Anda di halaman 1dari 10

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO


Jl. D.I. Panjaitan No. 128, Purwokerto, Banyumas,
Jawa Tengah 53147
Email: askara@ittelkom-pwt.ac.id

ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA IKLAN AXIS


VERSI “BIKIN BANYAK CERITA BARENG AXIS” TAHUN 2022
Hanif Rahma Hidayatullah1

1
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Rekayasa Industri dan Desain,
Institut Teknologi Telkom Purwokerto,
Purwokerto, Indonesia

E-mail: 20105108@ittelkom-pwt.ac.id1

Received : Februari, 2023 Accepted : Februari, 2023 Published : Februari, 2023

Abstract
The background of this research is the existence of Axis advertisements in the version "Bikin Banyak Cerita
Bareng Axis" which has a unique, strong appearance and an interesting theme. Given this, this study aims
to find out the implied meaning of the Axis advertisement, which is related to the meaning of denotation,
connotation and myth. The method applied in this study is a qualitative-description method with a semiotic
approach. This method is done by describing the meaning of the object by means of descriptions in the
form of words. Semiotics theory is carried out by analyzing the symbols and visual signs displayed in the
Axis advertisement. The results obtained in this study are the meanings that exist in each advertising scan.
From the several existing scenes, it can be concluded that the advertisement invites the audience to be
enthusiastic through every activity after COVID-19.

Keywords: advertising, semiotics, qualitative

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya iklan Axis pada versi "Bikin Banyak Cerita Bareng Axis"
dengan memiliki tampilan unik, kuat serta tema yang menarik. Dengan adanya hal tersebut penelitian ini
bertujuan mengetahui makna tersirat dari iklan Axis tersebut, yang berkaitan dengan makna denotasi,
konotasi maupun mitos. Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskripsi
dengan pendekatan semiotika. Metode ini dilakukan dengan menguraikan makna pada objek dengan cara
deskripsi berupa kata-kata. Teori Semiotika sendiri dilakukan dengan menganalisis simbol dan tanda visual
yang ditampilkan dalam iklan Axis tersebut. Hasil yang didapat dalam penelitian ini berupa makna-makna
yang ada di setiap scane iklan. Dari beberapa Scane yang ada dapat diambil kesimpulan yaitu iklan berisi
ajakan kepada audience untuk semangat melalui setiap aktivitas setelah COVID-19.

Kata Kunci: iklan, semiotika, kualitatif

Jurnal Askara | 1
1. PENDAHULUAN
Di era modern saat ini, untuk mempromosikan suatu produk ataupun jasa dapat dilakukan dengan cara
membuat sebuah iklan. Iklan merupakan media komunikasi pemasaran, untuk menyampaikan pesan
tentang citra perusahaan dan keunggulan produk maupun jasa yang ditawarkan terhadap konsumen. Hal
tersebut bertujuan memprovokasi audience untuk membeli apa yang telah ditawarkan pada iklan [1].
Pengaruh iklan terhadap konsumen pada era kekinian juga sangat berbeda jauh dibandingkan era-era
sebelumnya. Iklan terkini tampak lebih menarik, impresif, dan memiliki sisi artistik yang terkemas melalui
tampilan yang begitu memuaskan secara seni [2]. Dengan adanya kemajuan pada iklan, produsen dapat
mendorong tingkat penjualan suatu produk atau jasa yang ditawarkannya.

Berbagai jenis iklan sudah banyak beredar di masyarakat, salah satunya pada media televisi. Iklan yang
ditampilkan pada media ini memiliki daya tarik terhadap perubahan perilaku atau emosi audience,
diantaranya daya tarik seorang selebriti, pesan, humor, musik, dan emosional. Dengan melihat dan
mendengar iklan, akan timbul berbagai macam reaksi dari audience [3]. Hal itu didukung dengan adanya
sebuah konsep kreatif dari pembuat iklan yang ingin menyampaikan suatu pesan, sehingga dapat memicu
reaksi. Sebuah konsep kreatif pada iklan televisi muncul karena terdapat unsur-unsur yang saling
mendukung. Contohnya dapat dapat berupa, kata-kata yang terdengar maupun yang terlihat, komposisi
warna, audio. Selain itu juga terdapat gambar yang meliputi objek dan Gerakan atau adegan dalam
tampilan tayangan iklan [4]. Unsur-unsur tersebut dapat membuat audience mengerti tentang pesan pada
iklan yang ditayangkan.

Iklan pada media televisi sering kali membuat kesal para audience karena pada saat sedang asik menonton
sebuah televisi tiba-tiba terpotong oleh adanya iklan. Tanpa disadari, hal tersebut ikut mendorong
terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam memutuskan dan menentukan pilihan. Selain itu juga
membangkitkan dan menggugah kesadaran konsumen untuk lebih selektif terhadap apa yang ditawarkan
dalam iklan tersebut [5]. Hal ini menyebabkan perusahaan yang ada harus lebih inovatif dalam
mengembangkan produk dan jasanya. Sehingga diperlukan sebuah iklan yang dikemas secara unik untuk
mendapatkan perhatian audience.

Iklan yang disajikan dengan cara yang unik akan membuat audience tertarik untuk mengikuti iklan
tersebut. Selain itu, audience juga dapat memproses pesan yang terkandung di dalam iklan tersebut.
Sehingga pesan yang akan disampaikan akan dapat diterima dengan baik oleh audience. Pesan yang
disampaikan oleh sebuah iklan dapat berupa pesan verbal maupun nonverbal, yaitu suatu simbol yang
divisualisasikan dari berbagai tanda-tanda yang terdapat dalam iklan tersebut [6]. Tanda-tanda pada iklan
dapat berupa warna, gerak tubuh, ekspresi wajah, ataupun gambar yang memiliki makna tertentu yang
disesuaikan dengan kepentingan tiap produk [7]. Dengan adanya pesan pada iklan, membuat banyak
perusahaan yang bersaing dalam membuat iklan mereka sendiri untuk mempromosikan produknya, salah
satunya adalah Axis.

Axis merupakan salah satu provider telekomunikasi dari XL Axiata yang melayani seluruh masyarakat
Indonesia dengan layanan telepon, data internet, dan SMS. Axis yang kreatif dan menarik dalam
mempromosikan produknya, sering kali mengangkat isu-isu yang sedang tren di masyarakat. Strategi
pemasaran Axis berpotensi meningkatkan awareness masyarakat terhadap keberadaannya sebagai salah
satu penyedia layanan operator seluler yang menawarkan harga terjangkau [8]. Dengan keberadaannya
yang kuat dan selalu memberikan inovasi dalam menyampaikan kreativitaf terhadap ide-ide segar. Axis

Jurnal Askara | 3
dapat mengubah persepsi sikap, bahkan menarik minat beli konsumen, dan akan menjadi awal
peningkatan daya beli terhadap produk.

Salah satu iklan Axis yang menarik untuk diteliti adalah iklan Axis versi “Bikin Banyak Cerita Bareng AXIS”.
Iklan yang dibuat pada tahun 2022 ini memiliki tampilan unik, kuat serta tema yang menarik. Iklan ini
memiliki durasi 1 menit, yang dapat diundah pada akun youtube milik Axis. Selain itu, iklan ini mengambil
konsep yang sangat sederhana, yaitu tentang ajakan kepada audience untuk semangat memulai aktivitas
setelah COVID-19 dan membagikan cerita keseruan mereka bersama Axis. Dengan mengusung konsep
tersebut, membuat iklan ini menjadi mudah diterima oleh masyarakat. Walau demikian, setiap pesan yang
disampaikan dalam sebuah iklan dapat menimbulkan makna, kesan maupun daya tarik tersendiri bagi
audience. Untuk memahami makna dalam sebuah iklan, dilakukan analisis makna pesan melalui teori
semiotika Roland Barthes untuk mengetahui makna tersirat yang berkaitan dengan makna denotasi,
konotasi maupun mitos dalam sebuah iklan Axis versi “Bikin Banyak Cerita Bareng AXIS”.

Teori Semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes merupakan sebuah konsep yang berkaitan
dengan makna atau symbol dalam bahasa atau tanda (sign) dalam dua tingkatan signifikasi “two order of
signification”. Dimana denotatif sebagai primary sign dan konotatif sebagai secondary sign. Lewat model
ini, denotasi merupakan hubungan antara ekspresi (signifier) dan konten (signified) di dalam sebuah tanda
terhadap realitas external. Sedangkan konotasi menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda
bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaan yang ada. Dengan
kata lain, denotasi merupakan apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan makna
konotasi adalah bagaimana cara menggambarkannya. Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan
dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos merupakan bagaimana kebudayaan menjelaskan
atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam [9].

2. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan semiotika.
Metode penelitian kualitatif-deskriptif merupakan suatu jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik. Metode ini memiliki tujuan untuk menguraikan makna pada objek dengan cara
deskripsi, khususnya dalam bentuk kata-kata, bahasa dalam suatu konteks, dan melalui penerapan
berbagai metode ilmiah [10]. Objek yang dikaji pada penelitian ini adalah iklan Axis versi “Bikin Banyak
Cerita Bareng AXIS” yang di unggah di media sosial pada tahun 2022. Iklan ini berdurasi 1 menit yang
diunduh pada akun YouTube Axis.

Teori analisis yang digunakan pada penelitian ini, menggunakan pendekatan Teori Semiotika Roland
Bartes. Semiotika Roland Barthes merupakan salah satu ilmu dalam Desain Komunikasi Visual yang
mempelajari tanda-tanda yang memungkinkan tanda itu mempunyai arti. Pada penelitian ini, akan
dilakukan analisis simbol dan tanda visual yang ditampilkan dalam iklan tersebut. kemudian akan dibahas
pesan yang ingin disampaikan oleh pengiklan dan produsen kepada konsumen.

Jurnal Askara | 3
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Data

Scane 1
Visual Dialog / suara
“Dua tahun rebahan”

“Hampir semua cerita kita bikin sambil rebahan”

“On repeat pula”

Makna denotasi pada scane diatas ditampilkan dengan remaja yang sedang rebahan sambil bermain
gadget dirumah mereka masing-masing. Hal tersebut menggambarkan tentang keadaan mereka dimasa
pandemi COVID-19 yang hanya bisa melakukan aktivitas dirumah saja. Makna konotasi pada scane ini,
remaja yang terdapat pada scane tersebut mewakili sosok generasi muda. Hal ini tentunya sesuai dengan
target utama dari brand Axis yaitu generasi muda. Selain itu, mereka yang sedang bermain gadget
menggambarkan kebutuhan akan teknologi dan jaringan internet saat ini. Makna mitos pada scane ini,
Rebahan atau berbaring adalah suatu hal yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat sewaktu COVID-
19. Hal ini disebabkan aktivitas masyarakat yang terganggu, sehingga semua aktivitas yang ada diluar
rumah seperti bekerja dan bersekolah dilakukan secara online. Hal ini tentunya juga berdampak kepada
penggunaan gadget yang semakin meningkat.

Jurnal Askara | 4
Scane 2
Visual Dialog / suara
“Tapi sekarang kan beda”

“Saatnya cerita rumah, kita rubah”

“Semua cerita yang sempat berhenti”


“Saatnya kita lanjutin lagi”

Makna denotasi pada scane diatas, ditampilkan remaja yang bersiap sebelum memulai aktivitas mereka.
1. pelajar yang ingin berangkat ke sekolah
2. remaja wanita yang ingin bermain
3. wanita yang sedang menggunakan make up / berdandan.
Makna konotasi pada scane ini, Pada scane ini axis ingin menyampaikan kepada audience untuk bersiap
memulai kembali aktivitas mereka yang sebelumnya sempat terganggu karena pandemi yang berlangsung
dua tahun. Mitos pada scane ini, Sebelum memulai aktivitas biasanya seseorang akan menyiapkan segala
keperluan yang akan mereka bawa atau gunakan. Seperti halnya Wanita memiliki kebiasaan
menggunakan make up sebelum memulai aktivitas seperti ketika ada acara penting, bertemu dengan
pacar, bahkan pelajar wanita di era sekarang sudah mulai menggunakan make up saat menghadiri
sekolah.

Scane 3
Visual Dialog / suara
“mulai aja ceritanya dari hal-hal yang kecil”.

Makna denotasi pada scane diatas, ditampilkan seorang pelajar yang sedang percaya diri menggunakan
style seragam yang ketat dan menjadi pusat perhatian dari pelajar lainnya. Makna konotasi pada scane
ini, Axis ingin mengajak audience untuk kembali memulai aktivitas mereka dengan hal-hal yang kecil

Jurnal Askara | 4
seperti menggunakan style pakaian yang mereka suka. Dengan hal kecil tersebut dapat mendorong
aktivitas masyarakat untuk lebih baik lagi. Mitos, style seragam diyakini berubah setiap tahunnya, seperti
halnya seragam pelajar pada era sekarang yang menggunakan pakaian dan celana yang ketat. Akan tetapi
kebanyakan orang tidak menggunakan style pakaian mereka senidiri.

Scane 4
Visual Dialog / suara
“buat kalian yang punya mimpi bikin cerita keren
gila”

“gilanya jadi, kerennya masih mimpi”

Makna denotasi pada scane tersebut ditampilkan remaja yang ingin memulai shooting video. Pelajar
tersebut mempunyai mimpi menjadi sorang aktor yang keren. Video tersebut dibuat semenarik mungkin
agar viral dan terkenal. Makna konotasi pada scane tersebut, Axis ingin semua orang untuk merah impinya
bersama dengan Axis dengan kembali mewujudkan mimpi mereka masing-masing setelah pandemi. Mitos
pada scane ini, Setiap orang diyakini memiliki mimpi masing-masing, tentunya untuk menggapai mimpi
tersebut diperlukan usaha dan tekat yang keras, serta modal yang cukup. Bahkan banyak orang
melakukan hal gila untuk mendapatkan kesuksesan.

Scane 5
Visual Dialog / suara
“Yang akhirnya meet up sama pacar online”
“Tapi malah, kok lain”

“Ceritanya mau romantis, Taunya awkward abis”

Makna denotasi ditampilkan dengan sepasang kekasih online yang sedang meet up. Karena belum pernah
saling bertemu menjadikan keadaan yang canggung. Kemudian, makna konotasi pada scane ini, sepasang

Jurnal Askara | 4
kekasih online yang sedang meet up mewakili aktivitas untuk berkumpul kembali dengan dengan
keluarga, teman, dan pacar setelah pandemi berlangsung. Mitos pada scane tersebut yaitu pacar online
merupakan hubungan antara sepasang kekasih yang diyakini belum pernah saling bertemu, mereka dapat
saling mengenal melalui platform media sosial. Hal ini banyak terjadi di era sekarang yang serba digital .

Scane 6
Visual Dialog / suara
“Buat yang punya bakat unik dan terpendam”

“Ceritakan pada dunia”

Makna denotasi ditampilkan dengan seorang pelajar yang yang memiliki bakat unik, yaitu menggambar
lingkaran sempurna. Pelajar tersebut menjadi pusat perhatian dari pelajar lainnya yang melihat, dan
mereka mengabadikan momen tersebut dengan merekamnya. Makna konotasi pada scane ini,
sekumpulan pelajar yang sedang merekam video tersebut mewakili tujuan dari dibuatnya iklan Axis, yang
mangajak audience untuk berbagi pengalaman mereka kepada masyarakat dengan cara mengunggahnya
di platform yang telah disediakan oleh Axis, seperti media sosial. Mitos pada scane ini, Media sosial saat
ini digunakan sebagai bukti dari eksistensi seseorang. Mereka mengunggah foto, video, dan sharing
tentang kegiatan yang dilakukannya sehari-hari. Seperti sedang dimana, pakaian apa bahkan hal unik dan
gila yang mereka temukan di kesehariannya.

3.2 Pembahasan
Makna Denotasi
Berdasarkan makna denotasi yang ditampilkan pasa setiap scane di atas, bercerita tentang aktivitas para
remaja sebelum dan setelah pandemi COVID-19 berakhir. Pada awal scane ditampilakan empat remaja
yang sedang rebahan sambil bermain gadget dirumah mereka masing-masing. Hal tersebut
menggambarkan tentang aktivitas yang tertunda selama dua tahun karena pandemi COVID-19 yang
sedang berlangsung.

Scane selanjutnya, bercerita tentang masa pandemi yang sudah terlewat. Semua orang mulai bersiap
untuk beraktivitas kembali seperti pelajar yang ingin berangkat ke sekolah, remaja wanita yang ingin pergi
bermain, wanita yang sedang menggunakan make up / berdandan. Mereka beraktivitas dengan rasa
percaya diri. Mereka mulai melakukan aktivitas kesehariannya seperti, memulai shooting video, untuk
meraih mimpinya. Sepasang kekasih online yang sedang meet up karena belum pernah saling bertemu
menjadikan keadaan yang canggung. Ada juga seorang pelajar yang yang memiliki bakat unik dan
terpendam yang menjadi pusat perhatian dari pelajar lainnya yang melihat. Setelah pandemi berakhir,
Para remaja biasanya akan mengabadikan momen-momen tersebut dan diupload di media sosial mereka.

Jurnal Askara | 4
Makna Konotasi
Makna konotasi pada iklan ini yaitu penggunaan tokoh remaja yang mewakili sosok generasi muda. Hal
ini tentunya sesuai dengan target utama dari brand Axis yaitu generasi muda. Selain itu, mereka yang
sedang bermain gadget menggambarkan kebutuhan akan teknologi dan jaringan internet saat ini.
Penggunaan teknologi dan jaringan internet pada masa pandemi sangat meningkat karena hampir semua
aktivitas dilakukan secara online. Akan tetapi, hal itu sudah selesai dan Axis ingin menyampaikan pesan
pada iklannya untuk bersiap memulai kembali aktivitas mereka yang sebelumnya sempat terganggu
karena pandemi yang berlangsung dua tahun. Selain itu, Axis juga mengajak audience untuk kembali
memulai aktivitas mereka dengan hal-hal yang kecil seperti tetap percaya diri untuk meraih mimpinya
bersama dengan Axis. Axis juga ingin mengajak audience untuk membagikan pengalaman dan keseruan
aktivitas sehari-hari seperti bersekolah, bertemu pacar online, berkumpul bersama teman dan keluarga
dengan cara mengunggahnya di platform yang telah disediakan oleh Axis, seperti media sosial.

Makna Mitos
Makna mitos pada iklan ini yaitu rebahan atau berbaring yang merupakan suatu hal yang paling banyak
dilakukan oleh masyarakat sewaktu COVID-19. Hal itu disebabkan karena aktivitas masyarakat yang
terganggu sehingga semua aktivitas yang ada diluar rumah seperti bekerja dan bersekolah dilakukan
secara online. Hal tersebut tentunya juga berdampak kepada penggunaan teknologi seperti gadget dan
jaringan internet yang semakin meningkat.

Setelah pandemi selesai, segala jenis aktivitas mulai kembali semula. Sebelum memulai aktivitas biasanya
seseorang akan menyiapkan segala keperluan yang akan mereka bawa atau gunakan. Seperti halnya
Wanita memiliki kebiasaan menggunakan make up sebelum memulai aktivitas seperti ketika ada acara
penting, bertemu dengan pacar, bahkan pelajar wanita di era sekarang sudah mulai menggunakan make
up saat menghadiri sekolah. Style pakaian juga berubah setiap tahunnya, seperti halnya seragam pelajar
pada era sekarang yang menggunakan pakaian dan celana yang ketat. Akan tetapi kebanyakan orang tidak
menggunakan style pakaian mereka senidiri. Hal ini tentunya sesuai dengan makna konotasi Axis ingin
menyampaikan pesan pada iklannya untuk bersiap memulai kembali aktivitas mereka yang sebelumnya
sempat terganggu karena pandemi yang berlangsung dua tahun

Semua orang kini dapat mulai mewujudkan mimpi masing-masing, tentunya untuk menggapai mimpi
tersebut diperlukan usaha dan tekat yang keras, serta modal yang cukup. Bahkan banyak orang
melakukan hal gila untuk mendapatkan kesuksesan. Selain itu, semua orang kini dapat berkumpul kembali
dengan keluarga, teman, bahkan kekasih. Kebanyakan dari mereka akan mengabadikan momen tersebut
dengan mengunggahnya ke media sosial. Media sosial saat ini digunakan sebagai bukti dari eksistensi
seseorang. Mereka mengunggah foto, video, dan sharing tentang kegiatan yang dilakukannya sehari-hari.
Seperti sedang dimana, pakaian apa bahkan hal unik dan gila yang mereka temukan di kesehariannya.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis semiotika Roland Barthes pada iklan Axis versi “Bikin Banyak Cerita Bareng
AXIS”. Maka makna denotasi, konotasi dan mitos yang terkandung dalam iklan tersebut dapat
disimpulakan iklan ini mengambil konsep yang sangat sederhana, yaitu tentang ajakan kepada audience
untuk semangat memulai aktivitas setelah pandemi COVID-19. Penggunaan tokoh remaja pada iklan
tersebut, mewakili sosok generasi muda yang menjadi target utama dari Axis. Pada iklan tersebut, axis
ingin menyampaikan pesan bahwa pandemi COVID-19 sudah berlalu. Axis ingin mengajak masyarakat,

Jurnal Askara | 4
terutama dari kalangan generasi muda untuk kembali memulai aktivitas kesehariannya. aktivitas
keseharian dapat dimulai dari hal-hal kecil. Selain itu Axis juga mengajak para audience untuk berbagi
pengalaman dan keseruan aktivitas sehari-hari mereka dengan cara mengunggahnya di platform yang
telah disediakan oleh Axis, seperti media sosial. Hal ini tentunya dapat mendorong masyarakat untuk lebih
baik lagi. Dengan mengusung konsep tersebut, membuat iklan ini menjadi mudah diterima oleh
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Fatimah, Semiotika dalam Kajian Iklan Layanan Masyarakat. Gowa: Tallasa Media, 2020.
[Daring]. Available: http://repositori.iain-bone.ac.id/777/

[2] R. Kriyantono, Manajemen Periklanan: Teori dan Praktek, 1 ed. Malang: Universitas Brawijaya
Press, 2013. [Daring]. Available: https://books.google.co.id/books?id=CeBjDwAAQBAJ&lpg

[3] U. Jiwa dan S. Wirania, “Daya Tarik Visual Sebaiagi Brand Recall pada Iklan Televisi Studi Kasus
Iklan Mizone 2012 Versi ‘Tilt,’” Jurnal Bahasa Rupa, vol. 2, no. 1, hlm. 43–51, 2018, [Daring]. Available:
https://jurnal.instiki.ac.id/index.php/jurnalbahasarupa/article/view/228

[4] Dudi Hartono dan Asep Sugalih, “Makna Simbol Senyum pada Iklan Lay’s di Televisi (Analisis
Semiotika Charles Sanders Pierce),” Jurnal Perspektif Komunikasi, vol. 2, no. 1, hlm. 39–48, 2019, [Daring].
Available: https://jurnal.umj.ac.id/index.php/perspektif/article/view/4713

[5] M. A. Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenadamedia Group,


2010. [Daring]. Available: https://books.google.co.id/books?id=U9xDDwAAQBAJ&lpg

[6] F. S. Ramdani, I. Safitri, dan N. Amzy, “Analisis Semiotika Makna Pesan Dalam Iklan Oreo ‘Penuh
Keajaiban’ Versi Hiu,” Jurnal Kreasi Seni dan Budaya, vol. 3, no. 3, hlm. 180–186, 2021, [Daring]. Available:
https://jim.unindra.ac.id/index.php/vhdkv/article/view/1062

[7] I. Wibowo, Semiotika : Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Penulisan Skripsi Ilmu Komunikasi.
2006. [Daring]. Available: https://www.academia.edu/1858269

[8] D. E. Santi, “Peran Online Advertising Pada Pemasaran Axis,” Jurnal Ilmu Komunikasi, vol. 6, no.
1, hlm. 58–71, 2020, [Daring]. Available: http://jurnal.utu.ac.id/jsource

[9] I. Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, 2 ed.
Jakarta: Mitra Media Wacana, 2013. [Daring]. Available: http://www.mitrawacanamedia.com

[10] R. N. Safitri, M. R. Ramli, dan B. Siregar, “Analisis Semiotika Roland Barthes pada Iklan Burger
King Versi ‘Pesanlah dari McDonald’s,’” Journal of Scientific Communcation, vol. 3, no. 2, hlm. 120–131,
2021, [Daring]. Available: https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jsc/article/view/12440/pdf_19

Jurnal Askara | 4
https://drive.google.com/file/d/1yFQqiyW5uA4e_ZaQYooG2gEgyctrl7wd/view?usp=sharing

Jurnal Askara | 4

Anda mungkin juga menyukai