DISUSUN OLEH :
NAMA : MUHAMMAD IQBAL
NIM : 05 51 024
DOSEN PEMBIMBING :
DRS. M. AMIN S, M.HUM
FAKULTAS DAKWAH
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
Pengertian Tabligh
Tabligh berasal dari kata بـلـغ – يـبـلـغ – تـبـلـغـاyang artinya menyampaikan. Maksudnya
adalah menyampaikan risalah berupa Al-Qur’an dan Al-Hadits. tabligh juga berarti
menyampaikan dengan terang dan jelas.
“Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu
(Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.”
(QS.An-Nahl : 82)
Tabligh merupakan salaha satu sikap yang wajib bagi para nabi dan rasul Allah,
sebagaimana tertera pada surat Al-Maidah ayat 67 yang berbunyi :
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Maidah : 67)
Menurut Departemen Agama, tabligh/penerangan adalah kegiatan menyampaikan
ajaran Islam yang dilakukan secara lisan dan atau tertulis maupun melalui suatu bunyi/isyarat,
seperti suara sirine, alarm, bedug, dan lain sebagainya, oleh seseorang atau beberapa orang
muballigh kepada masyarakat.
“Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka, Huud. Ia berkata: “Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Kamu hanyalah
mengada-adakan saja.”” (QS. Hud : 50)
Agar pesan yang disampaikan dapat dipahami, maka seorang muballigh harus
memiliki persyaratan berikut :
1. Memiliki pengetahuan agama yang luas, seperti aqidah, iman, dan mu’amalah.
2. Memiliki pengetahuan tentang masyarakat dan informasi umum.
3. Memiliki pengetahuan Al-Qur’an dan Hadits.
Kedudukan Tabligh
Perbedaan tabligh dengan dakwah terlihat dari sifatnya, dakwah cenderung bersifat
memaksa untuk berubah dari yang buruk kepada yang baik (amar ma’ruf nahi munkar). Dan
sedangkan tabligh hanya menyampaikan risalah guna diterima oleh komunikan. Adapun
pelaksanaan dakwah dan tabligh berjalan dalam satu sistem, yakni keterkaitan satu unsur
dengan unsur yang lain.
Unsur tabligh dalam pendekatan, penekanannya dalam bentuk hikmah/rahmat dan
persuasif. Sedangkan pendekatan dakwah sebagai suatu sistem di samping pendekatan tabligh
juga menekankan kepada perubahan yang bersifat keras atau lembut. Jelasnya kedudukan
tabligh berjalan dalam sistem dari kegiatan dakwah.
4. Hasil Ghazwul-Fikri
a. Ummat Islam menyimpang dari Al-Qur’an dan Hadits.
“Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an
itu sesuatu yang tidak diacuhkan.”” (QS. Al-Furqon : 30)
b. Minder dan rendah diri.
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-
orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 139)
c. Ikut-ikutan.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra’ : 36)
d. Terpecah-pecah.
“(Yaitu) orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan mereka.” (QS. Ar-Rum : 32)