Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“KEPEMIMPINAN”

NAMA DOSEN:
1. Dr.Jan lengkong,M.kes,AIFO
2. Dr.Mesak A.S.F Rambitan,M.kes,AIFO

DISUSUN OLEH :
NAMA: GEOVANI GABRIEL PONTOH
NIM: 20 702 026
KELAS: A /4

UNIVERSITAAS NEGERI MANDO


FAKULTAS ILMU KEOLARAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN
REAKSI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul
”Pisikologi kepemimpinan” “makalah ini dibuat sebagai penunjang kegiatan
perkuliahan pada mata kuliah pisikologi Pendidikan jasmani. Terima kasih
yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada dosen mata kuliah yang telah
membimbing dalam pembuatan makalah dan tak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang telah memberi sumbangan
pemikiran dalam penyelesaian makalah ini.Kami menyadari, makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah kami.
Akhir kata semoga makalah ini dapat diterima dan dapat memberi manfaat bagi
pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
A.LatarBelakang................................................................................................
B.Rumusan Masalah..........................................................................................
C.Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Kepemimpinan ………………………………………………...


B.jenis -jenis kepemimpinan…………………………………………………
C.fungsi kepemimpinan dalam kelompok……………………………………
D.Teori-teori kepemimpinan dalaam kelompok………………………………

BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN……………………………………………………………..
B.SARAN……………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Masalah kepemimpinan merupakan masalah yang telah tua (Friedler, 1967). Sejak
manusia berkelompok di situ telah timbul masalah kepemimpina. Ini berarti bahwa
kepemimpinan menyangkut kelompok, dan orang yang mengambil pimpinan dalam
kelompok. Namun demikian kepemimpinan tidak hanya terlihat pada manusia, tetapi pada
kalangan hewanpun tampak juga masalah kepemimpinan ini.
Pada dunia hewan pemimpin akan selalu berjalan di depan dan memberikan arah kepada
yang dipimpinnya. Pada anak-anak akan terlihat siapa yang menonjol dalam perannya untuk
mengatur teman-temannya, dan itulah pimpinannya. Pada gang di kalangan remaja, mereka
juga mempunyai pemimpin sendiri dengan ciri-ciri tertentu. Pada dunia mahasiswa terdapat
tokoh-tokoh mahasiswa yang dianggap sebagai pemimpin dengan ciri-ciri tertentu pula.

B.       Rumusan Masalah
Makalah ini memuat tentang definisi dari kepemimpinan, menjelaskan jenis-jenis
kepemimpinan, fungsi kepemimpinan dalam kelompok, serta teori-teori kepemimpinan dalam
kelompok.
C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan jasmani
2.      Menjelaskan kepada pembaca tentang definisi dari kepemimpinan
3.      Menjelaskan mengenai jenis-jenis kepemimpinan
4.      Menjelaskan tentang fungsi kepemimpinan dalam kelompok
5.      Menjelasakan beberapa teori-teori kepemimpinan dalam kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
A.      PENGERTIAN KEPEMIPINAAN

Suatu hal yang wajar adanya beberapa pendapat para ahli mengenai kepemimipinan ini.
Hal tersebut antara lain disebabkan karena sudut pandang yang berbeda antara ahli satu
dengan ahli satu dengan ahli yang lain. Kemimpinan (Leadership) adalah kemampuan dari
seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin
atau pengikut-pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana
dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Kadangala dibedakan antara kepemimpinan sebagai
kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses sosial. Sebagai suatu proses sosial,
kepemimpinan meliputi segala tindaakan yang dilakukan seseorang atau sesuatu badan, yang
menyebabkan gerak dari masyarakat.
Kepemimpinan ada yang bersifat resmi (formal leadership) yaitu kepemimpinan yang
tersimpul di dalam suatu jabatan, dan ada pula kepemimpinan karena pengakuan dari
masyarakat akan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan. Suatu perbedaan
yang mencolok antara kepemimpinan yang resmi dengan yang tidak resmi (informal
leadership) adalah bahwa berada di atas landasan-landasan atau peraturan-peraturan resmi,
sehingga dengan demikian daya cakupnya agak terbatas juga. Kepemimpinan tidak resmi
mempunyai ruang lingkup tanpa batas-batas resmi, oleh karena kepemimpinan tersebut
didasarkan atas pengakuan dan kepercayaan masyarakat. Ukuran benar tidaknya
kepemimpinan tidak resmi terletak pada tujuan hasil pelaksanaan kepemimpinan tersebut
yang dianggap menguntungkan atau merugikan masyarakat. Walaupun seorang pemimpin
yang resmi tidak boleh menyimpang dari peraturan-peraturan resmi.
Ada beberapa defenisi tentang kepemimpinan yang satu sama lain dapat saling
melengkapi.
1.      Menurut Boring, Langeveld, dan Weld:
Kepemimpinan adalah hubungan dan individu terhadap bentuk suatu kelompok dengan
maksud untuk dapat menyelesaikan beberapa tujuan.
2.      Menurut George R. Terry:
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar dengan suka rela
bersedia menuju kenyataan tujuan bersama.

3.      Menurut H. Goidhamer dan E. A. Shils


Kepemimpinan adalah tindakan perilaku yang dapat mempengaruhi tingkah laku orang
lain yang dipimpinnya.
4.      Menurut  Ordeway Tead
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama menuju
pada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan.
5.      Menurut John Petivner
Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu
atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.
Kepemimpinan ditandai leh ciri-ciri kepribadian dimana di dalam suatu situasi yang
khusus mengambil peranan penting dalam usaha mencapai tujuan kelompok bersama-sama
dengan anggota yang lain. Ciri-ciri ini secara fungsional berhubungan dengan pencapaian
tujuan. Pemeliharaan serta memperkuat kelompok.
Dari beberapa perumusan yang berbeda-beda tersebut ternyata bahwa di dalam setiap
masalah kepemimpinan akan terdapat adanya tiga unsur:
1.      Unsur Manusia
Yaitu manusia sebagai pemimpin ataupun sebagai mereka yang dipimpin. Bagaimana
hubungan antara mereka itu didalam situasi kepemimpinan, bagaimana seorang pemimpin
dan syarat-syarat kepemimpinan itu tanp melukan bagaimana seharusnya memperlakukan
manusia itu sebagai manusia.
2.      Unsur sarana
Yaitu merupaka segala macam prinsip dan teknik kepemimpinan yang dipakai dalam
pelaksanaanya. Termasuk bekal pengetahuan dan pengalaman yang menyangkut masalah
manusia itu sendiri dan kelompok manusia. Dasar ilmu pengetahuan yang digunakan seperti
psikologi, sosiologi, menegemen dan lain sebagainya.
3.      Unsur tujuan
Yaitu merupakan sasaran akhir kearah mana kelompok manusia akan digerakkan untuk
menuju maksud tujuan tertentu. Ketiga unsur tersebut dalam pelaksanaannya selalu ada dan
terjalin erat satu sama lain. (Wiyono Hadikusumo, 1973). 

B.       JENIS-JENIS KEPEMIMPINAN

Klasifikasi pemimpin berdasarkan pada cara atau pendekatan yang dilakukan oleh
pemimpin, yaitu:
1.      Kepemimpinan Otoriter
Pemimpin ini menentukan segala-galanya. Semua aktivitas kelompok dijalankan atas
instruksi pemimpin. Pemimpin mengatur dan mendikte anggota. Anggota hanya sebagai
pelaksana perintah pemimpin. Anggota tidak pernah diberitahu tentang rencana-rencana yang
akan dilaksanakan oleh kelompok. Kedudukan pemimpin seolah-olah terpisah dari yang
dipimpin. Sebab pemimpin berhubungan dengan anggota hanya pada saat memberikan
instruksi atau perintah. Pemimpin tidak ikut serta dalam kegiatan kelompok.
Pemimpin otoriter menentukan kebijaksanaan kelompok, ia sendiri yang membuat
sebagian besar perencanaan, ia sendirilah yang secara penuh menentukan kegiatan kelompok,
mendikte kegiatan anggota serta pola antar hubungan anggota, membuat keputusan atas
hadiah dan hukuman bagi anggota. Oleh karena itu nasib setiap individu di dalam kelompok
berada di tangan pemimpin.
Ada berbagai cara untuk memperkuat dan melindungi status kepemimpinannya, antara
lain dengan mencegah anggota dari keikutsertaan dalam pencapaian tujuan kelompok,
mengontrol keterlibatan anggota menjadi tergantung, dan tujuan kelompok menjadi tidak
jelas.
2.      Kepemimpinan Demokratis
Pemimpinan menempatkan anggota sebagai kawan dan bukan sebagai orang yang
dipekerjakan. Tugas dan kewajiban dijalankan bersama-sama dengan pemimpin. Tanggung
jawab dibagi-bagi di antara semua anggota. Apabila ada kesalahan anggota, diperingatkan
dengan cara yang bijaksana.
Pemimpin demokratis berusaha menampilkan keterlibatan dan keikutsertaan yang
maksimum dari setiap anggota dalam kegiatan kelompok dan dalam menentukan tujuan
kelompok. Ia berusaha membagi tanggung jawab dengan anggotanya. Ia berusaha,
mendorong dan memperkuat hubungan antara individu seluruh kelompok. Ia juga berusaha
mengurangi ketegangan dan konflik dalam kelompok.
3.      Kepemimpinan Liberal
Pemimpin pasif, tidak berpatisipasi dengan kegiatan kelompo. Ia berada di luar
kelompok, pemimpin tidak memimpin tetapi melepaskan anggota-anggotanya. Sir William
Martin Conway mengadakan klasifikasi kepemimpinan berdasarkan atas peranan sosial yang
dibawakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Crowd Compeller
Ialah macam kepemimpinan yang dilakukan oleh seseorang yang mendapat panggilan
kewajiban untuk melaksanakannya.
b.      Crowd Representative
Kepemimpinan yang dilakukan bersifat sementara, yaitu selama masa pengangkatannya
untuk menduduki jabatan sebagai ketua kelompok. Dan kelompok itulah yang memilih dia
sebagai pemimpinnya.
c.       Crowd Exponent
Pemimpin semacam ini pada saatnya yang tepat dan diperlukan dapat menggerakkan massa
sedemikian hebat dan mengarahkannya pada sasaran tujuan yang dimaksud pula. Karena
pemimpin tersebut dapat menduga apa yang terasa dan yang menjadi keragu-raguan mereka,
kemudian dapat menggerakkannya sesuai dengan harapan yang sesungguhnya diinginkannya.
4.      Perkembangan Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telak terbentuk atau
sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentunya suatu kelompok
sosial seseorang atau beberapa orang di antara warga-warganya melakukan peranan yang
lebih aktif daripada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih
menonjol dari lain-lainnya.
Munculnya seorang pemimpin merupaka hasil dari suatu proses yang dinamis yang
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat tersebut muncul
seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok-kelompok tersebut akan mengalami
suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi adalah mungkin karena seorang individu
yang diharapkan akan menjadi pemimpin, ternyata tidak berhasil membuka jalan bagi
kelompok yang bersangkutan untuk mencapai tujuannya dan bahwa kebutuhan-kebutuhan
warganya tidak terpenuhi.
Sifat-sifat yang diisyaratkan bagi seorang pemimpin, tidaklah sama pada setiap
masyarakat, walaupun tidak jarang ada persamaan-persamaan di sana sini. Di kalangan
masyarakat Indonesia perihal sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin, antara
lain dapat dijumpai dalam apa yang merupakan tradisonal Indonesia, misalnya dalam “Astra
Brata”  yang merupakan kumpulan seloka dalam Ramayana, yang memuat ajaran Sri Rama
kepada Bharata, yaitu adiknya dari lain ibu.
Menurut Asta Brata, pada diri seorang raja berkumpul sifat-sifat dari delapan Dewa
yang masing-masing mempunyai kepribadian sendiri. Kedelapan sifat dan kepribadian itulah
yang harus dijalankan oleh seseorang raja (pemimpim) yang baik. Asta Brata dalam kakawin
Ramayana, terdiri dari sepuluh seloka, di mana seloka pertama dan kedua, pada pokoknya
berisikan hal-hal sebagai berikut:
a.         Bahwa Astra Brata merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
b.         Asta Brata memberikan kepastian bahwa seorang pemimpin yang menjalankannya, akan
mempunyai kekuasaan dan kewibawaan sehingga akan dapat menggerakan bawahannya.
Keadaan demikian dapat menghindari terjadinya krisis kepemimpinan. Krisis kepemimpinan
akan terjadi oleh karena pemimpin tidak berani untuk mengambil keputusan untuk bertindak
dan oleh karena dia tidak jujur.

C.      FUNGSI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK


Fungsi kepemimpinan adalah banyak dan bervariasi, tergantung dari problem pokok
yang akan dicapai oleh kelompok itu. Reven dan Rubin menyebutkan empat fungsi pemimpin
yaitu:
1.    Membantu menetapkan tujuan kelompok
Pemimpin adalah pembuat policy (policy maker) membantu kelompok dalam menetapkan
tujuan apa yang hendak dicapai. Kemudian merumuskan rencana kerja guna mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan. Sebagai pelaksana, pemimpin mengkoordinasi kegiatan-kegiatan
semua anggota kelompok sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2.    Memelihara kelompok
Selama perjalanan kegiatan kelompok, tidak dapat dielakkan terjadi ketidakcocokan di
antara anggota yang sering diikuti dengan ketegangan dan permusuhan. Pemimpin
diharapkan dapat meredakan ketegangan, perbedaan pendapat, dan secara umum menjaga
keharmonisan kelompok.
3.    Memberi simbol untuk identifikasi
Anggota kelompok suatu ketika memerlukan simbol dimana mereka dapat
mengidentifikasi dirinya seperti misalnya bendera, slogan atau simbol-simbol yang lain,
misalnya untuk gerak jalan dan sebagainya. Pemimpin itu sendiri kadang-kadan juga sebagai
simbol dan kelompoknya. Dengan mengidentifikasi dirinya  dengan pemimpinnya,
diharapkan dapat dijaga kesatuan kelompok.
4.    Mewakili kelompok terhadap kelompok lain
Pemimpin mewakili kelompok dalam hubungannya dengaan kelompok atau orang lain, ia
diharapkan dapat memecahkan problem dan ketegangan-ketegangan di antara kelompok dan
membantu kerja kelompok dengan kelompok lain terhadap tujuan umum.
Knech, Crutchfield, dan Ballachey menyebutkan fungsi pemimpin lebih kompleks lagi.
Fungsi itu adalah:
1.    Pemimpin adalah eksekutif
Peranan pemimpin yang nyata di dalam setiap kelompok adalah sebagai koordinator dan
kegiatan kelompok. Dalam hal ini biasanya pemimpin tidak mengerjakan pekerjaan
kelompok tetapi menugaskan kepada anggota kelompok yang lai, sedangkan pemimpin yang
mengkoordinirnya.
2.    Pemimpin sebagai perencana
Pemimpinlah yang menentukan rencana bagi kelompoknya. Perencanaan ini adalah sebagai
usaha mencapai tujuan kelompoknya.
3.    Pemimpin sebagai pembuat kebijaksanaan (policy-maker)
Salah satu fungsi yang paling penting dari pemimpin adalah menetapan tujuan kelompok dan
kebijaksanaannya.
4.    Pemimpin sebagai orang yang ahli (expert)
Pemimpin kerapkali sebagai sumber informasi dan kecakapan (skill)
5.    Pemimpin sebagai wakil kelompok untuk hubungan keluar
Ia biasanya mewakili kelompoknya untuk berhubungan dengan luar. Ia membawa suara
kelompoknya. Ia sebagai juru bicara (spokesmen) dari kelompoknya. Untuk itu ia harus dapat
menafsirkan kebutuhan kelompoknya secara tepat.
6.    Pemimpin sebagai pengawas hubungan di dalam kelompok
Ia harus menjaga hubungan antara anggota di dalam kelompok itu sebaik-bainya.
7.    Pemimpin sebagai orang yang memberikan hadiah dan hukuman
Pemimpin yang menentukan tindakan-tindakan yang perlu memperoleh hadiah dan hukuman.
8.    Pemimpin sebagai wasit (pelerai) dan perentara
Dalam mengahadapi konflik-konflik di dalam kelompoknya pemimpin bertindak sebagai
pelerai dan juga perantara, sehingga menghindarkan ketegangan-etegangan yang terjadi di
dalamnya.
9.    Pemimpin sebagai contoh (teladan)
10.  Pemimpin sebagai simbol dan kelompok.
11.    Pemimpin sebagai pengganti tanggung jawab individual (perorangan)
From (1941) menyatakan dalam tulisannya tentang adanya kecenderungan untuk
mendelegasikan atau mewakilkan tanggung jawabnya kepada pemimpinnya dalam beberapa
hal.
12.    Pemimpin sebagai ideologis
Kadang-kadang pemimpin sebagai orang yang mencetuskan idiologi dari kelompoknya, ia
harus menjaga sumber kepercayaan, nilai-nilai, serta norma daripada anggota kelompok.
13.    Pemimpin sebagai figur ayah
Dalam banyak hal pemimpin berfungsi sebagai ayah dari anggotaanya. Ia melindungi secara
emosional bagi anggotanya, tempat memperoleh rasa aman dan sebagainya.
14.    Pemimpin sebagai tempat menumpahkan segala kesalahan (scapegoat)
Hal ini sesuai dengan fungsi bahwasanya pemimpin adalah penanggung jawab dari
kelompoknya, sehingga kesalahan itupun, juga menjadi tanggung jawab pemimpin.
D.      TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK
Dalam kepemimpinan terdapat adanya beberapa teori. Bila dilihat dari teori kepribadian,
seseorang pemimpi dilahirkan dengan sifat-sifat kepemimpinannya. Namun sebaliknya bila
pandangan lebih menekankan kepada pengaruh lingkungan, maka pemimpin itu dibentuk
oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan akan memberikan pengaruh sedemikian rupa
hingga akan terbentuklah pemimpin itu.
Stogdill (1974) memberikan gambaran adanya berbagai-bagai macam pendapat atau teori
mengenai pemimpin dan kepemimpinan ini. Teori-teori tersebut adalah:
1.      Greatman Theory
Sementara ahli kena pengaruh pandangan Galton mengenai latr belakang keturunan dari
orang-orang besar (great man), dan mencoba menjelaskan masalah kepemimpinan dikaitkan
dengan keturunan. Kelompo teori ini mempelajari sifat-sifat yang menonjol dari para
pemimpin yang berhasil. Sifat-sifat apa yang dimiliki oleh pemipin tersebut dan kemudian
dikaitkan dengan latar belakang keturunan atau herediternya sebagai faktor pendukung.
Kelompok ahli ini menjurus pada teori traits of leadership.
2.      Environmental Theory
Pandangan ini menempatkan faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya pemimpin.
Keadaan lingkungan menstimulasi seseorang melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan persoalan-persoalan yang dihadapi pada waktu itu, sehingga keadaan ini
menimbulkan pemimpin tertentu. Pendapat atau teori ini tidak memperhatikan aspek-aspek
predisposisi yang ada pada diri seseorang, sehingga pandangan ini menimbulkan pendapat
bahwa pemimpin itu dibentuk oleh situasi atau keadaan pada waktu itu.
3.       Personal-situasion Theory
Westburg berpendapat bahwa dalam kepemimpinan mencakup baik sifat-sifat yang ada
dalam diri individu (the affective, intelektual, and action traits of the individual) maupun
kondisi dimana individu berada, atau lingungannya (the specific conditions under which the
individual operates). Dengan demikian akan jelas bahwa teori atau pangangan ini melihat
pemimpin merupakan hasil interaksi antara individu dengan kondisi atau situasi dimana
individu berada.
4.      Interaction-expectation Theory
Teori ini lebih melihat pada interaksi antara pemimpin dengan kelmpok yang dipimpin. Teori
ini lebih menitikberatkan dinamika interaksi antara pemimpin dengan yang dipimpin, dan
melalui interaksi ini dapat dijaring keinginan-keinginan atau harapan-harapan yang
dipimpinnya.
5.      Humanistic Theory
Pandangan atau teori ini lebih melihat pada fungsi kepemimpinan untuk mengatur individu
atau kelompok yang dipimpinnya, untuk merealisasikan motivasinya agar dapat bersama-
sama mencapai tujuannya. Oleh karena itu yang penting dalam teori ini ialah unsur organisasi
yang baik, dan dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kelompok yang dipimpinnya.
6.      Exchange Theory
Dengan interaksi diharapkan adanya saling harga-menghargai antara pemimpin dengan yang
dipimpin, sehingga pemimpin dengan yang dipimpin bersama-sama adanya kepuasan dalam
mencpai harapan-harapannya, tujuan atas dasar kebersamaan.

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Kemimpinan (Leadership) adalah kemampuan dari seseorang (yaitu pemimpin atau
leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya),
sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin
tersebut. Adapun jenis-jenis kepemimpinan yaitu: kepemimpinan otoriter, kepemimpinan
demokratis, kepemimpinan liberal, serta perkembangan kepemimpinan.
Dan fungsi dari kepemimpinan dalam kelompok yaitu, membantu menetapkan tujuan
kelompok, memelihara kelompok, memberi simbol untuk identifikasi, dan mewakili
kelompok terhadap kelompok lain. Dan yang terakhir teori-teori kepemimpinan dalam
kelompo antara lain: greatman theory, environmental theory, personal-situation thery,
interaction-expectation theory, humanistic theory, dan exchange theory.
B.       Saran
Penulis mengaharapkan semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberi manfaat
kepada pembaca terutama kita sebagai calon pendidik dan konselor dapat memahami
mengenai pengertian kepemimpinan, jenis-jenis kepemimpinan, fungsi-fungsi
kepemimpinan dalam kelmpok, serta teori-teori kepemimpinan dalam kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Bimo Walgito. (1999). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai