Muhammad Fitra MR - Muhammad Fitra Mahen
Muhammad Fitra MR - Muhammad Fitra Mahen
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : “Analisis Penambahan Methy Tertiary Buthyl Ether (MTBE)
Sebagai Octane Booster Pada Bahan Bakar Minyak Hasil
Pirolisis Dari Low Density Poly Ethylene (LDPE) Terhadap
Performa Generator Set Kapasitas 3000 Watt”
Penyusun : Muhammad Fitra Mahendra Rifai
NIM 1502619081
Pembimbing I : Drs. Syaripuddin, M.Pd
Pembimbing II : Dr. Wardoyo, MT
Tanggal Ujian :
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Koordinator Program Studi Pendidikan Teknik Mesin UNJ
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya.
Penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Proposal dengan judul:
“Analisis Penambahan Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE) Sebagai
octane booster Pada Bahan Bakar Minyak Hasil Pirolisis Dari Limbah
Low Density Polyethelene (LDPE) Terhadap Performa Generator Set 3000
Watt” dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Makalah Seminar Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat lulus di
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin. Berbagai kesulitan seringkali penulis
temukan, mengingat keterbatasan kemampuan, Pengetahuan, pengalaman dan
waktu dalam penyusunan laporan ini. Namun berkat bimbingan, pengarahan
dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah Seminar Proposal ini penulis banyak
mendapat bimbingan serta dorongan dan saran dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, atas hidayah, petunjuk, dan cinta-Nya yang telah
diberikan kepada saya selaku penulis;
2. Orang Tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan materil
dan semangat bagi penulis ;
3. Bapak Drs. Syarippudin, M. Pd. Selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam penulisan Laporan
Seminar Proposal
Dalam penulisan Makalah Seminar Proposal ini penulis menyadari
masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis
miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik, semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat
baik bagi penulis maupun pembaca.
Jakarta, Februari 2023
2.3.4 Isobutilen........................................................................................................ 23
2. Waktu reaksi
Waktu memilki pengaruh pada proses pirolisis. Dalam kondisi
vakum, waktu reaksi yang lama akan menyebabkan produk pirolisis
menjadi gas, karena semakin lama waktunya maka akan membuat
hidrokarbon rantai panajng menjadi rantai pendek. Produk padatan
juga akan semakin berkurang karena menguap jika waktu reaksinya
semakin lama. Berdasarkan penelitian (Tambun, 2016), waktu yang
digunakan untuk pirolisis metode catalytic cracking pada range 60-
150 menit.
2.1.5 Reaktor
Reaktor merupakan suatu alat atau bejana yang didesain sebagai tempat
terjadinya reaksi kimia untuk mengubah bahan baku menjadi produk (Wijaya
& Ismail, 2017). Proses di dalam reaktor dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Proses Batch
Proses ini merupakan sebuah proses dimana semua reaktan
dimasukan bersama-sama pada awal proses dan produk dikeluarkan
pada akhir proses. Dalam proses ini, semua reagen ditambahkan di
awal proses dan tidak ada penambahan atau pengeluaran ketika
proses berlangsung.
2. Proses kontinyu
Proses merupakan sebuah proses diaman reaktan yang diumpankan
ke dalam reaktor dan produk atau produk sampingan dikeluarkan
ketika proses masih berlangsung secara berkelanjutan.
2. Moving-bedcatalytic Cracking
Proses ini hamper sama dengan fluid catalytic cracking,
perbedaannya terletak pada perlakuan katalis yang dipindahkan
secara kontinyu untuk dijatuhkan kedalam reaktor dan kemudian
diregenerasi.
3. Thermofor Catalytic Cracking
Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan minyak terlebih
dahulu, kemudian dialirkan hingga mencapai reaktor berkatalitik.
Dalam reaktor ini uap akan terpisah dari katalis dan mengirimnya ke
kolom fraksinasi.
Perengkahan adalah suatu proses pemecahan senyawa hidrokarbon
molekul besar pada temperatur tinggi menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil. Parafin adalah hidrokarbon yang paling mudah mengalami perengkahan,
disusul dengan senyawa-senyawa naftena. Sedangkan senyawa aromatic
sangat sukar mengalami perengkahan. Suatu proses perengkahan hidrokarbon
dengan menggunakan tekanan dan temperatur yang tinggi (perengkahan
minyak bumi biasanya dengan temperature 450-550°F) disebut
thermalcracking. Sedangkan proses perengkahan hidrokarbon dengan bantuan
katalis disebut catalytic cracking. Proses ini bisa digunakan dengan tekanan
dan temperatur rendah karena adanya katalis dalam proses.
2.1.7 Katalis
Katalis merupakan zat yang dapat mepercepat dan mengarahkan raksi.
Dengan katalis, reaksi apat dilakukan pada kondisi yang lebih kunak
(temperatur dan tekanan rendah) dengan laju selektifitas yang tinggi (Subagjo,
2018). Katalis yang digunakan adalah Alumina (Al3O2) Alumina merupakan
oksida dari aluminium yang banyak digunakan sebagai katalis, terutama pada
reaksi perengkahan.
2.3.3 Metanol
Metanol adalah senyawa metil alkohol yang merupakan bahan baku
utama dalam pembuatan MTBE. Metanol merupakan bentuk paling sederhana
dari alkohol yang akan direaksikan dengan isobutilen. Rumus senyawa
metanol adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Senyawa Metanol
Berikut adalah properti fisika dari metanol disajikan dalam table 2.2
Tabel 2.2 Properti Metanol
Sifat fisik Keterangan
Rumus molekul CH3OH
Berat molekul (gram/mol) 32,04
Brntuk Cair
Warna Jernih
Titik lebur pada 1 atm (ºC) -97
Titik didih pada 1 atm (ºC) 64,7
Densitas pada 25ºC (gram/ml) 0,7918
Viskositas pada 25ºC (cP) 0,5389
Panas penguapan (Kj/mol) 35,14
Panas pembentukan pada 25ºC (Kj/mol)
Kapasitas panas pada 25ºC (J/mol.K) -108,61
45,163
(Sumber : Yaws, 1999)
Sifat kimia dari senyawa metanol adalah sebagai berikut:
Metanol adalah gugus alkohol alifatik yang paling sederhana.
Reaktivitasnya ditentukan oleh gugus hidroksil. Reaksi dengan metanol terjadi
melalui pecahnya ikatan C-O atau ikatan O-H dan bercirikan reaksi subtitusi
gugus –H dan –OH (Kirk & othmer. 1995). Menurut (Gatehouse & Jr, 1999)
ada 5 dasar reaksi dalam pembuatan MTBE. Reaksi yang pertama adalah
oksidasi parsial dari karbon dan hydrogen menggunakan oksigen murni.
CnHm (l) + n/2 O2 (g) → n CO (g) + m/2 H2 (g) (1)
Reaksi selanjutnya adalah reaksi water gas shift, dimana reaksi ini
menggunakan air dalam bentuk uap sebagai reaktan guna meningkatkan rasio
H2 terhadap CO untuk produksi metanol yang lebih optimal:
CO (g) + H2O (g) → CO2 (g) + H2 (g) (2)
Kemudian metanol diproduksi dari karbon monoksidan dan hydrogen melalui
reaksi:
CO (g) +2 H2 (g) → CH3OH (g) (3)
Pembentukan dimetil eter dan air sebagai hasil reaksi samping juga dapat terjadi
akibat reaksi antara karbon monoksida dan dimetil eter untuk pembuatan
metanol
2 CO (g) + 4 H2 (g) → C2H6O (g) + H2O (g) (4)
Reaksi akhir melibatkan reaksi antara metanol hasil produksi dengan siobutilen
untuk memproduksi MTBE:
CH3OH (l) + C4H8 (l) → C5H12O (l) (5)
2.3.4 Isobutilen
Isobutilen merupakan senyawa hidrokarbon yang penting di industri,
senyawa ini biasanya merupakan produk intermediet dari beberapa variasi
produk. Isobutilen direaksikan dengan metanol dan etanol guna memproduksi
zat aditif unutk bahan bakar MTBE dan ETBE. Alkilasi dengan butane
menghasilkan isooktan, zat aditif lainnya. (Merck, 1989). Berikut sifat dari
isobutilen disajikan pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Propertis Isobutilen
Sifat fisik Keterangan
Rumus molekul CH2=C(CH3)2
Berat molekul (gram/mol) 56,107
Bentuk Cair
Warna Jernih
Titik lebur pada 1 atm (ºC) -141.15
Titik didih pada 1 atm (ºC) -6.95
Densitas pada 25ºC (gram/ml) 0,589
Viskositas pada 25ºC (cP) 0,5389
Panas penguapan (Kj/mol) 35,14
Panas pembentukan pada 25ºC (Kl/mol) -16.90
Kapasitas panas pada 25ºC (J/mol.K) 45.163
(Sumber : Yaws, 1999)
2.3.5 Katalis Amberlyst 15
Katalis amberlyst merupakan suatu katalis heterogen asam yang
biasanya digunakan untuk reaksi eterifikasi. Katalis amberlyst-15 banyak
digunakan untuk mensitesa senyawa organik seperti contohnya sintesa
senyawa MTBE. Dan amberlyst-15 merupakan resin retikular polisteriene
dengan gugus asam sulfonat yang kuat. Katalis ini memiliki efektivitas reaksi
yang tinggi karena memiliki diameter pori yang besar dan luas permukaan
yang luas (Kulkarni dan Dalai, 2006). Katalis amberlyst-15 dapat dihilangkan
pada akhir reaksi serta sangat mudah untuk diregenerasi dan dapat digunakan
beberapa kali. Berikut struktur kimia dari katalis amberlyst-15
N = V X I X Pf / 746 Cg (1)
(Maleev, 1995)
dimana:
N = Daya Mesin (HP)
V = Volmeter (Volt)
I = Amperemeter (Amp)
Pf = Faktor daya untuk fasa tunggal
Cg = Efisiensi generator listrik di bawah 50 Kva = 0,87% - 0,89%
Sfc = Gf / N (2)
(Mathur, 1980)