DISUSUN OLEH:
Tungunedo Manalu
(3233131062)
KELAS : A Reguler
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Critical Book Review sebagai tugas dari mata kuliah
Kepemimpinan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Dosen mata
kuliah Kepemimpinan Bapak. Dr.Darwin Parlaungan Lubis , S.Si.,M.Si.yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa tulisan yang telah disusun masih jauh dari sempurna, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
program yang akan dijalankan kedepannya. Semoga program ini nantinya dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan kami pada khususnya sebagaimana yang diharapkan.
Tungunedo Manalu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ ..............................................iii
BAB 1 ................................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN .................................................................................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................xv
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada jaman modern sekarang ini kebanyakan para pemimpin tidak memperdulikan tugasnya sebagai
pemimpin, mereka kebanyakn mementingkan diri sendiri dan tidak memikirkan kehidupan rakyat. Dalam
kehidupan membutuhkan pemimpin yang bisa mengarahkan kita kearah yang lebih baik lagi.
Pemimpin harus berperan apabila ia menyadari peran serta tanggung jawab sebagai pemimpin. seorang
pemimpin yang baik itu harus memenuhi syarat sebagai seorang pemimpin yang memiliki kekuatan atau
energy, penguasan emosional, motivasi dengan pribadi yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah,
dan kekuatan dalam bekerja.
Seorang pemimpin itu harus dapat berkomunikasi dengan baik mampu menyampaikan ide, pendapat serta
keingan dengan baik kepada orang lain serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
Jadi kita sebagi generasi muda harus mengubah cara kepemimpinan yang dapat memberikan contoh yang
baik kepada generasi muda yang akan datang Dan kita sebagai generasi muda harus dapat melakukan
syarat- syarat sebagai seorang pemimpin yang baik supaya yang kita pimpin kondusif atau aman.
Manfaat CBR
• Untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan.
• Untuk mengetahui teori dan jenis-jenis gaya seorang pemimpin.
• Untuk mengetahui karakter apa yang dimiliki seorang pemimpin.
BAB II
PEMBAHASAN
Review Buku 1
• Judul buku : Kepemimpinan Budaya dan Organisasi dan Manajemen Strategik
• Pengarang : Prof.Dr.M.H Matondang ,SE,MA
• Penerbit : Graha Ilmu
• Tahun Terbit : 2008
• Halaman Buku :140
• ISBN : 978 - 979 - 756 - 400 -1
Review Buku 2
• Judul buku : Kepemimpinan dalam Organisasi “Edisi Ketujuh”
• Pengarang : Gary yukl
• Penerbit : Indeks
• Tahun terbit : 2015
• Halaman buku : 590
• ISBN : 978-0-13-242431-8
No SUBMATERI DESKRIPSI
1 1. Macam-macam teori 1) Teori Kepemimpinan Jalur-Sasaran
kepemimpinan Teori kepemimpinan jalur-sasaran telah
dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana
perilaku pemimpin memengaruhi kepuasan dan
kinerja bawahan. Dibangun menurut versi lebih
awal teori Evans (1970), House (1971)
memformulasikan versi yang lebih detail yang
menyertakan variabel situasi.
Menurut House "Fungsi motivasi dari pemimpin
terdiri dari imbalan pribadi yang makin
meningkat bagi para bawahan atas pencapaian
sasaran kerja dan membuat jalur agar imbalan
ini menjadi lebih mudah dijalani dengan
menjelaskannya, mengurangi hambatan dan
kesulitan, dan meningkatkan kesempatan untuk
kepuasan pribadi di sepanjang jalan." Pemimpin
juga memengaruhi kepuasan bawahan,
khususnya kepuasan terhadap pemimpin
3) pemimpin Spiritual
Kepemimpinan spiritual menggambarkan
bagaimana cara pemimpin meningkatkan moti-
vasi intrinsik pengikut dengan menciptakan
kondisi yang meningkatkan pemahaman mereka
tentang makna spiritual pekerjaanPopularitas
buku tentang spiritualitas di tempat kerja (misal,
Chappel, 1993; Fairholm, 1997) menyatakan
bahwa banyak orang mencari makna yang lebih
dalam pada pekerjaan mereka (Fry, 2003).
Beberapa jenis penelitian mengindikasikan
bahwa orang meng- hargai peluang untuk merasa
saling terkait dengan orang lain dalam komunitas
yang saling men- dukung dan terlibat secara
bersama dalam aktivitas yang bermakna (Duchon
& Plowman, 2005; Pfeffer, 2003)Integrasi
spiritualitas dengan pekerjaan adalah sulit
bahkan tidak mungkin dalam organisasi yang
mendorong atau meminta karyawan bertindak
dalam cara yang tidak konsisten dengan nilai
mereka (Mitroff & Denton, 1999). Konsistensi
antara nilai pribadi dan tujuan kerja adalah
penting bagi pemimpin dan juga bagi pengikut.
Fry (2003) menyatakan bahwa agama biasanya
melibatkan spiritualitas, tetapi spiritualitas tidak
membutuhkan agama untuk menjadi bermakna.
Teori kepemimpinan spiritual mencakup nilai
yang bisa ditemukan dalam beberapa wilayah
utama (Kriger & Seng, 2005), tetapi teori ini
tidak secara eksplisit mencakup aspek lain pada
agama iniKebingungan tentang perbedaan antara
spiritualitas dan agama mungkin merupakan
alasan utama mengapa teori kepemimpinan yang
paling awal tidak mencakup spiritualitas (Fry,
2003). Para pakar ingin menghindari segala
kontroversi tentang dukungan yang ada terhadap
agama yang satu dan yang lain.
4) Pemimpin otentik
Perilaku pemimpin otentik, termasuk nilai yang
mereka tunjukkan, konsisten dengan nilai aktual
mereka. Mereka tidak mencari posisi
kepemimpinan untuk memenuhi kebutuhan akan
penghormatan, status, dan kekuasaan, tetapi lebih
untuk mengekspresikan dan mewujudkan nilai
dan keyakinan mereka. Tindakan mereka sangat
ditentukan oleh nilai dan keyakinan, tidak oleh
keinginan untuk disukai dan dikagumi atau untuk
mempertahankan posisi mereka (misal, dipilih
ulang)Mereka tidak mematuhi harapan peran
yang tidak konsisten dengan apa yang mereka
percaya sebagai hal yang tepat dan perlu. Nilai
dan keyakinan mereka sangat terinternalisasi,
bukan sekadar refleksi dari norma sosial biasa
yang bisa diubah dengan mudah. Karena
pemimpin otentik dimotivasi oleh keinginan
untuk perbaikan diri dan verifikasi diri, mereka
kurang defensif dan lebih terbuka untuk belajar
dari umpan balik dan kesalahan.
4. Hal- hal lain yang 1) Gender
berkaitan dengan teori Banyak penelitian terdahulu tentang
dan gaya kepemimpinan perbedaan jender dalam perilaku
kepemimpinan me- libatkan perilaku tugas
dan hubungan. Eagly dan Johnson (1990)
melakukan metaanalisis atas studi jender
dengan para manajer dan menemukan tidak
ada perbedaan jender dalam penggunaan peri-
laku yang berorientasi tugas atau yang
mendukungnya. Tetapi, penelitian mereka
mendapati bahwa kepemimpinan partisipatif
sedikit lebih sering digunakan oleh perempuan
daripada oleh laki-laki. Dalam metaanalisis
berikutnya (Eagly, JohannesenSchmidt, & Van
Engen, 2003)perempuan agak lebih banyak
menggunakan perilaku kepemimpinan
transformasi daripada lakilaki, dan perbedaan
utama adalah pertimbangan individu, yang
mencakup perilaku yang mendukung dan
dukungan untuk mengembangkan keterampilan
dan keyakinan bawahan. Hasil tentang
kepemimpinan transaksi adalah campur aduk.
Perempuan agak lebih banyak mengguna- kan
perilaku imbalan yang tergantung lingkungan,
dan laki-laki menggunakan manajemen penge-
cualian dengan sedikit lebih pasif.
2) Keragaman
Keragaman dapat mengambil banyak bentuk,
yang mencakup perbedaan ras, identitas etnis,
usia, jender, pendidikan, tingkat sosioekonomi,
dan orientasi seksualJumlah keragaman tenaga
kerja makin meningkat di
Amerika Serikat (Miliken & Martins, 1996).
Makin banyak wanita yang memasuki pekerjaan
yang sebelumnya dipegang pria, jumlah pekerja
yang lebih tua juga meningkatdan ada lebih
banyak orang dari etnis, agama, dan latar
belakang ras yang berbeda. Meningkatnya
jumlah joint venture, merger, dan aliansi
strategi telah mengumpulkan orang dari jenis
organisasi dan budaya nasional yang berbeda.
Seperti yang dinyatakan dalam bab-bab
sebelumnya, keragaman menawarkan potensi
manfaat dan biaya bagi kelompok atau
organisasi tertentu (Cox & Blake, 1991; Kochan
et al., 2003; Milliken & Martins, 1996; Triandis
et al., 1994)Makin beragamnya perspektif
meningkat- kan kreativitas, dan pemanfaatan
penuh atas tenaga kerja yang beragam akan
meningkatkan jum- lah bakat yang tersedia
untuk memenuhi pekerjaan yang penting.
Namun, keragaman juga dapat mengakibatkan
makin banyaknya rasa tidak percaya dan
konflik, kepuasan yang lebih rendah, dan
pergantian karyawan yang lebih
tinggiOrganisasi tidak terlalu mungkin memiliki
nilai bersama dan komitmen anggota yang kuat
jika ada banyak anggota beragam yang terutama
diidentifikasikan menurut subkelompok mereka
sendiriJadi, mengelola keragaman itu
merupakan tanggung jawab
pemimpin yang penting tetapi sulit dalam abad
ke-21
3) Lintas budaya
Nilai dan tradisi budaya dapat memengaruhi
sikap dan perilaku manajer dalam sejumlah
cara yang berbeda (Adler, 1997; Fu & Yukl,
2000; House et al., 1997; Lord & Maher,
1991). Nilai ini kemungkinan diinternalisasi
(dihayati) oleh manajer yang tumbuh dalam
budaya tertentu, dan nilai ini akan
memengaruhi sikap dan perilaku mereka
dalam cara yang mungkin tidak disadari.
Tambahan lagi, nilai budaya dicerminkan ke
dalam norma sosial tentang cara orang saling
ber- hubungan. Norma budaya menyebutkan
bentuk perilaku kepemimpinan yang dapat
diterima dan dalam beberapa kasus dapat
dirumuskan sebagai hukum sosial yang
membatasi penggunaan kekuasaan untuk
memengaruhi keputusan dan tindakan orang
lainApa pun cara mereka meng-
internalisasikan nilai budaya tentang perilaku
memengaruhi, kebanyakan manajer akan
setuju dengan norma sosial mengenai perilaku
ini. Satu alasannya adalah bahwa
penyimpangan dari nor- ma sosial dapat
mengakibatkan berkurangnya rasa hormat dan
tekanan sosial dari anggota organi- sasi yang
lainnya. Alasan lain untuk mengikuti norma
sosial adalah bahwa penggunaan perilaku
yang tidak dapat diterima kemungkinan akan
mengurangi keefektifan perilaku itu
2. Simpulan dan Saran Seorang pemimpin adalah bagaimana pemimpin
mampu melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin
dengan karakter dan gaya mereka masing-masing,
serta teori yang sudah mereka pelajari untuk
mendukung arah kepemimpinan mereka dan sesuai
dengan yang diperlukan. Buku ini memiliki
informasi dan ilmu kepemimpinan dengan baik
tetapi tidak dengan jenis gaya kepemimpinannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
buku tersebut membahas topik tentang kepemimpinan. Buku tersebut kemungkinan
memberikan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman tentang jenis-jenis kepemimpinan, sifatsifat
yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, strategi dan metode yang dapat
digunakan dalam kepemimpinan, serta dampak dari kepemimpinan yang baik pada suatu
organisasi atau komunitas. Buku ini mungkin memberikan pembaca dengan panduan praktis dan
inspirasi dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka.
SARAN
Munggkin akan jauh lebih baik jika buku menggunakan kata kata sederhana,agar
memungkinkan pembaca mudah memahami dan membuat buku tersebut mudah dipahami
DAFTAR PUSTAKA
Matondang, M.H. 2008. Kepemimpinan Budaya dan Organisasi dan Manajemen Strategik.
Yogyakarta: Graha ilmu
Gary, Y. 2015. Kepemimpinan dalam Organisasi "Edisi Ketujuh". Jakarta: Indeks