Anda di halaman 1dari 15

DESIMINASI HASIL PENELITIAN

PERTALITE YANG LEBIH BOROS PADA KENDARAAN BERMOTOR SETELAH


HARGANYA NAIK.

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Logika Penalaran Dan Ilmiah

Disusun oleh:

KENNEDY BENYAMIN YOHANES


NIM :1505521001

Dosen Pengampu : Drs. Faried Wadjdi, M.Pd., MM

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI REKAYASA MANUFAKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menulis dan menyelesaikan
Tugas ini. Atas dukungan moral yang diberikan dalam penyusunan Makalah ini, maka
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Faried Wadjdi, M.Pd., MM selaku dosen pengampu mata kuliah LOGIKA
DAN PENALARAN ILMIAH, yang memberikan bimbingan, saran, ide dan kesempatan
atas perkuliahannya selama setengah semester kebelakang ini.
2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
laporan ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Logika Dan Penalaran Ilmiah ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

KENNEDY BENYAMIN YOHANES

JAKARTA 18 JUNI 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………….2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 3
BAB I ..........................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN ......................................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................iii
1.2 KEBAHARUAN PENELITIAN ....................................................................................... 4
1.3 IDENTIFIKASI MASALAH ............................................................................................. 4
1.4 BATASAN MASALAH .................................................................................................... 5
1.5 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 6
1.6 TUJUAN PENELITIAN .................................................................................................... 6
1.7 MANFAAT PENELITIAN ................................................................................................ 6
BAB II ......................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 7
VARIABEL PENELITIAN ..................................................................................................... 7
PENELITIAN YANG RELAVAN .......................................................................................... 7
BAB III ........................................................................................................................................ 9
PENELITIAN ............................................................................................................................. 9
METODE PENELITIAN ......................................................................................................... 9
SUBJEK PENELITIAN ........................................................................................................... 9
ANALISIS LATAR BELAKANG DENGAN TEORI ............................................................ 9
3.1.1 Motor Bakar .............................................................................................................. 9
3.1.2 Mesin Diesel ............................................................................................................... 9
3.1.3 Mesin Otto................................................................................................................ 10
3.1.4 Pertalite .................................................................................................................... 10
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BOROSBENSIN (PERTALITE) ........... 10
3.1.5 Karburator............................................................................................................... 11
3.1.6 Electronic Fuel Injection (EFI) .............................................................................. 11
3.1.7 Filter Udara ............................................................................................................. 12
3.1.8 Pengapian ................................................................................................................. 12
3.1.9 Saluran dan Tangki Bahan Bakar ......................................................................... 12
3.1.10 Minyak Pelumas atau oli ................................................................................... 12
BAB IV ...................................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................................. 13
4.1 KESIMPULAN ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kenaikan harga bahan bakar bermotor beberapa waktu lalu memiliki dampak
kepada masyarakat. Selain itu masyarakat mengeluh apabila bahan bakar jenis
pertalite terasa lebihboros dari pada sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh pemilik
kendaraan bermotor beberapa waktu lalu. Selain harga BBM harga bahan pangan
juga ikut naik.

Pihak pertamina (Persero) menjawab banyak gugatan masyarakat yang menyebutkan


kualitasPertalite yang sekarang jauh lebih boros setelah kenaikan harga. Namun pihak
Pertamina membantah tuduhan tersebut, dan menerangkan bahwa kualitas bahan
bakar minyak (BBM)jenis Pertalite (RON 90) tidak berubah.

Pihak Pertamina menjamin seluruh produk BBM yang disalurkan melalui lembaga
penyalurresmi seperti SPBU dan Pertashop sesuai dengan spesifikasi dan melalui
pengawasan kualitas yang ketat. Sedangkan produk BBM pertamina yang tidak
sesuai dengan spesifikasiyang ditetapkan tidak akan disalurkan ke masyarakat.

Pertamina memberi himbaun agar konsumen melakukan transaksi pembelian


BBM di lembaga penyalur resmi, seperti SPBU dan Pertashop. Pembelian di
penyalur resmi inipenting, agar produk BBM yang didapatkan terjamin
kualitas dan keamanannya.

Sebaiknya selalu selektif dalam memilih bahan bakar bermotor agar mesin selalu
awet danterawat serta dianjurkan memakai BBM dengan oktan yang
direkomendasikan pabrikan agar kinerja mesin lebih maksimal lagi.
1.2 KEBAHARUAN PENELITIAN

Untuk kebaharuan topik ini cukup menarik untuk dibahas dikarekan masih sedikit
juga penelitian tentang topik ini dan untuk uji Untuk kebaharuan yang membahas
tentang Analisis kualitas pertalite yang lebih boros pada kendaraan bermotor
setelah harganya naikdikarekan masih sedikit juga penelitian tentang topik ini dan
untuk uji cobanya hanya menggunakan 6 sampel mungkin topik ini bisa menarik
jika kita menambahkan sampel sampel lainnya Dalam kasus ini kita dapat
menggunakan metode sampling. Metode sampling merupakan sebuah metode yang
membuat riset menjadi lebih cepat. kita tidak perlu mengambil data dari setiap spbu
. Jadi, hanya cukup mengambil beberapa sampelnya. Sampel merupakan beberapa
individu dalam suatu kelompok yang berpartisipasi dalam sebuah penelitian.
Metode ini sangat tepat untuk membahas topik Analisis kualitas pertalite yang lebih
boros pada kendaraan bermotor setelah harganya naik.

1.3 IDENTIFIKASI MASALAH

Secara tidak sadar, kenaikan harga Pertalite dengan pembelian nominal yang
sama tentu mengurangi jumlah literan yang didapat. Sebelumnya Pertalite dijual
Rp 7.650/liter yangsekarang menjadi Rp 10.000/liter. Contoh biasanya beli Rp
100 ribu dapat 13,07 liter, sekarang hanya 10 liter.

Karena lebih sedikit dapatnya jadi penggunaan Pertalite terasa lebih boros dari jarak
tempuhyang bisa dicapai. Jauh lebih dalam, Pertalite jadi lebih boros karena BBM
itu sendiri.Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perubahan kandungan nilai
kalor di dalamnya.Nilai kalor menentukan besaran energi densitas per liter yang
dihasilkan dari massa jenis bahan bakar, Tanpa disadari, kenaikan harga Pertalite
untuk nominal pembelian yang sama pasti akan mengurangi jumlah liter yang
didapat.

Sebelumnya, Pertalite dijual dengan harga Rp 7.650/liter dan kini menjadi Rp


10.000/liter. Misal biasanya beli Rp 100.000 bisa dapat 13,07 liter, tapi sekarang
hanya 10 liter. Karena venomnya yang rendah, penggunaan Pertalite terasa lebih
boros dari jarak tempuh yang bisaditempuh. Lebih dalam lagi, Pertalite menjadi
lebih boros karena bahan bakarnya sendiri. kesalahan Faktor yang mempengaruhi
perubahan kandungan nilai kalor. Nilai kalor menentukan densitas energi yang
dihasilkan per liter densitas bahan bakar,

1.4 BATASAN MASALAH

Banyak yang mengeluhkan RON 90 atau Pertalite Bunker Oil (BBM) semakin boros
pasca kenaikan harga pada 3 September 2022. Namun, PT Pertamina sendiri
menegaskan tidak adaperubahan spesifikasi bahan bakar minyak (BBM) RON 90
atau Pertalite. Standar dan kualitas Pertalite yang dijual melalui agen penyalur resmi
Indonesia telah sesuai dengan keputusan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
(Dirjen Migas). Pertamina berkomitmen untuk mendistribusikan produk BBM
premium sesuai spesifikasi melalui agen penyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop.
Produk yang tidak memenuhi spesifikasi tidak akan disalurkan ke sarana distribusi.

Pasalnya seluruh aktivitas melalui kontraol kualitas. Guna mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan, pihaknya juga mengimbau kepada konsumen agar melakukan
pembelian BBM dilembaga penyalur resmi, baik SPBU maupun Pertashop. Hal itu
dilakukan salah satunya agar produk BBM yang didapatkan terjamin kualitas dan
keamanannya.
1.5 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Motor Bakar ?


2. Apa yang dimaksud Mesin diesel ?
3. Apa yang dimaksud Mesin otto ?
4. Apa yang dimaksud dengasn pertalite
5. Faktor Faktor yang mempengaruhi boros bensin ?

1.6 TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan pernyataan yang dipaparkan diatas. Tujuan penelitian ini


adalah untukmengetahui apakah pertalite lebih boros setelah harganya naik?

1.7 MANFAAT PENELITIAN

6. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi borosnya


bensin padakendaraan
7. Mengetahui performa bahan bakar pertalite pada kendaraan bermotor
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 VARIABEL PENELITIAN

Energi dalam bahan bakar tergantung pada senyawa di dalamnya. Senyawa ini adalah
karbondan hidrogen. Jika komposisi senyawa-senyawa tersebut berubah, maka akan
menyebabkan perubahan densitas atau densitas.
Dijelaskan bahwa ketika densitas berubah, nilai kalor per liter bahan bakar juga
berubah.Nilai kalor adalah kandungan energi bahan bakar atau energi panas
yang dilepaskan per satuan massa bahan bakar, dinyatakan dalam kilojoule atau
kilokalori per kilogram.
Misalnya, ukuran bensin sama dengan satu liter, tetapi massa jenisnya diturunkan
dari 820gram menjadi 770 gram, dan konsumsi bensinnya pasti. Itu akan sia-sia.

Pertalite sendiri terkandung dalam material yang dapat mengembang. Ini terjadi
ketika Pertalite terkena panas atau panas. Yaitu dengan mengurangi kepadatan.
Kandungan densitasdari satu liter bensin sebelumnya bervariasi. Bedanya densitas
rendah dan tinggi karena bahan bakarnya panas. Kalau berat masih sama satu liter.
Sebagai himbauan kepada pengendara untuk tidak mengisi Pertalite pada siang hari
atau tepatsetelah meletakkan Pertalite di SPBU. Ini karena suhu yang masih tinggi
membuat Pertalite lebih cepat mengembang dan habis.

2.2 PENELITIAN YANG RELAVAN

Dari hasil pengujian, Pertalite di enam SPBU memenuhi baku mutu yang ditentukan.
Misalnya, SPBU Abdul Muis memiliki nilai oktan 90,5 untuk Pertalite, 90,1 untuk
Sunter, dan 90,2 untuk S.Parman. Warnanya sama, keduanya berwarna hijau, dan
tampilannya jernihdan cerah. Kandungan belerang tetap di bawah ambang batas
maksimum yang ditetapkan.

Ada beberapa penyebab pemborosan bahan bakar pada kendaraan. Misalnya, kondisi
mesindalam kaitannya dengan lalu lintas juga mempengaruhi konsumsi bahan bakar
seta Situasi lalu lintas saat ini semakin padat, hampir seperti sebelum COVID,
menyebabkan lebih banyak 'stop and go' dan pada akhirnya memengaruhi konsumsi
bahan bakar Selain itu, kondisi kendaraan seperti tekanan ban akan mempengaruhi
konsumsi bahan bakar,demikian juga kondisi jalan seperti tanjakan juga akan
mempengaruhi konsumsi bahan bakar.Juga berat kendaraan, lebih banyak
penumpang atau kargo akan mempengaruhi konsumsi bahan bakar.
BAB III
PENELITIAN
3.1 METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dan kajian Pustaka pada peneltian
sebelumnya yang terkait dengan topik bahasan dan untuk uji cobanya menggunakan
metode sampling. Metode sampling merupakan sebuah metode yang membuat
riset menjadi lebih cepat. kitatidak perlu mengambil data dari setiap spbu . Jadi,
hanya cukup mengambil beberapa sampelnya. Sampel merupakan beberapa
individu dalam suatu kelompok yang berpartisipasi dalam sebuah penelitian.

3.2 SUBJEK PENELITIAN

Objek penelitian dilakukan kepada masyarakat yang merasa bahwa pertalite lebih
boros danmelakukan kajian Pustaka terhadap penelitian sebelumnya yang terkait
dengan masalah kualitas pertalite.

3.3 ANALISIS LATAR BELAKANG DENGAN TEORI


3.1.1 Motor Bakar

Motor bakar adalah jenis mesin penggerak yang telah banyak digunakan dengan
mengubah mengubah energi panas dalam proses pembakaran menjadi energi
mekanik. Bergantung pada konfigurasi mesin, siklus kerja mesin dapat terjadi, dan
daya dorong dari ledakan pembakarandapat diubah menjadi energi mekanik atau
propulsi oleh konfigurasi mesin. Motor bakar dapat dibedakan berdasarkan Spark
ignition engine

3.1.2 Mesin Diesel


Mesin diesel adalah jenis mesin pembakaran dalam, lebih khusus lagi mesin
pengapian kompresi di mana bahan bakar dinyalakan dengan suhu tinggi dari gas
terkompresi bukan oleh perangkat energi lainnya seperti busi. Mesin diesel
kendaraan bermotor banyak digunakan pada kendaraan dengan kapasitas mesin
besar dan daya tinggi seperti bus dan truk, hal ini dikarenakan mesin diesel cocok
digunakan untuk jarak jauh (mesin diesel lebih tahan panas dibandingkan mesin
bensin) dan memiliki daya yang tinggi.
3.1.3 Mesin Otto

Mesin Otto atau mesin bensin merupakan salah satu mesin utama dalam dunia
otomotif modern. Desain mesin ini dikembangkan pada tahun 1876 oleh seorang
insinyur Jerman bernama Nikolaus Otto. Inti dari cara kerja mesin Otto adalah siklus
Otto, siklus termodinamika yang menggunakan pembakaran bahan bakar serta
perubahan suhu dan tekanan untuk menghasilkan listrik dalam empat tahap. Siklus
ini berlangsung dalam silinder piston yang saling berhubungan dengan busi untuk
menyalakan bahan bakar dan katup untuk membiarkan udara masuk dan keluar.

3.1.4 Pertalite

Pertalite adalah bahan bakar minyak (BBM) baru yang diproduksi oleh Pertamina.
Pertalite mempunyai kualitas bahan bakar yang lebih bagus dibandingkan dengan
Premium sebab mempunyai nilai Research Octane Number (RON) 90 yang lebih
tinggi daripada Premium yang cuma RON 88. Pertalite mempunyai sejumlah
keunggulan dibanding Premium. Pertalitedirekomendasikan bagi kendaraan dengan
rasio kompresi 9.1-10.1 dan mobil tahun 2000 ke atas, terutama yang memakai
teknologi setara Electronic Fuel Injection (EFI) dan catalytic converter. Komponen
bahan pembuatan Pertalite ialah nafta, mempunyai RON 65-70, agar RON-nya
menjadi RON 90 maka dicampurkan HOMC (High Octane Mogas Component),
HOMC dapat juga disebut Pertamax memiliki RON 92-95, selain itu zat EcoSAVE
juga telahditambahkan.zat Aditif EcoSAVE tidak dimaksudkan untuk menaikkan
RON, tetapi guna membuat mesin lebih halus, makin bersih, dan lebih irit.

3.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BOROSBENSIN (PERTALITE)

Banyak factor-faktor yang mempengaruhi borosnya bensin (pertalite) terutama


pada komponen-komponen mesin itu sendiri apabila komponen tersebut kurang
perawatan ataubahkan rusak, penggunaan bahan bakar menjadi boros. Untuk
menjadikan kendaraan irit
perlu menjaga atau memperhatikan komponen-komponen yang terlibat langsung
pada penggunaan bahan bakar. Komponen-komponen yang berperan langsung
pada penggunaanbahan bakar adalah sebagai berikut :

3.1.5 Karburator

Karburator merupakan komponen terpenting dalam pemakaian bahan bakar,


terutama pada mobil yang memanfaatkan mekanisme karburator. Fungsi karburator
adalah mengonversikan bahan bakar menjadi bentuk yang mudah dibakar oleh
mesin yang berputar untuk menciptakan tenaga. Perlu diperhatikan bahwa tenaga
yang dihasilkan harusberbanding lurus dengan penggunaan bahan bakar (irit dan
efisien). Karburator mendistribusikan campuran bahan bakar serta udara ke ruang
bakar melalui intake manifold.Jika karburator jarang dirawat atau bahkan rusak,
dipastikan pemakaian bahan bakar akan boros.

3.1.6 Electronic Fuel Injection (EFI)

Kendaraan terbaru telah membuang teknologi karburator demi Electronic Fuel


Injection (EFI). EFI adalah pengembangan lebih lanjut dari teknologi karburator. EFI
mempunyai peran yang mirip dengan karburator. Bedanya, karburator bekerja secara
mekanis, sedangkanEFI bekerja secara digital dengan mengatur sinyal kelistrikan.
EFI juga dilengkapi dengan electronic control unit (ECU) yang mengatur pasokan
bahan bakar ke mesin kendaraan pada setiap putaran mesin (RPM). EFI lebih akurat
serta efisien daripada karburator karena menciptakan campuran bahan bakar serta
udara yang tepat di bawah kondisi ruang bakar yang mudah terbakar. Ketika terdapat
masalah pada EFI, gejalanya nyaris serupa dengan karburator, seperti asap hitam dari
knalpot, asap hitam dari nozel knalpot, pemborosan bahan bakar (bensin), dll.
3.1.7 Filter Udara

Filter udara adalah bagaimana udara masuk ke mesin. Tugas filter udara adalah
menyaring partikel debu dan kotoran dari udara agar tidak terbawa masuk ke ruang
bakar. Kondisi filteryang baik menciptakan performa mesin yang baik dan
kebalikannya. Jika lubang saringan udara tertutup atau tersumbat maka pasokan
udara ke karburator atau EFI akan terhambat sehingga mengakibatkan komposisi
bahan bakar yang salah masuk ke ruang bakar.

3.1.8 Pengapian

Sistem pengapian adalah sistem yang sangat penting untuk pembakaran campuran
bensin danudara di dalam ruang bakar. Supaya sebuah mesin dapat beroperasi dengan
sempurna, maka harus didukung juga dengan pengapian yang sempurna. Pengapian
yang tidak tepat menyebabkan pemakaian bahan bakar yang tidak efisien (boros).
Selain itu, tarikan mesin terasa berat akibat proses pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna di ruang bakar

3.1.9 Saluran dan Tangki Bahan Bakar

Kebocoran pada sambungan klem dan pada tangki bahan bakar bisa mengakibatkan
pemborosan bahan bakar. Umumnya penyebab kebocoran pada sambungan klem
adalah korosi. Selain korosi, kemungkinan pemicu kebocoran lainnya adalah
hantaman benda keras.

3.1.10 Minyak Pelumas atau oli

Pelumas atau oli juga mampu menjadi sumber bahan bakar yang terbuang percuma.
Oli yangtidak memenuhi spesifikasi kendaraan dapat merusak mesin. Spesifikasi oli
mesin yang tidakkonsisten disebabkan oleh kualitas oli yang buruk, atau bahkan oli
mesin palsu
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perubahan dari kuliatas
pertalite itu sendiri tetapi ditemukan beberapa faktor yang dapat membuat
penggunaan pertalite menjaditerasa lebih boros seperti kurangnya pengecekan dan
perawatan pada komponen-komponenmesin yang terlibat langsung pada
penggunaan bahan bakar. Sehingga perlu dilakunannya pemeliharaan pada
komponen-komponen mesin agar penggunaan bahan bakar (pertalite) lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Teguh firmansyah, (2022, September 21). Benarkah Pertalite Semakin Boros? Ini
Penjelasandari Pertamina.

Gaol, R. P. L. (2020). UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SLINDER


DENGAN BAHAN BAKAR PERTALITE DAN PERTAMAX. PISTON
(Jurnal
Ilmiah Teknik Mesin Fakultas Teknik UISU), 4(2), 64-70.
Amirullah, (2022, oktober 1).
Pertalite Dirasa Lebih Boros dan Cepat Habis, Ahli Bongkar Penyebabnya.
Sudirman, U. (2006). Metode Tepat Menghemat Bahan Bakar (Bensin) Mobil.
KawanPustaka.

Anda mungkin juga menyukai