based on
muatan edisi terkini dari Pedoman Medis the contents of the most recent editions
Internasional untuk Kapal, Pedoman of the International Medical Guide for
Pertolongan Pertama yang Digunakan Ships, the Medical First Aid Guide for
Saat Kecelakaan yang Disebabkan Use in Accidents Involving Dangerous
Barang Berbahaya, Dokumen Pedoman Goods, the Document for Guidance
– Pedoman Pelatihan Maritim – An International Maritime Training
Internasional, dan bagian medis untuk Guide, and the medical section of the
Kaidah Internasional mengenai Sinyal International Code of Signals as well as
serta pedoman nasional yang serupa. similar national guides.
3. Orang sebagaimana dirujuk pada ayat 3. Persons referred to in paragraph
1 dari Pedoman ini dan awak kapal 1 of this Guideline and such other
lainnya sebagaimana disyaratkan oleh seafarers as may be required by the
otoritas berwenang wajib menjalani competent authority should undergo,
dengan waktu antara yang mendekati at approximately five year intervals,
lima tahun, kursus penyegaran refresher courses to enable them to
untuk memungkinkan mereka maintain and increase their knowledge
mempertahankan dan meningkatkan and skills and to keep up-to-date with
pengetahuan dan keterampilan new developments.
serta untuk menyesuaikan dengan
perkembangan baru.

Maritime Labour Convention, 2006 129


Peraturan dan Kaidah

4. Kotak obat beserta isinya serta peralatan 4. The medicine chest and its contents,
kesehatan dan perlengkapan medis as well as the medical equipment and
dan pedoman medis yang dibawa di medical guide carried on board, should
atas kapal, wajib dirawat dan diperiksa be properly maintained and inspected
secara tepat dengan jarak waktu yang at regular intervals, not exceeding
rutin tidak lebih dari 12 bulan, oleh 12 months, by responsible persons
orang yang bertanggungjawab yang designated by the competent authority,
ditunjuk oleh otoritas berwenang, yang who should ensure that the labelling,
wajib memastikan bahwa pelabelan, expiry dates and conditions of storage
tanggal kadaluwarsa, dan kondisi of all medicines and directions for their
penyimpanan semua obat dan petunjuk use are checked and all equipment
penggunaannya diperiksa dan semua functioning as required. In adopting
perlengkapan berfungsi sebagaimana or reviewing the ship’s medical guide
diperlukan. Dalam mengadopsi atau used nationally, and in determining the
meninjau kembali pedoman medis contents of the medicine chest and
kapal yang digunakan secara nasional, medical equipment, the competent
dan dalam menentukan isi kotak obat authority should take into account
dan perlengkapan medis, otoritas international recommendations in
berwenang wajib memperhatikan this field, including the latest edition
rekomendasi internasional di bidang ini, of the International Medical Guide for
termasuk edisi terakhir dari Pedoman Ships, and other guides mentioned in
Medis Internasional untuk Kapal dan paragraph 2 of this Guideline.
pedoman-pedoman lain sebagaimana
tersebut pada ayat 2 dari Pedoman ini.
5. Apabila suatu kargo yang digolongkan 5. Where a cargo which is classified
berbahaya belum dimasukkan dalam dangerous has not been included in
edisi terkini dari Pedoman Pertolongan the most recent edition of the Medical
Pertama yang Digunakan Saat First Aid Guide for Use in Accidents
Kecelakaan yang Disebabkan oleh Involving Dangerous Goods, the
Barang Berbahaya, informasi yang necessary information on the nature of
diperlukan berkenaan dengan sifat the substances, the risks involved, the
bahannya, risiko yang terjadi, alat necessary personal protective devices,
perlindungan pribadi yang diperlukan, the relevant medical procedures and
prosedur medis dan obat penawar specific antidotes should be made
khusus yang relevan wajib disediakan available to the seafarers. Such specific
bagi awak kapal. Obat penawar khusus antidotes and personal protective
dan alat perlindungan pribadi tersebut devices should be on board whenever
wajib ada di atas kapal kapanpun dangerous goods are carried. This
barang berbahaya dibawa. Informasi information should be integrated with
ini wajib dipadukan dengan kebijakan the ship’s policies and programmes
kapal dan program-program mengenai on occupational safety and health
keselamatan dan kesehatan kerja described in Regulation 4.3 and related
sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Code provisions.
4.3 dan ketentuan-ketentuan Kaidah
yang terkait.

130 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

6. Semua kapal wajib membawa sebuah 6. All ships should carry a complete and
daftar stasiun radio yang lengkap dan up-to-date list of radio stations through
terkini di mana bantuan medis dapat which medical advice can be obtained;
diperoleh; dan, apabila dilengkapi and, if equipped with a system of satellite
dengan sistem komunikasi satelit, yang communication, carry an up-to-date and
memiliki daftar stasiun bumi-pantai complete list of coast earth stations
terkini dan lengkap di mana bantuan through which medical advice can be
medis dapat diperoleh. Awak kapal yang obtained. Seafarers with responsibility
bertanggungjawab untuk perawatan for medical care or medical first aid on
medis atau pertolongan pertama di board should be instructed in the use of
atas kapal wajib diperintahkan untuk the ship’s medical guide and the medical
menggunakan pedoman medis kapal section of the most recent edition of
dan bagian medis kapal dari edisi the International Code of Signals so as
terkini Kaidah Internasional mengenai to enable them to understand the type
Sinyal sehingga memungkinkan mereka of information needed by the advising
untuk memahami jenis informasi yang doctor as well as the advice received.
diperlukan oleh dokter yang membantu
sehingga bantuan tersebut dapat
diterima.

Pedoman B4.1.2 – Formulir Laporan Guideline B4.1.2 – Medical report form


Medis

Formulir laporan medis standar bagi awak The standard medical report form for
kapal yang disyaratkan di bawah Bagian A dari seafarers required under Part A of this
Kaidah ini harus didesain untuk memfasilitasi Code should be designed to facilitate the
pertukaran informasi medis dan informasi exchange of medical and related information
terkait mengenai individu awak kapal antara concerning individual seafarers between
kapal dan darat pada kasus-kasus penyakit ship and shore in cases of illness or injury.
atau cidera.

Pedoman B4.1.3 – Perawatan Medis di Guideline B4.1.3 – Medical care ashore


Darat

1. Fasilitas-fasilitas medis berbasis darat 1. Shore-based medical facilities for


untuk perawatan para awak kapal harus treating seafarers should be adequate
mencukupi untuk maksud-maksud for the purposes. The doctors, dentists
tersebut dan para dokter, dokter gigi dan and other medical personnel should be
personel medis lain yang benar-benar properly qualified.
memenuhi syarat.
2. Langkah-langkah harus diambil untuk 2. Measures should be taken to ensure
memastikan bahwa para awak kapal that seafarers have access when in port

Maritime Labour Convention, 2006 131


Peraturan dan Kaidah

mempunyai akses ketika di pelabuhan to:


untuk:
(a) perawatan pasien luar untuk (a) outpatient treatment for sickness
penyakit dan cidera; and injury;
(b) perawatan rumah sakit ketika perlu; (b) hospitalization when necessary;
and
(c) fasilitas-fasilitas untuk perawatan (c) facilities for dental treatment,
gigi, terutama pada kasus-kasus especially in cases of emergency.
darurat.
3. Perawatan para awak kapal yang 3. Suitable measures should be taken to
menderita penyakit harus difasilitasi facilitate the treatment of seafarers
oleh perawatan yang memadai termasuk suffering from disease. In particular,
izin masuk segera menuju klinik dan seafarers should be promptly admitted
rumah sakit di pelabuhan, tanpa adanya to clinics and hospitals ashore, without
kesulitan dan tidak mempedulikan difficulty and irrespective of nationality
kebangsaan atau keyakinan agama, or religious belief, and, whenever
dan saat diperlukan pengaturan perlu possible, arrangements should be made
dilakukan untuk memastikan, jika to ensure, when necessary, continuation
perlu, kesinambungan perawatan untuk of treatment to supplement the medical
melengkapi fasilitas medis yang tersedia facilities available to them.
bagi para awak kapal.

Pedoman B4.1.4 – Bantuan Medis Guideline B4.1.4 – Medical assistance


kepada Kapal-kapal Lain dan to other ships and international
Kerjasama Internasional cooperation

1. Setiap Negara Anggota harus memberi- 1. Each Member should give due
kan pertimbangan sebagaimana consideration to participating in
mestinya kepada partisipasi dalam international cooperation in the area of
kerjasama internasional dalam area assistance, programmes and research
bantuan, program-program dan riset in health protection and medical care.
dalam perlindungan kesehatan dan Such cooperation might cover:
perawatan medis. Kerjasama tersebut
bisa mencakup urusan-urusan berikut:
(a) pengembangan dan pengkoor- (a) developing and coordinating
dinasian upaya-upaya pencarian search and rescue efforts and
dan penyelamatan (SAR) dan arranging prompt medical help and
penyusunan bantuan medis evacuation at sea for the seriously
segera dan evakuasi di laut untuk ill or injured on board a ship
penyakit atau cidera serius di atas through such means as periodic
kapal melalui cara seperti sistem ship position reporting systems,

132 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

pelaporan posisi kapal berkala, rescue coordination centres and


pusat koordinasi penyelamatan emergency helicopter services, in
dan layanan helikopter darurat conformity with the International
yang selaras dengan ketetapan- Convention on Maritime Search
ketetapan International Convention and Rescue, 1979, as amended,
on Maritime Search and Rescue, and the International Aeronautical
1979, sesuai amandemen dan and Maritime Search and Rescue
International Aeronautical and (IAMSAR) Manual;
Maritime Search and Rescue
(IAMSAR) Manual;
(b) memaksimalkan penggunaan (b) making optimum use of all ships
kapal-kapal yang membawa carrying a doctor and stationing
seorang dokter dan menempatkan ships at sea which can provide
kapal stasioner di laut yang dapat hospital and rescue facilities;
memberikan fasilitas rumah sakit
dan penyelamatan;
(c) penghimpunan dan pemeliharaan (c) compiling and maintaining an
pengumpulan daftar dokter international list of doctors and
dan fasilitas perawatan medis medical care facilities available
internasional yang tersedia di worldwide to provide emergency
seluruh dunia guna memberikan medical care to seafarers;
perawatan medis darurat kepada
para awak kapal;
(d) pendaratan para awak kapal (d) landing seafarers ashore for
di pelabuhan untuk perawatan emergency treatment;
darurat;
(e) pemulangan kembali para awak (e) repatriating seafarers hospitalized
kapal yang dirawat di rumah sakit luar abroad as soon as practicable, in
negeri sesegera bisa dipraktikkan, accordance with the medical advice
sesuai saran medis para dokter of the doctors responsible for the
yang bertanggungjawab atas kasus case, which takes into account the
itu, dengan mempertimbangkan seafarer’s wishes and needs;
keinginan dan kebutuhan awak
kapal;
(f) penyusunan bantuan pribadi (f) arranging personal assistance for
bagi para awak kapal selama seafarers during repatriation, in
pemulangan kembali, berdasarkan accordance with the medical advice
saran medis para dokter yang of the doctors responsible for the
bertanggungjawab atas kasus case, which takes into account the
itu, dengan memper-timbangkan seafarer’s wishes and needs;
keinginan dan kebutuhan awak
kapal;

Maritime Labour Convention, 2006 133


Peraturan dan Kaidah

(g) pengupayaan penetapan pusat- (g) endeavouring to set up health


pusat kesehatan bagi awak kapal centres for seafarers to:
untuk:
(i) melaksanakan riset terhadap (i) conduct research on the health
status kesehatan, perawatan status, medical treatment
medis dan perawatan kese- and preventive health care of
hatan pencegahan bagi para seafarers; and
awak kapal;
(ii) melatih staf layanan medis dan (ii) train medical and health service
kesehatan dalam pengobatan staff in maritime medicine;
maritim;
(h) pengumpulan dan pengevaluasian (h) collecting and evaluating statistics
statistik menyangkut kecelakaan, concerning occupational accidents,
penyakit dan kematian kerja diseases and fatalities of seafarers
terhadap para awak kapal dan and integrating and harmonizing the
pengintegrasian serta dengan statistics with any existing national
penyelarasannya statistik nasional system of statistics on occupational
yang ada statistik tentang accidents and diseases covering
kecelakaan, penyakit dan kematian other categories of workers;
akibat kerja yang mencakup kategori
pekerja lain.
(i) pengorganisasian per-tukaran (i) organizing international exchanges
internasional menyangkut informasi of technical information, training
teknis, bahan dan personel material and personnel, as well
pelatihan, serta kursus pelatihan, as international training courses,
seminar dan kelompok kerja seminars and working groups;
internasional;
(j) pemberian layanan-layanan kese- (j) providing all seafarers with special
hatan dan kuratif dan preventif curative and preventive health and
khusus kepada awak kapal di medical services in port, or making
pelabuhan atau penyediaan available to them general health,
layanan-layanan kesehatan, medis medical and rehabilitation services;
dan rehabilitasi umum; dan and
(k) pengaturan pemulangan kembali (k) arranging for the repatriation of
mayat atau sisa tubuh, jenazah atau the bodies or ashes of deceased
sesuai keinginan sanak keluarga, seafarers, in accordance with the
sesegera dapat dilakukan. wishes of the next of kin and as
soon as practicable.
2. Kerjasama internasional dalam 2. International cooperation in the field of
perlindungan kesehatan dan perawatan health protection and medical care for
medis bagi para awak kapal harus seafarers should be based on bilateral or

134 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

berdasarkan perjanjian atau konsultasi multilateral agreements or consultations


bilateral maupun multilateral antar among Members.
Negara-negara Anggota.

Pedoman B4.1.5 – Para Tanggungan Guideline B4.1.5 – Dependants of


Awak kapal seafarers

Negara-negara Anggota harus mengadopsi Each Member should adopt measures to


langkah-langkah untuk menjamin perawatan secure proper and sufficient medical care
medis yang benar dan mencukupi bagi para for the dependants of seafarers domiciled
tanggungan awak kapal yang berdomisili in its territory pending the development of
diteritori yang menunda pengembangan a medical care service which would include
layanan perawatan medis yang akan within its scope workers generally and their
mencakup, para pekerja pada umumnya dan dependants where such services do not exist
para tanggungan mereka di mana layanan- and should inform the International Labour
layanan tersebut tidak tersedia dan harus Office concerning the measures taken for
menginformasikan Organisasi Perburuhan this purpose.
Internasional mengenai langkah-langkah
yang diambil untuk hal ini.

Peraturan Regulation

Peraturan 4.2 – Kewajiban Para Regulation 4.2 – Shipowners’


Pemilik Kapal liability

Tujuan: untuk memastikan bahwa para awak Purpose: to ensure that seafarers are
kapal telah dilindungi dari akibat-akibat protected from the financial consequences
finansial penyakit, cidera atau kematian yang of sickness, injury or death occurring in
terjadi dalam pekerjaan mereka. connection with their employment.

1. Negara-negara Anggota harus memasti- 1. Each Member shall ensure that


kan bahwa langkah-langkah, menurut measures, in accordance with the Code,
Kaidah itu, diberlakukan pada kapal- are in place on ships that fly its flag to
kapal yang mengibarkan bendera provide seafarers employed on the
mereka guna memberikan para awak ships with a right to material assistance
kapal yang dipekerjakan di kapal-kapal and support from the shipowner with
dengan hak atas bantuan dan dukungan respect to the financial consequences
materiil dari pemilik kapal menyangkut of sickness, injury or death occurring
akibat finansial penyakit atau cidera atau while they are serving under a seafarers’
kematian yang terjadi ketika mereka employment agreement or arising
bekerja di bawah sebuah perjanjian from their employment under such
kerja para awak kapal [atau berasal dari agreement.
pekerjaan di bawah perjanjian tersebut.
Maritime Labour Convention, 2006 135
Peraturan dan Kaidah

2. Peraturan ini tida mempengaruhi Kaidah 2. This Regulation does not affect any other
hukum yang dicari para awak kapal. legal remedies that a seafarer may seek.

Standar Standard

Standar A4.2 – Kewajiban Pemilik Standard A4.2 – Shipowners’ liability


Kapal

1. Setiap Negara Anggota wajib mengadopsi 1. Each Member shall adopt laws and
peraturan perundang-undangan yang regulations requiring that shipowners of
mengharuskan pemilik kapal yang ships that fly its flag are responsible for
mengibarkan bendera Negaranya health protection and medical care of all
bertanggungjawab atas perlindungan seafarers working on board the ships in
kesehatan dan perawatan medis semua accordance with the following minimum
awak kapal yang bekerja di atas kapal standards:
menurut standar-standar minimum
berikut:
(a) para pemilik kapal wajib memikul (a) shipowners shall be liable to bear
biaya awak kapal yang bekerja di the costs for seafarers working on
atas kapal mereka menyangkut their ships in respect of sickness
penyakit dan cidera yang terjadi and injury of the seafarers occurring
antara tanggal dimulainya tugas dan between the date of commencing
tanggal saat mereka dipulangkan duty and the date upon which
atau yang terjadi akibat pekerjaan they are deemed duly repatriated,
mereka di antara tanggal-tanggal or arising from their employment
tersebut; between those dates;
(b)
para pemilik kapal wajib (b) shipowners shall provide financial
memberikan jaminan keuangan dan security to assure compensation
memberikan kompensasi kematian in the event of the death or long-
atau disabilitas dalam jangka term disability of seafarers due
panjang akibat cidera, penyakit to an occupational injury, illness
dan bahaya kerja, hukum nasional, or hazard, as set out in national
perjanjian kerja awak kapal atau law, the seafarers’ employment
perjanjian kerja bersama. agreement or collective agreement;
(c) para pemilik kapal wajib membiayai (c) shipowners shall be liable to defray
perawatan medis, termasuk the expense of medical care,
perawatan dan pasokan obat- including medical treatment and the
obatan serta peralatan terapis, dan supply of the necessary medicines
makanan dan penginapan yang and therapeutic appliances, and
diperlukan awak kapal yang sakit board and lodging away from home
atau cidera tersebut, atau hingga until the sick or injured seafarer has
atau ketidakmampuan dinyatakan recovered, or until the sickness or

136 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

permanen; incapacity has been declared of a


permanent character; and
(d) para pemilik kapal wajib membayar (d) shipowners shall be liable to pay the
biaya pemakaman pada kasus cost of burial expenses in the case of
kematian yang terjadi di atas kapal death occurring on board or ashore
atau darat selama masa kerja. during the period of engagement.
2. Hukum atau peraturan nasional dapat 2. National laws or regulations may limit
membatasi kewajiban pemilik kapal the liability of the shipowner to defray
untuk membiayai peralatan medis dan the expense of medical care and board
makanan serta penginapan untuk jangka and lodging to a period which shall not
waktu yang tidak boleh melebihi dari 16 be less than 16 weeks from the day of
minggu dari hari cidera atau penyakit itu. the injury or the commencement of the
sickness.
3. Bila penyakit atau cidera menyebabkan 3. Where the sickness or injury results in
ketidakmampuan untuk bekerja, pemilik incapacity for work the shipowner shall
kapal wajib: be liable:
(a) membayar upah penuh sepanjang (a) to pay full wages as long as the
para awak kapal yang sakit atau sick or injured seafarers remain on
cidera itu berada di atas kapal atau board or until the seafarers have
hingga para awak kapal dipulangkan been repatriated in accordance with
sesuai dengan Konvensi ini; dan this Convention; and

(b) membayar upah secara kese- (b) to pay wages in whole or in part
luruhan atau sebagian seperti as prescribed by national laws or
yang ditetapkan oleh hukum atau regulations or as provided for in
peraturan nasional atau seperti collective agreements from the time
yang tertuang dalam perjanjian when the seafarers are repatriated
kerja dari saat para awak kapal or landed until their recovery or, if
dipulangkan atau didaratkan earlier, until they are entitled to
hingga pemulihan mereka atau, cash benefits under the legislation
bila lebih dini hingga mereka dapat of the Member concerned.
menguangkan tunjangan-tunjangan
di bawah peraturan Negara Anggota
tersebut.
4. Hukum atau peraturan nasional 4. National laws or regulations may limit the
dapat membatasi kewajiban pemilik liability of the shipowner to pay wages in
kapal untuk membayar upah secara whole or in part in respect of a seafarer
keseluruhan atau sebagian terhadap no longer on board to a period which
seorang awak kapal yang tidak lagi ada shall not be less than 16 weeks from the
di atas kapal untuk jangka waktu yang day of the injury or the commencement
tidak melebihi 16 minggu dari hari cidera of the sickness.
atau dimulainya penyakit.

Maritime Labour Convention, 2006 137


Peraturan dan Kaidah

5. Hukum atau peraturan nasional dapat 5. National laws or regulations may exclude
mengesampingkan pemilik kapal dari the shipowner from liability in respect of:
kewajiban dalam kaitannya dengan:
(a) cidera yang terjadi selain akibat (a) injury incurred otherwise than in the
layanan kapal; service of the ship;
(b) cidera atau penyakit akibat (b) injury or sickness due to the wilful
perbuatan yang disengaja, kelalaian misconduct of the sick, injured or
atau kelakuan buruk awak kapal deceased seafarer; and
yang sakit, cidera atau meninggal
dunia;
(c) penyakit atau kelemahan yang (c) sickness or infirmity intentionally
disembunyikan dengan sengaja concealed when the engagement is
ketika bekerja. entered into.
6. Hukum atau peraturan nasional dapat 6. National laws or regulations may exempt
mengecualikan pemilik kapal dari the shipowner from liability to defray the
kewajiban untuk membiayai pengeluaran expense of medical care and board and
perawatan medis dan pengeluaran lodging and burial expenses in so far as
makanan dan penginapan seperti such liability is assumed by the public
pemakaman sejauh kewajiban tersebut authorities.
diasumsikan oleh otoritas publik.
7. Para pemilik kapal atau perwakilan- 7. Shipowners or their representatives
perwakilan mereka harus mengambil shall take measures for safeguarding
langkah-langkah untuk melindungi harta property left on board by sick, injured or
benda yang tertinggal di atas kapal oleh deceased seafarers and for returning it
para awak kapal yang sakit, cidera atau to them or to their next of kin.
meninggal dan untuk mengembalikannya
kepada mereka atau sanak keluarga
mereka.

Pedoman Guideline

Pedoman B4.2 – Kewajiban Para Guideline B4.2 – Shipowners’


Pemilik Kapal liability

1. Pembayaran upah penuh yang 1. The payment of full wages required by


dipersyaratkan oleh paragraf 3(a) Standard A4.2, paragraph 3(a), may be
Standar A4.2 bisa jadi tidak termasuk exclusive of bonuses.
bonus-bonus.
2. Hukum atau peraturan nasional dapat 2. National laws or regulations may provide
menetapkan bahwa seorang pemilik that a shipowner shall cease to be liable

138 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

kapal tidak berkewajiban untuk memikul to bear the costs of a sick or injured
biaya seorang awak kapal yang sakit seafarer from the time at which that
atau cidera saat awak kapal itu dapat seafarer can claim medical benefits
mengklaim tunjangan-tunjangan medis under a scheme of compulsory sickness
di bawah skema asuransi penyakit insurance, compulsory accident
wajib, asuransi kecelakaan wajib atau insurance or workers’ compensation for
kompensasi pekerja atas kecelakaan. accidents.
3. Hukum atau peraturan nasional dapat 3. National laws or regulations may
menetapkan bahwa biaya pemakaman provide that burial expenses paid by the
yang dibayarkan oleh pemilik kapal shipowner shall be reimbursed by an
harus digantirugi oleh sebuah institusi insurance institution in cases in which
asuransi pada kasus di mana tunjangan funeral benefit is payable in respect of
pemakaman dapat dibayarkan kepada the deceased seafarer under laws or
awak kapal yang meninggal dunia regulations relating to social insurance
berdasarkan hukum atau peraturan or workers’ compensation.
terkait asuransi sosial atau kompensasi
pekerja.

Peraturan Regulation

Peraturan 4.3 – Perlindungan Regulation 4.3 – Health and safety


Kesehatan dan Keselamatan serta protection and accident prevention
Pencegahan Kecelakaan

Tujuan: untuk memastikan bahwa Purpose: to ensure that seafarers’ work


lingkungan kerja awak kapal di atas kapal environment on board ships promotes
menerapkan keselamatan dan kesehatan occupational safety and health.
kerja.
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall ensure that seafarers
memastikan bahwa awak kapal di atas on ships that fly its flag are provided with
kapal yang berbendera Negaranya occupational health protection and live,
diberikan perlindungan kesehatan kerja work and train on board ship in a safe
dan hidup, bekerja dan berlatih di atas and hygienic environment.
kapal di lingkungan yang aman dan
higienis.
2. Setiap Negara Anggota wajib 2. Each Member shall develop and
mengembangkan dan memberitahukan promulgate national guidelines for the
pedoman nasional mengenai management of occupational safety and
pengelolaan keselamatan dan kesehatan health on board ships that fly its flag,
kerja di atas kapal yang berbendera after consultation with representative
Negaranya, setelah berkonsultasi shipowners’ and seafarers’ organizations
dengan perwakilan organisasi pemilik and taking into account applicable codes,

Maritime Labour Convention, 2006 139


Peraturan dan Kaidah

kapal dan organisasi awak kapal guidelines and standards recommended


serta mempertimbangkan kaidah, by international organizations, national
pedoman, dan standar yang berlaku administrations and maritime industry
yang direkomendasikan oleh organisasi organizations.
internasional, administrasi nasional, dan
organisasi industri maritim.
3. Setiap Negara Anggota wajib menerapkan 3. Each Member shall adopt laws and
peraturan perundang-undangan dan regulations and other measures
kebijakan lain yang menangani hal- addressing the matters specified in
hal sebagaimana diuraikan dalam the Code, taking into account relevant
Kaidah, dengan mempertimbangkan international instruments, and set
instrumen-instrumen internasional standards for occupational safety
yang relevan, dan menetapkan standar and health protection and accident
untuk perlindungan keselamatan dan prevention on ships that fly its flag.
kesehatan kerja serta pencegahan
kecelakaan kerja di atas kapal yang
berbendera negaranya.

Standar A4.3 – Perlindungan Standard A4.3 – Health and safety


Kesehatan dan Keselamatan Kerja protection and accident prevention
serta Pencegahan Kecelakaan

1. Peraturan perundang-undangan dan 1. The laws and regulations and other


kebijakan lain yang akan diterapkan measures to be adopted in accordance
sesuai dengan Peraturan 4.3 ayat 3, with Regulation 4.3, paragraph 3, shall
wajib meliputi pokok-pokok sebagai include the following subjects:
berikut:
(a) penerapan dan pelaksanaan efektif (a) the adoption and effective
serta promosi kebijakan dan program implementation and promotion
keselamatan dan kesehatan kerja of occupational safety and health
di atas kapal berbendera Negara policies and programmes on ships
Anggota, termasuk evaluasi risiko that fly the Member’s flag, including
serta pelatihan dan instruksi awak risk evaluation as well as training
kapal; and instruction of seafarers;
(b) tindakan kehati-hatian yang wajar (b) reasonable precautions to prevent
untuk mencegah kecelakaan occupational accidents, injuries and
kerja, cidera, dan sakit di atas diseases on board ship, including
kapal, termasuk tindakan untuk measures to reduce and prevent the
mengurangi dan mencegah risiko risk of exposure to harmful levels of
terpapar tingkat berbahaya dari ambient factors and chemicals as
faktor lingkungan dan bahan kimia well as the risk of injury or disease
serta risiko cidera atau sakit yang that may arise from the use of

140 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

dapat timbul karena penggunaan equipment and machinery on board


peralatan dan mesin di atas kapal; ships;
(c) program di atas kapal untuk (c) on-board programmes for the
pencegahan kecelakaan kerja, prevention of occupational
cidera dan penyakit serta untuk accidents, injuries and diseases
perbaikan yang berkelanjutan and for continuous improvement
dalam perlindungan keselamatan in occupational safety and health
dan kesehatan kerja, yang protection, involving seafarers’
melibatkan perwakilan awak representatives and all other
kapal dan seluruh pihak lain yang persons concerned in their
berkaitan dalam pelaksanaannya, implementation, taking account
dengan mempertimbangkan of preventive measures, including
tindakan preventif, termasuk engineering and design control,
perekayasaan dan pengendalian substitution of processes and
desain, penggantian proses dan procedures for collective and
prosedur untuk tugas bersama dan individual tasks, and the use of
individu, dan penggunaan peralatan personal protective equipment; and
perlindungan pribadi; dan
(d) persyaratan untuk pemeriksaan, (d) requirements for inspecting,
pelaporan, dan perbaikan kondisi reporting and correcting unsafe
yang tidak aman dan untuk conditions and for investigating and
menyelidiki dan melaporkan reporting on-board occupational
kecelakaan kerja di atas kapal accidents.
2. Ketentuan yang terkait dengan ayat 1 2. The provisions referred to in paragraph
dari Standar ini wajib: 1 of this Standard shall:
(a) mempertimbangkan instrumen (a) take account of relevant
internasional yang relevan dengan international instruments dealing
perlindungan keselamatan dan with occupational safety and
kesehatan kerja pada umumnya dan health protection in general and
risiko-risiko khusus, dan menangani with specific risks, and address all
semua hal yang berkaitan dengan matters relevant to the prevention
pencegahan kecelakaan, cidera of occupational accidents, injuries
dan sakit akibat kecelakaan kerja and diseases that may be applicable
yang dapat diterapkan terhadap to the work of seafarers and
pekerjaan awak kapal dan particularly those which are specific
khususnya bagi pekerjaan maritim; to maritime employment;
(b) dengan jelas menetapkan kewajiban (b) clearly specify the obligation of
pemilik kapal, awak kapal dan pihak shipowners, seafarers and others
lain yang berkepentingan untuk concerned to comply with the
mematuhi standar yang berlaku applicable standards and with the
dan kebijakan serta program ship’s occupational safety and
keselamatan dan kesehatan kerja health policy and programme with

Maritime Labour Convention, 2006 141


Peraturan dan Kaidah

di kapal dengan perhatian khusus special attention being paid to the


yang diberikan kepada keselamatan safety and health of seafarers under
dan kesehatan awak kapal berumur the age of 18;
di bawah 18 tahun;
(c)
menetapkan tugas nakhoda (c) specify the duties of the master or a
atau orang yang ditunjuk oleh person designated by the master, or
nakhoda, ataupun keduanya, both, to take specific responsibility
untuk bertanggungjawab khusus for the implementation of and
atas pelaksanaan dan kepatuhan compliance with the ship’s
terhadap kebijakan dan program occupational safety and health
keselamatan dan kesehatan kerja policy and programme; and
di kapal; dan
(d) menetapkan kewenangan awak (d) specify the authority of the ship’s
kapal yang ditunjuk atau dipilih seafarers appointed or elected as
sebagai perwakilan keselamatan safety representatives to participate
untuk ikut serta dalam pertemuan in meetings of the ship’s safety
komite keselamatan kapal. Komite committee. Such a committee shall
tersebut wajib dibentuk di atas be established on board a ship
kapal yang terdapat lima atau lebih on which there are five or more
awak kapal. seafarers.
3. Peraturan perundang-undangan dan 3. The laws and regulations and other
kebijakan lain sebagaimana dirujuk measures referred to in Regulation 4.3,
dalam Peraturan 4.3, ayat 3, wajib paragraph 3, shall be regularly reviewed
ditinjau kembali secara berkala, seraya in consultation with the representatives
berkonsultasi dengan perwakilan of the shipowners’ and seafarers’
organisasi pemilik kapal dan organisasi organizations and, if necessary,
awak kapal dan, apabila perlu, revised to take account of changes in
direvisi untuk mempertimbangkan technology and research in order to
perubahan teknologi dan riset dalam facilitate continuous improvement in
rangka memfasilitasi perbaikan yang occupational safety and health policies
berkelanjutan atas kebijakan dan and programmes and to provide a safe
program keselamatan dan kesehatan occupational environment for seafarers
kerja dan untuk menyediakan suatu on ships that fly the Member’s flag.
lingkungan kerja yang aman bagi awak
kapal di atas kapal yang berbendera
Negara Anggotanya.
4. Kepatuhan terhadap persyaratan 4. Compliance with the requirements of
instrumen internasional yang berlaku applicable international instruments
mengenai tingkat paparan potensi on the acceptable levels of exposure to
bahaya yang dapat diterima di tempat workplace hazards on board ships and
kerja di atas kapal dan mengenai on the development and implementation
pengembangan dan penerapan of ships’ occupational safety and health
kebijakan dan program keselamatan policies and programmes shall be

142 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

dan kesehatan kerja kapal wajib considered as meeting the requirements


dipertimbangkan telah memenuhi of this Convention.
persyaratan Konvensi ini.
5. Otoritas berwenang wajib memastikan 5. The competent authority shall ensure that:
bahwa:
(a) kecelakaan kerja, cidera dan (a) occupational accidents, injuries and
penyakit akibat kerja dilaporkan diseases are adequately reported,
secara memadai, dengan mem- taking into account the guidance
perhatikan pedoman sebagaimana provided by the International
diatur oleh Organisasi Perburuhan Labour Organization with respect
Internasional berkenaan dengan to the reporting and recording
pelaporan dan pencatatan kece- of occupational accidents and
lakaan dan penyakit akibat kerja; diseases;
(b) statistik menyeluruh atas kecela- (b) comprehensive statistics of such
kaan dan penyakit tersebut accidents and diseases are kept,
disimpan, dianalisis, dan analysed and published and,
dipublikasikan dan, apabila where appropriate, followed up by
tepat, ditindaklanjuti dengan research into general trends and
riset terhadap kecenderungan into the hazards identified; and
umum dan potensi bahaya yang
teridentifikasi; dan
(c) kecelakaan kerja diinvestigasi. (c) occupational accidents are
investigated.
6. Pelaporan dan investigasi mengenai 6. Reporting and investigation of
hal keselamatan dan kesehatan kerja occupational safety and health matters
wajib didesain untuk memastikan shall be designed to ensure the
perlindungan data pribadi awak kapal, protection of seafarers’ personal data,
dan wajib memperhatikan pedoman and shall take account of the guidance
sebagaimana diatur dalam Organisasi provided by the International Labour
Perburuhan Internasional mengenai hal Organization on this matter.
ini.
7. Otoritas berwenang wajib bekerja sama 7. The competent authority shall cooperate
dengan organisasi pemilik kapal dan with shipowners’ and seafarers’
organisasi awak kapal untuk mengambil organizations to take measures to bring to
kebijakan guna mendapatkan perhatian the attention of all seafarers information
dari seluruh awak kapal mengenai concerning particular hazards on board
informasi potensi bahaya tertentu di atas ships, for instance, by posting official
kapal, misalnya, dengan menempatkan notices containing relevant instructions.
pemberitahuan resmi yang memuat
petunjuk yang relevan.
8. Otoritas berwenang wajib mensyaratkan 8. The competent authority shall require
bahwa pemilik kapal melakukan evaluasi that shipowners conducting risk

Maritime Labour Convention, 2006 143


Peraturan dan Kaidah

risiko terkait dengan manajemen evaluation in relation to management of


keselamatan dan kesehatan kerja yang occupational safety and health refer to
merujuk pada informasi statistik yang appropriate statistical information from
tepat dari kapalnya dan dari statistik their ships and from general statistics
umum yang disediakan oleh otoritas provided by the competent authority.
berwenang.

Pedoman Guideline

Pedoman B4.3 – Perlindungan Guideline B4.3 – Health and safety


Kesehatan dan Keselamatan Kerja protection and accident prevention
serta Pencegahan Kecelakaan

Pedoman B4.3.1 – Ketentuan Guideline B4.3.1 – Provisions on


mengenai Kecelakaan Kerja, Cidera, occupational accidents, injuries and
dan Sakit diseases

1. Ketentuan yang disyaratkan berdasarkan 1. The provisions required under Standard


Standar A.4.3 wajib memperhatikan A4.3 should take into account the
Kaidah Praktik ILO mengenai Pencegahan ILO code of practice entitled Accident
Kecelakaan di atas Kapal di Laut dan di prevention on board ship at sea and in
Pelabuhan, 1996, dan versi berikutnya port, 1996, and subsequent versions and
serta standar dan pedoman ILO terkait other related ILO and other international
lainnya dan standar dan pedoman serta standards and guidelines and codes of
kaidah praktik internasional lainnya practice regarding occupational safety
berkenaan perlindungan keselamatan and health protection, including any
dan kesehatan kerja, termasuk exposure levels that they may identify.
setiap tingkat paparan yang dapat
diidentifikasikan.
2. Otoritas berwenang wajib memastikan 2. The competent authority should ensure
bahwa pedoman nasional untuk that the national guidelines for the
manajemen keselamatan dan kesehatan management of occupational safety and
kerja yang mengatur hal sebagai berikut, health address the following matters, in
khususnya: particular:
(a) ketentuan umum dan ketentuan (a) general and basic provisions;
dasar;
(b) fitur struktural kapal, termasuk (b) structural features of the ship,
sarana untuk mengakses dan risiko including means of access and
terkait dengan asbestos; asbestos-related risks;
(c) mesin; (c) machinery;

144 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(d) efek temperatur yang sangat rendah (d) the effects of the extremely low or
atau sangat tinggi pada setiap high temperature of any surfaces
permukaan yang dapat bersentuhan with which seafarers may be in
dengan awak kapal; contact;
(e) efek kebisingan di tempat kerja dan (e) the effects of noise in the workplace
akomodasi di atas kapal; and in shipboard accommodation;
(f) efek getaran di tempat kerja dan (f) the effects of vibration in the
akomodasi di atas kapal; workplace and in shipboard
accommodation;
(g) efek faktor ambang batas, selain (g) the effects of ambient factors,
yang dirujuk pada sub ayat (e) dan other than those referred to in
(f), di tempat kerja dan akomodasi subparagraphs (e) and (f), in
di atas kapal, termasuk asap the workplace and in shipboard
tembakau; accommodation, including tobacco
smoke;
(h) tindakan keselamatan khusus di (h) special safety measures on and
atas dan di bawah dek; below deck;
(i) perlengkapan bongkar dan muat; (i) loading and unloading equipment;
(j) pencegahan dan pemadaman (j) fire prevention and fire-fighting;
kebakaran;
(k) jangkar, rantai, dan tali; (k) anchors, chains and lines;
(l) kargo berbahaya dan ballast; (l) dangerous cargo and ballast;
(m) alat pelindung diri bagi awak kapal; (m) personal protective equipment for
seafarers;
(n) pekerjaan dalam ruang tertutup; (n) work in enclosed spaces;
(o) efek kelelahan fisik dan mental; (o) physical and mental effects of
fatigue;
(p) efek ketergantungan terhadap obat- (p) the effects of drug and alcohol
obatan dan alkohol; dependency;
(q) perlindungan dan pencegahan HIV/ (q) HIV/AIDS protection and prevention;
AIDS; dan and
(r) tanggap darurat dan penanganan (r) emergency and accident response.
kecelakaan.

Maritime Labour Convention, 2006 145


Peraturan dan Kaidah

3. Penaksiran risiko dan pengurangan 3. The assessment of risks and reduction


paparan mengenai hal sebagaimana of exposure on the matters referred
dirujuk pada ayat 2 dari Pedoman ini to in paragraph 2 of this Guideline
wajib memperhatikan efek kesehatan should take account of the physical
kerja terhadap fisik, termasuk occupational health effects, including
pengangkatan beban secara manual, manual handling of loads, noise and
kebisingan, dan getaran, efek vibration, the chemical and biological
kesehatan kerja kimiawi dan biologis, occupational health effects, the mental
efek kesehatan kerja terhadap mental, occupational health effects, the physical
efek kesehatan akibat lelah fisik dan and mental health effects of fatigue, and
mental, dan kecelakaan kerja. Tindakan occupational accidents. The necessary
yang diperlukan wajib memperhatikan measures should take due account of
prinsip pencegahan sesuai dengan, di the preventive principle according to
antaranya, memberantas sumber risiko, which, among other things, combating
menyesuaikan pekerjaan bagi individu, risk at the source, adapting work to the
khususnya berkenaan dengan desain individual, especially as regards the
tempat kerja, dan mengganti hal yang design of workplaces, and replacing
berbahaya dengan tidak berbahaya atau the dangerous by the nondangerous or
kurang berbahaya, diutamakan yang the less dangerous, have precedence
memiliki alat pelindung diri bagi awak over personal protective equipment for
kapal. seafarers.
4. Sebagai tambahan, otoritas berwenang 4. In addition, the competent authority
seharusnya memastikan bahwa should ensure that the implications for
dampak kesehatan dan keselamatan health and safety are taken into account,
diperhatikan, khususnya hal sebagai particularly in the following areas:
berikut:
(a) tanggap darurat dan penanganan (a) emergency and accident response;
kecelakaan;
(b) efek ketergantungan terhadap obat- (b) the effects of drug and alcohol
obatan dan alkohol; dan dependency; and
(c) perlindungan dan pencegahan HIV/ (c) HIV/AIDS protection and prevention.
AIDS.

Pedoman B4.3.2 – Paparan Kebisingan Guideline B4.3.2 – Exposure to noise

1. Otoritas berwenang, bersama-sama 1. The competent authority, in conjunction


dengan badan internasional yang with the competent international bodies
berwenang dan perwakilan organisasi and with representatives of shipowners’
pemilik kapal dan organisasi awak kapal and seafarers’ organizations concerned,
terkait, wajib meninjau secara terus- should review on an ongoing basis the
menerus, masalah kebisingan di atas problem of noise on board ships with the

146 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

kapal dengan sasaran peningkatan objective of improving the protection of


perlindungan bagi awak kapal, sejauh seafarers, in so far as practicable, from
dapat diberlakukan, dari efek negatif the adverse effects of exposure to noise.
paparan kebisingan.
2. Tinjauan yang terkait sebagaimana 2. The review referred to in paragraph 1 of
dirujuk pada ayat 1 Pedoman ini this Guideline should take account of the
wajib memperhatikan efek negatif adverse effects of exposure to excessive
paparan kebisingan yang berlebihan noise on the hearing, health and comfort
terhadap pendengaran, kesehatan of seafarers and the measures to be
dan kenyamanan awak kapal dan prescribed or recommended to reduce
kebijakan yang akan ditetapkan atau shipboard noise to protect seafarers.
direkomendasikan untuk mengurangi The measures to be considered should
kebisingan di atas kapal guna melindungi include the following:
awak kapal. Kebijakan tersebut
dipertimbangkan wajib mencakup hal
sebagai berikut:
(a) instruksi awak kapal terhadap (a) instruction of seafarers in the
bahaya bagi pendengaran dan dangers to hearing and health of
kesehatan dari paparan kebisingan prolonged exposure to high noise
yang tinggi secara terus-menerus levels and in the proper use of noise
dan penggunaan alat dan sarana protection devices and equipment;
perlindungan kebisingan;
(b) ketentuan alat perlindungan (b) provision of approved hearing
pendengaran bagi awak kapal protection equipment to seafarers
disetujui apabila diperlukan; dan where necessary; and

(c) penaksiran risiko dan pengurangan (c) assessment of risk and reduction
tingkat paparan kebisingan pada of exposure levels to noise in all
semua akomodasi dan fasilitas accommodation and recreational
katering dan rekreasi, maupun and catering facilities, as well as
kamar mesin dan ruang mesin lain. engine rooms and other machinery
spaces.

Pedoman B4.3.3 – Paparan getaran Guideline B4.3.3 – Exposure to


vibration

1. Otoritas berwenang, bersama-sama 1. The competent authority, in conjunction


dengan badan internasional yang with the competent international bodies
berwenang dan perwakilan organisasi and with representatives of shipowners’
pemilik kapal dan organisasi awak kapal and seafarers’ organizations concerned,
bersangkutan, dan memperhatikan, and taking into account, as appropriate,
standar internasional yang tepat, wajib relevant international standards, should
meninjau secara terus menerus masalah review on an ongoing basis the problem

Maritime Labour Convention, 2006 147


Peraturan dan Kaidah

getaran di atas kapal dengan sasaran of vibration on board ships with the
peningkatan perlindungan awak kapal, objective of improving the protection of
sejauh dapat diberlakukan, dari efek seafarers, in so far as practicable, from
negatif paparan getaran. the adverse effects of vibration.

2. Tinjauan yang terkait sebagaimana 2. The review referred to in paragraph 1


dirujuk pada ayat 1 Pedoman ini wajib of this Guideline should cover the effect
mencakup efek paparan getaran of exposure to excessive vibration on
berlebihan terhadap kesehatan the health and comfort of seafarers
dan kenyamanan awak kapal dan and the measures to be prescribed or
kebijakan yang akan ditetapkan atau recommended to reduce shipboard
direkomendasikan untuk mengurangi vibration to protect seafarers. The
getaran di atas kapal guna melindungi measures to be considered should
awak kapal. Kebijakan yang akan include the following:
dipertimbangkan wajib mencakup hal-
hal sebagai berikut:
(a) instruksi awak kapal terhadap (a) instruction of seafarers in the
bahaya bagi kesehatan dari paparan dangers to their health of prolonged
getaran terus menerus; exposure to vibration;
(b) ketentuan alat pelindung diri (b) provision of approved personal
bagi awak kapal disetujui apabila protective equipment to seafarers
diperlukan; dan where necessary; and
(c) penaksiran risiko dan pengurangan (c) assessment of risks and reduction
tingkat paparan getaran pada of exposure to vibration in all
semua akomodasi dan fasilitas accommodation and recreational
katering dan rekreasi, dengan and catering facilities by adopting
mengadopsi kebijakan yang sesuai measures in accordance with
dengan Pedoman yang ditetapkan the guidance provided by the ILO
oleh Kaidah praktik ILO mengenai code of practice entitled Ambient
Faktor Ambang Batas di Tempat factors in the workplace, 2001, and
Kerja, 2001, dan setiap perubahan any subsequent revisions, taking
yang selanjutnya, memperhatikan account of the difference between
perbedaan antara paparan di area exposure in those areas and in the
tersebut dan di tempat kerja. workplace.

Pedoman B4.3.4 – Kewajiban pemilik Guideline B4.3.4 – Obligations of


kapal shipowners

1. Kewajiban pemilik kapal untuk 1. Any obligation on the shipowner to


menyediakan alat perlindungan atau provide protective equipment or other
alat pengaman pencegah kecelakaan accident prevention safeguards should,

148 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

lainnya, wajib secara umum, disertai in general, be accompanied by provisions


dengan ketentuan yang mensyaratkan requiring their use by seafarers and by a
penggunaannya bagi awak kapal dan requirement for seafarers to comply with
disertai persyaratan bagi awak kapal the relevant accident prevention and
untuk memenuhi ketentuan pencegahan health protection measures.
kecelakaan dan perlindungan kesehatan
yang relevan.
2. Pertimbangan wajib juga memperhatikan 2. Account should also be taken of Articles
Pasal 7 dan 11 Konvensi Penjagaan 7 and 11 of the Guarding of Machinery
Mesin, 1963 (No. 119) – dan Convention, 1963 (No. 119), and the
Rekomendasi Penjagaan Mesin, 1963 corresponding provisions of the Guarding
(No. 118) – berdasarkan kewajiban of Machinery Recommendation, 1963
untuk menjamin kepatuhan terhadap (No. 118), under which the obligation to
persyaratan mesin yang digunakan ensure compliance with the requirement
dijaga dengan tepat, dan penggunaannya that machinery in use is properly
tanpa penjagaan yang memadai dicegah, guarded, and its use without appropriate
bergantung pada pengusahanya, juga guards prevented, rests on the employer,
ada kewajiban bagi pekerja untuk tidak while there is an obligation on the worker
menggunakan mesin tanpa ada penjaga not to use machinery without the guards
di posisi atau tidak penjaga yang ada. being in position nor to make inoperative
the guards provided.

Pedoman B4.3.5 – Pelaporan dan Guideline B4.3.5 – Reporting and


Pengumpulan Statistik collection of statistics

1. Semua kecelakaan kerja dan cidera 1. All occupational accidents and


kerja serta penyakit akibat kerja wajib occupational injuries and diseases
dilaporkan sehingga dapat diselidiki should be reported so that they can
dan statistik secara menyeluruh dapat be investigated and comprehensive
disimpan, dianalisa dan dipublikasikan statistics can be kept, analysed and
dengan memperhatikan perlindungan published, taking account of protection
data pribadi awak kapal bersangkutan. of the personal data of the seafarers
Laporan wajib tidak dibatasi pada concerned. Reports should not be limited
kematian atau kecelakaan yang to fatalities or to accidents involving the
melibatkan kapal. ship.
2. Statistik sebagaimana dirujuk pada ayat 2. The statistics referred to in paragraph
1 Pedoman ini wajib mencatat jumlah, 1 of this Guideline should record
sifat, sebab, dan efek kecelakaan kerja, the numbers, nature, causes and
cidera kerja dan penyakit akibat kerja, effects of occupational accidents and
dengan indikasi jelas, dapat diterapkan, occupational injuries and diseases, with
pada departemen di atas kapal, tipe a clear indication, as applicable, of the
kecelakaan dan apakah terjadi di laut department on board a ship, the type of
atau di pelabuhan. accident and whether at sea or in port.

Maritime Labour Convention, 2006 149


Peraturan dan Kaidah

3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member should have due regard
memperhatikan sistem internasional to any international system or model
atau model apapun untuk mencatat for recording accidents to seafarers
kecelakaan terhadap awak kapal yang which may have been established by the
mungkin dibentuk oleh Organisasi International Labour Organization.
Perburuhan Internasional.

Pedoman B4.3.6 – Investigasi Guideline B4.3.6 – Investigations

1. Otoritas berwenang wajib mengupayakan 1. The competent authority should


investigasi terhadap penyebab dan undertake investigations into the causes
kondisi dari semua kecelakaan dan and circumstances of all occupational
cidera kerja serta penyakit akibat kerja accidents and occupational injuries
yang menyebabkan hilangnya nyawa and diseases resulting in loss of life or
atau cidera serius, dan kasus lainnya serious personal injury, and such other
yang mungkin ditetapkan dalam hukum cases as may be specified in national
nasional atau peraturan perundang- laws or regulations.
undangan.
2. Pertimbangan wajib diberikan untuk 2. Consideration should be given to
mencakup subyek investigasi sebagai including the following as subjects of
berikut: investigation:
(a) lingkungan kerja, seperti permukaan (a) working environment, such
kerja, tata letak mesin, sarana as working surfaces, layout of
akses, pencahayaan, dan metode machinery, means of access,
kerja; lighting and methods of work;
(b) insiden dalam kelompok umur (b) incidence in different age groups
berbeda dari kecelakaan dan cidera of occupational accidents and
kerja serta penyakit akibat kerja; occupational injuries and diseases;
(c) masalah khusus fisiologis atau (c) special physiological or
psikologis yang diciptakan oleh psychological problems created by
lingkungan di atas kapal; the shipboard environment;
(d) masalah yang berasal dari tekanan (d) problems arising from physical
fisik di atas kapal, khususnya stress on board a ship, in particular
sebagai akibat peningkatan beban as a consequence of increased
kerja; workload;
(e) masalah yang berasal dari dan (e) problems arising from and effects
efek pengembangan teknik dan of technical developments and their
pengaruhnya terhadap komposisi influence on the composition of
para awak; dan crews; and
(f) masalah yang berasal dari setiap (f) problems arising from any human
kelalaian manusia failures.

150 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Pedoman B4.3.7 – Pelrindungan dan Guideline B4.3.7 – National protection


Program Pencegahan Nasional and prevention programmes

1. Dalam rangka menyediakan dasar yang 1. In order to provide a sound basis for
kuat untuk kebijakan mempromosikan measures to promote occupational safety
perlindungan keselamatan dan and health protection and prevention
kesehatan kerja dan pencegahan of accidents, injuries and diseases
kecelakaan, cidera dan penyakit akibat which are due to particular hazards of
kerja yang disebabkan oleh potensi maritime employment, research should
bahaya khusus dari pekerjaan maritim, be undertaken into general trends and
penelitian harus dilakukan pada into such hazards as are revealed by
kecenderungan umum dan pada potensi statistics.
bahaya seperti yang diungkapkan oleh
statistik.
2. Penerapan program perlindungan dan 2. The implementation of protection
pencegahan untuk mempromosikan and prevention programmes for the
keselamatan dan kesehatan kerja promotion of occupational safety and
wajib terorganisasi sehingga otoritas health should be so organized that
berwenang, pemilik kapal dan awak the competent authority, shipowners
kapal atau perwakilan mereka serta and seafarers or their representatives
badan lainnya yang relevan dapat and other appropriate bodies may play
berperan aktif, termasuk melalui sesi an active role, including through such
informasi, pedoman di atas kapal means as information sessions, on-
mengenai tingkat paparan maksimum board guidelines on maximum exposure
terhadap faktor ambang batas di tempat levels to potentially harmful ambient
kerja yang berpotensi bahaya dan workplace factors and other hazards or
potensi bahaya lainnya atau hasil dari outcomes of a systematic risk evaluation
proses evaluasi risiko yang sistematis. process. In particular, national or local
Secara khusus komite keselamatan joint occupational safety and health
dan kesehatan kerja dan pencegahan protection and accident prevention
kecelakaan nasional dan atau panitia committees or ad hoc working parties
kerja ad hoc dan komite di atas kapal, and on-board committees, on which
di mana organisasi pemilik kapal dan shipowners’ and seafarers’ organizations
organisasi awak kapal terwakili, harus concerned are represented, should be
diberikan. established.
3. Saat aktivitas terjadi pada tingkat 3. Where such activity takes place at
perusahaan, perwakilan awak kapal company level, the representation of
pada setiap komite keselamatan di atas seafarers on any safety committee on
kapal dari kapal-kapal yang dimiliki oleh board that shipowner’s ships should be
pemilik kapal harus dipertimbangkan. considered.

Maritime Labour Convention, 2006 151


Peraturan dan Kaidah

Pedoman B4.3.8 – Muatan Program Guideline B4.3.8 – Content of


Perlindungan dan Pencegahan protection and prevention programmes

1. Pertimbangan berikut ini wajib 1. Consideration should be given to


memasukkan fungsi komite dan badan including the following in the functions of
lain sebagaimana dirujuk pada Pedoman the committees and other bodies referred
B.4.3.7, ayat 2; to in Guideline B4.3.7, paragraph 2:
(a) penyusunan pedoman dan kebijakan (a) the preparation of national guide-
nasional untuk sistem manajemen lines and policies for occupational
keselamatan dan kesehatan kerja safety and health management
dan untuk ketentuan pencegahan systems and for accident prevention
kecelakaan, aturan, dan manual; provisions, rules and manuals;
(b) pengelolaan perlindungan kesela- (b) the organization of occupational
matan dan kesehatan kerja serta safety and health protection and
pelatihan dan program pencegahan accident prevention training and
kecelakaan; programmes;
(c) pengelolaan publikasi mengenai (c) the organization of publicity on
perlindungan keselamatan dan occupational safety and health
kesehatan kerja serta pencegahan protection and accident prevention,
kecelakaan, termasuk film, poster, including films, posters, notices and
pemberitahuan dan brosur; dan brochures; and
(d) pendistribusian kepustakaan dan (d) the distribution of literature and
informasi mengenai perlindungan information on occupational safety
keselamatan dan kesehatan kerja and health protection and accident
serta pencegahan kecelakaan prevention so that it reaches
sehingga menjangkau awak kapal seafarers on board ships.
di atas kapal.
2. Ketentuan atau rekomendasi relevan 2. Relevant provisions or recommendations
yang diadopsi oleh otoritas atau adopted by the appropriate national
organisasi nasional atau internasional authorities or organizations or
yang tepat wajib diikutsertakan dalam international organizations should be
penyusunan naskah perlindungan taken into account by those preparing
keselamatan dan kesehatan kerja serta texts of occupational safety and health
tindakan pencegahan kecelakaan atau protection and accident prevention
praktik yang direkomendasikan. measures or recommended practices.
3.
Dalam perumusan program 3. In formulating occupational safety
perlindungan keselamatan dan and health protection and accident
kesehatan kerja serta pencegahan prevention programmes, each Member
kecelakaan kerja, setiap Negara Anggota should have due regard to any code
wajib mempertimbangkan setiap of practice concerning the safety and
kaidah praktik mengenai keselamatan

152 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

dan kesehatan kerja awak kapal yang health of seafarers which may have
kemungkinan telah dipublikasikan oleh been published by the International
Organisasi Perburuhan Internasional. Labour Organization.

Pedoman B4.3.9 – Instruksi mengenai Guideline B4.3.9 – Instruction in


Perlindungan Keselamatan dan occupational safety and health
Kesehatan Kerja serta Pencegahan protection and the prevention of
Kecelakaan Kerja. occupational accidents

1. Kurikulum untuk pelatihan sebagaimana 1. The curriculum for the training referred to
dirujuk pada Standar A4.3, ayat in Standard A4.3, paragraph 1(a), should
1(a), wajib ditinjau secara berkala be reviewed periodically and brought
dan dimutakhirkan seiring dengan up to date in the light of development
perkembangan tipe dan ukuran kapal in types and sizes of ships and in their
serta perlengkapannya, dan juga equipment, as well as changes in
perubahan dalam praktik pengawakan, manning practices, nationality, language
kebangsaan, bahasa, dan organisasi and the organization of work on board
kerja di atas kapal. ships.
2. Wajib ada publikasi perlindungan 2. There should be continuous occupational
keselamatan dan kesehatan kerja safety and health protection and
serta pencegahan kecelakaan yang accident prevention publicity. Such
berkesinambungan. Publikasi tersebut publicity might take the following forms:
dapat berbentuk sebagai berikut:
(a) materi pendidikan audiovisual, (a) educational audiovisual material,
seperti film, untuk digunakan dalam such as films, for use in vocational
pusat pelatihan kejuruan bagi awak training centres for seafarers and
kapal dan jika memungkinkan where possible shown on board
ditayangkan di atas kapal; ships;
(b) pemasangan poster di atas kapal; (b) display of posters on board ships;
(c) pemuatan artikel dalam majalah (c) inclusion in periodicals read by
yang dibaca oleh awak kapal tentang seafarers of articles on the hazards
artikel mengenai potensi bahaya of maritime employment and on
pekerjaan maritim dan tindakan occupational safety and health
perlindungan keselamatan dan protection and accident prevention
kesehatan kerja serta pencegahan measures; and
kecelakaan; dan
(d) kampanye khusus yang meng- (d) special campaigns using various
gunakan berbagai media publikasi publicity media to instruct
untuk menginstruksikan awak kapal, seafarers, including campaigns on
termasuk kampanye mengenai safe working practices.
praktik kerja aman.

Maritime Labour Convention, 2006 153


Peraturan dan Kaidah

3. Publikasi sebagaimana dirujuk pada ayat 3. The publicity referred to in paragraph


2 Pedoman ini wajib memperhatikan 2 of this Guideline should take account
perbedaan kebangsaan, bahasa, dan of the different nationalities, languages
budaya dari awak kapal di atas kapal. and cultures of seafarers on board ships.

Pedoman B4.3.10 – Pendidikan Guideline B4.3.10 – Safety and health


keselamatan dan kesehatan bagi awak education of young seafarers
kapal muda.

1. Peraturan keselamatan dan kesehatan 1. Safety and health regulations should


wajib merujuk pada setiap ketentuan refer to any general provisions on
umum tentang pemeriksaan medis medical examinations before and during
sebelum dan selama bekerja dan employment and on the prevention of
tentang pencegahan kecelakaan serta accidents and the protection of health in
perlindungan kesehatan dalam bekerja, employment, which may be applicable to
yang dapat diberlakukan pada pekerjaan the work of seafarers. Such regulations
awak kapal. Peraturan tersebut wajib should specify measures which will
menetapkan kebijakan yang dapat minimize occupational dangers to young
mengurangi bahaya kerja bagi awak seafarers in the course of their duties.
kapal muda dalam melaksanakan tugas
mereka.
2. Kecuali seorang awak kapal muda 2. Except where a young seafarer is
diakui telah sepenuhnya menguasai recognized as fully qualified in a pertinent
keterampilan yang relevan oleh otoritas skill by the competent authority, the
berwenang, peraturan wajib merinci regulations should specify restrictions
batasan penggunaan awak kapal on young seafarers undertaking, without
muda, tanpa pengawasan dan instruksi appropriate supervision and instruction,
yang tepat, tipe pekerjaan tertentu certain types of work presenting special
yang menimbulkan risiko khusus dari risk of accident or of detrimental effect on
kecelakaan atau efek yang merusak their health or physical development, or
terhadap kesehatan atau perkembangan requiring a particular degree of maturity,
fisik mereka, atau mengharuskan adanya experience or skill. In determining the
tingkat kedewasaan, pengalaman, types of work to be restricted by the
atau keterampilan tertentu. Dalam regulations, the competent authority
menetapkan tipe pekerjaan yang akan might consider in particular work
dibatasi oleh peraturan tersebut, otoritas involving:
berwenang dapat mempertimbangkan
keterlibatan pekerjaan tertentu yaitu:
(a) pengangkatan, pemindahan, atau (a) the lifting, moving or carrying of
pengangkutan beban atau obyek heavy loads or objects;
yang berat;

154 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(b) masuk dalam boiler, tanki dan ruang (b) entry into boilers, tanks and
kedap air (cofferdams); cofferdams;
(c) paparan tingkat kebisingan dan (c) exposure to harmful noise and
getaran yang berbahaya; vibration levels;
(d) pengoperasian katrol dan mesin (d) operating hoisting and other power
dan peralatan daya lainnya atau machinery and tools, or acting
bertindak sebagai pemberi sinyal as signallers to operators of such
bagi operator peralatan tersebut; equipment;
(e) penanganan penambatan (mooring) (e) handling mooring or tow lines or
atau kabel penarik (tow lines) atau anchoring equipment;
peralatan jangkar;
(f) rigging; (f) rigging;
(g) pekerjaan di ketinggian atau pada (g) work aloft or on deck in heavy
dek dalam cuaca buruk; weather;
(h) tugas jaga malam hari; (h) nightwatch duties;
(i) perbaikan perlengkapan listrik; (i) servicing of electrical equipment;
(j) Paparan dari bahan yang berpotensi (j) exposure to potentially harmful
bahaya, atau zat yang berbahaya materials, or harmful physical
secara fisik seperti substansi agents such as dangerous or toxic
yang berbahaya atau beracun dan substances and ionizing radiations;
ionisasi radiasi;
(k) pembersihan mesin katering; dan (k) the cleaning of catering machinery;
and
(l) penanganan atau pengambilalihan (l) the handling or taking charge of
sekoci kapal; ships’ boats.
3. Kebijakan praktis wajib diambil oleh 3. Practical measures should be taken
otoritas berwenang atau melalui by the competent authority or through
kelengkapan yang tepat untuk the appropriate machinery to bring
membuat awak kapal muda memberi to the attention of young seafarers
perhatian terhadap informasi information concerning the prevention
mengenai pencegahan kecelakaan of accidents and the protection of their
dan perlindungan kesehatan mereka health on board ships. Such measures
di atas kapal. Kebijakan tersebut dapat could include adequate instruction in
mencakup instruksi yang cukup dalam courses, official accident prevention
pelatihan, publikasi resmi pencegahan publicity intended for young persons and
kecelakaan yang ditujukan bagi orang professional instruction and supervision
muda dan instruksi profesional dan of young seafarers.
pengawasan terhadap awak kapal muda;

Maritime Labour Convention, 2006 155


Peraturan dan Kaidah

4. Pendidikan dan pelatihan awak kapal 4. Education and training of young


muda baik di darat maupun di atas seafarers both ashore and on board
kapal wajib termasuk pedoman tentang ships should include guidance on the
dampak yang merusak kesehatan detrimental effects on their health and
dan kesejahteraan mereka dari well-being of the abuse of alcohol and
penyalahgunaan alkohol dan obat- drugs and other potentially harmful
obatan dan zat-zat yang berpotensi substances, and the risk and concerns
merusak, serta risiko dan persoalan relating to HIV/AIDS and of other health
yang berkaitan dengan HIV/AIDS dan risk related activities.
risiko kesehatan lainnya terkait dengan
aktivitas.

Pedoman B4.3.11 – Kerjasama Guideline B4.3.11 – International


Internasional cooperation

1. Negara Anggota, dengan bantuan 1. Members, with the assistance as


sebagaimana mestinya dari organisasi appropriate of intergovernmental and
antar pemerintah dan dari organisasi other international organizations, should
internasional lainnya, wajib berupaya, endeavour, in cooperation with each
dengan bekerja sama satu sama other, to achieve the greatest possible
lain, untuk mencapai keseragaman uniformity of action for the promotion
tindakan yang paling memungkinkan of occupational safety and health
untuk mempromosikan perlindungan protection and prevention of accidents.
keselamatan dan kesehatan kerja serta
pencegahan kecelakaan.
2. Dalam mengembangkan program 2. In developing programmes for promoting
untuk mempromosikan perlindungan occupational safety and health protection
keselamatan dan kesehatan kerja dan and prevention of accidents under
pencegahan kecelakaan berdasarkan Standard A4.3, each Member should
Standar A4.3, setiap Negara Anggota have due regard to relevant codes of
wajib memperhatikan kaidah praktik practice published by the International
yang relevan yang dipublikasikan oleh Labour Organization and the appropriate
Organisasi Perburuhan Internasional standards of international organizations.
dan standar yang tepat dari organisasi
internasional.
3. Negara Anggota wajib memperhatikan 3. Members should have regard to the
kebutuhan kerjasama internasional need for international cooperation in the
dalam mempromosikan secara continuous promotion of activity related
berkesinambungan kegiatan yang terkait to occupational safety and health
dengan perlindungan keselamatan protection and prevention of occupational
dan kesehatan kerja serta pencegahan accidents. Such cooperation might take
kecelakaan kerja. Kerja sama tersebut the form of:
dapat dalam bentuk:

156 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(a) pengaturan bilateral atau multi- (a) bilateral or multilateral arrange-


lateral untuk keseragaman dalam ments for uniformity in occupational
standar perlindungan keselamatan safety and health protection and
dan kesehatan kerja serta accident prevention standards and
pencegahan kecelakaan kerja dan safeguards;
pengaman;
(b) pertukaran informasi mengenai (b) exchange of information on
bahaya khusus yang berdampak particular hazards affecting
pada awak kapal dan sarana seafarers and on means of
mempromosikan perlindungan promoting occupational safety and
keselamatan dan kesehatan kerja health protection and preventing
dan pencegahan kecelakaan; accidents;
(c) bantuan dalam pengujian peralatan (c) assistance in testing of equipment
dan pemeriksaan menurut and inspection according to the
peraturan nasional bendera Negara; national regulations of the flag
State;
(d)
kolaborasi dalam penyiapan (d) collaboration in the preparation
dan penyebarluasan ketentuan, and dissemination of occupational
aturan atau manual mengenai safety and health protection and
perlindungan keselamatan dan accident prevention provisions,
kesehatan kerja dan pencegahan rules or manuals;
kecelakaan;
(e) kolaborasi dalam produksi dan (e) collaboration in the production and
penggunaan alat bantu dalam use of training aids; and
pelatihan; dan
(f) fasilitas bersama, atau saling (f) joint facilities for, or mutual
membantu, pelatihan bagi assistance in, the training of
awak kapal dalam perlindungan seafarers in occupational safety
keselamatan dan kesehatan kerja, and health protection, accident
pencegahan kecelakaan kerja dan prevention and safe working
praktik kerja yang aman. practices.

Peraturan Regulation

Peraturan 4.4 – Akses terhadap Regulation 4.4 – Access to shore-


Fasilitas Kesejahteraan di Darat based welfare facilities

Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers working
kapal yang bekerja di atas kapal memiliki on board a ship have access to shore-based
akses terhadap fasilitas dan pelayanan facilities and services to secure their health

Maritime Labour Convention, 2006 157


Peraturan dan Kaidah

di darat untuk menjamin kesehatan dan and well-being.


kesejahteraan mereka.
1. Setiap Negara Anggota wajib memastikan 1. Each Member shall ensure that shore-
bahwa fasilitas kesejahteraan di darat, based welfare facilities, where they
apabila ada, dapat diakses dengan exist, are easily accessible. The Member
mudah. Negara Anggota juga wajib shall also promote the development of
mempromosikan pengembangan fasilitas welfare facilities, such as those listed in
kesejahteraan, sebagaimana tercantum the Code, in designated ports to provide
dalam Kaidah, pada pelabuhan tujuan seafarers on ships that are in its ports
untuk menyediakan akses fasilitas dan with access to adequate welfare facilities
pelayanan kesejahteraan yang memadai and services.
di pelabuhannya bagi awak kapal di atas
kapal.
2. Tanggung jawab setiap Negara Anggota 2. The responsibilities of each Member
yang berkenaan dengan fasilitas di darat with respect to shore-based facilities,
seperti kesejahteraan, kebudayaan, such as welfare, cultural, recreational
rekreasi dan fasilitas dan pelayanan and information facilities and services,
informasi, sebagaimana ditetapkan are set out in the Code.
dalam Kaidah.

Standar Standard

Standar A4.4 – Akses terhadap Standard A4.4 – Access to shore-


Fasilitas Kesejahteraan di Darat based welfare facilities

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall require, where


mensyaratkan, di mana fasilitas welfare facilities exist on its territory,
kesejahteraan yang ada pada wilayah that they are available for the use of all
mereka, bahwa fasilitas tersebut tersedia seafarers, irrespective of nationality,
untuk digunakan oleh semua awak kapal, race, colour, sex, religion, political
tanpa memperhatikan kebangsaan, opinion or social origin and irrespective
ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, of the flag State of the ship on which they
keyakinan politik atau asal usul sosial dan are employed or engaged or work.
tanpa memperhatikan bendera Negara
kapal tempat mereka dipekerjakan atau
terlibat atau bekerja.
2. Setiap Negara Anggota wajib mening- 2. Each Member shall promote the
katkan pengembangan fasilitas kesejah- development of welfare facilities

158 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

teraan di pelabuhan yang sesuai di in appropriate ports of the country


negara masing-masing dan menetapkan, and determine, after consultation
setelah berkonsultasi dengan organisasi with the shipowners’ and seafarers’
pemilik kapal dan organisasi awak organizations concerned, which ports
kapal terkait, pelabuhan yang dianggap are to be regarded as appropriate.
sebagai tempat yang sesuai. 3. Each Member shall encourage the
3. Setiap Negara Anggota wajib mendorong establishment of welfare boards which
pembentukan badan kesejahteraan shall regularly review welfare facilities
yang secara teratur wajib meninjau and services to ensure that they are
fasilitas dan pelayanan kesejahteraan appropriate in the light of changes
untuk memastikan bahwa hal tersebut in the needs of seafarers resulting
tepat sesuai dengan perubahan dalam from technical, operational and other
kebutuhan awak kapal yang timbul dari developments in the shipping industry.
perkembangan teknis, operasional dan
lainnya dalam industri pelayaran.

Pedoman Guideline

Pedoman B4.4 – Akses terhadap Guideline B4.4 – Access to shore-


Fasilitas Kesejahteraan Berbasis based welfare facilities
Darat

Pedoman B4.4.1 – Tanggung jawab Guideline B4.4.1 – Responsibilities of


Negara Anggota Members

1. Setiap Negara Anggota harus: 1. Each Member should:


(a) mengambil langkah-langkah untuk (a) take measures to ensure that
menjamin tersedianya fasilitas adequate welfare facilities and
kesejahteraan dan layanan untuk services are provided for seafarers
awak kapal secara mencukupi in designated ports of call and that
di pelabuhan tujuan yang telah adequate protection is provided to
ditentukan dan tersedianya seafarers in the exercise of their
perlindungan terhadap awak kapal profession; and
dalam menjalankan profesinya; dan
(b) memperhatikan, dalam penerapan (b) take into account, in the implemen-
langkah-langkah ini, kebutuhan tation of these measures, the special
khusus awak kapal, terutama ketika needs of seafarers, especially when
berada di negara asing dan ketika in foreign countries and when
memasuki wilayah perang, dalam entering war zones, in respect of
kaitannya dengan keselamatan, their safety, health and spare-time
kesehatan dan kegiatan waktu activities.
luang mereka.

Maritime Labour Convention, 2006 159


Peraturan dan Kaidah

2. Pengaturan untuk supervisi fasilitas 2. Arrangements for the supervision of


dan layanan kesejahteraan harus welfare facilities and services should
menyertakan partisipasi perwakilan include participation by representative
organisasi pemilik kapal dan organisasi shipowners’ and seafarers’ organizations
awak kapal terkait; concerned.
3. Setiap Negara Anggota wajib mengambil 3. Each Member should take measures
langkah-langkah yang dirancang untuk designed to expedite the free circulation
mempercepat pengedaran bebas antar among ships, central supply agencies
kapal, badan pusat pasokan dan unit and welfare establishments of welfare
kesejahteraan materi seperti film, buku, materials such as films, books,
surat kabar dan perlengkapan olah raga newspapers and sports equipment for
untuk digunakan oleh awak kapal di atas use by seafarers on board their ships
kapal dan di pusat-pusat kesejahteraan and in welfare centres ashore.
di darat.
4. Negara Anggota harus bekerja sama 4. Members should cooperate with one
satu sama lain dalam mempromosikan another in promoting the welfare of
kesejahteraan awak kapal di laut dan di seafarers at sea and in port. Such
pelabuhan. Kerjasama tersebut harus cooperation should include the following:
menyertakan hal-hal sebagai berikut:
(a) Konsultasi di antara otoritas (a) consultations among competent
berwenang yang diarahkan pada authorities aimed at the provision
ketersediaan dan peningkatan and improvement of seafarers’
fasilitas dan layanan kesejahteraan welfare facilities and services, both
awak kapal, baik di pelabuhan in port and on board ships;
maupun di atas kapal;
(b) Kesepakatan tentang penyatuan
sumberdaya dan penyediaan (b) agreements on the pooling of
bersama fasilitas-fasilitas kesejah- resources and the joint provision of
teraan di pelabuhan-pelabuhan welfare facilities in major ports so as
utama untuk menghindari duplikasi to avoid unnecessary duplication;
yang tidak perlu;
(c) Penyelenggaraan kompetisi olah-
raga internasional dan memberikan (c) organization of international sports
dorongan kepada awak kapal untuk competitions and encouragement
turut serta dalam aktivitas-aktivitas of the participation of seafarers in
olahraga; dan sports activities; and
(d) Penyelenggaraan seminar interna-
sional dengan tema kesejahteraan (d) organization of international
awak kapal di laut dan di pelabuhan. seminars on the subject of welfare
of seafarers at sea and in port.

160 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Pedoman B4.4.2 – Fasilitas dan Guideline B4.4.2 – Welfare facilities


layanan kesejahteraan di pelabuhan and services in ports

1. Setiap Negara Anggota harus mem- 1. Each Member should provide or ensure
berikan atau memastikan ketersediaan the provision of such welfare facilities
fasilitas dan layanan kesejahteraan and services as may be required, in
sebagaimana diperlukan, di pelabuhan appropriate ports of the country.
yang sesuai.
2. Fasilitas dan layanan kesejahteraan 2. Welfare facilities and services should be
harus disediakan sesuai dengan kondisi provided, in accordance with national
dan praktik nasional, oleh satu atau conditions and practice, by one or more
lebih dari yang berikut ini: of the following:
(a) otoritas publik; (a) public authorities;
(b) organisasi para pemilik kapal (b) shipowners’ and seafarers’
dan organisasi awak kapal terkait organizations concerned under
berdasarkan kesepakatan bersama collective agreements or other
atau pengaturan lain yang disetujui; agreed arrangements; and
(c) organisasi-organisasi sukarela. (c) voluntary organizations.
3. Fasilitas kesejahteraan dan rekreasi 3. Necessary welfare and recreational
yang diperlukan harus dibangun atau facilities should be established or
dikembangkan di pelabuhan. Hal ini developed in ports. These should include:
meliputi:
(a) ruang-ruang rapat dan rekreasi (a) meeting and recreation rooms as
sebagaimana dipersyaratkan; required;
(b) fasilitas untuk olahraga dan (b) facilities for sports and outdoor
kegiatan luar ruangan, termasuk facilities, including competitions;
untuk kompetisi;
(c) fasilitas pendidikan; dan (c) educational facilities; and
(d) apabila sesuai, fasilitas untuk (d) where appropriate, facilities for
melaksanakan ibadah keagamaan religious observances and for
dan untuk konseling pribadi. personal counselling.
4. Fasilitas-fasilitas ini dapat diberikan 4. These facilities may be provided
kepada awak kapal sesuai dengan by making available to seafarers in
kebutuhan mereka melalui ketersediaan accordance with their needs facilities
sejumlah fasilitas yang dirancang untuk designed for more general use.
penggunaan yang lebih umum

Maritime Labour Convention, 2006 161


Peraturan dan Kaidah

5. Bila sejumlah besar awak kapal 5. Where large numbers of seafarers of


berkebangsaan berbeda memerlukan different nationalities require facilities
fasilitas seperti hotel, klub-klub dan such as hotels, clubs and sports facilities
fasilitas olahraga di pelabuhan tertentu, in a particular port, the competent
otoritas berwenang atau badan negara- authorities or bodies of the countries
negara asal awak kapal dan bendera of origin of the seafarers and of the
Negara-negara, serta asoasiasi-asosiasi flag States, as well as the international
internasional terkait, harus berkonsultasi associations concerned, should consult
dan bekerja sama satu sama lain dengan and cooperate with the competent
otoritas berwenang dan badan-badan authorities and bodies of the country in
negara di mana pelabuhan bersangkutan which the port is situated and with one
berlokasi dengan tujuan menyatukan another, with a view to the pooling of
sumberdaya dan menghindari duplikasi resources and to avoiding unnecessary
yang tidak perlu. duplication.
6. Hotel-hotel atau hostel-hostel yang sesuai 6. Hotels or hostels suitable for seafarers
bagi awak kapal harus tersedia sejalan should be available where there is need
dengan kebutuhan. Mereka harus for them. They should provide facilities
memberikan fasilitas yang sama dengan equal to those found in a good-class
fasilitas yang ada dalam hotel berkelas hotel, and should wherever possible be
baik, dan apabila memungkinkan harus located in good surroundings away from
berlokasi dalam lingkungan yang baik the immediate vicinity of the docks. Such
yang jauh dari area sekitar dok. Hotel- hotels or hostels should be properly
hotel atau hostel-hostel tersebut harus supervised, the prices charged should
diawasi dengan benar, harga yang be reasonable in amount and, where
dibebankan harus masuk akal, dan necessary and possible, provision should
bilamana perlu dan memungkinkan, be made for accommodating seafarers’
harus tersedia untuk mengakomodasi families.
keluarga awak kapal.
7. Fasilitas akomodasi ini harus 7. These accommodation facilities should
terbuka bagi para awak kapal semua be open to all seafarers, irrespective of
kebangsaan, tanpa mempedulikan, ras, nationality, race, colour, sex, religion,
warna kulit, jenis kelamin, agama, opini political opinion or social origin and
politik atau asal-usul sosial, dan tanpa irrespective of the flag State of the ship
memperdulikan bendera Negara kapal on which they are employed or engaged
di mana mereka dipekerjakan atau or work. Without in any way infringing
terlibat atau bekerja. Tanpa melanggar this principle, it may be necessary in
prinsip ini dengan cara apapun, mungkin certain ports to provide several types of
perlu disediakan beberapa jenis fasilitas facilities, comparable in standard but
di pelabuhan tertentu yang standarnya adapted to the customs and needs of
setara tetapi diadaptasikan dengan different groups of seafarers.
kebiasaan dan kebutuhan berbagai
kelompok awak kapal yang berbeda.

162 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

8. Langkah-langkah wajib diambil untuk 8. Measures should be taken to ensure that,


memastikan bahwa, sesuai keperluan, as necessary, technically competent
orang-orang yang secara teknis persons are employed full time in the
mempunyai kompetensi dipekerjakan operation of seafarers’ welfare facilities
penuh waktu dalam pengoperasian and services, in addition to any voluntary
fasilitas dan layanan kesejahteraan workers.
awak kapal, selain pekerja sukarela.

Pedoman B4.4.3 – Dewan Guideline B4.4.3 – Welfare boards


Kesejahteraan

1. Dewan-dewan kesejahteraan wajib 1. Welfare boards should be established,


dibentuk, di pelabuhan, pada tingkat at the port, regional and national levels,
regional dan nasional, jika perlu. Fungsi- as appropriate. Their functions should
fungsi mereka harus mencakup: include:
(a) melakukan tinjauan mengenai (a) keeping under review the adequacy
kecukupan fasilitas kesejahteraan of existing welfare facilities and
yang ada dan memantau kebutuhan monitoring the need for the
untuk pengadaan fasilitas provision of additional facilities
tambahan atau penarikan fasilitas or the withdrawal of underutilized
yang penggunaannya kurang facilities; and
optimal; dan
(b) membantu dan memberikan saran (b) assisting and advising those
kepada yang bertanggungjawab responsible for providing welfare
atas penyediaan fasilitas-fasilitas facilities and ensuring coordination
kesejahteraan dan memastikan between them.
koordinasi antara mereka.
2. Dewan kesejahteraan harus menyertakan 2. Welfare boards should include among
di antara anggotanya perwakilan their members representatives
organisasi pemilik kapal dan organisasi of shipowners’ and seafarers’
awak kapal, otoritas berwenang, dan organizations, the competent authorities
bila diperlukan, organisasi-organisasi and, where appropriate, voluntary
sukarela dan badan-badan sosial. organizations and social bodies.
3. Jika perlu, para konsul negara-negara 3. As appropriate, consuls of maritime
maritim dan perwakilan lokal organisasi States and local representatives of
kesejahteraan asing harus, sesuai foreign welfare organizations should,
dengan peraturan perundang-undangan in accordance with national laws and
nasional, dikaitkan dengan pekerjaan regulations, be associated with the work
dewan kesejahteraan pelabuhan, di of port, regional and national welfare
tingkat regional dan nasional. boards.

Maritime Labour Convention, 2006 163


Peraturan dan Kaidah

Pedoman B4.4.4 – Pendanaan Fasilitas Guideline B4.4.4 – Financing of welfare


Kesejahteraan facilities

1. Sesuai dengan kondisi dan praktik 1. In accordance with national conditions


nasional, dukungan finansial untuk and practice, financial support for
fasilitas kesejahteraan harus disediakan port welfare facilities should be made
melalui satu atau lebih dari yang berikut available through one or more of the
ini: following:
(a) hibah dari dana publik (a) grants from public funds;
(b) retribusi atau iuran khusus lainnya (b) levies or other special dues from
dari sumber pelayaran shipping sources;
(c) kontribusi sukarela dari pemilik (c) voluntary contributions from
kapal, awak kapal atau organisasi shipowners, seafarers, or their
mereka; dan organizations; and
(d) kontribusi sukarela dari sumber- (d) voluntary contributions from other
sumber lainnya sources.
2. Bila pajak, retribusi dan iuran 2. Where welfare taxes, levies and special
khusus kesejahteraan dikenakan, dues are imposed, they should be used
keseluruhannya harus digunakan only for the purposes for which they are
hanya untuk tujuan terkait alasan raised.
dilaksanakannya pungutan ini.

Pedoman B4.4.5 – Langkah-langkah Guideline B4.4.5 – Dissemination of


Diseminasi Informasi dan Fasilitasi information and facilitation measures

1. Informasi harus disebarkan di antara 1. Information should be disseminated


awak kapal menyangkut fasilitas yang among seafarers concerning facilities
terbuka bagi masyarakat umum di open to the general public in ports of
pelabuhan-pelabuhan singgah, terutama call, particularly transport, welfare,
fasilitas angkutan, kesejahteraan, entertainment and educational facilities
hiburan dan pendidikan dan tempat- and places of worship, as well as facilities
tempat peribadatan, serta fasilitas- provided specifically for seafarers.
fasilitas yang disediakan secara khusus
untuk awak kapal.
2. Sarana transportasi yang memadai 2. Adequate means of transport at
dengan ongkos terjangkau harus moderate prices should be available at
tersedia setiap waktu yang logis agar any reasonable time in order to enable
awak kapal dapat mencapai area kota seafarers to reach urban areas from
dari lokasi pemberhentian di pelabuhan. convenient locations in the port.

164 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

3. Semua langkah yang diperlukan harus 3. All suitable measures should be taken
diambil oleh otoritas berwenang untuk by the competent authorities to make
memberitahukan kepada para pemilik known to shipowners and to seafarers
kapal dan awak kapal yang memasuki entering port any special laws and
pelabuhan mengenai setiap hukum customs, the contravention of which
dan kebiasaan yang berlaku, yang may jeopardize their freedom.
pelanggarannya bisa membahayakan
kebebasan mereka.
4. Kawasan dan akses jalan pelabuhan 4. Port areas and access roads should be
harus diberikan penerangan dan provided by the competent authorities
rambu-rambu serta patroli rutin yang with adequate lighting and signposting
memadai oleh otoritas berwenang untuk and regular patrols for the protection of
perlindungan awak kapal. seafarers.

Pedoman B4.4.6 – Awak kapal di Guideline B4.4.6 – Seafarers in a


Pelabuhan Asing foreign port

1. Untuk perlindungan awak kapal di 1. For the protection of seafarers in foreign


pelabuhan asing, wajib diambil langkah- ports, measures should be taken to
langkah untuk memfasilitasi: facilitate:
(a) akses terhadap konsul (perwakilan) (a) access to consuls of their State of
negara kebangsaannya atau negara nationality or State of residence;
tempat tinggalnya; dan and
(b) kerjasama yang efektif antara (b) effective cooperation between
konsul dan pihak-pihak berwenang consuls and the local or national
di tingkat lokal maupun nasional authorities.
2. Awak kapal yang ditahan di pelabuhan 2. Seafarers who are detained in a foreign
asing harus ditangani dengan segera port should be dealt with promptly under
sesuai proses hukum dan dengan due process of law and with appropriate
perlindungan konsuler yang memadai. consular protection.
3. Apabila seorang awak kapal ditahan 3. Whenever a seafarer is detained for
dengan alasan apapun dalam wilayah any reason in the territory of a Member,
Negara Anggota, otoritas berwenang the competent authority should, if the
harus, bila awak kapal tersebut seafarer so requests, immediately inform
mengajukan permohonan segera mem- the flag State and the State of nationality
beritahukan kepada Negara bendera of the seafarer. The competent authority
dan Negara kebangsaan awak kapal should promptly inform the seafarer
tersebut. Otoritas berwenang harus of the right to make such a request.
segera memberitahukan kepada awak The State of nationality of the seafarer
kapal tersebut hak atas pengajuan should promptly notify the seafarer’s
permohonan tersebut. Negara kebang- next of kin. The competent authority

Maritime Labour Convention, 2006 165


Peraturan dan Kaidah

saan awak kapal tersebut harus segera should allow consular officers of these
memberitahukan sanak kerabat awak States immediate access to the seafarer
kapal tersebut. Otoritas berwenang and regular visits thereafter so long as
harus memperkenankan para pejabat the seafarer is detained.
konsuler negara yang bersangkutan
untuk bertemu langsung dengan awak
kapal tersebut dan membolehkan
kunjungan-kunjungan teratur setelahnya
sepanjang awak kapalnya masih ditahan.
4. Setiap Negara Anggota harus mengambil 4. Each Member should take measures,
langkah-langkah, apabila diperlukan, whenever necessary, to ensure the
untuk memastikan keselamatan awak safety of seafarers from aggression and
kapal dari serangan dan perbuatan other unlawful acts while ships are in
melanggar hukum lainnya ketika kapal their territorial waters and especially in
berada di perairan teritorial negara approaches to ports.
tersebut dan terutama ketika menuju
pelabuhan.
5. Setiap upaya harus dibuat oleh orang- 5. Every effort should be made by those
orang yang bertanggungjawab di responsible in port and on board a ship
pelabuhan dan di atas kapal untuk to facilitate shore leave for seafarers as
memfasilitasi cuti darat bagi awak kapal soon as possible after a ship’s arrival in
sesegera mungkin setelah kedatangan port.
kapal di pelabuhan.

Peraturan Regulation

Peraturan 4.5 – Jaminan Sosial Regulation 4.5 – Social security

Tujuan: untuk memastikan bahwa telah Purpose: to ensure that measures are taken
diambil langkah-langkah yang bertujuan with a view to providing seafarers with access
memberikan awak kapal akses terhadap to social security protection.
perlindungan jaminan sosial.
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall ensure that all
memastikan bahwa seluruh awak kapal seafarers and, to the extent provided
dan, sejauh yang ditetapkan dalam for in its national law, their dependants
hukum nasionalnya, para tanggungan have access to social security protection
mereka, mempunyai akses terhadap in accordance with the Code without
perlindungan jaminan sosial sesuai prejudice however to any more favourable
dengan Kaidah ini tanpa prasangka conditions referred to in paragraph 8 of
terhadap kondisi-kondisi yang lebih article 19 of the Constitution.
menguntungkan yang disebutkan dalam
paragraf 8 pasal 19 Konstitusi.

166 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

2. Setiap Negara Anggota mengupayakan 2. Each Member undertakes to take steps,


pelaksanaan langkah-langkah, sesuai according to its national circumstances,
keadaan nasional masing-masing, individually and through international
secara individu maupun melalui cooperation, to achieve progressively
kerjasama internasional, guna mencapai comprehensive social security protection
perlindungan jaminan sosial yang for seafarers.
komprehensif secara progresif bagi awak
kapal.
3. Setiap Negara Anggota harus 3. Each Member shall ensure that seafarers
memastikan bahwa awak kapal, yang who are subject to its social security
tunduk pada peraturan jaminan sosial legislation, and, to the extent provided
mereka, dan, sejauh yang ditetapkan for in its national law, their dependants,
dalam hukum nasional masing-masing, are entitled to benefit from social security
para tanggungan mereka, berhak protection no less favourable than that
atas perlindungan jaminan sosial enjoyed by shoreworkers.
yang besarnya tidak kurang dari yang
diperoleh para pekerja darat.

Standar Standard

Standar A4.5 – Jaminan Sosial Standard A4.5 – Social security

1. Cabang-cabang yang dipertimbangkan 1. The branches to be considered with


dengan tujuan mencapai perlindungan a view to achieving progressively
sosial yang komprehensif secara comprehensive social security protection
progresif di bawah Peraturan 4.5 under Regulation 4.5 are: medical care,
adalah: perawatan medis, tunjangan sickness benefit, unemployment benefit,
sakit, tunjangan pengangguran, old-age benefit, employment injury
tunjangan usia tua, tunjangan cidera benefit, family benefit, maternity benefit,
kerja, tunjangan keluarga, tunjangan invalidity benefit and survivors’ benefit,
persalinan, tunjangan ketidakmampuan complementing the protection provided
(disabilitas) dan tunjangan bertahan for under Regulations 4.1, on medical
hidup, yang melengkapi perlindungan care, and 4.2, on shipowners’ liability,
yang ditetapkan di bawah Peraturan and under other titles of this Convention.
4.1 tentang perawatan medis dan 4.2
tentang kewajiban para pemilik kapal,
dan di bawah judul-judul lain Konvensi ini.
2. Pada waktu ratifikasi, perlindungan 2. At the time of ratification, the protection
yang akan diberikan oleh setiap Negara to be provided by each Member in
Anggota menurut ayat 1 Peraturan 4.5 accordance with Regulation 4.5,
paling tidak harus mencakup 3 dari 9 paragraph 1, shall include at least three
cabang yang tercantum dalam ayat 1 of the nine branches listed in paragraph
Standar ini. 1 of this Standard.

Maritime Labour Convention, 2006 167


Peraturan dan Kaidah

3. Setiap Negara Anggota wajib mengambil 3. Each Member shall take steps according
langkah-langkah menurut keadaan to its national circumstances to provide
nasional masing-masing guna mem- the complementary social security
berikan perlindungan jaminan sosial protection referred to in paragraph 1 of
pelengkap sebagaimana disebutkan this Standard to all seafarers ordinarily
dalam ayat 1 Standar ini kepada semua resident in its territory. This responsibility
awak kapal yang biasanya merupakan could be satisfied, for example, through
penduduk di wilayah Negara Anggota appropriate bilateral or multilateral
tersebut. Tanggung jawab ini dapat agreements or contribution-based
dipenuhi, misalnya, melalui perjanjian systems. The resulting protection shall be
bilateral atau multilateral atau sistem no less favourable than that enjoyed by
berbasis kontribusi. Perlindungan shoreworkers resident in their territory.
yang dihasilkan tidak boleh kurang
dari perlindungan yang dinikmati oleh
pekerja darat di wilayah negara anggota
tersebut.
4. Tanpa mengesampingkan tanggungjawab 4. Notwithstanding the attribution of
yang tercantum dalam ayat 3 Standar responsibilities in paragraph 3 of this
ini, Negara Anggota boleh menetapkan, Standard, Members may determine,
melalui perjanjian bilateral dan through bilateral and multilateral
multilateral dan melalui ketentuan yang agreements and through provisions
diadopsi dalam kerangka organisasi adopted in the framework of regional
integrasi ekonomi regional, peraturan lain economic integration organizations,
mengenai pengesahan jaminan sosial di other rules concerning the social
mana awak kapal menjadi subyeknya; security legislation to which seafarers
are subject.
5. Tanggung jawab setiap Negara 5. Each Member’s responsibilities with
Anggota terkait awak kapal pada kapal respect to seafarers on ships that fly
yang mengibarkan bendera negara its flag shall include those provided for
tersebut wajib mencakup apa-apa yang by Regulations 4.1 and 4.2 and the
ditetapkan oleh Peraturan 4.1 dan 4.2 related provisions of the Code, as well
dan ketentuan Kaidah yang terkait, as those that are inherent in its general
serta ketentuan yang tercakup dalam obligations under international law.
kewajiban umum di bawah hukum
internasional.
6. Setiap Negara Anggota wajib memper- 6. Each Member shall give consideration
timbangkan berbagai cara sehingga to the various ways in which comparable
pertanggungan yang sebanding dapat benefits will, in accordance with national
diberikan, sesuai dengan hukum dan law and practice, be provided to seafarers
praktik nasional, kepada awak kapal in the absence of adequate coverage in
dalam kondisi tiadanya pertanggungan the branches referred to in paragraph 1
yang memadai dalam cabang-cabang of this Standard.
yang disebutkan dalam ayat 1 Standar
ini.

168 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

7. Perlindungan di bawah ayat 1 Peraturan 7. The protection under Regulation 4.5,


4.5, dapat, bila sesuai, dimuat dalam paragraph 1, may, as appropriate, be
hukum atau peraturan, dalam kerangka contained in laws or regulations, in private
tersendiri atau dalam perjanjian kerja schemes or in collective bargaining
bersama atau dalam kombinasi keduanya. agreements or in a combination of these.
8. Sejauh konsisten dengan hukum dan 8. To the extent consistent with their
praktik nasional, Negara Anggota national law and practice, Members
wajib menjalin bekerja sama, melalui shall cooperate, through bilateral
perjanjian bilateral atau multilateral or multilateral agreements or
atau pengaturan lain, untuk menjamin other arrangements, to ensure the
keberlanjutan hak jaminan sosial, maintenance of social security rights,
diberikan melalui skema kontribusi atau provided through contributory or non-
non-kontribusi, yang telah diperoleh atau contributory schemes, which have
dalam proses mendapatkan, oleh semua been acquired, or are in the course of
awak kapal tanpa memperhatikan acquisition, by all seafarers regardless
tempat bermukim. of residence.
9. Setiap Negara Anggota wajib 9. Each Member shall establish fair and
menetapkan prosedur yang adil dan effective procedures for the settlement
efektif untuk penyelesaian perselisihan. of disputes.
10. Setiap Negara Anggota wajib pada 10. Each Member shall at the time of
waktu ratifikasi, menetapkan cabang- ratification specify the branches for which
cabang di mana perlindungan diberikan protection is provided in accordance with
sesuai dengan ayat 2 Standar ini. paragraph 2 of this Standard. It shall
Selanjutnya, Negara Anggota tersebut subsequently notify the Director-General
wajib memberitahukan Direktur Jenderal of the International Labour Office when
Kantor Perburuhan Internasional ketika it provides social security protection in
memberikan perlindungan jaminan respect of one or more other branches
sosial menyangkut satu atau lebih stated in paragraph 1 of this Standard.
cabang lain yang dinyatakan dalam ayat The Director-General shall maintain a
1 Standar ini. Direktur Jenderal harus register of this information and shall
mencatat informasi ini dan wajib tersedia make it available to all interested parties.
bagi semua pihak yang berkepentingan.
11. Laporan kepada Kantor Perburuhan 11. The reports to the International
Internasional berdasarkan pasal 22 Labour Office pursuant to article 22
Konstitusi juga wajib memuat informasi of the Constitution, shall also include
tentang langkah-langkah yang diambil information regarding steps taken
menurut ayat 2 Peraturan 4.5 untuk in accordance with Regulation 4.5,
memperluas cakupan perlindungan paragraph 2, to extend protection to
pada cabang-cabang lain. other branches.

Maritime Labour Convention, 2006 169


Peraturan dan Kaidah

Pedoman Guideline

Pedoman B4.5 – Jaminan Sosial Guideline B4.5 – Social security

1. Perlindungan yang akan diberikan pada 1. The protection to be provided at the


waktu ratifikasi menurut ayat 2 Standar time of ratification in accordance with
A4.5 paling tidak harus mencakup Standard A4.5, paragraph 2, should at
cabang-cabang perawatan medis, least include the branches of medical
tunjangan sakit dan tunjangan cidera care, sickness benefit and employment
kerja. injury benefit.
2. Dalam keadaan yang disebutkan dalam 2. In the circumstances referred to in
ayat 6 Standar A4.5, tunjangan yang Standard A4.5, paragraph 6, comparable
setara bisa diberikan melalui asuransi, benefits may be provided through
perjanjian bilateral dan multilateral insurance, bilateral and multilateral
atau cara-cara efektif lain, dengan agreements or other effective means,
mempertimbangkan ketentuan dalam taking into consideration the provisions
perjanjian kerja bersama yang relevan. of relevant collective bargaining
Apabila langkah-langkah tersebut agreements. Where such measures are
diadopsi, awak kapal yang dicakup oleh adopted, seafarers covered by such
langkah-langkah itu harus diberitahu measures should be advised of the
tentang cara-cara bagaimana beragam means by which the various branches
cabang perlindungan jaminan sosial of social security protection will be
dapat diberikan. provided.
3. Apabila awak kapal tunduk pada lebih 3. Where seafarers are subject to more
dari satu peraturan nasional yang than one national legislation covering
mencakup jaminan sosial, Negara- social security, the Members concerned
negara Anggota bersangkutan harus should cooperate in order to determine
bekerja sama dalam menetapkan, by mutual agreement which legislation is
melalui perjanjian bersama, peraturan- to apply, taking into account such factors
peraturan mana yang akan berlaku, as the type and level of protection under
dengan mempertimbangkan faktor- the respective legislations which is more
faktor seperti jenis dan tingkat favourable to the seafarer concerned as
perlindungan di bawah peraturan terkait well as the seafarer’s preference.
yang lebih menguntungkan bagi awak
kapal bersangkutan dan juga pilihan
awak kapal.
4. Prosedur yang akan ditetapkan di 4. The procedures to be established under
bawah ayat 9 Standar A4.5 wajib Standard A4.5, paragraph 9, should be
dirancang untuk mencakup semua designed to cover all disputes relevant to
perselisihan yang berkaitan dengan the claims of the seafarers concerned,
klaim-klaim awak kapal bersangkutan, irrespective of the manner in which the
tanpa mempedulikan bagaimana coverage is provided.
pertanggungannya diberikan.

170 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

5. Setiap Negara Anggota yang mempunyai 5. Each Member which has national
awak kapal nasional, awak kapal non- seafarers, non-national seafarers or both
nasional atau kedua-duanya yang serving on ships that fly its flag should
bekerja di kapal yang mengibarkan provide the social security protection in
bendera negaranya harus memberikan the Convention as applicable, and should
perlindungan jaminan sosial sesuai periodically review the branches of social
konvensi yang berlaku, dan harus security protection in Standard A4.5,
secara berkala mengkaji cabang-cabang paragraph 1, with a view to identifying
perlindungan jaminan sosial pada any additional branches appropriate for
ayat 1 Standar A4.5 dengan tujuan the seafarers concerned.
mengidentifikasi adanya tambahan
cabang yang sesuai bagi awak kapal
yang bersangkutan.
6. Perjanjian kerja awak kapal harus 6. The seafarers’ employment agreement
menentukan cara-cara bagaimana should identify the means by which
beragam cabang perlindungan jaminan the various branches of social security
sosial akan diberikan kepada awak kapal protection will be provided to the seafarer
oleh pemilik kapal dan setiap informasi by the shipowner as well as any other
lain yang relevan yang digunakan pemilik relevant information at the disposal
kapal, seperti potongan wajib dari gaji of the shipowner, such as statutory
para awak kapal dan kontribusi para deductions from the seafarers’ wages
pemilik kapal yang mungkin dilakukan and shipowners’ contributions which
sesuai dengan persyaratan badan yang may be made in accordance with the
berwenang yang telah ditentukan dan requirements of identified authorized
sesuai dengan skema jaminan sosial bodies pursuant to relevant national
nasional yang relevan. social security schemes.
7. Negara Anggota, yang benderanya 7. The Member whose flag the ship flies
dikibarkan oleh kapal harus should, in effectively exercising its
menegakkan yurisdiksinya secara efektif jurisdiction over social matters, satisfy
terhadap urusan sosial, memahami itself that the shipowners’ responsibilities
bahwa tanggung jawab para pemilik concerning social security protection
kapal menyangkut jaminan sosial are met, including making the required
telah dipenuhi, termasuk pemberian contributions to social security schemes.
kontribusi yang dipersyaratkan terhadap
skema jaminan sosial.

Maritime Labour Convention, 2006 171


Peraturan dan Kaidah

Judul 5. Kepatuhan dan Title 5. Compliance and


Penegakkan Enforcement

1. Peraturan dalam Judul ini menentukan 1. The Regulations in this Title specify
tanggung jawab setiap Negara Anggota each Member’s responsibility to fully
untuk sepenuhnya menerapkan dan implement and enforce the principles
menegakkan prinsip-prinsip dan hak- and rights set out in the Articles of this
hak yang ditetapkan dalam pasal- Convention as well as the particular
pasal Konvensi ini dan juga kewajiban- obligations provided for under its Titles
kewajiban khusus yang ditetapkan di 1, 2, 3 and 4.
bawah Judul 1, 2, 3, dan 4.
2. Ayat 3 dan 4 Pasal VI, yang mengizinkan 2. Paragraphs 3 and 4 of Article VI, which
penerapan Bagian A Kaidah ini melalui permit the implementation of Part
ketentuan yang setara secara substansi, A of the Code through substantially
tidak berlaku terhadap Bagian A Kaidah equivalent provisions, do not apply to
dalam Judul ini. Part A of the Code in this Title.
3. Menurut ayat 2 Pasal VI Konvensi ini, 3. In accordance with paragraph 2 of Article
setiap Negara Anggota wajib melaksa- VI, each Member shall implement its
nakan tanggung jawab menerapkan responsibilities under the Regulations in
Peraturan dengan cara sebagaimana the manner set out in the corresponding
ditetapkan dalam Bagian A Standar pada Standards of Part A of the Code, giving
Kaidah ini, dengan mempertimbangkan due consideration to the corresponding
acuan pada Pedoman Bagian B Kaidah Guidelines in Part B of the Code.
ini.
4. Ketentuan-ketentuan pada Judul ini 4. The provisions of this Title shall be
wajib dilaksanakan mengingat bahwa implemented bearing in mind that
awak kapal dan pemilik kapal, seperti seafarers and shipowners, like all other
semua orang, sama di depan hukum persons, are equal before the law and
dan mempunyai hak yang sama untuk are entitled to the equal protection
mendapat perlindungan hukum dan of the law and shall not be subject to
tidak menjadi subyek diskriminasi discrimination in their access to courts,
dalam akses mereka atas pengadilan, tribunals or other dispute resolution
atau mekanisme resolusi perselisihan mechanisms. The provisions of this Title
lainnya. Ketentuan-ketentuan Judul ini do not determine legal jurisdiction or a
tidak menentukan yurisdiksi hukum atau legal venue.
pengadilan.

172 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Peraturan Regulation

Peraturan 5.1 – Tanggung jawab Regulation 5.1 – Flag State


Negara Bendera responsibilities

Tujuan: untuk memastikan bahwa setiap Purpose: to ensure that each Member
Negara Anggota menerapkan tanggung implements its responsibilities under this
jawabnya di bawah Konvensi ini menyangkut Convention with respect to ships that fly its
kapal-kapal yang mengibarkan bendera flag.
negara tersebut.

Peraturan 5.1.1. Prinsip-prinsip Umum Regulation 5.1.1 – General principles

1. Setiap Negara Anggota bertanggung- 1. Each Member is responsible for ensuring


jawab untuk memastikan pelaksanaan implementation of its obligations under
kewajibannya terkait Konvensi ini pada this Convention on ships that fly its flag.
kapal-kapal yang mengibarkan bendera
negara tersebut.
2. Setiap Negara Anggota wajib menetapkan 2. Each Member shall establish an
sistem yang efektif untuk pengawasan effective system for the inspection
dan sertifikasi kondisi ketenagakerjaan and certification of maritime labour
maritim, menurut Peraturan 5.1.3 dan conditions, in accordance with
5.1.4 memastikan bahwa kondisi kerja Regulations 5.1.3 and 5.1.4 ensuring
dan kehidupan bagi awak kapal dikapal- that the working and living conditions for
kapal yang mengibarkan bendera seafarers on ships that fly its flag meet,
negaranya telah memenuhi, dan terus and continue to meet, the standards in
memenuhi, standar dalam Konvensi ini this Convention.
3. Dalam menetapkan sebuah sistem 3. In establishing an effective system for the
yang efektif untuk pengawasan dan inspection and certification of maritime
sertifikasi kondisi tenaga kerja maritim, labour conditions, a Member may, where
Negara Anggota dapat, bila sesuai, appropriate, authorize public institutions
memberikan kewenangan kepada or other organizations (including those
institusi publik atau organisasi lain of another Member, if the latter agrees)
(termasuk organisasi-organisasi Negara which it recognizes as competent and
Anggota lainnya, apabila disetujui) yang independent to carry out inspections
diakui olehnya sebagai berkompeten or to issue certificates or to do both.
dan independen untuk melaksanakan In all cases, the Member shall remain
pemeriksaan atau menerbitkan sertifikat fully responsible for the inspection and
atau melaksanakan keduanya. Secara certification of the working and living
keseluruhan, Negara Anggota tersebut conditions of the seafarers concerned
harus tetap bertanggungjawab atas on ships that fly its flag.
pengawasan dan sertifikasi kondisi kerja

Maritime Labour Convention, 2006 173


Peraturan dan Kaidah

dan kehidupan awak kapal bersangkutan


pada kapal-kapal yang mengibarkan
bendera negara tersebut.
4. Sebuah sertifikat ketenagakerjaan 4. A maritime labour certificate,
maritim, yang dilengkapi dengan sebuah complemented by a declaration of
deklarasi kepatuhan tenaga kerja, wajib maritime labour compliance, shall
membentuk bukti kuat (prima facie constitute prima facie evidence that
evidence) bahwa kapal tersebut telah the ship has been duly inspected by the
diperiksa secara resmi oleh Negara Member whose flag it flies and that the
Anggota yang benderanya dikibarkan di requirements of this Convention relating
kapal tersebut dan bahwa ketentuan- to working and living conditions of the
ketentuan Konvensi yang berkaitan seafarers have been met to the extent
dengan kondisi kerja dan kehidupan so certified.
awak kapal di kapal ini telah dipenuhi
sejauh yang dinyatakan sertifikat.
5. Informasi tentang sistem yang 5. Information about the system referred
disebutkan dalam ayat 2 Peraturan ini, to in paragraph 2 of this Regulation,
termasuk metode yang digunakan untuk including the method used for assessing
menilai efektivitasnya, wajib disertakan its effectiveness, shall be included in the
dalam laporan Negara Anggota tersebut Member’s reports to the International
kepada Kantor Perburuhan Internasional Labour Office pursuant to article 22 of
berdasarkan pasal 22 Konstitusi. the Constitution.

Standar Standard
Standar A5.1.1 – Prinsip-prinsip Umum Standard A5.1.1 – General principles

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall establish clear


menetapkan sasaran dan standar yang objectives and standards covering the
jelas mencakup administrasi sistem administration of its inspection and
pengawasan dan sistem sertifikasinya, certification systems, as well as adequate
serta prosedur keseluruhan yang overall procedures for its assessment of
memadai untuk menilai sejauh mana the extent to which those objectives and
sasaran dan standar tengah dicapai. standards are being attained.
2. Setiap Negara Anggota wajib 2. Each Member shall require all ships
mensyaratkan bahwa semua kapal that fly its flag to have a copy of this
yang mengibarkan bendera negaranya Convention available on board.
mempunyai sebuah salinan Konvensi ini
tersedia di atas kapal.

174 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Pedoman Guideline
Pedoman B5.1.1 – Prinsip-prinsip Guideline B5.1.1 – General principles
umum

1. Otoritas berwenang wajib membuat 1. The competent authority should make


pengaturan yang memadai untuk appropriate arrangements to promote
mendorong kerjasama yang efektif effective cooperation between public
antara institusi publik dan organisasi institutions and other organizations,
lain, sebagaimana diatur dalam referred to in Regulations 5.1.1 and
Peraturan 5.1.1 dan 5.1.2 menyangkut 5.1.2, concerned with seafarers’
kondisi kerja dan kehidupan awak kapal shipboard working and living conditions.
di atas kapal
2. Untuk memastikan kerjasama yang lebih 2. In order to better ensure cooperation
baik antara para pengawas dan pemilik between inspectors and shipowners,
kapal, awak kapal dan masing-masing seafarers and their respective
organisasinya, dan untuk memelihara organizations, and to maintain or improve
atau meningkatkan kondisi kerja seafarers’ working and living conditions,
dan kehidupan awak kapal, otoritas the competent authority should consult
berwenang wajib membahas dengan the representatives of such organizations
perwakilan-perwakilan organisasi ter- at regular intervals as to the best
sebut secara berkala bagaimana cara means of attaining these ends. The
terbaik mencapai tujuan ini. Cara manner of such consultation should be
pembahasan harus ditetapkan oleh determined by the competent authority
otoritas berwenang setelah berkonsultasi after consulting with shipowners’ and
dengan organisasi para pemilik kapal seafarers’ organizations.
dan organisasi awak kapal.

Peraturan Regulation
Peraturan 5.1.2 – Kewenangan Regulation 5.1.2 – Authorization of
organisasi yang diakui recognized organizations

1. Institusi-institusi publik atau organisasi- 1. The public institutions or other


organisasi lain yang disebutkan dalam organizations referred to in paragraph
ayat 3 Peraturan 5.1.1 (organisasi- 3 of Regulation 5.1.1 (“recognized
organisasi yang diakui) wajib telah organizations”) shall have been
diakui oleh otoritas berwenang sebagai recognized by the competent authority
telah memenuhi ketentuan-ketentuan as meeting the requirements in the
dalam Kaidah menyangkut kompetensi Code regarding competency and
dan independensi. Fungsi-fungsi untuk independence. The inspection or
melakukan pengawasan atau sertifikasi, certification functions which the
di mana organisasi-organisasi yang recognized organizations may be

Maritime Labour Convention, 2006 175


Peraturan dan Kaidah

diakui telah diberikan kewenangan untuk authorized to carry out shall come
melaksanakannya, harus ada dalam within the scope of the activities that
ruang lingkup kegiatan yang secara are expressly mentioned in the Code
eksplisit disebutkan dalam Kaidah as being carried out by the competent
sebagai sesuatu yang dilaksanakan authority or a recognized organization.
oleh otoritas berwenang atau sebuah
organisasi yang diakui.
2. Laporan-laporan yang disebutkan 2. The reports referred to in paragraph
dalam ayat 5 Peraturan 5.1.1 wajib 5 of Regulation 5.1.1 shall contain
memuat informasi tentang organisasi information regarding any recognized
yang diakui, tingkat kewenangan yang organization, the extent of authorizations
diberikan dan pengaturan yang dibuat given and the arrangements made by the
oleh Negara Anggota guna memastikan Member to ensure that the authorized
bahwa kegiatan yang diwewenangkan activities are carried out completely and
telah dilaksanakan sepenuhnya secara effectively.
efektif.

Standar Standard

Standar A5.1.2 – Kewenangan Standard A5.1.2 – Authorization of


organisasi yang diakui recognized organizations

1. Untuk tujuan pengakuan menurut 1. For the purpose of recognition in


ayat 1 Peraturan 5.1.2, otoritas accordance with paragraph 1 of
berwenang wajib meninjau kompetensi Regulation 5.1.2, the competent
dan independensi organisasi yang authority shall review the competency
bersangkutan dan menentukan apakah and independence of the organization
organisasi itu telah menunjukkan, sejauh concerned and determine whether the
kepentingan pelaksanaan kegiatan yang organization has demonstrated, to the
dicakup dalam kewenangan yang telah extent necessary for carrying out the
diberikan, bahwa organisasi tersebut: activities covered by the authorization
conferred on it, that the organization:
(a) mempunyai keahlian yang diperlu- (a) has the necessary expertise in the
kan dalam aspek-aspek terkait relevant aspects of this Convention
Konvensi ini dan memiliki and an appropriate knowledge
pengetahuan mengenai pengopera- of ship operations, including the
sian kapal, termasuk persyaratan minimum requirements for seafarers
minimum bagi awak kapal untuk to work on a ship, conditions of
bekerja di atas kapal, kondisi employment, accommodation,
kerja, akomodasi, fasilitas rekreasi, recreational facilities, food and
makanan dan katering, pencegahan catering, accident prevention, health
kecelakaan, perlindungan ke- protection, medical care, welfare
sehatan, perawatan medis, and social security protection;

176 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

kesejahteraan dan perlindungan


jaminan sosial;
(b) mempunyai kemampuan untuk (b) has the ability to maintain and
memelihara dan meningkatkan update the expertise of its
keahlian personelnya; personnel;
(c) mempunyai pengetahuan yang (c) has the necessary knowledge of
diperlukan tentang ketentuan- the requirements of this Convention
ketentuan Konvensi dan juga as well as of applicable national
peraturan perundang-undangan laws and regulations and relevant
nasional yang berlaku serta international instruments; and
instrumen internasional yang
terkait; dan
(d) berukuran, berstruktur, berpenga- (d) is of the appropriate size, structure,
laman dan berkemampuan experience and capability
mencukupi yang setara dengan commensurate with the type and
jenis dan tingkat kewenangannya. degree of authorization.
2. Setiap kewenangan yang diberikan 2. Any authorizations granted with respect
terkait pemeriksaan paling tidak harus to inspections shall, as a minimum,
memberdayakan organisasi yang empower the recognized organization to
diakui untuk mensyaratkan perbaikan require the rectification of deficiencies
defisiensi yang dikenali olehnya dalam that it identifies in seafarers’ working
kondisi kerja dan kehidupan awak kapal and living conditions and to carry out
dan untuk melaksanakan pemeriksaan inspections in this regard at the request
dalam kaitan ini atas permintaan negara of a port State.
pelabuhan.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall establish:
menetapkan:
(a) suatu sistem guna memastikan (a) a system to ensure the adequacy
kelayakan pekerjaan yang telah of work performed by recognized
dilaksanakan oleh organisasi yang organizations, which includes
diakui, yang mencakup informasi information on all applicable
mengenai seluruh peraturan national laws and regulations and
perundang-undangan nasional yang relevant international instruments;
berlaku dan instrumen-instrumen and
internasional yang terkait;
(b) prosedur untuk komunikasi dengan (b) procedures for communication with
dan supervisi organisasi-organisasi and oversight of such organizations.
tersebut.
4. Setiap Negara Anggota wajib memberi- 4. Each Member shall provide the
kan kepada ILO daftar terkini organisasi International Labour Office with a current
yang diakui yang berwenang untuk list of any recognized organizations

Maritime Labour Convention, 2006 177


Peraturan dan Kaidah

bertindak atas nama Negara Anggota authorized to act on its behalf and it shall
tersebut dan Negara Anggota tersebut keep this list up to date. The list shall
harus menjaga daftar ini tetap specify the functions that the recognized
termutakhirkan. Daftar tersebut harus organizations have been authorized to
menunjukkan secara spesifik fungsi- carry out. The Office shall make the list
fungsi yang kewenangan pelaksanaannya publicly available.
telah diberikan kepada organisasi yang
diakui. Kantor Perburuhan Internasional
membuat daftar ini tersedia bagi publik.

Pedoman Guideline
Pedoman B5.12 – Kewenangan Guideline B5.1.2 – Authorization of
Organisasi Yang Diakui recognized organizations

1. Organisasi yang mengupayakan 1. The organization seeking recognition


pengakuan harus memperlihatkan should demonstrate the technical,
kompetensi dan kapasitas teknis, administrative and managerial
administratif dan manajerial guna competence and capacity to ensure the
memastikan penyediaan layanan yang provision of timely service of satisfactory
tepat waktu dan berkualitas. quality.
2. Dalam mengevaluasi kapabilitas 2. In evaluating the capability of an
suatu organisasi, otoritas berwenang organization, the competent authority
harus menetapkan apakah organisasi should determine whether the
tersebut: organization:
(a) telah cukup mempunyai staf teknis, (a) has adequate technical, managerial
manajerial dan pendukung; and support staff;

(b) telah cukup mempunyai staf (b) has sufficient qualified professional
profesional yang memenuhi syarat staff to provide the required
untuk memberikan layanan yang service, representing an adequate
diperlukan, mewakili cakupan geographical coverage;
geografis secara memadai;
(c) telah mempunyai kemampuan (c) has proven ability to provide a timely
teruji untuk memberikan layanan service of satisfactory quality; and
berkualitas dalam secara tepat
waktu; dan
(d) independen dan akuntabel dalam (d) is independent and accountable in
operasinya its operations.

3. Otoritas berwenang harus membuat 3. The competent authority should


suatu perjanjian tertulis dengan setiap conclude a written agreement with

178 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

organisasi yang diakui olehnya untuk any organization that it recognizes


tujuan pemberian wewenang. Perjanjian for purposes of an authorization. The
tersebut harus mencakup elemen- agreement should include the following
elemen berikut: elements:
(a) lingkup penerapan; (a) scope of application;
(b) tujuan; (b) purpose;
(c) kondisi umum; (c) general conditions;
(d) pelaksanaan fungsi-fungsi di bawah (d) the execution of functions under
kewenangan; authorization;
(e) landasan hukum fungsi-fungsi di (e) legal basis of the functions under
bawah kewenangan; authorization;
(f) pelaporan kepada otoritas yang (f) reporting to the competent authority;
kompeten
(g) spesifikasi kewenangan yang (g) specification of the authorization
diberikan dari otoritas yang from the competent authority to the
kompeten kepada organisasi yang recognized organization; and
diakui; dan
(h)
supervisi kegiatan otoritas (h) the competent authority’s
berwenang yang didelegasikan supervision of activities delegated
kepada organisasi yang diakui. to the recognized organization.
4. Setiap Negara Anggota harus 4. Each Member should require the
mensyaratkan organisasi-organisasi recognized organizations to develop a
yang diakui untuk mengembangkan system for qualification of staff employed
suatu sistem untuk menetapkan by them as inspectors to ensure the
kualifikasi staf yang dipekerjakannya timely updating of their knowledge and
sebagai pengawas untuk memastikan expertise.
pembaharuan tepat waktu terhadap
pengetahuan dan keahlian mereka.
5. Setiap Negara Anggota harus mensyarat- 5. Each Member should require the
kan organisasi-organisasi yang diakui recognized organizations to maintain
untuk memelihara catatan layanan- records of the services performed
layanan yang dilaksanakan oleh by them such that they are able to
organisasi-organisasi tersebut sehingga demonstrate achievement of the
mereka mampu memperlihatkan required standards in the items covered
pencapaian standar-standar yang by the services.
diperlukan dalam hal-hal yang dicakup
oleh layanan-layanan itu.
6. Dalam menetapkan prosedur-prosedur 6. In establishing the oversight procedures
supervisi yang disebutkan dalam ayat referred to in Standard A5.1.2,

Maritime Labour Convention, 2006 179


Peraturan dan Kaidah

3 (b) Standar A5.1.2, setiap Negara paragraph 3(b), each Member should
Anggota harus mempertimbangkan take into account the Guidelines for the
Guidelines for the Authorization of Authorization of Organizations Acting on
Organizations Acting on Behalf of Behalf of the Administration, adopted
the Administration, yang diadopsi in the framework of the International
dalam kerangka Organisasi Maritim Maritime Organization.
Internasional.

Peraturan Regulation

Peraturan 5.1.3 – Sertifikat Regulation 5.1.3 – Maritime labour


Ketenagakerjaan Maritim dan certificate and declaration of maritime
Deklarasi Kepatuhan Ketenagakerjaan labour compliance
Maritim
1. This Regulation applies to ships of:
1. Peraturan ini berlaku terhadap kapal-
kapal: (a) 500 gross tonnage or over, engaged
(a) 500 tonase atau lebih, melakukan in international voyages; and
pelayaran internasional; dan
(b) 500 tonase atau lebih, yang (b) 500 gross tonnage or over, flying
mengibarkan bendera suatu the flag of a Member and operating
Negara Anggota dan beroperasi dari from a port, or between ports, in
pelabuhan, atau antara pelabuhan, another country;
di negara lain;
(c) untuk tujuan Peraturan ini (c) for the purpose of this Regulation,
”pelayaran internasional” adalah “international voyage” means a
pelayaran dari suatu negara ke voyage from a country to a port
pelabuhan di luar negara tersebut. outside such a country.

2. Peraturan ini juga berlaku terhadap 2. This Regulation also applies to any
setiap kapal yang mengibarkan bendera ship that flies the flag of a Member
suatu Negara Anggota dan tidak and is not covered by paragraph 1 of
tercakup dalam ayat 1 Peraturan ini, this Regulation, at the request of the
atas permintaan pemilik kapal terhadap shipowner to the Member concerned.
Negara Anggota yang bersangkutan.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall require ships that fly
mensyaratkan kapal-kapal yang its flag to carry and maintain a maritime
mengibarkan bendera negara tersebut labour certificate certifying that the
untuk membawa dan memelihara working and living conditions of seafarers
sertifikat ketenagakerjaan maritim on the ship, including measures for
yang menyatakan bahwa kondisi kerja ongoing compliance to be included
dan kehidupan awak kapal di kapal, in the declaration of maritime labour

180 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

termasuk langkah-langkah kepatuhan compliance referred to in paragraph 4


yang sedang dilakukan yang akan of this Regulation, have been inspected
dimasukkan dalam deklarasi kepatuhan and meet the requirements of national
ketenagakerjaan maritim sebagaimana laws or regulations or other measures
disebutkan dalam ayat 4 Peraturan ini, implementing this Convention.
telah diperiksa dan memenuhi ketentuan
hukum atau peraturan nasional atau
langkah-langkah lain untuk penerapan
Konvensi ini.
4. Setiap Negara Anggota wajib mensyarat- 4. Each Member shall require ships that fly
kan kapal-kapal yang mengibarkan its flag to carry and maintain a declaration
bendera negara tersebut untuk of maritime labour compliance stating
membawa dan memelihara deklarasi the national requirements implementing
kepatuhan ketenagakerjaan maritim this Convention for the working and
yang menyatakan ketentuan nasional living conditions for seafarers and
penerapan Konvensi ini terhadap kondisi setting out the measures adopted by the
kerja dan kehidupan bagi awak kapal shipowner to ensure compliance with
dan menetapkan langkah-langkah the requirements on the ship or ships
yang diadopsi oleh pemilik kapal untuk concerned.
memastikan kepatuhan terhadap
ketentuan pada kapal atau kapal-kapal
bersangkutan.
5. Sertifikat ketenagakerjaan maritim dan 5. The maritime labour certificate and
deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan the declaration of maritime labour
maritim wajib sesuai dengan model yang compliance shall conform to the model
ditetapkan oleh Kaidah ini. prescribed by the Code.
6. Bila otoritas berwenang pada Negara 6. Where the competent authority of the
Anggota atau sebuah organisasi yang Member or a recognized organization
diakui telah diberikan kewenangan duly authorized for this purpose has
secara sah untuk tujuan ini mengetahui ascertained through inspection that a
melalui pengawasan bahwa sebuah ship that flies the Member’s flag meets
kapal yang mengibarkan bendera or continues to meet the standards of
Negara Anggota memenuhi atau this Convention, it shall issue or renew a
terus memenuhi standar-standar maritime labour certificate to that effect
Konvensi ini, otoritas berwenang atau and maintain a publicly available record
organisasi yang diakui tersebut harus of that certificate.
menerbitkan atau memperbaharui
sertifikat ketenagakerjaan maritim
dan menyediakan catatan mengenai
sertifikat tersebut untuk publik.
7. Ketentuan terperinci untuk sertifikat 7. Detailed requirements for the maritime
ketenagakerjaan maritim dan deklarasi labour certificate and the declaration of
kepatuhan ketenagakerjaan maritim, maritime labour compliance, including a
termasuk daftar urusan yang harus list of the matters that must be inspected

Maritime Labour Convention, 2006 181


Peraturan dan Kaidah

diperiksa dan disetujui, ditetapkan and approved, are set out in Part A of the
dalam Bagian A Kaidah ini. Code.

Standar Standard
Standar A5.1.3 – Sertifikat Standard A5.1.3 – Maritime labour
Ketenagakerjaan Maritim dan certificate and declaration of maritime
Deklarasi kepatuhan Ketenagakerjaan labour compliance
Maritim
1. The maritime labour certificate shall
1. Sertifikat ketenagakerjaan maritim be issued to a ship by the competent
wajib diterbitkan untuk sebuah kapal authority, or by a recognized organization
oleh otoritas berwenang, atau oleh duly authorized for this purpose, for
sebuah organisasi yang diakui dengan a period which shall not exceed five
kewenangan resmi selama jangka years. A list of matters that must be
waktu yang melebihi liam tahun. Daftar inspected and found to meet national
permasalahan yang harus diperiksa laws and regulations or other measures
dan memenuhi peraturan perundang- implementing the requirements of this
undangan nasional atau penerapan Convention regarding the working and
ketentuan-ketentuan lain Konvensi living conditions of seafarers on ships
ini menyangkut kondisi kerja dan before a maritime labour certificate can
kehidupan awak kapal di kapal sebelum be issued is found in Appendix A5-I.
sertifikat ketenagakerjaan maritim dapat
diterbitkan tercantum dalam Lampiran
A5-1.
2. Kesahihan sertifikat ketenagakerjaan 2. The validity of the maritime labour
maritim wajib tunduk pada pengawasan certificate shall be subject to an
langsung oleh otoritas berwenang, atau intermediate inspection by the competent
oleh organisasi yang diakui dengan authority, or by a recognized organization
kewenangan resmi untuk hal ini, guna duly authorized for this purpose, to
memastikan kepatuhan secara terus- ensure continuing compliance with the
menerus terhadap ketentuan-ketentuan national requirements implementing
nasional penerapan Konvensi ini. this Convention. If only one intermediate
Bila hanya satu pengawasan tingkat inspection is carried out and the period
menengah dilaksanakan dan periode of validity of the certificate is five years,
kesahihan sertifikat adalah 5 tahun, it shall take place between the second
pemeriksaan tersebut harus dilakukan and third anniversary dates of the
diantara tanggal-tanggal penerbitan certificate. Anniversary date means the
kedua dan ketiga sertifikat tersebut. day and month of each year which will
Tanggal penerbitan merupakan tanggal correspond to the date of expiry of the
dan bulan setiap tahunnya yang maritime labour certificate. The scope
mengacu pata tanggal berakhirnya and depth of the intermediate inspection
sertifikat ketenagakerjaan maritim shall be equal to an inspection for

182 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

tersebut. Ruang lingkup dan kedalaman renewal of the certificate. The certificate
pengawasan tingkat menengah ini shall be endorsed following satisfactory
harus sama dengan pengawasan intermediate inspection.
untuk pembaruan sertifikat. Sertifikat
tersebut wajib dikukuhkan sebagai hasil
pengawasan yang memuaskan.
3. Tanpa mengesampingkan ayat 1 3. Notwithstanding paragraph 1 of this
Standar ini, ketika pengawasan Standard, when the renewal inspection
pembaruan telah dilakukan dalam tiga has been completed within three months
bulan sebelum berakhirnya sertifikat before the expiry of the existing maritime
ketenagakerjaan maritim yang ada, labour certificate, the new maritime
sertifikat ketenagakerjaan maritim baru labour certificate shall be valid from
wajib berlaku dari tanggal selesainya the date of completion of the renewal
pemeriksaan pembaruan untuk jangka inspection for a period not exceeding
waktu yang tidak melebihi lima tahun five years from the date of expiry of the
dari tanggal berakhirnya sertifikat yang existing certificate.
ada.
4. Ketika pengawasan pembaruan selesai 4. When the renewal inspection is
dilakukan lebih dari tiga bulan sebelum completed more than three months
tanggal berakhirnya sertifikat yang ada, before the expiry date of the existing
sertifikat ketenagakerjaan maritim baru maritime labour certificate, the new
wajib berlaku untuk jangka waktu yang maritime labour certificate shall be valid
tidak melebihi lima tahun dari tanggal for a period not exceeding five years
selesainya pemeriksaan pembaruan. starting from the date of completion of
the renewal inspection.
5. Sertifikat ketenagakerjaan maritim bisa 5. A maritime labour certificate may be
diterbitkan secara sementara: issued on an interim basis:
(a) kepada kapal-kapal baru dalam (a) to new ships on delivery;
pengiriman;
(b) ketika sebuah kapal berganti (b) when a ship changes flag; or
bendera; atau
(c) ketika seorang pemilik kapal (c) when a shipowner assumes respon-
mendapat tanggung jawab atas sibility for the operation of a ship
pengoperasian sebuah kapal yang which is new to that shipowner.
adalah baru bagi pemilik kapal
tersebut.
6. Sertifikat ketenagakerjaan maritim 6. An interim maritime labour certificate
sementara bisa diterbitkan untuk suatu may be issued for a period not exceeding
periode yang tidak melebihi enam six months by the competent authority
bulan oleh otoritas berwenang atau or a recognized organization duly
organisasi yang diakui yang mempunyai authorized for this purpose.
kewenangan resmi untuk hal ini.

Maritime Labour Convention, 2006 183


Peraturan dan Kaidah

7. Sebuah sertifikat ketenagakerjaan 7. An interim maritime labour certificate


maritim sementara hanya bisa may only be issued following verification
diterbitkan setelah pembuktian bahwa: that:
(a) kapal telah diperiksa, sejauh bisa (a) the ship has been inspected, as far
diterima dan masuk akal untuk hal- as reasonable and practicable, for
hal yang terdaftar dalam Lampiran the matters listed in Appendix A5-
A5-1, dengan mempertimbangkan I, taking into account verification of
verifikasi hal-hal dalam sub ayat (b), items under subparagraphs (b), (c)
(c) dan (d) ayat ini; and (d) of this paragraph;
(b) pemilik kapal telah menunjukkan (b) the shipowner has demonstrated
kepada otoritas berwenang atau to the competent authority or
organisasi yang diakui bahwa recognized organization that the
kapalnya mempunyai prosedur ship has adequate procedures to
yang mencukupi untuk mematuhi comply with this Convention;
Konvensi ini;
(c) nakhoda sudah terbiasa dengan (c) the master is familiar with the
ketentuan Konvensi ini dan tanggung requirements of this Convention
jawab atas penerapannya; dan and the responsibilities for
implementation; and
(d) informasi yang relevan telah dikirim-
kan kepada otoritas berwenang (d) relevant information has been
atau organisasi yang diakui untuk submitted to the competent
mendapatkan deklarasi kepatuhan authority or recognized organization
ketenagakerjaan maritim. to produce a declaration of maritime
labour compliance.
8. Pengawasan lengkap menurut ayat 1
Standar ini wajib dilaksanakan sebelum 8. A full inspection in accordance with
berakhirnya sertifikat sementara paragraph 1 of this Standard shall be
guna memungkinkan penerbitan carried out prior to expiry of the interim
sertifikat ketenagakerjaan maritim certificate to enable issue of the full-
penuh. Sertifikat sementara tidak bisa term maritime labour certificate. No
diterbitkan lagi dalam enam bulan further interim certificate may be issued
pertama seperti yang disebutkan dalam following the initial six months referred
ayat 6 Standar ini. Deklarasi kepatuhan to in paragraph 6 of this Standard.
tenaga kerja tidak perlu diterbitkan A declaration of maritime labour
untuk jangka waktu berlakunya sertifikat compliance need not be issued for the
sementara. period of validity of the interim certificate.
9. Sertifikat ketenagakerjaan maritim, 9. The maritime labour certificate, the
sertifikat ketenagakerjaan maritim interim maritime labour certificate and
sementara dan deklarasi kepatuhan the declaration of maritime labour
ketenagakerjaan maritim wajib disusun compliance shall be drawn up in the
dalam bentuk yang sama dengan model- form corresponding to the models given
model yang diberikan dalam Lampiran in Appendix A5-II.
A5-II.

184 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

10.
Deklarasi kepatuhan tenaga kerja 10. The declaration of maritime labour
wajib dilampirkan pada sertifikat compliance shall be attached to the
ketenagakerjaan maritim. Deklarasi ini maritime labour certificate. It shall have
wajib mempunyai dua bagian: two parts:
(a) Bagian I harus disusun oleh (a) Part I shall be drawn up by the
otoritas berwenang yang harus: competent authority which shall:
(i) mengidentifikasi daftar hal-hal (i) identify the list of matters to
yang akan diperiksa menurut ayat be inspected in accordance with
1 Standar ini; (ii) mengidentifikasi paragraph 1 of this Standard; (ii)
ketentuan-ketentuan nasional yang identify the national requirements
memuat ketentuan yang relevan embodying the relevant provisions
dengan Konvensi ini dengan of this Convention by providing a
memberikan referensi terhadap reference to the relevant national
ketentuan hukum nasional dan legal provisions as well as, to
juga sejauh dipandang perlu, the extent necessary, concise
memberikan informasi singkat information on the main content of
mengenai isi ketentuan nasional; the national requirements; (iii) refer
(iii) merujuk pada ketentuan to ship-type specific requirements
khusus jenis kapal menurut under national legislation; (iv)
peraturan nasional; (iv) mencatat record any substantially equivalent
setiap ketentuan yang setara yang provisions adopted pursuant to
diadopsi berdasarkan ayat 3 Pasal paragraph 3 of Article VI; and (v)
VI Konvensi ini; dan (v) secara jelas clearly indicate any exemption
menunjukkan setiap pengecualian granted by the competent authority
yang diberikan oleh otoritas as provided in Title 3; and
berwenang seperti yang tercantum
dalam Judul 3; dan
(b) Bagian II wajib disusun oleh pemilik (b) Part II shall be drawn up by the
kapal dan wajib mengidentifikasi shipowner and shall identify the
langkah-langkah yang diadopsi measures adopted to ensure
untuk menjamin kepatuhan terus- ongoing compliance with the
menerus terhadap ketentuan national requirements between
nasional di antara pengawasan, inspections and the measures
dan tindakan yang diusulkan untuk proposed to ensure that there is
memastikan adanya perbaikan continuous improvement.
terus menerus.
Otoritas berwenang atau organisasi The competent authority or
yang diakui mempunyai kewenangan recognized organization duly
resmi untuk maksud ini wajib authorized for this purpose shall
menjamin Bagian II dan harus certify Part II and shall issue the
menerbitkan deklarasi kepatuhan declaration of maritime labour
ketenagakerjaan maritim. compliance.

Maritime Labour Convention, 2006 185


Peraturan dan Kaidah

11. Hasil-hasil seluruh pemeriksaan atau 11. The results of all subsequent inspections
verifikasi selanjutnya yang dilaksanakan or other verifications carried out with
menyangkut kapal bersangkutan respect to the ship concerned and any
dan setiap defisiensi signifikan yang significant deficiencies found during
ditemukan selama verifikasi tersebut any such verification shall be recorded,
wajib dicatat, bersama-sama dengan together with the date when the
tanggal ketika defisiensi itu telah deficiencies were found to have been
diperbaiki. Catatan ini, disertai dengan remedied. This record, accompanied by
terjemahan bahasa Inggrisnya jika an English-language translation where it
bukan dalam bahasa Inggris, wajib, is not in English, shall, in accordance with
berdasarkan peraturan perundang- national laws or regulations, be inscribed
undangan nasional, dibukukan atau upon or appended to the declaration of
dilampirkan ke dalam deklarasi maritime labour compliance or made
kepatuhan ketenagakerjaan maritim available in some other way to seafarers,
atau tersedia dengan cara lain bagi flag State inspectors, authorized officers
awak kapal, pemeriksa Negara bendera, in port States and shipowners’ and
para pejabat yang berwenang di Negara seafarers’ representatives.
pelabuhan dan perwakilan pemilik kapal
dan perwakilan awak kapal.
12. Suatu sertifikat ketenagakerjaan 12. A current valid maritime labour
maritim dan deklarasi kepatuhan certificate and declaration of maritime
ketenagakerjaan maritim yang ada labour compliance, accompanied by
dan berlaku, yang disertai dengan an English-language translation where
terjemahan bahasa Inggrisnya jika it is not in English, shall be carried on
sertifikat dan deklarasi itu bukan dalam the ship and a copy shall be posted in
bahasa Inggris, wajib tersedia di atas a conspicuous place on board where
kapal dan salinannya harus ditempelkan it is available to the seafarers. A copy
di tempat yang dapat dilihat dengan jelas shall be made available in accordance
oleh awak kapal. Salinan dokumen ini with national laws and regulations,
harus tersedia atas permintaan sesuai upon request, to seafarers, flag State
dengan peraturan perundang-undangan inspectors, authorized officers in port
nasional, bagi awk kapal, pengawas States, and shipowners’ and seafarers’
Negara bendera, pejabat berwenang representatives.
di Negara pelabuhan, dan perwakilan
pemilik kapal dan perwakilan awak
kapal.
13.
Ketentuan mengenai terjemahan 13. The requirement for an English-language
bahasa Inggris dalam ayat 11 dan 12 translation in paragraphs 11 and 12 of
Standar ini tidak berlaku pada kasus this Standard does not apply in the case
kapal-kapal yang tidak terlibat dalam of a ship not engaged in an international
pelayaran internasional. voyage.
14. Sertifikat yang diterbitkan di bawah ayat 14. A certificate issued under paragraph 1
1 atau 5 Standar ini pemberlakuannya or 5 of this Standard shall cease to be
terhenti dalam kasus-kasus berikut: valid in any of the following cases:

186 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(a) bila pemeriksaan yang relevan tidak (a) if the relevant inspections are
diselesaikan dalam jangka waktu not completed within the periods
yang ditetapkan di bawah paragraf specified under paragraph 2 of this
2 Standar ini; Standard;
(b) bila sertifikatnya tidak dikukuhkan (b) if the certificate is not endorsed in
menurut paragraf 2 Standar ini; accordance with paragraph 2 of this
Standard;
(c) ketika sebuah kapal mengganti (c) when a ship changes flag;
bendera;
(d) when a shipowner ceases to assume
(d) ketika seorang pemilik kapal the responsibility for the operation
berhenti memikul tanggung jawab of a ship; and
atas operasi suatu kapal; dan
(e) when substantial changes have
(e) ketika dilakukan perubahan besar been made to the structure or
pada struktur atau perlengkapan equipment covered in Title 3.
yang dicakup dalam Judul 3.
15. Pada kasus seperti disebutkan dalam 15. In the case referred to in paragraph
ayat 14 (c), (d) atau (e) Standar ini, 14(c), (d) or (e) of this Standard, a new
sertifikat baru hanya diterbitkan ketika certificate shall only be issued when
otoritas berwenang atau organisasi yang the competent authority or recognized
diakui yang menerbitkan sertifikat baru organization issuing the new certificate
benar-benar puas bahwa kapal dalam is fully satisfied that the ship is in
kondisi memenuhi ketentuan-ketentuan compliance with the requirements of
Standar ini. this Standard.
16. Sebuah sertifikat ketenagakerjaan 16. A maritime labour certificate shall be
maritim harus dicabut oleh otoritas withdrawn by the competent authority
berwenang atau organisasi yang or the recognized organization duly
diakui dengan kewenangan resmi dari authorized for this purpose by the flag
Negara bendera untuk hal ini, bila ada State, if there is evidence that the ship
bukti bahwa kapal yang bersangkutan concerned does not comply with the
tidak mematuhi ketentuan-ketentuan requirements of this Convention and any
Konvensi ini dan setiap tindakan required corrective action has not been
perbaikan yang dipersyaratkan tidak taken.
dilaksanakan.
17.
Ketika mempertimbangkan apakah 17. When considering whether a maritime
sebuah sertifikat ketenagakerjaan labour certificate should be withdrawn
maritim harus dicabut sesuai dengan in accordance with paragraph 16 of this
ayat 16 Standar ini, otoritas berwenang Standard, the competent authority or
atau organisasi yang diakui harus the recognized organization shall take
mempertimbangkan keseriusan atau into account the seriousness or the
kekerapan terjadinya defisiensi. frequency of the deficiencies.

Maritime Labour Convention, 2006 187


Peraturan dan Kaidah

Pedoman Guideline
Pedoman B5.1.3 – Sertifikat Guideline B5.1.3 – Maritime labour
Ketenagakerjaan Maritim dan certificate and declaration of maritime
Deklarasi Kepatuhan Ketenagakerjaan labour compliance
Maritim

1. Pernyataan ketentuan nasional dalam 1. The statement of national requirements


Bagian I pada deklarasi kepatuhan in Part I of the declaration of maritime
ketenagakerjaan maritim harus labour compliance should include
mencakup atau disertai dengan referensi or be accompanied by references to
peraturan nasional yang berhubungan the legislative provisions relating to
dengan kondisi kerja dan kehidupan seafarers’ working and living conditions
awak kapal pada tiap hal yang terdaftar in each of the matters listed in Appendix
pada Lampiran A5-1. Jika peraturan A5-I. Where national legislation precisely
nasional telah mengikuti ketentuan- follows the requirements stated in this
ketentuan dalam Konvensi ini, yang Convention, a reference may be all that
diperlukan hanyalah referensi. Jika is necessary. Where a provision of the
ketentuan Konvensi ini telah diterapkan Convention is implemented through
melalui ketentuan yang serupa seperti substantial equivalence as provided
tercantum dalam ayat 3 Pasal VI, under Article VI, paragraph 3, this
ketentuan ini harus diidentifikasi dan provision should be identified and a
diberikan penjelasan singkat. Jika concise explanation should be provided.
pengecualian diberikan oleh otoritas Where an exemption is granted by the
berwenang seperti dimaksud Judul competent authority as provided in Title
3, ketentuan khusus atau ketentuan- 3, the particular provision or provisions
ketentuan yang terkait harus ditunjukkan concerned should be clearly indicated.
secara jelas.
2. Langkah-langkah yang disebutkan 2. The measures referred to in Part II
dalam Bagian II deklarasi kepatuhan of the declaration of maritime labour
ketenagakerjaan maritim, yang disusun compliance, drawn up by the shipowner,
oleh pemilik kapal, harus, secara should, in particular, indicate the
khusus, memperlihatkan kesempatan occasions on which ongoing compliance
di mana kepatuhan terus menerus with particular national requirements
terhadap ketentuan nasional tertentu will be verified, the persons responsible
akan diverifikasi, orang-orang yang for verification, the records to be taken,
bertanggungjawab atas verifikasi, as well as the procedures to be followed
catatan-catatan yang akan diambil where non-compliance is noted. Part
serta prosedur-prosedur yang akan II may take a number of forms. It
diikuti bilamana ketidakpatuhan could make reference to other more
dilaporkan. Bagian II bisa mengambil comprehensive documentation covering
sejumlah bentuk. Ini dapat merujuk policies and procedures relating to
pada dokumentasi lain yang lebih other aspects of the maritime sector,
komprehensif yang mencakup berbagai for example documents required by the

188 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

kebijakan dan prosedur yang berkaitan International Safety Management (ISM)


dengan aspek-aspek lain pada Code or the information required by
sektor maritim, misalnya dokumen- Regulation 5 of the SOLAS Convention,
dokumen yang diperlukan oleh Kaidah Chapter XI-1 relating to the ship’s
Manajemen Keselamatan Internasional Continuous Synopsis Record.
(International Safety Management/ISM)
Code atau informasi yang diperlukan
oleh Peraturan 5 Konvesi SOLAS bab XI-1
yang yang berkaitan dengan Sinopsis
Pendataan Berkelanjutan kapal.
3. Langkah-langkah untuk menjamin 3. The measures to ensure ongoing
kepatuhan secara terus-menerus compliance should include general
harus mencakup ketentuan-ketentuan international requirements for the
internasional umum bagi pemilik shipowner and master to keep
kapal dan nakhoda untuk menjadikan themselves informed of the latest
mereka terinformasi tentang kemajuan- advances in technology and scientific
kemajuan teknologi dan temuan-temuan findings concerning workplace design,
ilmiah menyangkut desain tempat kerja, taking into account the inherent dangers
dengan mempertimbangkan bahaya of seafarers’ work, and to inform the
terkait pekerjaan awak kapal, dan seafarers’ representatives accordingly,
menginformasikan kepada perwakilan thereby guaranteeing a better level of
para awak kapal, guna menjamin protection of the seafarers’ working and
perlindungan yang lebih baik terhadap living conditions on board.
kondisi kerja dan kehidupan awak kapal
di atas kapal.
4. Deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan 4. The declaration of maritime labour
maritim harus, terutama, disusun compliance should, above all, be drafted
menurut terminologi yang jelas yang in clear terms designed to help all
dirancang untuk membantu semua persons concerned, such as flag State
orang terkait, misalnya para pemeriksa inspectors, authorized officers in port
Negara bendera, pejabat berwenang States and seafarers, to check that
di Negara pelabuhan dan awak kapal, the requirements are being properly
untuk memeriksa apakah ketentuan- implemented.
ketentuan telah diterapkan dengan
benar.
5. Contoh mengenai jenis informasi yang 5. An example of the kind of information
bisa dimuat dalam sebuah deklarasi that might be contained in a declaration
kepatuhan tenaga kerja diberikan dalam of maritime labour compliance is given
Lampiran B5-I. in Appendix B5-I.
6. Jika suatu kapal mengganti bendera 6. When a ship changes flag as referred
sebagaimana tercantum dalam ayat to in Standard A5.1.3, paragraph 14(c),
14(c) Standar A5.1.3, dan jika kedua and where both States concerned have
negara terkait telah meratifikasi ratified this Convention, the Member

Maritime Labour Convention, 2006 189


Peraturan dan Kaidah

Konvensi ini, Negara Anggota yang whose flag the ship was formerly entitled
benderanya dulu dikibarkan harus to fly should, as soon as possible,
segera mengirimkan kepada otoritas transmit to the competent authority of
berwenang di negara anggota lainnya the other Member copies of the maritime
salinan sertifikat ketenagakerjaan labour certificate and the declaration
maritim dan deklarasi kepatuhan tenaga of maritime labour compliance carried
kerja yang dibawa oleh kapal sebelum by the ship before the change of flag
pergantian bendera, dan apabila sesuai, and, if applicable, copies of the relevant
salinan laporan pemeriksaan yang inspection reports if the competent
relevan, apabila otoritas berwenang authority so requests within three
meminta dalam waktu tiga bulan setelah months after the change of flag has
pergantian bendera terjadi. taken place.

Peraturan Regulation

Peraturan 5.1.4 – Pengawasan dan Regulation 5.1.4 – Inspection and


Penegakkan enforcement

1. Setiap Negara Anggota wajib memasti- 1. Each Member shall verify, through an
kan, melalui sistem pengawasan, effective and coordinated system of
monitoring dan tindakan pengawasan regular inspections, monitoring and
lain yang dilakukan secara rutin dan other control measures, that ships that
efektif serta terkoordinasi, bahwa kapal- fly its flag comply with the requirements
kapal yang mengibarkan bendera negara of this Convention as implemented in
tersebut mematuhi ketentuan-ketentuan national laws and regulations.
Konvensi ini sebagaimana diterapkan
dalam peraturan perundang-undangan
nasional.
2. Ketentuan-ketentuan terperinci tentang 2. Detailed requirements regarding the
sistem pengawasan dan penegakkan inspection and enforcement system
yang disebutkan dalam ayat 1 Peraturan referred to in paragraph 1 of this
ini ditetapkan dalam Bagian A Kaidah Regulation are set out in Part A of the
ini. Code.

Standar Standard
Standar A5.1.4 – Pengawasan dan Standard A5.1.4 – Inspection and
Penegakkan enforcement

1. Setiap Negara Anggota wajib mempunyai 1. Each Member shall maintain a system
sistem pengawasan kondisi awak kapal of inspection of the conditions for
pada kapal-kapal yang mengibarkan seafarers on ships that fly its flag

190 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

benderanya, termasuk verifikasi tentang which shall include verification that the
langkah-langkah yang berhubungan measures relating to working and living
dengan kondisi kerja dan kehidupan yang conditions as set out in the declaration
ditetapkan dalam deklarasi kepatuhan of maritime labour compliance, where
ketenagakerjaan maritim, apabila dapat applicable, are being followed, and that
diterapkan, telah dilaksanakan dan the requirements of this Convention are
bahwa ketentuan-ketentuan Konvensi met.
ini telah dipenuhi.
2. Otoritas berwenang wajib menunjuk 2. The competent authority shall appoint a
pengawas yang cakap dan berjumlah sufficient number of qualified inspectors
cukup untuk memenuhi tanggung to fulfil its responsibilities under
jawabnya di bawah ayat 1 Standar ini. paragraph 1 of this Standard. Where
Apabila organisasi-organisasi yang recognized organizations have been
diakui telah diberi kewenangan untuk authorized to carry out inspections, the
melaksanakan pengawasan, Negara Member shall require that personnel
Anggota tersebut wajib mensyaratkan carrying out the inspection are qualified
bahwa personel yang melaksanakan to undertake these duties and shall
pengawasan itu cakap dalam provide them with the necessary legal
melaksanakan kewajiban-kewajiban ini authority to perform their duties.
dan harus melengkapi mereka dengan
kewenangan yang diperlukan guna
melaksanakan tugas-tugas mereka.
3. Ketentuan yang memadai wajib dibuat 3. Adequate provision shall be made to
untuk memastikan bahwa pengawas ensure that the inspectors have the
telah memiliki pelatihan, kompetensi, training, competence, terms of reference,
kerangka acuan, kemampuan, status powers, status and independence
dan independensi yang diperlukan atau necessary or desirable so as to enable
dibutuhkan sehingga memungkinkan them to carry out the verification and
mereka melaksanakan verifikasi dan ensure the compliance referred to in
memastikan kepatuhan yang disebutkan paragraph 1 of this Standard.
dalam ayat 1 Standar ini.
4. Pengawasan wajib dilakukan dengan 4. Inspections shall take place at the
selang waktu sesuai yang dipersyaratkan intervals required by Standard A5.1.3,
oleh Standar A5.1.3, yang dapat where applicable. The interval shall in no
diterapkan. Selang waktu tersebut, case exceed three years.
dalam kasus apapun, tidak boleh
melebihi tiga tahun.
5. Bila satu Negara Anggota menerima 5. If a Member receives a complaint
keluhan yang dipertimbangkan which it does not consider manifestly
sebagai tidak berdasar atau memiliki unfounded or obtains evidence that a
bukti bahwa kapal yang mengibarkan ship that flies its flag does not conform
benderanya tidak mematuhi ketentuan- to the requirements of this Convention
ketentuan Konvensi ini atau bahwa ada or that there are serious deficiencies in

Maritime Labour Convention, 2006 191


Peraturan dan Kaidah

defisiensi yang serius dalam penerapan the implementation of the measures set
langkah-langkah yang ditetapkan dalam out in the declaration of maritime labour
deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan compliance, the Member shall take
maritim, Negara Anggota wajib the steps necessary to investigate the
mengambil langkah-langkah yang matter and ensure that action is taken
diperlukan untuk menyelidiki urusan ini to remedy any deficiencies found.
dan memastikan tindakan telah diambil
guna memperbaiki setiap defisiensi yang
ditemukan.
6. Aturan-aturan yang mencukupi wajib 6. Adequate rules shall be provided and
diberikan dan ditegakkan secara efektif effectively enforced by each Member in
oleh setiap Negara Anggota guna order to guarantee that inspectors have
menjamin bahwa para pengawas telah the status and conditions of service to
memiliki status dan kondisi layanan ensure that they are independent of
yang memastikan bahwa mereka bebas changes of government and of improper
dari perubahan-perubahan dalam external influences.
pemerintahan dan dari pengaruh-
pengaruh luar yang tidak benar.
7. Para pengawas, yang ditempatkan 7. Inspectors, issued with clear guidelines
menurut pedoman yang jelas as to the tasks to be performed and
menyangkut tugas-tugas yang akan provided with proper credentials, shall
dilaksanakan serta dilengkapi dengan be empowered:
surat penugasan yang sesuai, harus
diberdayakan:
(a) untuk naik keatas kapal yang (a) to board a ship that flies the
mengibarkan bendera Negara Member’s flag;
anggota;
(b) to carry out any examination, test
(b)
untuk melaksanakan setiap or inquiry which they may consider
pengawasan, pengujian atau necessary in order to satisfy
penyelidikan yang dianggap perlu themselves that the standards are
guna meyakinkan bahwa standar being strictly observed; and
telah dilaksanakan secara ketat;
dan (c) to require that any deficiency is
remedied and, where they have
(c)
untuk mensyaratkan bahwa grounds to believe that deficiencies
setiap defisiensi diperbaiki dan, constitute a serious breach of the
apabila mereka mempunyai dasar requirements of this Convention
untuk percaya bahwa defisiensi (including seafarers’ rights), or
merupakan pelanggaran serius represent a significant danger to
terhadap ketentuan Konvensi ini seafarers’ safety, health or security,
(termasuk hak para awak kapal), to prohibit a ship from leaving port
atau menggambarkan suatu until necessary actions are taken.
bahaya yang signifikan terhadap

192 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

keselamatan, kesehatan atau


keamanan para awak kapal, untuk
mencegah kapal meninggalkan
pelabuhan hingga tindakan yang
diperlukan telah diambil.
8. Setiap tindakan yang diambil sesuai 8. Any action taken pursuant to paragraph
dengan ayat 7(c) Standar ini wajib 7(c) of this Standard shall be subject
tunduk pada hak banding kepada to any right of appeal to a judicial or
otoritas yudisial atau administratif. administrative authority.
9. Para pengawas wajib mempunyai 9. Inspectors shall have the discretion
keleluasaan untuk memberikan to give advice instead of instituting or
saran bukannya melembagakan atau recommending proceedings when there
merekomendasikan tindakan-tindakan is no clear breach of the requirements
ketika tidak ada pelanggaran yang of this Convention that endangers the
jelas terhadap ketentuan Konvensi ini safety, health or security of the seafarers
yang membahayakan keselamatan, concerned and where there is no prior
kesehatan atau keamanan awak kapal history of similar breaches.
bersangkutan dan di mana tidak ada
sejarah pelanggaran serupa.
10. Para pengawas wajib memberlakukan 10. Inspectors shall treat as confidential the
kerahasiaan sumber terhadap source of any grievance or complaint
setiap keberatan atau keluhan yang alleging a danger or deficiency in
menyatakan suatu bahaya atau relation to seafarers’ working and
defisiensi berkenaan dengan kondisi living conditions or a violation of laws
kerja dan kehidupan awak kapal atau and regulations and give no intimation
suatu pelanggaran terhadap peraturan to the shipowner, the shipowner’s
perundang-undangan dan tidak representative or the operator of the
memberitahukan kepada pemilik kapal, ship that an inspection was made as
perwakilan pemilik kapal atau operator a consequence of such a grievance or
kapal bahwa suatu pengawasan sedang complaint.
dilakukan sebagai akibat dari keberatan
atau keluhan tersebut.
11. Para pengawas tidak boleh dibebani 11. Inspectors shall not be entrusted
dengan tugas-tugas yang mungkin with duties which might, because of
dikarenakan jumlah atau sifatnya, their number or nature, interfere with
mengganggu pemeriksaan yang efektif effective inspection or prejudice in any
atau mempengaruhi kewenangan atau way their authority or impartiality in their
ketidakberpihakan dalam hubungan relations with shipowners, seafarers or
mereka dengan pemilik kapal, awak other interested parties. In particular,
kapal atau pihak-pihak lain yang inspectors shall:
berkepentingan, Secara khusus, para
pengawas wajib:

Maritime Labour Convention, 2006 193


Peraturan dan Kaidah

(a) dilarang mempunyai kepentingan (a) be prohibited from having any direct
langsung atau tidak langsung dalam or indirect interest in any operation
operasi apapun di mana mereka which they are called upon to
diminta untuk mengawasi; dan inspect; and
(b) tunduk kepada sanksi atau (b) subject to appropriate sanctions or
tindakan disiplin yang sesuai, tidak disciplinary measures, not reveal,
mengungkapkan, bahkan setelah even after leaving service, any
meninggalkan tugas, setiap rahasia commercial secrets or confidential
komersial atau proses kerja yang working processes or information of
rahasia atau informasi yang bersifat a personal nature which may come
pribadi yang mungkin merupakan to their knowledge in the course of
pengetahuan mereka dalam masa their duties.
penugasan.
12. Para pengawas wajib menyerahkan 12. Inspectors shall submit a report of each
laporan dari setiap pemeriksaan inspection to the competent authority.
kepada otoritas berwenang. Satu One copy of the report in English or in
salinan laporan dalam bahasa Inggris the working language of the ship shall
atau dalam bahasa kerja kapal harus be furnished to the master of the ship
dikirimkan kepada nakhoda kapal dan and another copy shall be posted on the
salinan lain wajib dipasang pada papan ship’s notice board for the information of
pengumuman kapal sebagai informasi the seafarers and, upon request, sent to
tentang awak kapal dan berdasarkan their representatives.
permintaan, dikirim kepada perwakilan
mereka.
13. Otoritas berwenang dari setiap Negara 13. The competent authority of each Member
Anggota wajib menyimpan catatan- shall maintain records of inspections of
catatan pengawasan mengenai the conditions for seafarers on ships
kondisi awak kapal di atas kapal that fly its flag. It shall publish an annual
yang mengibarkan bendera negara report on inspection activities within
tersebut. Negara Anggota tersebut wajib a reasonable time, not exceeding six
mempublikasikan laporan tahunan months, after the end of the year.
tentang aktivitas pengawasan dalam
jangka waktu yang wajar, tidak melebihi
enam bulan setelah berakhirnya tahun.
14. Pada kasus penyelidikan mengenai 14. In the case of an investigation pursuant
sebuah insiden besar, laporan tersebut to a major incident, the report shall be
harus diserahkan kepada otoritas submitted to the competent authority as
berwenang sesegera mungkin tetapi soon as practicable, but not later than
tidak lebih lambat dari satu bulan one month following the conclusion of
setelah penyelidikan diselesaikan. the investigation.
15. Ketika dilakukan suatu pengawasan 15. When an inspection is conducted or
atau ketika diambil langkah-langkah when measures are taken under this
berdasarkan Standar ini, semua upaya Standard, all reasonable efforts shall be

194 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

wajar wajib dilakukan untuk menghindari made to avoid a ship being unreasonably
penahanan kapal atau penangguhan detained or delayed.
pelayarannya secara tidak wajar.
16. Kompensasi wajib dibayarkan sesuai 16. Compensation shall be payable in
peraturan perundang-undangan nasional accordance with national laws and
atas setiap kerugian atau kerusakan regulations for any loss or damage
yang diderita sebagai akibat dari suffered as a result of the wrongful
penggunaan kekuasaan para pengawas exercise of the inspectors’ powers. The
yang salah. Beban pembuktian dalam burden of proof in each case shall be on
setiap kasusnya harus berada di pihak the complainant.
yang mengajukan keluhan.
17. Sejumlah penalti dan langkah perbaikan 17. Adequate penalties and other
lain yang memadai terhadap pelanggaran corrective measures for breaches of
ketentuan-ketentuan Konvensi ini (ter- the requirements of this Convention
masuk hak-hak para awak kapal) dan (including seafarers’ rights) and
penghambatan terhadap para pemeriksa for obstructing inspectors in the
dalam pelaksanaan tugas mereka harus performance of their duties shall be
ditetapkan dan ditegakkan secara efektif provided for and effectively enforced by
oleh setiap Negara Anggota. each Member.

Pedoman Guideline

Pedoman B5.1.4 – Pengawasan dan Guideline B5.1.4 – Inspection and


Penegakkan enforcement

1. Otoritas berwenang dan setiap dinas 1. The competent authority and any other
atau pihak berwenang lainnya yang service or authority wholly or partly
sepenuhnya atau sebagiannya terkait concerned with the inspection of
dengan pemeriksaan kondisi kerja seafarers’ working and living conditions
dan kehidupan para awak kapal harus should have the resources necessary to
mempunyai sumberdaya yang diperlukan fulfil their functions. In particular:
untuk memenuhi fungsi-fungsi mereka.
Secara khusus:
(a) setiap Negara Anggota harus (a) each Member should take the
mengambil langkah-langkah yang necessary measures so that duly
diperlukan sehingga para ahli qualified technical experts and
dan spesialis yang memenuhi specialists may be called upon,
persyaratan teknis sebagaimana as needed, to assist in the work of
mestinya bisa diundang, sesuai inspectors; and
keperluan, untuk membantu
pekerjaan para pemeriksa;

Maritime Labour Convention, 2006 195


Peraturan dan Kaidah

(b) para pengawas harus mendapatkan (b) inspectors should be provided


tempat kerja yang nyaman, with conveniently situated
perlengkapan dan alat transportasi premises, equipment and means of
yang memadai untuk mencapai transport adequate for the efficient
kinerja yang efisien dalam tugas- performance of their duties.
tugas mereka.
2.
Otoriras berwenang harus 2. The competent authority should develop
mengembangkan suatu kebijakan a compliance and enforcement policy
kepatuhan dan penegakkan untuk to ensure consistency and otherwise
memastikan konsistensi dan sebaliknya guide inspection and enforcement
membimbing kegiatan pemeriksaan activities related to this Convention.
dan penegakkan yang berkaitan dengan Copies of this policy should be provided
Konvensi ini. Salinan-salinan kebijakan to all inspectors and relevant law-
ini harus diberikan kepada semua enforcement officials and should
pemeriksa dan para pejabat penegakkan be made available to the public and
hukum yang relevan dan harus tersedia shipowners and seafarers.
bagi publik dan para pemilik kapal serta
awak kapal.
3. Otoritas berwenang harus menetap- 3. The competent authority should establish
kan prosedur sederhana guna simple procedures to enable it to receive
memungkinkannya menerima informasi information in confidence concerning
secara rahasia menyangkut kemungkinan possible breaches of the requirements
pelanggaran terhadap ketentuan- of this Convention (including seafarers’
ketentuan Konvensi ini (termasuk hak- rights) presented by seafarers directly or
hak para awak kapal) yang disampaikan by representatives of the seafarers, and
oleh awak kapal baik secara langsung permit inspectors to investigate such
maupun melalui perwakilan awak kapal, matters promptly, including:
dan memungkinkan para pengawas
menyelidiki perkara-perkara tersebut
dengan segera, termasuk:
(a) memungkinkan para nakhoda, (a) enabling masters, seafarers or
awak kapal atau perwakilan awak representatives of the seafarers to
kapal untuk meminta pemeriksaan request an inspection when they
jika dianggap perlu; dan consider it necessary; and
(b) memasok informasi dan saran (b) supplying technical information and
teknis kepada para pemilik kapal advice to shipowners and seafarers
dan awak kapal serta organisasi- and organizations concerned as
organisasi terkait menyangkut cara- to the most effective means of
cara paling efektif untuk mematuhi complying with the requirements
ketentuan-ketentuan Konvensi ini of this Convention and of bringing
untuk mendorong peningkatan about a continual improvement in
secara terus-menerus terhadap seafarers’ on-board conditions.
kondisi awak kapal di atas kapal.

196 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

4. Para pengawas harus sepenuhnya 4. Inspectors should be fully trained and


terlatih dan mencukupi jumlahnya sufficient in numbers to secure the
guna menjamin pelaksanaan tugas efficient discharge of their duties with
mereka secara efisien dengan due regard to:
mempertimbangankan:
(a) pentingnya tugas-tugas yang harus (a) the importance of the duties which
dilaksanakan oleh para pengawas, the inspectors have to perform, in
khususnya jumlah, sifat dan ukuran particular the number, nature and
kapal-kapal yang menjadi subyek size of ships subject to inspection
pemeriksaan serta jumlah dan and the number and complexity of
kompleksitas ketentuan hukum the legal provisions to be enforced;
yang akan ditegakkan;
(b) sumberdaya yang dapat digunakan (b) the resources placed at the disposal
oleh para pengawas; dan of the inspectors; and
(c) kondisi praktis yang mempengaruhi (c) the practical conditions under which
pelaksanaan pemeriksaan agar inspections must be carried out in
menjadi efektif. order to be effective.
5. Tunduk pada setiap kondisi perekrutan 5. Subject to any conditions for recruitment
pegawai negeri yang mungkin ditentukan to the public service which may be
oleh peraturan perundang-undangan prescribed by national laws and
nasional, para pengawas harus memiliki regulations, inspectors should have
kualifikasi dan pelatihan yang memadai qualifications and adequate training to
untuk melaksanakan tugas mereka perform their duties and where possible
dan bila mungkin harus mempunyai should have a maritime education or
pendidikan maritim atau pengalaman experience as a seafarer. They should
sebagai seorang awak kapal. Mereka have adequate knowledge of seafarers’
harus mempunyai pengetahuan yang working and living conditions and of the
memadai mengenai kondisi kerja dan English language.
kehidupan awak kapal serta bahasa
Inggris.
6. Langkah-langkah harus diambil untuk 6. Measures should be taken to provide
melengkapi para pengawas dengan inspectors with appropriate further
pelatihan lebih lanjut yang memadai training during their employment.
selama masa kerja mereka.
7. Semua pengawas harus mempunyai 7. All inspectors should have a clear
pemahaman yang jelas tentang understanding of the circumstances in
keadaan di mana suatu pemeriksaan which an inspection should be carried
harus dilaksanakan, ruang lingkup out, the scope of the inspection to be
pemeriksaan yang akan dilaksanakan carried out in the various circumstances
dalam beragam keadaan yang disebutkan referred to and the general method of
dan metode umum pemeriksaan. inspection.

Maritime Labour Convention, 2006 197


Peraturan dan Kaidah

8. Para pengawas yang dilengkapi dengan 8. Inspectors provided with proper


dokumen penugasan resmi di bawah credentials under the national law
hukum nasional paling tidak harus should at a minimum be empowered:
diberdayakan:
(a) untuk naik ke atas kapal dengan (a) to board ships freely and without
bebas dan tanpa pemberitahuan previous notice; however, when
sebelumnya; namun, ketika memulai commencing the ship inspection,
pemeriksaan kapal, para pengawas inspectors should provide
harus memberikan pemberitahuan notification of their presence to the
tentang keberadaan mereka kepada master or person in charge and,
nahkaidah atau penanggungjawab where appropriate, to the seafarers
dan, bilamana perlu, kepada awak or their representatives;
kapal atau perwakilan mereka;
(b)
untuk menanyakan kepada (b) to question the master, seafarer
nakhoda, awak kapal atau setiap or any other person, including
orang lain, termasuk pemilik kapal the shipowner or the shipowner’s
atau perwakilan pemilik kapal, representative, on any matter
tentang setiap perkara menyangkut concerning the application of the
penerapan ketentuan-ketentuan requirements under laws and
di bawah peraturan perundang- regulations, in the presence of any
undangan, dihadapan saksi yang witness that the person may have
diminta oleh orang tersebut; requested;
(c) untuk mengharuskan penerbitan (c) to require the production of
buku, logbook, buku daftar, sertifikat any books, log books, registers,
atau dokumen atau informasi lain certificates or other documents
yang berkaitan langsung dengan or information directly related to
urusan-urusan pemeriksaan, matters subject to inspection, in
sebagai upaya membuktikan order to verify compliance with
kepatuhan terhadap peraturan the national laws and regulations
perundang-undangan nasional yang implementing this Convention;
menerapkan Konvensi ini;
(d) untuk menegakkan pemasangan (d) to enforce the posting of notices
pemberitahuan yang dipersyaratkan required under the national laws
di bawah peraturan perundang- and regulations implementing this
undangan nasional yang Convention;
menerapkan Konvensi ini;
(e) Untuk mengambil atau membuang, (e) to take or remove, for the purpose
demi tujuan analisis, sampel- of analysis, samples of products,
sampel produk, kargo, air minum, cargo, drinking water, provisions,
ketentuan dan materi dan zat yang materials and substances used or
digunakan atau ditangani; handled;

198 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

(f) menindaklanjuti pemeriksaan, (f) following an inspection, to bring


untuk segera menjadi perhatian immediately to the attention of the
pemilik kapal, operator kapal atau shipowner, the operator of the ship
nakhoda, mengenai defisiensi yang or the master, deficiencies which
bisa mempengaruhi kesehatan dan may affect the health and safety of
keselamatan orang-orang yang ada those on board ship;
di atas kapal;
(g)
untuk mengingatkan otoritas (g) to alert the competent authority
berwenang dan, apabila and, if applicable, the recognized
memungkinkan, organisasi yang organization to any deficiency or
diakui terhadap setiap defisiensi abuse not specifically covered
atau penyalahgunaan yang by existing laws or regulations
tidak secara khusus dicakup and submit proposals to them for
oleh hukum atau peraturan the improvement of the laws or
perundang-undangan yang ada regulations; and
dan menyerahkan proposal kepada
mereka untuk peningkatan hukum
atau regulasi; dan
(h) untuk memberitahukan otoritas (h) to notify the competent authority
berwenang tentang setiap cidera of any occupational injuries or
atau penyakit akibat kerja yang diseases affecting seafarers in such
mempengaruhi awak kapal dalam cases and in such manner as may be
kasus dan cara tertentu seperti yang prescribed by laws and regulations.
mungkin ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan.
9. Ketika sebuah sampel yang disebutkan 9. When a sample referred to in paragraph
dalam ayat 8 (e) Pedoman ini tengah 8(e) of this Guideline is being taken
diambil atau dipindahkan, pemilik or removed, the shipowner or the
kapal atau perwakilan pemilik kapal, shipowner’s representative, and where
dan bilamana perlu awak kapal, appropriate a seafarer, should be
harus diberitahukan atau hadir pada notified or should be present at the time
saat pengambilan atau pemindahan. the sample is taken or removed. The
Kuantitas sampel tersebut harus dicatat quantity of such a sample should be
dengan benar oleh pengawas. properly recorded by the inspector.
10. Laporan tahunan yang dipublikasikan 10. The annual report published by the
oleh otoritas berwenang dari masing- competent authority of each Member, in
masing Negara Anggota berkenaan respect of ships that fly its flag, should
dengan kapal-kapal yang mengibarkan contain:
bendera negaranya, harus memuat:
(a) sebuah daftar hukum dan peraturan (a) a list of laws and regulations in
yang berlaku yang berkaitan dengan force relevant to seafarers’ working
kondisi kerja dan kehidupan awak and living conditions and any

Maritime Labour Convention, 2006 199


Peraturan dan Kaidah

kapal dan setiap amandemen yang amendments which have come into
telah diberlakukan selama tahun effect during the year;
bersangkutan;
(b) uraian-uraian tentang pengaturan (b) details of the organization of the
sistem pemeriksaan; system of inspection;
(c) statistik kapal atau tempat lain (c) statistics of ships or other premises
yang menjadi subyek pemeriksaan subject to inspection and of ships
dan kapal serta tempat yang benar- and other premises actually
benar diperiksa; inspected;
(d) statistik tentang semua awak (d) statistics on all seafarers subject to
kapal yang tunduk pada peraturan its national laws and regulations;
perundang-undangan nasional;
(e) statistik dan informasi tentang (e) statistics and information on
pelanggaran-pelanggaran terhadap violations of legislation, penalties
peraturan, penalti yang dikenakan imposed and cases of detention of
dan kasus-kasus penahanan kapal; ships; and
dan
(f) statistik tentang cidera dan penyakit (f) statistics on reported occupational
akibat kerja yang dilaporkan injuries and diseases affecting
mempengaruhi para awak kapal. seafarers.

Peraturan Regulation
Peraturan 5.1.5 – Prosedur Pengajuan Regulation 5.1.5 – On-board complaint
Keluhan Di Atas Kapal procedures

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall require that ships
mensyaratkan bahwa kapal-kapal that fly its flag have on-board procedures
yang mengibarkan bendera negaranya for the fair, effective and expeditious
memiliki prosedur di atas kapal untuk handling of seafarer complaints alleging
penanganan yang adil, efektif dan breaches of the requirements of this
cepat keluhan-keluhan awak kapal Convention (including seafarers’ rights).
yang mencurigai terjadinya pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan Konvensi
ini. (termasuk hak para awak kapal).
2. Setiap Negara Anggota wajib melarang 2. Each Member shall prohibit and penalize
dan menghukum setiap perbuatan any kind of victimization of a seafarer for
‘viktimisasi’ seorang awak kapal karena filing a complaint.
mengajukan keluhan.

200 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

3. Ketentuan dalam Peraturan ini dan pada 3. The provisions in this Regulation and
bagian Kaidah yang terkait adalah tanpa related sections of the Code are without
prasangka terhadap hak seorang awak prejudice to a seafarer’s right to seek
kapal untuk mencari ganti rugi melalui redress through whatever legal means
cara-cara hukum apapun yang dianggap the seafarer considers appropriate.
sesuai.

Standar Standard
Standar A5.1.5 – Prosedur Pengajuan Standard A5.1.5 – On-board complaint
Keluhan Di Atas Kapal procedures

1. Tanpa prasangka terhadap setiap ruang 1. Without prejudice to any wider scope
lingkup yang lebih luas yang mungkin that may be given in national laws or
diberikan dalam peraturan perundang- regulations or collective agreements,
undangan nasional atau perjanjian the on-board procedures may be used
kerja bersama, prosedur di atas kapal by seafarers to lodge complaints relating
bisa digunakan oleh awak kapal untuk to any matter that is alleged to constitute
mengajukan keluhan yang berkaitan a breach of the requirements of this
dengan setiap urusan yang dicurigai Convention (including seafarers’ rights).
mengandung pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan Konvensi ini
(termasuk hak para awak kapal)
2. Setiap Negara anggota wajib memastikan 2. Each Member shall ensure that, in its
bahwa di dalam hukum atau peraturan laws or regulations, appropriate on
perundang-undangannya, prosedur board complaint procedures are in place
pengajuan keluhan di atas kapal to meet the requirements of Regulation
diberlakukan guna memenuhi ketentuan 5.1.5. Such procedures shall seek to
Peraturan 5.1.5. Prosedur tersebut harus resolve complaints at the lowest level
mengupayakan penyelesaian keluhan- possible. However, in all cases, seafarers
keluhan pada tingkat serendah mungkin. shall have a right to complain directly to
Tetapi, dalam seluruh kasus, awak kapal the master and, where they consider
wajib mempunyai hak untuk mengeluh it necessary, to appropriate external
secara langsung kepada nahkaidah authorities.
dan, bilamana dianggap perlu, kepada
otoritas eksternal terkait.
3. Prosedur pengajuan keluhan di atas kapal 3. The on-board complaint procedures
wajib mencakup hak awak kapal untuk shall include the right of the seafarer to
disertai atau diwakili selama prosedur be accompanied or represented during
keluhan, dan mendapat perlindungan the complaints procedure, as well as
terhadap kemungkinan awak kapal safeguards against the possibility of
menjadi korban karena menyampaikan victimization of seafarers for filing
keluhan. Istilah ‘viktimisasi’ mencakup complaints. The term “victimization”

Maritime Labour Convention, 2006 201


Peraturan dan Kaidah

setiap tindakan negatif yang diambil covers any adverse action taken by
oleh setiap orang menyangkut seorang any person with respect to a seafarer
awak kapal karena mengajukan keluhan for lodging a complaint which is not
yang tampaknya tidak menjengkelkan manifestly vexatious or maliciously
atau berniat jahat. made.
4. Sebagai tambahan dari salinan 4. In addition to a copy of their seafarers’
perjanjian kerja awak kapal, semua employment agreement, all seafarers
awak kapal wajib dilengkapi dengan shall be provided with a copy of the on-
salinan prosedur pengajuan keluhan board complaint procedures applicable
di atas kapal yang berlaku pada kapal on the ship. This shall include contact
tersebut. Ini termasuk informasi kontak information for the competent authority
terhadap otoritas berwenang di Negara in the flag State and, where different,
bendera dan, bilamana berbeda, di in the seafarers’ country of residence,
negara kediaman awak kapal, dan and the name of a person or persons on
nama seseorang atau orang-orang board the ship who can, on a confidential
di atas kapal yang dapat, berbasis basis, provide seafarers with impartial
rahasia, memberikan awak kapal saran advice on their complaint and otherwise
yang tidak berpihak tentang keluhan assist them in following the complaint
mereka dan membantu mereka dalam procedures available to them on board
mengikuti prosedur pengajuan keluhan the ship.
yang tersedia di atas kapal.

Pedoman Guideline
Pedoman B5.1.5 – Prosedur Pengajuan Guideline B5.1.5 – On-board complaint
Keluhan Di Atas Kapal procedures

1. Tunduk pada setiap ketentuan yang 1. Subject to any relevant provisions of


relevan dari suatu perjanjian bersama an applicable collective agreement,
yang berlaku, otoritas berwenang harus, the competent authority should, in
melalui konsultasi yang erat dengan close consultation with shipowners’
organisasi para pemilik kapal dan and seafarers’ organizations, develop
organisasi awak kapal, mengembangkan a model for fair, expeditious and well-
suatu model prosedur penanganan documented on-board complaint-
keluhan di atas kapal yang tidak berpihak, handling procedures for all ships that fly
cepat dan terdokumentasi dengan baik the Member’s flag. In developing these
bagi semua kapal yang mengibarkan procedures the following matters should
bendera Negara Anggota tersebut. be considered:
Dalam mengembangkan prosedur ini,
hal-hal berikut harus dipertimbangkan:
(a) banyak keluhan bisa secara khusus (a) many complaints may relate
berkaitan dengan individu kepada specifically to those individuals to
siapa keluhannya ditujukan atau whom the complaint is to be made

202 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

bahkan kepada nakhoda kapal. or even to the master of the ship.


Dalam semua kasus, awak kapal In all cases seafarers should also
juga harus mampu mengeluh be able to complain directly to the
langsung kepada nakhoda dan master and to make a complaint
membuat keluhan secara eksternal; externally; and
dan
(b) dalam rangka membantu meng- (b) in order to help avoid problems of
hindari masalah viktimisasi awak victimization of seafarers making
kapal yang mengajukan keluhan complaints about matters under
tentang urusan-urusan di bawah this Convention, the procedures
Konvensi ini, prosedur harus should encourage the nomination
mendorong menominasikan of a person on board who can
seseorang di atas kapal yang dapat advise seafarers on the procedures
memberitahu awak kapal tentang available to them and, if requested
prosedur yang tersedia bagi mereka by the complainant seafarer, also
dan, bila diminta oleh awak kapal attend any meetings or hearings into
yang mengajukan keluhan, juga the subject matter of the complaint.
menghadiri setiap rapat atau dengar
pendapat tentang hal yang menjadi
keluhan tersebut.
2. Paling tidak prosedur yang dibahas 2. At a minimum the procedures discussed
selama proses konsultasi terkait ayat 1 during the consultative process referred
Pedoman ini harus mencakup hal-hal to in paragraph 1 of this Guideline should
berikut ini: include the following:
(a) keluhan-keluhan harus dialamatkan (a) complaints should be addressed to
kepada kepala departemen yang the head of the department of the
menampung keluhan-keluhan atau seafarer lodging the complaint or to
kepada perwira atasan awak kapal; the seafarer’s superior officer;

(b) kepala departemen atau perwira (b) the head of department or superior
atasan selanjutnya harus berupaya officer should then attempt to
menyelesaikan urusan ini dalam resolve the matter within prescribed
batas-batas waktu yang ditetapkan time limits appropriate to the
sesuai dengan keseriusan isu-isu seriousness of the issues involved;
terkaitnya;
(c) bila kepala departemen atau (c) if the head of department or
perwira atasan itu tidak mampu superior officer cannot resolve the
menyelesaikan keberatan tersebut complaint to the satisfaction of the
secara memuaskan bagi awak seafarer, the latter may refer it to
kapal tersebut, yang disebutkan the master, who should handle the
belakangan bisa merujukkannya matter personally;
kepada nahkaidah, yang harus
menangani urusan itu secara
pribadi;

Maritime Labour Convention, 2006 203


Peraturan dan Kaidah

(d) awak kapal harus mempunyai (d) seafarers should at all times have
hak disepanjang waktu untuk the right to be accompanied and to
didampingi dan untuk diwakili oleh be represented by another seafarer
awak kapal lain pilihannya di atas of their choice on board the ship
kapal bersangkutan; concerned;
(e) semua keluhan dan keputusan (e) all complaints and the decisions on
tentang mereka harus dicatat dan them should be recorded and a copy
satu salinan diberikan kepada awak provided to the seafarer concerned;
kapal bersangkutan;
(f) bila suatu keluhan tidak dapat (f) if a complaint cannot be resolved
diselesaikan di atas kapal, masalah on board, the matter should be
ini harus dirujukkan di darat kepada referred ashore to the shipowner,
pemilik kapal, yang harus diberikan who should be given an appropriate
batas waktu yang mencukupi time limit for resolving the matter,
untuk menyelesaikannya, bila- where appropriate, in consultation
mana diperlukan, melalui with the seafarers concerned or any
konsultasi dengan para awak person they may appoint as their
kapal bersangkutan atau dengan representative; and
orang yang bisa ditunjuk sebagai
perwakilan mereka; dan
(g) dalam semua kasus, awak kapal (g) in all cases seafarers should have a
harus mempunyai hak untuk right to file their complaints directly
menyampaikan keluhan-keluhan with the master and the shipowner
mereka secara langsung kepada and competent authorities.
nakhoda dan pemilik kapal serta
otoritas berwenang.

Peraturan Regulation
Peraturan 5.1.6 – Korban Kecelakaan Regulation 5.1.6 – Marine casualties
di Laut

1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall hold an official


menyelenggarakan penyelidikan resmi inquiry into any serious marine casualty
terhadap setiap korban kecelakaan di leading to injury or loss of life, that
laut yang serius, yang menyebabkan involves a ship that flies its flag. The final
cidera atau hilangnya nyawa, yang report of an inquiry shall normally be
melibatkan kapal yang mengibarkan made public.
bendera negara tersebut. Laporan akhir
penyelidikan biasanya harus terbuka
untuk umum.

204 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

2. Negara Anggota wajib bekerjasama 2. Members shall cooperate with each


satu sama lain untuk memfasilitasi other to facilitate the investigation of
penyelidikan terhadap korban serious marine casualties referred to in
kecelakaan di laut yang serius yang paragraph 1 of this Regulation.
disebutkan dalam ayat 1 Peraturan ini.

Standar Standard
Standar A5.1.6 – Korban Kecelakaan di Standard A5.1.6 – Marine casualties
Laut

(Tidak ada ketentuan) (No provisions)

Pedoman Guideline
Standar A5.1.6 – Korban Kecelakaan di Guideline B5.1.6 – Marine casualties
Laut

(Tidak ada ketentuan) (No provisions)

Peraturan Regulation

Peraturan 5.2 – Tanggungjawab Regulation 5.2 – Port State


Negara Pelabuhan responsibilities

Tujuan: untuk memampukan setiap Negara Purpose: to enable each Member to imple-
Anggota menerapkan tanggung jawabnya di ment its responsibilities under this Convention
bawah Konvensi ini menyangkut kerjasama regarding international cooperation in the
internasional dalam penerapan dan implementation and enforcement of the
penegakkan standar Konvensi pada kapal- Convention standards on foreign ships.
kapal asing.

Peraturan 5.2.1 – Pengawasan di Regulation 5.2.1 – Inspections in port


Pelabuhan

1. Setiap kunjungan kapal asing, dalam 1. Every foreign ship calling, in the normal
proses normal bisnisnya atau karena course of its business or for operational
alasan-alasan operasionalnya, di reasons, in the port of a Member may be
pelabuhan Negara Anggota bisa menjadi the subject of inspection in accordance

Maritime Labour Convention, 2006 205


Peraturan dan Kaidah

subyek pemeriksaan menurut ayat with paragraph 4 of Article V for the


4 Pasal 5, yang bertujuan meninjau purpose of reviewing compliance with
kepatuhan terhadap ketentuan Konvensi the requirements of this Convention
ini (termasuk hak-hak para awak kapal) (including seafarers’ rights) relating
yang berkaitan dengan kondisi kerja dan to the working and living conditions of
kehidupan awak kapal di kapal ini. seafarers on the ship.
2. Setiap Negara Anggota wajib menerima 2. Each Member shall accept the maritime
sertifikat ketenagakerjaan maritim dan labour certificate and the declaration of
deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan maritime labour compliance required
maritim yang dipersyaratkan di bawah under Regulation 5.1.3 as prima
Peraturan 5.1.3 sebagai bukti kuat facie evidence of compliance with
tentang kepatuhan pada ketentuan- the requirements of this Convention
ketentuan Konvensi ini (termasuk hak- (including seafarers’ rights). Accordingly,
hak awak kapal). Dengan demikian, the inspection in its ports shall, except in
pemeriksaan di pelabuhan-pelabuhan the circumstances specified in the Code,
negara tersebut harus, kecuali dalam be limited to a review of the certificate
keadaan-keadaan yang ditetapkan and declaration.
dalam Kaidah, dibatasi menjadi tinjauan
sertifikat dan deklarasi.
3. Pemeriksaan di pelabuhan harus 3. Inspections in a port shall be carried
dilaksanakan oleh pejabat yang out by authorized officers in accordance
berwenang menurut ketentuan Kaidah ini with the provisions of the Code and other
dan menurut pengaturan internasional applicable international arrangements
yang berlaku yang mengatur governing port State control inspections
pemeriksaan Kontrol Pelabuhan Negara in the Member. Any such inspection
(Port State Control) di Negara Anggota. shall be limited to verifying that the
Setiap pemeriksaan tersebut harus matter inspected is in conformity with
dibatasi pada verifikasi bahwa urusan the relevant requirements set out in
yang diperiksa memenuhi ketentuan- the Articles and Regulations of this
ketentuan yang relevan yang ditetapkan Convention and in Part A only of the
dalam Pasal-pasal dan Regulasi-regulasi Code.
Konvensi ini dan dalam Kaidah Bagian A
saja.
4. Pemeriksaan yang dapat dilaksanakan 4. Inspections that may be carried out in
menurut Peraturan ini wajib berdasarkan accordance with this Regulation shall
pada sistem pemeriksaan dan be based on an effective port State
pengawasan negara pelabuhan yang inspection and monitoring system to
efektif guna membantu memastikan help ensure that the working and living
bahwa kondisi kerja dan kehidupan conditions for seafarers on ships entering
bagi awak kapal pada kapal-kapal yang a port of the Member concerned meet
memasuki pelabuhan Negara Anggota the requirements of this Convention
terkait telah memenuhi ketentuan- (including seafarers’ rights).
ketentuan Konvensi ini (termasuk hak-
hak awak kapal).

206 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

5. Informasi tentang sistem yang disebutkan 5. Information about the system referred
dalam ayat 4 Peraturan ini, termasuk to in paragraph 4 of this Regulation,
metode yang digunakan untuk menilai including the method used for assessing
efektivitasnya, harus disertakan ke its effectiveness, shall be included in the
dalam laporan-laporan Negara anggota Member’s reports pursuant to article 22
berdasarkan Pasal 22 Konstitusi. of the Constitution.

Standar Standard
Standar A5.2.1 – Pengawasan di Standard A5.2.1 – Inspections in port
Pelabuhan

1.
Bilamana seorang pejabat 1. Where an authorized officer, having
berwenang, naik di atas kapal untuk come on board to carry out an inspection
melaksanakan pemeriksaan dan and requested, where applicable,
meminta, jika memungkinkan, sertifikat the maritime labour certificate and
ketenagakerjaan maritim dan deklarasi the declaration of maritime labour
kepatuhan ketenagakerjaan maritim, compliance, finds that:
mendapati bahwa:
(a) dokumen yang diperlukan tidak (a) the required documents are not
diperlihatkan atau dipelihara produced or maintained or are
atau dipelihara dengan keliru falsely maintained or that the
atau dokumen-dokumen yang documents produced do not contain
diperlihatkan tidak memuat the information required by this
informasi yang diperlukan oleh Convention or are otherwise invalid;
konvensi ini atau sebaliknya tidak or
sah; atau
(b) ada landasan jelas untuk percaya (b) there are clear grounds for
bahwa kondisi kerja dan kehidupan believing that the working and
di kapal tidak sesuai dengan living conditions on the ship do not
persyaratan Konvensi ini; atau conform to the requirements of this
Convention; or
(c) ada landasan yang bisa diterima (c) there are reasonable grounds to
untuk percaya bahwa kapal yang believe that the ship has changed
telah mengganti bendera untuk flag for the purpose of avoiding
maksud menghindari kepatuhan compliance with this Convention; or
terhadap Konvensi ini; atau
(d) ada keluhan yang menuduh bahwa (d) there is a complaint alleging
kondisi kerja dan kondisi kehidupan that specific working and living
spesifik di kapal tidak sesuai dengan conditions on the ship do not
persyaratan Konvensi ini; atau conform to the requirements of this
Convention; or

Maritime Labour Convention, 2006 207


Peraturan dan Kaidah

(e) pemeriksaan yang lebih terperinci (e) a more detailed inspection may be
bisa dilaksanakan untuk memastikan carried out to ascertain the working
kondisi kerja dan kehidupan and living conditions on board
di atas kapal. Pemeriksaan the ship. Such inspection shall
tersebut, dalam setiap kasusnya, in any case be carried out where
harus dilaksanakan bilamana the working and living conditions
kondisi kerja dan kehidupan yang believed or alleged to be defective
dipercaya atau dicurigai menjadi could constitute a clear hazard
rusak bisa menimbulkan bahaya to the safety, health or security of
yang jelas terhadap keselamatan, seafarers or where the authorized
kesehatan atau keamanan para officer has grounds to believe that
awak kapal atau jika pejabat yang any deficiencies constitute a serious
berwenang mempunyai alasan breach of the requirements of this
untuk percaya bahwa defisiensi Convention (including seafarers’
apapun mengandung pelanggaran rights).
yang serius terhadap persyaratan
Konvensi ini (termasuk hak para
awak kapal).
2. Bilamana pemeriksaan lebih terperinci 2. Where a more detailed inspection is
dilaksanakan pada suatu kapal asing carried out on a foreign ship in the port
di pelabuhan Negara Anggota oleh para of a Member by authorized officers in the
pejabat yang berwenang dalam keadaan- circumstances set out in subparagraph
keadaan yang ditetapkan dalam sub (a), (b) or (c) of paragraph 1 of this
paragraf (a), (b) atau (c) ayat 1 Standar ini, Standard, it shall in principle cover the
pada prinsipnya harus mencakup hal-hal matters listed in Appendix A5-III.
yang tercantum dalam Lampiran A5-III.
3. Pada kasus keluhan di bawah ayat 1(d) 3. In the case of a complaint under
Standar ini, pemeriksaan biasanya paragraph 1(d) of this Standard, the
harus dibatasi pada hal-hal dalam inspection shall generally be limited
ruang lingkup keluhannya, meskipun to matters within the scope of the
keluhan, atau penyelidikannya, bisa complaint, although a complaint, or its
memberikan alasan yang jelas untuk investigation, may provide clear grounds
pemeriksaan terperinci sesuai dengan for a detailed inspection in accordance
ayat 1(b) dalam Standar ini. Untuk with paragraph 1(b) of this Standard.
maksud ayat 1(d) dalam Standar For the purpose of paragraph 1(d)
ini, “keluhan” berarti informasi yang of this Standard, “complaint” means
diserahkan oleh seorang awak kapal, information submitted by a seafarer,
suatu badan profesional, suatu asosiasi, a professional body, an association, a
suatu serikat dagang atau, umumnya, trade union or, generally, any person
setiap orang dengan suatu kepentingan with an interest in the safety of the ship,
terhadap keselamatan kapal, termasuk including an interest in safety or health
kepentingan terhadap keselamatan atau hazards to seafarers on board.
bahaya kesehatan terhadap awak kapal
di kapal.

208 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

4. Bilamana, setelah pemeriksaan lebih 4. Where, following a more detailed


terperinci, kondisi kerja dan kehidupan inspection, the working and living
di atas kapal ditemukan tidak mematuhi conditions on the ship are found not
persyaratan Konvensi ini, pejabat yang to conform to the requirements of this
berwenang wajib segera membawa Convention, the authorized officer shall
defisiensi menjadi perhatian nakhoda forthwith bring the deficiencies to the
kapal, dengan mensyaratkan tenggat attention of the master of the ship, with
waktu untuk perbaikannya. Dalam hal required deadlines for their rectification.
defisiensi tersebut dianggap oleh pejabat In the event that such deficiencies are
yang berwenang sebagai signifikan, atau considered by the authorized officer to be
bilamana defisiensi tersebut berkaitan significant, or if they relate to a complaint
dengan keluhan yang dibuat sesuai made in accordance with paragraph 3
dengan ayat 3 Standar ini, pejabat yang of this Standard, the authorized officer
berwenang wajib membawa defisiensi shall bring the deficiencies to the
tersebut kepada organisasi pemilik attention of the appropriate seafarers’
kapal dan organisasi awak kapal yang and shipowners’ organizations in the
sesuai di negara di mana pemeriksaan Member in which the inspection is
dilaksanakan, dan dapat: carried out, and may:
(a) memberitahukan perwakilan (a) notify a representative of the flag
Negara bendera; State;
(b)
memberikan kepada otoritas (b) provide the competent authorities
berwenang di pelabuhan kunjungan of the next port of call with the
berikutnya informasi yang relevan. relevant information.
5. Negara Anggota di mana pemeriksaan 5. The Member in which the inspection
dilaksanakan harus mempunyai hak is carried out shall have the right to
untuk mengirimkan salinan laporan transmit a copy of the officer’s report,
pejabat, yang harus disertai dengan which must be accompanied by any reply
jawaban yang diterima dari otoritas yang received from the competent authorities
kompeten di Negara bendera dalam of the flag State within the prescribed
tenggat waktu yang sudah ditetapkan, deadline, to the Director-General of the
kepada Direktur Jenderal Kantor International Labour Office with a view
Perburuhan Internasional dengan to such action as may be considered
maksud tindakan tersebut dianggap appropriate and expedient in order to
sesuai dan cepat dalam rangka ensure that a record is kept of such
memastikan bahwa catatan tentang information and that it is brought to
informasi itu disimpan dan menjadi the attention of parties which might
perhatian pihak-pihak yang mungkin be interested in availing themselves of
tertarik dalam membantu prosedur relevant recourse procedures.
perbaikan yang relevan.
6. Bilamana, mengikuti sebuah pemerik- 6. Where, following a more detailed
saan lebih terperinci oleh seorang inspection by an authorized officer,
pejabat berwenang, kapal ditemukan the ship is found not to conform to the
tidak mematuhi ketentuan-ketentuan requirements of this Convention and:
Konvensi ini, dan:
Maritime Labour Convention, 2006 209
Peraturan dan Kaidah

(a) kondisi di atas kapal jelas-jelas (a) the conditions on board are clearly
berbahaya bagi keselamatan, hazardous to the safety, health or
kesehatan atau keamanan awak security of seafarers; or
kapal; atau
(b) ketidaksesuaian mengakibatkan (b) the non-conformity constitutes a
sebuah pelanggaran serius atau serious or repeated breach of the
pelanggaran berulang terhadap requirements of this Convention
ketentuan-ketentuan Konvensi ini (including seafarers’ rights);
(termasuk hak-hak para awak kapal),
(c) pejabat yang berwenang wajib (c) the authorized officer shall take
mengambil langkah-langkah untuk steps to ensure that the ship shall
memastikan bahwa kapal tersebut not proceed to sea until any non-
tidak berlayar hingga setiap conformities that fall within the
ketidaksesuaian yang jatuh dalam scope of subparagraph (a) or (b) of
lingkup sub paragraf (a) atau (b) this paragraph have been rectified,
ayat ini diperbaiki, atau hingga or until the authorized officer
pejabat yang berwenang telah has accepted a plan of action to
menyetujui rencana aksi untuk rectify such non-conformities and
memperbaiki ketidaksesuaian dan is satisfied that the plan will be
menyetujui bahwa rencana ini akan implemented in an expeditious
diterapkan secara cepat. Apabila manner. If the ship is prevented
kapal dicegah untuk berlayar, from sailing, the authorized
pejabat yang berwenang harus officer shall forthwith notify the
segera memberitahukan negara flag State accordingly and invite a
bendera yang bersangkutan dan representative of the flag State to
mengundang perwakilan negara be present, if possible, requesting
bendera untuk hadir, apabila the flag State to reply within a
memungkinkan, meminta negara prescribed deadline. The authorized
bendera untuk menjawab dalam officer shall also inform forthwith
jangka waktu yang ditentukan. the appropriate shipowners’ and
Pejabat yang berwenang juga harus seafarers’ organizations in the port
segera menginformasikan kepada State in which the inspection was
organisasi pemilik kapal dan carried out.
organisasi awak kapal yang sesuai
di negara pelabuhan di mana
pemeriksaan dilakukan.
7. Setiap Negara Anggota wajib memastikan 7. Each Member shall ensure that its
bahwa pejabat yang berwenang telah authorized officers are given guidance,
diberikan pedoman, seperti ditunjukkan of the kind indicated in Part B of the
dalam Bagian B Kaidah ini, menyangkut Code, as to the kinds of circumstances
keadaan-keadaan yang membenarkan justifying detention of a ship under
penahanan sebuah kapal di bawah ayat paragraph 6 of this Standard.
6 Standar ini.

210 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

8 Ketika menerapkan tanggung jawab


mereka di bawah Standar ini, setiap 8. When implementing their responsibilities
Negara Anggota wajib melakukan under this Standard, each Member shall
semua upaya yang dimungkinkan make all possible efforts to avoid a ship
untuk mencegah penahanan atau being unduly detained or delayed. If a
penangguhan sebuah kapal secara tidak ship is found to be unduly detained or
wajar. Bila sebuah kapal ditahan atau delayed, compensation shall be paid
ditangguhkan secara tidak semestinya, for any loss or damage suffered. The
kompensasi wajib dibayarkan atas burden of proof in each case shall be on
setiap kehilangan atau kerusakan yang the complainant.
diderita. Beban bukti dalam semua
kasus harus terletak pada pihak pelapor.

Pedoman Guideline
Pedoman B5.2.1 – Pengawasan di Guideline B5.2.1 – Inspections in port
pelabuhan

1. Otoritas berwenang harus mengembang- 1. The competent authority should develop


kan sebuah kebijakan pemeriksaan bagi an inspection policy for authorized
pejabat berwenang yang melaksanakan officers carrying out inspections under
pengawasan di bawah Peraturan 5.2.1. Regulation 5.2.1. The objective of the
Sasaran kebijakan itu haruslah untuk policy should be to ensure consistency
memastikan konsistensi dan sebaliknya and to otherwise guide inspection
membimbing aktivitas-aktivitas peme- and enforcement activities related to
riksaan dan penegakkan yang berkaitan the requirements of this Convention
dengan ketentuan-ketentuan Konvensi (including seafarers’ rights). Copies
ini (termasuk hak-hak awak kapal). of this policy should be provided to
Salinan-salinan kebijakan ini harus all authorized officers and should be
diberikan kepada semua pejabat available to the public and shipowners
berwenang dan harus tersedia bagi and seafarers.
publik dan para pemilik kapal serta awak
kapal.
2.
Ketika mengembangkan suatu 2. When developing a policy relating to the
kebijakan yang menyangkut keadaan circumstances warranting a detention
yang menyebabkan penahanan kapal di of the ship under Standard A5.2.1,
bawah ayat 6 Standar A5.2.1, otoritas paragraph 6, of the competent authority
berwenang harus mempertimbangkan, should consider that, with respect to the
mengacu pada Standar A5.2.1, ayat breaches referred to in Standard A5.2.1,
6(b), keseriusan pelanggaran dapat paragraph 6(b), the seriousness could
diakibatkan karena sifat defisiensi be due to the nature of the deficiency
tersebut. Ini pada khususnya relevan concerned. This would be particularly
pada kasus pelanggaran hak dan prinsip relevant in the case of the violation of

Maritime Labour Convention, 2006 211


Peraturan dan Kaidah

dasar atau hak-hak kerja dan sosial para fundamental rights and principles or
awak kapal di bawah Pasal III dan IV seafarers’ employment and social rights
Konvensi ini. Mempekerjakan seseorang under Articles III and IV. For example,
di bawah umur, misalnya, harus dianggap the employment of a person who is
sebagai pelanggaran serius kendati under age should be considered as a
hanya ada seseorang seperti itu di atas serious breach even if there is only one
kapal. Pada kasus-kasus lain, jumlah such person on board. In other cases,
berbagai defisiensi yang ditemukan the number of different defects found
selama pemeriksaan khusus harus during a particular inspection should
dipertimbangkan, misalnya, beberapa be taken into account: for example,
contoh defisiensi yang berkaitan dengan several instances of defects relating to
akomodasi atau makanan dan katering accommodation or food and catering
yang tidak mengancam keselamatan which do not threaten safety or health
atau kesehatan bisa jadi diperlukan might be needed before they should
sebelum mereka dianggap sebagai be considered as constituting a serious
pelanggaran serius. breach.
3. Negara Anggota harus saling 3. Members should cooperate with each
bekerjasama hingga tingkatan other to the maximum extent possible
maksimum yang dimungkinkan dalam in the adoption of internationally
mengadopsi pedoman-pedoman yang agreed guidelines on inspection
disetujui secara internasional tentang policies, especially those relating to the
kebijakan pemeriksaan, terutama circumstances warranting the detention
yang berkaitan dengan keadaan yang of a ship.
menyebabkan penahanan kapal.

Peraturan Regulation

Peraturan 5.2.2 – Prosedur Regulation 5.2.2 – Onshore seafarer


Penanganan Keluhan Awak kapal di complaint-handling procedures
Darat

Setiap Negara Anggota wajib memastikan Each Member shall ensure that seafarers on
bahwa awak kapal di kapal yang singgah di ships calling at a port in the Member’s territory
pelabuhan dalam wilayah Negara Anggota who allege a breach of the requirements of
tersebut yang mencurigai terjadinya this Convention (including seafarers’ rights)
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan have the right to report such a complaint
Konvensi (temasuk hak para awak kapal) in order to facilitate a prompt and practical
mempunyai hak melaporkan keluhan means of redress.
tersebut untuk mendapatkan perbaikan
secara segera dan praktis.

212 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Standar Standard
Standar A5.2.2 – Prosedur Penanganan Standard A5.2.2 – Onshore seafarer
Keluhan Awak kapal di Darat complaint-handling procedures

1. Keluhan awak kapal yang mencurigai 1 A complaint by a seafarer alleging a


terjadinya pelanggaran terhadap breach of the requirements of this
ketentuan-ketentuan Konvensi (terma- Convention (including seafarers’ rights)
suk hak para awak kapal) bisa dilaporkan may be reported to an authorized officer
kepada pejabat yang berwenang di in the port at which the seafarer’s ship
pelabuhan singgah. Dalam kasus has called. In such cases, the authorized
ini, pejabat yang berwenang harus officer shall undertake an initial
melakukan penyelidikan awal. investigation.
2. Bilamana perlu, berdasarkan sifat 2. Where appropriate, given the nature of
keluhannya, penyelidikan awal harus the complaint, the initial investigation
mencakup pertimbangan apakah shall include consideration of whether
prosedur keluhan di atas kapal menurut the on-board complaint procedures
Peraturan 5.1.5 telah dipelajari. Pejabat provided under Regulation 5.1.5 have
yang berwenang juga boleh melakukan been explored. The authorized officer may
pemeriksaan yang lebih terperinci sesuai also conduct a more detailed inspection
dengan Standar A5.2.1. in accordance with Standard A5.2.1.
3. Pejabat yang berwenang wajib, jika perlu, 3. The authorized officer shall, where
mengupayakan penyelesaian keluhan appropriate, seek to promote a resolution
pada tingkat kapal. of the complaint at the ship-board level.
4. Dalam hal penyelidikan atau 4. In the event that the investigation or the
pemeriksaan menurut Standar ini inspection provided under this Standard
mengungkapkan adanya ketidakpatuhan reveals a non-conformity that falls within
yang termasuk dalam lingkup ayat 6 the scope of paragraph 6 of Standard
Standar A5.2.1, ketentuan-ketentuan A5.2.1, the provisions of that paragraph
paragraf itu harus diterapkan. shall be applied.
5. Apabila ketentuan-ketentuan ayat 4 5. Where the provisions of paragraph 4
Standar ini tidak berlaku, dan keluhan of this Standard do not apply, and the
belum terselesaikan pada tingkat kapal, complaint has not been resolved at the
pejabat yang berwenang harus segera ship-board level, the authorized officer
memberitahukan negara bendera, shall forthwith notify the flag State,
mencari saran dan rencana aksi untuk seeking, within a prescribed deadline,
perbaikan dalam jangka waktu yang advice and a corrective plan of action.
telah ditetapkan.
6. Apabila keluhan tersebut belum 6. Where the complaint has not been
terselesaikan setelah diambil tindakan resolved following action taken in
menurut ayat 5 Standar ini, negara accordance with paragraph 5 of this
pelabuhan harus menyampaikan Standard, the port State shall transmit
salinan laporan pejabat yang berwenang a copy of the authorized officer’s report

Maritime Labour Convention, 2006 213


Peraturan dan Kaidah

kepada Direktur Jenderal. Laporan to the Director-General. The report must


tersebut harus disertai dengan be accompanied by any reply received
jawaban, yang diterima sesuai jangka within the prescribed deadline from
waktu yang telah ditentukan, dari the competent authority of the flag
otoritas berwenang di negara bendera. State. The appropriate shipowners’ and
Organisasi pemilik kapal dan organisasi seafarers’ organizations in the port State
awak kapal di negara pelabuhan harus shall be similarly informed. In addition,
diinformasikan. Sebagai tambahan, statistics and information regarding
statistik dan informasi berkenaan complaints that have been resolved
dengan keluhan yang telah diselesaikan shall be regularly submitted by the port
harus secara reguler diserahkan negara State to the Director-General. Both such
pelabuhan kepada Direktur Jenderal. submissions are provided in order that,
Kedua penyerahan tersebut diberikan on the basis of such action as may be
berdasarkan tindakan yang dianggap considered appropriate and expedient,
memadai dan praktis, agar catatan a record is kept of such information and
mengenai informasi tersebut disimpan is brought to the attention of parties,
dan disampaikan untuk menjadi including shipowners’ and seafarers’
perhatian para pihak terkait, termasuk organizations, which might be interested
organisasi pemilik kapal dan organisasi in availing themselves of relevant
awak kapal, yang mungkin tertarik untuk recourse procedures.
membantu prosedur penuntutan balik
yang relevan.
7. Langkah-langkah tepat harus diambil 7. Appropriate steps shall be taken
untuk melindungi kerahasiaan keluhan- to safeguard the confidentiality of
keluhan yang dibuat oleh para awak complaints made by seafarers.
kapal.

Pedoman Guideline
Pedoman B5.2.2 – Prosedur Guideline B5.2.2 – Onshore seafarer
Penanganan Keluhan Awak kapal di complaint-handling procedures
Darat

1. Bilamana sebuah keluhan yang 1. Where a complaint referred to in Standard


disebutkan dalam Standar A5.2.2 A5.2.2 is dealt with by an authorized
ditangani oleh pejabat yang berwenang, officer, the officer should first check
pejabat tersebut pertama harus whether the complaint is of a general
memeriksa apakah keluhan itu nature which concerns all seafarers
merupakan keluhan umum yang on the ship, or a category of them, or
menyangkut semua awak kapal di atas whether it relates only to the individual
kapal itu, atau hanya sebagian saja, atau case of the seafarer concerned.
apakah keluhannya berkaitan hanya
dengan kasus individu para awak kapal
bersangkutan.

214 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

2. Bila keluhan itu merupakan keluhan 2. If the complaint is of a general nature,


umum, harus dipertimbangkan untuk consideration should be given to
melakukan pemeriksaan yang lebih undertaking a more detailed inspection
terinci sesuai dengan Standar A5.2.1. in accordance with Standard A5.2.1.
3. Bila keluhan tersebut berkaitan dengan 3. If the complaint relates to an individual
kasus individu, pemeriksaan hasil case, an examination of the results of
prosedur penanganan keluhan di atas any on-board complaint procedures
kapal untuk penyelesaiannya harus for the resolution of the complaint
dilakukan. Bila prosedur tersebut belum concerned should be undertaken. If such
dilakukan, pejabat yang berwenang procedures have not been explored, the
harus menyarankan agar pembuat authorized officer should suggest that
keluhan dapat memanfaatkan prosedur the complainant take advantage of any
yang tersedia. Harus ada alasan such procedures available. There should
yang kuat bila mempertimbangkan be good reasons for considering a
suatu keluhan sebelum prosedur complaint before any on-board complaint
keluhan di kapal dipelajari. Ini akan procedures have been explored. These
mencakup ketidakmemadaian dari, would include the inadequacy of, or
atau keterlambatan dalam prosedur undue delay in, the internal procedures
internal atau orang yang menyampaikan or the complainant’s fear of reprisal for
keluhan takut akan pembalasan karena lodging a complaint.
menyampaikan keluhan.
4. Dalam setiap investigasi keluhan, 4. In any investigation of a complaint,
pejabat yang berwenang harus the authorized officer should give the
memberikan kesempatan yang layak master, the shipowner and any other
kepada nakhoda, pemilik kapal dan person involved in the complaint a
orang lain yang terlibat di dalam keluhan proper opportunity to make known their
untuk memberikan pandangan mereka. views.
5. Dalam hal Negara bendera 5. In the event that the flag State
memperlihatkan, sebagai respons demonstrates, in response to the
terhadap pemberitahuan oleh negara notification by the port State in
pelabuhan sesuai dengan ayat 5 accordance with paragraph 5 of
Standard A5.2.2, bahwa akan akan Standard A5.2.2, that it will handle the
menangani hal ini, dan memiliki matter, and that it has in place effective
prosedur yang efektif untuk hal ini dan procedures for this purpose and has
telah menyerahkan rencana aksi yang submitted an acceptable plan of action,
dapat diterima, pejabat yang berwenang the authorized officer may refrain
dapat menghentikan keterlibatannya from any further involvement with the
dalam menangani keluhan itu. complaint.

Maritime Labour Convention, 2006 215


Peraturan dan Kaidah

Peraturan Regulation

Peraturan 5.3 – Tanggung jawab Regulation 5.3 – Labour-supplying


Pemasok Tenaga Kerja responsibilities

Tujuan: untuk memastikan bahwa setiap Purpose: to ensure that each Member
Negara Anggota menjalankan tanggung implements its responsibilities under
jawabnya di bawah Konvensi ini sehubungan this Convention as pertaining to seafarer
dengan perekrutan dan penempatan para recruitment and placement and the social
awak kapal dan perlindungan sosial para protection of its seafarers.
awak kapalnya.
1. Tanpa prasangka terhadap prinsip 1. Without prejudice to the principle of each
tanggung jawab setiap Negara Anggota Member’s responsibility for the working
atas kondisi kerja dan kehidupan and living conditions of seafarers on
awak kapal pada kapal-kapal yang ships that fly its flag, the Member also
mengibarkan bendera negaranya, has a responsibility to ensure the
Negara Anggota juga mempunyai implementation of the requirements
tanggung jawab untuk memastikan of this Convention regarding the
penerapan ketentuan-ketentuan recruitment and placement of seafarers
Konvensi ini yang menyangkut as well as the social security protection
perekrutan dan penempatan awak of seafarers that are its nationals or
kapal dan juga perlindungan jaminan are resident or are otherwise domiciled
sosial awak kapal yang merupakan in its territory, to the extent that such
warga negaranya atau penduduk responsibility is provided for in this
tetapnya atau sebaliknya berdomisili Convention.
di wilayahnya, sejauh tanggung jawab
tersebut ditetapkan dalam Konvensi ini.
2. Ketentuan-ketentuan terperinci untuk 2. Detailed requirements for the
penerapan ayat 1 Peraturan ini tertuang implementation of paragraph 1 of this
dalam Kaidah. Regulation are found in the Code.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall establish an
menetapkan sistem pemeriksaan effective inspection and monitoring
dan pemantauan yang efektif untuk system for enforcing its labour-supplying
menegakkan tanggung jawab pemasok responsibilities under this Convention.
tenaga kerja di negara tersebut di bawah
Konvensi ini.
4. Informasi tentang sistem yang 4. Information about the system referred
disebutkan dalam ayat 3 Peraturan ini, to in paragraph 3 of this Regulation,
termasuk metode yang digunakan untuk including the method used for assessing
menilai efektivitasnya, harus disertakan its effectiveness, shall be included in the
di dalam laporan Negara Anggota Member’s reports pursuant to article 22
berdasarkan Pasal 22 Konstitusi. of the Constitution.

216 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Standar Standard

Standar A5.3 – Tanggung jawab Standard A5.3 – Labour-supplying


Pemasok Tenaga Kerja responsibilities

Setiap Negara Anggota harus menegakkan Each Member shall enforce the requirements
ketentuan-ketentuan Konvensi ini of this Convention applicable to the operation
yang diberlakukan terhadap layanan and practice of seafarer recruitment and
pengoperasian dan praktik perekrutan placement services established on its
serta penempatan awak kapal yang berada territory through a system of inspection
di wilayah negara tersebut melalui sebuah and monitoring and legal proceedings for
sistem pemeriksaan dan pengawasan dan breaches of licensing and other operational
peristiwa-peristiwa hukum atas pelanggaran requirements provided for in Standard A1.4.
pemberian lisensi dan ketentuan-ketentuan
operasional lain yang ditetapkan dalam
Standar A1.4.

Pedoman Guideline

Pedoman B5.3 – Tanggung jawab Guideline B5.3 – Labour-supplying


Pemasok Tenaga Kerja responsibilities

Layanan perekrutan dan penempatan awak Private seafarer recruitment and placement
kapal swasta yang didirikan dalam wilayah services established in the Member’s territory
Negara Anggota dan melaksanakan layanan and securing the services of a seafarer for
pengadaan awak kapal bagi pemilik kapal, a shipowner, wherever located, should be
di manapun lokasinya, harus disyaratkan required to assume obligations to ensure the
memikul kewajiban untuk memastikan proper fulfilment by shipowners of the terms
pemenuhan kewajiban pemilik kapal secara of their employment agreements concluded
memadai menyangkut perjanjian kerja with seafarers.
dengan para awak kapal.

Maritime Labour Convention, 2006 217


Peraturan dan Kaidah

218 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


The Regulations and the Code

Lampiran

Annexes

Maritime Labour Convention, 2006 219


Lampiran

Lampiran A5-I

Kondisi kerja dan kondisi kehidupan awak kapal harus diperiksa dan disetujui oleh Negara
Bendera sebelum mengesahkan kapal sebagaimana merujuk Standar A5.1.3, ayat 1:

Usia minimum
Sertifikasi medis
Kualifikasi Awak Kapal
Perjanjian kerja awak kapal
Penggunaan layanan rekrutmen dan penempatan swasta berlisensi atau bersertifikat
Jam kerja atau istirahat
Tingkat pengawakan kapal
Akomodasi
Fasilitas rekreasi di kapal
Makanan dan katering
Kesehatan dan keselamatan serta pencegahan kecelakaan
Perawatan medis di kapal
Prosedur keluhan di kapal
Pembayaran upah

220 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

Appendix A5-I

The working and living conditions of seafarers that must be inspected and approved by the flag
State before certifying a ship in accordance with Standard A5.1.3, paragraph 1:

Minimum age
Medical certification
Qualifications of seafarers
Seafarers’ employment agreements
Use of any licensed or certified or regulated private recruitment and placement service
Hours of work or rest
Manning levels for the ship
Accommodation
On-board recreational facilities
Food and catering
Health and safety and accident prevention
On-board medical care
On-board complaint procedures
Payment of wages

Maritime Labour Convention, 2006 221


Lampiran

Lampiran A5-II
Sertifikat ketenagakerjaan maritim
(Catatan: Sertifikat ini harus memiliki
Deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan maritim terlampir)

Lampiran A5-II
Dikeluarkan berdasarkan Ketentuan Pasal V dan Judul 5 dari MLC 2006
(selanjutnya disebut sebagai “Konvensi”)
di bawah kewenangan Pemerintah:

................................................................................................................................

(penunjukan penuh dari Negara Berbendera yang berlayar)

oleh ...............................................................................................................................

(penunjukan dan alamat lengkap dari otoritas berwenang atau organisasi yang diakui berwenang
berdasarkan ketentuan Konvensi)

Keterangan kapal

Nama kapal ....................................................................................................................................

Nomor atau huruf khas..................................................................................................................

Pelabuhan yang terdaftar...............................................................................................................

Tanggal yang terdaftar....................................................................................................................

Gross Tonnage1...............................................................................................................................

Nomor IMO .....................................................................................................................................

Jenis kapal .....................................................................................................................................

Nama dan alamat pemilik kapal 2.................................................................................................

.........................................................................................................................................................

.........................................................................................................................................................

1 untuk kapal yang tercakup dalam skema sementara pengukuran tonase sebagaimana ditetapkan oleh Organisasi Maritim Internasional,
gross tonnage kapal adalah yang dimuat dalam kolom CATATAN pada Sertifikat Tonase Internasional (1969)). Lihat Pasal II (1) (c) dari
Konvensi.
2 pemilik kapal adalah pemilik atau organisasi lain atau perseorangan seperti manajer, agen atau bareboat charterer yang dianggap
bertanggungjawab dalam pengoperasian kapal dari pemiliknya, dianggap bertanggungjawab, telah menyetujui untuk mengambil alih
semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pemilik kapal sesuai dengan konvensi ini, dengan tidak mempertimbangkan
adanya organisasi atau perseorangan lain yang memenuhi tugas-tugas atau tanggung jawab tertentu atas nama pemilik. Lihat Pasal II (1)
(j) dari Konvensi.

222 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

Appendix A5-II
Maritime Labour Certificate
(Note: This Certificate shall have a Declaration
of Maritime Labour Compliance attached)

Appendix A5-II
Issued under the provisions of Article V and Title 5 of the
(referred to below as “the Convention”)
under the authority of the Government of

................................................................................................................................

(full designation of the State whose flag the ship is entitled to fly)

by ...............................................................................................................................

(full designation and address of the competent authority or recognized organization duly authorized
under the provisions of the Convention)

Particulars of the ship

Name of ship ..............................................................................................................................

Distinctive number or letters .....................................................................................................

Port of registry ...........................................................................................................................

Date of registry ..........................................................................................................................

Gross tonnage1 ..........................................................................................................................

IMO number ...............................................................................................................................

Type of ship ................................................................................................................................

Name and address of the shipowner2 .....................................................................................

....................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

1 For ships covered by the tonnage measurement interim scheme adopted by the IMO, the gross tonnage is that which is included in the
REMARKS column of the International Tonnage Certificate (1969). See Article II(1)(c) of the Convention.
2 Shipowner means the owner of the ship or another organization or person, such as the manager, agent or bareboat charterer, who has
assumed the responsibility for the operation of the ship from the owner and who, on assuming such responsibility, has agreed to take over
the duties and responsibilities imposed on shipowners in accordance with this Convention, regardless of whether any other organizations
or persons fulfil certain of the duties or responsibilities on behalf of the shipowner. See Article II(1)(j) of the Convention.

Maritime Labour Convention, 2006 223


Lampiran

Lampiran A5-II

Hal ini untuk menyatakan:


1. Bahwa kapal ini telah diperiksa dan diverifikasi sesuai dengan persyaratan Konvensi, dan
ketentuan-ketentuan Deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan maritim terlampir.
2. Bahwa pekerjaan dan kondisi kehidupan para awak kapal ditentukan dalam Lampiran A5-I
Konvensi yang ditemukan sesuai dengan yang disebutkan di atas mengenai persyaratan
nasional pelaksanaan Konvensi oleh negara. Persyaratan nasional telah diringkas dalam
Deklarasi Kepatuhan Tenaga Kerja, Bagian I.

Sertifikat ini berlaku sampai.................................... tunduk pada pengawasan sesuai dengan


Standar A5.1.3 dan A5.1.4 Konvensi.

Sertifikat ini berlaku hanya ketika Deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan maritim ditetapkan di....
............................................................. pada.............................................dilampirkan.

Tanggal selesainya pemeriksaan berdasarkan Sertifikat adalah......................................


di.................................................... pada...........................................................................

Tanda tangan dari pejabat berwenang menerbitkan Sertifikat


(Meterai atau stempel oleh otoritas yang berwenang, yang sesuai)
Dukungan untuk pemeriksaan menengah wajib dan, jika diperlukan, setiap pemeriksaan
tambahan
Hal ini untuk menyatakan bahwa kapal telah diperiksa sesuai dengan Standar A5.1.3 dan A5.1.4
Konvensi dan bahwa pekerjaan dan kondisi kehidupan awak kapal ditentukan dalam Lampiran
A5-I Konvensi sesuai dengan persyaratan nasional pelaksanaan Konvensi oleh negara.

Pengawasan Menengah : Ditandatangani ..............................................


(dilengkapi antara tanggal kedua (Tanda tangan pejabat berwenang)
dan ketiga)
Tempat ..............................................................
Tanggal .............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)

224 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

Appendix A5-II

This is to certify:
1. That this ship has been inspected and verified to be in compliance with the requirements of the
Convention, and the provisions of the attached Declaration of Maritime Labour Compliance.
2. That the seafarers’ working and living conditions specified in Appendix A5-I of the Convention
were found to correspond to the abovementioned country’s national requirements
implementing the Convention. These national requirements are summarized in the Declaration
of Maritime Labour Compliance, Part I.

This Certificate is valid until .................................... subject to inspections in accordance with


Standards A5.1.3 and A5.1.4 of the Convention.

This Certificate is valid only when the Declaration of Maritime Labour Compliance issued at ........
......................................................... on ................................................... is attached.

Completion date of the inspection on which this Certificate is based was ............................. Issued
at .................................................... on ........................................................................

Signature of the duly authorized official issuing the Certificate


(Seal or stamp of issuing authority, as appropriate)
Endorsements for mandatory intermediate inspection and, if required, any additional inspection

This is to certify that the ship was inspected in accordance with Standards A5.1.3 and A5.1.4 of
the Convention and that the seafarers’ working and living conditions specified in Appendix A5-I of
the Convention were found to correspond to th abovementioned country’s national requirements
implementing the Convention.

Pengawasan Menengah : Signed .............................................................


(to be completed between the (Signature of authorized official)
second and third anniversary
dates)
Place ................................................................
Date .................................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)

Maritime Labour Convention, 2006 225


Lampiran

Dukungan tambahan (jika diperlukan)


Hal ini untuk menyatakan bahwa kapal sebagai subjek pemeriksaan tambahan untuk
tujuan memverifikasi bahwa kapal selanjutnya patuh degan persyaratan nasional pelaksanaan
Konvensi, seperti yang dipersyaratkan oleh Standar A3.1, ayat 3, Konvensi (pendaftaran ulang
atau perubahan substansial dari akomodasi) atau untuk alasan lain.

Pemeriksaan tambahan: Ditandatangani ..............................................


(jika dibutuhkan) (Tanda tangan pejabat berwenang)

Tempat ..............................................................
Tanggal .............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)

Pemeriksaan tambahan: Ditandatangani ..............................................


(jika dibutuhkan) (Tanda tangan pejabat berwenang)

Tempat ..............................................................
Tanggal .............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)

Pemeriksaan tambahan: Ditandatangani ..............................................


(jika dibutuhkan) (Tanda tangan pejabat berwenang)

Tempat ..............................................................
Tanggal .............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)

226 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

Additional endorsements (if required)


This is to certify that the ship was the subject of an additional inspection for the purpose of
verifying that the ship continued to be in compliance with the national requirements implementing
the Convention, as required by Standard A3.1, paragraph 3, of the Convention (re-registration or
substantial alteration of accommodation) or for other reasons.

Additional inspection: Signed .............................................................


(if required) (Signature of authorized official)

Place ................................................................
Date .................................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)

Additional inspection: Signed .............................................................


(if required) (Signature of authorized official)

Place ................................................................
Date .................................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)

Additional inspection: Signed .............................................................


(if required) (Signature of authorized official)

Place ................................................................
Date .................................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)

Maritime Labour Convention, 2006 227


Lampiran

Lampiran A5-II
MLC 2006
Deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan maritim – Bagian I
(Catatan: Deklarasi ini harus dilampirkan di kapal untuk Sertifikat ketenagakerjaan maritim)
Dikeluarkan di bawah otoritas:................... (masukkan nama otoritas berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, ayat 1 (a), Konvensi)

Sehubungan dengan ketentuan Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006, yang selanjutnya


merujuk pada kapal:

Nama kapal No. IMO Tonase

Adalah dijaga sesuai dengan Standar A5.1.3 Konvensi.

Pernyataan yang ditandatangani, atas nama otoritas berwenang tersebut di atas, bahwa:
(a) ketentuan Konvensi Ketenagakerjaan Maritim sepenuhnya diwujudkan dalam persyaratan
nasional disebut di bawah ini;
(b) persyaratan nasional yang terkandung dalam ketentuan nasional dirujuk di bawah; penjelasan
mengenai isi dari ketentuan-ketentuan yang disediakan bilamana diperlukan;
(c) rincian dari setiap substansi yang setara di bawah Pasal VI, ayat 3 dan 4, disediakan <di
bawah persyaratan kebutuhan nasional sesuai yang tercantum di bawah> <di bagian yang
disediakan untuk tujuan di bawah ini> (mencoret pernyataan yang tidak berlaku);
(d) setiap pengecualian yang diberikan oleh otoritas berwenang sesuai dengan Judul 3 secara
jelas ditunjukkan pada bagian yang disediakan untuk tujuan di bawah ini; dan
(e) setiap jenis kapal dengan persyaratan khusus di bawah undang-undang nasional juga dirujuk
di bawah persyaratan yang bersangkutan.

228 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

Lampiran A5-II
MLC 2006
Declaration of Maritime Labour Compliance – Part I
((Note: This Declaration must be attached to the ship’s Maritime Labour Certificate)
Issued under the authority of: ................... (insert name of competent
authority as defined in Article II, paragraph 1(a), of the Convention)

With respect to the provisions of the Maritime Labour Convention, 2006, the following referenced
ship:

Name of ship IMO number Gross tonnage

is maintained in accordance with Standard A5.1.3 of the Convention.

The undersigned declares, on behalf of the abovementioned competent authority, that:


(a) the provisions of the Maritime Labour Convention are fully embodied in the national
requirements referred to below;
(b) these national requirements are contained in the national provisions referenced below;
explanations concerning the content of those provisions are provided where necessary;
(c) the details of any substantial equivalencies under Article VI, paragraphs 3 and 4, are provided
<under the corresponding national requirement listed below> <in the section provided for
this purpose below> (strike out the statement which is not applicable);
(d) any exemptions granted by the competent authority in accordance with Title 3 are clearly
indicated in the section provided for this purpose below; and
(e) any ship-type specific requirements under national legislation are also referenced under the
requirements concerned.

Maritime Labour Convention, 2006 229


Lampiran

1. Usia minimum (Peraturan 1.1)


2. Sertifikasi medis (Peraturan 1,2)..................................................................................................
3. Kualifikasi awak kapal (Peraturan 1,3).........................................................................................
4. Perjanjian kerja awak kapal (Peraturan 2.1)................................................................................
5. Penggunaan tenaga kerja swasta berlisensi atau bersertifikat atau diatur oeh jasa
perekrutan dan penempatan (Peraturan 1,4).............................................................................
6. Waktu kerja atau waktu istirahat (Peraturan 2.3).......................................................................
7. Tingkat Pengawakan untuk kapal (Peraturan 2,7)......................................................................
8. Akomodasi (Peraturan 3.1)...........................................................................................................
9. Fasilitas rekreasi di atas kapal (Peraturan 3.1)...........................................................................
10. Makanan dan katering (Peraturan 3.2)........................................................................................
11. Kesehatan dan keselamatan dan pencegahan kecelakaan (Peraturan 4.3)............................
12. Perawatan medis di atas kapal (Peraturan 4.1)..........................................................................
13. Prosedur keluhan di atas kapal (Peraturan 5.1.5)......................................................................
14. Pembayaran upah (Peraturan 2.2)...............................................................................................

Nama: ...............................................................
Judul: ................................................................
Tanda tangan: ..................................................
Tempat: .............................................................
Tanggal: ............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)

Ketentuan yang setara

(Catatan: pernyataan mogok yang tidak berlaku)


Ketentuan yang setara berikut, sebagaimana dirujuk Pasal VI, ayat (3) dan (4), Konvensi, kecuali
dinyatakan di atas, telah dicatat (menjelaskan gambaran jika berlaku):
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
Tidak ada kesetaraan yang telah diberikan.

230 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

1. Minimum age (Regulation 1.1)


2. Medical certification (Regulation 1.2) ...........................................................................................
3. Qualifications of seafarers (Regulation 1.3) .................................................................................
4. Seafarers’ employment agreements (Regulation 2.1) .................................................................
5. Use of any licensed or certified or regulated private recruitment and placement service
(Regulation 1.4) ..............................................................................................................................
6. Hours of work or rest (Regulation 2.3) ..........................................................................................
7. Manning levels for the ship (Regulation 2.7) ................................................................................
8. Accommodation (Regulation 3.1) ..................................................................................................
9. On-board recreational facilities (Regulation 3.1) .........................................................................
10. Food and catering (Regulation 3.2) ...............................................................................................
11. Health and safety and accident prevention (Regulation 4.3) ......................................................
12. On-board medical care (Regulation 4.1) .......................................................................................
13. On-board complaint procedures (Regulation 5.1.5) ....................................................................
14. Payment of wages (Regulation 2.2) ...............................................................................................

Name: ..............................................................
Title: ................................................................
Signature: .......................................................
Place: ..............................................................
Date: ...............................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)

Substantial equivalencies

(Note: Strike out the statement which is not applicable)


The following substantial equivalencies, as provided under Article VI, paragraphs 3 and 4, of the
Convention, except where stated above, are noted (insert description if applicable):
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
No equivalency has been granted.

Maritime Labour Convention, 2006 231


Lampiran

Nama: ...............................................................
Judul: ................................................................
Tanda tangan: ..................................................
Tempat: .............................................................
Tanggal: ............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)

Pengecualian

(Catatan: pernyataan mogok yang tidak berlaku)


Berikut pengecualian yang diberikan oleh otoritas berwenang sebagaimana ditetapkan dalam
Judul 3 Konvensi:
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
Tidak ada pengecualian yang telah diberikan.

Nama: ...............................................................
Judul: ................................................................
Tanda tangan: ..................................................
Tempat: .............................................................
Tanggal: ............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)

232 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

Name: ..............................................................
Title: ................................................................
Signature: .......................................................
Place: ..............................................................
Date: ...............................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)

Exemptions

(Note: Strike out the statement which is not applicable)


The following substantial equivalencies, as provided under Article VI, paragraphs 3 and 4, of the
Convention, except where stated above, are noted (insert description if applicable):
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
No equivalency has been granted.

Name: ..............................................................
Title: ................................................................
Signature: .......................................................
Place: ..............................................................
Date: ...............................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)

Maritime Labour Convention, 2006 233


Lampiran

Deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan maritim- Bagian II

Langkah-langkah yang diadopsi untuk memastikan kepatuhan yang sedang berlangsung antara
pengawasan
Langkah-langkah berikut telah disusun oleh pemilik kapal, yang disebutkan dalam Sertifikat
ketenagakerjaan maritim yang Deklarasi nya dilampirkan, untuk memastikan kepatuhan yang
berkelanjutan antara pengawasan:
(Pernyataan di bawah ini menggambarkan langkah-langkah yang disusun untuk memastikan
kepatuhan masing-masing item dalam Bagian I)

1. Usia minimum (Peraturan1.1) ❑


..........................................................................................................................................
2. Sertifikat medis (Peraturan 1.2) ❑
..........................................................................................................................................
3. Kualifikasi awak kapal (Peraturan 1.3) ❑
..........................................................................................................................................
4. Perjanjian kerja awak kapal (Peraturan 2.1) ❑
..........................................................................................................................................
5. Penggunaan tenaga kerja swasta berlisensi atau bersertifikat atau diatur jasa
perekturan dan penempatan (Peraturan 1.4) ❑
..........................................................................................................................................
6. Waktu kerja dan waktu istirahat (Peraturan 2.3) ❑
..........................................................................................................................................
7. Tingkat pengawakan pada kapal (Peraturan 2,7) ❑
..........................................................................................................................................
8. Akomodasi (Peraturan 3.1) ❑
..........................................................................................................................................
9. Fasilitas rekreasi di atas kapal (Peraturan 3.1) ❑
..........................................................................................................................................
10. Makanan dan katering (Peraturan 3.2) ❑
..........................................................................................................................................
11. Kesehatan dan pencegahan keselamatan dan kecelakaan (Peraturan 4.3) ❑
..........................................................................................................................................
12. Perawatan medis di kapal (Peraturan 4.1) ❑
..........................................................................................................................................
13. Prosedur keluhan di kapal (Peraturan 5.1.5) ❑
..........................................................................................................................................
14. Pembayaran upah (Peraturan 2.2) ❑
..........................................................................................................................................

234 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

Declaration of Maritime Labour Compliance – Part II

Measures adopted to ensure ongoing compliance between inspections The following measures
have been drawn up by the shipowner, named in the
Maritime Labour Certificate to which this Declaration is attached, to ensure ongoing compliance
between inspections:
(State below the measures drawn up to ensure compliance with each of the items in Part I)

1. Minimum age (Regulation 1.1) ❑


..........................................................................................................................................
2. Medical certification (Regulation 1.2) ❑
..........................................................................................................................................
3. Qualifications of seafarers (Regulation 1.3) ❑
..........................................................................................................................................
4. Seafarers’ employment agreements (Regulation 2.1) ❑
..........................................................................................................................................
5. Use of any licensed or certified or regulated private recruitment and placement
service (Regulation 1.4) ❑
..........................................................................................................................................
6. Hours of work or rest (Regulation 2.3) ❑
..........................................................................................................................................
7. Manning levels for the ship (Regulation 2.7) ❑
..........................................................................................................................................
8. Accommodation (Regulation 3.1) ❑
..........................................................................................................................................
9. On-board recreational facilities (Regulation 3.1) ❑
..........................................................................................................................................
10. Food and catering (Regulation 3.2) ❑
..........................................................................................................................................
11. Health and safety and accident prevention (Regulation 4.3) ❑
..........................................................................................................................................
12. On-board medical care (Regulation 4.1) ❑
..........................................................................................................................................
13. On-board complaint procedures (Regulation 5.1.5) ❑
..........................................................................................................................................
14. Payment of wages (Regulation 2.2) ❑
..........................................................................................................................................

Maritime Labour Convention, 2006 235


Lampiran

Dengan ini menyatakan bahwa langkah-langkah di atas telah disusun untuk memastikan
kepatuhan berkelanjutan, antara pengawasan, dengan persyaratan yang tercantum dalam Bagian
I.
Nama dari pemilik kapal:1........................................
.............................................................................
Alamat perusahaan:................................................
...............................................................................
Nama dari penandatangan resmi:...........................
.....................................................................................
Judul:..........................................................................
Tanda tangan dari otoritas berwenang:
.....................................................................................
Tanggal:...................................................................
(Meterai atau stempel dari pemilik kapal1)

Langkah-langkah di atas telah dikaji oleh (cantumkan nama dari otoritas berwenang atau
sepatutnya diakui organisasi) dan, setelah pemeriksaan kapal, setelah ditetapkan memenuhi
tujuan yang merujuk pada Standar A5.1.3, ayat 10 (b), sesuai dengan langkah-langkah untuk
memastikan kepatuhan awal dan berkelanjutan dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Bagian I dari Deklarasi ini.

Nama:.........................................................................
Judul:..........................................................................

1 pemilik kapal adalah pemilik atau organisasi lain atau perseorangan seperti manajer, agen atau bareboat charterer yang dianggap
bertanggung jawab dalam pengoperasian kapal dari pemiliknya, dianggap bertanggung jawab, telah menyetujui untuk mengambil alih
semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pemilik kapal sesuai dengan konvensi ini, dengan tidak mempertimbangkan
adanya organisasi atau perseorangan lain yang memenuhi tugas-tugas atau tanggung jawab tertentu atas nama pemilik. Lihat Pasal II (1)
(j) dari Konvensi.

236 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

I hereby certify that the above measures have been drawn up to ensure ongoing compliance,
between inspections, with the requirements listed in Part I.

Name of shipowner:1........................................
.............................................................................
Company address:................................................
...............................................................................
Name of the authorized signatory:...........................
.....................................................................................
Title:..........................................................................
Signature of the authorized signatory:
.....................................................................................
Date:...................................................................
(Stamp or seal of the shipowner1)

The above measures have been reviewed by (insert name of competent authority or duly
recognized organization) and, following inspection of the ship, have been determined as meeting
the purposes set out under Standard A5.1.3, paragraph 10(b), regarding measures to ensure
initial and ongoing compliance with the requirements set out in Part I of this Declaration.

Name:.........................................................................
Title:..........................................................................

1 Shipowner means the owner of the ship or another organization or person, such as the manager, agent or bareboat charterer, who has
assumed the responsibility for the operation of the ship from the owner and who, on assuming such responsibility, has agreed to take over
the duties and responsibilities imposed on shipowners in accordance with this Convention, regardless of whether any other organizations
or persons fulfil certain of the duties or responsibilities on behalf of the shipowner. See Article II(1)(j) of the Convention.

Maritime Labour Convention, 2006 237


Lampiran

Sertifikat Tenaga Kerja Maritim Sementara

Ditetapkan berdasarkan ketentuan Pasal V dan Judul 5 dari MLC 2006


(selanjutnya disebut sebagai “Konvensi”)
di bawah kewenangan Pemerintah:
................................................................................................................................
(penunjukan penuh dari Negara Berbendera yang berlayar)

oleh ...............................................................................................................................
(penunjukan dan alamat lengkap dari otoritas berwenang atau organisasi yang diakui berwenang
berdasarkan ketentuan Konvensi)

Keterangan kapal

Nama kapal .............................................................................................................................


Nomor atau huruf khas ..................................... .....................................................................
Pelabuhan yang terdaftar .......................................................................................................
Tanggal yang terdaftar .............................................................................................................
Gross Tonnage .........................................................................................................................
Nomor IMO ...............................................................................................................................
Jenis kapal ...............................................................................................................................
Nama dan alamat pemilik kapal2 ............................................... .........................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

1 untuk kapal yang tercakup dalam skema sementara pengukuran tonase sebagaimana ditetapkan oleh Organisasi Maritim Internasional,
gross tonnage kapal adalah yang dimuat dalam kolom CATATAN pada Sertifikat Tonase Internasional (1969)). Lihat Pasal II (1) (c) dari
Konvensi.

2 2 pemilik kapal adalah pemilik atau organisasi lain atau perseorangan seperti manajer, agen atau bareboat charterer yang dianggap
bertanggung jawab dalam pengoperasian kapal dari pemiliknya, dianggap bertanggung jawab, telah menyetujui untuk mengambil alih
semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pemilik kapal sesuai dengan konvensi ini, dengan tidak mempertimbangkan
adanya organisasi atau perseorangan lain yang memenuhi tugas-tugas atau tanggung jawab tertentu atas nama pemilik. Lihat Pasal II (1)
(j) dari Konvensi.

238 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

Interim Maritime Labour Certificate

Issued under the provisions of Article V and Title 5 of the Maritime Labour Convention, 2006
(referred to below as “the Convention”)
under the authority of the Government of:
................................................................................................................................
(full designation of the State whose flag the ship is entitled to fly)

by ...............................................................................................................................
(full designation and address of the competent authority or recognized organization duly authorized
under the provisions of the Convention)

Particulars of the ship

Name of ship ..........................................................................................................................


Distinctive number or letters ..................................... .............................................................
Port of registry .........................................................................................................................
Date of registry ........................................................................................................................
Gross Tonnage .........................................................................................................................
IMO Number.............................................................................................................................
Type of ship .............................................................................................................................
Name and address of the shipowner2 .......................................... .........................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................

1 For ships covered by the tonnage measurement interim scheme adopted by the IMO, the gross tonnage is that which is included in the
REMARKS column of the International Tonnage Certificate (1969). See Article II(1)(c) of the Convention.

2 Shipowner means the owner of the ship or another organization or person, such as the manager, agent or bareboat charterer, who has
assumed the responsibility for the operation of the ship from the owner and who, on assuming such responsibility, has agreed to take over
the duties and responsibilities imposed on shipowners in accordance with this Convention, regardless of whether any other organizations
or persons fulfil certain of the duties or responsibilities on behalf of the shipowner. See Article II(1)(j) of the Convention.

Maritime Labour Convention, 2006 239


Lampiran

Hal ini untuk menyatakan, untuk keperluan Standard A5.1.3, ayat 7, Konvensi, bahwa:
(a) kapal ini telah diperiksa, sejauh wajar dan praktis, untuk hal-hal yag tercantum
dalam Lampiran A5-I Konvensi, dengan verifikasi perhitungan item (b), (c) dan (d) di
bawah ini;
(b) pemilik kapal telah menunjukkan kepada otoritas berwenang atau diakui organisasi
bahwa kapal memiliki prosedur yang memadai dalam mematuhi Konvensi;
(c) Master adalah terbiasa dengan persyaratan Konvensi dan bertanggung jawab untuk
pelaksanaannya; dan
(d) informasi yang relevan telah disampaikan kepada otoritas berwenang atau
recognized organization menghasilkan Deklarasi Kepatuhan Tenaga Kerja Maritim.

Sertifikat ini berlaku hingga.................................... tunduk pada pengawasan sesuai dengan


Standar A5.1.3 dan A5.1.4.

Tanggal penyelesaian pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam (a) di atas ..........................


Di tetapkan di ..................................................... pada ..............................................................

Tanda tangan dari otoritas berwenang


Yang menetapkan sertifikat sementara ......................................................................................
(Meterai atau stempel yang ditetapkan oleh otoritas, yang sesuai)

240 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

This is to certify, for the purposes of Standard A5.1.3, paragraph 7, of the Convention, that:
(a) this ship has been inspected, as far as reasonable and practicable, for the matters
listed in Appendix A5-I to the Convention, taking into account verification of items
under (b), (c) and (d) below;
(b) the shipowner has demonstrated to the competent authority or recognized
organization that the ship has adequate procedures to comply with the Convention;
(c) the master is familiar with the requirements of the Convention and the responsibilities
for implementation; and
(d) relevant information has been submitted to the competent authority or recognized
organization to produce a Declaration of Maritime Labour Compliance.

This Certificate is valid until .................................... subject to inspections in accordance with


Standards A5.1.3 and A5.1.4.

Completion date of the inspection referred to under (a) above was ...................................
Issued at ..................................................... on ........................................................................

Signature of the duly authorized official


issuing the interim certificate ................................................................................................
(Seal or stamp of issuing authority, as appropriate)

Maritime Labour Convention, 2006 241


Lampiran

LAMPIRAN A5-III

Area umum yang menjadi subyek pemeriksaan terperinci oleh pejabat berwenang di pelabuhan
negara anggota yang melaksanakan pemeriksaan Negara Pelabuhan sesuai dengan Standar
A5.2.1:

Usia Minimum
Kualifikasi pelaut
Perjanjian kerja pelaut
Penggunaan layanan rekrutmen dan penempatan swasta berlisensi atau bersertifikat atau
diatur
Jam kerja atau istirahat
Tingkat pengawakan kapal
Akomodasi
Fasilitas rekreasi di kapal
Makanan dan katering
Kesehatan dan keselamatan dan pencegahan kecelakaan
Perawatan medis di kapal
Prosedur keluhan di kapal
Pembayaran upah

242 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

APPENDIX A5-III

General areas that are subject to a detailed inspection by an authorized officer in a port of a
Member carrying out a port State inspection pursuant to Standard A5.2.1:

Minimum age
Medical certification
Qualifications of seafarers
Seafarers’ employment agreements
Use of any licensed or certified or regulated private recruitment and placement service
Hours of work or rest
Manning levels for the ship
Accommodation
On-board recreational facilities
Food and catering
Health and safety and accident prevention
On-board medical care
On-board complaint procedures
Payment of wages

Maritime Labour Convention, 2006 243


Lampiran

LAMPIRAN B5-I

CONTOH A DEKLARASI NASIONAL

Lihat Pedoman B5.1.3, ayat 5


Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2996

Deklarasi Kepatuhan Tenaga Kerja Maritim- Bagian I

(Catatan: Deklarasi ini harus dilampirkan pada Sertifikat Tenaga Kerja Maritim di kapal)

Ditempatkan di bawah otoritas: KementerianTransportasi Maritim xxxxxx


Sehubungan dengan ketentuan Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006, kapal merujuk pada
acuan berikut:

Nama kapal No. IMO Tonase

M.S. EXAMPLE 12345 1000

Ditegakkan sesuaidengan Standar A5.1.3 Konvensi.


Yang bertanda tangan menyatakan, atas nama otoritas berwenang tersebut di atas, bahwa:
(a) Ketentuan Konvensi Ketenagakerjaan Maritim sepenuhnya diwujudkan dalam
persyaratan nasional tersebut di bawah ini;
(b) Persyaratan nasional yang terkandung dalam ketentuan nasional merujuk pada
ketentuan di bawahini; penjelasanmengenaiisidariketentuan-ketentuan yang
disediakanbilamana diperlukan;
(c) rinciandarisetiapsubstansi yang setara dalamPasal VI, ayat 3 dan 4, disediakan <
di bawah kebutuhan nasional yang sesuai tercantum >< di bagian yang disediakan
untuk tujuan di bawah ini > (mencoret pernyataan yang tidak berlaku);
(d) setiap pengecualian yang diberikan oleh otoritas berwenang sesuai dengan Judul 3
jelas ditunjukkan pada bagian yang disediakan untu ktujuan di bawah ini; dan
(e) asetiapkapal – jenis persyaratan khusus di bawah peraturan perundag-undangan
nasional juga merujuk pada persyaratan yang bersangkutan.

244 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

APPENDIX B5-I

EXAMPLE OF A NATIONAL DECLARATION

See Guideline B5.1.3, paragraph 5


Maritime Labour Convention, 2006

Declaration of Maritime Labour Compliance – Part I

(Note: This Declaration must be attached to the ship’s Maritime Labour Certificate)

Issued under the authority of: The Ministry of Maritime Transport of Xxxxxx
With respect to the provisions of the Maritime Labour Convention, 2006, the following referenced
ship:

Name of ship IMO number Gross tonnage

M.S. EXAMPLE 12345 1000

is maintained in accordance with Standard A5.1.3 of the Convention.


The undersigned declares, on behalf of the abovementioned competent authority, that:
(a) the provisions of the Maritime Labour Convention are fully embodied in the national
requirements referred to below;
(b) these national requirements are contained in the national provisions referenced
below; explanations concerning the content of those provisions are provided where
necessary;
(c) the details of any substantial equivalencies under Article VI, paragraphs 3 and 4,
are provided <under the corresponding national requirement listed below> <in
the section provided for this purpose below> (strike out the statement which is not
applicable);
(d) any exemptions granted by the competent authority in accordance with Title 3 are
clearly indicated in the section provided for this purpose below; and
(e) any ship-type specific requirements under national legislation are also referenced
under the requirements concerned.

Maritime Labour Convention, 2006 245


Lampiran

1. Usia minimum (Peraturan 1.1)


UU Pelayaran, No. 123 Tahun 1905, sebagaimana telahdiubah (“UU”), Bab X; Peraturan
Pengiriman (“Peraturan”) 2006, Peraturan 1111-1222.
Usia minimum yang dimaksud dalam Konvensi.
“Malam” berarti 09:00-06:00 kecuali Kementerian Transportasi Maritim (“Kementerian”)
menyetujui dengan periode yang berbeda.
Contoh pekerjaan berbahaya dibatasi untuk yang berumur 18 tahun atau lebih yang tercantum
dalam Jadwal A. Dalam kasus kapal kargo, tidak ada yang di bawah umur 18 dapat bekerja di
area yang ditandai pada kapal (dilampirkan pada Deklarasi ini) sebagai “daerah berbahaya”

2. SertifikasiMedik (Peraturan 1,2)


Hukum, Bab XI; Peraturan, Aturan 1223-1233.
Sertifikat medis harus memenuhi persyaratan STCW, mana yang berlaku; dalam kasus lain,
persyaratan STCW diterapkan dengan penyesuaian yang diperlukan. Optik yang memenuhi
syarat pada daftar yang disetujui oleh Kementerian yang dapat mengeluarkan sertifikat
tentang penglihatan.
Pemeriksaan medis mengikuti Pedoman ILO / WHO sebagaimana dirujuk pada Pedoman
B1.2.1.
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

246 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

1. Minimum age (Regulation 1.1)


Shipping Law, No. 123 of 1905, as amended (“Law”), Chapter X; Shipping Regulations
(“Regulations”), 2006, Rules 1111-1222.
Minimum ages are those referred to in the Convention.
“Night” means 9 p.m. to 6 a.m. unless the Ministry of Maritime Transport (“Ministry”) approves
a different period.
Examples of hazardous work restricted to 18-year-olds or over are listed in Schedule A hereto.
In the case of cargo ships, no one under 18 may work in the areas marked on the ship’s plan
(to be attached to this Declaration) as “hazardous area”.

2. Medical certification (Regulation 1.2)


Law, Chapter XI; Regulations, Rules 1223-1233.
Medical certificates shall conform to the STCW requirements, where applicable; in other
cases, the STCW requirements are applied with any necessary adjustments.
Qualified opticians on list approved by Ministry may issue certificates concerning eyesight.
Medical examinations follow the ILO/WHO Guidelines referred to in Guideline B1.2.1
.......................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................

Maritime Labour Convention, 2006 247


Lampiran

Deklarasi KepatuhanTenaga Kerja Maritim - Bagian II

Langkah-langkah yang diadopsi untuk memastikan kepatuhan


Yang sedang berlangsung antara pengawasan

Langkah-langkah berikut telah disusun oleh pemilik kapal, yang disebutkan dalam Sertifikat
Tenaga Kerja Maritim dimana Deklarasi ini dilampirkan, untuk memastikan kepatuhan yang
sedang berlangsung antara pengawasan:
(Pernyataan di bawah ini menggambarkan langkah-langkah yang memastikan kepatuhan masing-
masing item di Bagian I)

1. Usia minimum (Peraturan 1,1)


Tanggal lahir setiap awak kapal dicatat namanya pada daftar kru. Daftar ini diperiksa pada
awal setiap perjalanan oleh Master atau petugas yang bekerja atas namanya (“petugas yang
berwenang”), yang mencatat tanggal verifikasi tersebut.
Setiap awak kapal yang berusia di bawah 18 tahun, pada saat perjanjian, catatan melarang
awak kapal baik laki-laki atau perempuan dari melakukan kerja malam atau kerja khusus
yang terdaftar sebagai pekerjaan yang berbahaya (lihat Bagian I, Bab 1, di atas) dan pekerjaan
berbahaya lainnya, dan mewajibkan awak kapal baik laki-laki / perempuan untuk berkonsultasi
dengan petugas yang kompeten dalam hal keraguan. Salinan catatan, dengan tandatangan
awak kapal di bawah “menerima dan membaca”, dan tanggal penandatanganan, disimpan
oleh petugas yang berwenang.

2. SertifikasiMedis (Peraturan 1,2)


Sertifikat medis disimpan kerahasiaannya oleh petugas yang berwenang, bersama-sama
dengan daftar, disiapkan di bawah tanggungjawab petugas yang berwenang dan menyatakan
untuk setiap awak kapal di kapal: fungsi awak kapal tersebut, tanggal sertifikat saat medis
(s) dan status kesehatan yang tercantum pada sertifikat yang bersangkutan. Dalam setiap
kasus yang mungkin keraguan apakah awak kapal secara medis cocok untuk fungsi atau
fungsi tertentu, petugas yang berwenang setelah berkonsultasi dengan dokter pelaut atau
praktisi yang berkualitas lain dan mencatat ringkasan kesimpulan praktisi, serta nama dan
nomor telepon praktisi dan tanggal konsultasi.
...........................................................................................................................................................

248 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006


Annexes

Declaration of Maritime Labour Compliance – Part II

Measures adopted to ensure ongoing compliance


between inspections

The following measures have been drawn up by the shipowner, named in the Maritime Labour
Certificate to which this Declaration is attached, to ensure ongoing compliance between inspections:
(State below the measures drawn up to ensure compliance with each of the items in Part I)

1. Minimum age (Regulation 1.1)


Date of birth of each seafarer is noted against his/her name on the crew list. The list is
checked at the beginning of each voyage by the master or officer acting on his or her behalf
(“competent officer”), who records the date of such verification. Each seafarer under 18
receives, at the time of engagement, a note prohibiting him/her from performing night
work or the work specifically listed as hazardous (see Part I, section 1, above) and any other
hazardous work, and requiring him/her to consult the competent officer in case of doubt. A
copy of the note, with the seafarer’s signature under “received and read”, and the date of
signature, is kept by the competent officer.
2. Medical certification (Regulation 1.2)
The medical certificates are kept in strict confidence by the competent officer, together with
a list, prepared under the competent officer’s responsibility and stating for each seafarer
on board: the functions of the seafarer, the date of the current medical certificate(s) and
the health status noted on the certificate concerned. In any case of possible doubt as to
whether the seafarer is medically fit for a particular function or functions, the competent
officer consults the seafarer’s doctor or another qualified practitioner and records a summary
of the practitioner’s conclusions, as well as the practitioner’s name and telephone number
and the date of the consultation.
...........................................................................................................................................................

Maritime Labour Convention, 2006 249

Anda mungkin juga menyukai