Anda di halaman 1dari 13

JABB, Vol. 4 No.

2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394


DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

VISUAL RE-BRANDING IDENTITY SEBAGAI STRATEGI PROMOSI


MUSEUM TEKSTIL
Arief Yulianto1
1
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Media Nusantara Citra
Email: r.ariefyulianto@gmail.com

ABSTRAK
Museum Tekstil merupakan sebuah museum yang didirikan pada tahun 1976 yang dipelopori oleh
Bapak Ali Sadikin sebagai gubernur DKI Jakarta ketika itu. Museum ini berdiri di bangunan cagar
budaya dan saat ini dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, permasalahan yang dirasakan saat
ini kurangnya media promosi yang dibuat karena keterbatasan sumber daya manusia, selain itu pasca
Covid pengunjung yang datang juga mulai berangsur kurang. Maka dari itu salah satu upaya tim
Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Universitas Media Nusantara Citra mengadakan
sosialisasi visual re-branding identity. Tujuan kegiatan ini sebagai strategi promosi untuk membantu
mengarahkan terkait branding dan mengenalkan lebih luas Museum Tekstil. Metode kegiatan ini
diawali dengan tahap melakukan konsep awal, wawancara, riset, brainstorming, konsep final dan
perancangan desain. Hasil dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah desain identitas
visual yang dapat dipergunakan oleh pihak Museum Tekstil untuk melakukan promosi.. Selain itu
kegiatan ini menghasilkan pemahaman dan literasi kepada mitra Museum Tekstil terhadap pentingnya
idnetitas visual dalam sebuah merek untuk mengembangkan branding Museum Tekstil kedepannya.
Di mana, adanya identitas visual ini dapat diimplementasikan dengan maksimal, sehingga pengenalan
ilmu pengetahuan yang ditawarkan oleh Museum Tekstil dapat dikenal lebih luas lagi.
Kata kunci: Visual Re-branding Identity, Strategi Promosi, Museum Tekstil, Ilmu Pengetahuan

ABSTRACT
The Textile Museum is a museum established in 1976 which was pioneered by Mr. Ali Sadikin as the
governor of DKI Jakarta at that time. This museum stands in a cultural heritage building and is
currently managed by the DKI Jakarta Provincial Government, the problem that is felt at this time is
the lack of promotional media made due to limited human resources, besides that after Covid visitors
who come are also starting to gradually decrease. Therefore, one of the efforts of the Community
Service team (PKM) from Universitas Media Nusantara Citra held a visual socialization of identity re-
branding. The purpose of this activity is as a promotional strategy to help direct branding and
introduce the Textile Museum more widely. This activity method begins with the stages of conducting
initial concepts, interviews, research, brainstorming, final concepts and design design. The result of
this Community Service activity is a visual identity design that can be used by the Textile Museum to
promote. In addition, this activity generates understanding and literacy to Textile Museum partners on
the importance of visual identity in a brand to develop Textile Museum branding in the future. Where,
the existence of this visual identity can be implemented optimally, so that the introduction of science
offered by the Textile Museum can be known more widely.
Keywords: Visual Identity Re-branding, Promotional Strategy, Textile Museum, Science

PENDAHULUAN
Batik merupakan salah satu identitas budaya Indonesia. Kerajinan batik di Indonesia telah
dikenal sejak zaman kerajaan ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah
semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang
dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain
untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.

1230
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan
budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk
Budaya Lisan dan Non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of
Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Museum Tekstil merupakan sebuah museum yang didirikan pada tahun 1976 yang dipelopori
oleh Bapak Ali Sadikin sebagai gubernur DKI Jakarta ketika itu. Museum ini didirikan untuk
menghormati Ibu Tien Soeharto, sebagai Ibu Kepala Negara Republik Indonesia, dan
diresmikan pembukaannya pada tanggal 28 Juni 1976, didalam perkembangannya Museum
Tekstil berupaya untuk memajukan serta mempromosikan kain nusantara sebagai ciri khas
Indonesia, terutama untuk ilmu pengetahuan dan pariwisata.
Selain tempat untuk belajar, Museum Tekstil juga memberikan pelatihan untuk membuat
motif batik, kampanye batik dalam penggunaan warna alam juga sangat sering diadakan di
Museum Tekstil. Namun, info ini sangat jarang diketahui banyak orang atau pengunjung.
Dengan adanya promosi lewat visual re-branding identity kedepannya menambah jumlah
pengunjung dilingkungan Museum Tekstil.
Menurut Surianto (2009:13), identitas visual institusi/perusahaan dibentuk tidak hanya oleh
sebuah logo, namun juga yang muncul pada setiap komponen perusahaan adalah berupa
elemen-elemen visual pendukung. Posisi dan identitas perusahaan di mata pihak terkait atau
audience akan semakin dikuatkan oleh konsistensi penggunaan elemen visual. Logo adalah
unsur penting dalam merek(1) Menurut Swasty (2016:5), Merek (brand) merupakan dimensi
jasa atau produk yang membedakannya dalam beberapa cara dari jasa atau produk lain yang
dibuat guna mencukupi kebutuhan yang serupa . Merek dapat juga lebih emosional, konotatif,
ataupun tidak berwujud yang terkait dengan yang mewakili merek atau makna dalam arti
yang lebih abstrak. Merek adalah penanda suatu produk atau jasa yang terdiri dari unsur
visual (logo, maskot, kemasan) maupun unsur verbal (nama, tagline, jingle) yang
membedakan dengan pesaing sejenis. Menurut Sularko, dkk (2008:6) logo (corporate
identity/brand identity) merupakan tanda yang secara langsung tidak menjual, namun
memberikan identitas yang pada akhirnya sebagai suatu alat pemasaran yang berarti, logo
dapat menjadi pembeda antara suatu produk atau jasa dari kompetitor-kompetitor nya. Logo
didapat maknanya dari suatu kualitas yang kemudian disimbolkan, melalui pendekatan
budaya perusahaan, historis atau aspirasi perusahaan dan penempatan posisi. Apa yang
maksudkan adalah penting daripada seperti apa visualisasinya. Penekanannya pada arti di
luar atau dibalik wujud logo itu. Secara keutuhan, logo adalah sebuah instrumen dari sebuah
rasa harga diri dan jumlah-jumlahnya dapat menubuhkan citra baik dan dapat diandalkan.
Adapun kriteria yang baik dan benar menurut Wheeler (2003:14) adalah: Mengesankan,
sesuai dan jelas, Dapat dengan mudah dikenali, Awet, Mewakilkan citra perusahaan secara
jelas, Dapat digunakan diberbagai media dan ukuran, Dapat diaplikasikan dalam berwarna
ataupun hitam putih. Lalu setelah identitas visual, diperlukannya juga pengaplikasian nya
pada media promosi sebagai informasi dan sebagai persuasi yang ditujukan kepada
pengunjung Museum Tekstil.
Promosi menurut Lamb, Hair, McDaniel (2001 : 157 ), merupakan komunikasi dari penjual
yang membujuk, mengingatkan, dan menginformasikan kepada target konsumen suatu
produk dalam rangka untuk mempengaruhi pendapat mereka ataupun untuk memperoleh
respon . Sedangkan menurut Swastha (2002 : 222 ), promosi adalah sebagai arus informasi
atau juga persuasi satu arah yang dibuat dalam rangka untuk mempengaruhi seseorang atau
organisasi pada tindakan yang menciptakan suatu pertukaran di dalam pemasaran. Adapun

1231
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

seperti yang dikemukakan oleh Oesman (2002 : 123 ), promosi merupakan komunikasi
sebuah informasi dari penjual dan pembeli guna untuk merubah sikap dan juga tingkah laku
pembeli yang sebelumnya tidak mengenal hingga menjadi mengenal kemudian menjadi
pembeli dan mengingat produk tersebut. Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa promosi merupakan suatu dari perusahaan yang bertujuan untuk
mempengaruhi konsumen agar berminat dalam membeli produk dari perusahaan.
Promosi adalah suatu alat komunikasi beserta sebuah penyampaian pesan yang perusahaan
ataupun perantara lakukan untuk memberikan suatu informasi yang berkenaan dengan
tempat, produk dan harga. Informasi yang diberikan tersebut dapat bersifat membujuk,
mengingatkan, atau memberi tahu konsumen. Dalam perancangan, agar desain mampu secara
visual terlihat menarik dan sesuai dengan maksud dan tujuan juga pesan atau gagasan mampu
diterima oleh target konsumen, terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam
pembuatan desain. Menurut Kusrianto (2007:2), desain komunikasi visual merupakan disiplin
ilmu dengan maksud memahami konsep-konsep komunikasi juga ungkapan kreatif melalui
media guna mengantarkan gagasan dan pesan secara visual dengan elemen-elemen grafis
yang diatur dalam berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, tata letak, dan komposisi warna.
Sehingga, target konsumen mampu menerima pesan atau gagasan. Unsur visual menurut
Kusrianto (2007:30-31) tersebut, adalah Garis: pembentukan unsur visual yang berpengaruh
akan objek sehingga batas dari sebuah warna atau bidang adalah garis. Garis dapat muncul
dalam bentuk gelombang, zig zag, lurus, lengkung, dan lain sebagainya. Lalu Titik:
tampilannya relatif kecil, dimana dimensi melebar dan memanjangnya dianggap tidak
bermakna signifikan. Lalu bidang: berdimensi lebar dan panjang. Dilihat bentuknya, bidang
beraturan dan bidang tidak beraturan dapat dikategorikan sebagai bidang. Diantara bidang
tersebut, yang dapat untuk diukur luasnya dengan relatif mudah adalah bidang beraturan. Ada
juga ruang, ruang dapat dibagi menjadi dua: ruang nyata dan ruang semu, ruang merupakan
perwujudan tiga dimensi. Dan yang terakhir adalah warna, berhubungan dengan bahan yang
menjunjung kehadirannya ditentukan dari jenis pigmennya. Tanggapan warna direspon oleh
mata ditentukan oleh cahaya. Daftar mengenai kemampuan warna dalam memberikan respon
secara psikologi yang dibuat oleh Molly E.
Berdasarkan pemaparan tersebut, Universitas Media Nusantara Citra melalui kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan di Museum Tekstil, Jakarta Barat ingin
membantu dalam perancangan visual re-branding identity untuk membantu citra merek dan
memudahkan dalam promosi. Selain itu, kegiatan ini merupakan langkah dalam strategi
promosi yang nantinya akan ditawarkan oleh Museum Tekstil.

METODE
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini bekerjasama dengan Museum Tekstil
Jakarta. Pengabdian ini bertujuan memaksimalkan re-branding identity dan membantu
strategi promosi di Museum Tekstil, Jakarta Barat. Dalam proses pengumpulan data dalam
studi ini, penulis menggunakan metode observasi, studi pustaka, dan wawancara. Dalam hal
studi pustaka, peneliti menetapkan topik penelitian, kemudian langkah selanjutnya adalah
melakukan kajian yang berkaitan dengan teori dari topik penelitian. Peneliti akan
mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya dari kepustakaan yang berhubungan.
Menurut Nazir, (1998: 112) Sumber kepustakaan tersebut didapat dari: jurnal, buku, majalah,
internet, koran, dan lain sebagainya. Teori yang berhubungan akan identitas visual dan media
promosi dicari oleh penulis guna menguatkan perancangan. Berikut alur tahapan perancangan

1232
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

identitas visual Museum Tekstil:

Bagan 1. Alur Perancangan visual re-branding identity sebagai Strategi Promosi


Museum Tekstil

Menurut Supardi (2006:88), Obervasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengamati dan juga mencatat secara sistematik. Kunjungan dilakukan penulis pada
Museum Tekstil untuk mengamati dan mengumpulkan data dari Museum Tekstil.
Wawancara merupakan metode dengan cara tanya-jawab sepihak untuk mengumpulkan data,
metode ini dilakukan sistematik dan berdasarkan tujuan penelitian, Wawancara dilakukan
penulis dengan pihak yang sudah berpengalaman dan juga pihak yang berkaitan dengan objek
permasalahan (Lerbin,1992 dalam Hadi, 2007).
Sifat analisis dalam penelitian kualitatif adalah penguraian apa adanya fenomena yang terjadi
(deskriptif) disertai penafsiran terhadap arti yang terkandung dibalik tampak (interpretif).
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis deskriptif,
dimana tujuan dari analisis ini adalah untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Analisis
dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul. Data yang di
dapat mengenai tahapan-tahapan implementasi pembuatan identitas visual untuk promosi
Museum Tekstil.
Berdasarkan data tersebut, proses analisis penelitian ini dilakukan mulai dari membaca,
mempelajari, dan menelaah data dengan menggunakan langkah-langkah menurut Miles dan
Huberman, diantaranya sebagai berikut:

1233
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

Bagan 2. Teknik Analisis Data

Pengumpulan data
Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan
observasi, wawancara dan dokumentasi dengan menentukan strategi pengumpulan data yang
dipandang tepat dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses
pengumpulan data berikutnya.
Penyajian data
Penyajian data adalah kegiatan mengelompokkan data yang telah direduksi. Pengelompokkan
data dilakukan dengan menggunakan label atau lainnya.
Penarikan kesimpulan (verifikasi)
Penarikan kesimpulan adalah kegiatan analisis yang lebih dikhususkan pada penafsiran data
yang telah disajikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dilakukan dengan melihat dan memahami
permasalahan yang dihadapi oleh Museum Tekstil yaitu strategi promosi bagaimana Museum
Tekstil sebagai tempat untuk belajar dalam pemahaman budaya dalam memelihara kain
tradisional Indonesia. Dari latar belakang tersebut, analisa yang didapat adalah membuat citra
museum yang sesuai dengan karakteristik Museum Tekstil yang mampu menarik
pengunjung, identitas visual dan pengimplementasian pada media promosi adalah salah
satunya. Rumusan masalahnya ialah perlu melakukan studi akan hal-hal yang dapat
memperkuat perancancangan identitas visual Museum Tekstil ini, yaitu dengan studi akan
teori desain beserta teori yang mendukungnya.
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan pada 12 Juni 2023 di
Museum Tekstil yang beralamat di Jalan K.S. Tubun No.2-4, RT.4/RW.2, Kota Bambu
Selatan, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11420. Kegiatan
ini dihadiri oleh 1 orang dari Universitas Media Nusantara Citra dan 2 orang dari pihak
Museum Tekstil. Di mana, penyampaian materi tentang identitas visual dilakukan oleh dosen
dari Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Media Nusantara Citra dilakukan

1234
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

presentasi pemaparan identitas visual yang sudah divisualisasikan pada beberapa media dari
Museum Tekstil.

Gambar 1. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan melakukan wawancara


daring secara mendalam kepada narasumber yaitu Pak Ardi Hariyadi sebagai Junior
Curator Museum Tekstil, Jakarta
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023)

Dalam melakukan perancangan identitas visual diperlukan langkah dengan melakukan


pengumpulan data yaitu melakukan riset dan wawancara mengenai identitas visual dan
mengenai media-media yang digunakan untuk promosi Museum Tekstil, dengan mengingat
target sasaran Museum Tekstil adalah ranah pendidikan dari segala umur, pendapatan A,B,C
dan lokasi tentu saja pada konsumen yang lebih luas yaitu seluruh Indonesia. Tahap ini
dilakukan dengan mewawancarai Pak Ardi Hariyadi sebagai Junior Curator of Textile
Museum, dan Ibu Dewie Novieana sbagai Ketua Satuan Pelaksana Museum Tekstil,
membahas mengenai perkembangan pameran, promosi dan branding yang dimiliki
sebelumnya. Setelah tahap riset dan wawancara, langkah selanjutnya yakni melakukan
brainstorming untuk menentukan konsep yang digunakan dalam upaya membuat visual re-
branding identity dari Museum Tekstil. Di mana, tahap ini bertujuan untuk menghasikan ide-
ide baru dalam mengembangkan identitas visual yang sudah dimiliki sebelumnya. Selain itu
tahap brandstorming bertujuan untuk meningkatkan kualitas desain dari desain sebelumnya
yang sudah dimiliki oleh Museum Tekstil. Berbagai pandangan dan pengetahuan yang
berbeda membantu mengidentifikasi potensi masalah, menawarkan sudut pandang yang unik,
dan menciptakan solusi yang lebih baik secara keseluruhan. Hal ini dapat mengarah pada
desain yang lebih efektif, fungsional, dan memuaskan kebutuhan dari pengunjung Museum
Tekstil.
Penulis berhasil melakukan analisis dalam pembuatan perancangan visual re-branding
identity Museum Tekstil, analisis ini didapat dari hasil wawancara mendalam dengan
narasumber dengan temuan:

Pentingnya re-branding identity:

1235
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

“Memang dari kami pihak Museum Tekstil sudah mempunyai desain logo dan itu dapat
diaplikasikan kedalam semua bentuk promosi baik itu above the line maupun below the line,
namun kami dalam waktu dekat ini ada rencana meredesain identitas visual untuk merefresh
kembali dan melakukan pembaharuan promosi, mengingat Covid 19 lalu merupakan moment
perubahan dari segala lini dan itu termasuk dibidang promosi sendiri Mas Arief… (Ardi)”

Kesimpulan verifikasi analisis dalam konteks Museum Tekstil, visual re-branding identity
mereka mencakup:
1. Logo: Museum Tekstil memiliki logo yang dirancang khusus untuk merepresentasikan
identitas mereka. Logo ini bisa berisi simbol, huruf, atau kombinasi keduanya yang
unik untuk museum tersebut.
2. Warna: Pilihan warna yang digunakan dalam identitas visual Museum Tekstil dapat
mencerminkan tema tekstil atau elemen budaya terkait dengan koleksi mereka.
Misalnya, warna-warna yang terkait dengan tekstil tradisional atau warna yang
mencerminkan kehangatan dan keindahan kain-kain yang dipamerkan.
3. Tipografi/Font: Jenis huruf yang digunakan dalam materi pemasaran, situs web, dan
signage Museum Tekstil juga dapat menjadi bagian dari identitas visual mereka.
Tipografi yang dipilih dapat mencerminkan kesan yang diinginkan, seperti
keanggunan, kesederhanaan, atau kekhasan budaya.
4. Gaya desain: Museum Tekstil mungkin mengadopsi gaya desain khusus yang
mencerminkan identitas mereka. Misalnya, jika museum tersebut fokus pada tekstil
tradisional, desain visual mereka mungkin mencerminkan elemen-elemen khas dari
budaya atau tradisi tekstil tersebut.

Tahap selanjutnya adalah perancangan identitas visual. Di mana, software yang digunakan
dalam menyajikan identitas visual adalah Adobe Illustrator (AI) adalah vector dan
skalabilitas dari software yang memungkinkan pembuatan desain dapat dengan mudah
diubah ukurannya tanpa kehilangan kualitas atau kejernihan dari desain itu sendiri. Selain itu
kompatibilitas yang luas, di mana format file Adobe Illustrator, seperti AI, EPS, PDF, SVG,
dan lainnya, secara luas diterima di industri desain. Hal ini memudahkan untuk dapat berbagi
desain secara mudah dan proses mencetaknya dapat dihasilkan dalam kualitas tinggi.
Pemanfaatan Adobe Illustrator juga telah menjadi standar industri dengan beberapa kelebihan
dan fitur-fiturnya yang dapat membuat rancangan desain identitas visual menjadi lebih
profesional.

1236
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

Gambar 2. Perancangan desain Identitas Visual (logo, warna, dan font)


(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023)

1237
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

Gambar 2. Brand guideline Libong Coffee

1238
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

Gambar 3. Perancangan desain Identitas Visual (gaya desain dan Souvenir)


(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023)

Setelah semua tahap terlaksana, tahap terakhir adalah dengan melakukan sosialisasi identitas
visual. Sosialisasi ini memaparkan media-media visual yang menjadi identitas dari Museum
Tekstil. Konten identitas visual yang dipaparkan mengacu pada fungsi media visual yang
dapat mendukung promosi dari Museum Tekstil.

Gambar 4. Sosialisasi secara daring dengan pihak Museum Tekstil, Dewie Novieana
(kiri) dan Ardi Hariyadi (tengah) mengenai visual re-branding identity di Museum
Tekstil
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2023)

1239
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

visual re-branding identity yang dirancang oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)
lebih menekankan pada media-media visual yang mendukung promosi produk. Media-media
visual yang ditampilkan mencerminkan merek dan identitas dari keseluruhan promosi yang
ditawarkan. Penggunaan teks yang ada di dalam desain brand guideline ini menggunakan
jenis font serif yakni Ezcar. Pemilihan jenis tipografi mengacu pada karakteristik huruf, yakni
mudah dibaca (readibility) dan mudah dilihat (visibility), sehingga diharapkan mampu
menciptakan komposisi tipografi yang disusun dengan menarik untuk dibaca. Setelah
pemilihan tipografi, elemen visual selanjutnya adalah pemilihan warna. Warna-warna yang
ditampilkan pada identitas visual telah disepakati oleh tim PKM dan Museum Tekstil yaitu
warna Night, Ash gray, Timberwolf, Auburn, Burnt Ambur. Di mana warna-warna ini telah
menjadi pakem dan telah mewakili identitas dari Museum Tekstil. Warna-warna yang
digunakan oleh Museum Tekstil tergolong warna yang cenderung agak soft yang bertujuan
meningkatkan capaian keterbacaan sehingga informasi yang terkandung dapat tersampaikan
dengan baik. Penggunaan warna yang matang dapat menghasilkan respon positif dengan
tujuan dapat mendukung strategi promosi produk yang dapat tercapai dengan maksimal
(Nyoman et al., 2023).
Terkait pemaparan materi dan sosialisasi tim PKM dari Universitas Media Nusantara Citra,
pihak Museum Tekstil memberikan tanggapan yang positif terhadap visual re-branding
identity yang dirancang. Selama ini pihak Museum Tekstil belum membranding produknya
dengan maksimal sehingga identitas Museum Tekstil yang dimilikinya belum banyak
diketahui oleh pengunjung Museum Tekstil. Perancangan visual re-branding identity ini
membantu Museum Tekstil untuk fokus pada merek yang ingin dibuat ke depannya. Kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat ini secara berkala akan memonitoring perkembangan
identitas visual dari Museum Tekstil ke depannya. Capaian kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat ini menghasilkan peningkatan pemahaman serta literasi terkait visual re-
branding identity dalam meningkatkan strategi promosi produk dengan upaya meningkatkan
citra branding Museum Tekstil.

KESIMPULAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan di Museum Tekstil dengan

1240
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

melaksanakan sosialisasi visual re-branding identity yang bertujuan meningkatkan strategi


promosi produk serta memfokuskan branding dari Museum Tekstil. Tahapan-tahapan yang
dilakukan dalam Pengabdian Kepada Masyarakat yaitu melakukan wawancara, membuat
brainstorming, membuat rancangan desain visual re-branding identity serta yang terakhir
tahap sosialisasi visual re-branding identity ke pihak Museum Tekstil. Pihak Museum Tekstil
merespon dengan baik sosialisasi terkait visual re-branding identity yang dilakukan oleh
dosen Desain Komunikasi Visual, Universitas Media Nusantara Citra. Di mana, selama ini
pihak Museum Tekstil belum memaksimalkan branding dan bagian promosinya dengan baik.
Diharapkan dengan sosialisasi visual re-branding identity ini branding dari Museum Tekstil
dapat meningkatkan konsistensi merek yang kuat, profesional, serta lebih dikenal dengan
baik di mata pengunjung. Hal ini akan membantu meningkatkan citra merk dan membedakan
identitas kedai dengan museum lainnya serta dapat membangun hubungan jangka panjang
dengan kolega dan pengunjungnya.

SARAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini diharapkan dapat membantu mitra terkait dalam
mengembangkan bisnisnya. Selain itu diharapkan media-media visual yang telah
disosialisasikan dapat direalisasikan guna mendukung promosi dari Museum Tekstil.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih kepada Universitas Media Nusantara Citra yang telah mendukung
kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Terima kasih juga ditujukan kepada pihak Museum
Tekstil yang telah menyediakan tempat untuk melakukan kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat serta tim dosen dari Universitas Media Nusantara Citra yang telah membantu
kelancaran dalam kegiatan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Amirul, Hadi & Haryono, H. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT,
Rineka Cipta, Jakarta.
Djaslim, Saladin dan Oesman, Yevis Marty. 2002. Intisari Pemasaran dan Unsur – Unsur
Pemasaran, Cetakan Kedua, Bandung : Penerbit Linda Karya.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset.
Lamb, Hair, Mc-Daniel. 2001. Pemasaran (Edisi Pertama). Jakarta: Salemba Empat.
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soelarko, RM. 1980. Audio Visual. Bandung: Bina Cipta.
Supardi, M.D. 2006. Metodologi Penelitian. Mataram : Yayasan Cerdas Press.
Swastha, Basu dan Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: BPFE.
Swasty, Wirania. 2016. Branding, Memahami dan Merancang Strategi Merek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset
Swasty, Wirania. 2017. Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia. Warna
Sebagai Identitas Merek Pada Website, Vol. 3, No. 1 (2017), hal 3.
Wheeler, Alina. 2009. Designing Brand Identity : An Essential Guide For The Whole
Branding Team. Hoboken, New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.

1241
JABB, Vol. 4 No. 2 2023 p-ISSN: 2722-936X e-ISSN: 2722-9394
DOI Issue: 10.46306/jabb.v4i2 Doi Artikel: 10.46306/jabb.v4i2.603

Putera DY, Swasty W. 2017. Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia
Perancangan Identitas Visual dan Pengaplikasian pada Media Promosi Museum Sri
Baduga. Vol.3, No.2 (2017) hal 196–203.
Triwardani R, Ardhanariswari K, A. 2016. Nirmana: Jurnal Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Perancangan Promosi Desa Budaya
Banjarharjo, Kalibawang, Kulonprogo melalui Desain Komunikasi Visual, Vol. 16, No. 1
(2016) hal 40-49.
Basuki, Freddy Adiono. (2000). Komunikasi Grafis: Untuk SMK Bidang Keahlian Seni Rupa
dan Kriya. Jakarta: Depdiknas.
Cenadi, Chistine Suharto. (1999). “Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual”.
Jurnal Nirmana, Volume 1 Nomor 1, 1-11.
Desky. (1999). Manajemen Perjalanan Wisata. Jakarta: Adicita Karya Nusa.
Kottler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian.
Jakarta: Erlangga.
Kottler, Philip; Armstrong, Garry. (2008). Prinsip- Prinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komuni- kasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset.
Kusrianto, Adi. (2009). Berkarier di Dunia Desain Grafis. Jakarta: PT Elek Komputindo.
Mubah, A. Safril. (2011). “Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam
Menghadapi Arus Globalisasi”. Jurnal Unair. Volume 24 Nomor 4. 302-308.
Pujiriyanto. (2005). Desain Grafis Komputer (Teori Desain Grafis Komputer). Yogyakarta:
C.V. ANDI OFFSET.
Rochayanti, Christina dan Reny Triwardani. (2013). “A Lesson from Yogyakarta: A Model of
Cultural Preservation Through Cultural Village”. Proceeding 1st International Graduate
Research Conference. Thailand: Chiang Mai University.
Sanyoto, Ebdi Sadjiman. (2006). Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan.
Yogyakarta: Dimensi Press.
Surianto, Rustan. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Jalasutra.
Wahab, Salah. (2003). Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita.

1242

Anda mungkin juga menyukai