Labour
Organization
Konvensi Ketenagakerjaan
Maritim, 2006
Maritime
Labour Convention, 2006
Konvensi Ketenagakerjaan
Maritim, 2006
Maritime
Labour Convention,
2006
2 Konvensi Ketenagakerjaan Maritim, 2006
Konvensi Ketenagakerjaan Maritime Labour Convention,
Maritim, 2006 2006
Menetapkan bahwa instrumen baru ini Determined that this new instrument
wajib dirancang untuk menjamin kepastian should be designed to secure the widest
penerimaan instrumen ini seluas mungkin possible acceptability among governments,
di antara para pemerintah, pemilik kapal shipowners and seafarers committed to
dan awak kapal yang berkomitmen terhadap the principles of decent work, that it should
prinsip-prinsip kerja layak, yang dapat terus be readily updateable and that it should
diperbaharui dan dapat dilaksanakan dan lend itself to effective implementation and
ditegakkan secara efektif, dan enforcement, and
Pasal I Article I
1. Setiap Negara Anggota yang meratifikasi 1. Each Member which ratifies this
Konvensi ini harus memberlakukan Convention undertakes to give complete
ketentuan-ketentuan ini secara penuh effect to its provisions in the manner set
dengan cara sebagaimana diatur dalam out in Article VI in order to secure the right
Pasal VI guna menjamin hak semua of all seafarers to decent employment.
awak kapal atas pekerjaan yang layak;
2 Negara-negara Anggota harus saling 2. Members shall cooperate with each other
bekerja sama dengan tujuan memastikan for the purpose of ensuring the effective
pelaksanaan dan penegakkan Konvensi implementation and enforcement of this
ini secara efektif. Convention.
Pasal II Article II
1. Untuk tujuan Konvensi ini, dan kecuali 1. For the purpose of this Convention and
diatur sebaliknya dalam ketentuan- unless provided otherwise in particular
ketentuan khusus, istilah: provisions, the term:
(a) otoritas berwenang adalah men- (a) competent authority means the
teri, lembaga pemerintah atau minister, government department
pihak lain yang berwenang untuk or other authority having power
menerbitkan dan menegakkan to issue and enforce regulations,
peraturan, perintah atau instruksi orders or other instructions having
lain yang berlaku berkenaan dengan the force of law in respect of the
hal-hal yang diatur dalam ketentuan subject matter of the provision
ini; concerned;
(b) deklarasi kepatuhan ketenaga- (b) declaration of maritime labour
kerjaan maritim adalah deklarasi compliance means the declaration
sebagaimana dirujuk dalam referred to in Regulation 5.1.3;
Peraturan 5.1.3;
(c) tonase adalah volume tonase (c) gross tonnage means the gross
kotor kapal yang dihitung sesuai tonnage calculated in accordance
dengan aturan pengukuran with the tonnage measurement
tonase dalam Lampiran 1 dari regulations contained in Annex I
Konvensi Internasional, mengenai to the International Convention on
Setiap Negara Anggota harus memastikan Each Member shall satisfy itself that the
bahwa ketentuan peraturan perundang- provisions of its law and regulations respect,
undangannya, dalam konteks Konvensi ini, in the context of this Convention, the
menghormati hak-hak dasar terhadap: fundamental rights to:
(a) kebebasan berserikat dan pengakuan (a) freedom of association and the effective
yang efektif terhadap hak atas recognition of the right to collective
perundingan bersama; bargaining;
(b) penghapusan segala bentuk kerja paksa (b) the elimination of all forms of forced or
atau wajib kerja; compulsory labour;
(c) penghapusan efektif pekerja anak; dan (c) the effective abolition of child labour;
and
(d) penghapusan diskriminasi berkaitan (d) the elimination of discrimination in
dengan pekerjaan dan jabatan. respect of employment and occupation.
Pasal IV Article IV
1. Setiap awak kapal mempunyai hak atas 1. Every seafarer has the right to a safe
tempat kerja yang aman dan terlindungi and secure workplace that complies
sesuai dengan standar keselamatan. with safety standards.
2. Setiap awak kapal mempunyai hak atas 2. Every seafarer has a right to fair terms of
syarat-syarat kerja yang adil. employment.
3. Setiap awak kapal mempunyai hak atas 3. Every seafarer has a right to decent
kondisi kerja dan kehidupan yang layak working and living conditions on board
di atas kapal. ship.
4. Setiap awak kapal mempunyai hak atas 4. Every seafarer has a right to health
perlindungan kesehatan, perawatan protection, medical care, welfare
medis, tingkat kesejahteraan dan measures and other forms of social
bentuk-bentuk perlindungan sosial protection.
lainnya.
Pasal V Article V
Pasal VI Article VI
1. Peraturan dan ketentuan Kaidah Bagian 1. The Regulations and the provisions of
A bersifat wajib. Ketentuan Kaidah Part A of the Code are mandatory. The
Bagian B Kaidah bersifat tidak wajib. provisions of Part B of the Code are not
mandatory.
2. Setiap Negara Anggota harus meng- 2. Each Member undertakes to respect
hormati prinsip-prinsip dan hak-hak the rights and principles set out in the
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Regulations and to implement each
dan menerapkan setiap Peraturan dengan Regulation in the manner set out in the
cara sebagaimana ditetapkan dalam corresponding provisions of Part A of the
ketentuan-ketentuan yang terkait dengan Code. In addition, the Member shall give
Kaidah Bagian A. Selain itu, Negara due consideration to implementing its
Anggota wajib memberikan pertimbangan responsibilities in the manner provided
untuk melaksanakan tanggungjawabnya for in Part B of the Code.
dengan cara sebagaimana diatur dalam
Kaidah Bagian B.
3. Negara Anggota yang tidak dalam 3. A Member which is not in a position to
kapasitas untuk menerapkan hak- implement the rights and principles
hak dan prinsip-prinsip sebagaimana in the manner set out in Part A of the
ditetapkan dalam Kaidah Bagian A, Code may, unless expressly provided
kecuali secara tegas diatur sebaliknya otherwise in this Convention, implement
dalam Konvensi ini, melaksanakan Part A through provisions in its laws and
Bagian A melalui ketentuan-ketentuan regulations or other measures which are
sesuai dengan peraturan perundang- substantially equivalent to the provisions
undangannya atau kebijakan-kebijakan of Part A.
lain yang secara substansial setara
dengan ketentuan Bagian A.
4. Tujuan tunggal dari ayat ke-3 Pasal ini, 4. For the sole purpose of paragraph 3 of
setiap hukum, peraturan, perjanjian this Article, any law, regulation, collective
bersama atau kebijakan pelaksanaan agreement or other implementing
lainnya harus dianggap setara secara measure shall be considered to be
substansial, dalam konteks Konvensi substantially equivalent, in the context of
ini, apabila setiap Negara Anggota this Convention, if the Member satisfies
memenuhi bahwa: itself that:
(a) Negara tersebut kondusif atas (a) it is conducive to the full achievement
pencapaian maksimal obyek dan of the general object and purpose of
tujuan umum ketentuan atau the provision or provisions of Part A
ketentuan-ketentuan Kaidah Bagian of the Code concerned; and
A; dan
1. Ratifikasi resmi Konvensi ini harus 1. The formal ratifications of this Convention
dikomunikasikan kepada Direktur shall be communicated to the Director-
Jenderal Kantor Perburuhan Internasio- General of the International Labour
nal untuk didaftarkan. Office for registration.
2. Konvensi ini hanya bersifat mengikat 2. This Convention shall be binding only
untuk Negara-negara Anggota Organisasi upon those Members of the International
Perburuhan Internasional yang rati- Labour Organization whose ratifications
fikasinya telah didaftarkan oleh Direktur have been registered by the Director-
Jenderal. General.
3. Konvensi ini harus berlaku 12 bulan 3. This Convention shall come into force
setelah tanggal pendaftaran ratifikasi 12 months after the date on which there
oleh paling sedikit 30 Negara Anggota have been registered ratifications by at
Pengaduan Denunciation
Pasal IX Article IX
1. Setiap Negara Anggota yang telah 1. A Member which has ratified this
meratifikasi Konvensi ini dapat Convention may denounce it after the
mengadukan Konvensi ini setelah expiration of ten years from the date on
berakhirnya jangka waktu sepuluh which the Convention first comes into
tahun sejak tanggal Konvensi ini force, by an act communicated to the
pertama kali berlaku, dengan suatu Director-General of the International
tindakan yang dikomunikasikan kepada Labour Office for registration. Such
Direktur Jenderal Kantor Perburuhan denunciation shall not take effect until
Internasional untuk pendaftaran. one year after the date on which it is
Pengaduan tersebut tidak berlaku hingga registered.
satu tahun setelah tanggal pendaftaran
pengaduan tersebut.
2. Setiap Negara Anggota, yang tidak 2. Each Member which does not, within the
melaksanakan hak pengaduan pada year following the expiration of the period
tahun setelah berakhirnya jangka waktu of ten years mentioned in paragraph
sepuluh tahun sebagaimana tersebut 1 of this Article, exercise the right of
pada ayat 1 dalam Pasal ini, harus denunciation provided for in this Article,
terikat selama sepuluh tahun berikutnya shall be bound for another period of ten
dan, kemudian, dapat mengadukan years and, thereafter, may denounce
Konvensi ini saat berakhirnya jangka this Convention at the expiration of each
waktu sepuluh tahun yang baru, sesuai new period of ten years under the terms
dengan ketentuan dalam Pasal ini.` provided for in this Article.
Pasal X Article X
Pasal XI Article XI
Pasal XV Article XV
1. Kaidah dapat diubah baik melalui 1. The Code may be amended either by
prosedur sebagaimana yang ditetapkan the procedure set out in Article XIV or,
dalam Pasal XIV atau, kecuali diatur unless expressly provided otherwise, in
sebaliknya, sesuai dengan prosedur accordance with the procedure set out
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal in the present Article.
ini.
2. Perubahan Kaidah dapat diusulkan 2. An amendment to the Code may be
kepada Direktur Jenderal Kantor proposed to the Director-General of
Perburuhan Internasional oleh the International Labour Office by
Pemerintah dari setiap Anggota the government of any Member of
Organisasi atau kelompok perwakilan the Organization or by the group of
Pemilik Kapal atau kelompok perwakilan Shipowner representatives or the
Awak Kapal yang telah ditunjuk Komite group of Seafarer representatives who
sesuai Pasal XIII. Perubahan yang have been appointed to the Committee
diusulkan oleh pemerintah harus referred to in Article XIII. An amendment
diusulkan, atau didukung, oleh paling proposed by a government must have
sedikit lima pemerintah Negara Anggota been proposed by, or be supported by,
yang telah meratifikasi Konvensi atau at least five governments of Members
oleh kelompok perwakilan Pemilik Kapal that have ratified the Convention or by
atau Awak Kapal sebagaimana dirujuk the group of Shipowner or Seafarer
pada ayat ini. representatives referred to in this
paragraph.
3. Setelah memverifikasi bahwa usulan 3. Having verified that the proposal for
perubahan memenuhi persyaratan ayat amendment meets the requirements of
2 dari Pasal ini, Direktur Jenderal harus paragraph 2 of this Article, the Director-
dengan segera mengomunikasikan General shall promptly communicate the
usulan tersebut, disertai dengan proposal, accompanied by any comments
tanggapan atau saran yang dianggap or suggestions deemed appropriate, to
tepat, kepada semua Anggota Organisasi, all Members of the Organization, with
dengan mengundang mereka untuk an invitation to them to transmit their
menyampaikan pengamatan atau saran observations or suggestions concerning
Naskah resmi Konvensi ini tertulis dalam The English and French versions of the text
bahasa Inggris dan bahasa Perancis. of this Convention are equally authoritative.
Catatan Penjelasan bagi Peraturan dan Explanatory Note to the Regulations and
Kaidah Konvensi Ketenagakerjaan Maritim Code of the Maritime Labour Convention
1. Catatan penjelasan ini, bukan merupakan 1. This explanatory note, which does
bagian dari Konvensi Ketenagakerjaan not form part of the Maritime Labour
Maritim, hanya dimaksudkan sebagai Convention, is intended as a general
sebuah pedoman Konvensi. guide to the Convention.
2. Konvensi mencakup tiga bagian yang 2. The Convention comprises three
berbeda tetapi berkaitan: Pasal-pasal, different but related parts: the Articles,
Peraturan dan Kaidah. the Regulations and the Code.
3. Pasal-pasal dan Peraturan-peraturan 3. The Articles and Regulations set out the
menetapkan hak dan prinsip utama serta core rights and principles and the basic
kewajiban-kewajiban dasar Anggota obligations of Members ratifying the
yang meratifikasi Konvensi. Pasal-pasal Convention. The Articles and Regulations
dan Peraturan-peraturan hanya dapat can only be changed by the Conference
diubah oleh Sidang sesuai kerangka in the framework of article 19 of the
kerja Pasal 19 Konstitusi Organisasi Constitution of the International Labour
Perburuhan Internasional (lihat Pasal Organisation (see Article XIV of the
XIV Konvensi). Convention).
4. Kaidah memuat rincian-rincian atas 4. The Code contains the details for the
penerapan peraturan. Kaidah juga implementation of the Regulations. It
memuat Bagian A (Ketentuan-ketentuan comprises Part A (mandatory Standards)
wajib) dan Bagian B (Pedoman-pedoman and Part B (non-mandatory Guidelines).
tidak wajib). Kaidah dapat diubah melalui The Code can be amended through the
prosedur yang disederhanakan yang simplified procedure set out in Article
ditetapkan dalam Pasal XV Konvensi. XV of the Convention. Since the Code
Mengingat Kaidah diterapkan secara relates to detailed implementation,
rinci, maka perubahan terhadap Kaidah amendments to it must remain within
harus tetap berada dalam ruang lingkup the general scope of the Articles and
umum Pasal-pasal dan Peraturan- Regulations.
peraturan;
5. Kaidah dan Peraturan telah 5. The Regulations and the Code are
dikelompokkan secara umum di bawah organized into general areas under five
lima Judul: Titles:
Judul 1: Persyaratan minimum bagi awak Title 1: Minimum requirements for
kapal untuk bekerja di atas kapal seafarers to work on a ship
Judul 2: Kondisi kerja Title 2: Conditions of employment
Judul 3: Akomodasi, fasilitas rekreasi, Title 3: Accommodation, recreational
makanan dan katering facilities, food and catering
Judul 4: Perlindungan kesehatan, Title 4: Health protection, medical care,
perawatan medis, kesejahteraan dan welfare and social security protection
jaminan sosial
Judul 5: Kepatuhan dan penegakkan Title 5: Compliance and enforcement
8. Ada dua wilayah utama untuk fleksibilitas 8. There are two main areas for flexibility in
dalam penerapan: pertama adalah implementation: one is the possibility for
peluang bagi Negara Anggota, bilamana a Member, where necessary (see Article
perlu (lihat Pasal VI, ayat 3), untuk VI, paragraph 3), to give effect to the
memberlakukan persyaratan terperinci detailed requirements of Part A of the
Kaidah Bagian A melalui kesamaan isi Code through substantial equivalence
(seperti yang didefinisikan dalam Pasal (as defined in Article VI, paragraph 4).
VI, ayat 4).
9. Wilayah kedua fleksibilitas dalam 9. The second area of flexibility in
penerapan ditetapkan dengan menyusun implementation is provided by formu-
persyaratan-persyaratan wajib dari lating the mandatory requirements of
ketentuan dalam Bagian A, secara yang many provisions in Part A in a more
lebih umum, sehingga menyisakan ruang general way, thus leaving a wider scope
lingkup yang lebih luas untuk tindakan for discretion as to the precise action to be
tepat yang dipersiapkan di tingkat provided for at the national level. In such
nasional. Untuk itu, pedoman tentang cases, guidance on implementation is
penerapan diberikan dalam Kaidah given in the nonmandatory Part B of the
Bagian B. Dengan cara ini, Anggota- Code. In this way, Members which have
anggota yang telah meratifikasi Konvensi ratified this Convention can ascertain the
dapat mengetahui jenis tindakan yang kind of action that might be expected of
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan tidak ada orang di Purpose: to ensure that no under-age persons
bawah umur yang bekerja di atas kapal. work on a ship
1. Tidak ada satu orang pun yang berusia di 1. No person below the minimum age shall
bawah usia minimum dapat dipekerjakan be employed or engaged or work on a
atau terlibat atau bekerja di atas kapal. ship.
2. Usia minimum pada saat awal mulai 2. The minimum age at the time of the
berlakunya Konvensi ini adalah 16 tahun. initial entry into force of this Convention
is 16 years.
3. Usia minimum yang lebih tinggi wajib 3. A higher minimum age shall be required
dipersyaratkan dalam kondisi khusus in the circumstances set out in the Code.
sebagaimana diatur dalam Kaidah.
Standar
Standard
Standar A1.1 – Usia Minimum
Standard A1.1 – Minimum age
1. Penempatan, keterlibatan atau bekerja
di atas kapal bagi setiap orang di bawah 1. The employment, engagement or work
usia 16 tahun dilarang. on board a ship of any person under the
2. Bekerja malam hari bagi awak kapal di age of 16 shall be prohibited.
bawah usia 18 tahun dilarang. Sesuai 2. Night work of seafarers under the age of
tujuan Standar ini, “malam hari” dapat 18 shall be prohibited. For the purposes
didefinisikan sejalan dengan hukum of this Standard, “night” shall be defined
dan kebiasaan nasional. Ketentuan ini in accordance with national law and
mencakup jangka waktu paling sedikit practice. It shall cover a period of at
sembilan jam dimulai tidak lebih dari least nine hours starting no later than
tengah malam dan berakhir tidak lebih midnight and ending no earlier than 5
awal dari pukul 5 pagi. a.m.
Pedoman Guideline
Saat mengatur pekerjaan dan kondisi tempat When regulating working and living conditions,
kerja, Anggota wajib memberikan perhatian Members should give special attention to the
khusus terhadap kebutuhan orang-orang needs of young persons under the age of 18.
muda di bawah usia 18 tahun.
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa seluruh Purpose: to ensure that all seafarers are
awak kapal sehat secara medis dalam medically fit to perform their duties at sea.
melaksanakan tugas mereka di laut.
1. Para awak kapal tidak diperbolehkan 1. Seafarers shall not work on a ship
bekerja di atas kapal kecuali mereka unless they are certified as medically fit
dinyatakan sehat secara medis untuk to perform their duties.
melaksanakan tugas-tugas mereka.
2. Pengecualian-pengecualian hanya dapat 2. Exceptions can only be permitted as
diizinkan sebagaimana diatur dalam prescribed in the Code.
Kaidah.
Standar Standard
Tugas Jaga Awak kapal, Tahun 1978, for Seafarers, 1978, as amended
sesuai amandemen (STCW). Sertifikat (“STCW”). A medical certificate issued
medis yang diterbitkan sesuai dengan in accordance with the requirements of
persyaratan STCW wajib diterima oleh STCW shall be accepted by the competent
otoritas berwenang, sesuai tujuan authority, for the purpose of Regulation
Peraturan 1.2. Sertifikat medis yang 1.2. A medical certificate meeting the
memenuhi substansi persyaratan substance of those requirements, in the
dimaksud, dalam kasus awak kapal case of seafarers not covered by STCW,
yang tidak tercakup dalam STCW, wajib shall similarly be accepted.
diterima.
4. Sertifikat medis harus diterbitkan oleh 4. The medical certificate shall be issued by
seorang praktisi medis yang memenuhi a duly qualified medical practitioner or, in
syarat atau, dalam kasus sertifikat the case of a certificate solely concerning
yang hanya mengenai penglihatan, oleh eyesight, by a person recognized by the
seseorang yang diakui oleh otoritas competent authority as qualified to issue
berwenang telah memenuhi syarat untuk such a certificate. Practitioners must
menerbitkan sertifikat tersebut. Praktisi- enjoy full professional independence
praktisi tersebut harus menikmati in exercising their medical judgement
kebebasan profesional sepenuhnya in undertaking medical examination
saat melaksanakan penilaian medis procedures.
untuk melakukan prosedur-prosedur
pemeriksaan medis.
5. Para awak kapal yang ditolak untuk 5. Seafarers that have been refused a
mendapatkan sertifikat atau mempunyai certificate or have had a limitation imposed
keterbatasan dalam bekerja, terutama on their ability to work, in particular with
mengenai waktu, wilayah kerja atau respect to time, field of work or trading
area perdagangan, wajib diberikan area, shall be given the opportunity to
kesempatan untuk memperoleh peme- have a further examination by another
riksaan lebih lanjut oleh praktisi medis independent medical practitioner or by
independen atau referensi medis an independent medical referee.
independen.
6. Setiap sertifikat medis wajib menyatakan 6. Each medical certificate shall state in
secara khusus bahwa: particular that:
a. pendengaran dan penglihatan awak (a) the hearing and sight of the seafarer
kapal, dan visi warna dalam kasus concerned, and the colour vision in
awak yang akan dipekerjakan dalam the case of a seafarer to be employed
kapasitas di mana kebugaran untuk in capacities where fitness for the
melakukan pekerjaannya dapat work to be performed is liable to be
terpengaruh oleh visi warna yang affected by defective colour vision,
kurang baik, semuanya dalam are all satisfactory; and
kondisi baik; dan
b. Awak kapal yang bersangkutan (b) the seafarer concerned is not
tidak menderita kondisi medis suffering from any medical condition
10. Sertifikat medis bagi awak kapal yang 10. The medical certificates for seafarers
bekerja di atas kapal yang biasanya working on ships ordinarily engaged
menjalani pelayaran internasional harus on international voyages must as a
minimal diberikan dalam bahasa Inggris. minimum be provided in English.
Pedoman Guideline
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa awak kapal Purpose: to ensure that seafarers are trained
telah terlatih atau telah memenuhi syarat or qualified to carry out their duties on board
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka di ship.
atas kapal.
1. Para awak kapal tidak wajib bekerja 1. Seafarers shall not work on a ship
di atas sebuah kapal kecuali mereka unless they are trained or certified as
Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers have
kapal mempunyai akses atas sebuah sistem access to an efficient and well-regulated
perekrutan dan penempatan awak kapal seafarer recruitment and placement system.
yang efisien dan sesuai peraturan.
1. Semua awak kapal wajib memiliki akses 1. All seafarers shall have access to an
terhadap sistem yang efisien, memadai efficient, adequate and accountable
dan akuntabel untuk mencari pekerjaan system for finding employment on board
di atas kapal tanpa dikenakan biaya. ship without charge to the seafarer.
2. Jasa perekrutan dan penempatan 2. Seafarer recruitment and placement
awak kapal yang beroperasi dalam services operating in a Member’s
wilayah suatu Negara Anggota wajib territory shall conform to the standards
menyesuaikan dengan standar-standar set out in the Code.
yang ditetapkan dalam Kaidah.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall require, in respect of
mensyaratkan, terkait dengan awak seafarers who work on ships that fly its
kapal yang bekerja di atas kapal yang flag, that shipowners who use seafarer
mengibarkan bendera Negaranya, para recruitment and placement services
pemilik kapal yang menggunakan jasa that are based in countries or territories
perekrutan dan penempatan awak kapal in which this Convention does not apply,
yang bertempat di negara atau wilayah ensure that those services conform to
di mana Konvensi ini tidak berlaku, the requirements set out in the Code.
memastikan bahwa jasa tersebut sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang
ditetapkan dalam Kaidah.
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota yang menjalan- 1. Each Member that operates a public
kan jasa perekrutan dan penempatan seafarer recruitment and placement
awak kapal oleh Pemerintah wajib service shall ensure that the service
memastikan bahwa jasa itu dijalankan is operated in an orderly manner that
secara tertib yang melindungi dan protects and promotes seafarers’
mempromosikan hak-hak ketena- employment rights as provided in this
gakerjaan para awak kapal sebagaimana Convention.
diatur dalam Konvensi ini.
2. Apabila suatu Negara Anggota 2. Where a Member has private seafarer
mempunyai jasa perekrutan dan recruitment and placement services
penempatan awak kapal oleh swasta operating in its territory whose primary
yang dilakukan di wilayahnya, yang purpose is the recruitment and
tujuan utamanya adalah perekrutan placement of seafarers or which recruit
dan penempatan para awak kapal and place a significant number of
atau yang merekrut dan menempatkan seafarers, they shall be operated only in
sejumlah awak kapal yang signifikan, conformity with a standardized system
wajib hanya dijalankan sesuai dengan of licensing or certification or other
sistem perizinan atau sertifikasi yang form of regulation. This system shall be
telah distandarkan, atau bentuk established, modified or changed only
peraturan lainnya. Sistem ini wajib after consultation with the shipowners’
ditetapkan, dimodifikasi atau diubah and seafarers’ organizations concerned.
hanya setelah berkonsultasi dengan In the event of doubt as to whether
(b) baik organisasi awak kapal maupun (b) both the seafarers’ organization
pemilik kapal berada di wilayah and the shipowner are based in the
Negara Anggota; territory of the Member;
(c)
Negara Anggota mempunyai (c) the Member has national laws
hukum atau peraturan nasional or regulations or a procedure to
atau prosedur untuk mengesahkan authorize or register the collective
atau mendaftarkan perjanjian bargaining agreement permitting
kerja bersama yang mengizinkan the operation of the recruitment
pelaksanaan jasa perekrutan dan and placement service; and
penempatan; dan
(d) jasa perekrutan dan penempatan (d) the recruitment and placement
dijalankan secara tertib dan service is operated in an orderly
kebijakan-kebijakan yang sesuai manner and measures are in place
untuk melindungi dan mem- to protect and promote seafarers’
promosikan hak-hak penempatan employment rights comparable to
awak kapal sebanding dengan those provided in paragraph 5 of
ketentuan pada ayat 5 dari Standar this Standard.
ini.
4. Tidak satupun dalam Standar ini atau 4. Nothing in this Standard or Regulation
Peraturan 1.4 wajib dianggap: 1.4 shall be deemed to:
(a) mencegah Negara Anggota untuk (a) prevent a Member from maintaining
mempertahankan jasa perekrutan a free public seafarer recruitment
dan penempatan awak kapal and placement service for seafarers
publik secara bebas dalam in the framework of a policy to
kerangka kerja kebijakan untuk meet the needs of seafarers and
memenuhi kebutuhan para awak shipowners, whether the service
kapal dan pemilik kapal, apakah forms part of or is coordinated with
jasa tersebut merupakan bagian a public employment service for all
dari, atau dikoordinir oleh layanan workers and employers; or
ketenagakerjaan publik untuk
semua pekerja dan pemberi kerja;
atau
(b) membebankan kewajiban bagi (b) impose on a Member the obligation
Negara Anggota untuk menetapkan to establish a system for the
sistem operasional jasa perekrutan operation of private seafarer
dan penempatan awak kapal oleh recruitment or placement services
swasta di wilayahnya. in its territory.
Pedoman Guideline
Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers have a fair
kapal mempunyai perjanjian kerja yang adil. employment agreement.
1. Syarat dan ketentuan kerja awak kapal 1. The terms and conditions for employment
wajib ditetapkan atau merujuk pada of a seafarer shall be set out or referred
perjanjian tertulis yang jelas dapat to in a clear written legally enforceable
ditegakkan secara hukum dan wajib agreement and shall be consistent with
konsisten dengan standar-standar the standards set out in the Code.
sebagaimana tercantum dalam Kaidah.
2. Perjanjian kerja awak kapal wajib 2. Seafarers’ employment agreements
disepakati oleh para awak kapal shall be agreed to by the seafarer
berdasarkan kondisi-kondisi yang under conditions which ensure that the
memastikan bahwa awak kapal memiliki seafarer has an opportunity to review
kesempatan untuk meninjau kembali and seek advice on the terms and
dan meminta saran mengenai syarat dan conditions in the agreement and freely
ketentuan dalam perjanjian tersebut dan accepts them before signing.
tanpa tekanan menerimanya sebelum
penandatanganan.
3. Selama masih sesuai dengan hukum 3. To the extent compatible with the
dan kebiasaan nasional Negara Anggota, Member’s national law and practice,
Standar Standard
(c) pemilik kapal dan awak kapal (c) the shipowner and seafarer
bersangkutan masing-masing concerned shall each have a
wajib memiliki dokumen asli signed original of the seafarers’
perjanjian kerja awak kapal yang employment agreement;
ditandatangani kedua belah pihak;
(d) kebijakan wajib diambil untuk (d) measures shall be taken to ensure
memastikan bahwa informasi yang that clear information as to the
jelas mengenai kondisi-kondisi conditions of their employment
pekerjaan mereka dapat diperoleh can be easily obtained on board
secara mudah di atas kapal oleh by seafarers, including the ship’s
awak kapal, termasuk nakhoda, dan master, and that such information,
bahwa informasi tersebut, termasuk including a copy of the seafarers’
salinan perjanjian kerja awak kapal, employment agreement, is also
dan juga bisa diakses untuk ditinjau accessible for review by officers of
kembali oleh para petugas dari a competent authority, including
otoritas berwenang, termasuk di those in ports to be visited; and
pelabuhan-pelabuhan yang akan
dikunjungi; dan
(e) awak kapal wajib diberikan dokumen (e) seafarers shall be given a document
yang memuat catatan mengenai containing a record of their
pekerjaan mereka di atas kapal. employment on board the ship.
(b)
bagian-bagian dari perjanjian (b) the portions of the collective
kerja bersama yang tunduk pada bargaining agreement that are
pemeriksaan negara pelabuhan subject to a port State inspection
berdasarkan Peraturan 5.2. under Regulation 5.2.
Pedoman Guideline
Dalam menentukan hal-hal yang akan dicatat In determining the particulars to be recorded
dalam rekam jejak kerja sebagaimana dirujuk in the record of employment referred to in
pada Standar A2.1, ayat 1(e), Setiap Negara Standard A2.1, paragraph 1(e), each Member
Anggota wajib memastikan bahwa dokumen should ensure that this document contains
ini memuat informasi yang mencukupi, sufficient information, with a translation
dengan terjemahan dalam bahasa Inggris, in English, to facilitate the acquisition of
untuk memudahkan perolehan pekerjaan further work or to satisfy the sea-service
selanjutnya atau memenuhi persyaratan requirements for upgrading or promotion.
dalam masa layar untuk meningkatkan A seafarers’ discharge book may satisfy
kemampuan atau promosi. Buku pelepasan the requirements of paragraph 1(e) of that
awak kapal dapat memenuhi persyaratan Standard.
ayat 1(e) dari Standar ini.
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers are paid
kapal dibayar atas jasa mereka. for their services
Semua awak kapal wajib dibayar atas All seafarers shall be paid for their work
pekerjaan mereka secara teratur dan penuh regularly and in full in accordance with their
sesuai dengan perjanjian kerja mereka. employment agreements.
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall require that payments
mensyaratkan pembayaran-pembayaran due to seafarers working on ships that
yang terkait dengan pekerjaan awak fly its flag are made at no greater than
kapal yang bekerja di atas kapal yang monthly intervals and in accordance with
berbendera Negara Anggota dilakukan any applicable collective agreement.
tidak lebih lama dari pada jangka waktu
satu bulan dan sesuai dengan perjanjian
kerja bersama yang berlaku.
2. Awak kapal wajib diberikan rekening 2. Seafarers shall be given a monthly
pembayaran bulanan dan sejumlah account of the payments due and
uang yang dibayarkan, termasuk upah, the amounts paid, including wages,
pembayaran tambahan dan nilai tukar additional payments and the rate of
yang digunakan di mana pembayaran exchange used where payment has been
tersebut telah dilakukan dalam suatu made in a currency or at a rate different
mata uang atau dari suatu nilai tukar from the one agreed to.
yang berbeda dari nilai tukar yang
disepakati.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall require that
mensyaratkan bahwa pemilik kapal shipowners take measures, such as
mengambil kebijakan, sebagaimana those set out in paragraph 4 of this
tercantum pada ayat 4 dari Standar Standard, to provide seafarers with a
ini, untuk menyediakan awak kapal means to transmit all or part of their
sarana mengirimkan seluruh atau earnings to their families or dependants
sebagian daripada pendapatan mereka or legal beneficiaries.
kepada keluarga atau yang menjadi
tanggungannya atau para penerima sah.
4. Kebijakan yang memastikan bahwa 4. Measures to ensure that seafarers are
para awak kapal dapat mengirimkan able to transmit their earnings to their
pendapatan mereka kepada keluarga families include:
mereka meliputi:
(a) suatu sistem untuk memungkinkan (a) a system for enabling seafarers,
awak kapal, pada saat memulai at the time of their entering
pekerjaan atau selama bekerja, employment or during it, to allot, if
5. Setiap biaya atas jasa sebagaimana 5. Any charge for the service under
dirujuk pada ayat 3 dan 4 dalam Standar paragraphs 3 and 4 of this Standard
ini wajib dihitung dalam jumlah yang shall be reasonable in amount, and
wajar, dan sesuai dengan nilai tukar the rate of currency exchange, unless
mata uang, kecuali ditetapkan lain, otherwise provided, shall, in accordance
wajib, sesuai hukum atau peraturan with national laws or regulations, be at
nasional, menggunakan nilai tukar pasar the prevailing market rate or the official
yang berlaku atau nilai tukar resmi dan published rate and not unfavourable to
tidak merugikan awak kapal. the seafarer.
6. Setiap Negara Anggota yang menerapkan 6. Each Member that adopts national laws
hukum atau peraturan nasional yang or regulations governing seafarers’
mengatur upah awak kapal wajib wages shall give due consideration to
memberikan pertimbangan terhadap the guidance provided in Part B of the
pedoman sebagaimana tercantum Code.
dalam Bagian B dari Kaidah ini.
Pedoman Guideline
Untuk tujuan Pedoman ini, istilah: For the purpose of this Guideline, the term:
(a) awak kapal terampil (able seafarer) (a) able seafarer means any seafarer who is
adalah awak kapal yang dianggap deemed competent to perform any duty
kompeten untuk melaksanakan berbagai which may be required of a rating serving
tugas yang memerlukan kecakapan in the deck department, other than the
kerja di departemen dek, selain tugas duties of a supervisory or specialist
(b) perjanjian kerja awak kapal yang (b) the seafarers’ employment
menguraikan upah atau nilai upah agreement specifying the
yang berlaku wajib diberlakukan applicable wages or wage rates
di atas kapal; informasi mengenai should be carried on board the ship;
jumlah upah atau nilai upah information on the amount of wages
tersebut wajib disediakan untuk or wage rates should be made
setiap awak kapal, baik dengan available to each seafarer, either by
memberikannya paling sedikit satu providing at least one signed copy
salinan informasi yang relevan of the relevant information to the
yang telah ditandatangani kepada seafarer in a language which the
awak kapal dalam bahasa yang seafarer understands, or by posting
dipahami oleh awak kapal tersebut, a copy of the agreement in a place
atau dengan menempatkan salinan accessible to seafarers or by some
perjanjian tersebut di tempat yang other appropriate means;
mudah diakses oleh awak kapal
atau dengan cara lain yang tepat;
(c) upah wajib dibayarkan dengan (c) wages should be paid in legal
alat pembayaran yang sah; apabila tender; where appropriate, they
sesuai, dapat dibayarkan melalui may be paid by bank transfer, bank
pengiriman antar bank, cek, cek pos cheque, postal cheque or money
atau surat perintah pembayaran; order;
(d) pada saat pemutusan pembayaran (d) on termination of engagement all
semua pendapatan, wajib dibayar remuneration due should be paid
tanpa penundaan yang tidak without undue delay;
semestinya;
(e) hukuman yang memadai atau (e) adequate penalties or other
pemulihan yang sesuai lainnya appropriate remedies should be
harus dikenakan oleh otoritas imposed by the competent authority
berwenang apabila pemilik kapal where shipowners unduly delay,
menunda dengan tidak semestinya or fail to make, payment of all
atau gagal melakukan pembayaran remuneration due;
atas semua pendapatan;
(f) upah wajib dibayarkan secara (f) wages should be paid directly
langsung ke rekening bank awak to seafarers’ designated bank
kapal yang sudah ditunjuk, kecuali accounts unless they request
mereka meminta sebaliknya secara otherwise in writing;
tertulis;
(g) tunduk pada sub ayat (h) dari (g) subject to subparagraph (h) of this
ayat ini, pemilik kapal wajib tidak paragraph, the shipowner should
membatasi kebebasan awak kapal impose no limit on seafarers’
untuk menghabiskan pendapatan freedom to dispose of their
mereka; remuneration;
1. Gaji pokok atau upah pokok untuk 1. The basic pay or wages for a calendar
jasa satu bulan kalender bagi seorang month of service for an able seafarer
awak kapal wajib tidak kurang dari should be no less than the amount
jumlah yang secara rutin ditetapkan periodically set by the Joint Maritime
oleh Komite Maritim Bersama atau Commission or another body authorized
badan–badan resmi lainnya oleh Badan by the Governing Body of the International
Pimpinan pada Kantor Ketenagakerjaan Labour Office. Upon a decision of the
Internasional. Berdasarkan keputusan Governing Body, the Director-General
Badan Pimpinan, Direktur Jenderal shall notify any revised amount to the
wajib memberitahukan setiap perbaikan Members of the Organization.
jumlah kepada Negara-negara Anggota
Organisasi.
2. Tidak ada dalam Pedoman ini yang 2. Nothing in this Guideline should be
wajib dianggap mengurangi pengaturan- deemed to prejudice arrangements
pengaturan yang telah disepakati agreed between shipowners or
antara pemilik kapal atau organisasi- their organizations and seafarers’
organisasinya dengan organisasi- organizations with regard to the
organisasi awak kapal berkenaan dengan regulation of standard minimum
peraturan mengenai standar minimum terms and conditions of employment,
syarat dan kondisi kerja, bahwa syarat provided such terms and conditions are
dan kondisi tersebut diakui oleh otoritas recognized by the competent authority.
berwenang.
Peraturan Regulation
Peraturan 2.3 – Jam Kerja dan Jam Regulation 2.3 – Hours of work and
Istirahat hours of rest
Tujuan: untuk memastikan awak kapal Purpose: to ensure that seafarers have
memiliki jam kerja atau jam istirahat yang regulated hours of work or hours of rest.
teratur.
1. Setiap Negara Anggota wajib memastikan 1. Each Member shall ensure that the hours
bahwa jam kerja atau jam istirahat awak of work or hours of rest for seafarers are
kapal telah diatur. regulated.
2. Setiap Negara Anggota wajib menetapkan 2. Each Member shall establish maximum
jam kerja maksimum atau jam istirahat hours of work or minimum hours of rest
minimum dalam jangka waktu tertentu over given periods that are consistent
yang konsisten dengan ketentuan yang with the provisions in the Code.
diatur dalam Kaidah.
Standar Standard
Standar A2.3 – Jam Kerja dan Jam Standard A2.3 – Hours of work and
Istirahat hours of rest
1. Untuk tujuan Standar ini, istilah: 1. For the purpose of this Standard, the
term:
(a) jam kerja adalah waktu selama (a) hours of work means time during
awak kapal dipersyaratkan untuk which seafarers are required to do
melakukan pekerjaan di atas kapal work on account of the ship;
(b) jam istirahat adalah waktu di luar (b) hours of rest means time outside
jam kerja; istilah ini tidak meliputi hours of work; this term does not
istirahat pendek include short breaks.
2. Setiap Negara Anggota wajib, dalam batas 2. Each Member shall within the limits set
yang ditetapkan dalam ayat 5 sampai out in paragraphs 5 to 8 of this Standard
dengan ayat 8 Standar ini menentukan fix either a maximum number of hours
suatu jumlah maksimum jam kerja yang of work which shall not be exceeded in
wajib tidak melebihi jangka waktu yang a given period of time, or a minimum
ditetapkan, atau jumlah minimum jam number of hours of rest which shall be
istirahat yang wajib diberikan dalam provided in a given period of time.
suatu jangka waktu yang ditetapkan.
3. Setiap Negara Anggota mengakui 3. Each Member acknowledges that the
standar jam kerja normal untuk awak normal working hours’ standard for
kapal, seperti halnya pekerja lain, wajib seafarers, like that for other workers,
didasarkan pada delapan jam sehari shall be based on an eight-hour day
dengan satu hari istirahat per minggu with one day of rest per week and rest
dan istirahat pada hari libur nasional. on public holidays. However, this shall
Akan tetapi, hal ini harus tidak mencegah not prevent the Member from having
Negara Anggota untuk memiliki prosedur procedures to authorize or register a
guna mengizinkan atau mendaftarkan collective agreement which determines
perjanjian kerja bersama yang seafarers’ normal working hours on
menentukan jam kerja normal awak a basis no less favourable than this
kapal yang pada dasarnya tidak kurang standard.
menguntungkan dari Standar ini.
4. Dalam menetapkan standar nasional, 4. In determining the national standards,
setiap Negara Anggota wajib each Member shall take account of the
mempertimbangkan bahaya yang danger posed by the fatigue of seafarers,
diakibatkan oleh kelelahan awak kapal, especially those whose duties involve
khususnya mereka yang pekerjaannya navigational safety and the safe and
menyangkut keselamatan pelayaran dan secure operation of the ship.
keselamatan dan keamanan kegiatan
operasional kapal.
5. Batas pada jam kerja atau jam istirahat 5. The limits on hours of work or rest shall
wajib sebagai berikut: be as follows:
(a) jam kerja maksimum wajib tidak (a) maximum hours of work shall not
melebihi: exceed:
(i) 14 jam dalam jangka waktu 24 (i) 14 hours in any 24-hour period;
jam; dan and
(ii) 72 jam dalam jangka waktu (ii) 72 hours in any seven-day
tujuh hari; atau period; or
(b) jam istirahat minimum wajib tidak (b) minimum hours of rest shall not be
kurang dari: less than:
(i) sepuluh jam dalam jangka (i) ten hours in any 24-hour period;
waktu 24 jam; dan and
(ii) 77 jam dalam jangka waktu (ii) 77 hours in any seven-day
tujuh hari. period.
6. Jam istirahat dapat dibagi ke dalam 6. Hours of rest may be divided into no more
tidak kurang dari dua jangka waktu, satu than two periods, one of which shall
diantaranya paling singkat enam jam be at least six hours in length, and the
lamanya, dan jeda waktu antar waktu interval between consecutive periods of
istirahat berturut-turut tidak melebihi 14 rest shall not exceed 14 hours.
jam.
(b) jam kerja maksimum atau jam (b) the maximum hours of work or the
istirahat minimum yang ditetapkan minimum hours of rest required
oleh hukum atau peraturan nasional by national laws or regulations or
atau perjanjian kerja bersama yang applicable collective agreements.
berlaku.
11. Tabel yang dirujuk pada ayat 10 Standar 11. The table referred to in paragraph 10
ini wajib disusun dalam format baku of this Standard shall be established in
dalam bahasa yang digunakan atau a standardized format in the working
bahasa-bahasa di atas kapal dan bahasa language or languages of the ship and
Inggris. in English.
12.
Setiap Negara Anggota wajib 12. Each Member shall require that records
mensyaratkan catatan harian jam of seafarers’ daily hours of work or of
kerja harian awak kapal atau jam their daily hours of rest be maintained
istirahat harian mereka disimpan untuk to allow monitoring of compliance with
memungkinkan pemantauan kepatuhan paragraphs 5 to 11 inclusive of this
terhadap ayat 5 sampai dengan ayat Standard. The records shall be in a
11 yang tercantum dalam Standar ini. standardized format established by
Catatan ini wajib dalam format baku the competent authority taking into
yang disusun oleh otoritas berwenang account any available guidelines of the
dengan mempertimbangkan pedoman International Labour Organization or
Organisasi Perburuhan Internasional shall be in any standard format prepared
yang ada atau wajib dalam format by the Organization. They shall be in the
standar apa pun yang disiapkan oleh languages required by paragraph 11 of
Organisasi. Catatan tersebut wajib this Standard.
dalam bahasa-bahasa yang ditetapkan
pada ayat 11 Standar ini.
Awak kapal wajib menerima salinan The seafarers shall receive a copy of the
catatan yang berkaitan dengan mereka records pertaining to them which shall
yang disahkan oleh nakhoda, atau be endorsed by the master, or a person
seseorang yang diberi wewenang oleh authorized by the master, and by the
nakhoda, dan disetujui oleh awak kapal. seafarers.
13. Tidak ada dalam ayat 5 dan 6 Standar 13. Nothing in paragraphs 5 and 6 of this
ini yang mencegah Negara Anggota Standard shall prevent a Member from
memiliki hukum atau peraturan having national laws or regulations or a
nasional atau prosedur untuk otoritas procedure for the competent authority
berwenang guna mengesahkan to authorize or register collective
atau mendaftarkan perjanjian kerja agreements permitting exceptions to the
bersama yang memperbolehkan limits set out. Such exceptions shall, as
pengecualian terhadap batas yang far as possible, follow the provisions of
ditetapkan. Pengecualian tersebut this Standard but may take account of
wajib, sedapat mungkin, mengikuti more frequent or longer leave periods
ketetapan dalam Standar ini tetapi or the granting of compensatory leave
dapat mempertimbangkan jangka waktu for watchkeeping seafarers or seafarers
cuti yang lebih sering atau lebih lama working on board ships on short voyages.
atau pemberian kompensasi cuti bagi
awak kapal yang berdinas jaga di bagian
navigasi atau awak kapal yang bekerja di
atas kapal pada pelayaran pendek.
14. Tidak ada dalam Standar ini yang 14. Nothing in this Standard shall be
dianggap menghilangkan hak nakhoda deemed to impair the right of the master
kapal untuk mengharuskan seorang of a ship to require a seafarer to perform
awak kapal melaksanakan tindakan yang any hours of work necessary for the
diperlukan kapan saja bagi keselamatan immediate safety of the ship, persons
kapal, orang-orang di atas kapal atau on board or cargo, or for the purpose
Pedoman Guideline
Pedoman B2.3 – Jam Kerja dan Jam Guideline B2.3 – Hours of work and
Istirahat hours of rest
1. Di laut dan di pelabuhan ketentuan 1. At sea and in port the following provisions
berikut ini harus diberlakukan pada should apply to all young seafarers under
semua awak kapal muda berusia di the age of 18:
bawah 18 tahun:
(a) jam kerja wajib tidak melebihi (a) working hours should not exceed
delapan jam sehari dan 40 jam eight hours per day and 40 hours
per minggu dan lembur wajib per week and overtime should be
dilaksanakan hanya jika terdapat worked only where unavoidable for
kondisi yang tidak dapat dihindari safety reasons;
untuk alasan keselamatan;
(b) waktu yang cukup harus diberikan (b) sufficient time should be allowed
untuk makan, dan waktu istirahat for all meals, and a break of at least
paling singkat satu jam untuk one hour for the main meal of the
makan harus dipastikan; dan day should be assured; and
(c) jangka waktu istirahat 15 menit (c) a 15-minute rest period as soon as
sedapat mungkin setiap dua jam possible following each two hours of
kerja yang harus diberikan. continuous work should be allowed.
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan awak kapal Purpose: to ensure that seafarers have
mempunyai cuti yang memadai. adequate leave.
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall adopt laws and
menerapkan peraturan perundang- regulations determining the minimum
undangan nasional menetapkan standards for annual leave for seafarers
standar minimum untuk cuti tahunan serving on ships that fly its flag, taking
bagi awak kapal bekerja di atas kapal proper account of the special needs of
berbendera Negara Anggota, dengan seafarers with respect to such leave.
mempertimbangkan kebutuhan khusus
awak kapal saat cuti tersebut.
2. Tunduk pada setiap perjanjian kerja 2. Subject to any collective agreement
bersama atau hukum atau peraturan yang or laws or regulations providing for an
mengatur suatu metode penghitungan appropriate method of calculation that
yang tepat dengan mempertimbangkan takes account of the special needs of
kebutuhan khusus awak kapal dalam hal seafarers in this respect, the annual
ini, cuti tahunan berbayar wajib dihitung leave with pay entitlement shall be
berbasis minimum 2,5 hari kalender calculated on the basis of a minimum
per bulan kerja. Cara bagaimana of 2.5 calendar days per month of
lamanya pekerjaan diperhitungkan wajib employment. The manner in which the
ditentukan oleh otoritas berwenang atau length of service is calculated shall be
oleh mekanisme tepat di setiap negara. determined by the competent authority
Ketidakhadiran yang disetujui dari or through the appropriate machinery in
pekerjaan wajib tidak dipertimbangkan each country. Justified absences from
sebagai cuti tahunan. work shall not be considered as annual
leave.
3. Setiap perjanjian untuk mengabaikan 3. Any agreement to forgo the minimum
cuti tahunan minimum berbayar yang annual leave with pay prescribed in this
dijelaskan dalam Standar ini, kecuali hal Standard, except in cases provided for
yang ditentukan oleh otoritas berwenang, by the competent authority, shall be
wajib dilarang. prohibited.
Pedoman Guideline
1. Waktu cuti tahunan yang akan diambil 1. The time at which annual leave is
wajib, kecuali tidak ditetapkan oleh to be taken should, unless it is fixed
peraturan perjanjian kerja bersama, by regulation, collective agreement,
keputusan arbitrasi atau cara lain arbitration award or other means
yang konsiten dengan praktik nasional consistent with national practice, be
ditetapkan oleh pemilik kapal setelah determined by the shipowner after
berkonsultasi dan, sedapat mungkin, consultation and, as far as possible, in
melalui perjanjian dengan para agreement with the seafarers concerned
awak kapal yang bersangkutan atau or their representatives.
perwakilan mereka.
2. Awak kapal pada prinsipnya harus 2. Seafarers should in principle have the
mempunyai hak untuk mengambil cuti right to take annual leave in the place
tahunan di tempat mereka mempunyai with which they have a substantial
hubungan yang mendasar, yang biasanya connection, which would normally be
sama dengan tempat mereka berhak the same as the place to which they
untuk dipulangkan. Awak kapal wajib are entitled to be repatriated. Seafarers
tidak dipersyaratkan, tanpa persetujuan should not be required without their
mereka untuk mengambil cuti tahunan consent to take annual leave due to
di lain tempat kecuali diatur dalam them in another place except under the
perjanjian kerja awak kapal atau hukum provisions of a seafarers’ employment
atau peraturan nasional. agreement or of national laws or
regulations.
3. Bila awak kapal dipersyaratkan 3. If seafarers are required to take their
mengambil cuti tahunan mereka annual leave from a place other than
dari sebuah tempat selain dari yang that permitted by paragraph 2 of this
1. Pembagian cuti tahunan berbayar ke 1. The division of the annual leave with
dalam bagian, atau akumulasi hak cuti pay into parts, or the accumulation of
tahunan tersebut dalam satu tahun yang such annual leave due in respect of
sama beserta dengan jangka waktu cuti one year together with a subsequent
selanjutnya, dapat disahkan oleh otoritas period of leave, may be authorized by
berwenang atau melalui mekanisme the competent authority or through the
tepat di setiap negara. appropriate machinery in each country.
2. Tunduk pada ayat 1 Pedoman ini 2. Subject to paragraph 1 of this Guideline
dan kecuali ditetapkan sebaliknya and unless otherwise provided in an
dalam sebuah perjanjian yang berlaku agreement applicable to the shipowner
pada pemilik kapal dan awak kapal and the seafarer concerned, the
bersangkutan, cuti tahunan berbayar annual leave with pay recommended
yang direkomendasikan dalam Pedoman in this Guideline should consist of an
ini wajib terdiri dari jangka waktu yang uninterrupted period.
tidak terputus.
pada kapal yang berlayar internasional yang ship which has not returned to their country
tidak kembali ke negara mereka dalam of residence in that time, and will not return
waktu itu, dan tidak akan kembali dalam tiga in the subsequent three months of the
bulan selanjutnya dari perjalanan tersebut. voyage. Such measures could consist of their
Kebijakan tersebut dapat terdiri dari repatriation at no expense to themselves
pemulangan mereka tanpa biaya ke tempat to the place of original engagement in their
asal keterlibatan di negara kediaman mereka country of residence for the purpose of taking
untuk tujuan mengambil cuti yang diperoleh any leave earned during the voyage.
selama pelayaran.
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers are able to
kapal mampu kembali pulang. return home.
1. Awak kapal mempunyai hak untuk 1. Seafarers have a right to be repatriated
dipulangkan tanpa biaya yang at no cost to themselves in the
dibebankan kepada mereka dalam circumstances and under the conditions
keadaan dan di bawah kondisi yang specified in the Code.
diatur secara rinci dalam Kaidah.
2. Setiap Negara Anggota wajib 2. Each Member shall require ships that
mensyaratkan kapal yang berbendera fly its flag to provide financial security
negaranya untuk memberikan jaminan to ensure that seafarers are duly
finansial guna memastikan bahwa repatriated in accordance with the Code.
awak kapal dipulangkan sebagaimana
mestinya sesuai dengan Kaidah ini.
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota wajib memasti- 1. Each Member shall ensure that
kan bahwa awak kapal pada kapal-kapal seafarers on ships that fly its flag are
yang berbendera negaranya berhak atas entitled to repatriation in the following
pemulangan dalam keadaan berikut: circumstances:
(a) apabila perjanjian kerja awak kapal (a) if the seafarers’ employment
sudah selesai ketika mereka berada agreement expires while they are
di luar negeri; abroad;
(b) ketika perjanjian kerja awak kapal (b) when the seafarers’ employment
diakhiri: agreement is terminated:
(i) oleh pemilik kapal; atau (i) by the shipowner; or
(ii) oleh awak kapal karena alasan- (ii) by the seafarer for justified
alasan yang dibenarkan; dan reasons; and also
juga
(c) when the seafarers are no longer
(c) ketika awak kapal tidak lagi mampu able to carry out their duties under
untuk melaksanakan kewajiban their employment agreement or
yang diatur dalam perjanjian cannot be expected to carry them
kerja atau tidak dapat diharapkan out in the specific circumstances.
melaksanakan kewajiban mereka
itu dalam keadaan khusus.
2. Setiap Negara Anggota wajib memasti- 2. Each Member shall ensure that there
kan bahwa ada ketentuan yang tepat are appropriate provisions in its laws
dalam peraturan perundang-undangan and regulations or other measures or
atau kebijakan lain atau perjanjian kerja in collective bargaining agreements,
bersama, yang menetapkan: prescribing:
(a) keadaan awak kapal berhak atas (a) the circumstances in which
pemulangan sesuai dengan ayat seafarers are entitled to repatriation
1(b) dan (c) Standar ini; in accordance with paragraph 1(b)
and (c) of this Standard;
(c) hak yang tepat diberikan oleh (c) the precise entitlements to be
pemilik kapal untuk pemulangan accorded by shipowners for
termasuk hal-hal yang berkaitan repatriation, including those relating
dengan tujuan pemulangan, moda to the destinations of repatriation,
transportasi, jenis biaya yang akan the mode of transport, the items
ditanggung dan pengaturan lain of expense to be covered and
yang akan dibuat oleh pemilik kapal. other arrangements to be made by
shipowners.
3. Setiap Negara Anggota wajib melarang 3. Each Member shall prohibit shipowners
pemilik kapal dari mempersyaratkan from requiring that seafarers make an
awak kapal membuat suatu pembayaran advance payment towards the cost of
dimuka untuk biaya pemulangan di repatriation at the beginning of their
awal masa kerja mereka dan juga employment, and also from recovering
untuk mendapatkan kembali biaya the cost of repatriation from the
seafarers’ wages or other entitlements
pemulangan dari upah awak kapal atau except where the seafarer has been
hak lain kecuali apabila awak kapal telah found, in accordance with national
mendapatkannya, sesuai dengan hukum laws or regulations or other measures
atau peraturan nasional atau kebijakan or applicable collective bargaining
lain atau perjanjian kerja bersama yang agreements, to be in serious default of
berlaku, menjadi standar yang serius the seafarer’s employment obligations.
pada kewajiban kerja awak kapal.
4. Peraturan perundang-undangan nasi- 4. National laws and regulations shall not
onal wajib tidak mengurangi hak lain prejudice any right of the shipowner to
pemilik kapal memperoleh kembali biaya recover the cost of repatriation under
pemulangan yang diatur berdasarkan third-party contractual arrangements.
pengaturan yang disepakati dengan
pihak ketiga.
5. Apabila pemilik kapal gagal untuk 5. If a shipowner fails to make arrangements
membuat pengaturan atau untuk for or to meet the cost of repatriation
memenuhi biaya pemulangan awak of seafarers who are entitled to be
kapal yang berhak untuk dipulangkan: repatriated:
(a) Otoritas berwenang dari Negara (a) the competent authority of the
Anggota yang benderanya Member whose flag the ship flies
dikibarkan oleh kapal tersebut wajib shall arrange for repatriation of
mengatur pemulangan awak kapal the seafarers concerned; if it fails
bersangkutan, apabila gagal untuk to do so, the State from which the
melakukannya, Negara asal awak seafarers are to be repatriated
kapal dapat mengatur kepulangan or the State of which they are a
dan memperoleh kembali biaya dari national may arrange for their
Negara Anggota yang benderanya repatriation and recover the cost
dikibarkan oleh kapal tersebut; from the Member whose flag the
ship flies;
(b) Biaya yang dikeluarkan dalam (b) costs incurred in repatriating
pemulangan awak kapal wajib seafarers shall be recoverable
diperoleh kembali dari pemilik from the shipowner by the Member
kapal oleh Negara Anggota yang whose flag the ship flies;
benderanya dikibarkan oleh kapal
tersebut;
(c) Biaya pemulangan wajib dalam (c) the expenses of repatriation shall
keadaan apapun tidak dibebankan in no case be a charge upon the
kepada awak kapal, kecuali seperti seafarers, except as provided for in
yang ditetapkan dalam ayat 3 di paragraph 3 of this Standard.
atas.
6. Mempertimbangkan instrumen inter- 6. Taking into account applicable
nasional yang berlaku, termasuk international instruments, including the
Konvensi Internasional mengenai International Convention on Arrest of
Penahanan Kapal, 1999, Negara Anggota Ships, 1999, a Member which has paid
yang telah membayar biaya pemulangan the cost of repatriation pursuant to this
berdasarkan Kaidah ini dapat menahan, Code may detain, or request the detention
atau meminta penahanan, kapal-kapal of, the ships of the shipowner concerned
dari pemilik kapal bersangkutan sampai until the reimbursement has been made
penggantian untuk pengeluaran telah in accordance with paragraph 5 of this
dilakukan sesuai dengan ayat 5(a) Standard.
Standar ini.
7. Setiap Negara Anggota wajib 7. Each Member shall facilitate the
memfasilitasi pemulangan awak kapal repatriation of seafarers serving on ships
yang bekerja di kapal yang bersandar which call at its ports or pass through its
atau kapal yang sedang melintas di territorial or internal waters, as well as
wilayahnya atau perairan dalam, beserta their replacement on board.
pengganti mereka di atas kapal.
8. Secara khusus, Negara Anggota wajib 8. In particular, a Member shall not refuse
tidak boleh menolak hak pemulangan the right of repatriation to any seafarer
awak kapal yang disebabkan kondisi because of the financial circumstances
keuangan pemilik kapal atau karena of a shipowner or because of the
ketidakmampuan atau ketidakmauan shipowner’s inability or unwillingness to
pemilik kapal untuk menggantikan awak replace a seafarer.
kapal.
9. Setiap Negara Anggota wajib 9. Each Member shall require that
mensyaratkan kapal berbendera ships that fly its flag carry and make
negaranya membawa dan menyediakan available to seafarers a copy of the
bagi awak kapal sebuah salinan applicable national provisions regarding
ketentuan nasional yang berlaku repatriation written in an appropriate
menyangkut pemulangan yang ditulis language.
dalam bahasa yang tepat.
Pedoman Guideline
(a) pada kasus sebagaimana tercakup (a) in the case covered by Standard
dalam Standar A.2.5, ayat 1 A2.5, paragraph 1(a), upon the
(a), setelah habis jangka waktu expiry of the period of notice given
pemberitahuan yang diberikan in accordance with the provisions
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers are
kapal diberikan kompensasi ketika kapal compensated when a ship is lost or has
hilang atau tenggelam. foundered
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota wajib membuat 1. Each Member shall make rules ensuring
aturan yang memastikan bahwa, dalam that, in every case of loss or foundering
setiap kasus hilang atau tenggelamnya of any ship, the shipowner shall pay to
kapal, pemilik kapal wajib membayar each seafarer on board an indemnity
untuk setiap awak kapal di atas kapal against unemployment resulting from
dengan ganti rugi atas hilangnya such loss or foundering.
pekerjaan yang disebabkan oleh hilang
atau tenggelamnya kapal.
2. Aturan sebagaimana dirujuk pada ayat 1 2. The rules referred to in paragraph 1 of
dari Standar ini wajib tidak mengurangi this Standard shall be without prejudice
setiap hak lain dari awak kapal yang to any other rights a seafarer may have
mungkin dimiliki berdasarkan hukum under the national law of the Member
nasional dari Negara Anggota yang concerned for losses or injuries arising
bersangkutan yang disebabkan oleh from a ship’s loss or foundering.
kerugian atau kecelakaan yang timbul
dari kapal yang hilang atau tenggelam.
Pedoman Guideline
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa para awak Purpose: to ensure that seafarers work on
kapal yang bekerja di atas kapal dengan board ships with sufficient personnel for the
personel yang mencukupi untuk operasional safe, efficient and secure operation of the
kapal yang selamat, efisien dan aman. ship.
Setiap Negara Anggota wajib mensyaratkan Each Member shall require that all ships
bahwa semua kapal yang berbendera that fly its flag have a sufficient number of
Negaranya mempunyai jumlah awak kapal seafarers employed on board to ensure that
yang mencukupi untuk dipekerjakan di ships are operated safely, effi ciently and with
atas kapal untuk memastikan bahwa kapal due regard to security under all conditions,
dioperasikan dengan selamat, efisien dan taking into account concerns about seafarer
aman sesuai dengan segala kondisi dengan fatigue and the particular nature and
memperhatikan keletihan awak kapal serta conditions of the voyage.
sifat dan kondisi tertentu dari pelayaran
dimaksud.
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall require that all ships
mensyaratkan bahwa semua kapal yang that fly its flag have a sufficient number of
berbendera Negaranya mempunyai seafarers on board to ensure that ships
jumlah awak kapal yang cukup di atas are operated safely, efficiently and with
kapal untuk memastikan bahwa kapal due regard to security. Every ship shall
dioperasikan dengan selamat, efisien dan be manned by a crew that is adequate,
aman. Setiap kapal wajib diawaki oleh in terms of size and qualifications,
kru yang memadai sesuai dengan ukuran to ensure the safety and security of
dan kualifikasi kapal, untuk memastikan the ship and its personnel, under all
keselamatan dan keamanan kapal dan operating conditions, in accordance
personelnya, berdasarkan keseluruhan with the minimum safe manning
kondisi operasional, sesuai dokumen document or an equivalent issued by the
pengawakan minimum yang aman atau competent authority, and to comply with
dokumen lain yang setara diterbitkan the standards of this Convention.
oleh otoritas berwenang, dan untuk
disesuaikan dengan standar Konvensi
ini.
2. Pada saat menetapkan, menyetujui 2. When determining, approving or revising
atau merevisi tingkat pengawakan, manning levels, the competent authority
otoritas berwenang wajib shall take into account the need to avoid
memperhatikan kebutuhan jam kerja or minimize excessive hours of work to
atau meminimalisasi kelebihan jam ensure sufficient rest and to limit fatigue,
kerja untuk memastikan istirahat yang as well as the principles in applicable
cukup dan membatasi keletihan, serta international instruments, especially
prinsip-prinsip instrumen internasional those of the International Maritime
yang berlaku, khususnya dari Organisasi Organization, on manning levels.
Maritim Internasional mengenai tingkat
pengawakan.
3. Pada saat menetapkan tingkat 3. When determining manning levels, the
pengawakan, otoritas berwenang wajib competent authority shall take into
memperhatikan seluruh persyaratan di account all the requirements within
dalam Peraturan 3.2 dan Standar A3.2 Regulation 3.2 and Standard A3.2
yang terkait makanan dan katering. concerning food and catering.
Pedoman Guideline
1. Setiap Negara Anggota wajib menjaga, 1. Each Member should maintain, or satisfy
atau memenuhi dengan sendirinya itself that there is maintained, efficient
bahwa terdapat mekanisme efisien machinery for the investigation and
yang dijaga, untuk penyelidikan dan settlement of complaints or disputes
concerning the manning levels on a ship.
Peraturan Regulation
Setiap Negara Anggota wajib memiliki Each Member shall have national policies
kebijakan nasional untuk meningkatkan to promote employment in the maritime
pekerjaan di sektor maritim dan mendorong sector and to encourage career and skill
pengembangan karier dan keterampilan serta development and greater employment
kesempatan bekerja yang lebih besar bagi opportunities for seafarers domiciled in its
awak kapal yang berdomisili di wilayahnya. territory.
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota wajib memiliki 1. Each Member shall have national
kebijakan nasional yang mendorong policies that encourage career and
pengembangan karier dan keterampilan skill development and employment
serta kesempatan kerja bagi awak kapal, opportunities for seafarers, in order to
dalam rangka menyediakan tenaga provide the maritime sector with a stable
kerja yang stabil dan kompeten di sektor and competent workforce.
maritim.
2.
Tujuan kebijakan sebagaimana 2. The aim of the policies referred to in
dirujuk pada ayat 1 dari Standar ini paragraph 1 of this Standard shall
wajib membantu awak kapal untuk be to help seafarers strengthen their
memperkuat kompetensi, kualifikasi dan competencies, qualifications and
kesempatan kerjanya. employment opportunities.
3. Setiap Negara Anggota wajib, setelah 3. Each Member shall, after consulting the
berkonsultasi dengan organisasi pemilik shipowners’ and seafarers’ organizations
kapal dan organisasi awak kapal yang concerned, establish clear objectives for
terkait, menetapkan tujuan yang jelas the vocational guidance, education and
untuk panduan kejuruan pendidikan dan training of seafarers whose duties on
pelatihan bagi awak kapal yang tugas board ship primarily relate to the safe
utamanya di atas kapal terkait dengan operation and navigation of the ship,
keselamatan operasional dan pelayaran including ongoing training.
di atas kapal, termasuk pelatihan yang
sedang berjalan.
Pedoman Guideline
(b)
Pengaturan untuk promosi (b) arrangements for promoting
kerja melalui pembentukan dan employment through the
pemeliharaan pencatatan atau establishment and maintenance of
daftar berdasarkan kategori, atas registers or lists, by categories, of
awak kapal yang berkualifikasi; atau qualified seafarers; or
1. Apabila pencatatan atau daftar yang 1. Where registers or lists govern the
mengatur pekerjaan awak kapal, employment of seafarers, these registers
pencatatan atau daftar ini wajib or lists should include all occupational
meliputi seluruh kategori pekerjaan bagi categories of seafarers in a manner
awak kapal dengan cara ditetapkan determined by national law or practice
berdasarkan hukum nasional atau or by collective agreement.
kebiasaan atau berdasarkan perjanjian
kerja bersama.
2. Para awak kapal dalam pencatatan 2. Seafarers on such a register or list
atau daftar tersebut wajib mempunyai should have priority of engagement for
prioritas dalam perikatan pelayaran. seafaring.
3. Para awak kapal dalam pencatatan 3. Seafarers on such a register or list
atau daftar tersebut wajib disiapkan should be required to be available for
untuk pekerjaan dengan cara yang akan work in a manner to be determined by
ditetapkan berdasarkan hukum atau national law or practice or by collective
kebiasaan nasional atau berdasarkan agreement.
perjanjian kerja bersama.
4. Sepanjang diizinkan oleh hukum atau 4. To the extent that national laws or
peraturan nasional, jumlah awak kapal regulations permit, the number of
pada pencatatan atau daftar tersebut seafarers on such registers or lists
wajib secara berkala ditinjau kembali should be periodically reviewed so as to
sampai tingkat yang sesuai dengan achieve levels adapted to the needs of
kebutuhan industri maritim. the maritime industry.
5. Apabila pengurangan jumlah awak 5. When a reduction in the number of
kapal dalam daftar tersebut diperlukan, seafarers on such a register or list
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa awak kapal Purpose: to ensure that seafarers have
memiliki akomodasi dan fasilitas rekreasi decent accommodation and recreational
yang memadai di atas kapal facilities on board
1. Setiap Negara Anggota wajib memastikan 1. Each Member shall ensure that ships that
bahwa kapal berbendera negaranya fly its flag provide and maintain decent
menyediakan dan memelihara accommodations and recreational
akomodasi dan fasilitas rekreasi yang facilities for seafarers working or living
memadai bagi awak kapal yang bekerja on board, or both, consistent with
atau tinggal di atas kapal, atau keduanya, promoting the seafarers’ health and
yang konsisten dengan peningkatan well-being.
kesehatan dan kesejahteraan awak
kapal.
2. Persyaratan dalam Kaidah yang 2. The requirements in the Code
menerapkan Peraturan ini yang implementing this Regulation which
terkait dengan pembangunan dan relate to ship construction and equipment
perlengkapan kapal hanya berlaku apply only to ships constructed on or
pada kapal-kapal yang dibangun pada after the date when this Convention
saat atau sesudah tanggal Konvensi ini comes into force for the Member
mulai berlaku bagi Negara Anggota yang concerned. For ships constructed before
bersangkutan. Bagi kapal-kapal yang that date, the requirements relating to
dibangun sebelum tanggal tersebut, ship construction and equipment that
persyaratan yang terkait dengan are set out in the Accommodation of
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota wajib mengadopsi 1. Each Member shall adopt laws and
peraturan perundang-undangan yang regulations requiring that ships that fly
mensyaratkan bahwa kapal yang its flag:
berbendera negaranya:
(a) memenuhi standar minimum untuk (a) meet minimum standards to
menjamin bahwa setiap akomodasi ensure that any accommodation
bagi awak kapal, yang bekerja atau for seafarers, working or living on
tinggal di atas kapal, atau keduanya, board, or both, is safe, decent and
aman, layak dan sesuai dengan in accordance with the relevant
ketentuan yang relevan dengan provisions of this Standard; and
Standar ini; dan
(b)
diperiksa untuk memastikan (b) are inspected to ensure initial and
kesesuaian awal dan yang sedang ongoing compliance with those
berjalan terhadap standar tersebut. standards.
2.
Dalam mengembangkan dan 2. In developing and applying the laws and
menerapkan peraturan perundang- regulations to implement this Standard,
undangan untuk melaksanakan the competent authority, after consulting
standar ini, otoritas berwenang, setelah the shipowners’ and seafarers’
berkonsultasi dengan organisasi pemilik organizations concerned, shall:
kapal dan organisasi awak kapal yang
bersangkutan, wajib:
(a) memperhatikan Peraturan 4.3 (a) take into account Regulation 4.3
dan ketentuan-ketentuan Kaidah and the associated Code provisions
yang terkait dengan perlindungan on health and safety protection and
kesehatan dan keselamatan serta accident prevention, in light of the
pencegahan kecelakaan, sejalan specific needs of seafarers that
dengan kebutuhan khusus bagi para both live and work on board ship,
awak kapal yang tinggal maupun and
bekerja di atas kapal; dan
(b) memberikan pertimbangan untuk (b) give due consideration to the
pedoman yang tercantum dalam guidance contained in Part B of this
Bagian B Kaidah ini. Code.
(b) akomodasi awak kapal di atas kapal (b) the seafarer accommodation on a
telah diubah secara substansial. ship has been substantially altered.
(c) tingkat kebisingan dan getaran (c) noise and vibration and other
serta faktor ambang batas lainnya; ambient factors;
5. Otoritas berwenang dari setiap Negara 5. The competent authority of each Member
Anggota wajib mensyaratkan bahwa shall require that ships that fly its flag
kapal yang berbendera negaranya meet the minimum standards for on-
memenuhi standar minimum untuk board accommodation and recreational
akomodasi dan fasilitas rekreasi di atas facilities that are set out in paragraphs 6
kapal sebagaimana diatur pada ayat 6 to 17 of this Standard.
sampai dengan ayat 17 dari Standar ini.
6. Berkenaan dengan persyaratan umum 6. With respect to general requirements for
untuk akomodasi: accommodation:
(a) wajib terdapat jarak antara tempat (a) there shall be adequate headroom
tidur dengan langit-langit kamar in all seafarer accommodation;
tidur yang mencukupi di seluruh the minimum permitted headroom
akomodasi bagi awak kapal; jarak in all seafarer accommodation
minimum yang diizinkan di seluruh where full and free movement is
akomodasi awak kapal yang necessary shall be not less than
diperlukan untuk bergerak bebas 203 centimetres; the competent
dan leluasa wajib tidak kurang dari authority may permit some limited
203 sentimeter; otoritas berwenang reduction in headroom in any
dapat mengizinkan beberapa space, or part of any space, in such
pengurangan terbatas untuk accommodation where it is satisfied
jarak tersebut di setiap ruangan, that such reduction:
atau bagian setiap ruangan, yang
akomodasinya memenuhi syarat
untuk pengurangan tersebut yang:
(i) wajar; dan (i) is reasonable; and
(ii) tidak menyebabkan ketidak- (ii) will not result in discomfort to
nyamanan bagi awak kapal; the seafarers;
(b) akomodasi wajib disekat secara (b) the accommodation shall be
memadai; adequately insulated;
(c) dalam kapal-kapal selain dari (c) in ships other than passenger
kapal penumpang, sebagaimana ships, as defined in Regulation
ditetapkan dalam Peraturan 2 (e) 2(e) and (f) of the International
dan (f) dari Konvensi Internasional Convention for the Safety of Life
untuk Keselamatan Jiwa di at Sea, 1974, as amended (the
Laut, 1974, sesuai amandemen “SOLAS Convention”), sleeping
(Konvensi SOLAS), kamar-kamar rooms shall be situated above the
tidur wajib ditempatkan di atas load line amidships or aft, except
garis muat di tengah-tengah kapal that in exceptional cases, where
atau bagian belakang ke arah the size, type or intended service of
buritan kapal, kecuali dalam kasus the ship renders any other location
pengecualian, apabila ukuran, jenis impracticable, sleeping rooms may
atau layanan kapal yang diinginkan be located in the fore part of the
menyebabkan lokasi lain menjadi ship, but in no case forward of the
tidak praktis, kamar-kamar tidur collision bulkhead;
dapat ditempatkan di bagian
haluan kapal, tetapi tidak berada di
persimpangan dinding kapal;
(d) dalam kapal-kapal penumpang, dan (d) in passenger ships, and in special
kapal-kapal khusus yang dibangun ships constructed in compliance
sesuai dengan Kaidah Keselamatan with the IMO Code of Safety for
IMO untuk Kapal Bertujuan Special Purpose Ships, 1983, and
Khusus tahun 1983, dan versi subsequent versions (hereinafter
selanjutnya (selanjutnya disebut called “special purpose ships”),
Kapal Bertujuan Khusus), otoritas the competent authority may,
berwenang, dengan ketentuan on condition that satisfactory
bahwa, aturan pemenuhan dibuat arrangements are made for lighting
untuk pencahayaan dan ventilasi and ventilation, permit the location
dapat mengizinkan penempatan of sleeping rooms below the load
kamar-kamar tidur di bawah garis line, but in no case shall they
muat tetapi wajib tidak berada be located immediately beneath
langsung di bawah lorong kerja yang working alleyways;
dilalui;
(e) wajib tidak terdapat celah langsung (e) there shall be no direct openings
menuju kamar tidur dari ruang kargo into sleeping rooms from cargo
dan mesin atau dari dapur, ruang and machinery spaces or from
penyimpanan, ruang pengeringan galleys, storerooms, drying rooms
atau area sanitasi bersama; or communal sanitary areas; that
bagian penyekat yang memisahkan part of a bulkhead separating
tempat-tempat tersebut dari kamar- such places from sleeping rooms
kamar tidur dan penyekat luar wajib and external bulkheads shall be
dibangun dengan baja secara efisien efficiently constructed of steel or
atau bahan lain yang disetujui dan other approved substance and be
kedap air serta kedap gas; watertight and gas-tight;
(ii) 5,5 meter persegi untuk kapal (ii) 5.5 square metres in ships of
dengan bobot kurang dari 3,000 gross tonnage or over
3.000 tonase atau lebih tetapi but less than 10,000 gross
kurang dari 10.000 tonase; tonnage;
(iii) 7 meter persegi untuk kapal (iii) 7 square metres in ships of
dengan bobot 10.000 tonase 10,000 gross tonnage or over;
atau lebih;
(g) tetapi, untuk menyediakan kamar (g) however, in order to provide single
tidur dengan satu tempat tidur berth sleeping rooms on ships of
pada kapal dengan bobot kurang less than 3,000 gross tonnage,
dari 3.000 tonase, pada kapal passenger ships and special
penumpang dan kapal bertujuan purpose ships, the competent
khusus, otoritas berwenang dapat authority may allow a reduced floor
mengizinkan untuk mengurangi area;
luas lantai.
(h) dalam kapal kurang dari 3.000 (h) in ships of less than 3,000 gross
tonase selain dari kapal penumpang tonnage other than passenger ships
dan kapal tujuan khusus, kamar tidur and special purpose ships, sleeping
dapat ditempati oleh maksimum dua rooms may be occupied by a
awak kapal; luas lantai kamar tidur maximum of two seafarers; the floor
tersebut tidak boleh kurang dari 7 area of such sleeping rooms shall
meter persegi not be less than 7 square metres;
(i) kapal penumpang dan kapal dengan (i) on passenger ships and special
tujuan khusus, area lantai kamar purpose ships the floor area of
tidur awak kapal yang sedang tidak sleeping rooms for seafarers not
bertugas di kapal tidak boleh kurang performing the duties of ships’
dari: officers shall not be less than:
(i) 7,5 meter persegi dengan (i) 7.5 square metres in rooms
kamar yang ditempati dua accommodating two persons;
orang;
(ii) 11,5 meter persegi dengan (ii) 11.5 square metres in rooms
kamar yang ditempati tiga accommodating three persons;
orang;
(iii) 14,5 meter persegi dengan (iii) 14.5 square metres in rooms
kamar yang di tempati empat accommodating four persons;
orang;
(j) pada kapal-kapal dengan tujuan (j) on special purpose ships sleeping
khusus kamar tidur boleh ditempati rooms may accommodate more
lebih dari empat orang, lantai kamar than four persons; the floor area
tidur tidak boleh kurang dari 3,6 of such sleeping rooms shall not
meter persegi per orang; be less than 3.6 square metres per
person;
(k) pada kapal-kapal lain selain kapal (k) on ships other than passenger
penumpang dan, kapal dengan ships and special purpose ships,
tujuan khusus, kamar tidur untuk sleeping rooms for seafarers who
para perwira yang menjalankan perform the duties of ships’ officers,
tugasnya di mana tidak tersedia where no private sitting room or day
ruang duduk atau ruang sehari-hari, room is provided, the floor area per
area lantai tidak boleh kurang dari: person shall not be less than:
(i) 7,5 meter persegi untuk kapal (i) 7.5 square metres in ships of
dengan bobot kurang dari less than 3,000 gross tonnage;
3.000 tonase;
(ii) 8,5 meter persegi untuk kapal (ii) 8.5 square metres in ships of
dengan bobot dari 3,000 3,000 gross tonnage or over
tonase atau lebih tetapi tidak but less than 10,000 gross
boleh kurang dari 10,000 tonnage;
tonase pada kapal;
(iii) 10 meter persegi untuk kapal (iii) 10 square metres in ships of
dengan bobot dari 10,000 10,000 gross tonnage or over;
tonase atau lebih;
(l) pada kapal penumpang dan kapal (l) on passenger ships and special
dengan tujuan khusus, kamar purpose ships the floor area for
tidur untuk para perwira yang seafarers performing the duties
menjalankan tugasnya di mana of ships’ officers where no private
tidak tersedia ruang duduk pribadi sitting room or day room is provided,
atau ruang sehari-hari, area lantai the floor area per person for junior
untuk per orang bagi pegawai officers shall not be less than 7.5
junior tidak boleh kurang dari 7,5 square metres and for senior officers
meter persegi dan bagi pegawai not less than 8.5 square metres;
senior tidak kurang dari 8.5 meter junior officers are understood to be
persegi; pegawai-pegawai junior at the operational level, and senior
dipahami pada tingkat operasional, officers at the management level;
dan pegawai senior pada tingkat
manajemen;
(m) nakhoda, kepala mesin dan kepala (m) the master, the chief engineer and
navigasi harus mempunya kamar the chief navigating officer shall
tidur selain ruang duduk gabungan, have, in addition to their sleeping
ruang sehari-hari, atau ruang rooms, an adjoining sitting room,
dengan luas yang sama {kapal- day room or equivalent additional
kapal dengan bobot kurang dari space; ships of less than 3,000
3,000 tonase) bisa dikecualikan
(b) kamar tidur bersama harus (b) mess rooms shall be of adequate
berukuran memadai dan size and comfort and properly
dilengkapi perabotan dan furnished and equipped (including
perlengkapan (termasuk fasilitas ongoing facilities for refreshment),
minuman dan makanan), dengan taking account of the number of
mempertimbangkan jumlah awak seafarers likely to use them at any
kapal yang menggunakannya; one time; provision shall be made
ketetapan harus dibuat untuk for separate or common mess room
(f) air panas dan air dingin yang bersih (f) hot and cold running fresh water
harus disediakan di semua tempat shall be available in all wash places.
cuci.
12.
Berkaitan dengan persyaratan 12. With respect to requirements for
akomodasi rumah sakit, kapal yang hospital accommodation, ships carrying
membawa 15 atau lebih awak kapal 15 or more seafarers and engaged
dan melakukan pelayaran selama in a voyage of more than three days’
lebih dari 3 hari harus menyediakan duration shall provide separate hospital
akomodasi rumah sakit terpisah yang accommodation to be used exclusively
digunakan sebagai tujuan medis secara for medical purposes; the competent
eksklusif; otoritas berwenang dapat authority may relax this requirement
mengabulkan persyaratan ini bagi for ships engaged in coastal trade;
kapal perdagangan di pantai; dalam in approving on-board hospital
menyetujui akomodasi rumah sakit di accommodation, the competent authority
atas kapal otoritas berwenang harus shall ensure that the accommodation
menjamin bahwa akomodasi akan dapat will, in all weathers, be easy of access,
diakses dengan mudah dalam semua provide comfortable housing for the
cuaca, memberikan tempat tinggal occupants and be conducive to their
yang nyaman dan kondusif terhadap receiving prompt and proper attention.
penerimaan yang cepat dan perhatian
yang tepat;
13. Fasilitas binatu yang berlokasi strategis 13. Appropriately situated and furnished
dan lengkap harus tersedia; laundry facilities shall be available.
14. Semua kapal wajib mempunyai ruang 14. All ships shall have a space or spaces
atau ruang-ruang di dek terbuka di mana on open deck to which the seafarers can
para awak kapal bisa mempunyai akses have access when off duty, which are of
saat tidak bertugas, di mana area ini adequate area having regard to the size
memadai, sesuai dengan ukuran kapal of the ship and the number of seafarers
dan jumlah para awak kapalnya; on board.
15. Semua kapal wajib menyediakan kantor- 15. All ships shall be provided with separate
kantor terpisah atau kantor-kantor umum offices or a common ship’s office for use
yang digunakan oleh departemen dek by deck and engine departments; ships
dan mesin; kapal dengan bobot kurang of less than 3,000 gross tonnage may
dari 3,000 tonase dapat dikecualikan be exempted by the competent authority
oleh otoritas berwenang dari ketentuan from this requirement after consultation
ini setelah berkonsultasi dengan with the shipowners’ and seafarers’
organisasi pemilik kapal dan awak kapal organizations concerned.
terkait;
16. Kapal-kapal yang secara rutin melakukan 16. Ships regularly trading to mosquito-
perdagangan ke perlabuhan-pelabuhan infested ports shall be fitted with
yang terinfeksi nyamuk wajib dilengkapi appropriate devices as required by the
dengan peralatan yang tepat yang competent authority.
dipersyaratkan oleh otoritas berwenang;
17.
Fasilitas rekreasi, fasilitas dan 17. Appropriate seafarers’ recreational
pelayanan yang disesuaikan dengan facilities, amenities and services, as
kebutuhan khusus para awak kapal adapted to meet the special needs
yang harus hidup dan bekerja di kapal- of seafarers who must live and work
kapal, wajib diberikan yang bermanfaat on ships, shall be provided on board
bagi seluruh awak kapal, merujuk for the benefit of all seafarers, taking
pada Regulasi 4.3 dan diasosiasikan into account Regulation 4.3 and the
dengan ketentuan-ketentuan Kaidah associated Code provisions on health
mengenai perlindungan kesehatan dan and safety protection and accident
keselamatan kerja dan pencegahan prevention.
kecelakaan.
18. Otoritas berwenang mewajibkan 18. The competent authority shall require
pelaksanaan inspeksi yang rutin di atas frequent inspections to be carried out
kapal oleh nakhoda atau pihak yang on board ships, by or under the authority
berwenang, untuk menjamin bahwa of the master, to ensure that seafarer
akomodasi para awak kapal bersih, layak accommodation is clean, decently
ditempati dan terpelihara. Hasil dari habitable and maintained in a good
masing-masing inspeksi harus dicatat state of repair. The results of each such
dan tersedia untuk dikaji. inspection shall be recorded and be
available for review.
19. Untuk kapal di mana ada kepentingan, 19. In the case of ships where there is need to
tanpa diskrimisnasi, para awak kapal take account, without discrimination, of
ada dalam menjalankan praktik-praktik the interests of seafarers having differing
agama dan sosial, setelah berkonsultasi and distinctive religious and social
dengan organisasi pemilik kapal practices, the competent authority may,
dan awak kapal terkait, secara adil after consultation with the shipowners’
mengizinkan praktik-praktik tersebut and seafarers’ organizations concerned,
sesuai dengan syarat praktik tersebut permit fairly applied variations in respect
tidak mengakibatkan ketidaknyamanan of this Standard on condition that
dari apa yang diharapkan dari such variations do not result in overall
pelaksanaan Standar tidak menjadi facilities less favourable than those
fasilitas keseluruhan kurang nyaman which would result from the application
Standar ini. of this Standard.
20.
Setiap Negara Anggota, setelah 20. Each Member may, after consultation
berkonsultasi dengan organisasi with the shipowners’ and seafarers’
pemilik kapal dan awak kapal terkait, organizations concerned, exempt ships
kecuali untuk kapal-kapal dengan of less than 200 gross tonnage where
bobot kurang dari 200 tonase di mana it is reasonable to do so, taking account
hal ini bisa dimana wajar dilakukan, of the size of the ship and the number
mempertimbangkan ukuran kapal dan of persons on board in relation to the
jumlah orang di atas kapal sejalan requirements of the following provisions
dengan pasal-pasal Standar ini, sebagai of this Standard:
berikut:
(a) ayat 7(b), 11(d) dan 13; dan (a) paragraphs 7(b), 11(d) and 13; and
(b) ayat 9(f) dan (h) hingga (l), (b) paragraph 9(f) and (h) to (l) inclusive,
dilaksanakan dengan khusus terkait with respect to floor area only.
dengan area lantai;
21. Setiap pengecualian dari persyaratan 21. Any exemptions with respect to the
Standar ini hanya bisa dilakukan di requirements of this Standard may be
mana mereka secara cepat diizinkan made only where they are expressly
dalam Standar ini apabila diperbolehkan permitted in this Standard and only for
secara jelas oleh Standar ini dan untuk particular circumstances in which such
kondisi khusus di mana pengecualian exemptions can be clearly justified on
ini, dapat secara gamblang dijustifikasi strong grounds and subject to protecting
berdasarkan alasan yang kuat dan the seafarers’ health and safety.
bertujuan untuk melindungi keselamatan
dan kesehatan awak kapal.
Pedoman Guideline
1. Sistem ventilasi untuk ruang tidur 1. The system of ventilation for sleeping
dan ruang makan harus dikontrol rooms and mess rooms should be
guna memelihara udara tetap dalam controlled so as to maintain the air in
kondisi memuaskan dan memastikan a satisfactory condition and to ensure
kecukupan pergerakan udara yang a sufficiency of air movement in all
mencukupi dalam segala kondisi cuaca conditions of weather and climate.
dan iklim.
2. Sistem-sistem pengaturan udara, 2. Air-conditioning systems, whether of a
apakah terpusat atau individu, harus centralized or individual unit type, should
dirancang untuk: be designed to:
(a) memelihara udara pada suhu (a) maintain the air at a satisfactory
dan kelembaban yang relatif temperature and relative humidity as
memuaskan dibandingkan kondisi compared to outside air conditions,
1. Diseluruh kapal, cahaya listrik harus 1. In all ships, electric light should be
diberikan dalam akomodasi awak provided in the seafarer accommodation.
kapal. Bila tidak ada dua sumber If there are not two independent sources
listrik independen untuk pencahayaan, of electricity for lighting, additional
pencahayaan diatur tambahan harus lighting should be provided by properly
diberikan oleh lampu-lampu yang dengan constructed lamps or lighting apparatus
baik atau perlengkapan pencahayaan for emergency use.
memadai untuk penggunaan darurat.
2. Diruang-ruang tidur, sebuah lampu baca 2. In sleeping rooms an electric reading
listrik harus dipasang pada kepala setiap lamp should be installed at the head of
tempat tidur. each berth.
3. Standar pencahayaan alami dan 3. Suitable standards of natural and
buatan harus ditetapkan oleh otoritas artificial lighting should be fixed by the
berwenang. competent authority.
1. Harus ada pengaturan tempat tidur yang 1. There should be adequate berth
memadai di atas kapal yang membuat arrangements on board, making it as
para awak kapal dan pasangan yang comfortable as possible for the seafarer
menemani merasa nyaman. and any partner who may accompany
the seafarer.
2. Sesuai ukuran kapal, tingkat aktivitas 2. Where the size of the ship, the activity in
dan tata letaknya harus wajar dan which it is to be engaged and its layout
praktis, kamar-kamar tidur harus make it reasonable and practicable,
direncanakan dan dilengkapi dengan sleeping rooms should be planned
kamar mandi pribadi, termasuk toilet and equipped with a private bathroom,
guna memberikan kenyamanan bagi including a toilet, so as to provide
para penghuni dan memfasilitasi reasonable comfort for the occupants
kerapihan. and to facilitate tidiness.
3. Sejauh dapat dipraktikkan, kamar 3. As far as practicable, sleeping rooms of
tidur para awak kapal harus disusun seafarers should be so arranged that
sedemikian rupa sehingga penjagaan watches are separated and that no
terpisah dan tidak ada awak kapal yang seafarers working during the day share
bekerja di siang hari harus berbagi a room with watchkeepers.
kamar dengan penjaga malam.
4. Untuk awak kapal yang melaksanakan 4. In the case of seafarers performing the
kewajiban bintara, tidak boleh ada lebih duty of petty officers there should be
dari dua orang per kamar tidur. no more than two persons per sleeping
room.
5. Harus dipertimbangkan perluasan 5. Consideration should be given to
fasilitas yang mengacu pada paragraf extending the facility referred to in
9(m) Standar A3.1 bagi mualim dua jika Standard A3.1, paragraph 9(m), to
memungkinkan. the second engineer officer when
practicable.
6. Ruang yang ditempati oleh tempat 6. Space occupied by berths and lockers,
tidur dan loker, lemari-lemari berlaci chests of drawers and seats should be
dan tempat duduk harus disertakan included in the measurement of the floor
dalam pengukuran area lantai. Ruang- area. Small or irregularly shaped spaces
ruang kecil atau berbentuk tidak teratur which do not add effectively to the space
yang tidak secara efektif memberikan available for free movement and cannot
ruang gerak dan tidak dapat digunakan be used for installing furniture should be
bebas dan tidak dapat digunakan excluded.
untuk menginstalasi perabotan harus
dikesampingkan.
7. Tempat tidur tidak boleh disusun 7. Berths should not be arranged in tiers
dalam deretan lebih dari 2. Untuk of more than two; in the case of berths
tempat tidur di lokasi di sepanjang sisi placed along the ship’s side, there
kapal, hanya perlu ada sebuah deretan should be only a single tier where a
tunggal di mana sebuah lampu samping sidelight is situated above a berth.
ditempatkan di atas nya.
8. Tempat tidur bawah dalam sebuah 8. The lower berth in a double tier should
deretan dobel tidak boleh kurang dari be not less than 30 centimetres above
30 cm di atas lantai; tempat tidur atas the floor; the upper berth should be
harus ditempatkan kira-kira ditengah- placed approximately midway between
tengah antara bagian dasar tempat tidur the bottom of the lower berth and the
bawah dan sisi bawah tiang-tiang panel. lower side of the deckhead beams.
9. Kerangka dan leeboard, bila ada, 9. The framework and the lee-board, if
sebuah tempat tidur harus berbahan any, of a berth should be of approved
yang disetujui, keras, lembut, dan material, hard, smooth, and not likely to
tidak cenderung berkarat atau corrode or to harbour vermin.
menyembunyikan kutu .
10.
Bila rangka-rangka berbentuk pipa 10. If tubular frames are used for the
digunakan untuk konstruksi tempat construction of berths, they should
tidur, keseluruhannya harus sepenuhnya be completely sealed and without
bersegel dan tanpa lubang-lubang kecil perforations which would give access to
yang akan memberikan akses kutu. vermin.
11. Setiap tempat tidur harus dipasang 11. Each berth should be fitted with a
dengan sebuah matras yang comfortable mattress with cushioning
nyaman dengan dasar pegas atau bottom or a combined cushioning
dikombinasikan dengan sebuah matras mattress, including a spring bottom or
pegas, termasuk spring bottom atau a spring mattress. The mattress and
spring mattress. Bahan matras dan cushioning material used should be
pegas yang digunakan harus terbuat made of approved material. Stuffing of
dari bahan yang bagus. Pengisian bahan material likely to harbour vermin should
yang cenderung menyembunyikan kutu not be used.
tidak boleh digunakan.
12. Ketika sebuah tempat tidur ditempatkan 12. When one berth is placed over another,
terhadap satu sama lain, sebuah dasar a dust-proof bottom should be fitted
anti debu harus dipasang di bawah beneath the bottom mattress or spring
dasar pegas tempat tidur atas. bottom of the upper berth.
13. Perabotan haruslah berbahan lembut, 13. The furniture should be of smooth, hard
keras yang tidak mudah melengkung material not liable to warp or corrode.
atau berkarat .
14. Ruang tidur harus dilengkapi dengan 14. Sleeping rooms should be fitted with
tirai-tirai atau yang setara untuk cahaya. curtains or equivalent for the sidelights.
15. Kamar-kamar tidur harus dilengkapi 15. Sleeping rooms should be fitted with a
dengan sebuah cermin, kabinet kecil mirror, small cabinets for toilet requisites,
untuk keperluan-keperluan toilet, a book rack and a sufficient number of
sebuah rak buku dan jumlah gantungan coat hooks.
jas yang mencukupi.
1. Fasilitas ruang makan bisa jadi umum 1. Mess room facilities may be either
atau terpisah; keputusan ini harus common or separate. The decision
diambil setelah berkonsultasi dengan in this respect should be taken after
perwakilan para awak kapal dan pemilik consultation with seafarers’ and
kapal dan tunduk pada persetujuan shipowners’ representatives and
otoritas berwenang. Pertimbangan subject to the approval of the competent
harus memperhitungkan faktor-faktor authority. Account should be taken of
seperti ukuran kapal dan praktik-praktik factors such as the size of the ship and
budaya, agama dan kebutuhan sosial the distinctive cultural, religious and
para awak kapal. social needs of the seafarers.
2. Jika fasilitas ruang makan terpisah akan 2. Where separate mess room facilities
diberikan kepada para awak kapal, maka are to be provided to seafarers, then
ruang makan terpisah harus diberikan separate mess rooms should be provided
untuk: for:
(a) nakhoda dan para perwira; dan (a) master and officers; and
(b) bintara dan awak kapal-awak kapal (b) petty officers and other seafarers.
lain.
3. Pada kapal-kapal selain dari kapal-kapal 3. On ships other than passenger ships, the
penumpang, area lantai dari kamar floor area of mess rooms for seafarers
makan bagi para awak kapal tidak should be not less than 1.5 square
boleh kurang dari 1,5 meter persegi per metres per person of the planned
orang dari kapasitas tempat duduk yang seating capacity.
direncanakan.
4. Kamar-kamar makan harus dilengkapi 4. In all ships, mess rooms should be
dengan meja-meja dan tempat duduk equipped with tables and appropriate
yang sesuai, yang permanen maupun seats, fixed or movable, sufficient to
dapat dipindahkan, yang mencukupi accommodate the greatest number of
untuk mengakomodasi awak kapal seafarers likely to use them at any one
berjumlah terbesar yang cenderung time.
menggunakannya kapanpun.
5. Harus ada, disepanjang waktu, kapan 5. There should be available at all times
saja awak kapal ada di kapal: when seafarers are on board:
(a) sebuah lemari pendingin, yang harus (a) a refrigerator, which should be
berlokasi nyaman, berkapasitas conveniently situated and of
mencukupi untuk jumlah orang- sufficient capacity for the number
orang yang menggunakan kamar of persons using the mess room or
atau kamar-kamar makan itu; mess rooms;
(b) fasilitas untuk minuman panas; dan (b) facilities for hot beverages; and
(c) fasilitas air dingin. (c) cool water facilities.
6. Bila tersedia, pantri yang tersedia tidak 6. Where available pantries are not
dapat diakses oleh kamar-kamar makan, accessible to mess rooms, adequate
loker mencukupi untuk peralatan makan lockers for mess utensils and proper
dan fasilitas terkait untuk pencucian facilities for washing utensils should be
peralatan harus diberikan. provided.
7. Bagian-bagian atas meja dan tempat 7. The tops of tables and seats should be
duduk harus berbahan anti lembab. of damp-resistant material.
1. Wastafel dan bak mandi harus 1. Washbasins and tub baths should be
berukuran mencukupi dan berkonstruksi of adequate size and constructed of
bahan yang disetujui dengan sebuah approved material with a smooth surface
permukaan halus yang tidak mudah not liable to crack, flake or corrode.
retak, mengelupas atau berkarat.
2. Semua toilet harus berpola yang 2. All toilets should be of an approved
disetujui dengan diberikan sebuah pattern and provided with an ample flush
aliran air memadai atau dengan alat-alat of water or with some other suitable
penyiram yang memadai, seperti udara, flushing means, such as air, which are
yang tersedia disepanjang waktu dan available at all times and independently
dapat dikontrol secara independen. controllable.
3. Akomodasi sanitari yang dimaksudkan 3. Sanitary accommodation intended for
untuk penggunaan lebih dari satu orang the use of more than one person should
harus mematuhi ketentuan-ketentuan comply with the following:
berikut:
(a) lantai-lantai harus berbahan awet (a) floors should be of approved durable
yang disetujui, kedap lembab, dan material, impervious to damp, and
harus berdrainase benar; should be properly drained;
(b) sekat harus berbahan baja atau (b) bulkheads should be of steel or
berbahan lainnya yang disetujui dan other approved material and should
harus kedap air hingga paling tidak be watertight up to at least 23
9 inci (23 sentimeter) di atas level centimetres above the level of the
dek; deck;
(c) akomodasi harus berpenerangan, (c) the accommodation should be
berpemanas dan berventilasi sufficiently lit, heated and ventilated;
mencukupi;
(d) toilet harus berlokasi nyaman, (d) toilets should be situated convenient
tetapi tidak terpisah dari, kamar- to, but separate from, sleeping rooms
kamar tidur dan kamar-kamar cuci, and wash rooms, without direct
tanpa akses langsung dari kamar- access from the sleeping rooms or
kamar tidur atau dari sebuah jalan from a passage between sleeping
lintasan antara kamar-kamar tidur rooms and toilets to which there is
dan toilet di mana tidak ada akses no other access; this requirement
lain: ketentuan ini tidak berlaku di does not apply where a toilet is
mana sebuah toilet berlokasi dalam located in a compartment between
sebuah kompartemen antara dua two sleeping rooms having a total of
kamar tidur yang memiliki total tidak not more than four seafarers; and
lebih dari empat awak kapal; dan
(e) bila ada lebih dari sebuah toilet (e) where there is more than one toilet
dalam sebuah kompartemen, in a compartment, they should be
keseluruhannya harus berkasa sufficiently screened to ensure
untuk memastikan privasi. privacy.
4. Fasilitas-fasilitas binatu yang diberikan 4. The laundry facilities provided for
untuk digunakan oleh para awak kapal seafarers’ use should include:
harus meliputi:
(a) mesin-mesin cuci; (a) washing machines;
(b) mesin-mesin pengeringan atau (b) drying machines or adequately
kamar-kamar pengeringan yang heated and ventilated drying rooms;
berventilasi; dan and
(c) seterika-seterika dan papan-papan (c) irons and ironing boards or their
penyeterikaan atau perlengkapan equivalent.
lain yang sejenis.
Apabila fasilitas terpisah bagi awak kapal Where separate facilities for engine
departemen mesin untuk mengganti pakaian department personnel to change their
disediakan, mereka wajib: clothes are provided, they should be:
(a) ditempatkan di luar ruang mesin (a) located outside the machinery
tetapi memiliki akses yang mudah space but with easy access to it;
untuk dijangkau; dan and
(b) dilengkapi dengan loker baju (b) fitted with individual clothes lockers
tersendiri dan juga dengan bak as well as with tubs or showers or
mandi atau pancuran dan wastafel both and washbasins having hot
yang mengalirkan air tawar panas and cold running fresh water.
dan dingin.
Setiap Negara Anggota wajib mem- Each Member should consider applying the
pertimbangkan penerapan prinsip-prinsip following principles:
sebagai berikut:
(a) selimut dan seprai tempat tidur (a) clean bedding and mess utensils
dan peralatan makan yang bersih should be supplied by the shipowner
wajib disediakan oleh pemilik kapal to all seafarers for use on board
kepada semua awak kapal untuk during service on the ship, and such
digunakan di atas kapal selama seafarers should be responsible for
bekerja, dan awak kapal tersebut their return at times specified by the
wajib bertanggungjawab untuk master and on completion of service
mengembalikan peralatan tersebut in the ship;
pada waktu yang ditentukan oleh
nakhoda dan setelah selesainya
pekerjaan di kapal.
(b) selimut dan seprai tempat tidur wajib (b) bedding should be of good quality,
berkualitas baik, piring, cangkir and plates, cups and other mess
dan peralatan makan lainnya wajib utensils should be of approved
berbahan yang disetujui yang dapat material which can be easily
dengan mudah dibersihkan; dan cleaned; and
(c) handuk, sabun dan kertas toilet bagi (c) towels, soap and toilet paper for all
semua awak kapal wajib disediakan seafarers should be provided by the
oleh pemilik kapal. shipowner.
(f) ruang perpustakaan yang berisi (f) a library containing vocational and
buku keterampilan, pelatihan dan other books, the stock of which
lainnya, yang persediaannya wajib should be adequate for the duration
mencukupi selama masa pelayaran of the voyage and changed at
dan diganti dalam jangka waktu reasonable intervals;
yang wajar;
(g) fasilitas untuk rekreasi kerajinan (g) facilities for recreational handicrafts;
tangan;
(h) perlengkapan elektronik seperti (h) electronic equipment such as a
radio, televisi, perekam video, radio, television, video recorders,
pemutar DVD/CD, komputer dan DVD/CD player, personal computer
piranti lunak dan perekam/pemutar and software and cassette recorder/
kaset); player;
(i) apabila sesuai, ketentuan bar di (i) where appropriate, the provision of
atas kapal bagi awak kapal kecuali bars on board for seafarers unless
apabila bertentangan dengan these are contrary to national,
kebiasaan nasional, agama atau religious or social customs; and
sosial; dan
(j) akses yang layak untuk komunikasi (j) reasonable access to ship-to-shore
telepon dari kapal ke darat, dan telephone communications, and
fasilitas surat elektronik dan email and Internet facilities, where
internet, apabila tersedia, dapat available, with any charges for
dikenakan biaya atas penggunaan the use of these services being
layanan ini dalam jumlah yang wajar. reasonable in amount.
5. Setiap upaya wajib diberikan untuk 5. Every effort should be given to ensuring
memastikan bahwa pengiriman surat that the forwarding of seafarers’ mail is
para awak kapal dapat diandalkan as reliable and expeditious as possible.
dan secepat mungkin. Upaya tersebut Efforts should also be considered for
wajib juga dipertimbangkan untuk avoiding seafarers being required to pay
menghindari awak kapal berkewajiban additional postage when mail has to be
membayar ongkos kirim tambahan readdressed owing to circumstances
ketika surat harus dikirim kembali beyond their control.
karena keadaan di luar kendali mereka.
6. Kebijakan wajib dipertimbangkan 6. Measures should be considered to
untuk memastikan, tunduk pada setiap ensure, subject to any applicable national
hukum internasional atau hukum or international laws or regulations,
atau peraturan nasional yang berlaku, that whenever possible and reasonable
apabila memungkinkan dan wajar awak seafarers are expeditiously granted
kapal untuk segera diberikan izin untuk permission to have their partners,
mendatangkan pasangan, kerabat dan relatives and friends as visitors on board
teman mereka sebagai tamu di atas their ship when in port. Such measures
kapal ketika kapal berada di pelabuhan. should meet any concerns for security
4. Batas tingkat kebisingan untuk ruang 4. The limits for noise levels for working and
kerja dan ruang tinggal wajib disesuaikan living spaces should be in conformity
dengan pedoman internasional ILO with the ILO international guidelines
mengenai tingkat paparan, termasuk on exposure levels, including those
yang terdapat dalam Kaidah ILO in the ILO code of practice entitled
yang berjudul Faktor Ambang Batas Ambient factors in the workplace,
di Tempat Kerja, 2001, dan, apabila 2001, and, where applicable, the
memungkinkan, pelindung khusus yang specific protection recommended by
disarankan oleh Organisasi Maritim the International Maritime Organization,
Internasional, dan dengan perubahannya and with any subsequent amending
dan instrumen tambahan mengenai and supplementary instruments for
tingkat kebisingan yang dapat diterima acceptable noise levels on board ships.
di atas kapal. Salinan dari instrumen A copy of the applicable instruments in
yang berlaku dalam bahasa Inggris atau English or the working language of the
bahasa yang berlaku di tempat kerja di ship should be carried on board and
kapal wajib ditempatkan di atas kapal should be accessible to seafarers.
dan wajib dapat dengan mudah diakses
para awak kapal.
5. Tidak boleh ada fasilitas akomodasi 5. No accommodation or recreational or
atau rekreasi atau katering yang wajib catering facilities should be exposed to
terpapar getaran berlebihan. excessive vibration.
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers have
kapal memiliki akses untuk mendapatkan access to good quality food and drinking
makanan dan air minum berkualitas baik water provided under regulated hygienic
yang diatur berdasarkan persyaratan higienis. conditions
1. Setiap Negara Anggota wajib memastikan 1. Each Member shall ensure that ships
bahwa kapal yang berbendera negaranya that fly its flag carry on board and serve
membawa dan menyediakan makanan food and drinking water of appropriate
dan air minum yang berkualitas di atas quality, nutritional value and quantity
kapal, kadar nutrisi dan jumlah yang that adequately covers the requirements
mencukupi yang dipersyaratkan di atas of the ship and takes into account
kapal dan memperhatikan perbedaan the differing cultural and religious
latar belakang budaya dan agama. backgrounds.
2. Awak kapal di atas kapal wajib 2. Seafarers on board a ship shall be
disediakan makanan yang bebas biaya provided with food free of charge during
selama jangka waktu bekerja. the period of engagement.
3. Awak kapal yang dipekerjakan sebagai 3. Seafarers employed as ships’ cooks with
juru masak kapal bertanggungjawab responsibility for food preparation must
untuk menyiapkan makanan harus be trained and qualified for their position
dilatih dan memiliki persyaratan on board ship.
kualifikasi untuk posisi tersebut di atas
kapal.
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall adopt laws and
menerapkan peraturan perundang- regulations or other measures to provide
undangan atau kebijakan lain untuk minimum standards for the quantity and
menyediakan standar minimum bagi quality of food and drinking water and
jumlah dan makanan dan air minum for the catering standards that apply to
berkualitas dan untuk standar katering meals provided to seafarers on ships
yang berlaku pada makanan yang that fly its flag, and shall undertake
disediakan bagi awak kapal di atas kapal educational activities to promote
yang berbendera negaranya dan wajib awareness and implementation of the
mengupayakan kegiatan pendidikan standards referred to in this paragraph.
untuk mempromosikan kesadaran dan
pelaksanaan Standar yang mengacu
pada ayat ini.
2. Setiap Negara Anggota wajib memasti- 2. Each Member shall ensure that ships
kan bahwa kapal yang berbendera that fly its flag meet the following
negaranya telah memenuhi standar minimum standards:
minimum berikut:
(a) persediaan makanan dan air minum, (a) food and drinking water supplies,
dengan mempertimbangkan jumlah having regard to the number of
awak kapal di atas kapal, ketentuan seafarers on board, their religious
keagamaan dan tradisi budaya requirements and cultural practices
mereka yang berkaitan dengan as they pertain to food, and the
makanan, dan waktu serta kondisi duration and nature of the voyage,
pelayaran, wajib memperhatikan shall be suitable in respect of
jumlah, kadar nutrisi, kualitas dan quantity, nutritional value, quality
variasi. and variety;
(b)
organisasi dan perlengkapan (b) the organization and equipment of
di departemen katering wajib the catering department shall be
sedemikian rupa menyediakan such as to permit the provision to
makanan bagi awak kapal yang the seafarers of adequate, varied
waktu tidak lebih dari satu bulan, dengan provided that the person to whom the
ketentuan bahwa orang yang diberikan dispensation is issued is trained or
dispensasi tersebut, telah terlatih atau instructed in areas including food and
diberi instruksi termasuk dalam bidang personal hygiene as well as handling
kebersihan makanan dan perseorangan and storage of food on board ship.
serta penanganan dan penyimpanan
makanan di atas kapal.
7. Berdasarkan prosedur kepatuhan 7. In accordance with the ongoing
yang berlaku, menurut Judul 5 compliance procedures under Title 5,
Konvensi ini, otoritas berwenang wajib the competent authority shall require
mempersyaratkan pemeriksaan berkala that frequent documented inspections
yang didokumentasikan dilaksanakan be carried out on board ships, by or
di atas kapal, oleh atau di bawah under the authority of the master, with
kewenangan nakhoda, berkenaan respect to:
dengan:
(a) persediaan makanan dan air (a) supplies of food and drinking water;
minum;
(b) semua ruang dan perlengkapan lain (b) all spaces and equipment used for
yang digunakan untuk penyimpanan the storage and handling of food
dan penanganan makanan dan air and drinking water; and
minum; dan
(c) dapur dan perlengkapan lain untuk (c) galley and other equipment for the
penyiapan dan penyajian makanan. preparation and service of meals.
8. Tidak ada awak kapal berusia di bawah 8. No seafarer under the age of 18 shall be
18 tahun yang wajib dipekerjakan atau employed or engaged or work as a ship’s
dilibatkan atau bekerja sebagai juru cook.
masak kapal.
Pedoman Guideline
tentang nutrisi dan metode pembelian, cooking and serving food, with special
penyimpanan, pengawetan, pengolahan reference to the requirements of catering
dan penyajian makanan, dengan acuan on board a ship. This information should
khusus pada persyaratan katering di atas be made available, free of charge or
kapal. Informasi ini wajib tersedia, bebas at reasonable cost, to manufacturers
biaya atau dengan harga yang wajar, of and traders in ships’ food supplies
kepada para produsen dan penyedia and equipment, masters, stewards
bahan makanan dan peralatan di atas and cooks, and to shipowners’ and
kapal, nakhoda, pramusaji dan juru seafarers’ organizations concerned.
masak, dan organisasi pemilik kapal dan Appropriate forms of publicity, such as
organisasi awak kapal bersangkutan. manuals, brochures, posters, charts or
Bentuk-bentuk publikasi yang tepat, advertisements in trade journals, should
misalnya buku petunjuk, brosur, poster, be used for this purpose.
bagan atau iklan dalam jurnal-jurnal
perdagangan wajib digunakan untuk
tujuan ini.
2. Otoritas berwenang wajib menerbitkan 2. The competent authority should issue
rekomendasi untuk menghindari recommendations to avoid wastage of
pemborosan makanan, memfasilitasi food, facilitate the maintenance of a
pemeliharaan standar higienis yang proper standard of hygiene, and ensure
tepat, dan memastikan kenyamanan the maximum practicable convenience
maksimum yang berlaku dalam tata in working arrangements.
kerja.
3. Otoritas berwenang wajib bekerja dengan 3. The competent authority should work
organisasi dan badan terkait untuk with relevant agencies and organizations
mengembangkan materi pendidikan to develop educational materials and on-
dan informasi di atas kapal mengenai board information concerning methods
metode yang memastikan persediaan of ensuring proper food supply and
makanan dan layanan katering yang catering services.
layak.
4. Otoritas berwenang wajib bekerja sama 4. The competent authority should work in
dengan baik dengan organisasi pemilik close cooperation with the shipowners’
kapal dan organisasi awak kapal yang and seafarers’ organizations concerned
terkait dan dengan otoritas nasional and with national or local authorities
maupun daerah yang berurusan dealing with questions of food and
dengan permasalahan makanan dan health, and may where necessary utilize
kesehatan, dan apabila diperlukan, the services of such authorities.
dapat memanfaatkan layanan yang ada
di otoritas berwenang tersebut.
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk melindungi kesehatan awak Purpose: to protect the health of seafarers
kapal dan memastikan akses yang cepat and ensure their prompt access to medical
terhadap perawatan medis di atas kapal dan care on board ship and ashore.
di darat.
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall ensure that all
memastikan bahwa semua awak kapal seafarers on ships that fly its flag are
pada kapal yang berbendera negaranya covered by adequate measures for the
telah dilindungi oleh kebijakan yang protection of their health and that they
tepat untuk perlindungan kesehatan have access to prompt and adequate
mereka dan bahwa mereka mempunyai medical care whilst working on board.
akses perawatan medis yang cepat dan
memadai ketika bekerja di atas kapal.
2.
Perlindungan dan perawatan 2. The protection and care under paragraph
berdasarkan ayat 1 Peraturan ini wajib, 1 of this Regulation shall, in principle, be
pada prinsipnya, disediakan tanpa provided at no cost to the seafarers.
dikenakan biaya kepada awak kapal.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall ensure that seafarers
memastikan bahwa awak kapal di on board ships in its territory who are
atas kapal dalam wilayahnya yang in need of immediate medical care are
membutuhkan perawatan medis dengan given access to the Member’s medical
segera diberikan akses menuju fasilitas facilities on shore.
medis Negara Anggota di darat.
4. Persyaratan mengenai perlindungan 4. The requirements for on-board health
kesehatan dan perawatan medis di atas protection and medical care set out
kapal yang diatur dalam Kaidah meliputi in the Code include standards for
standar kebijakan yang bertujuan measures aimed at providing seafarers
penyediaan perlindungan kesehatan with health protection and medical care
dan perawatan medis bagi awak kapal as comparable as possible to that which
yang setara dengan apa yang umumnya is generally available to workers ashore.
tersedia bagi para pekerja di darat.
Standar Standard
(e) perawatan awak kapal yang sakit (e) are not limited to treatment of sick
atau cidera tidak dibatasi, tetapi or injured seafarers but include
termasuk tindakan pencegahan measures of a preventive character
seperti program promosi dan such as health promotion and
pendidikan kesehatan. health education programmes.
2. Otoritas berwenang wajib mengadopsi 2. The competent authority shall adopt a
formulir laporan medis standar untuk standard medical report form for use by
digunakan oleh nakhoda kapal dan the ships’ masters and relevant onshore
personel medis di darat dan di atas and on-board medical personnel. The
kapal yang relevan. Formulir tersebut form, when completed, and its contents
ketika dilengkapi, isinya wajib dijaga shall be kept confidential and shall only
kerahasiaannya dan wajib hanya be used to facilitate the treatment of
digunakan untuk memfasilitasi seafarers.
perawatan para awak kapal.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall adopt laws and
menerapkan peraturan perundang- regulations establishing requirements
undangan yang menyusun persyaratan for on-board hospital and medical care
untuk fasilitas dan perlengkapan rumah facilities and equipment and training on
sakit dan perawatan medis di atas ships that fly its flag.
kapal serta pelatihan di atas kapal yang
berbendera Negara Anggota.
4. Peraturan perundang-undangan wajib 4. National laws and regulations shall as
mengatur sekurang-kurangnya untuk a minimum provide for the following
persyaratan berikut ini: requirements:
(a) semua kapal wajib membawa (a) all ships shall carry a medicine
kotak obat, peralatan medis, chest, medical equipment and a
dan pedoman medis, hal-hal medical guide, the specifics of which
khusus yang wajib ditetapkan shall be prescribed and subject to
dan tunduk pada pemeriksaan regular inspection by the competent
rutin yang dilakukan oleh otoritas authority; the national requirements
berwenang; persyaratan nasional shall take into account the type of
wajib memperhatikan jenis kapal, ship, the number of persons on
jumlah orang di atas kapal dan board and the nature, destination
sifatnya, tujuan dan jangka waktu and duration of voyages and
pelayaran serta standar medis relevant national and international
nasional dan internasional yang recommended medical standards;
direkomendasikan;
(b) kapal yang membawa 100 orang (b) ships carrying 100 or more
atau lebih dan biasanya melakukan persons and ordinarily engaged on
pelayaran internasional dengan international voyages of more than
jangka waktu lebih dari tiga hari three days’ duration shall carry
wajib membawa seorang dokter a qualified medical doctor who is
yang memenuhi syarat dan responsible for providing medical
Pedoman Guideline
1. Pada saat menentukan tingkat pelatihan 1. When determining the level of medical
medis yang akan diberikan di atas training to be provided on board ships
kapal yang tidak disyaratkan membawa that are not required to carry a medical
seorang dokter, otoritas berwenang doctor, the competent authority should
wajib mensyaratkan bahwa: require that:
(a) kapal yang biasanya mampu (a) ships which ordinarily are capable of
menyediakan perawatan medis reaching qualified medical care and
dan fasilitas medis yang memenuhi medical facilities within eight hours
syarat dalam jangka waktu delapan should have at least one designated
jam wajib memiliki paling sedikit seafarer with the approved medical
seorang awak kapal yang ditunjuk first-aid training required by STCW
yang memiliki keterampilan which will enable such persons to
memberikan pertolongan pertama take immediate, effective action in
sebagaimana disyaratkan oleh case of accidents or illnesses likely
STCW yang akan memungkinkan to occur on board a ship and to
orang tersebut mengambil tindakan make use of medical advice by radio
efektif dengan segera, dalam hal or satellite communication; and
terjadi kecelakaan atau sakit yang
mungkin terjadi di atas kapal dan
menggunakan bantuan medis
4. Kotak obat beserta isinya serta peralatan 4. The medicine chest and its contents,
kesehatan dan perlengkapan medis as well as the medical equipment and
dan pedoman medis yang dibawa di medical guide carried on board, should
atas kapal, wajib dirawat dan diperiksa be properly maintained and inspected
secara tepat dengan jarak waktu yang at regular intervals, not exceeding
rutin tidak lebih dari 12 bulan, oleh 12 months, by responsible persons
orang yang bertanggungjawab yang designated by the competent authority,
ditunjuk oleh otoritas berwenang, yang who should ensure that the labelling,
wajib memastikan bahwa pelabelan, expiry dates and conditions of storage
tanggal kadaluwarsa, dan kondisi of all medicines and directions for their
penyimpanan semua obat dan petunjuk use are checked and all equipment
penggunaannya diperiksa dan semua functioning as required. In adopting
perlengkapan berfungsi sebagaimana or reviewing the ship’s medical guide
diperlukan. Dalam mengadopsi atau used nationally, and in determining the
meninjau kembali pedoman medis contents of the medicine chest and
kapal yang digunakan secara nasional, medical equipment, the competent
dan dalam menentukan isi kotak obat authority should take into account
dan perlengkapan medis, otoritas international recommendations in
berwenang wajib memperhatikan this field, including the latest edition
rekomendasi internasional di bidang ini, of the International Medical Guide for
termasuk edisi terakhir dari Pedoman Ships, and other guides mentioned in
Medis Internasional untuk Kapal dan paragraph 2 of this Guideline.
pedoman-pedoman lain sebagaimana
tersebut pada ayat 2 dari Pedoman ini.
5. Apabila suatu kargo yang digolongkan 5. Where a cargo which is classified
berbahaya belum dimasukkan dalam dangerous has not been included in
edisi terkini dari Pedoman Pertolongan the most recent edition of the Medical
Pertama yang Digunakan Saat First Aid Guide for Use in Accidents
Kecelakaan yang Disebabkan oleh Involving Dangerous Goods, the
Barang Berbahaya, informasi yang necessary information on the nature of
diperlukan berkenaan dengan sifat the substances, the risks involved, the
bahannya, risiko yang terjadi, alat necessary personal protective devices,
perlindungan pribadi yang diperlukan, the relevant medical procedures and
prosedur medis dan obat penawar specific antidotes should be made
khusus yang relevan wajib disediakan available to the seafarers. Such specific
bagi awak kapal. Obat penawar khusus antidotes and personal protective
dan alat perlindungan pribadi tersebut devices should be on board whenever
wajib ada di atas kapal kapanpun dangerous goods are carried. This
barang berbahaya dibawa. Informasi information should be integrated with
ini wajib dipadukan dengan kebijakan the ship’s policies and programmes
kapal dan program-program mengenai on occupational safety and health
keselamatan dan kesehatan kerja described in Regulation 4.3 and related
sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Code provisions.
4.3 dan ketentuan-ketentuan Kaidah
yang terkait.
6. Semua kapal wajib membawa sebuah 6. All ships should carry a complete and
daftar stasiun radio yang lengkap dan up-to-date list of radio stations through
terkini di mana bantuan medis dapat which medical advice can be obtained;
diperoleh; dan, apabila dilengkapi and, if equipped with a system of satellite
dengan sistem komunikasi satelit, yang communication, carry an up-to-date and
memiliki daftar stasiun bumi-pantai complete list of coast earth stations
terkini dan lengkap di mana bantuan through which medical advice can be
medis dapat diperoleh. Awak kapal yang obtained. Seafarers with responsibility
bertanggungjawab untuk perawatan for medical care or medical first aid on
medis atau pertolongan pertama di board should be instructed in the use of
atas kapal wajib diperintahkan untuk the ship’s medical guide and the medical
menggunakan pedoman medis kapal section of the most recent edition of
dan bagian medis kapal dari edisi the International Code of Signals so as
terkini Kaidah Internasional mengenai to enable them to understand the type
Sinyal sehingga memungkinkan mereka of information needed by the advising
untuk memahami jenis informasi yang doctor as well as the advice received.
diperlukan oleh dokter yang membantu
sehingga bantuan tersebut dapat
diterima.
Formulir laporan medis standar bagi awak The standard medical report form for
kapal yang disyaratkan di bawah Bagian A dari seafarers required under Part A of this
Kaidah ini harus didesain untuk memfasilitasi Code should be designed to facilitate the
pertukaran informasi medis dan informasi exchange of medical and related information
terkait mengenai individu awak kapal antara concerning individual seafarers between
kapal dan darat pada kasus-kasus penyakit ship and shore in cases of illness or injury.
atau cidera.
1. Setiap Negara Anggota harus memberi- 1. Each Member should give due
kan pertimbangan sebagaimana consideration to participating in
mestinya kepada partisipasi dalam international cooperation in the area of
kerjasama internasional dalam area assistance, programmes and research
bantuan, program-program dan riset in health protection and medical care.
dalam perlindungan kesehatan dan Such cooperation might cover:
perawatan medis. Kerjasama tersebut
bisa mencakup urusan-urusan berikut:
(a) pengembangan dan pengkoor- (a) developing and coordinating
dinasian upaya-upaya pencarian search and rescue efforts and
dan penyelamatan (SAR) dan arranging prompt medical help and
penyusunan bantuan medis evacuation at sea for the seriously
segera dan evakuasi di laut untuk ill or injured on board a ship
penyakit atau cidera serius di atas through such means as periodic
kapal melalui cara seperti sistem ship position reporting systems,
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa para awak Purpose: to ensure that seafarers are
kapal telah dilindungi dari akibat-akibat protected from the financial consequences
finansial penyakit, cidera atau kematian yang of sickness, injury or death occurring in
terjadi dalam pekerjaan mereka. connection with their employment.
2. Peraturan ini tida mempengaruhi Kaidah 2. This Regulation does not affect any other
hukum yang dicari para awak kapal. legal remedies that a seafarer may seek.
Standar Standard
1. Setiap Negara Anggota wajib mengadopsi 1. Each Member shall adopt laws and
peraturan perundang-undangan yang regulations requiring that shipowners of
mengharuskan pemilik kapal yang ships that fly its flag are responsible for
mengibarkan bendera Negaranya health protection and medical care of all
bertanggungjawab atas perlindungan seafarers working on board the ships in
kesehatan dan perawatan medis semua accordance with the following minimum
awak kapal yang bekerja di atas kapal standards:
menurut standar-standar minimum
berikut:
(a) para pemilik kapal wajib memikul (a) shipowners shall be liable to bear
biaya awak kapal yang bekerja di the costs for seafarers working on
atas kapal mereka menyangkut their ships in respect of sickness
penyakit dan cidera yang terjadi and injury of the seafarers occurring
antara tanggal dimulainya tugas dan between the date of commencing
tanggal saat mereka dipulangkan duty and the date upon which
atau yang terjadi akibat pekerjaan they are deemed duly repatriated,
mereka di antara tanggal-tanggal or arising from their employment
tersebut; between those dates;
(b)
para pemilik kapal wajib (b) shipowners shall provide financial
memberikan jaminan keuangan dan security to assure compensation
memberikan kompensasi kematian in the event of the death or long-
atau disabilitas dalam jangka term disability of seafarers due
panjang akibat cidera, penyakit to an occupational injury, illness
dan bahaya kerja, hukum nasional, or hazard, as set out in national
perjanjian kerja awak kapal atau law, the seafarers’ employment
perjanjian kerja bersama. agreement or collective agreement;
(c) para pemilik kapal wajib membiayai (c) shipowners shall be liable to defray
perawatan medis, termasuk the expense of medical care,
perawatan dan pasokan obat- including medical treatment and the
obatan serta peralatan terapis, dan supply of the necessary medicines
makanan dan penginapan yang and therapeutic appliances, and
diperlukan awak kapal yang sakit board and lodging away from home
atau cidera tersebut, atau hingga until the sick or injured seafarer has
atau ketidakmampuan dinyatakan recovered, or until the sickness or
(b) membayar upah secara kese- (b) to pay wages in whole or in part
luruhan atau sebagian seperti as prescribed by national laws or
yang ditetapkan oleh hukum atau regulations or as provided for in
peraturan nasional atau seperti collective agreements from the time
yang tertuang dalam perjanjian when the seafarers are repatriated
kerja dari saat para awak kapal or landed until their recovery or, if
dipulangkan atau didaratkan earlier, until they are entitled to
hingga pemulihan mereka atau, cash benefits under the legislation
bila lebih dini hingga mereka dapat of the Member concerned.
menguangkan tunjangan-tunjangan
di bawah peraturan Negara Anggota
tersebut.
4. Hukum atau peraturan nasional 4. National laws or regulations may limit the
dapat membatasi kewajiban pemilik liability of the shipowner to pay wages in
kapal untuk membayar upah secara whole or in part in respect of a seafarer
keseluruhan atau sebagian terhadap no longer on board to a period which
seorang awak kapal yang tidak lagi ada shall not be less than 16 weeks from the
di atas kapal untuk jangka waktu yang day of the injury or the commencement
tidak melebihi 16 minggu dari hari cidera of the sickness.
atau dimulainya penyakit.
5. Hukum atau peraturan nasional dapat 5. National laws or regulations may exclude
mengesampingkan pemilik kapal dari the shipowner from liability in respect of:
kewajiban dalam kaitannya dengan:
(a) cidera yang terjadi selain akibat (a) injury incurred otherwise than in the
layanan kapal; service of the ship;
(b) cidera atau penyakit akibat (b) injury or sickness due to the wilful
perbuatan yang disengaja, kelalaian misconduct of the sick, injured or
atau kelakuan buruk awak kapal deceased seafarer; and
yang sakit, cidera atau meninggal
dunia;
(c) penyakit atau kelemahan yang (c) sickness or infirmity intentionally
disembunyikan dengan sengaja concealed when the engagement is
ketika bekerja. entered into.
6. Hukum atau peraturan nasional dapat 6. National laws or regulations may exempt
mengecualikan pemilik kapal dari the shipowner from liability to defray the
kewajiban untuk membiayai pengeluaran expense of medical care and board and
perawatan medis dan pengeluaran lodging and burial expenses in so far as
makanan dan penginapan seperti such liability is assumed by the public
pemakaman sejauh kewajiban tersebut authorities.
diasumsikan oleh otoritas publik.
7. Para pemilik kapal atau perwakilan- 7. Shipowners or their representatives
perwakilan mereka harus mengambil shall take measures for safeguarding
langkah-langkah untuk melindungi harta property left on board by sick, injured or
benda yang tertinggal di atas kapal oleh deceased seafarers and for returning it
para awak kapal yang sakit, cidera atau to them or to their next of kin.
meninggal dan untuk mengembalikannya
kepada mereka atau sanak keluarga
mereka.
Pedoman Guideline
kapal tidak berkewajiban untuk memikul to bear the costs of a sick or injured
biaya seorang awak kapal yang sakit seafarer from the time at which that
atau cidera saat awak kapal itu dapat seafarer can claim medical benefits
mengklaim tunjangan-tunjangan medis under a scheme of compulsory sickness
di bawah skema asuransi penyakit insurance, compulsory accident
wajib, asuransi kecelakaan wajib atau insurance or workers’ compensation for
kompensasi pekerja atas kecelakaan. accidents.
3. Hukum atau peraturan nasional dapat 3. National laws or regulations may
menetapkan bahwa biaya pemakaman provide that burial expenses paid by the
yang dibayarkan oleh pemilik kapal shipowner shall be reimbursed by an
harus digantirugi oleh sebuah institusi insurance institution in cases in which
asuransi pada kasus di mana tunjangan funeral benefit is payable in respect of
pemakaman dapat dibayarkan kepada the deceased seafarer under laws or
awak kapal yang meninggal dunia regulations relating to social insurance
berdasarkan hukum atau peraturan or workers’ compensation.
terkait asuransi sosial atau kompensasi
pekerja.
Peraturan Regulation
Pedoman Guideline
(d) efek temperatur yang sangat rendah (d) the effects of the extremely low or
atau sangat tinggi pada setiap high temperature of any surfaces
permukaan yang dapat bersentuhan with which seafarers may be in
dengan awak kapal; contact;
(e) efek kebisingan di tempat kerja dan (e) the effects of noise in the workplace
akomodasi di atas kapal; and in shipboard accommodation;
(f) efek getaran di tempat kerja dan (f) the effects of vibration in the
akomodasi di atas kapal; workplace and in shipboard
accommodation;
(g) efek faktor ambang batas, selain (g) the effects of ambient factors,
yang dirujuk pada sub ayat (e) dan other than those referred to in
(f), di tempat kerja dan akomodasi subparagraphs (e) and (f), in
di atas kapal, termasuk asap the workplace and in shipboard
tembakau; accommodation, including tobacco
smoke;
(h) tindakan keselamatan khusus di (h) special safety measures on and
atas dan di bawah dek; below deck;
(i) perlengkapan bongkar dan muat; (i) loading and unloading equipment;
(j) pencegahan dan pemadaman (j) fire prevention and fire-fighting;
kebakaran;
(k) jangkar, rantai, dan tali; (k) anchors, chains and lines;
(l) kargo berbahaya dan ballast; (l) dangerous cargo and ballast;
(m) alat pelindung diri bagi awak kapal; (m) personal protective equipment for
seafarers;
(n) pekerjaan dalam ruang tertutup; (n) work in enclosed spaces;
(o) efek kelelahan fisik dan mental; (o) physical and mental effects of
fatigue;
(p) efek ketergantungan terhadap obat- (p) the effects of drug and alcohol
obatan dan alkohol; dependency;
(q) perlindungan dan pencegahan HIV/ (q) HIV/AIDS protection and prevention;
AIDS; dan and
(r) tanggap darurat dan penanganan (r) emergency and accident response.
kecelakaan.
(c) penaksiran risiko dan pengurangan (c) assessment of risk and reduction
tingkat paparan kebisingan pada of exposure levels to noise in all
semua akomodasi dan fasilitas accommodation and recreational
katering dan rekreasi, maupun and catering facilities, as well as
kamar mesin dan ruang mesin lain. engine rooms and other machinery
spaces.
getaran di atas kapal dengan sasaran of vibration on board ships with the
peningkatan perlindungan awak kapal, objective of improving the protection of
sejauh dapat diberlakukan, dari efek seafarers, in so far as practicable, from
negatif paparan getaran. the adverse effects of vibration.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member should have due regard
memperhatikan sistem internasional to any international system or model
atau model apapun untuk mencatat for recording accidents to seafarers
kecelakaan terhadap awak kapal yang which may have been established by the
mungkin dibentuk oleh Organisasi International Labour Organization.
Perburuhan Internasional.
1. Dalam rangka menyediakan dasar yang 1. In order to provide a sound basis for
kuat untuk kebijakan mempromosikan measures to promote occupational safety
perlindungan keselamatan dan and health protection and prevention
kesehatan kerja dan pencegahan of accidents, injuries and diseases
kecelakaan, cidera dan penyakit akibat which are due to particular hazards of
kerja yang disebabkan oleh potensi maritime employment, research should
bahaya khusus dari pekerjaan maritim, be undertaken into general trends and
penelitian harus dilakukan pada into such hazards as are revealed by
kecenderungan umum dan pada potensi statistics.
bahaya seperti yang diungkapkan oleh
statistik.
2. Penerapan program perlindungan dan 2. The implementation of protection
pencegahan untuk mempromosikan and prevention programmes for the
keselamatan dan kesehatan kerja promotion of occupational safety and
wajib terorganisasi sehingga otoritas health should be so organized that
berwenang, pemilik kapal dan awak the competent authority, shipowners
kapal atau perwakilan mereka serta and seafarers or their representatives
badan lainnya yang relevan dapat and other appropriate bodies may play
berperan aktif, termasuk melalui sesi an active role, including through such
informasi, pedoman di atas kapal means as information sessions, on-
mengenai tingkat paparan maksimum board guidelines on maximum exposure
terhadap faktor ambang batas di tempat levels to potentially harmful ambient
kerja yang berpotensi bahaya dan workplace factors and other hazards or
potensi bahaya lainnya atau hasil dari outcomes of a systematic risk evaluation
proses evaluasi risiko yang sistematis. process. In particular, national or local
Secara khusus komite keselamatan joint occupational safety and health
dan kesehatan kerja dan pencegahan protection and accident prevention
kecelakaan nasional dan atau panitia committees or ad hoc working parties
kerja ad hoc dan komite di atas kapal, and on-board committees, on which
di mana organisasi pemilik kapal dan shipowners’ and seafarers’ organizations
organisasi awak kapal terwakili, harus concerned are represented, should be
diberikan. established.
3. Saat aktivitas terjadi pada tingkat 3. Where such activity takes place at
perusahaan, perwakilan awak kapal company level, the representation of
pada setiap komite keselamatan di atas seafarers on any safety committee on
kapal dari kapal-kapal yang dimiliki oleh board that shipowner’s ships should be
pemilik kapal harus dipertimbangkan. considered.
dan kesehatan kerja awak kapal yang health of seafarers which may have
kemungkinan telah dipublikasikan oleh been published by the International
Organisasi Perburuhan Internasional. Labour Organization.
1. Kurikulum untuk pelatihan sebagaimana 1. The curriculum for the training referred to
dirujuk pada Standar A4.3, ayat in Standard A4.3, paragraph 1(a), should
1(a), wajib ditinjau secara berkala be reviewed periodically and brought
dan dimutakhirkan seiring dengan up to date in the light of development
perkembangan tipe dan ukuran kapal in types and sizes of ships and in their
serta perlengkapannya, dan juga equipment, as well as changes in
perubahan dalam praktik pengawakan, manning practices, nationality, language
kebangsaan, bahasa, dan organisasi and the organization of work on board
kerja di atas kapal. ships.
2. Wajib ada publikasi perlindungan 2. There should be continuous occupational
keselamatan dan kesehatan kerja safety and health protection and
serta pencegahan kecelakaan yang accident prevention publicity. Such
berkesinambungan. Publikasi tersebut publicity might take the following forms:
dapat berbentuk sebagai berikut:
(a) materi pendidikan audiovisual, (a) educational audiovisual material,
seperti film, untuk digunakan dalam such as films, for use in vocational
pusat pelatihan kejuruan bagi awak training centres for seafarers and
kapal dan jika memungkinkan where possible shown on board
ditayangkan di atas kapal; ships;
(b) pemasangan poster di atas kapal; (b) display of posters on board ships;
(c) pemuatan artikel dalam majalah (c) inclusion in periodicals read by
yang dibaca oleh awak kapal tentang seafarers of articles on the hazards
artikel mengenai potensi bahaya of maritime employment and on
pekerjaan maritim dan tindakan occupational safety and health
perlindungan keselamatan dan protection and accident prevention
kesehatan kerja serta pencegahan measures; and
kecelakaan; dan
(d) kampanye khusus yang meng- (d) special campaigns using various
gunakan berbagai media publikasi publicity media to instruct
untuk menginstruksikan awak kapal, seafarers, including campaigns on
termasuk kampanye mengenai safe working practices.
praktik kerja aman.
(b) masuk dalam boiler, tanki dan ruang (b) entry into boilers, tanks and
kedap air (cofferdams); cofferdams;
(c) paparan tingkat kebisingan dan (c) exposure to harmful noise and
getaran yang berbahaya; vibration levels;
(d) pengoperasian katrol dan mesin (d) operating hoisting and other power
dan peralatan daya lainnya atau machinery and tools, or acting
bertindak sebagai pemberi sinyal as signallers to operators of such
bagi operator peralatan tersebut; equipment;
(e) penanganan penambatan (mooring) (e) handling mooring or tow lines or
atau kabel penarik (tow lines) atau anchoring equipment;
peralatan jangkar;
(f) rigging; (f) rigging;
(g) pekerjaan di ketinggian atau pada (g) work aloft or on deck in heavy
dek dalam cuaca buruk; weather;
(h) tugas jaga malam hari; (h) nightwatch duties;
(i) perbaikan perlengkapan listrik; (i) servicing of electrical equipment;
(j) Paparan dari bahan yang berpotensi (j) exposure to potentially harmful
bahaya, atau zat yang berbahaya materials, or harmful physical
secara fisik seperti substansi agents such as dangerous or toxic
yang berbahaya atau beracun dan substances and ionizing radiations;
ionisasi radiasi;
(k) pembersihan mesin katering; dan (k) the cleaning of catering machinery;
and
(l) penanganan atau pengambilalihan (l) the handling or taking charge of
sekoci kapal; ships’ boats.
3. Kebijakan praktis wajib diambil oleh 3. Practical measures should be taken
otoritas berwenang atau melalui by the competent authority or through
kelengkapan yang tepat untuk the appropriate machinery to bring
membuat awak kapal muda memberi to the attention of young seafarers
perhatian terhadap informasi information concerning the prevention
mengenai pencegahan kecelakaan of accidents and the protection of their
dan perlindungan kesehatan mereka health on board ships. Such measures
di atas kapal. Kebijakan tersebut dapat could include adequate instruction in
mencakup instruksi yang cukup dalam courses, official accident prevention
pelatihan, publikasi resmi pencegahan publicity intended for young persons and
kecelakaan yang ditujukan bagi orang professional instruction and supervision
muda dan instruksi profesional dan of young seafarers.
pengawasan terhadap awak kapal muda;
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa awak Purpose: to ensure that seafarers working
kapal yang bekerja di atas kapal memiliki on board a ship have access to shore-based
akses terhadap fasilitas dan pelayanan facilities and services to secure their health
Standar Standard
Pedoman Guideline
1. Setiap Negara Anggota harus mem- 1. Each Member should provide or ensure
berikan atau memastikan ketersediaan the provision of such welfare facilities
fasilitas dan layanan kesejahteraan and services as may be required, in
sebagaimana diperlukan, di pelabuhan appropriate ports of the country.
yang sesuai.
2. Fasilitas dan layanan kesejahteraan 2. Welfare facilities and services should be
harus disediakan sesuai dengan kondisi provided, in accordance with national
dan praktik nasional, oleh satu atau conditions and practice, by one or more
lebih dari yang berikut ini: of the following:
(a) otoritas publik; (a) public authorities;
(b) organisasi para pemilik kapal (b) shipowners’ and seafarers’
dan organisasi awak kapal terkait organizations concerned under
berdasarkan kesepakatan bersama collective agreements or other
atau pengaturan lain yang disetujui; agreed arrangements; and
(c) organisasi-organisasi sukarela. (c) voluntary organizations.
3. Fasilitas kesejahteraan dan rekreasi 3. Necessary welfare and recreational
yang diperlukan harus dibangun atau facilities should be established or
dikembangkan di pelabuhan. Hal ini developed in ports. These should include:
meliputi:
(a) ruang-ruang rapat dan rekreasi (a) meeting and recreation rooms as
sebagaimana dipersyaratkan; required;
(b) fasilitas untuk olahraga dan (b) facilities for sports and outdoor
kegiatan luar ruangan, termasuk facilities, including competitions;
untuk kompetisi;
(c) fasilitas pendidikan; dan (c) educational facilities; and
(d) apabila sesuai, fasilitas untuk (d) where appropriate, facilities for
melaksanakan ibadah keagamaan religious observances and for
dan untuk konseling pribadi. personal counselling.
4. Fasilitas-fasilitas ini dapat diberikan 4. These facilities may be provided
kepada awak kapal sesuai dengan by making available to seafarers in
kebutuhan mereka melalui ketersediaan accordance with their needs facilities
sejumlah fasilitas yang dirancang untuk designed for more general use.
penggunaan yang lebih umum
3. Semua langkah yang diperlukan harus 3. All suitable measures should be taken
diambil oleh otoritas berwenang untuk by the competent authorities to make
memberitahukan kepada para pemilik known to shipowners and to seafarers
kapal dan awak kapal yang memasuki entering port any special laws and
pelabuhan mengenai setiap hukum customs, the contravention of which
dan kebiasaan yang berlaku, yang may jeopardize their freedom.
pelanggarannya bisa membahayakan
kebebasan mereka.
4. Kawasan dan akses jalan pelabuhan 4. Port areas and access roads should be
harus diberikan penerangan dan provided by the competent authorities
rambu-rambu serta patroli rutin yang with adequate lighting and signposting
memadai oleh otoritas berwenang untuk and regular patrols for the protection of
perlindungan awak kapal. seafarers.
saan awak kapal tersebut harus segera should allow consular officers of these
memberitahukan sanak kerabat awak States immediate access to the seafarer
kapal tersebut. Otoritas berwenang and regular visits thereafter so long as
harus memperkenankan para pejabat the seafarer is detained.
konsuler negara yang bersangkutan
untuk bertemu langsung dengan awak
kapal tersebut dan membolehkan
kunjungan-kunjungan teratur setelahnya
sepanjang awak kapalnya masih ditahan.
4. Setiap Negara Anggota harus mengambil 4. Each Member should take measures,
langkah-langkah, apabila diperlukan, whenever necessary, to ensure the
untuk memastikan keselamatan awak safety of seafarers from aggression and
kapal dari serangan dan perbuatan other unlawful acts while ships are in
melanggar hukum lainnya ketika kapal their territorial waters and especially in
berada di perairan teritorial negara approaches to ports.
tersebut dan terutama ketika menuju
pelabuhan.
5. Setiap upaya harus dibuat oleh orang- 5. Every effort should be made by those
orang yang bertanggungjawab di responsible in port and on board a ship
pelabuhan dan di atas kapal untuk to facilitate shore leave for seafarers as
memfasilitasi cuti darat bagi awak kapal soon as possible after a ship’s arrival in
sesegera mungkin setelah kedatangan port.
kapal di pelabuhan.
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa telah Purpose: to ensure that measures are taken
diambil langkah-langkah yang bertujuan with a view to providing seafarers with access
memberikan awak kapal akses terhadap to social security protection.
perlindungan jaminan sosial.
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall ensure that all
memastikan bahwa seluruh awak kapal seafarers and, to the extent provided
dan, sejauh yang ditetapkan dalam for in its national law, their dependants
hukum nasionalnya, para tanggungan have access to social security protection
mereka, mempunyai akses terhadap in accordance with the Code without
perlindungan jaminan sosial sesuai prejudice however to any more favourable
dengan Kaidah ini tanpa prasangka conditions referred to in paragraph 8 of
terhadap kondisi-kondisi yang lebih article 19 of the Constitution.
menguntungkan yang disebutkan dalam
paragraf 8 pasal 19 Konstitusi.
Standar Standard
3. Setiap Negara Anggota wajib mengambil 3. Each Member shall take steps according
langkah-langkah menurut keadaan to its national circumstances to provide
nasional masing-masing guna mem- the complementary social security
berikan perlindungan jaminan sosial protection referred to in paragraph 1 of
pelengkap sebagaimana disebutkan this Standard to all seafarers ordinarily
dalam ayat 1 Standar ini kepada semua resident in its territory. This responsibility
awak kapal yang biasanya merupakan could be satisfied, for example, through
penduduk di wilayah Negara Anggota appropriate bilateral or multilateral
tersebut. Tanggung jawab ini dapat agreements or contribution-based
dipenuhi, misalnya, melalui perjanjian systems. The resulting protection shall be
bilateral atau multilateral atau sistem no less favourable than that enjoyed by
berbasis kontribusi. Perlindungan shoreworkers resident in their territory.
yang dihasilkan tidak boleh kurang
dari perlindungan yang dinikmati oleh
pekerja darat di wilayah negara anggota
tersebut.
4. Tanpa mengesampingkan tanggungjawab 4. Notwithstanding the attribution of
yang tercantum dalam ayat 3 Standar responsibilities in paragraph 3 of this
ini, Negara Anggota boleh menetapkan, Standard, Members may determine,
melalui perjanjian bilateral dan through bilateral and multilateral
multilateral dan melalui ketentuan yang agreements and through provisions
diadopsi dalam kerangka organisasi adopted in the framework of regional
integrasi ekonomi regional, peraturan lain economic integration organizations,
mengenai pengesahan jaminan sosial di other rules concerning the social
mana awak kapal menjadi subyeknya; security legislation to which seafarers
are subject.
5. Tanggung jawab setiap Negara 5. Each Member’s responsibilities with
Anggota terkait awak kapal pada kapal respect to seafarers on ships that fly
yang mengibarkan bendera negara its flag shall include those provided for
tersebut wajib mencakup apa-apa yang by Regulations 4.1 and 4.2 and the
ditetapkan oleh Peraturan 4.1 dan 4.2 related provisions of the Code, as well
dan ketentuan Kaidah yang terkait, as those that are inherent in its general
serta ketentuan yang tercakup dalam obligations under international law.
kewajiban umum di bawah hukum
internasional.
6. Setiap Negara Anggota wajib memper- 6. Each Member shall give consideration
timbangkan berbagai cara sehingga to the various ways in which comparable
pertanggungan yang sebanding dapat benefits will, in accordance with national
diberikan, sesuai dengan hukum dan law and practice, be provided to seafarers
praktik nasional, kepada awak kapal in the absence of adequate coverage in
dalam kondisi tiadanya pertanggungan the branches referred to in paragraph 1
yang memadai dalam cabang-cabang of this Standard.
yang disebutkan dalam ayat 1 Standar
ini.
Pedoman Guideline
5. Setiap Negara Anggota yang mempunyai 5. Each Member which has national
awak kapal nasional, awak kapal non- seafarers, non-national seafarers or both
nasional atau kedua-duanya yang serving on ships that fly its flag should
bekerja di kapal yang mengibarkan provide the social security protection in
bendera negaranya harus memberikan the Convention as applicable, and should
perlindungan jaminan sosial sesuai periodically review the branches of social
konvensi yang berlaku, dan harus security protection in Standard A4.5,
secara berkala mengkaji cabang-cabang paragraph 1, with a view to identifying
perlindungan jaminan sosial pada any additional branches appropriate for
ayat 1 Standar A4.5 dengan tujuan the seafarers concerned.
mengidentifikasi adanya tambahan
cabang yang sesuai bagi awak kapal
yang bersangkutan.
6. Perjanjian kerja awak kapal harus 6. The seafarers’ employment agreement
menentukan cara-cara bagaimana should identify the means by which
beragam cabang perlindungan jaminan the various branches of social security
sosial akan diberikan kepada awak kapal protection will be provided to the seafarer
oleh pemilik kapal dan setiap informasi by the shipowner as well as any other
lain yang relevan yang digunakan pemilik relevant information at the disposal
kapal, seperti potongan wajib dari gaji of the shipowner, such as statutory
para awak kapal dan kontribusi para deductions from the seafarers’ wages
pemilik kapal yang mungkin dilakukan and shipowners’ contributions which
sesuai dengan persyaratan badan yang may be made in accordance with the
berwenang yang telah ditentukan dan requirements of identified authorized
sesuai dengan skema jaminan sosial bodies pursuant to relevant national
nasional yang relevan. social security schemes.
7. Negara Anggota, yang benderanya 7. The Member whose flag the ship flies
dikibarkan oleh kapal harus should, in effectively exercising its
menegakkan yurisdiksinya secara efektif jurisdiction over social matters, satisfy
terhadap urusan sosial, memahami itself that the shipowners’ responsibilities
bahwa tanggung jawab para pemilik concerning social security protection
kapal menyangkut jaminan sosial are met, including making the required
telah dipenuhi, termasuk pemberian contributions to social security schemes.
kontribusi yang dipersyaratkan terhadap
skema jaminan sosial.
1. Peraturan dalam Judul ini menentukan 1. The Regulations in this Title specify
tanggung jawab setiap Negara Anggota each Member’s responsibility to fully
untuk sepenuhnya menerapkan dan implement and enforce the principles
menegakkan prinsip-prinsip dan hak- and rights set out in the Articles of this
hak yang ditetapkan dalam pasal- Convention as well as the particular
pasal Konvensi ini dan juga kewajiban- obligations provided for under its Titles
kewajiban khusus yang ditetapkan di 1, 2, 3 and 4.
bawah Judul 1, 2, 3, dan 4.
2. Ayat 3 dan 4 Pasal VI, yang mengizinkan 2. Paragraphs 3 and 4 of Article VI, which
penerapan Bagian A Kaidah ini melalui permit the implementation of Part
ketentuan yang setara secara substansi, A of the Code through substantially
tidak berlaku terhadap Bagian A Kaidah equivalent provisions, do not apply to
dalam Judul ini. Part A of the Code in this Title.
3. Menurut ayat 2 Pasal VI Konvensi ini, 3. In accordance with paragraph 2 of Article
setiap Negara Anggota wajib melaksa- VI, each Member shall implement its
nakan tanggung jawab menerapkan responsibilities under the Regulations in
Peraturan dengan cara sebagaimana the manner set out in the corresponding
ditetapkan dalam Bagian A Standar pada Standards of Part A of the Code, giving
Kaidah ini, dengan mempertimbangkan due consideration to the corresponding
acuan pada Pedoman Bagian B Kaidah Guidelines in Part B of the Code.
ini.
4. Ketentuan-ketentuan pada Judul ini 4. The provisions of this Title shall be
wajib dilaksanakan mengingat bahwa implemented bearing in mind that
awak kapal dan pemilik kapal, seperti seafarers and shipowners, like all other
semua orang, sama di depan hukum persons, are equal before the law and
dan mempunyai hak yang sama untuk are entitled to the equal protection
mendapat perlindungan hukum dan of the law and shall not be subject to
tidak menjadi subyek diskriminasi discrimination in their access to courts,
dalam akses mereka atas pengadilan, tribunals or other dispute resolution
atau mekanisme resolusi perselisihan mechanisms. The provisions of this Title
lainnya. Ketentuan-ketentuan Judul ini do not determine legal jurisdiction or a
tidak menentukan yurisdiksi hukum atau legal venue.
pengadilan.
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa setiap Purpose: to ensure that each Member
Negara Anggota menerapkan tanggung implements its responsibilities under this
jawabnya di bawah Konvensi ini menyangkut Convention with respect to ships that fly its
kapal-kapal yang mengibarkan bendera flag.
negara tersebut.
Standar Standard
Standar A5.1.1 – Prinsip-prinsip Umum Standard A5.1.1 – General principles
Pedoman Guideline
Pedoman B5.1.1 – Prinsip-prinsip Guideline B5.1.1 – General principles
umum
Peraturan Regulation
Peraturan 5.1.2 – Kewenangan Regulation 5.1.2 – Authorization of
organisasi yang diakui recognized organizations
diakui telah diberikan kewenangan untuk authorized to carry out shall come
melaksanakannya, harus ada dalam within the scope of the activities that
ruang lingkup kegiatan yang secara are expressly mentioned in the Code
eksplisit disebutkan dalam Kaidah as being carried out by the competent
sebagai sesuatu yang dilaksanakan authority or a recognized organization.
oleh otoritas berwenang atau sebuah
organisasi yang diakui.
2. Laporan-laporan yang disebutkan 2. The reports referred to in paragraph
dalam ayat 5 Peraturan 5.1.1 wajib 5 of Regulation 5.1.1 shall contain
memuat informasi tentang organisasi information regarding any recognized
yang diakui, tingkat kewenangan yang organization, the extent of authorizations
diberikan dan pengaturan yang dibuat given and the arrangements made by the
oleh Negara Anggota guna memastikan Member to ensure that the authorized
bahwa kegiatan yang diwewenangkan activities are carried out completely and
telah dilaksanakan sepenuhnya secara effectively.
efektif.
Standar Standard
bertindak atas nama Negara Anggota authorized to act on its behalf and it shall
tersebut dan Negara Anggota tersebut keep this list up to date. The list shall
harus menjaga daftar ini tetap specify the functions that the recognized
termutakhirkan. Daftar tersebut harus organizations have been authorized to
menunjukkan secara spesifik fungsi- carry out. The Office shall make the list
fungsi yang kewenangan pelaksanaannya publicly available.
telah diberikan kepada organisasi yang
diakui. Kantor Perburuhan Internasional
membuat daftar ini tersedia bagi publik.
Pedoman Guideline
Pedoman B5.12 – Kewenangan Guideline B5.1.2 – Authorization of
Organisasi Yang Diakui recognized organizations
(b) telah cukup mempunyai staf (b) has sufficient qualified professional
profesional yang memenuhi syarat staff to provide the required
untuk memberikan layanan yang service, representing an adequate
diperlukan, mewakili cakupan geographical coverage;
geografis secara memadai;
(c) telah mempunyai kemampuan (c) has proven ability to provide a timely
teruji untuk memberikan layanan service of satisfactory quality; and
berkualitas dalam secara tepat
waktu; dan
(d) independen dan akuntabel dalam (d) is independent and accountable in
operasinya its operations.
3 (b) Standar A5.1.2, setiap Negara paragraph 3(b), each Member should
Anggota harus mempertimbangkan take into account the Guidelines for the
Guidelines for the Authorization of Authorization of Organizations Acting on
Organizations Acting on Behalf of Behalf of the Administration, adopted
the Administration, yang diadopsi in the framework of the International
dalam kerangka Organisasi Maritim Maritime Organization.
Internasional.
Peraturan Regulation
2. Peraturan ini juga berlaku terhadap 2. This Regulation also applies to any
setiap kapal yang mengibarkan bendera ship that flies the flag of a Member
suatu Negara Anggota dan tidak and is not covered by paragraph 1 of
tercakup dalam ayat 1 Peraturan ini, this Regulation, at the request of the
atas permintaan pemilik kapal terhadap shipowner to the Member concerned.
Negara Anggota yang bersangkutan.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall require ships that fly
mensyaratkan kapal-kapal yang its flag to carry and maintain a maritime
mengibarkan bendera negara tersebut labour certificate certifying that the
untuk membawa dan memelihara working and living conditions of seafarers
sertifikat ketenagakerjaan maritim on the ship, including measures for
yang menyatakan bahwa kondisi kerja ongoing compliance to be included
dan kehidupan awak kapal di kapal, in the declaration of maritime labour
diperiksa dan disetujui, ditetapkan and approved, are set out in Part A of the
dalam Bagian A Kaidah ini. Code.
Standar Standard
Standar A5.1.3 – Sertifikat Standard A5.1.3 – Maritime labour
Ketenagakerjaan Maritim dan certificate and declaration of maritime
Deklarasi kepatuhan Ketenagakerjaan labour compliance
Maritim
1. The maritime labour certificate shall
1. Sertifikat ketenagakerjaan maritim be issued to a ship by the competent
wajib diterbitkan untuk sebuah kapal authority, or by a recognized organization
oleh otoritas berwenang, atau oleh duly authorized for this purpose, for
sebuah organisasi yang diakui dengan a period which shall not exceed five
kewenangan resmi selama jangka years. A list of matters that must be
waktu yang melebihi liam tahun. Daftar inspected and found to meet national
permasalahan yang harus diperiksa laws and regulations or other measures
dan memenuhi peraturan perundang- implementing the requirements of this
undangan nasional atau penerapan Convention regarding the working and
ketentuan-ketentuan lain Konvensi living conditions of seafarers on ships
ini menyangkut kondisi kerja dan before a maritime labour certificate can
kehidupan awak kapal di kapal sebelum be issued is found in Appendix A5-I.
sertifikat ketenagakerjaan maritim dapat
diterbitkan tercantum dalam Lampiran
A5-1.
2. Kesahihan sertifikat ketenagakerjaan 2. The validity of the maritime labour
maritim wajib tunduk pada pengawasan certificate shall be subject to an
langsung oleh otoritas berwenang, atau intermediate inspection by the competent
oleh organisasi yang diakui dengan authority, or by a recognized organization
kewenangan resmi untuk hal ini, guna duly authorized for this purpose, to
memastikan kepatuhan secara terus- ensure continuing compliance with the
menerus terhadap ketentuan-ketentuan national requirements implementing
nasional penerapan Konvensi ini. this Convention. If only one intermediate
Bila hanya satu pengawasan tingkat inspection is carried out and the period
menengah dilaksanakan dan periode of validity of the certificate is five years,
kesahihan sertifikat adalah 5 tahun, it shall take place between the second
pemeriksaan tersebut harus dilakukan and third anniversary dates of the
diantara tanggal-tanggal penerbitan certificate. Anniversary date means the
kedua dan ketiga sertifikat tersebut. day and month of each year which will
Tanggal penerbitan merupakan tanggal correspond to the date of expiry of the
dan bulan setiap tahunnya yang maritime labour certificate. The scope
mengacu pata tanggal berakhirnya and depth of the intermediate inspection
sertifikat ketenagakerjaan maritim shall be equal to an inspection for
tersebut. Ruang lingkup dan kedalaman renewal of the certificate. The certificate
pengawasan tingkat menengah ini shall be endorsed following satisfactory
harus sama dengan pengawasan intermediate inspection.
untuk pembaruan sertifikat. Sertifikat
tersebut wajib dikukuhkan sebagai hasil
pengawasan yang memuaskan.
3. Tanpa mengesampingkan ayat 1 3. Notwithstanding paragraph 1 of this
Standar ini, ketika pengawasan Standard, when the renewal inspection
pembaruan telah dilakukan dalam tiga has been completed within three months
bulan sebelum berakhirnya sertifikat before the expiry of the existing maritime
ketenagakerjaan maritim yang ada, labour certificate, the new maritime
sertifikat ketenagakerjaan maritim baru labour certificate shall be valid from
wajib berlaku dari tanggal selesainya the date of completion of the renewal
pemeriksaan pembaruan untuk jangka inspection for a period not exceeding
waktu yang tidak melebihi lima tahun five years from the date of expiry of the
dari tanggal berakhirnya sertifikat yang existing certificate.
ada.
4. Ketika pengawasan pembaruan selesai 4. When the renewal inspection is
dilakukan lebih dari tiga bulan sebelum completed more than three months
tanggal berakhirnya sertifikat yang ada, before the expiry date of the existing
sertifikat ketenagakerjaan maritim baru maritime labour certificate, the new
wajib berlaku untuk jangka waktu yang maritime labour certificate shall be valid
tidak melebihi lima tahun dari tanggal for a period not exceeding five years
selesainya pemeriksaan pembaruan. starting from the date of completion of
the renewal inspection.
5. Sertifikat ketenagakerjaan maritim bisa 5. A maritime labour certificate may be
diterbitkan secara sementara: issued on an interim basis:
(a) kepada kapal-kapal baru dalam (a) to new ships on delivery;
pengiriman;
(b) ketika sebuah kapal berganti (b) when a ship changes flag; or
bendera; atau
(c) ketika seorang pemilik kapal (c) when a shipowner assumes respon-
mendapat tanggung jawab atas sibility for the operation of a ship
pengoperasian sebuah kapal yang which is new to that shipowner.
adalah baru bagi pemilik kapal
tersebut.
6. Sertifikat ketenagakerjaan maritim 6. An interim maritime labour certificate
sementara bisa diterbitkan untuk suatu may be issued for a period not exceeding
periode yang tidak melebihi enam six months by the competent authority
bulan oleh otoritas berwenang atau or a recognized organization duly
organisasi yang diakui yang mempunyai authorized for this purpose.
kewenangan resmi untuk hal ini.
10.
Deklarasi kepatuhan tenaga kerja 10. The declaration of maritime labour
wajib dilampirkan pada sertifikat compliance shall be attached to the
ketenagakerjaan maritim. Deklarasi ini maritime labour certificate. It shall have
wajib mempunyai dua bagian: two parts:
(a) Bagian I harus disusun oleh (a) Part I shall be drawn up by the
otoritas berwenang yang harus: competent authority which shall:
(i) mengidentifikasi daftar hal-hal (i) identify the list of matters to
yang akan diperiksa menurut ayat be inspected in accordance with
1 Standar ini; (ii) mengidentifikasi paragraph 1 of this Standard; (ii)
ketentuan-ketentuan nasional yang identify the national requirements
memuat ketentuan yang relevan embodying the relevant provisions
dengan Konvensi ini dengan of this Convention by providing a
memberikan referensi terhadap reference to the relevant national
ketentuan hukum nasional dan legal provisions as well as, to
juga sejauh dipandang perlu, the extent necessary, concise
memberikan informasi singkat information on the main content of
mengenai isi ketentuan nasional; the national requirements; (iii) refer
(iii) merujuk pada ketentuan to ship-type specific requirements
khusus jenis kapal menurut under national legislation; (iv)
peraturan nasional; (iv) mencatat record any substantially equivalent
setiap ketentuan yang setara yang provisions adopted pursuant to
diadopsi berdasarkan ayat 3 Pasal paragraph 3 of Article VI; and (v)
VI Konvensi ini; dan (v) secara jelas clearly indicate any exemption
menunjukkan setiap pengecualian granted by the competent authority
yang diberikan oleh otoritas as provided in Title 3; and
berwenang seperti yang tercantum
dalam Judul 3; dan
(b) Bagian II wajib disusun oleh pemilik (b) Part II shall be drawn up by the
kapal dan wajib mengidentifikasi shipowner and shall identify the
langkah-langkah yang diadopsi measures adopted to ensure
untuk menjamin kepatuhan terus- ongoing compliance with the
menerus terhadap ketentuan national requirements between
nasional di antara pengawasan, inspections and the measures
dan tindakan yang diusulkan untuk proposed to ensure that there is
memastikan adanya perbaikan continuous improvement.
terus menerus.
Otoritas berwenang atau organisasi The competent authority or
yang diakui mempunyai kewenangan recognized organization duly
resmi untuk maksud ini wajib authorized for this purpose shall
menjamin Bagian II dan harus certify Part II and shall issue the
menerbitkan deklarasi kepatuhan declaration of maritime labour
ketenagakerjaan maritim. compliance.
11. Hasil-hasil seluruh pemeriksaan atau 11. The results of all subsequent inspections
verifikasi selanjutnya yang dilaksanakan or other verifications carried out with
menyangkut kapal bersangkutan respect to the ship concerned and any
dan setiap defisiensi signifikan yang significant deficiencies found during
ditemukan selama verifikasi tersebut any such verification shall be recorded,
wajib dicatat, bersama-sama dengan together with the date when the
tanggal ketika defisiensi itu telah deficiencies were found to have been
diperbaiki. Catatan ini, disertai dengan remedied. This record, accompanied by
terjemahan bahasa Inggrisnya jika an English-language translation where it
bukan dalam bahasa Inggris, wajib, is not in English, shall, in accordance with
berdasarkan peraturan perundang- national laws or regulations, be inscribed
undangan nasional, dibukukan atau upon or appended to the declaration of
dilampirkan ke dalam deklarasi maritime labour compliance or made
kepatuhan ketenagakerjaan maritim available in some other way to seafarers,
atau tersedia dengan cara lain bagi flag State inspectors, authorized officers
awak kapal, pemeriksa Negara bendera, in port States and shipowners’ and
para pejabat yang berwenang di Negara seafarers’ representatives.
pelabuhan dan perwakilan pemilik kapal
dan perwakilan awak kapal.
12. Suatu sertifikat ketenagakerjaan 12. A current valid maritime labour
maritim dan deklarasi kepatuhan certificate and declaration of maritime
ketenagakerjaan maritim yang ada labour compliance, accompanied by
dan berlaku, yang disertai dengan an English-language translation where
terjemahan bahasa Inggrisnya jika it is not in English, shall be carried on
sertifikat dan deklarasi itu bukan dalam the ship and a copy shall be posted in
bahasa Inggris, wajib tersedia di atas a conspicuous place on board where
kapal dan salinannya harus ditempelkan it is available to the seafarers. A copy
di tempat yang dapat dilihat dengan jelas shall be made available in accordance
oleh awak kapal. Salinan dokumen ini with national laws and regulations,
harus tersedia atas permintaan sesuai upon request, to seafarers, flag State
dengan peraturan perundang-undangan inspectors, authorized officers in port
nasional, bagi awk kapal, pengawas States, and shipowners’ and seafarers’
Negara bendera, pejabat berwenang representatives.
di Negara pelabuhan, dan perwakilan
pemilik kapal dan perwakilan awak
kapal.
13.
Ketentuan mengenai terjemahan 13. The requirement for an English-language
bahasa Inggris dalam ayat 11 dan 12 translation in paragraphs 11 and 12 of
Standar ini tidak berlaku pada kasus this Standard does not apply in the case
kapal-kapal yang tidak terlibat dalam of a ship not engaged in an international
pelayaran internasional. voyage.
14. Sertifikat yang diterbitkan di bawah ayat 14. A certificate issued under paragraph 1
1 atau 5 Standar ini pemberlakuannya or 5 of this Standard shall cease to be
terhenti dalam kasus-kasus berikut: valid in any of the following cases:
(a) bila pemeriksaan yang relevan tidak (a) if the relevant inspections are
diselesaikan dalam jangka waktu not completed within the periods
yang ditetapkan di bawah paragraf specified under paragraph 2 of this
2 Standar ini; Standard;
(b) bila sertifikatnya tidak dikukuhkan (b) if the certificate is not endorsed in
menurut paragraf 2 Standar ini; accordance with paragraph 2 of this
Standard;
(c) ketika sebuah kapal mengganti (c) when a ship changes flag;
bendera;
(d) when a shipowner ceases to assume
(d) ketika seorang pemilik kapal the responsibility for the operation
berhenti memikul tanggung jawab of a ship; and
atas operasi suatu kapal; dan
(e) when substantial changes have
(e) ketika dilakukan perubahan besar been made to the structure or
pada struktur atau perlengkapan equipment covered in Title 3.
yang dicakup dalam Judul 3.
15. Pada kasus seperti disebutkan dalam 15. In the case referred to in paragraph
ayat 14 (c), (d) atau (e) Standar ini, 14(c), (d) or (e) of this Standard, a new
sertifikat baru hanya diterbitkan ketika certificate shall only be issued when
otoritas berwenang atau organisasi yang the competent authority or recognized
diakui yang menerbitkan sertifikat baru organization issuing the new certificate
benar-benar puas bahwa kapal dalam is fully satisfied that the ship is in
kondisi memenuhi ketentuan-ketentuan compliance with the requirements of
Standar ini. this Standard.
16. Sebuah sertifikat ketenagakerjaan 16. A maritime labour certificate shall be
maritim harus dicabut oleh otoritas withdrawn by the competent authority
berwenang atau organisasi yang or the recognized organization duly
diakui dengan kewenangan resmi dari authorized for this purpose by the flag
Negara bendera untuk hal ini, bila ada State, if there is evidence that the ship
bukti bahwa kapal yang bersangkutan concerned does not comply with the
tidak mematuhi ketentuan-ketentuan requirements of this Convention and any
Konvensi ini dan setiap tindakan required corrective action has not been
perbaikan yang dipersyaratkan tidak taken.
dilaksanakan.
17.
Ketika mempertimbangkan apakah 17. When considering whether a maritime
sebuah sertifikat ketenagakerjaan labour certificate should be withdrawn
maritim harus dicabut sesuai dengan in accordance with paragraph 16 of this
ayat 16 Standar ini, otoritas berwenang Standard, the competent authority or
atau organisasi yang diakui harus the recognized organization shall take
mempertimbangkan keseriusan atau into account the seriousness or the
kekerapan terjadinya defisiensi. frequency of the deficiencies.
Pedoman Guideline
Pedoman B5.1.3 – Sertifikat Guideline B5.1.3 – Maritime labour
Ketenagakerjaan Maritim dan certificate and declaration of maritime
Deklarasi Kepatuhan Ketenagakerjaan labour compliance
Maritim
Konvensi ini, Negara Anggota yang whose flag the ship was formerly entitled
benderanya dulu dikibarkan harus to fly should, as soon as possible,
segera mengirimkan kepada otoritas transmit to the competent authority of
berwenang di negara anggota lainnya the other Member copies of the maritime
salinan sertifikat ketenagakerjaan labour certificate and the declaration
maritim dan deklarasi kepatuhan tenaga of maritime labour compliance carried
kerja yang dibawa oleh kapal sebelum by the ship before the change of flag
pergantian bendera, dan apabila sesuai, and, if applicable, copies of the relevant
salinan laporan pemeriksaan yang inspection reports if the competent
relevan, apabila otoritas berwenang authority so requests within three
meminta dalam waktu tiga bulan setelah months after the change of flag has
pergantian bendera terjadi. taken place.
Peraturan Regulation
1. Setiap Negara Anggota wajib memasti- 1. Each Member shall verify, through an
kan, melalui sistem pengawasan, effective and coordinated system of
monitoring dan tindakan pengawasan regular inspections, monitoring and
lain yang dilakukan secara rutin dan other control measures, that ships that
efektif serta terkoordinasi, bahwa kapal- fly its flag comply with the requirements
kapal yang mengibarkan bendera negara of this Convention as implemented in
tersebut mematuhi ketentuan-ketentuan national laws and regulations.
Konvensi ini sebagaimana diterapkan
dalam peraturan perundang-undangan
nasional.
2. Ketentuan-ketentuan terperinci tentang 2. Detailed requirements regarding the
sistem pengawasan dan penegakkan inspection and enforcement system
yang disebutkan dalam ayat 1 Peraturan referred to in paragraph 1 of this
ini ditetapkan dalam Bagian A Kaidah Regulation are set out in Part A of the
ini. Code.
Standar Standard
Standar A5.1.4 – Pengawasan dan Standard A5.1.4 – Inspection and
Penegakkan enforcement
1. Setiap Negara Anggota wajib mempunyai 1. Each Member shall maintain a system
sistem pengawasan kondisi awak kapal of inspection of the conditions for
pada kapal-kapal yang mengibarkan seafarers on ships that fly its flag
benderanya, termasuk verifikasi tentang which shall include verification that the
langkah-langkah yang berhubungan measures relating to working and living
dengan kondisi kerja dan kehidupan yang conditions as set out in the declaration
ditetapkan dalam deklarasi kepatuhan of maritime labour compliance, where
ketenagakerjaan maritim, apabila dapat applicable, are being followed, and that
diterapkan, telah dilaksanakan dan the requirements of this Convention are
bahwa ketentuan-ketentuan Konvensi met.
ini telah dipenuhi.
2. Otoritas berwenang wajib menunjuk 2. The competent authority shall appoint a
pengawas yang cakap dan berjumlah sufficient number of qualified inspectors
cukup untuk memenuhi tanggung to fulfil its responsibilities under
jawabnya di bawah ayat 1 Standar ini. paragraph 1 of this Standard. Where
Apabila organisasi-organisasi yang recognized organizations have been
diakui telah diberi kewenangan untuk authorized to carry out inspections, the
melaksanakan pengawasan, Negara Member shall require that personnel
Anggota tersebut wajib mensyaratkan carrying out the inspection are qualified
bahwa personel yang melaksanakan to undertake these duties and shall
pengawasan itu cakap dalam provide them with the necessary legal
melaksanakan kewajiban-kewajiban ini authority to perform their duties.
dan harus melengkapi mereka dengan
kewenangan yang diperlukan guna
melaksanakan tugas-tugas mereka.
3. Ketentuan yang memadai wajib dibuat 3. Adequate provision shall be made to
untuk memastikan bahwa pengawas ensure that the inspectors have the
telah memiliki pelatihan, kompetensi, training, competence, terms of reference,
kerangka acuan, kemampuan, status powers, status and independence
dan independensi yang diperlukan atau necessary or desirable so as to enable
dibutuhkan sehingga memungkinkan them to carry out the verification and
mereka melaksanakan verifikasi dan ensure the compliance referred to in
memastikan kepatuhan yang disebutkan paragraph 1 of this Standard.
dalam ayat 1 Standar ini.
4. Pengawasan wajib dilakukan dengan 4. Inspections shall take place at the
selang waktu sesuai yang dipersyaratkan intervals required by Standard A5.1.3,
oleh Standar A5.1.3, yang dapat where applicable. The interval shall in no
diterapkan. Selang waktu tersebut, case exceed three years.
dalam kasus apapun, tidak boleh
melebihi tiga tahun.
5. Bila satu Negara Anggota menerima 5. If a Member receives a complaint
keluhan yang dipertimbangkan which it does not consider manifestly
sebagai tidak berdasar atau memiliki unfounded or obtains evidence that a
bukti bahwa kapal yang mengibarkan ship that flies its flag does not conform
benderanya tidak mematuhi ketentuan- to the requirements of this Convention
ketentuan Konvensi ini atau bahwa ada or that there are serious deficiencies in
defisiensi yang serius dalam penerapan the implementation of the measures set
langkah-langkah yang ditetapkan dalam out in the declaration of maritime labour
deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan compliance, the Member shall take
maritim, Negara Anggota wajib the steps necessary to investigate the
mengambil langkah-langkah yang matter and ensure that action is taken
diperlukan untuk menyelidiki urusan ini to remedy any deficiencies found.
dan memastikan tindakan telah diambil
guna memperbaiki setiap defisiensi yang
ditemukan.
6. Aturan-aturan yang mencukupi wajib 6. Adequate rules shall be provided and
diberikan dan ditegakkan secara efektif effectively enforced by each Member in
oleh setiap Negara Anggota guna order to guarantee that inspectors have
menjamin bahwa para pengawas telah the status and conditions of service to
memiliki status dan kondisi layanan ensure that they are independent of
yang memastikan bahwa mereka bebas changes of government and of improper
dari perubahan-perubahan dalam external influences.
pemerintahan dan dari pengaruh-
pengaruh luar yang tidak benar.
7. Para pengawas, yang ditempatkan 7. Inspectors, issued with clear guidelines
menurut pedoman yang jelas as to the tasks to be performed and
menyangkut tugas-tugas yang akan provided with proper credentials, shall
dilaksanakan serta dilengkapi dengan be empowered:
surat penugasan yang sesuai, harus
diberdayakan:
(a) untuk naik keatas kapal yang (a) to board a ship that flies the
mengibarkan bendera Negara Member’s flag;
anggota;
(b) to carry out any examination, test
(b)
untuk melaksanakan setiap or inquiry which they may consider
pengawasan, pengujian atau necessary in order to satisfy
penyelidikan yang dianggap perlu themselves that the standards are
guna meyakinkan bahwa standar being strictly observed; and
telah dilaksanakan secara ketat;
dan (c) to require that any deficiency is
remedied and, where they have
(c)
untuk mensyaratkan bahwa grounds to believe that deficiencies
setiap defisiensi diperbaiki dan, constitute a serious breach of the
apabila mereka mempunyai dasar requirements of this Convention
untuk percaya bahwa defisiensi (including seafarers’ rights), or
merupakan pelanggaran serius represent a significant danger to
terhadap ketentuan Konvensi ini seafarers’ safety, health or security,
(termasuk hak para awak kapal), to prohibit a ship from leaving port
atau menggambarkan suatu until necessary actions are taken.
bahaya yang signifikan terhadap
(a) dilarang mempunyai kepentingan (a) be prohibited from having any direct
langsung atau tidak langsung dalam or indirect interest in any operation
operasi apapun di mana mereka which they are called upon to
diminta untuk mengawasi; dan inspect; and
(b) tunduk kepada sanksi atau (b) subject to appropriate sanctions or
tindakan disiplin yang sesuai, tidak disciplinary measures, not reveal,
mengungkapkan, bahkan setelah even after leaving service, any
meninggalkan tugas, setiap rahasia commercial secrets or confidential
komersial atau proses kerja yang working processes or information of
rahasia atau informasi yang bersifat a personal nature which may come
pribadi yang mungkin merupakan to their knowledge in the course of
pengetahuan mereka dalam masa their duties.
penugasan.
12. Para pengawas wajib menyerahkan 12. Inspectors shall submit a report of each
laporan dari setiap pemeriksaan inspection to the competent authority.
kepada otoritas berwenang. Satu One copy of the report in English or in
salinan laporan dalam bahasa Inggris the working language of the ship shall
atau dalam bahasa kerja kapal harus be furnished to the master of the ship
dikirimkan kepada nakhoda kapal dan and another copy shall be posted on the
salinan lain wajib dipasang pada papan ship’s notice board for the information of
pengumuman kapal sebagai informasi the seafarers and, upon request, sent to
tentang awak kapal dan berdasarkan their representatives.
permintaan, dikirim kepada perwakilan
mereka.
13. Otoritas berwenang dari setiap Negara 13. The competent authority of each Member
Anggota wajib menyimpan catatan- shall maintain records of inspections of
catatan pengawasan mengenai the conditions for seafarers on ships
kondisi awak kapal di atas kapal that fly its flag. It shall publish an annual
yang mengibarkan bendera negara report on inspection activities within
tersebut. Negara Anggota tersebut wajib a reasonable time, not exceeding six
mempublikasikan laporan tahunan months, after the end of the year.
tentang aktivitas pengawasan dalam
jangka waktu yang wajar, tidak melebihi
enam bulan setelah berakhirnya tahun.
14. Pada kasus penyelidikan mengenai 14. In the case of an investigation pursuant
sebuah insiden besar, laporan tersebut to a major incident, the report shall be
harus diserahkan kepada otoritas submitted to the competent authority as
berwenang sesegera mungkin tetapi soon as practicable, but not later than
tidak lebih lambat dari satu bulan one month following the conclusion of
setelah penyelidikan diselesaikan. the investigation.
15. Ketika dilakukan suatu pengawasan 15. When an inspection is conducted or
atau ketika diambil langkah-langkah when measures are taken under this
berdasarkan Standar ini, semua upaya Standard, all reasonable efforts shall be
wajar wajib dilakukan untuk menghindari made to avoid a ship being unreasonably
penahanan kapal atau penangguhan detained or delayed.
pelayarannya secara tidak wajar.
16. Kompensasi wajib dibayarkan sesuai 16. Compensation shall be payable in
peraturan perundang-undangan nasional accordance with national laws and
atas setiap kerugian atau kerusakan regulations for any loss or damage
yang diderita sebagai akibat dari suffered as a result of the wrongful
penggunaan kekuasaan para pengawas exercise of the inspectors’ powers. The
yang salah. Beban pembuktian dalam burden of proof in each case shall be on
setiap kasusnya harus berada di pihak the complainant.
yang mengajukan keluhan.
17. Sejumlah penalti dan langkah perbaikan 17. Adequate penalties and other
lain yang memadai terhadap pelanggaran corrective measures for breaches of
ketentuan-ketentuan Konvensi ini (ter- the requirements of this Convention
masuk hak-hak para awak kapal) dan (including seafarers’ rights) and
penghambatan terhadap para pemeriksa for obstructing inspectors in the
dalam pelaksanaan tugas mereka harus performance of their duties shall be
ditetapkan dan ditegakkan secara efektif provided for and effectively enforced by
oleh setiap Negara Anggota. each Member.
Pedoman Guideline
1. Otoritas berwenang dan setiap dinas 1. The competent authority and any other
atau pihak berwenang lainnya yang service or authority wholly or partly
sepenuhnya atau sebagiannya terkait concerned with the inspection of
dengan pemeriksaan kondisi kerja seafarers’ working and living conditions
dan kehidupan para awak kapal harus should have the resources necessary to
mempunyai sumberdaya yang diperlukan fulfil their functions. In particular:
untuk memenuhi fungsi-fungsi mereka.
Secara khusus:
(a) setiap Negara Anggota harus (a) each Member should take the
mengambil langkah-langkah yang necessary measures so that duly
diperlukan sehingga para ahli qualified technical experts and
dan spesialis yang memenuhi specialists may be called upon,
persyaratan teknis sebagaimana as needed, to assist in the work of
mestinya bisa diundang, sesuai inspectors; and
keperluan, untuk membantu
pekerjaan para pemeriksa;
kapal dan setiap amandemen yang amendments which have come into
telah diberlakukan selama tahun effect during the year;
bersangkutan;
(b) uraian-uraian tentang pengaturan (b) details of the organization of the
sistem pemeriksaan; system of inspection;
(c) statistik kapal atau tempat lain (c) statistics of ships or other premises
yang menjadi subyek pemeriksaan subject to inspection and of ships
dan kapal serta tempat yang benar- and other premises actually
benar diperiksa; inspected;
(d) statistik tentang semua awak (d) statistics on all seafarers subject to
kapal yang tunduk pada peraturan its national laws and regulations;
perundang-undangan nasional;
(e) statistik dan informasi tentang (e) statistics and information on
pelanggaran-pelanggaran terhadap violations of legislation, penalties
peraturan, penalti yang dikenakan imposed and cases of detention of
dan kasus-kasus penahanan kapal; ships; and
dan
(f) statistik tentang cidera dan penyakit (f) statistics on reported occupational
akibat kerja yang dilaporkan injuries and diseases affecting
mempengaruhi para awak kapal. seafarers.
Peraturan Regulation
Peraturan 5.1.5 – Prosedur Pengajuan Regulation 5.1.5 – On-board complaint
Keluhan Di Atas Kapal procedures
1. Setiap Negara Anggota wajib 1. Each Member shall require that ships
mensyaratkan bahwa kapal-kapal that fly its flag have on-board procedures
yang mengibarkan bendera negaranya for the fair, effective and expeditious
memiliki prosedur di atas kapal untuk handling of seafarer complaints alleging
penanganan yang adil, efektif dan breaches of the requirements of this
cepat keluhan-keluhan awak kapal Convention (including seafarers’ rights).
yang mencurigai terjadinya pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan Konvensi
ini. (termasuk hak para awak kapal).
2. Setiap Negara Anggota wajib melarang 2. Each Member shall prohibit and penalize
dan menghukum setiap perbuatan any kind of victimization of a seafarer for
‘viktimisasi’ seorang awak kapal karena filing a complaint.
mengajukan keluhan.
3. Ketentuan dalam Peraturan ini dan pada 3. The provisions in this Regulation and
bagian Kaidah yang terkait adalah tanpa related sections of the Code are without
prasangka terhadap hak seorang awak prejudice to a seafarer’s right to seek
kapal untuk mencari ganti rugi melalui redress through whatever legal means
cara-cara hukum apapun yang dianggap the seafarer considers appropriate.
sesuai.
Standar Standard
Standar A5.1.5 – Prosedur Pengajuan Standard A5.1.5 – On-board complaint
Keluhan Di Atas Kapal procedures
1. Tanpa prasangka terhadap setiap ruang 1. Without prejudice to any wider scope
lingkup yang lebih luas yang mungkin that may be given in national laws or
diberikan dalam peraturan perundang- regulations or collective agreements,
undangan nasional atau perjanjian the on-board procedures may be used
kerja bersama, prosedur di atas kapal by seafarers to lodge complaints relating
bisa digunakan oleh awak kapal untuk to any matter that is alleged to constitute
mengajukan keluhan yang berkaitan a breach of the requirements of this
dengan setiap urusan yang dicurigai Convention (including seafarers’ rights).
mengandung pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan Konvensi ini
(termasuk hak para awak kapal)
2. Setiap Negara anggota wajib memastikan 2. Each Member shall ensure that, in its
bahwa di dalam hukum atau peraturan laws or regulations, appropriate on
perundang-undangannya, prosedur board complaint procedures are in place
pengajuan keluhan di atas kapal to meet the requirements of Regulation
diberlakukan guna memenuhi ketentuan 5.1.5. Such procedures shall seek to
Peraturan 5.1.5. Prosedur tersebut harus resolve complaints at the lowest level
mengupayakan penyelesaian keluhan- possible. However, in all cases, seafarers
keluhan pada tingkat serendah mungkin. shall have a right to complain directly to
Tetapi, dalam seluruh kasus, awak kapal the master and, where they consider
wajib mempunyai hak untuk mengeluh it necessary, to appropriate external
secara langsung kepada nahkaidah authorities.
dan, bilamana dianggap perlu, kepada
otoritas eksternal terkait.
3. Prosedur pengajuan keluhan di atas kapal 3. The on-board complaint procedures
wajib mencakup hak awak kapal untuk shall include the right of the seafarer to
disertai atau diwakili selama prosedur be accompanied or represented during
keluhan, dan mendapat perlindungan the complaints procedure, as well as
terhadap kemungkinan awak kapal safeguards against the possibility of
menjadi korban karena menyampaikan victimization of seafarers for filing
keluhan. Istilah ‘viktimisasi’ mencakup complaints. The term “victimization”
setiap tindakan negatif yang diambil covers any adverse action taken by
oleh setiap orang menyangkut seorang any person with respect to a seafarer
awak kapal karena mengajukan keluhan for lodging a complaint which is not
yang tampaknya tidak menjengkelkan manifestly vexatious or maliciously
atau berniat jahat. made.
4. Sebagai tambahan dari salinan 4. In addition to a copy of their seafarers’
perjanjian kerja awak kapal, semua employment agreement, all seafarers
awak kapal wajib dilengkapi dengan shall be provided with a copy of the on-
salinan prosedur pengajuan keluhan board complaint procedures applicable
di atas kapal yang berlaku pada kapal on the ship. This shall include contact
tersebut. Ini termasuk informasi kontak information for the competent authority
terhadap otoritas berwenang di Negara in the flag State and, where different,
bendera dan, bilamana berbeda, di in the seafarers’ country of residence,
negara kediaman awak kapal, dan and the name of a person or persons on
nama seseorang atau orang-orang board the ship who can, on a confidential
di atas kapal yang dapat, berbasis basis, provide seafarers with impartial
rahasia, memberikan awak kapal saran advice on their complaint and otherwise
yang tidak berpihak tentang keluhan assist them in following the complaint
mereka dan membantu mereka dalam procedures available to them on board
mengikuti prosedur pengajuan keluhan the ship.
yang tersedia di atas kapal.
Pedoman Guideline
Pedoman B5.1.5 – Prosedur Pengajuan Guideline B5.1.5 – On-board complaint
Keluhan Di Atas Kapal procedures
(b) kepala departemen atau perwira (b) the head of department or superior
atasan selanjutnya harus berupaya officer should then attempt to
menyelesaikan urusan ini dalam resolve the matter within prescribed
batas-batas waktu yang ditetapkan time limits appropriate to the
sesuai dengan keseriusan isu-isu seriousness of the issues involved;
terkaitnya;
(c) bila kepala departemen atau (c) if the head of department or
perwira atasan itu tidak mampu superior officer cannot resolve the
menyelesaikan keberatan tersebut complaint to the satisfaction of the
secara memuaskan bagi awak seafarer, the latter may refer it to
kapal tersebut, yang disebutkan the master, who should handle the
belakangan bisa merujukkannya matter personally;
kepada nahkaidah, yang harus
menangani urusan itu secara
pribadi;
(d) awak kapal harus mempunyai (d) seafarers should at all times have
hak disepanjang waktu untuk the right to be accompanied and to
didampingi dan untuk diwakili oleh be represented by another seafarer
awak kapal lain pilihannya di atas of their choice on board the ship
kapal bersangkutan; concerned;
(e) semua keluhan dan keputusan (e) all complaints and the decisions on
tentang mereka harus dicatat dan them should be recorded and a copy
satu salinan diberikan kepada awak provided to the seafarer concerned;
kapal bersangkutan;
(f) bila suatu keluhan tidak dapat (f) if a complaint cannot be resolved
diselesaikan di atas kapal, masalah on board, the matter should be
ini harus dirujukkan di darat kepada referred ashore to the shipowner,
pemilik kapal, yang harus diberikan who should be given an appropriate
batas waktu yang mencukupi time limit for resolving the matter,
untuk menyelesaikannya, bila- where appropriate, in consultation
mana diperlukan, melalui with the seafarers concerned or any
konsultasi dengan para awak person they may appoint as their
kapal bersangkutan atau dengan representative; and
orang yang bisa ditunjuk sebagai
perwakilan mereka; dan
(g) dalam semua kasus, awak kapal (g) in all cases seafarers should have a
harus mempunyai hak untuk right to file their complaints directly
menyampaikan keluhan-keluhan with the master and the shipowner
mereka secara langsung kepada and competent authorities.
nakhoda dan pemilik kapal serta
otoritas berwenang.
Peraturan Regulation
Peraturan 5.1.6 – Korban Kecelakaan Regulation 5.1.6 – Marine casualties
di Laut
Standar Standard
Standar A5.1.6 – Korban Kecelakaan di Standard A5.1.6 – Marine casualties
Laut
Pedoman Guideline
Standar A5.1.6 – Korban Kecelakaan di Guideline B5.1.6 – Marine casualties
Laut
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memampukan setiap Negara Purpose: to enable each Member to imple-
Anggota menerapkan tanggung jawabnya di ment its responsibilities under this Convention
bawah Konvensi ini menyangkut kerjasama regarding international cooperation in the
internasional dalam penerapan dan implementation and enforcement of the
penegakkan standar Konvensi pada kapal- Convention standards on foreign ships.
kapal asing.
1. Setiap kunjungan kapal asing, dalam 1. Every foreign ship calling, in the normal
proses normal bisnisnya atau karena course of its business or for operational
alasan-alasan operasionalnya, di reasons, in the port of a Member may be
pelabuhan Negara Anggota bisa menjadi the subject of inspection in accordance
5. Informasi tentang sistem yang disebutkan 5. Information about the system referred
dalam ayat 4 Peraturan ini, termasuk to in paragraph 4 of this Regulation,
metode yang digunakan untuk menilai including the method used for assessing
efektivitasnya, harus disertakan ke its effectiveness, shall be included in the
dalam laporan-laporan Negara anggota Member’s reports pursuant to article 22
berdasarkan Pasal 22 Konstitusi. of the Constitution.
Standar Standard
Standar A5.2.1 – Pengawasan di Standard A5.2.1 – Inspections in port
Pelabuhan
1.
Bilamana seorang pejabat 1. Where an authorized officer, having
berwenang, naik di atas kapal untuk come on board to carry out an inspection
melaksanakan pemeriksaan dan and requested, where applicable,
meminta, jika memungkinkan, sertifikat the maritime labour certificate and
ketenagakerjaan maritim dan deklarasi the declaration of maritime labour
kepatuhan ketenagakerjaan maritim, compliance, finds that:
mendapati bahwa:
(a) dokumen yang diperlukan tidak (a) the required documents are not
diperlihatkan atau dipelihara produced or maintained or are
atau dipelihara dengan keliru falsely maintained or that the
atau dokumen-dokumen yang documents produced do not contain
diperlihatkan tidak memuat the information required by this
informasi yang diperlukan oleh Convention or are otherwise invalid;
konvensi ini atau sebaliknya tidak or
sah; atau
(b) ada landasan jelas untuk percaya (b) there are clear grounds for
bahwa kondisi kerja dan kehidupan believing that the working and
di kapal tidak sesuai dengan living conditions on the ship do not
persyaratan Konvensi ini; atau conform to the requirements of this
Convention; or
(c) ada landasan yang bisa diterima (c) there are reasonable grounds to
untuk percaya bahwa kapal yang believe that the ship has changed
telah mengganti bendera untuk flag for the purpose of avoiding
maksud menghindari kepatuhan compliance with this Convention; or
terhadap Konvensi ini; atau
(d) ada keluhan yang menuduh bahwa (d) there is a complaint alleging
kondisi kerja dan kondisi kehidupan that specific working and living
spesifik di kapal tidak sesuai dengan conditions on the ship do not
persyaratan Konvensi ini; atau conform to the requirements of this
Convention; or
(e) pemeriksaan yang lebih terperinci (e) a more detailed inspection may be
bisa dilaksanakan untuk memastikan carried out to ascertain the working
kondisi kerja dan kehidupan and living conditions on board
di atas kapal. Pemeriksaan the ship. Such inspection shall
tersebut, dalam setiap kasusnya, in any case be carried out where
harus dilaksanakan bilamana the working and living conditions
kondisi kerja dan kehidupan yang believed or alleged to be defective
dipercaya atau dicurigai menjadi could constitute a clear hazard
rusak bisa menimbulkan bahaya to the safety, health or security of
yang jelas terhadap keselamatan, seafarers or where the authorized
kesehatan atau keamanan para officer has grounds to believe that
awak kapal atau jika pejabat yang any deficiencies constitute a serious
berwenang mempunyai alasan breach of the requirements of this
untuk percaya bahwa defisiensi Convention (including seafarers’
apapun mengandung pelanggaran rights).
yang serius terhadap persyaratan
Konvensi ini (termasuk hak para
awak kapal).
2. Bilamana pemeriksaan lebih terperinci 2. Where a more detailed inspection is
dilaksanakan pada suatu kapal asing carried out on a foreign ship in the port
di pelabuhan Negara Anggota oleh para of a Member by authorized officers in the
pejabat yang berwenang dalam keadaan- circumstances set out in subparagraph
keadaan yang ditetapkan dalam sub (a), (b) or (c) of paragraph 1 of this
paragraf (a), (b) atau (c) ayat 1 Standar ini, Standard, it shall in principle cover the
pada prinsipnya harus mencakup hal-hal matters listed in Appendix A5-III.
yang tercantum dalam Lampiran A5-III.
3. Pada kasus keluhan di bawah ayat 1(d) 3. In the case of a complaint under
Standar ini, pemeriksaan biasanya paragraph 1(d) of this Standard, the
harus dibatasi pada hal-hal dalam inspection shall generally be limited
ruang lingkup keluhannya, meskipun to matters within the scope of the
keluhan, atau penyelidikannya, bisa complaint, although a complaint, or its
memberikan alasan yang jelas untuk investigation, may provide clear grounds
pemeriksaan terperinci sesuai dengan for a detailed inspection in accordance
ayat 1(b) dalam Standar ini. Untuk with paragraph 1(b) of this Standard.
maksud ayat 1(d) dalam Standar For the purpose of paragraph 1(d)
ini, “keluhan” berarti informasi yang of this Standard, “complaint” means
diserahkan oleh seorang awak kapal, information submitted by a seafarer,
suatu badan profesional, suatu asosiasi, a professional body, an association, a
suatu serikat dagang atau, umumnya, trade union or, generally, any person
setiap orang dengan suatu kepentingan with an interest in the safety of the ship,
terhadap keselamatan kapal, termasuk including an interest in safety or health
kepentingan terhadap keselamatan atau hazards to seafarers on board.
bahaya kesehatan terhadap awak kapal
di kapal.
(a) kondisi di atas kapal jelas-jelas (a) the conditions on board are clearly
berbahaya bagi keselamatan, hazardous to the safety, health or
kesehatan atau keamanan awak security of seafarers; or
kapal; atau
(b) ketidaksesuaian mengakibatkan (b) the non-conformity constitutes a
sebuah pelanggaran serius atau serious or repeated breach of the
pelanggaran berulang terhadap requirements of this Convention
ketentuan-ketentuan Konvensi ini (including seafarers’ rights);
(termasuk hak-hak para awak kapal),
(c) pejabat yang berwenang wajib (c) the authorized officer shall take
mengambil langkah-langkah untuk steps to ensure that the ship shall
memastikan bahwa kapal tersebut not proceed to sea until any non-
tidak berlayar hingga setiap conformities that fall within the
ketidaksesuaian yang jatuh dalam scope of subparagraph (a) or (b) of
lingkup sub paragraf (a) atau (b) this paragraph have been rectified,
ayat ini diperbaiki, atau hingga or until the authorized officer
pejabat yang berwenang telah has accepted a plan of action to
menyetujui rencana aksi untuk rectify such non-conformities and
memperbaiki ketidaksesuaian dan is satisfied that the plan will be
menyetujui bahwa rencana ini akan implemented in an expeditious
diterapkan secara cepat. Apabila manner. If the ship is prevented
kapal dicegah untuk berlayar, from sailing, the authorized
pejabat yang berwenang harus officer shall forthwith notify the
segera memberitahukan negara flag State accordingly and invite a
bendera yang bersangkutan dan representative of the flag State to
mengundang perwakilan negara be present, if possible, requesting
bendera untuk hadir, apabila the flag State to reply within a
memungkinkan, meminta negara prescribed deadline. The authorized
bendera untuk menjawab dalam officer shall also inform forthwith
jangka waktu yang ditentukan. the appropriate shipowners’ and
Pejabat yang berwenang juga harus seafarers’ organizations in the port
segera menginformasikan kepada State in which the inspection was
organisasi pemilik kapal dan carried out.
organisasi awak kapal yang sesuai
di negara pelabuhan di mana
pemeriksaan dilakukan.
7. Setiap Negara Anggota wajib memastikan 7. Each Member shall ensure that its
bahwa pejabat yang berwenang telah authorized officers are given guidance,
diberikan pedoman, seperti ditunjukkan of the kind indicated in Part B of the
dalam Bagian B Kaidah ini, menyangkut Code, as to the kinds of circumstances
keadaan-keadaan yang membenarkan justifying detention of a ship under
penahanan sebuah kapal di bawah ayat paragraph 6 of this Standard.
6 Standar ini.
Pedoman Guideline
Pedoman B5.2.1 – Pengawasan di Guideline B5.2.1 – Inspections in port
pelabuhan
dasar atau hak-hak kerja dan sosial para fundamental rights and principles or
awak kapal di bawah Pasal III dan IV seafarers’ employment and social rights
Konvensi ini. Mempekerjakan seseorang under Articles III and IV. For example,
di bawah umur, misalnya, harus dianggap the employment of a person who is
sebagai pelanggaran serius kendati under age should be considered as a
hanya ada seseorang seperti itu di atas serious breach even if there is only one
kapal. Pada kasus-kasus lain, jumlah such person on board. In other cases,
berbagai defisiensi yang ditemukan the number of different defects found
selama pemeriksaan khusus harus during a particular inspection should
dipertimbangkan, misalnya, beberapa be taken into account: for example,
contoh defisiensi yang berkaitan dengan several instances of defects relating to
akomodasi atau makanan dan katering accommodation or food and catering
yang tidak mengancam keselamatan which do not threaten safety or health
atau kesehatan bisa jadi diperlukan might be needed before they should
sebelum mereka dianggap sebagai be considered as constituting a serious
pelanggaran serius. breach.
3. Negara Anggota harus saling 3. Members should cooperate with each
bekerjasama hingga tingkatan other to the maximum extent possible
maksimum yang dimungkinkan dalam in the adoption of internationally
mengadopsi pedoman-pedoman yang agreed guidelines on inspection
disetujui secara internasional tentang policies, especially those relating to the
kebijakan pemeriksaan, terutama circumstances warranting the detention
yang berkaitan dengan keadaan yang of a ship.
menyebabkan penahanan kapal.
Peraturan Regulation
Setiap Negara Anggota wajib memastikan Each Member shall ensure that seafarers on
bahwa awak kapal di kapal yang singgah di ships calling at a port in the Member’s territory
pelabuhan dalam wilayah Negara Anggota who allege a breach of the requirements of
tersebut yang mencurigai terjadinya this Convention (including seafarers’ rights)
pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan have the right to report such a complaint
Konvensi (temasuk hak para awak kapal) in order to facilitate a prompt and practical
mempunyai hak melaporkan keluhan means of redress.
tersebut untuk mendapatkan perbaikan
secara segera dan praktis.
Standar Standard
Standar A5.2.2 – Prosedur Penanganan Standard A5.2.2 – Onshore seafarer
Keluhan Awak kapal di Darat complaint-handling procedures
Pedoman Guideline
Pedoman B5.2.2 – Prosedur Guideline B5.2.2 – Onshore seafarer
Penanganan Keluhan Awak kapal di complaint-handling procedures
Darat
Peraturan Regulation
Tujuan: untuk memastikan bahwa setiap Purpose: to ensure that each Member
Negara Anggota menjalankan tanggung implements its responsibilities under
jawabnya di bawah Konvensi ini sehubungan this Convention as pertaining to seafarer
dengan perekrutan dan penempatan para recruitment and placement and the social
awak kapal dan perlindungan sosial para protection of its seafarers.
awak kapalnya.
1. Tanpa prasangka terhadap prinsip 1. Without prejudice to the principle of each
tanggung jawab setiap Negara Anggota Member’s responsibility for the working
atas kondisi kerja dan kehidupan and living conditions of seafarers on
awak kapal pada kapal-kapal yang ships that fly its flag, the Member also
mengibarkan bendera negaranya, has a responsibility to ensure the
Negara Anggota juga mempunyai implementation of the requirements
tanggung jawab untuk memastikan of this Convention regarding the
penerapan ketentuan-ketentuan recruitment and placement of seafarers
Konvensi ini yang menyangkut as well as the social security protection
perekrutan dan penempatan awak of seafarers that are its nationals or
kapal dan juga perlindungan jaminan are resident or are otherwise domiciled
sosial awak kapal yang merupakan in its territory, to the extent that such
warga negaranya atau penduduk responsibility is provided for in this
tetapnya atau sebaliknya berdomisili Convention.
di wilayahnya, sejauh tanggung jawab
tersebut ditetapkan dalam Konvensi ini.
2. Ketentuan-ketentuan terperinci untuk 2. Detailed requirements for the
penerapan ayat 1 Peraturan ini tertuang implementation of paragraph 1 of this
dalam Kaidah. Regulation are found in the Code.
3. Setiap Negara Anggota wajib 3. Each Member shall establish an
menetapkan sistem pemeriksaan effective inspection and monitoring
dan pemantauan yang efektif untuk system for enforcing its labour-supplying
menegakkan tanggung jawab pemasok responsibilities under this Convention.
tenaga kerja di negara tersebut di bawah
Konvensi ini.
4. Informasi tentang sistem yang 4. Information about the system referred
disebutkan dalam ayat 3 Peraturan ini, to in paragraph 3 of this Regulation,
termasuk metode yang digunakan untuk including the method used for assessing
menilai efektivitasnya, harus disertakan its effectiveness, shall be included in the
di dalam laporan Negara Anggota Member’s reports pursuant to article 22
berdasarkan Pasal 22 Konstitusi. of the Constitution.
Standar Standard
Setiap Negara Anggota harus menegakkan Each Member shall enforce the requirements
ketentuan-ketentuan Konvensi ini of this Convention applicable to the operation
yang diberlakukan terhadap layanan and practice of seafarer recruitment and
pengoperasian dan praktik perekrutan placement services established on its
serta penempatan awak kapal yang berada territory through a system of inspection
di wilayah negara tersebut melalui sebuah and monitoring and legal proceedings for
sistem pemeriksaan dan pengawasan dan breaches of licensing and other operational
peristiwa-peristiwa hukum atas pelanggaran requirements provided for in Standard A1.4.
pemberian lisensi dan ketentuan-ketentuan
operasional lain yang ditetapkan dalam
Standar A1.4.
Pedoman Guideline
Layanan perekrutan dan penempatan awak Private seafarer recruitment and placement
kapal swasta yang didirikan dalam wilayah services established in the Member’s territory
Negara Anggota dan melaksanakan layanan and securing the services of a seafarer for
pengadaan awak kapal bagi pemilik kapal, a shipowner, wherever located, should be
di manapun lokasinya, harus disyaratkan required to assume obligations to ensure the
memikul kewajiban untuk memastikan proper fulfilment by shipowners of the terms
pemenuhan kewajiban pemilik kapal secara of their employment agreements concluded
memadai menyangkut perjanjian kerja with seafarers.
dengan para awak kapal.
Lampiran
Annexes
Lampiran A5-I
Kondisi kerja dan kondisi kehidupan awak kapal harus diperiksa dan disetujui oleh Negara
Bendera sebelum mengesahkan kapal sebagaimana merujuk Standar A5.1.3, ayat 1:
Usia minimum
Sertifikasi medis
Kualifikasi Awak Kapal
Perjanjian kerja awak kapal
Penggunaan layanan rekrutmen dan penempatan swasta berlisensi atau bersertifikat
Jam kerja atau istirahat
Tingkat pengawakan kapal
Akomodasi
Fasilitas rekreasi di kapal
Makanan dan katering
Kesehatan dan keselamatan serta pencegahan kecelakaan
Perawatan medis di kapal
Prosedur keluhan di kapal
Pembayaran upah
Appendix A5-I
The working and living conditions of seafarers that must be inspected and approved by the flag
State before certifying a ship in accordance with Standard A5.1.3, paragraph 1:
Minimum age
Medical certification
Qualifications of seafarers
Seafarers’ employment agreements
Use of any licensed or certified or regulated private recruitment and placement service
Hours of work or rest
Manning levels for the ship
Accommodation
On-board recreational facilities
Food and catering
Health and safety and accident prevention
On-board medical care
On-board complaint procedures
Payment of wages
Lampiran A5-II
Sertifikat ketenagakerjaan maritim
(Catatan: Sertifikat ini harus memiliki
Deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan maritim terlampir)
Lampiran A5-II
Dikeluarkan berdasarkan Ketentuan Pasal V dan Judul 5 dari MLC 2006
(selanjutnya disebut sebagai “Konvensi”)
di bawah kewenangan Pemerintah:
................................................................................................................................
oleh ...............................................................................................................................
(penunjukan dan alamat lengkap dari otoritas berwenang atau organisasi yang diakui berwenang
berdasarkan ketentuan Konvensi)
Keterangan kapal
Nama kapal ....................................................................................................................................
Gross Tonnage1...............................................................................................................................
Nomor IMO .....................................................................................................................................
Jenis kapal .....................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
1 untuk kapal yang tercakup dalam skema sementara pengukuran tonase sebagaimana ditetapkan oleh Organisasi Maritim Internasional,
gross tonnage kapal adalah yang dimuat dalam kolom CATATAN pada Sertifikat Tonase Internasional (1969)). Lihat Pasal II (1) (c) dari
Konvensi.
2 pemilik kapal adalah pemilik atau organisasi lain atau perseorangan seperti manajer, agen atau bareboat charterer yang dianggap
bertanggungjawab dalam pengoperasian kapal dari pemiliknya, dianggap bertanggungjawab, telah menyetujui untuk mengambil alih
semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pemilik kapal sesuai dengan konvensi ini, dengan tidak mempertimbangkan
adanya organisasi atau perseorangan lain yang memenuhi tugas-tugas atau tanggung jawab tertentu atas nama pemilik. Lihat Pasal II (1)
(j) dari Konvensi.
Appendix A5-II
Maritime Labour Certificate
(Note: This Certificate shall have a Declaration
of Maritime Labour Compliance attached)
Appendix A5-II
Issued under the provisions of Article V and Title 5 of the
(referred to below as “the Convention”)
under the authority of the Government of
................................................................................................................................
(full designation of the State whose flag the ship is entitled to fly)
by ...............................................................................................................................
(full designation and address of the competent authority or recognized organization duly authorized
under the provisions of the Convention)
....................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
1 For ships covered by the tonnage measurement interim scheme adopted by the IMO, the gross tonnage is that which is included in the
REMARKS column of the International Tonnage Certificate (1969). See Article II(1)(c) of the Convention.
2 Shipowner means the owner of the ship or another organization or person, such as the manager, agent or bareboat charterer, who has
assumed the responsibility for the operation of the ship from the owner and who, on assuming such responsibility, has agreed to take over
the duties and responsibilities imposed on shipowners in accordance with this Convention, regardless of whether any other organizations
or persons fulfil certain of the duties or responsibilities on behalf of the shipowner. See Article II(1)(j) of the Convention.
Lampiran A5-II
Sertifikat ini berlaku hanya ketika Deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan maritim ditetapkan di....
............................................................. pada.............................................dilampirkan.
Appendix A5-II
This is to certify:
1. That this ship has been inspected and verified to be in compliance with the requirements of the
Convention, and the provisions of the attached Declaration of Maritime Labour Compliance.
2. That the seafarers’ working and living conditions specified in Appendix A5-I of the Convention
were found to correspond to the abovementioned country’s national requirements
implementing the Convention. These national requirements are summarized in the Declaration
of Maritime Labour Compliance, Part I.
This Certificate is valid only when the Declaration of Maritime Labour Compliance issued at ........
......................................................... on ................................................... is attached.
Completion date of the inspection on which this Certificate is based was ............................. Issued
at .................................................... on ........................................................................
This is to certify that the ship was inspected in accordance with Standards A5.1.3 and A5.1.4 of
the Convention and that the seafarers’ working and living conditions specified in Appendix A5-I of
the Convention were found to correspond to th abovementioned country’s national requirements
implementing the Convention.
Tempat ..............................................................
Tanggal .............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)
Tempat ..............................................................
Tanggal .............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)
Tempat ..............................................................
Tanggal .............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)
Place ................................................................
Date .................................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)
Place ................................................................
Date .................................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)
Place ................................................................
Date .................................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)
Lampiran A5-II
MLC 2006
Deklarasi kepatuhan ketenagakerjaan maritim – Bagian I
(Catatan: Deklarasi ini harus dilampirkan di kapal untuk Sertifikat ketenagakerjaan maritim)
Dikeluarkan di bawah otoritas:................... (masukkan nama otoritas berwenang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, ayat 1 (a), Konvensi)
Pernyataan yang ditandatangani, atas nama otoritas berwenang tersebut di atas, bahwa:
(a) ketentuan Konvensi Ketenagakerjaan Maritim sepenuhnya diwujudkan dalam persyaratan
nasional disebut di bawah ini;
(b) persyaratan nasional yang terkandung dalam ketentuan nasional dirujuk di bawah; penjelasan
mengenai isi dari ketentuan-ketentuan yang disediakan bilamana diperlukan;
(c) rincian dari setiap substansi yang setara di bawah Pasal VI, ayat 3 dan 4, disediakan <di
bawah persyaratan kebutuhan nasional sesuai yang tercantum di bawah> <di bagian yang
disediakan untuk tujuan di bawah ini> (mencoret pernyataan yang tidak berlaku);
(d) setiap pengecualian yang diberikan oleh otoritas berwenang sesuai dengan Judul 3 secara
jelas ditunjukkan pada bagian yang disediakan untuk tujuan di bawah ini; dan
(e) setiap jenis kapal dengan persyaratan khusus di bawah undang-undang nasional juga dirujuk
di bawah persyaratan yang bersangkutan.
Lampiran A5-II
MLC 2006
Declaration of Maritime Labour Compliance – Part I
((Note: This Declaration must be attached to the ship’s Maritime Labour Certificate)
Issued under the authority of: ................... (insert name of competent
authority as defined in Article II, paragraph 1(a), of the Convention)
With respect to the provisions of the Maritime Labour Convention, 2006, the following referenced
ship:
Nama: ...............................................................
Judul: ................................................................
Tanda tangan: ..................................................
Tempat: .............................................................
Tanggal: ............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)
Name: ..............................................................
Title: ................................................................
Signature: .......................................................
Place: ..............................................................
Date: ...............................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)
Substantial equivalencies
Nama: ...............................................................
Judul: ................................................................
Tanda tangan: ..................................................
Tempat: .............................................................
Tanggal: ............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)
Pengecualian
Nama: ...............................................................
Judul: ................................................................
Tanda tangan: ..................................................
Tempat: .............................................................
Tanggal: ............................................................
(Meterai atau stempel dari otoritas, yang
sesuai)
Name: ..............................................................
Title: ................................................................
Signature: .......................................................
Place: ..............................................................
Date: ...............................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)
Exemptions
Name: ..............................................................
Title: ................................................................
Signature: .......................................................
Place: ..............................................................
Date: ...............................................................
(Seal or stamp of the authority, as
appropriate)
Langkah-langkah yang diadopsi untuk memastikan kepatuhan yang sedang berlangsung antara
pengawasan
Langkah-langkah berikut telah disusun oleh pemilik kapal, yang disebutkan dalam Sertifikat
ketenagakerjaan maritim yang Deklarasi nya dilampirkan, untuk memastikan kepatuhan yang
berkelanjutan antara pengawasan:
(Pernyataan di bawah ini menggambarkan langkah-langkah yang disusun untuk memastikan
kepatuhan masing-masing item dalam Bagian I)
Measures adopted to ensure ongoing compliance between inspections The following measures
have been drawn up by the shipowner, named in the
Maritime Labour Certificate to which this Declaration is attached, to ensure ongoing compliance
between inspections:
(State below the measures drawn up to ensure compliance with each of the items in Part I)
Dengan ini menyatakan bahwa langkah-langkah di atas telah disusun untuk memastikan
kepatuhan berkelanjutan, antara pengawasan, dengan persyaratan yang tercantum dalam Bagian
I.
Nama dari pemilik kapal:1........................................
.............................................................................
Alamat perusahaan:................................................
...............................................................................
Nama dari penandatangan resmi:...........................
.....................................................................................
Judul:..........................................................................
Tanda tangan dari otoritas berwenang:
.....................................................................................
Tanggal:...................................................................
(Meterai atau stempel dari pemilik kapal1)
Langkah-langkah di atas telah dikaji oleh (cantumkan nama dari otoritas berwenang atau
sepatutnya diakui organisasi) dan, setelah pemeriksaan kapal, setelah ditetapkan memenuhi
tujuan yang merujuk pada Standar A5.1.3, ayat 10 (b), sesuai dengan langkah-langkah untuk
memastikan kepatuhan awal dan berkelanjutan dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Bagian I dari Deklarasi ini.
Nama:.........................................................................
Judul:..........................................................................
1 pemilik kapal adalah pemilik atau organisasi lain atau perseorangan seperti manajer, agen atau bareboat charterer yang dianggap
bertanggung jawab dalam pengoperasian kapal dari pemiliknya, dianggap bertanggung jawab, telah menyetujui untuk mengambil alih
semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pemilik kapal sesuai dengan konvensi ini, dengan tidak mempertimbangkan
adanya organisasi atau perseorangan lain yang memenuhi tugas-tugas atau tanggung jawab tertentu atas nama pemilik. Lihat Pasal II (1)
(j) dari Konvensi.
I hereby certify that the above measures have been drawn up to ensure ongoing compliance,
between inspections, with the requirements listed in Part I.
Name of shipowner:1........................................
.............................................................................
Company address:................................................
...............................................................................
Name of the authorized signatory:...........................
.....................................................................................
Title:..........................................................................
Signature of the authorized signatory:
.....................................................................................
Date:...................................................................
(Stamp or seal of the shipowner1)
The above measures have been reviewed by (insert name of competent authority or duly
recognized organization) and, following inspection of the ship, have been determined as meeting
the purposes set out under Standard A5.1.3, paragraph 10(b), regarding measures to ensure
initial and ongoing compliance with the requirements set out in Part I of this Declaration.
Name:.........................................................................
Title:..........................................................................
1 Shipowner means the owner of the ship or another organization or person, such as the manager, agent or bareboat charterer, who has
assumed the responsibility for the operation of the ship from the owner and who, on assuming such responsibility, has agreed to take over
the duties and responsibilities imposed on shipowners in accordance with this Convention, regardless of whether any other organizations
or persons fulfil certain of the duties or responsibilities on behalf of the shipowner. See Article II(1)(j) of the Convention.
oleh ...............................................................................................................................
(penunjukan dan alamat lengkap dari otoritas berwenang atau organisasi yang diakui berwenang
berdasarkan ketentuan Konvensi)
Keterangan kapal
1 untuk kapal yang tercakup dalam skema sementara pengukuran tonase sebagaimana ditetapkan oleh Organisasi Maritim Internasional,
gross tonnage kapal adalah yang dimuat dalam kolom CATATAN pada Sertifikat Tonase Internasional (1969)). Lihat Pasal II (1) (c) dari
Konvensi.
2 2 pemilik kapal adalah pemilik atau organisasi lain atau perseorangan seperti manajer, agen atau bareboat charterer yang dianggap
bertanggung jawab dalam pengoperasian kapal dari pemiliknya, dianggap bertanggung jawab, telah menyetujui untuk mengambil alih
semua tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pemilik kapal sesuai dengan konvensi ini, dengan tidak mempertimbangkan
adanya organisasi atau perseorangan lain yang memenuhi tugas-tugas atau tanggung jawab tertentu atas nama pemilik. Lihat Pasal II (1)
(j) dari Konvensi.
Issued under the provisions of Article V and Title 5 of the Maritime Labour Convention, 2006
(referred to below as “the Convention”)
under the authority of the Government of:
................................................................................................................................
(full designation of the State whose flag the ship is entitled to fly)
by ...............................................................................................................................
(full designation and address of the competent authority or recognized organization duly authorized
under the provisions of the Convention)
1 For ships covered by the tonnage measurement interim scheme adopted by the IMO, the gross tonnage is that which is included in the
REMARKS column of the International Tonnage Certificate (1969). See Article II(1)(c) of the Convention.
2 Shipowner means the owner of the ship or another organization or person, such as the manager, agent or bareboat charterer, who has
assumed the responsibility for the operation of the ship from the owner and who, on assuming such responsibility, has agreed to take over
the duties and responsibilities imposed on shipowners in accordance with this Convention, regardless of whether any other organizations
or persons fulfil certain of the duties or responsibilities on behalf of the shipowner. See Article II(1)(j) of the Convention.
Hal ini untuk menyatakan, untuk keperluan Standard A5.1.3, ayat 7, Konvensi, bahwa:
(a) kapal ini telah diperiksa, sejauh wajar dan praktis, untuk hal-hal yag tercantum
dalam Lampiran A5-I Konvensi, dengan verifikasi perhitungan item (b), (c) dan (d) di
bawah ini;
(b) pemilik kapal telah menunjukkan kepada otoritas berwenang atau diakui organisasi
bahwa kapal memiliki prosedur yang memadai dalam mematuhi Konvensi;
(c) Master adalah terbiasa dengan persyaratan Konvensi dan bertanggung jawab untuk
pelaksanaannya; dan
(d) informasi yang relevan telah disampaikan kepada otoritas berwenang atau
recognized organization menghasilkan Deklarasi Kepatuhan Tenaga Kerja Maritim.
This is to certify, for the purposes of Standard A5.1.3, paragraph 7, of the Convention, that:
(a) this ship has been inspected, as far as reasonable and practicable, for the matters
listed in Appendix A5-I to the Convention, taking into account verification of items
under (b), (c) and (d) below;
(b) the shipowner has demonstrated to the competent authority or recognized
organization that the ship has adequate procedures to comply with the Convention;
(c) the master is familiar with the requirements of the Convention and the responsibilities
for implementation; and
(d) relevant information has been submitted to the competent authority or recognized
organization to produce a Declaration of Maritime Labour Compliance.
Completion date of the inspection referred to under (a) above was ...................................
Issued at ..................................................... on ........................................................................
LAMPIRAN A5-III
Area umum yang menjadi subyek pemeriksaan terperinci oleh pejabat berwenang di pelabuhan
negara anggota yang melaksanakan pemeriksaan Negara Pelabuhan sesuai dengan Standar
A5.2.1:
Usia Minimum
Kualifikasi pelaut
Perjanjian kerja pelaut
Penggunaan layanan rekrutmen dan penempatan swasta berlisensi atau bersertifikat atau
diatur
Jam kerja atau istirahat
Tingkat pengawakan kapal
Akomodasi
Fasilitas rekreasi di kapal
Makanan dan katering
Kesehatan dan keselamatan dan pencegahan kecelakaan
Perawatan medis di kapal
Prosedur keluhan di kapal
Pembayaran upah
APPENDIX A5-III
General areas that are subject to a detailed inspection by an authorized officer in a port of a
Member carrying out a port State inspection pursuant to Standard A5.2.1:
Minimum age
Medical certification
Qualifications of seafarers
Seafarers’ employment agreements
Use of any licensed or certified or regulated private recruitment and placement service
Hours of work or rest
Manning levels for the ship
Accommodation
On-board recreational facilities
Food and catering
Health and safety and accident prevention
On-board medical care
On-board complaint procedures
Payment of wages
LAMPIRAN B5-I
(Catatan: Deklarasi ini harus dilampirkan pada Sertifikat Tenaga Kerja Maritim di kapal)
APPENDIX B5-I
(Note: This Declaration must be attached to the ship’s Maritime Labour Certificate)
Issued under the authority of: The Ministry of Maritime Transport of Xxxxxx
With respect to the provisions of the Maritime Labour Convention, 2006, the following referenced
ship:
Langkah-langkah berikut telah disusun oleh pemilik kapal, yang disebutkan dalam Sertifikat
Tenaga Kerja Maritim dimana Deklarasi ini dilampirkan, untuk memastikan kepatuhan yang
sedang berlangsung antara pengawasan:
(Pernyataan di bawah ini menggambarkan langkah-langkah yang memastikan kepatuhan masing-
masing item di Bagian I)
The following measures have been drawn up by the shipowner, named in the Maritime Labour
Certificate to which this Declaration is attached, to ensure ongoing compliance between inspections:
(State below the measures drawn up to ensure compliance with each of the items in Part I)