Oleh :
Tasya Meidityasari Putri
NRP. 3210171027
Dosen Pembimbing :
OLEH :
Tasya Meidityasari Putri 3210171027
ii
LEMBAR PENGESAHAN I
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Waktu Pelaksanaan
1 Oktober 2020 – 31 Desember 2020
Diusun Oleh :
Tasya Meidityasari Putri (3210171027)
Menyetujui,
iii
LEMBAR PENGESAHAN II
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Waktu Pelaksanaan
1 Oktober 2020 – 31 Desember 2020
Diusun Oleh :
Tasya Meidityasari Putri (3210171027)
iv
KATA PENGANTAR
Gresik,
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
ix
2.6 Struktur Organisasi ....................................................... 13
2.7 Departemen Produksi IA .............................................. 15
BAB III
HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTIK ........................... 16
3.1 Waste Heat Boiler (WHB) ............................................ 16
3.2 Effisiensi ....................................................................... 18
3.3 Spesifikasi High Pressure Superheater Waste Heat Boiler
(WHB) ................................................................................ 20
3.4 Perhitungan Effisiensi Thermal High Pressure
Superheater Waste Heat Boiler (WHB) ............................. 21
3.5 Analisa .......................................................................... 22
BAB IV
PENUTUP .......................................................................... 24
4.1 Kesimpulan ................................................................... 24
4.2 Saran ............................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 25
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada pengerjaan buku kerja praktik ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip kerja Waste Heat Boiler (WHB)
pada PT. Petrokimia Gresik?
2. Bagaimana effisiensi thermal High Pressure
Superheater Waste Heat Boiler (WHB) pada PT.
Petrokimia Gresik?
1.3 Tujuan
Pelaksanaan kerja praktik di PT. Petrokimia Gresik. ini
memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan Umum
1. Membangun Kerjasama antara perguruan tinggi
dan industri pembangkit energi.
2. Mengenal dan memperluas wawasan tentang
dunia kerja serta teknologi dalam industri.
3. Pengaplikasian ilmu dari mata kuliah yang telah
dipelajari.
4. Membantu dalam menyelesaikan suatu masalah
yang terjadi di industri secara teknis dan non
teknis.
b. Tujuan Khusus
1. Memahami dan menjelaskan tentang sejarah,
manajemen perusahaan, dan peralatan yang
menunjang operasional.
2. Mengetahui prinsip kerja Waste Heat Boiler
(WHB) di PT. Petrokimia Gresik.
3. Mengetahui efesiensi thermal High Pressure
Superheater Waste Heat Boiler (WHB) di PT.
Petrokimia Gresik.
2
1.4 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
1. Mampu mengimplementasikan mata kuliah yang
telah didapatkan dengan yang ada pada industri.
2. Menyiapkan diri untuk persaingan dalam dunia
kerja pembangkit energi
b. Bagi PT. Petrokimia Gresik
1. Sebagai sarana jejaring antara Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya dengan pihak PT.
Petrokimia Gresik untuk menjalin kerjasama
terutama dalam hal pemenuhan sumber daya
manusia dari lulusan perguruan tinggi.
2. Sebagai sarana untuk mengenalkan teknologi
industri kepada dunia pendidikan tinggi sehingga
tercipta kesesuaian antara kebutuhan industri dan
kapabilitas sumber daya manusia yang
dibutuhkan dari lulusan perguruan tinggi.
c. Bagi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
1. Memperoleh tambahan referensi, khususnya
untuk perkembangan metode-metode analisa serta
instrumen-instrumen modern yang telah
diaplikasikan di industri. Sehingga dapat
digunakan oleh civitas akademika PENS sebagai
perbaikan materi perkuliahan di masa yang akan
datang.
2. Memperoleh masukan dan evaluasi dari program
pendidikan yang ada di PENS agar mampu
menghasilkan sarjana terapan yang sesuai dengan
kebutuhan industri.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
a. Perluasan ke-1 (Tahun 1979) : pembangunan
pabrik pupuk TSP 1
b. Perluasan ke-2 (Tahun 1983) : pembangunan
pabrik pupuk TSP II dan perluasan pelabuhan
serta IPA
c. Perluasan ke-3 (Tahun 1985) : pembangunan
pabrik Asam Sulfat dan pabrik pupuk ZA II
d. Perluasan ke-4 (Tahun 1986) : pembangunan
pabrik pupuk ZA III
e. Perluasan ke-5 (Tahun 1994) : pembangunan
pabrik Ammonia dan pabrik Urea
f. Perluasan ke-6 (Tahun 2000) : pembangunan
pabrik pupuk majemuk Phonska
g. Perluasan ke-7 (Tahun 2003) : pembangunan
pabrik pupuk NPK Blending
h. Perluasan ke-8 (Tahun 2005) : pembangunan
pabrik pupuk Kalium Sulfat (ZK)
i. Perluasan ke-9 (Tahun 2008) : pembangunan
pabrik pupuk Phonska II, pabrik pupuk NPK
Granulasi II, dan terdapat produk inovasi berupa
pupuk Petro Biofertil
j. Perluasan ke-10 (Tahun 2009) : pembangunan
pabrik pupuk Phonska III yang merupakan
rehabilitas dan optimalisasi dari pabrik pupuk SP-
36, pabrik pupuk NPK Granulasi III dan IV, dan
pabrik pupuk Fosfat I dan II
k. Perluasan ke-11 (Tahun 2010) : pembangunan unit
Utilitas Batubara (UBB) yang mampu
mengkonversi energi sebesar 25 MW 8
l. Perluasan ke-12 (Tahun 2011) : pembangunan
pabrik pupuk Phonska IV dan tangki Amoniak
10.000 MT
m. Perluasan ke-13 (Tahun 2013) : Joint Venture
antara PT Petrokimia Gresik dan Jordan
Phosphate Mines Coorporation dalam bentuk
perusahaan PT Petro Jordan Abadi yang
6
menghasilkan produk berupa Asam Fosfat, Asam
Sulfat, dan Cement Retarder
n. Perluasan ke-14 (2014) : pengembangan
pelabuhan dan pergudangan, serta pembangunan
pabrik ZK II dengan produk samping berupa HCl.
Selain itu, terdapat beberapa proyek yang masuk
kategori pengembangan berkelanjutan yaitu:
Amoniak dan Urea II
Uprating pipa IPA Gunungsari
Revamping Asam Sulfat
Tangki Amoniak 20.000 MT Double Wall
Construction Jetty
7
5. Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan
memadai, antara lain tersedianya sumber daya
manusia.
Adapun areal tanah yang ditempati berada di tiga
kecamatan yang meliputi beberapa desa, yaitu:
1. Kecamatan Gresik meliputi Desa Ngipik, Desa
Tlogopojok, Desa Sukorame, Desa Karang Turi, dan
Desa Lumpur.
2. Kecamatan Kebomas meliputi Desa Kebomas, Desa
Tlogopatut, dan Desa Randuagung.
3. Kecamatan Manyar meliputi Desa Pojok Pesisir, Desa
Romo Meduran, dan Desa Tepen.Visi, Misi dan
Kebudayaan
PT Petrokimia Gresik terdiri dari beberapa area, yaitu:
a. Area Perkantoran dan Perumahan Dinas PT
Petrokimia Gresik
b. Area Departemen Produksi I
Departemen Produksi I terdiri dari beberapa unit
produksi, yaitu pabrik Amoniak, pabrik Urea, pabrik
ZA I dan pabrik ZA III serta unit utilitas.
c. Area Departemen Produksi II
Departemen Produksi II dibagi menjadi Departemen
Produksi II A dan Departemen Produksi II B. Setiap
departemen terdiri dari beberapa unit produksi dan
unit utilitas. Departemen Produksi II A terdiri dari
pabrik Fosfat I dan pabrik Phonska I/II/III.
Sedangkan, Departemen Produksi II B terdiri dari
pabrik Phonska IV, pabrik NPK Granule I/II/III/IV,
dan pabrik ZK I/II.
d. Area Departemen Produksi III
Departemen Produksi III dibagi menjadi Departemen
Produksi III A dan Departemen Produksi III B. Secara
umum, Departemen produksi III A dan III B memiliki
unit produksi yang sama, yaitu pabrik Asam Fosfat,
8
pabrik Asam Sulfat, pabrik ZA II, pabrik Alumunium
Fosfat, dan pabrik Cement Retarder serta Gudangn
Bahan Baku.
e. Area Pelabuhan
Area pelabuhan terdiri dari Pelabuhan Umum Gresik
dan Dermaga PT Petrokimia Gresik
9
d. Synergistic Team (Tim yang Sinergis) :
Berupaya membangun semangat kelompok yang
sinergistik.
e. Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan) :
Memanfaatkan profesionalisme untuk
peningkatan kepuasan pelanggan.
4. Tri Dharma Karyawan
Merupakan tiga slogan yang harus dipenuhi dan
diwujudkan oleh semua karyawan di PT. Petrokimia
Gresik. Adapun Tri Dharma Karyawan tersebut,
yaitu:
1. Rumongso Melu Handarbeni (Merasa Ikut
Memiliki)
2. Rumongso Melu Hangrukebi (Wajib Ikut
Memelihara)
3. Mulatsariro Hangrosowani (Berani Mawas Diri)
13
Secara garis besar, PT Petrokimia Gresik dipimpin
oleh seorang Direktur Utama yang membawahi lima
Direktur Khusus.
14
2.7 Departemen Produksi IA
15
BAB III
HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTIK
16
Feed Water Pump boiler adalah tipe khusus dari
pompa yang digunakan untuk memompa air hasil
kondensasi menuju ke steam drum pada boiler.
4. Economizer
Economizer adalah alat pemindah panas berbentuk
tubular yang digunakan untuk memanaskan air
umpan boiler dari BFWP (Boiler Feed water pump)
sebelum masuk ke steam drum.
5. HP Drum
HP Drum adalah tempat penampung siklus
pemanasan air dalam boiler yang digunakan untuk
memisahkan wujud fluida, antara yang berwujud air
dengan yang berwujud uap (steam). Di dalam HP
Drum terdapat peralatan pemisah uap. Campuran feed
water dan uap mengalir mengikuti bentuk separator
sehingga uap air pada campuran akan jatuh dan masuk
ke saluran primary superheater. Air yang jatuh akan
dialirkan ke bagian bawah dari drum secara gravitasi
dan mengalir ke dalam tempat penampungan
kemudian keluar menuju Flash Vessel.
6. Flash Vessel
Flash vessel merupakan tempat penampungan atau
tangki penampungan air dari HP Drum yang masih
mengandung uap atau steam untuk dipisahkan dengan
steam. air yang sudah dipisahkan akan menuju ke LP
Drum. sedangkan uap hasil pemisahan tersebut akan
menuju ke blowdown tank. Pemisahan pada flash
vessel ini dilakukan secara gravitasi sehingga tidak
ada panas yang mengalir, dan tidak terjadi perubahan
temperatur.
7. Evaporator
Evaporator berfungsi sebagai tube pemanasan pada
waste heat boiler yang digunkan untuk membantu
17
pemanasan air yang berada pada tangki LP Drum (LP
Evaporator) dan HP Drum (HP Evaporator)
8. Superheater
Superheter adalah tempat berupa jalur pipapipa
sebagai proses lanjut dalam pengolahan steam yang
memanfaatkan flue gas hasil pembakaran, sehingga di
dapat steam untuk proses ke turbin yang sesuai
dengan standard yang telah di tentukan.
9. Burner
Burner Merupakan peralatan pembakar pada Waste
Heat Boiler dimana bahan bakar utamanya adalah
natural gas.
10. Cerobong (Stack)
Cerobong adalah alat untuk membuang gas hasil
pembakaran ke udara bebas.
3.2 Effisiensi
Efisiensi alat penukar panas boiler dapat diukur
dari panas yang masuk ke boiler dikonversi ke dalam
panas yang dipakai untuk membangkitkan steam.
Peningkatan efisiensi boiler dapat dilakukan dengan
cara mengurangi energi yang terbuang melalui
stack/cerobong pembuangan gas pembakaran. Selain
itu, penurunan efisensi boiler dapat terjadi akibat
adanya heat loss karena terdapat leak/kebocoran
isolasi pada alat penukar panas dan pembakaran bahan
bakar tidak sempurna. Terdapat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi efisiensi boiler, yaitu :
a) Kesempurnaan proses pembakaran Dalam hal
ini, erat hubungannya dengan ekses udara yang
diumpankan ke dalam proses pembakaran.
b) Alat pembakar (Burner) Burner berfungsi
untuk mencampur udara dengan bahan bakar
18
sehingga terjadi proses pembakaran.
Performance burner sangat mempengaruhi
efisiensi boiler. Desain burner yang baik
adalah yang mampu mengadakan
pencampuran bahan bakar dengan udara
pembakar secara lebih sempurna sehingga
udara exses menjadi minimum.
c) Beban boiler Beban boiler selalu ditinjau dari
kapasitas desain dari boiler tersebut. Jika boiler
beroperasi jauh dari desain, maka efisiennya
akan turun.
d) Temperatur flue gas Semakin tinggi temperatur
gas buang, maka semakin banyak panas yang
hilang sehingga efisiensinya akan menjadi
turun.
e) Temperatur Boiling Feed Water (BFW)
Efisiensi boiler dapat ditingkatkan dengan
memanaskan BFW terlebih dahulu sebelum
masuk ke boiler. Pemanasan ini dilakukan di
economizer dengan memanfaatkan panas yang
terbuang melalui stack.
f) Opening By Pass Valve Valve yang berfungsi
untuk mempertahankan persen konten oksigen
excess yang terdapat dalam aliran gas buang
WHB dan sebagai safety valve apabila terjadi
kegagalan sistem WHB. Tingkat pembukaan
valve akan berpengaruh pada jumlah gas yang
disuplai pada suplemental firing pada WHB
g) Blow down drum Panas yang terbawa air blow
down merupakan suatu kerugian, karena akan
mengurangi efisiensi boiler dan steam yang
seharusnya dapat dikonversi menjadi
19
superheated steam menjadi berkurang karena
terbuang oleh blow down.
h) Pengaruh kerak dan kotoran pada permukaan
boiler / di dalam pipa. Kotoran atau kerak yang
terdapat di bagian luar / dalam pipa akan
menghambat transfer panas ke fluida di dalam
pipa air, sehingga akan menurunkan efisiensi
boiler.
20
Tabel 3.2 Data perhitungan enthalpy
Temperature Pressure Enthalpy Pressure Enthalpy
HP HP HP HP HP
Superheater Superheater Superheater economizer economizer
(˚C) (MPa) (kJ/kg) (bar) (kJ/kg)
07/12/20 294,41 6,74 2820,75
0,6 2293,6
10/12/20 298,40 6,75 2835,52
21
η = 16,448%
b) Tanggal 10/12/2020
𝟏, 𝟔𝟗
𝑳𝑮𝑵 = × 𝟐𝟐 𝑴𝑾 = 𝟎, 𝟑𝟕𝟏𝟖 𝑴𝑾 = 𝟑𝟕𝟏, 𝟖 𝑲𝑾
𝟏𝟎𝟎
[(𝑴𝑯𝑷 × 𝒉𝑯𝑷) − (𝑴𝑯𝑷 × 𝒉𝑾)]
𝜼=
(𝟎, 𝟗𝟖𝟑𝟓 × 𝑴𝒇𝑮 × 𝑳𝑯𝑽) − 𝑲𝑾𝑮 − 𝟗𝟔𝟕, 𝟏𝟑 − 𝑳𝑮𝑵
[(𝟏𝟖, 𝟑𝟗𝟔 𝒌𝒈/𝒔 × 𝟐𝟖𝟑𝟓, 𝟓𝟐 𝒌𝑱/𝒌𝒈) − (𝟏𝟖, 𝟑𝟗𝟔 𝒌𝒈/𝒔 × 𝟐𝟐𝟗𝟑, 𝟔 𝒌𝑱/𝒌𝒈)]
=
(𝟎, 𝟗𝟖𝟑𝟓 × 𝟏𝟗𝟎𝟏, 𝟓𝟐 𝒌𝒈/𝒔 × 𝟑𝟗, 𝟑𝟎𝟓 𝒌𝑱/𝒌𝒈) − 𝟐𝟐𝟎𝟎𝟎 𝑲𝑾 − 𝟗𝟔𝟕, 𝟏𝟑 − 𝟑𝟕𝟏, 𝟖 𝑲𝑾
× 𝟏𝟎𝟎%
η = 19,871%
3.5 Analisa
Dapat diketahui bahwa dari perhitungan diatas, nilai
efisiensi dari HP Superheater mengalami peningkatan.
Hal tersebut disebabkan karena pengaruh dari nilai
tekanan dan temperatur di setiap waktu yang berbeda.
besar kecilnya nilai kalor bahan bakar juga dapat
mempengaruhi nilai efisiensi.
Pada tanggal 10/12/2020 nilai efisiensi thermal HP
Superheater mengalami kenaikan mencapai 3,423% dari
tanggal 07/12/2020. Hal ini terjadi karena nilai
temperatur yang terdapat pada Tabel 3.2 mengalami
kenaikan hingga 298,40˚C dan menyebabkan nilai
Enthalpy pada waktu tersebut meningkat. Besarnya nilai
Enthalpy sangat mempengaruhi besar kecilnya nilai
Efisiensi thermal.
GTG pada Pabrik 1A PT. Petrokimia Gresik ini
memiliki kapasitas maksimal beban sebesar 33 MW. Hal
tersebut mempengaruhi besar effisiensi thermalnya,
semakin besar beban mendekati nilai kapasitas maksimal
maka nilai effisiensinya semakin meningkat. Namun jika
22
beban melebihi kapasitas maksimal maka effisiensinya
akan menurun.
Dari data yang telah didapat juga menunjukan bahwa
kondisi Superheater pada WHB masih dalam kondisi
baik jika dilihat dari nilai effisiensi yang didapat. Agar
kinerja nya tidak mengalami penurunan maka perlu
dilakukan pengecekan secara rutin mengenai
1. Kondisi isolasi dinding WHB.
2. Pengecekan adanya penyumbatan (plugging)
pada pipa-pipa Superheater.
3. Pengecekan sekat yang terdapat diantara bagian-
bagian WHB.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan perhitungan terhadap
kinerja dari Superheater pada WHB, dapat diperoleh
beberapa kesimpulan berupa:
1. Pada beban 17,7 MW nilai effisiensi thermal nya
bernilai 16,448% sehingga nilai tersebut lebih
kecil daripada beban 22 MW yang bernilai
19,871%.
2. Nilai effisiensi thermal dipengaruhi oleh besar
kecilnya temperature dan tekanan. Semakin besar
temperaturnya akan menyebabkan nilai enthalpy
nya semakin besar sehingga effisiensi thermalnya
juga semakin meningkat.
4.2 Saran
Untuk menjaga kinerja dari superheater, maka
ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
1. Melakukan pemmantauan kinerja dari
Superheater maupun komponen- komponen
penunjang lainnya, sehingga dapat mengetahui
Superheater berkeja dengan baik atau tidak.
Penurunan kinerja Superheater dapat ditandai
dengan terjadinya penurunan temperatur yang
tidak sesuai dengan range nilai yang telah
ditentukan.
2. Melakukan jadwal maintenance secara rutin
untuk pengecekan keadaan Superheater dan
pembersihan faktor-faktor pengotor yang
menumpuk.
24
DAFTAR PUSTAKA
25