Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPEMIMPINAN

Mata kuliah: Pengantar Bisnis

Dosen pengampu: Fahmi Susanti, SKM., M.M.

Disusun oleh

1. Floryani NatelinYuantri ( 211010500841)


2. Amelia Rahmadona ( 211010500827 )
3. Khansa Latifa Ibnatu ( 211010503934 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PAMULANG
Jalan Surya Kencana No. 1, Pamulang barat. Kec. Pamulang, Kota Tanggerang Selatan, Banten.

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan
keselamatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul "Kepemimpinan"

Kami mengakui bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan kami, baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
memperbaiki makalah ini di masa depan.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang gaya dan tipe
kepemimpinan, sehingga mereka dapat menjadi sumber daya manusia yang berjiwa pemimpin di masa
depan. Terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ 2

DAFTAR ISI… ................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang….............................................................................. 4

Rumusan Masalah ............................................................................ 4

Tujuan ............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Kepemimpinan ............................................................... 5

Gaya – Gaya Kepemimpinan ........................................................... 6

Unsur – Unsur Kepemimpinan........................................................ 14

Fungsi – Fungsi Kepemimpinan ...................................................... 15

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ..................................................................................... 16

Saran ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSATAKA ...................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang
lainnya. Manusia diberikan kemampuan untuk berpikir, memilih, dan membedakan antara yang baik dan
buruk. Dengan kelebihan tersebut, manusia seharusnya mampu mengelola lingkungannya dengan baik.

Sebagai pemimpin, manusia dapat mengelola dirinya sendiri, kelompok, dan lingkungan dengan baik,
terutama dalam menangani masalah yang sulit dan kompleks. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus
bijaksana dalam mengambil keputusan agar masalah tersebut dapat diatasi dengan baik.

2. RUMUSAN MASALAH

Dalam situasi dan kondisi yang berbeda-beda, seorang pemimpin perlu mengadaptasi berbagai tipe
dan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi tersebut. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam
makalah ini adalah tentang gaya dan tipe kepemimpinan yang tepat untuk situasi dan kondisi yang berbeda.

3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

• Menyelesaikan tugas mata kuliah "leadership".


• Membantu mahasiswa memahami dan mempelajari lebih dalam mengenai pokok bahasan
khususnya tentang "gaya dan tipe kepemimpinan".

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan atau leadership secara harfiah berarti sifat, kapasitas, dan kemampuan seseorang
dalam memimpin. Definisi kepemimpinan bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang menjelaskannya.
Charteris-Black (2007) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah "proses di mana seseorang
mempengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama". Kepemimpinan juga merupakan
sifat dan nilai yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Konsep kepemimpinan telah dikembangkan selama
puluhan tahun dan ada banyak referensi dan penelitian yang mengenai topik ini. Fungsi kepemimpinan
dalam sebuah organisasi atau kelompok sangat penting karena kepemimpinan memungkinkan organisasi
mencapai tujuannya melalui cara yang benar. Memahami konsep kepemimpinan membantu seseorang dan
organisasi bekerja lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

Para peneliti dan ahli telah melakukan banyak pembagian konsep kepemimpinan dalam berbagai
aspek. Pembagian style kepemimpinan yang paling dasar dan mendasari perkembangan klasifikasi
kepemimpinan sampai saat ini adalah berdasarkan hasil penelitian Lewin (1939). Lewin membagi style
kepemimpinan menjadi 3 kategori utama: autocratic leadership, democratic leadership, dan delegative
leadership. Masing-masing kategori ini memiliki karakteristik dan ciri khas yang membedakan antara satu
dengan yang lainnya. Beberapa pendapat para ahli tentang kepemimpinan mengandung pengertian dan
makna yang sama. Berikut adalah pengertian kepemimpinan menurut para ahli :

1. Sutarto

Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan


mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sondang P. Siagian

Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar melaksanakan pekerjaan
bersama menuju suatu tujuan tertentu.

5
3. Ordway Tead

Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4. George Terry

Kepemimpinan adalah hubungan yang erat ada dalam diri orang atau pemimpin, mempengaruhi
orang-orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai keinginan
pemimpin.

5. Franklin G. Mooore

Kepemimpinan adalah kemampuan membuat orang-orang bertindak sesuai dengan keinginan


pemimpin

B. Gaya-Gaya Kepemimpinan

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya kepemimpinan ini terkadang disebut sebagai kepemimpinan yang berpusat pada diri pemimpin
atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan pemimpin yang memberikan banyak petunjuk dan keputusan
tanpa melibatkan peran serta anak buah dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Pemimpin
menentukan apa, bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai tugas harus dikerjakan secara sepihak. Gaya ini
menekankan pada pemberian perintah dan merupakan gaya kepemimpinan otokratis, di mana pemimpin
menghendaki kepatuhan dan memerintah dengan memberikan hadiah dan menjatuhkan hukuman.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis antara lain:

- Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin

- Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin

- Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin

- Komunikasi hanya berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

- Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan, atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara
ketat

6
- Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan, atau pendapat

- Lebih banyak kritik daripada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat,
dan cenderung menggunakan paksaan, ancaman, dan hukuman.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis melibatkan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan memutuskan berbagai
kegiatan bersama antara pemimpin dan bawahan. Gaya ini kadang disebut sebagai kepemimpinan yang
berpusat pada bawahan, kepemimpinan egaliter, kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin
berkonsultasi dengan bawahan untuk merumuskan tindakan pengambilan keputusan bersama.

Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:

a. Wewenang pemimpin tidak mutlak;

b. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;

c. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;

d. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan maupun
sesama bawahan;

e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan secara
wajar;

f. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;

g. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat;
Tugastugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi;

h. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, saling menghormati.

3. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya kepemimpinan delegatif ditandai dengan pemimpin yang jarang memberikan arahan dan
membiarkan keputusan diambil oleh bawahan. Para anggota organisasi diharapkan mampu menyelesaikan
masalah mereka sendiri (MacGrefor, 2004). Gaya kepemimpinan mencerminkan perilaku seorang

7
pemimpin saat menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh karakter
pribadi pemimpin. Kepemimpinan delegatif dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya yang memiliki
kemampuan untuk menjalankan kegiatan yang tidak dapat dilakukan oleh pimpinan sementara waktu. Gaya
kepemimpinan ini cocok jika staf memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi. Pimpinan memberikan
dukungan kepada bawahannya tanpa terlalu banyak memberikan instruksi.

4. Gaya Kepemimpinan Birokratis

Gaya kepemimpinan ini dapat dijelaskan dengan frasa "memimpin berdasarkan aturan". Pemimpin
yang mempraktikkan gaya ini cenderung menerapkan prosedur yang ketat untuk dirinya dan bawahannya.
Pemimpin birokratis umumnya membuat keputusan yang sangat kaku dan berdasarkan aturan yang telah
ditetapkan, tanpa memberikan fleksibilitas yang cukup. Hampir semua kegiatan diatur oleh pimpinan dan
sangat sedikit ruang yang diberikan bagi karyawan untuk berkreasi atau bertindak sesuai keinginan mereka,
selama hal itu tidak melanggar peraturan yang ada.

Berikut adalah beberapa karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis:

a. Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan memerintahkan
semua bawahan untuk melaksanakannya;

b. Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan melakukan tugas;

c. Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja
yang telah ditentukan.

5. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Gaya ini mendorong anggota untuk mengambil inisiatif dan lebih mandiri. Pemimpin memberikan
sedikit interaksi dan kontrol, sehingga gaya ini hanya efektif jika bawahannya memperlihatkan tingkat
kompetensi dan keyakinan yang tinggi dalam mengejar tujuan dan sasaran.

Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuasaannya atau bahkan
membiarkan bawahan untuk bertindak sesuai keinginan mereka. Berikut adalah beberapa ciri dari gaya
kepemimpinan Laissez Faire:

8
• Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan tugas-tugas, tetapi dengan
hatihati diberi batasan serta berbagai produser;

• Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya diberikan hadiah atau penghargaan, di
samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka yang kurang berhasil, sebagai dorongan;

• Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara umum manajer bertindak
cukup baik;

• Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan tugas-tugas atau perintah, dan
sebaliknya para bawahan diberikan kebebasan untuk memberikan pendapatannya.

6. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan pemimpin yang mengambil semua keputusan dan kebijakan
secara mandiri. Pemimpin yang otoriter memegang kendali penuh atas pembagian tugas dan tanggung
jawab, sementara bawahan hanya diharapkan mengeksekusi tugas yang diberikan.

Gaya kepemimpinan otoriter biasanya berfokus pada tugas, yaitu bagaimana pemimpin dapat
memimpin bawahannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Dalam gaya ini,
bawahan dianggap sebagai alat yang dapat digunakan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan tersebut, dan
inisiatif dari bawahan jarang diperhatikan.

7. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya di mana pemimpin memberikan wewenang luas kepada
bawahannya dan melibatkan mereka dalam menyelesaikan masalah sebagai sebuah tim. Pemimpin dalam
gaya kepemimpinan demokratis memberikan banyak informasi tentang tugas dan tanggung jawab
bawahannya.

Kepemimpinan demokratis mengacu pada hubungan yang erat antara pemimpin dan yang dipimpin.
Pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan bawahannya dan kebijaksanaan yang diambil adalah hasil
musyawarah atau kumpulan ide yang konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah untuk mendapatkan
informasi yang berguna dalam membuat keputusan kebijakan selanjutnya.

8. Gaya Kepemimpinan Karismatis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatik adalah mampu menarik perhatian orang lain.

9
Pemimpin dengan gaya ini memiliki kemampuan berbicara yang membangkitkan semangat dan biasanya
memiliki visi yang jelas. Mereka juga cenderung menyukai perubahan dan tantangan. Namun, kelemahan
terbesar dari tipe kepemimpinan ini adalah kurangnya konsistensi.

Pemimpin karismatik dapat menarik orang untuk bergabung dengan mereka, tetapi setelah beberapa
waktu orang-orang ini mungkin akan merasa kecewa karena janji-janji yang tidak terpenuhi dan kurangnya
konsistensi dalam tindakan pemimpin. Ketika diminta pertanggungjawaban, pemimpin ini cenderung
memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji-janji tanpa tindakan yang nyata.

9. Gaya Kepemimpinan Diplomatis

Gaya kepemimpinan diplomatis memiliki kelebihan dalam penempatan perspektifnya. Banyak orang
hanya melihat dari satu sisi, yaitu keuntungan dirinya atau lawannya. Namun, pemimpin dengan
kepribadian diplomatis dapat melihat kedua sisi dengan jelas dan memperhatikan apa yang menguntungkan
dirinya dan juga lawannya.

Tetapi, kelemahan dari tipe kepemimpinan ini adalah kesabaran yang berlebihan dan kecenderungan
untuk bersikap pasif. Meskipun pemimpin dengan tipe ini dapat menerima tekanan dengan sabar, namun
terkadang kesabaran yang berlebihan ini dapat menyebabkan masalah dalam memimpin. Mereka bisa
menerima perlakuan yang tidak menyenangkan, tetapi hal ini bisa membuat pengikutnya merasa tidak puas
dan akhirnya meninggalkan si pemimpin.

10. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas dan memerintah bawahannya
agar kebijaksanaan lembaga atau organisasi dapat tercapai dengan baik. Namun, kelemahan dari model
kepemimpinan ini adalah bahwa inisiatif yang datang dari bawahan tidak pernah diperhatikan.

Kelebihan dari model kepemimpinan otoriter adalah pencapaian prestasinya yang tidak terhalang oleh
apapun. Namun, kelemahannya adalah pemimpin dengan kepribadian merah ini sangat mementingkan
tujuan dan tidak peduli dengan cara yang digunakan. Prinsip hidupnya adalah "makan atau dimakan".

11. Gaya Kepemiminan Moralis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya mereka dapat bersikap hangat dan
sopan kepada semua orang, dan memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya.
Mereka juga biasanya bersikap sabar dan murah hati, serta memiliki berbagai kebajikan dalam diri mereka.
Namun, kelemahan dari gaya kepemimpinan ini adalah instabilitas emosional yang dimilikinya.

10
Terkadang pemimpin seperti ini dapat tampak sangat sedih atau mengerikan, namun pada waktu yang lain
dapat bersikap sangat menyenangkan dan bersahabat.

Jika saya menjadi pemimpin, saya akan memilih gaya kepemimpinan demokratis. Gaya
kepemimpinan seperti ini memungkinkan permasalahan untuk diselesaikan melalui kerja sama antara atasan
dan bawahan, sehingga hubungan di antara keduanya dapat terjalin dengan baik.

12. Gaya Kepemimpinan Administratif

Gaya kepemimpinan tipe ini terkesan kurang inovatif dan telalu kaku pada aturan. Sikapnya
konservatif serta kelihatan sekali takut dalam mengambil resiko dan mereka cenderung mencari aman.
Model kepemimpinan seperti ini jika mengacu kepada analisis perubahan yang telah kita bahas
sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation, Routine change, serta Limited change.

13. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical).

Dalam gaya kepemimpinan yang berorientasi pada hasil, pembuatan keputusan didasarkan pada
proses analisis, terutama analisis logika pada setiap informasi yang diperoleh. Pemimpin dengan gaya ini
menekankan pada rencana-rencana rinci dan berdimensi jangka panjang. Mereka mengutamakan
pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif, dengan fokus pada hasil yang diinginkan.

14. Gaya kemimpinan asertif (Assertive).

Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai perhatian yang sangat besar pada
pengendalian personal dibandingkan dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih
terbuka dalam konflik dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa
sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan.

15. Gaya kepemimpinan entrepreneur.

Gaya kepemimpinan ini cenderung fokus pada kekuasaan dan hasil akhir, dan kurang memperhatikan
pentingnya kerja sama. Model kepemimpinan ini sering kali bersifat kompetitif dan menargetkan standar
yang tinggi, serta seringkali melihat adanya pesaing.

16. Gaya Kepemimpinan Visioner

11
Kepemimpinan visioner adalah pola kepemimpinan yang bertujuan memberikan makna pada kerja
dan usaha yang dilakukan bersama oleh para anggota perusahaan dengan memberikan arahan dan arti pada
kerja berdasarkan visi yang jelas. Pemimpin visioner harus memiliki beberapa kompetensi kunci, seperti
yang dinyatakan oleh Burt Nanus pada tahun 1992, yaitu:

1. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lain dalam
organisasi, yang meliputi memberikan panduan, dorongan, dan motivasi.
2. Memahami lingkungan eksternal dan mampu bereaksi dengan tepat terhadap ancaman dan peluang,
termasuk dapat berhubungan secara ahli dengan orang-orang kunci di luar organisasi seperti
investor dan pelanggan.
3. Berperan penting dalam membentuk dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk, dan
layanan, serta terlibat dalam organisasi untuk menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan
pelayanan dan memandu organisasi menuju pencapaian visi.
4. Memiliki atau mengembangkan kemampuan untuk mengantisipasi masa depan dengan memahami
kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan sumber daya organisasi untuk menghadapi
perubahan.

Di era lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian seperti sekarang, setiap pemimpin dituntut untuk
mampu melakukan transformasi terlepas dari gaya kepemimpinan apa yang mereka anut. Pemimpin harus
mampu mengelola perubahan, termasuk mengubah budaya organisasi yang tidak lagi produktif. Pemimpin
juga harus memiliki visi yang jelas, mampu mengelola keragaman, dan mendorong proses pembelajaran
yang terus berlangsung karena dinamika perubahan lingkungan dan persaingan yang semakin ketat.

17. Gaya Kepemimpinan Situasional

Kepemimpinan situasional adalah teori kontingensi kepemimpinan yang berfokus pada


kesiapan/kematangan pengikut. Intinya, teori ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang efektif
bervariasi tergantung pada tingkat kesiapan pengikut.

Teori kepemimpinan situasional memandang bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak
terbaik. Kepemimpinan yang efektif harus disesuaikan dengan relevansi tugas, dan hampir semua pemimpin
yang sukses mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan mereka sesuai situasi.

Efektivitas kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh pengaruh terhadap individu dan kelompok,
tetapi juga tergantung pada tugas, pekerjaan, atau fungsi secara keseluruhan. Pendekatan kepemimpinan
situasional fokus pada fenomena kepemimpinan dalam situasi yang unik.

12
Dalam pandangan ini, seorang pemimpin yang efektif harus mampu menyesuaikan gayanya dengan
tuntutan situasi yang berubah-ubah. Teori kepemimpinan situasional berdasarkan pada dua konsep
fundamental: tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut dan gaya
kepemimpinan.

18. Kepemimpinan (Traits model of ledership)

Pada tahap awal, studi kepemimpinan cenderung memfokuskan pada karakteristik personal para
pemimpin, seperti kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam
bergaul, dan status sosial ekonomi mereka (Bass 1960, Stogdill 1974). Namun, terdapat perbedaan dalam
kategori faktor pribadi antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi,
status, dan situasi. Meskipun banyak studi yang menunjukkan hubungan positif antara karakteristik personal
dengan efektivitas kepemimpinan, hasil-hasil studi tersebut tidak konsisten dan tidak menunjukkan
signifikansi yang tinggi. Seiring berjalannya waktu, faktor-faktor personal yang melekat pada diri pemimpin
tidak lagi dianggap sebagai faktor dominan dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial mereka

19. Kepemimpinan Militeristik

Tipe pemimpin yang dijelaskan di atas sangat mirip dengan pemimpin otoriter yang bertindak sebagai
diktator terhadap anggota kelompok. Ciri-ciri tipe kepemimpinan militeristik antara lain:

(1) sangat mengandalkan sistem komando yang keras, sangat otoriter, kaku, dan seringkali tidak bijaksana,

(2) menuntut kepatuhan mutlak dari bawahan,

(3) menikmati formalitas yang berlebihan, upacara-upacara ritual, dan simbol keagungan,

(4) menjunjung disiplin yang tegas dan kaku dari bawahan,

(5) tidak menerima saran, usul, usul, dan kritik dari bawahan,

(6) melakukan komunikasi satu arah

13
C. Unsur – Unsur kepemimpinan

Berikut ini adalah beberapa unsur kepemimpinan yang umumnya diakui:

1. Visi dan arahan: Kepemimpinan melibatkan memiliki visi yang jelas tentang masa depan dan
arahan yang akan diambil untuk mencapainya. Seorang pemimpin harus mampu mengilhami dan
memotivasi orang lain dengan visi mereka yang menarik.
2. Komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik sangat penting dalam
kepemimpinan. Seorang pemimpin harus bisa menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif
kepada timnya, serta mampu mendengarkan dan memahami perspektif orang lain.
3. Kepercayaan: Kepercayaan adalah pondasi yang penting dalam hubungan antara pemimpin dan
anggota tim. Seorang pemimpin harus dapat membangun kepercayaan dengan menunjukkan
integritas, konsistensi, dan transparansi dalam tindakan dan kata-katanya.
4. Keteladanan: Seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik bagi anggota timnya. Mereka
harus menunjukkan sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang ingin mereka lihat dalam tim mereka.
Keteladanan adalah cara yang efektif untuk mempengaruhi dan menginspirasi orang lain.

5. Keterampilan kepemimpinan: Keterampilan kepemimpinan termasuk kemampuan mengelola


waktu, mengambil keputusan yang tepat, mengatasi konflik, memotivasi tim, dan mengembangkan
anggota tim. Seorang pemimpin harus menguasai keterampilan ini untuk mengelola tim secara
efektif.
6. Empati: Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan, kebutuhan, dan
kepentingan orang lain. Seorang pemimpin yang empatik dapat membangun hubungan yang kuat
dengan anggota timnya, memperhatikan kebutuhan mereka, dan memberikan dukungan yang
diperlukan.

7. Inovasi dan pengembangan: Seorang pemimpin harus dapat mendorong inovasi dan
pengembangan di dalam timnya. Mereka harus memfasilitasi ide-ide baru, menggalang sumber
daya yang diperlukan, dan mendorong anggota tim untuk mengambil risiko yang sehat dalam
mencapai tujuan.
8. Keberlanjutan: Kepemimpinan yang berkelanjutan melibatkan pandangan jangka panjang dan
perencanaan strategis. Seorang pemimpin harus mampu melihat gambaran besar, mengantisipasi
perubahan, dan mengarahkan tim menuju kesuksesan jangka panjang.

14
D. Fungsi – Fungsi Kepemimpinan

Ada fungsi-fungsi kepemimpinan yang idealnya dimiliki oleh seorang pemimpin, yakni sebagai
berikut.

1. Memimpin (Leading)
Fungsi pertama seorang pemimpin adalah memimpin, berkomunikasi, dan memotivasi anggotanya
untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan. Saat memimpin, seorang pemimpin wajib melakukan
pembagian tugas dan menentukan orang yang akan melakukan tugas tersebut.

Seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda dengan cara yang positif
untuk meningkatkan semangat para anggotanya.

2. Merencanakan (Planning)
Sebuah perencanaan yang baik dilakukan oleh seorang pemimpin untuk menentukan tujuan
perusahaan dan merancang langkah-langkah yang harus dilakukan ke depannya.

Hal ini biasanya terjadi saat sebuah perusahaan ingin meningkatkan penjualan dan eksistensinya di
mata orang banyak.

3. Mengorganisasi (Organizing)
Fungsi kepemimpinan berikutnya adalah mengorganisasi setelah semua perencanaan sudah
diselesaikan. Pemimpin akan menerapkannya untuk mencapai peningkatan dalam perusahaan.
Pemimpin akan mulai untuk menyelaraskan semua sumber daya yang ada untuk menyelesaikan
tugas atau proyek perusahaan.

Sebagai pemimpin, kamu akan memastikan sumber daya tersebut digunakan dengan efektif untuk
mengembangkan kinerja dari pegawai perusahaan.

4. Menyusun Staff (Staffing)


Staffing merupakan fungsi kepemimpinan yang bertugas untuk melakukan penyusunan anggota
dalam perusahaan. Setelah seorang pemimpin memahami tujuan dari perusahaan, ia dapat
memutuskan untuk menambah staf sesuai dengan kebutuhan.

15
Proses staffing dapat dilakukan dengan merekrut, memilih, dan melatih perkembangan mereka
untuk tetap berkontribusi dengan baik di perusahaan.

5. Mengendalikan (Controlling)
Tak hanya memimpin perusahaan, seorang pemimpin juga harus mengendalikan kontrol atau
pengawasan dalam perusahaan. Fungsi dari mengendalikan adalah untuk memastikan bahwa
pekerjaan sudah dilakukan sesuai dengan prosedur perusahaan.

Selain itu, seorang pemimpin juga berhak mengambil tindakan tertentu agar rencana bisa berjalan
di jalan yang benar.

16
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Seorang pemimpin yang berhasil harus memiliki beberapa kriteria tergantung pada sudut pandang
atau pendekatan yang digunakan, seperti kepribadiannya, keterampilannya, bakatnya, sifat-sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki. Hal ini sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan. Namun, tipe kepemimpinan tidak mutlak untuk diterapkan karena setiap jenis gaya
kepemimpinan memiliki keunggulan masing-masing.

Ada situasi atau keadaan tertentu di mana dibutuhkan gaya kepemimpinan otoriter, meskipun pada
umumnya gaya kepemimpinan yang demokratis lebih bermanfaat. Oleh karena itu, dalam aplikasinya, kita
perlu menyesuaikan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam keluarga, organisasi, atau perusahaan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang membutuhkan gaya kepemimpinan tertentu untuk mendapatkan
manfaat

Rahasia utama dari kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari
kekuasaannya atau kecerdasannya, tetapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu
berusaha untuk memperbaiki dirinya terlebih dahulu sebelum sibuk memperbaiki orang lain

SARAN

Penting sekali untuk memiliki jiwa kepemimpinan dalam diri setiap manusia. Jiwa kepemimpinan
perlu dipupuk dan dikembangkan, bahkan setidaknya untuk memimpin diri sendiri.

17
Daftar Pustaka

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5309/fproses_certod.htm

http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-

gayakepemimpinan/

http://beruangkaki5.blogspot.com/2012/06/klasifikasi-gaya-gaya-kepemimpinan.html

http://eciputra.com/berita-965-empat-macam-gaya-kepemimpinan.html

http://muhamadbahrululum.blogspot.com/2012/05/definisi-gaya-kepemimpinan.html

http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/

18

Anda mungkin juga menyukai