Anda di halaman 1dari 15

A.

Judul Proposal

“Peran Shadow Teacher Dalam Penerapan Pendidikan Inklusif Di SD

Yima Bondowoso Tahun Pelajaran 2022-2023”

B. Latar Belakang

Kebijakan pemerintah dalam penuntasan Wajib Belajar Pendidikan

Dasar Sembilan Tahun disemangati oleh seruan internasional Education

For All (EFA) yang dikumandangkan oleh UNESCO sebagai kesepakatan

global hasil World Education Forum di Dakar, Sinegal Tahun 2000.

Seruan ini senafas dengan semangat jiwa pasal 31 Undang-Undang Dasar

1945 tentang hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan dan

pasal 32 dan UU nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

mengatur mengenai pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus

bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

Di Indonesia melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 002/U/1986 telah dirintis pengembangan sekolah

penyelenggaraan pendidikan inklusif yang melayani penuntasan wajib

belajar bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus. Selama ini

pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus lebih banyak diselenggaran

secara segregasi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dan Sekolah Dasar Luar

Biasa (SDLB). Sementara itu, lokasi SLB dan SDLB pada umumnya

berada di ibu kota kabupaten, padahal anak-anak berkebutuhan khusus

banyak tersebar hamper di seluruh daerah (Kecamatan/Desa). Akibatnya

1
sebagian anak berkebutuhan khusus tersebut tidak bersekolah karena

lokasi SLB dan SDLB yang jauh dari tempat tinggal nya.

Di sisi lain sekolah umum juga belum memiliki kesiapan untuk

menerima anak berkebutuhan khusus karena merasa tidak mampu untuk

memberikan layanan terbaik kepada peserta-peserta didik berkebutuhan

khusus di sekolahnya. Berbagai hambatan menghadang implementasi

pendidikan inklusif, antara lain lemahnya pemahaman konseptual warga

sekolah umum terhadap sistem pendidikan inklusif, kurang intennya

sosialisasi, dan kurangnya bahan bacaan untuk meningkatkan literasi

waarga sekolah tentang pendidikan inklusif.

Pendidikan Inklusif lahir berawal dari meningkatnya kesadaran

bahawa semua warga negara berhak untuk memperoleh layanan

pendidikan yang layak, pendidikan yang adil, dan pendidikan yang

bermutu dengan tanpa deskriminasi. Melalui sistem pendidikan inklusif

memungkinkan semua anak, termasuk yang memiliki keterbatasan dan

berkebutuhan khusus. Cikal bakal pendidikan inklusif di negeri ini

sebenarnya telah ada semenjak negeri ini mengenal pendidikan.

Pendidikan yang dilaksanakan di lembaga – lembaga keagmaan adalah

salah satu contoh penyelenggaraan pendidikan inklusif, dimana setiap anak

tanpa terkecuali dapat mengikuti pendidikan di lembaga tersebut.

Melalui pendidikan inklusif, sekolah – sekolah reguler dapat

melayani semua anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang mengikut sertakan

2
peserta didik berkebutuhan khusus atau anak-anak yang memiliki

keterbatasan untuk bersama-sama belajar di kelasyang sama dengan anak –

anak lainnya.

O’Neil (1995:7-11) menyatakan bahwa pendidikan inklusif sebagai

sistem layanan pendidikan mempersyaratkan agar semua anak berkelainan

di layani di sekolah-sekolah terdekat, dikelas reguler bersama-sama teman

seusianya. Melalui pendidikan inklusif, anak berkelainan di didik bersama-

sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya. model pendidikan ini berupaya memberikan kesempatan yang

sama kepada semua anak, termasuk anak tunanetra agar memperoleh

kesempatan belajar yang sama, mana semua anak memiliki akses yang

sama ke sumber-sumber belajar yang tersedia, dan sarana yang dibutuhkan

tunanetra dapat terpenuhi dengan baik. Maka tak berlebihan, jika sekolah

reguler dengan orientasi inklusi merpakan alat yang paling efektif untuk

memerangi sikap diskriminatif, menciptakan masyarakat yamg ramah,

membangun masyarakat yang inklusif dan mencapai “pendidikan bagi

semua” (education for all).

Tak banyak di kota Bondowoso khusunya untuk sekolah dasar

yang menerapkan pendidikan inklusif, hanya ada beberapa saja salah

satunya di SD Yima Bondowoso yang menerapkannya. Hal ini merupakan

penguat kualitas bagi SD Yima sendiri karena memiliki keistimewaan

khusus dalam proses penerapan pendidikannya dan pembelajarannya

berbeda dengan sekolah dasar lainnya tidak menerapkan pendidikan

3
inklusif. Maka dari itu sebagai penulis saya tertarik untuk meneliti

penerapan pendidikan yang ada di SD Yima Bondowoso dengan judul

“Peran Shadow Teacher Dalam Penerapan Pendidikan Inklusif Di SD

Yima Bondowoso Tahun Pelajaran 2022-2023”

C. Alasan Pemilihan Judul

1. Alasan Objektik

Peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan pendidikan

inklusif yang diterapkan di SD Yima Bondowoso.

2. Alasan Subjektif

a. Judul tersebut patut kami teliti karena pada saat ini jarang sekali

praktisi pendidikan yang meneliti.

b. Antara judul tersebut ada keterkaitannya dengan program studi

yang di tempuh.

D. Penegasan Judul

Sebelum penulis menguraikan penelitian ini lebih lanjut, terlebih

dahulu akan dijelaskan pengertian judul penelitian yaitu “Peran Shadow

Teacher Dalam Penerapan Pendidikan Inklusif Di SD Yima Bondowoso

Tahun Pelajaran 2022-2023”.

Adapun penjelasan istilah-istilah sebagai berikut :

a. Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif merupakan konsep pendidikan yang

merepresentasikan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan

keterbukaan dalam menerima anak berkebutuhan khusus untuk

4
memperoleh hak dasar mereka sebagai warga negara.

Pendidikan inklusif di definisikan sebagai konsep yang

menampung semua anak yang berkebutuhan khusus ataupun

anak yang memiliki kesulitan membaca dan menulis.

Kehadiran paradigm pendidikan inklusif dalam dunia

pendidikan formal seolah menjadi jawaban atas semboyan lama

“Pendidikan untuk semua”. Sebagaimana yang diketahui

bahwa pendidikan untuk semua menjadi awal pemikiran dalam

menjalankan sebuah layanan pendidikan yang tidak bersifat

deskriminatif terhadap siapapun termasuk pada anak

berkebutuhan khusus (ABK). Harus kita akui bersama bahwa

konsep pendidikan untuk semua, pada gilirannya dapat

mereformaasi kerikulum pendidikan nasional yang telah

dijalankan sesuai kebutuhan anak didik dalam menerima materi

pelajaran (Takdir,2020 : 25 ).

b. Shadow Teacher

Shadow Teacher adalah kata – kata yang peneliti dapatkan dari

salah satu guru yang pernah mengajar di SD Yima Bondowoso,

yakni seorang berhati malaikat yang membantu mendampingi

keberadaan anak ABK di sekolah, Shadow teacher lebih

dikenal sebagai guru pendamping, guru tersebut melakukan

tugas – tugas yang tidak mudah karena harus mendampingi

setai anak ABK beraktifitas (Ismail Ahmad,2019:136).

5
E. Rumusan Masalah

1. Pokok Masalah

Bagaimana Peran Shadow Teacher Dalam Penerapan Pendidikan

Inklusif Di SD Yima Bondowoso Tahun Pelajaran 2022-2023?

2. Sub Pokok Masalah

a. Bagaimana penerapan pendidikan inklusif yang diterapkan di SD

Yima Bondowoso ?

b. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar siswa ABK dan

siswa non ABK di dalam kelas ?

c. Bagaimana hasil dari penerapan pendidikan inklusif terhadap

siswa ABK dan siswa Non ABK ?

F. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Peran Shadow Teacher Dalam Penerapan Pendidikan

Inklusif Di SD Yima Bondowoso

a. Mengetahui penerapan pendidikan inklusif yang diterapkan di SD

Yima Bondowoso

b. Mengetahui proses kegiatan belajar mengajar siswa ABK dan

siswa non ABK di dalam kelas Untuk mengetahui hasil dari

penerapan pendidikan inklusif terhadap siswa ABK dan siswa Non

ABK

c. Mengetahui hasil dari penerapan pendidikan inklusif terhadap

siswa ABK dan siswa Non ABK

6
G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi STAI At Taqwa Bondowoso

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai perkembangan

ilmu pengetahuan dalam kajian keilmuan terutama dalam kajian

pendidikan islam dan dapat dijadikan sebagai rujukan bagi peneliti

selanjutnya untuk para mahasiswa.

2. Manfaat Bagi SD Yima Bondowoso

Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan refrensi untuk

pendidik dalam menerapkan pendidikan inklusif dengan baik.

3. Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai syarat untuk

memperoleh gelar sarjana di prodi pendidikan guru madrasah

ibtidaiyah

b. Untuk menambah wawasan dan pengalaman penelitian dalam

penulisan karya ilmiah

c. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk kedepannya ketika

sudah terjun ke lapangan

H. Asumsi dan Keterbatasan

Berdasarkan rumusan masalah di atas diperoleh hipotesis atau

asumsi yaitu untuk mengetahui penerapan pendidikan inklusif yang

diterapkan di SD Yima Bondowoso.

Adapun keterbatasan penelitian inti diuraikan dipenjelasan berikut ini

yaitu :

7
1. Objek penelitian

Objek penelitian untuk mengetahui peran shadow teacher dalam

penerapan pendidikan inklusif di SD Yima Bondowoso

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah Kepala sekolah SD Yima Bondowoso,

Guru wali kelas dan Guru pendamping ABK.

3. Masalah Penelitian

Masalah yang terjadi di lapangan yang akan diteliti dalam penelitian

ini adalah khususnya kepada guru pendamping ABK dan Wali kelas

dalam pembelajarann dengan penerapan inklusif di dalam kelas.

4. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap di SD Yima

Bondowoso

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SD Yima Bondowoso

I. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang

berlandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sempel

sumber data dilakukan secara purposive dan snawbaal, teknik

8
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan). Analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

pada generalisasi (Sugiono, 2017 : 15)

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dugunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian field research. Field research adalah penelitian lapangan

dimana peneliti terjun langsung ke tempat penelitian yang dimaksud

untuk memperoleh data (Sugiono, 2017 :43).

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di SD Yima Bondowoso yayasan al falah al

khairiyah kademangan Bondowoso, dimana sekolah ini sudah

menerapkan pendidikan Inklusif dalam pembelajaran.

Adapaun lokasi SD Yima sangat strategis dan mudah di jangkau,

sehingga mendukung penelitian untuk mengoptimalkan penelitiannya.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya sebagai

berikut :

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus di teliti, serta dilakukan guna peneliti

9
untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

(Sugiyono, 2016 : 231)

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan wawancara semi

struktur, karena dalam melaksanakan wawancara, peneliti

membawa pedoman tentang hal yang akan ditanyakan (Sugiono,

2016 : 232).

b. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai

ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu

wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu

berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada

orang, tetapi juga obyek- obyek alam yang lain (Sugiono, 2016 :

145).

Observasi merupakan suatu proses yang komplek,suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan

ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan

bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala – gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu

besar. Metode observasi yang dipilih adalah observasi non

partisipatif, hadir tetapi tidak terlibat. Peneliti datang di tempat

10
kegiatan yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

tersebut (Dja’an, 2014 :115).

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi biasanya berbentuk lisan, gambar dan karya-karya

monumental dari seseorang. Pengumpulan dokumen ini mungkin

dilakukan untuk mengecek kebenaran atau ketetapan informasi

yang di peroleh dengan melakukan wawancara mendalam

(Afrizal,2014 : 21).

5. Keabsahan Data

Penelitian ini menguji keabsahan datanya menggunakan triangulasi

sumber dan triangulasi teknik, yakni menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui berbagai

sember dan mengumpulkan data yang berbeda – beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiono, 2016 : 246).

6. Analisis Data

Analisis data dari hasil pengumpulan data merupakan tahapan yang

penting dalam menyelesaikan suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data

yang telah terkumpul tanpadianalisis menjadi tidak bernakna, tidak

berarti, menjadi data yang mati dan tidak berbunyi. Oleh karena itu,

analisis data iniuntuk memberi arti, makna dan nilai yang terkandung

dalam data.

11
Analisis data model Miles dan Huberman dalam buku Sugiono

menjelaskan bahawa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampaituntas,

sehingga datanya sudah jenuh, berikut aktivitas dalam analisis data

kualitatif (Sugiono, 2016 : 246)

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang jelas, memudahkan penelitian

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan

mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

menampilkan data. Teknik penyajian data dalam penelitian

kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk table, grafik dan

sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian data bisa dilakukan

dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar teori, flowchart,

dan sejenisnya. Dengan demikian yang paling digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data yaitu penarikankesimpulan

atau verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukaan pada tahap

12
awal, didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten saat

peneliti kembali ke lapangan saat pengumpulan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

J. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan digunakan untuk memberikan gambaran

secara global tentang isi penelitian ini dari tiap bab, sehingga akan

mempermudah dalam melakukan tinjauan terhadap isinya.

Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk

deskriptif naratif,bukan seperti daftar isi. Topik – topik yang hendak

dibahas disampaikan secara garis besar sehingga Nampak alur penelitian

yang akan dilakukan dari awal sampai akhir. Adapun sistematika

pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian,landasan teori,

metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : Tinjauan Teoritik, pada bab ini dipaparkan mengenai

pembahasan dan yang dikemas dalam kajian pustaka yang terdiri dari

penegasan judul yang meliputi : Penerapan pendidikan inklusf sebagai

peningkatan kualitas mutu sekolah dasar

BAB III : Laporan Penelitian, bab ini memuat laporan

hasilpenelitian, baik yang dihasilkan dari kegiatan observasi, interview,

13
maupun dalam bentuk dokumentasi lapangan yang berupa hasil penelitian

deskriptif.

BAB IV : Kesimpulan, merupakan bab terakhir yang berisi tentang

penutup yang meliputi kesimpulan, dan saran- saran dari hasil penelitian

yang diambil dari hasil penulisan mulai dari judulhingga proses

pengambilan kesimpulan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang

bersangkutan dalam peneliti.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariyah dan Cepi Tiratna.2005. Visionary Leadershif, Menuju Sekolah

Efektif. Jakarta : Bumi Aksara

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Dja’an. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alvabeta CV

Mohammad Takdir Ilahi.2020. Pendidikan Inklusif (Konsep dan Aplikasi ).

Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Sugiyono. 2016.Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif

Dan R&D). Bandung : Alfabeta.

15

Anda mungkin juga menyukai