Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dakwah merupakan suatu proses mengajak manusia untuk ber amar maruf
nahi munkar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam berdakwah ada beberapa
aspek yang harus dipelajari dan dipahami agar selama proses dakwah berlangsung
antara dai dan madu mampu menyampaikan dan menerima dakwah dengan tepat
serta sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu yang harus di perhatikan adalah
aspek psikologi yang mengarah pada tingkah laku objek dakwah.
Dai yang berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan berdakwah perlu
memperhatikan sifat kepemimpinan karena dai yang bertindak sebagai pemimpin
untuk mengajak pengikutnya ikut serta dalam proses dakwah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian leadership atau kepemipinan?
2. Apa saja bentuk-bentuk kepemimpinan?
3. Bagaimana ciri-ciri kepemimpinan itu?
4. Bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh seorang pemimpin?
5. Apa yang di maksud dengan kepemimpinan dalam dakwah?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memahami pengertian leadership atau kepemimpinan
2. Mengetahui bentuk-bentuk kepemimpinan
3. Mengetahui ciri-ciri kepemimpinan
4. Mengetahui dan memahami kepemimpinan dalam dakwah

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LEADERSHIP
Setiap manusia adalah delegasi Allah SWT untuk menjadi pemimpin di bumi ini.
Seorang pemimpin yang akan mempertanggung jawabkan semua tugasnya dihadapan sang
Khaliq. Untuk itu diperlukan kepemimpinan atau leadership yang sesuai dengan tugas yang
di emban setiap individu.
Jika seorang pemimpin ingin menerapkan kepemimpinannya pada kelompok yang
dipimpinnya maka seorang pemimpin harus menemahami tipe watak secara psikologis agar
bisa menentukan tujuan yang ingin dicapai.
Leadership atau sering diterjemahkan dengan kata kepemimpinan, merupakan suatu
bentuk syarat adanya suatu kelompok atau oragnisasi. Kepemimpinan menjadi hal penting
dalam berbagai bidang kehidupan baik bidang usaha, politik, militer, negara dan kelompokkelompok lain.
Definisi kepemimpinan menurut para ahli :
1. Hubbert Bonner ; Leadership is then conceived as the product of the interaction
beetween the total personality of the leader and the dynamic social situation in which
he has his being
2. Carter dan Hampill ; kepemimpinan mengusahakan akan tindakannyq, mempelopori
struktur interaksi dari orang lain sebagai bagian dari proses pemecahan soal bersama
3. Drs. Ngalim Purwanto ; kepemimpinan adalah tindakan atau perbuatan diantara
perseorangan atau kelompok yang menyebabkan baik orang-seorang ataupun
kelompok maju kearah tujuan-tujuan tertentu.1
Dan dalam mendeskripsikan suatu kepemimipinan tak lepas dari beberapa variabel berikut
ini; Adanya seorang pemimpin, adanya kelompok yang dipimpin , adnya tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai, adanya aktivitas, adanya interaksi dan adanya otoritas.
Psikologi menyimpulkan bahwa leadership merupakan corak kemampuan manusia yang
dapat diperoleh melalui bakat, pendidikan, dan latihan2
Leadership atau kepemimpinan merupakan suatu sifat yang tidak bisa berdiri sendiri
dan ada beberapa faktor yang terus ikut yakni situasi, lingkungan, kelompok manusia yang
membutuhkan kepemimpinan, tugas dan sejumlah fungsi atu jabatan yang dipangku, peranan
yang harus dilakukan ddan lain sebagainya.3
Dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan adalah suatu bentuk proses seseorang (
pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain (pengikutnya) sehingga orang tersebut bertingkah
laku sebgaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

Slamet Santoso, Dinamika Kelompok. (Jakarta : Bumi Aksara, 2006) hal 44


Faizah dan Lalu Muhsin, Psikologi dakwah. (Jakarta :Kencana, 2006) hal 160
3
M. Arifin, Psikologi Dakwah. (Jakarta :Bumi Aksara, 2000) hal 87
2

Munculnya seorang pemimpin adalah hasil dari proses yang dinamis yang sesuai
dengan kebutuhan kelompok dan sifat-sifat yang disyaratkan bagi pemimpin disetiap
kehidupan tidak sama karena para pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang diharapkan
untuk mengatasi persoalan yang dihadapi.4
Aspek-aspek dalam suatu kepemimpinan :
1.
2.
3.
4.

Posisi sebagi pusat


Peranannya sebagi arah
Sebagai penggerak atau stimulator dari aktivitas atau kegiatan
Memberikan bentuk dalam kegiatan secara terarah dan jelas 5
B. BENTUK-BENTUK KEPEMIMPINAN

Ada beberapa bentuk kepemimpinan, sebagai berikut :


1. Kepemimpinan kharismatis :
Pemimpin yang di patuhi karena memiliki sifat-sifat yang luar biasa dan pada
umumnya para pengikutnya bertindak atas dasar perasaan-perasaan emosionil dan
merupakan suatu kewajiban moril
Contoh : Nabi-nabi
2. Kepemimpinan Tradisionil :
Kepemimpinan berdasarkan tradisi. Dasar hukum dari pemimpin ini bersumber dari
sejarah dan dilakukan secara turun temurun.
Contoh : raja-raja
3. Kepemimpinan rasionil :
Kepemimpinan yang didasarkan pada pertimbangan rasional. Dengan ciri-ciri
birokrasi dan jabatan yang bertingkat-tingkat serta norma-norma yang disusun secara
rasionial.
Contoh : kepala negara6
4. Kepemimpinan karena peraturan atau hukum
misalnya dikalangan masyarakat modern dimana hubungan antar manusia telah diatur
kedalam peraturan dan hukum yang diberlakukan dikalangan mereka7
menurut Karyadi, dalam pelaksanaan terciptanya tujuan seorang pemimpin ada beberapa
fungsi pemimpin yaknig :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Fungsi perencanaan
Fungsi memandang masa depan
Fungsi pengembang loyalitas
Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan rencana
Fungsi mengambil keputusan
Fungsi memberi anugerah8

Elly M.Setiadi, Pengantar Psikologi. (Jakarta : Kencana, 2010) hal 779


Bimo walgito, Psikologi Sosial. (Yogyakarta:ANDI, 2003 ) hal 89
6
Abu Ahmadi, psikologi sosial, (Jakarta: PT Bina ilmu, 1988) hal 65
7
M. Arifin, Psikologi Dakwah, hal 91
8
Hasan Bisri WD, Filsafat Dakwah, (Surabaya: Dakwah Digital Press, 2014)hal 86
5

C. CIRI-CIRI PEMIMPIN ( LEADER )


Pemimpin mempunyai peran aktif dalam segala macam masalah yang berkaitan
dengan kebutuhan anggotanya. Pemimpin harus berusaha agar kelompok yang ia pimpin
dapat mewujudkan tujuan suatu kelompok dalam kerjasama yang produktif, karena meskipun
tujuan anggota kelompok memiliki tujuan yang sama, namun mereka sering mempunyai
persepsi yang beda berkaitan keadaan kelompok dan tugas masing-masing.
Floy Ruch merumuskan tugas-tugas seorang pemimpin diantaranya;
a. Structuring the situation
Seorang pemimpin bertugas memberikan struktur yang jelas terhadap kondisi-kondisi
rumit yang dihadapi oleh kelompoknya (structuring the situation).
b. Controlling group behavior
Seorang pemimpin bertugas mengawasi dan menyalurkan tingkah laku kelompok
(controlling group-behavior).
c. Spokesman of the group
Seorang pemimpin harus menjadi speaker (ahli bicara kelompoknya)
Seorang pemimpin memerlukan kecakapan dan sifat tertentu yang harus dimiliki
seorang pemimpin. Berikut pendapat ahli tentang sifat yang harus dimiliki setiap pemimpin.
Ralph M. Stogdil dalam bukunya Personal Factor Associateded with Leadership yang dikutip
oleh James A. Lee dalam bukunya Management Theories and Prescriptions, menyatakan
bahwa seorang pemimipin harus memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a)
b)
c)
d)

Kapasitas, seperti kecerdasan, kemampuan dalam berbicara, kemampuan menilai


Prestasi, seperti gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
Tanggung jawab, seperti mandiri, tekun, ulet, mempunyai hasrat untuk unggul.
Partisipasi, seperti aktif, suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, dan punya rasa
humor

Kaum dinamika kelompok berpendapat tentang ciri-ciri yang harus dimiliki pemimpin:
a) Persepsi sosial adalah kecakapan untuk cepat memahami perasaan, sikap, kebutuhan
anggota kelompok
b) Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan dalam menafsirkan cenderung pada
kegiatan didalam dan luar kelompok berhubungan dengan realisasi tujuan kelompok.
c) Kestabilan emosi adalah kematangan emosi berdasarkan pada kesadaran tentang
kebutuhan, keinginan dan cita-cita secara nyata.
D.

PELBAGAI PENDEKATAN TERHADAP LEADERSHIP (KEPEMIMPINAN)

Selain melakukan penelitian melalui pendekatan sifat dan ciri kepribadian, para ahli
juga mengadakan penelitian melalui pendekatan-pendekatan sebgai berikut:
1. Pendekatan dari sudut pembawaan
Berdasarkan pendekatan diatas, Gordon Lippit mengemukakan sebagai berikut:
Leader are the great man who are born that who and make history (Pemimpin itu
adalah orang besar yang dilahirkan dan membuat sejarah. Dengan kata lain,
kepemimpinan itu tidak bisa dibentuk melalui pendidikan karena merupakan sifat dan
watak bawaan.

2. Pendekatan berdasarkan pada keadaan


Pendekatan ini menggunakan hipotesis bahwa tingkah laku seorang pemimipin dalam
suatu keadaan akan berbeda bila ia berada dalam keadaan lain. Melalui pendekatan ini
dapat disimpulkan bahwa diperlukan fleksibilitas dalam memilih pemimipin demikian
juga kepekaannya dan pendidikannya.
3. Pendekatan berdasarkan peranan fungsional
Pendekatan ini menyatakan bahwa kepemimpinan itu terjadi bila berbagai macam
tugas pekerjaan dapat dilaksanakan dan dipelihara dengan baik, serta fungsi atau tugas
tersebut dapat pula dilaksanakan oleh si terpimpin dengan jalan kerja sama.
4. Pendekatan berdasarkan gaya kepemimipinan
Menurut pendekatan ini, kepemimpinan dapat dibedakan menjadi:
a. Gaya authoritarian
Pada gaya authoritarian yang membuat keputusan adalah pemimpin. Pemimpin
menentukan segala kegiatan kelompok secara otoriter. Dialah yang memastikan
apa yang dilakukan kelompok, anggota kelompok tidak diajak untuk turut
menentukan langkah atau perencanaan kegiatan kelompok. Sikap pemimpin
otoriter tidak berinteraksi dengan anggota kelompoknya. Ia hanya saling
berhubungan ketika memberikan instruksi mengenai langkah kegiatan yang akan
dilakukan kelompok.
b. Gaya demokratis
Pemimpin dalam gaya demokratis mengajak anggota kelompok untuk menentukan
bersama tujuan kelompok serta perencanaan dengan musyawarah dan mufakat.
Pemimpin memberikan saran, penghargaan, dan kritik secara objektif dan positif.
Dengan demikian, pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
c. Gaya bebas
Pemimpin menjalankan peranan yang pasif, ia menyerahkan segala penentuan
tujuan dan kegiatan kelompok kepada anggota kelompok. Ia tidak mengambil
inisiatif apa pun dalam kegiatan kelompok, berada ditengah-tengah kelompok tapi
tidak berinteraksi dengan mereka9
Dalam pelaksanaan dakwah/penerangan agama kadang-kadang kepemimpinan itu
dapat berperan secara efektif bila dilakukan melalui kelembagaan yang mendukungnya, akan
tetapi tidak jarang kepemimpinan dapat efektif hanya karena dapat memenuhi harapan dari
masyarakat pengikutnya yang dilakukan secara pribadi.
Getzels dan E.G. Guba menunjukkan lebih lanjut bagaimana gaya hubungan
leadership-followership tersebut sampai kepada tujuan mengubah tingkah laku masyarakat
kepengikutan yang sekaligus juga mengubah tingkah laku kepemimpinan yang diperlukan
lihat gambar halaman 100;
Role Expectation
Leadership
Followership

Transactional

Social Behavior

Need-Disposition
9

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Pikologi Dakwah. Hal 169

Penjelasan:
1) Role Expectation: pengaharapan dari masyarakat kepengikutan kepada peranan
kepemimpinan.
2) Need-Disposition: kecenderungan pribadi manusia kepada pemenuhan kebutuhan.
3) Social-Behavior: tingkah laku pribadi dan sosial dalam masyarakat akibat proses
kepemimpinan-kepengikutan.
Dengan demikian maka seorang pemimpin yang berkualifikasi baik harus berperan
sebagai berikut:
a. Ia berperan membantu menciptakan suatu iklim sosial yang memungkinkan
kepada pengembangan kepribadian kelompok yang ciri-cirinya nampak dalam
perkembangan hidup demokratis dan yang memiliki rasa tanggung jawab
bersama.
b. Ia harus membantu agar kelompok dapat mengorganisasikan dirinya sendiri
dengan memberikan kejelasan tentang tujuan yang hendak dicapai serta kejelasan
tentang tugas masing-masing anggotanya dalam rangka mencapai tujuan tersebut.
c. Ia harus memberikan bantuan kepada kelompok tentang bagaimana melaksanakan
tugas hidup dalam kelompok secara baik dan tepat serta efisien.
d. Dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama pemimpin harus
mengikut sertakan anggota kelompok agar masing-masing merasa ikut
bertanggung jawab.
e. Pemimpin harus membantu anggota kelompok agar timbul dalam diri masingmasing kegairahan belajar tentang pengalaman-pengalaman dalam lingkungan
hidupnya. Kegairahan tersebut dapat diperbesar melalui latihan/praktek (dalam
dakwah misalnya latihan/praktek dibidang ubudiah atau dibidang muamalah yang
meliputi lapangan hidup yang dipilih.10
E. KEPEMIMPINAN DALAM DAKWAH


Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang
adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang
kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang
suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara
rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang
pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga
akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya
(diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya. (buchary, muslim)
Kepemimpinan dalam Islam bukan hanya merupakan suatu kedudukan yang harus
dibanggakan, tetapi lebih merupakan suatu tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap
orang, paling tidak untuk dirinya sendiri dan harus dipertanggung jawabkan di hadapan
manusia dan Allah. Karena itu, seorang pemimpin harus memberikan suri tauladan yang baik
10

M.Arifin, Psikolog Dakwah.hal 100

dalam perkataan mauoun perbuatan sebagai wujud dari rasa tanggung jawabnya. Seorang
pemimpin yang baik adalah yang mampu mengarahkan dan membentuk masyarakatnya
menjadi manusia-manusia yang berguna bagi dirinya dan orang lain.11
Betapapun pandai dan efisiennya seorang pemimpin dalam satu bidang teknis
(dakwah khususnya) harus memiliki keterampilan sosial untuk menjalin komunikasi human
dengan masyarakatnya. Maka masalah seleksi pemimpin paa zaman sekarang sangat teramat
sulit. Banak pemimpin di tanah air baik di eselon bawah maupun di eselon atas terheranheran dan sedih kebingungan, sebab banyak pemimpin yang semena-mena dan tidak disiplin.
Apa penyebab mereka berbuat sedemikian? Dan apakah yang mendorong mereka melakukan
perbuatan-perbuatan kurang susila tersebut? Inilah tugas pemimpin untuk berdakwah
merubah semuanya.12
Sebagai pemimpin dalam berdakwah, maka diperlukan kecakapan-kecakapan khusus
yang meliputi pengetahuan tentang hubungan antar manusia, kecakapan untuk mengadakan
komunikasi, serta kecakapan sosial dan kecakapan teknik lainnya. Melalui kecakapan dan
kemampuannya ini, kejelasa masalah dapat diketahuinya dengan sendirinya keterangan dalam
pembuatan rencana serta pembagian tugas akan semakin jelas pula. Dan inilah yang harus
sangat diperhatikan dan dimiliki oleh seorang pemimpin.13
Selain itu, pemimpin perlu memanusiakan manusia. Dia harus peduli dangan
bawahannya. Tapi dalam kenyataannya sangat sering seorang pemimpin bergaya seperti boss
berkuasa yang tidak menghormati peranan anggota (masyarakat) yang berada di strata
bawah. Bicaranya ketus, suka marah-marah pada bawahannya dan tidak mengapresiasi hasil
kerja bawahannya. Padahal, suksesnya seorang pemimpin sangat ditentukan oleh sukses kerja
dari bawahannya. Itulah sebabnya mengapa budaya luhur Indonesia selalu mengingatkan
pentingnya saling peduli dan saling belajar melalui silih asih, silih asah, dan silih asuh.14
Dalam segala bidang kehidupannya, manusia mempunyai tugas sebagai seorang
pemimpin, menjaga, memelihara, dan bertanggung jawab atas tugasnya baik terhadap Tuhan
maupun sesama manusia. Untuk memikiul tanggung jawab itu, setiap individu perlu memiliki
jiwa kepemimpinan sesuai yang dibutuhkan oleh tugas masing-masing. Bagi semua individu
tidaklah sama berat tanggung jawab yang harus dipikul karena adanya perbedaan tugas dan
kemampuan. Tuhan tidak membebani tugas seseorang kecuali menurut kemampuannya dan
baginya akan diberi pahala sesuai dengan yang telah dikerjakan. Juga dikenakan imbalan
siksa menurut pelanggaran yang dilakukannya.
Kepemimpinan dakwah adalah sifat dan ciri tingkah laku pemimpin yang
mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan daya kemampuan
seseorang atau kelompok guna mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain pemimpin dakwah adalah orng yang dapat menggerakkan orang lain yang ada disekirnya
untuk mengikutinya dalam proses mencapai tujuan dakwah. Seorang pemimpin dakwah harus
berusaha mengembangkan motif-motif dalam diri sasaran dakwah serta mengarahkan motimotiff tersebut kearah tujuan dakwah.
Seorang pemimpin dakwah harus memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri dinamis yang dapat
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain ke arah satu tujuan sehingga terciptalah suatu
11

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta : Prenada Media, 2006), hal. 169
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan. (Bandung : Rajawali Press, 1992), hal. 171
13
Pandji Anoraga , Psikologi Kepemimpinan. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1992), hal. 21
14
Djamaludin Ancok, Psikologi Kepemimpinan & Inovasi. (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2012), hal. 121
12

dinamika dikalangan pengikutnya yang terarah dan bertujuan. Selain ciri-ciri pemimpin
secara umum, Islam menggariskan ciri pemimpin yang paling esensial, yaitu keimanan dan
ketaatan kepada Allah.
Seorang Dai yang dalam masyarakatnya memiliki kedudukan sebagai pemimpin
perlu memperhatikan tipe-tipe kepemimpinan (gaya kepemimpinan) dan ciri-ciri pemimpin
agar dapat diterapkan dalam proses dakwah. Selain itu, misi dakwah akan dapat berhasil
dengan efektif bilamana Dai dapat bekerja sama dengan berbagai pola kepemimpinan yang
ada dalam masyarakat baik formal struktural dalam pemerintahan maupun informal
kultural.15
Sebagai daii yang berperan memimpin jalannya atau proses dakwah perlu
memperhatikan unsur- unsur yang terkait demi kesuksesan dan kelancaran dakwah. Dimana
tujuan yang hendak dicapai dalam dakwah harus jelas.
Dai hendaknya mengetahui dan menemahami tipe watak secara psikologis agar bisa
menentukan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, dai juga dituntut untuk berdakwah dengan
tutur kata yang lemah lembut serta akhlak yang baik agar dakwahnya bisa diterima oleh
madu secara terbuka. Sebagai seorang pemimpin dalam dakwah seorang dai juga harus
mempunyai kewibawaan yang kharismatik agar mempunyai daya tarik tersendiri yang khas.
Dakwah juga berarti upaya untuk merubah manusia ke arah yang lebih baik secara
individual maupun masyarakat mencakup semua aspek kehidupan : ekonomi, pendidikan,
kesehatan, sosial, hukum, politik, sains dan teknologi dan sudah tentu aspek agama. Untuk
melakukan semua itu bukanlah semata-mata tanggung jawab dai, namun para pemimpin
justru memiliki peran yang signifikan untuk melakukan perubahan masyarakat.
Rakyat yang lapar tidak akan kenyang hanya dengan ceramah, begitu pula seorang
guru yang gajinya tidak layak untuk hidup tidak akan efektif hanya diceramahi tentang ikhlas,
meskipun sifat itu sebenarnya menjadi modal profesionalitasnya. Oleh karena itu praktek
dakwah hendaknya diiringi dengan menebar keteladanan (uswah hasanah). Di sinilah
pemimpin memiliki peranan yang sangat penting.
Realitas menunjukkan bahwa keteladanan seorang dai, ustadz, mubaligh, gu, kyai
atau syekh sekarang ini belum cukup. Tetapi jika pemimpin juga ikut memberikan
keteladanan maka perubahan masyarakat menuju yang lebih baik mudah terjadi. Allah SWT
berfirman dalam surah Al-Ahzab : 21 yang artinya Sesungguhnya telah ada pada diri
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Rasulullah Saw adalah pemimpin dunia yang telah banyak memberikan contoh
teladan kepada para sahabat dan tentunya juga kepada umat Islam masa sekarang ini.
Rasulullah Saw selalu konsisten antara perkataan dan perbuatannya. Pemimpin yang
meneladani Rasulullah Muhammad Saw dalam ibadah, muamalah. Kemudian
menerangkannya dalam kepemimpinannya akan menjadi pemimpin yang bersih dari korup,
jujur, sabar, sederhana, dermawan dan merakyat. Justru itu menjadi mulia dalam pandangan
masyarakat seorang pemimpin tidak akan mendapatkan pengikut yang setia untuk membantu
menyelesaikan permasalahan-permasalahan masyarakat dan bangsa jika justru pemimpinnya
menjadi bagian dari permasalahan itu. Dalam arti sibuk dengan urusan pribadi dan
golongannya.
15

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, hal. 170-171

Kepedulian Dan Kecintaan Sosial


Kemudian perlu dimiliki seni memimpin dalam rangka mengajak manusia ke jalan
Allah yang didasari kepedulian dan kecintaan kepada masyarakat. Amru Khalid dalam
Romantika Yusuf: berpesan orang tidak akan simpatik kepada kita, kalau kita tidak
mencintai mereka, karena dakwah adalah cinta. Tataran dakwah ini disebut dakwah Lisan al
Hal (dakwah Bil Hal). Ini merupakan strategi dakwah yang sangat penting. Oleh karena itu
bagi seorang yang dianugerahi Allah menjadi pemimpin disemua tingkatan hendaklah
menunjukkan rasa cintanya kepada bawahannya dan rakyatnya. Menyapa mereka dengan
penuh perhatian dan cinta,member bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan
pertolongan diminta atau tidak.
Terlebih-lebih mereka yang berada di bawah garis kemiskinan, menyantuni mereka
dengan makanan dan pakaian maupun memberikan lapangan pekerjaan atau modal usaha.
Hal ini disebabkan sudah sering kita dengar sebagian dari saudara-saudara kita rela
mengorbankan akidahnya (murtad) hanya karena tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, termasuk biaya pendidikan. Pemimpin hendaknya juga mengunjungi sekolahsekolah dan madrasah-madrasah dan tunjukkan bahwa anda mencintai para pelajar sebagai
generasi penerus bangsa, memberdayakan guru-gurunya dengan memberikan tambahan
kesejahteraan dan peningkatan kualitas professional.
Memberantas Kemungkaran
Menyeru orang untuk berbuat kebajikan sangat mudah dilakukan apalagi dengan
katakata tetapi mencegah atau memberantas kemungakaran tidaklah semudah membalikkan
telapak tangan karena tindakan itu menyangkut kekuatan, kebijakan dan keuasaan.Pelaku
pelaku kemungkarannya pun terkadang teroganisir dengan baik. Dalam terminology Islam
kedua term itu disebut : Amar maruf Nahi Mungkar. Syekh Ibnu Taimiyah
mendefenisikan maruf sebagai segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dengan demikian menurutnya mungkar adalah kebalikannya yaitu semua yang dilarang oleh
Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian setiap perbuatan yang merusak atau menghilangkan
kesempurnaan diri manusia dan lingkungannya dikategorikan perbuatan mungkar yang
dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya seperti : minum minuman keras dan narkoba yang
merusak akal;perjudian, pencurian dan korupsi yang menghilangkan harta; pembunuhan yang
menghilangkan jiwa; perninahan yang merusak keturunan; syirik dan murtad yang merusak
agama dan illegal logging yang merusak lingkungan.
Dalam hubungan ini para pemimpin rakyat hendaknya punya komitmen memberantas
kemungkaran atau dakwah amar maruf nahi mungkar dengan kewenangan yang ada secara
melakukan juridis formal. Tindakan ini berkaitan dengan tanggungjawab kepemimpinan tidak
lain adalah pengambilan keputusan itu. Tidak boleh ada pemimpin yang bersikap
plinplan/tidak konsisten atau ragu-ragu. Dalam konteks kekinian nyali untuk memberantas
kemungkaran inilah yang akan menopangnya yang sudah disampaikan para dai, ustadz
maupun kyai karena memang mereka bukanlah orang-orang yang diberi hhak utuk
mengambil keputusan. Rasulullah Saw bersabda dari Abu Said Al-Khudry : Siapa diantara
kamu yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, kalau
tidak mampu dengan lisannya dan kalau tidak mampu juga dengan hatinya, yang demikian itu
adalah selemah-lemahnya iman. Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa yang dimaksud
merubah dengan tangan adalah kekuatan dan kekuasaan. Secara kasat mata tidaklah mungkin
kemungkaran yang terorganisir dapat dikalahkan oleh hanya satu kekuatan apalagi yang tidak
punya kekuasaan.
Pertama, Allah tidak akan membukakan pintu keberakahan (baca :peradaban bangsa)
yang bisa diperoleh dari langit maupun dari bumi karena pintu keberkahan itu hanya
9

akan diberikan kepada bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, sebagaimana
maksud Al-Quran surah Al-Araf : 96.
Kedua, Allah akan menurunkan azab secara merata yang akan menimpa siapa saja
baik pelaku-pelaku munkarat maupun yang ahli ibadah seperti tersebut dalam hadits
dari Abu Bakar Ash-Shiddiq Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya manusia bila
melihat kemungkaran lalu tidak mengubahnya maka Allah akan meratakan siksa
kepada mereka. (H.R. Abu Daud, Tarmidzi dan An-Nasai).
Ketiga, doa-doa yang kita panjatkan tidak akan dikabulkan oleh Allah SWT. Dari
Hudzaifah, Rasulullah Saw bersabda : Demi zat yang menggenggam diriku, engkau
lakukan amar maruf nahi mungkar atau Allah akan turunkan azab kepadamu lalu
engkau berdoa kepada-Nya tidak akan pernah dikabulkan. Dari uraian-uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya menurut ajaran Islam, seorang pemimpin
dengan kepemimpinannya juga mengemban tugas dakwah yakni mengemban amanah
Allah, rasul dan rakyat untuk memperbaiki dan merubah rakyat itu sendiri menuju
pada kedudukan yang bermartabat, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. 16

16

Suparta Munzir & Hefni Harjani (ed), Metode Dakwah, 2003. Jakarta: Kencana
10

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah suatu bentuk proses seseorang (pemimpin) untuk


mempengaruhi orang lain (pengikutnya) sehingga orang tersebut bertingkah laku sebgaimana
dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Ada beberapa bentuk dalam kepemimpinan yakni :
1.
2.
3.
4.

Kepemimpinan kharismatis
Kepemimpinan Tradisionil
Kepemimpinan Rasionil
Kepemimpinan karena peraturan atau hukum

Ciri-ciri seorang leader ( pemimpin) :


1. Persepsi sosial adalah kecakapan untuk cepat memahami perasaan, sikap, kebutuhan
anggota kelompok
2. Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan dalam menafsirkan cenderung pada
kegiatan didalam dan luar kelompok berhubungan dengan realisasi tujuan kelompok.
3. Kestabilan emosi adalah kematangan emosi berdasarkan pada kesadaran tentang
kebutuhan, keinginan dan cita-cita secara nyata.
Pendekatan-pendekatan terhadap kepemimpinan :
1.
2.
3.
4.

Pendekatan berdasarkan pembawaan


Pendekatan berdasarkan Keadaan
Pendekatan berdasarkan peranan fungsional
Pendekatan berdasarkan gaya kepemimpinan

Sebagai pemimpin dalam dakwah seharusnya dan memang perlu untuk memperdalam
kecakapan-kecakapan tertentu yang menunjang keberhasilan dalam proses dakwah.
Kepemimpinan dakwah adalah sifat dan ciri tingkah laku pemimpin yang
mengandung kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan daya kemampuan
seseorang atau kelompok guna mencapai tujuan dakwah yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain pemimpin dakwah adalah orng yang dapat menggerakkan orang lain yang ada disekirnya
untuk mengikutinya dalam proses mencapai tujuan dakwah. Keimanan dan ketaqwaa
terhadap Allah SWT merupakan ciri-ciri pemimpin yang dianggap ideal.
B.

SARAN
Penulis menyadari masih terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan
makalh ini, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan pembuatan makalah selanjutnya.

11

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,Abu. psikologi sosial. 1988. Jakarta: PT Bina ilmu.
Ancok,Djamaludin. Psikologi Kepemimpinan & Inovasi. 2012.Jakarta : Penerbit Erlangga.
Anoraga ,Pandji. Psikologi Kepemimpinan. 1992.Jakarta : PT Rineka Cipta.
Bisri, Hasan WD, Filsafat Dakwah. 2014.Surabaya: Dakwah Digital Press.
Faizah dan Lalu Muhsin, Psikologi Dakwah. 2006. Jakarta :Kencana
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. 1992. Bandung : Rajawali Press.
M. Arifin, Psikologi Dakwah. 2000. Jakarta :Bumi Aksara.
Munzir, Suparta & Hefni Harjani (ed), Metode Dakwah, 2003. Jakarta: Kencana
Santoso,Slamet. Dinamika Kelompok. 2006. Jakarta : Bumi Aksara.
Setiadi, Elly M., Pengantar Psikologi. 2010. Jakarta : Kencana
Walgito, Bimo. Psikologi Sosial. 2003 . Yogyakarta: ANDI.

12

Anda mungkin juga menyukai