Anda di halaman 1dari 104

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam

Pembangunan Nasional | 1
KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat Ramat-Nya modul
berjudul Potensi Produk Dalam Negeri Dalam Pembangunan Nasional
dapat diselesaikan. Terima kasih kami sampaikan atas peran masukan dari
berbagai pihak dan melalui pembahasan yang intensif dengan para
Widyaiswara lingkup Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ - LKPP.
Penyusunan modul “Potensi Produk Dalam Negeri Dalam
Pembangunan Nasional” digunakan untuk Pelatihan Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) berdasarkan pada Surat Tugas
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan PBJ Nomor:
19405/Pusdiklat/09/2021 tanggal 16 September 2021 tentang Tim
Penyusun Program Pelatihan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri (P3DN).
Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para peserta
pelatihan dalam mempelajari tentang produksi dan produk dalam negeri,
produsen dan perusahaan dalam negeri, perusahaan dalam negeri, peran
dan nilai tambah P3DN, keunggulan produksi dalam negeri, tantangan
produksi dalam negeri, dan roadmap pengembangan produksi dalam
negeri. Selanjutnya materi dimaksud dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran bagi peserta pelatihan agar mempunyai kesamaan
pemahaman. Penyusunan modul ini, mengacu diantaranya pada Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri dan
Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2021 tentang Perubahan Perpres
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
peraturan turunannya
Modul ini disusun oleh Hestri Rokayah dan Yosi Febriani, kami
sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
penyusun modul dan semua pihak yang memberikan sumbangsih
masukan konstruktifnya. Diharapkan modul ini dapat membantu para
peserta pelatihan dalam memahami potensi produk dalam negeri dalam
pembangunan nasional dalam upaya P3DN . Modul ini diharapkan menjadi

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | i
acuan bagi semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pelatihan
tersebut.
Masukan dan saran perbaikan dari berbagai pihak sangat
diperlukan untuk kesempurnaan penulisan modul. Demikian modul ini
dibuat semoga bermanfaat.

Jakarta, 31 Desember 2021

Kepala Pusat Pendidikan dan


Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa

Hardi Afriansyah

NIP. 196904212002121001

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL vii
A. Petunjuk Bagi Peserta vii
B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator vii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Deskripsi Singkat 2
C. Tujuan Pembelajaran 2
D. Materi Pokok dan Sub materi Pokok 3
BAB II 5
PRODUKSI DAN PRODUK DALAM NEGERI 5
A. Uraian Materi 5
1. Pengertian Produksi dan Produk Dalam Negeri 5
2. Contoh Produksi dan Produk Dalam Negeri 13
B. Latihan 14
C. Rangkuman 14
D. Evaluasi Materi Pokok 1 15
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 16
BAB III 18
PRODUSEN DAN PERUSAHAAN DALAM NEGERI 18
A. Uraian Materi 18
1. Produsen dan Perusahaan Jasa Dalam Negeri 18
2. Contoh Produsen dan Perusahaan Jasa Dalam Negeri 20
B. Latihan 21
C. Rangkuman 21
D. Evaluasi Materi Pokok 1 22
A. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 22
BAB IV 24
PERUSAHAAN DALAM NEGERI, NASIONAL DAN ASING 24

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | iii
A. Uraian Materi 24
1. Perusahaan Dalam Negeri, Nasional dan Asing 24
2. Ketentuan Perundangan terkait dengan Perusahaan Dalam Negeri,
Nasional dan Asing 26
B. Latihan 27
C. Rangkuman 27
D. Evaluasi Materi Pokok 1 28
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 30
BAB V 31
PERAN DAN NILAI TAMBAH PENGGUNAAN PRODUK DALAM
NEGERI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL 31
A. Uraian Materi 31
1. Peran dan Nilai Tambah Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional 31
2. Penggunaan Produksi dan Produk Dalam Negeri melalui PBJ 32
3. Contoh Produksi dan Produk Dalam Negeri yang dapat Digunakan
dalam PBJ 33
B. Latihan 34
C. Rangkuman 34
D. Evaluasi Materi Pokok 1 35
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 36
BAB VI 37
KEUNGGULAN PRODUK DALAM NEGERI 37
A. Uraian Materi 37
1. Manfaat Penggunaan Produk Dalam Negeri 37
2. Keunggulan Produk Dalam Negeri 39
3. Ketersediaan bahan Baku dan Kemampuan SDM yang Menunjang
Kualitas Produk Dalam Negeri 43
B. Latihan 50
C. Rangkuman 50
D. Evaluasi Materi Pokok 1 52
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 53
TANTANGAN PRODUKSI DALAM NEGERI 55
A. Uraian Materi 55
1. Tantangan Produksi Dalam Negeri 55

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | iv
2. Solusi yang dilakukan Pemerintah dalam Mengatasi Tantangan
Produksi Dalam Negeri 59
3. Contoh Keberhasilan dalam Mengatasi Tantangan Produksi Dalam
Negeri 60
B. Latihan 62
C. Rangkuman 62
D. Evaluasi Materi Pokok 1 64
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 65
BAB VIII 66
ROADMAP PENGEMBANGAN PRODUKSI DALAM NEGERI 66
A. Uraian Materi 66
1. Kemampuan dan Kapasitas Produksi Dalam Negeri 66
2. Konsep Umum Peta Panduan/Roadmap Pengembangan Produksi
Dalam Negeri 73
3. Contoh Roadmap Pengembangan Produksi Dalam Negeri 77
B. Latihan 81
C. Rangkuman 81
D. Evaluasi Materi Pokok 1 84
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 85
BAB IX 87
PENUTUP 87
A. Simpulan 87
B. Implikasi 87
C. Tindak Lanjut 87
KUNCI JAWABAN 88
DAFTAR PUSTAKA 90
GLOSARIUM 93

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 2 Kelompok barang produksi dalam negeri .................................................. 13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5. 2 Contoh Produk dalam Negeri pada E-Catalogue ................................ 34

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | vi
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Petunjuk Bagi Peserta


Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal bagi peserta,
maka modul ini digunakan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Peserta membaca dan memahami dengan seksama uraian-uraian
materi dalam modul ini. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta
dapat bertanya pada Widyaiswara/Fasilitator/Narasumber yang
mengampu kegiatan belajar.
2. Kerjakan setiap latihan dan evaluasi materi yang ada dalam
modul ini, untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang
telah dimiliki terhadap materi yang akan dibahas dalam kegiatan
belajar.
B. Petunjuk Bagi Widyaiswara/Fasilitator
Dalam setiap kegiatan belajar Widyaiswara/Fasilitator::
1. Membaca dan memahami isi modul ini.
2. Menyusun bahan ajar dan skenario pembelajaran untuk mata
pelatihan dalam modul ini.
3. Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
4. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap materi dalam modul.
5. Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar
6. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
7. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Presiden No.12 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (PBJP) adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah yang dibiayai oleh
APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan sampai
dengan serah terima hasil pekerjaan. Salah tujuan dari PBJP yaitu
meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, disamping itu pada
terdapat kewajiban menggunakan produk dalam negeri. Kewajiban
penggunaan produk dalam negeri dilakukan pada tahap perencanaan
pengadaan, persiapan pengadaan, atau pemilihan penyedia. Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri.
Salah satu unsur penting untuk mencapai tujuan PBJP tersebut
dan pemenuhan kewajiban penggunaan produk dalam negeri,
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang PBJP yang kompeten
dan profesional (berpengetahuan, terampil serta memiliki sikap mental
positif). Berangkat dari hal itu, maka Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pengadaan Barang/Jasa (Pusdiklat PBJ) LKPP menyusun Program
Pelatihan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Pada modul ini akan dijelaskan tentang potensi produk dalam negeri
dalam pembangunan nasional yang merupakan salah satu materi pada
Pelatihan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN),
dalam materi ini dibahas tentang produksi dan produk dalam negeri,
produsen dan perusahaan dalam negeri, perusahaan dalam negeri,
peran dan nilai tambah P3DN, keunggulan produksi dalam negeri,
tantangan produksi dalam negeri, dan roadmap pengembangan
produksi dalam negeri.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 1
B. Deskripsi Singkat
Materi potensi produk dalam negeri dalam pembangunan
nasional merupakan salah satu materi pada Pelatihan Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) yang dilakukan dengan
model pembelajaran blended learning. Model pembelajaran blended
learning ialah model pembelajaran untuk pelatihan yang menggunakan
penggabungan model pembelajaran berbasis online (e-learning) dan
tatap muka (classroom). Model pembelajaran ini mengharuskan
peserta belajar mandiri secara online dan juga peserta harus hadir di
kelas tatap muka (tatap muka klasikal atau tatap muka online untuk
pendalaman dan mengkonfirmasi materi dengan durasi pembelajaran
E-learning 1 JP dan untuk tatap muka 2 JP.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan tentang potensi produk dalam negeri dalam
pembangunan nasional
2. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran peserta diharapkan dapat menjelaskan
tentang:
a. Produksi dan produk dalam negeri
b. Produsen dan perusahaan dalam negeri
c. Perusahaan dalam negeri, nasional dan asing
d. Peran dan nilai tambah penggunaan produk dalam negeri
dalam pembangunan nasional
e. Keunggulan produk dalam negeri
f. Tantangan produksi dalam negeri
g. Roadmap pengembangan produksi dalam negeri

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 2
D. Materi Pokok dan Sub materi Pokok
Materi Pokok dan Sub materi Pokok pada Modul Potensi Produk
Dalam Negeri dalam Pembangunan Nasional adalah:
1. Produksi dan Produk Dalam Negeri
a. Pengertian Produksi dan Produk Dalam Negeri
b. Contoh Produksi dan Produk Dalam Negeri
2. Produsen dan Perusahaan Dalam Negeri
a. Produsen dan Perusahaan Jasa Dalam Negeri
b. Contoh Produsen dan Perusahaan Jasa Dalam Negeri
3. Perusahaan Dalam Negeri, Nasional dan Asing
a. Perusahaan Dalam Negeri, Nasional dan Asing
b. Ketentuan Perundangan Terkait Perusahaan Dalam Negeri,
Nasional dan Asing
4. Peran dan Nilai Tambah Penggunaan Produk dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional
a. Peran dan Nilai Tambah Penggunaan Produk Dalam Negeri
dalam Pembangunan Nasional
b. Penggunaan Produksi dan Produk Dalam Negeri melalui PBJ
c. Contoh Produksi dan Produk Dalam Negeri yang dapat
Digunakan dalam PBJ
d. Kewajiban produksi Dalam Negeri
5. Keunggulan Produk dalam Negeri
a. Manfaat Penggunaan Produk Dalam Negeri
b. Keunggulan Produk Dalam Negeri
c. Ketersediaan Bahan Baku dan Kemampuan SDM yang
Menunjang Kualitas Produk Dalam Negeri
6. Tantangan Produksi dalam Negeri
a. Tantangan Produksi Dalam Negeri
b. Solusi yang dilakukan Pemerintah dalam Mengatasi Tantangan
Produksi Dalam Negeri
c. Contoh Keberhasilan dalam Mengatasi Tantangan Produksi
Dalam Negeri

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 3
7. Roadmap Pengembangan Produksi Dalam Negeri
a. Kemampuan dan Kapasitas Produksi Dalam Negeri
b. Konsep Umum Roadmap Pengembangan Produksi Dalam
Negeri
c. Contoh Roadmap Pengembangan Produksi Dalam Negeri

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 4
BAB II
PRODUKSI DAN PRODUK DALAM NEGERI

Indikator keberhasilan; setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan


mampu memahami dan menjeaskan tentang produksi dan produk dalam
negeri

A. Uraian Materi
1. Pengertian Produksi dan Produk Dalam Negeri
a. Produksi
Produksi dalam artian umum adalah proses mengolah
sesuatu (input) untuk menghasilkan suatu barang atau jasa
(output). Dapat juga dikatakan produksi dilakukan dengan tujuan
menghasilkan/menciptakan atau menambah nilai guna suatu
barang atau jasa. Dengan kata lain, produksi tidak serta merta
menghasilkan barang saja, tetapi dapat juga berupa kegiatan
membuat atau menciptakan jasa pelayanan.
Jenis - jenis produksi antara lain:
1) Produksi Ekstratif
Produksi ekstraktif merupakan jenis produksi dengan cara
mengambil kekayaan alam yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia tanpa mengubah sifat maupun
bentuk barangnya. Contohnya kegiatan pertambangan.
2) Produksi Agraris
Produksi Agraris merupakan jenis produksi yang dilakukan
oleh perusahaan agraris. kegiatan produksi ini hampir sama
dengan produksi ekstraktif yaitu dengan mengolah kekayaan
alam menjadi barang jadi. Misalnya mengolah tanah
pertanian.
3) Produksi Industri
Produksi Industri merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan industri dalam mengolah bahan baku menjadi
barang jadi atau setengah jadi yang kemudian digunakan

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 5
untuk menunjang keperluan manusia. contohnya industri
makanan, obat obatan, industri mobil dan lain lain.
4) Produksi Perdagangan
Kegiatan yang dilakukan pada jenis industri ini berupa
penyaluran hasil produksi dari produsen kepada konsumen
dimana sebuah perusahaan melakukan aktivitas jual beli
sehingga terjadi perpindahan hak milik dari barang tersebut
5) Produksi Jasa
Produksi jasa merupakan jenis produksi yang yang
memberikan aktivitas pelayanan terhadap kebutuhan
masyarakat.
Jika dikaitkan dengan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa,
produksi dapat diartikan sebagai suatu proses mengolah
sesuatu untuk menciptakan dan/atau menambah daya guna
suatu barang atau jasa. Berdasarkan pengertian diatas,
produksi tidak hanya berlaku untuk barang tetapi juga berlaku
untuk jasa sehingga produk yang dihasilkan dari proses
produksi bisa berupa barang atau jasa.
b. Produk Dalam Negeri
Istilah produk dalam negeri sering sekali terdengar. Banyak
negara menganjurkan masyarakatnya untuk menggunakan
produk dalam negeri, termasuk Indonesia. Hal ini merupakan
salah satu upaya untuk mendorong bertumbuhnya
perekonomian negara. Penggunaan produk dalam negeri
menunjukkan kemampuan dan kemandirian perekonomian
bangsa sehingga dapat mengurangi penggunaan produk -
produk impor.
Produk dalam negeri berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri adalah
Barang dan Jasa, termasuk rancang bangun dan perekayasaan,
yang diproduksi atau dikerjakan oleh perusahaan yang
berinvestasi dan berproduksi di Indonesia, menggunakan

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 6
seluruh atau sebagian tenaga kerja warga negara Indonesia,
dan prosesnya menggunakan bahan baku atau komponen yang
seluruh atau sebagian berasal dari dalam negeri.
Dari pengertian diatas, memungkinkan kegiatan produksi
menggunakan komponen atau bahan baku yang berasal dari
luar negeri atau diimpor dan menggunakan alat serta tenaga
kerja warga negara indonesia. Setelah produk jadi makan dapat
dihitung Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
c. Bahan Baku Produksi
Berdasarkan pengertian produksi yang telah dibahas di
atas, untuk menghasilkan suatu produk maka diperlukan bahan
baku produksi. berikut beberapa pengertian bahan baku:
1) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): bahan baku
adalah bahan untuk diolah melalui proses produksi menjadi
barang jadi atau bahan kebutuhan pokok untuk membuat
sesuatu.
2) Menurut Sofian Assauri: bahan baku adalah seluruh bahan
produksi yang meliputi semua bahan yang digunakan dalam
dalam suatu perusahaan, kecuali berbagai macam bahan
yang secara fisik akan dijadikan satu dengan produk yang
dihasilkan dari suatu perusahaan.
3) Menurut Hanggana: Bahan baku adalah suatu bahan yang
berfungsi untuk menghasilkan barang jadi, bahan tersebut
akan saling terikat atau bahan produksi menjadi satu dengan
barang jadi. Sebuah perusahaan tidak bisa dilepaskan dari
bahan baku dan bahan penolong karena kedua bahan
tersebut sangat mempengaruhi proses produksi hingga hasil
produksi.
Bahan baku produksi berdasarkan Undang – Undang RI no.
3 Tahun 2014 tentang Perindustrian adalah bahan mentah,
barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 7
nilai ekonomi yang lebih tinggi. Bahan baku merupakan salah
satu unsur yang esensial dalam proses produksi untuk
kemudian diolah menjadi barang jadi atau setengah jadi atau
hanya menambah daya guna. Perusahaan yang
menyelenggarakan kegiatan produksi tentunya memerlukan
persediaan bahan baku. Tersedianya persediaan bahan baku
yang cukup diharapkan akan memperlancar kegiatan produksi
suatu perusahaan dan mencegah terjadinya kekurangan bahan
baku.
Jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan
Marwan Asri yaitu:
1) Bahan Baku Langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah bahan utama dalam proses
produksi yang sangat diperlukan oleh suatu perusahaan dan
terlihat secara langsung. Dengan adanya bahan baku
langsung, maka proses produksi akan berjalan dengan
lancar, sehingga barang jadi akan mudah untuk diproduksi.
2) Bahan Baku Tidak Langsung (indirect material)
Bahan baku tidak langsung adalah bahan yang dapat
membantu proses produksi, tetapi tidak secara langsung
terlihat di barang jadi yang dihasilkan dari suatu produksi.
Jika bahan baku langsung harus ada agar dapat
menjalankan proses produksi, maka bahan baku tidak
langsung tidak mesti ada dan suatu produksi tetap berjalan.
Dengan kata lain, ada atau tidak adanya bahan baku tidak
langsung, proses produksi akan tetap berjalan.
c. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan adalah tempat perusahaan melakukan
aktivitas fisik. Sedangkan tempat kedudukan perusahaan adalah
kantor pusat perusahaan. Menurut Alma (2003), lokasi adalah
tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan
melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 8
mementingkan segi ekonominya. Lokasi usaha yang tepat
sangat menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha di masa
yang akan datang. Kesalahan dalam memilih lokasi perusahaan
dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan, sehingga
penetuan lokasi perusahaan harus dilakukan dengan
pertimbangan yang baik.
Lokasi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan ilmu tata
ruang, yaitu:
1) Lokasi absolut, yaitu suatu tempat atau wilayah yang
lokasinya berkaitan dengan letak astronomis yaitu dengan
menggunakan garis lintang dan garis bujur, dan dapat
diketahui secara pasti dengan menggunakan peta. Lokasi
absolut suatu daerah tidak dapat berubah atau berganti
sesuai perubahan jaman tetapi bersifat tetap karena
berkaitan dengan bentuk bumi.
2) Lokasi relatif, suatu tempat atau wilayah yang berkaitan
dengan karakteristik tempat atau suatu wilayah,
karakteristik tempat yang bersangkutan sudah dapat
diabstraksikan lebih jauh. Lokasi relatif memberikan
gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan dan
kemajuan wilayah yang bersangkutan dibandingkan
dengan wilayah lainnya. Lokasi relatif dapat ditinjau dari
site dan situasi (situation). Site adalah semua sifat atau
karakter internal dari suatu daerah tertentu sedangkan
situasi adalah lokasi relatif dari tempat atau wilayah yang
bersangkutan yang berkaitan dengan sifat-sifat eksternal
suatu region
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih
lokasi perusahaan diantaranya:
1) Letak konsumen atau pasar, apakah lokasi perusahaan
dekat dengan daerah konsumen sehingga memudahkan
untuk mengetahui jika adanya perubahan selera

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 9
pasar/konsumen serta mengurangi biaya angkut atau
resiko kerusakan saat pengiriman barang.
2) Sumber bahan baku, penempatan lokasi usaha/pabrik
dekat dengan sumber bahan baku
3) Sumber tenaga kerja, beberapa hal terkait tenaga kerja
perlu dipertimbangkan seperti keahlian tenaga kerja,
tingkat upah, budaya hidup, mobilotas dan lain lain.
4) Pembuangan limbah industry, hal ini sangat penting karena
berhunbungan dengan keberlangsungan lingungan,
masyarakat dan juga keseimbangan habitat.
5) Akses, apakah lokasi mudah dijangkau atau mudah dilalui
6) Lalu lintas, apakah lokasi berada pada pusat kepadatan
atau kemacetan yang mana hal ini bisa menjadi salah satu
hambatan
7) Visibiltas, apakah lokasi dapat terlihat jelas dari jarak
pandang normal
8) Fasilitasi pabrik, karyawan, tempat parkir, apakah tersedia
tempat parker yang nyaman baik untuk kendaraan roda
dua maupun roda empat
9) Ekspansi, apakah tersedia tempat yang cukup luas jika
suatu hari diperlukan perluasan
10) Lingkungan, apakah lingkungan sekitar mendukung produk
yang ditawarkan
11) Persaingan, apakah terdapat pesaing di lokasi usaha yang
sama
12) Peraturan pemerintah, apakah ada peraturan tertentu yang
melarang suatu usaha pada lokasi tersebut.
Penentuan lokasi perusahaan memiliki berbagai tujuan
sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan, diantaranya:
1) Perusahaan Indusri
Lokasi perusahaan yang dekat dengan lokasi bahan baku
atau Gudang penyimpanan bahan dapat meminimumkan

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 10
biaya produksi. Lokasi perusahaan yang dekat dengan
pasar atau konsumen dapat meminimumkan biaya
pengiriman.
2) Perusahaan retail
Pemilihan lokasi yang tepat bagi perusahaan retail yang
mudah dijangkau konsumen dapat memungkinkan
terjadinya penjualan dalam jumlah banyak.
3) Lokasi Gudang
Lokasi Gudang yang dekat dengan lokasi pabrik dapat
menghemat waktu penyerahan barang serta juga
meminimalkan biata pengiriman.
d. Merek
Merek adalah salah satu hal yang penting bagi suatu
produk. Merek juga bisa dikatakan sebuah identitas dari suatu
produk sehingga lebih mudah dikenali dan dapat
membedakannya dari produk – produk lain yang serupa yang
dihasilkan oleh perusahaan lain. Menurut Phillip Kotler merek
adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf - huruf,
angka - angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur -
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan dan jasa. Sedangkan menurut Drr.
Buchori Alma, merek adalah tanda atau symbol yang
memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang
dapat berupa kata – kata, gambar atau kombinasi keduanya.
Berdasarkan Undang Undang No. 20 Tahun 2016 tentang
Merek dan Indikasi Geografis, merek adalah tanda yang dapat
ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata,
huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari
2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang
dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum
dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 11
Suatu tanda dapat dikategorikan menjadi suatu merek,
maka tanda tersebut harus dapat memenuhi beberapa unsur
yaitu:
1) Dapat direpresetasikan secara grafis, dapat berupa logo,
nama, kata huruf angka atau susunan angka.
2) Harus memiliki daya pembeda, artinya memiliki kekhasan
atau keunikan sebagai identitas asal produk untuk
membedakan dengan produksi jenis lain dipasar.
3) Digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Pemakaian merek berfungsi sebagai:
1) Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang
dihasilkan seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau
badan hukum lainnya;
2) Alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya
cukup dengan menyebut mereknya;
3) Jaminan atas mutu barangnya;
4) Penunjuk asal barang/jasa dihasilkan.
Suatu merek untuk dapat dilindungi harus didaftarkan di
DIrjen Kekayan Intelektual Kementerian Hukum dan Ham
Republik Indonesia. Jenis merek yang dilindungi dapat berupa
gambar, kata, huruf, logo, angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsur – unsur tersebut. Dalam perspekif yang
luas merek juga dapat melindungi bentuk produk, kemasan
produk, dan juga tanda berupa suara. Ha katas merek dapat
dialihkan pada pihak lain yang disebabkan oleh waris, hibah,
jual beli dan sebab – sebab lain yang diperbolehkan oleh
undang – undang. Dalam hal lisensi, hak katas merek tidak
dapat dialihkan, tapi pemilik merek dapat memberikan izin
kepada pihak lain untuk menggunakan merek tersebut dengan
imbalan royalti atau uang.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 12
2. Contoh Produksi dan Produk Dalam Negeri
Pemerintah telah melakukan pengelompokan atas jenis barang
dalam rangka inventarisasi produk dalam negeri. Kelompok barang
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1. 1 Kelompok barang produksi dalam negeri
No. Kelompok Barang
1. Bahan Penunjang Pertanian
2. Mesin dan Peralatan Pertanian
3. Mesin dan Peralatan Pertambangan
4. Mesin dan Peralatan Migas
5. Alat Berat, Konstruksi dan Material Handling
6. Mesin dan Peralatan Pabrik
7. Bahan Bangunan/Konstruksi
8. Logam dan Barang Logam
9. Bahan Kimia dan Barang Kimia
10. Peralatan Elektronika
11. Peralatan Kelistrikan
12. Peralatan Telekomunikasi
13. Alat Transport
14. Bahan dan Peralatan Kesehatan
15. Peralatan Laboratrorium
16. Komputer dan Peralatan Kantor
17. Pakaian dan Perlengkapan Kerja
18. Peralatan Olahraga dan Pendidikan
19. Sarana Pertahanan
20 Barang Lainnya
Untuk mengetahui secara lebih rinci jenis produk dalam negeri
dari masing – masing kelompok barang tersebut dapat mengunjungi
website http://tkdn.kemenperin.go.id/rekap.php.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 13
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
produksi dalam negeri. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta untuk
menjelaskan hal-hal di bawah ini:

1. Jelaskan pengertian produksi dan produk dalam negeri!


2. Jelaskan Bahan baku produksi berdasarkan Undang – Undang RI
no. 3 Tahun 2014!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lokasi perusahaan dan apa
saja jenis lokasi perusahaan!
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perusahaan
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan merek berdasarkan Undang
Undang No. 20 Tahun 2016 serta unsur apa saja yang harus
dipenuhi oleh suatu tanda untuk dikategorikan sebagai merek!
C. Rangkuman
Produksi dalam artian umum adalah proses mengolah sesuatu
(input) untuk menghasilkan suatu barang atau jasa (output). Jika
dikaitkan dengan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa, produksi dapat
diartikan sebagai suatu proses mengolah sesuatu untuk menciptakan
dan/atau menambah daya guna suatu barang atau jasa. Produk dalam
negeri berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2018 tentang
Pemberdayaan Industri adalah Barang dan Jasa, termasuk rancang
bangun dan perekayasaan, yang diproduksi atau dikerjakan oleh
perusahaan yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia,
menggunakan seluruh atau sebagian tenaga kerja warga negara
Indonesia, dan prosesnya menggunakan Bahan Baku atau komponen
yang seluruh atau sebagian berasal dari dalam negeri.
Bahan baku produksi berdasarkan Undang – Undang RI no. 3
Tahun 2014 tentang Perindustrian adalah bahan mentah, barang
setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang
lebih tinggi. Perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi
tentunya memerlukan persediaan bahan baku. Tersedianya persediaan

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 14
bahan baku yang cukup diharapkan akan memperlancar kegiatan
produksi suatu perusahaan dan mencegah terjadinya kekurangan
bahan baku.
lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat
perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa
yang mementingkan segi ekonominya. Lokasi usaha yang tepat sangat
menentukan keberhasilan dan kegagalan usaha di masa yang akan
datang. Penentuan lokasi perusahaan memiliki berbagai tujuan sesuai
dengan jenis usaha yang dijalankan. merek adalah tanda yang dapat
ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf,
angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga)
dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur
tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi
oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang
dan/atau jasa.
D. Evaluasi Materi Pokok 1
1. Proses mengolah sesuatu untuk menciptakan dan/atau menambah
daya guna suatu barang atau jasa adalah…
A. Produsen
B. Konsumsi
C. Produksi
D. Preparasi
2. Bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat
diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang
mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi adalah…
A. Bahan penunjang Produksi
B. Bahan Penolong
C. Bahan pokok produksi
D. Bahan Baku Produksi
3. Berikut adalah faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih
lokasi perusahaan diantaranya…
1) Letak konsumen atau pasar

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 15
2) Sumber bahan baku
3) Akses
4) Ketersedian pembuangan limbah industri
A. 1); 3): 4
B. 2); 3); 4)
C. Semua benar
D. Semua salah
4. Tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo,
nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua)
dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi
dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang
dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam
kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa adalah…
A. Logo
B. Ciri Khas
C. Karakter produk
D. Merek
5. Fungsi dari pemakaian merek adalah…
A. Alat promosi, sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup
dengan menyebut mereknya;
B. Jaminan atas mutu barangnya;
C. Semua benar
D. Semua Salah
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi pokok.

Rumus:

Tingkat Penguasaan =

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 16
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus!
Berarti Anda telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat
penguasaan anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi
materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda kuasai.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 17
BAB III
PRODUSEN DAN PERUSAHAAN DALAM NEGERI

Indikator keberhasilang: peserta diharapkan mampu menjelaskan tentang


Produsen dan Perusahaan Dalam negeri.

A. Uraian Materi
1. Produsen dan Perusahaan Jasa Dalam Negeri
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia Nomor 02/M-IND/PER/1/2014 tentang Pedoman
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, produsen adalah badan usaha atau orang
perseorangan yang kegiatan usahanya menghasilkan barang/jasa.
Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo menyebutkan bahwa
produsen merupakan individu atau badan usaha yang melakukan
kegiatan produksi barang atau jasa. Produsen bisa berasal dari
perorangan, perusahaan, badan usaha ataupun organisasi ekonomi
sejenisnya.
Produsen memiliki fungsi penting dalam ekomoni yaitu
memproduksi barang atau jasa untuk kemudian dijual dan
digunakan oleh konsumen. Selain itu produsen juga memilik peran
dalam penyerapan tenaga kerja. Tujuan dari produsen adalah
sebagai berikut;
a. Menciptakan dan meningkatkan nilai guna barang atau jasa
b. Menggerakkan roda pereonomian bangsa
c. Memenuhi kebutuhan konsumen
d. Membuka lapangan pekerjaan
e. Menambah kas dan devisa negara
Bentuk produsen adalah sebagai berikut:
a. Produsen Perseorangan merupakan produsen yang melakukan
kegiatan komersialnya sendiri. Walaupun dilakukan sendiri,
dalam prosesnya tetap membutuhkan tenaga kerja.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 18
b. Produsen Badan Usaha, aktifitas produksi dijalankan oleh badan
usaha, baik swasta maupun pemerintah.
Perusahaan jasa dalam negeri berdasarkan Peraturan
Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 02/M-
IND/PER/1/2014 tentang Pedoman Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
merupakan badan usaha yang menghasilkan jasa yang didirikan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku di
Indonesia serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan kepemilikan saham lebih dari
50% (lima puluh perseratus) oleh Badan Usaha Milik Negara,
Badan Usaha Milik Daerah dan/atau Perseorangan Warga Negara
Indonesia, yang memiliki hak suara, hak dividen, dan hak untuk
menentukan/menunjuk anggota dewan direksi dan/atau mengubah
anggaran dasar perusahaan, serta minimal 2/3 (dua per tiga) dari
jumlah keseluruhan direksi berwarga negara Indonesia. Menurut
KBBI Perusahaan jasa adalah perusahaan yang produk usahanya
berupa jasa (bukan barang).
Perusahaan jasa menghasilkan produk berupa jasa yang
tidak berwujud dengan tujuan memenuhi kebutuhan dari konsumen.
Berikut karakterstik perusahaan jasa:
a. Tidak adanya produk fisik
b. Jasa yang ditawarkan beragam/heterogeny
c. Tidak memiliki harga pokok produksi
d. Kegiatan produksi dan konsumsi bersamaan
e. Tidak ada persediaan barang.
Jenis transaksi pada perusahaan jasa meliputi
a. Investasi
Ketika membuat sebuah perusahaan jasa, Komponen yang
sangat penting pada saat akan membuka suatu usaha baru
adalah komponen modal. Modal diperoleh dari investasi yang

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 19
ditanamkan oleh investor dimana nilai investasi ini berkorelasi
dengan skala usaha yang akan dibuka.
b. Pembelian
Untuk dapat memberikan jasa dengan baik, perusahaan
tentunya perlu melakukan pembelian peralatan seperti mesin
cuci dalam jumlah yang tidak sedikit. Pembelian peralatan ini
bertujuan untuk berjalannya kegiatan operasional perusahaan
yang efektif dan efisien
c. Pendapatan
setiap perusahaan pasti ingin memperoleh pendapatan dan
keuntungan semaksimal mungkin. Namun untuk mencapai
sebuah tujuan tersebut, perusahaan akan berusaha
menyediakan jasa yang terbaik bagi para konsumen nya.
Pendapatan tersebut lah yang akan digunakan untuk kebutuhan
operasional perusahaan.
d. Pembayaran
Pembayaran dilakukan terhadap pengeluaran operasional usaha
seperti perlengakapan atau peralatan dan juga tenaga kerja.
e. Penerimaan piutang
Pemasukan suatu perusahaan tidak hanya dari pembayaran
langsung oleh konsumen, tetapi jga pemasukandaru segi
piutang. Piutang dapat ditemukan pada perusahaan yang
memberikan jasa yang sifatnya berlangganan
2. Contoh Produsen dan Perusahaan Jasa Dalam Negeri
Perusahaan jasa terbagi-bagi ke berbagai subsektor.
Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization
(WTO) mengklasifikasikan perusahaan jasa ke dalam beberapa
subsektor. Bursa Efek Iindonesia membagi klasifikasi perusahaan
jasa sebagai berikut:
a. Sektor jasa property, real estate, & building construction
contohnya: Waskita Karya Tbk, Wijaya Karya dan Adhi Karya
Tbk,

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 20
b. Sektor Jasa Insfrasturcture, utility dan transportation, contohnya
Garuda Indonesia, Jasa Marga dan Telekomunikasi Indonesia
c. Sektor jasa finance, contohnya BRI, BNI, Bank Mandiri dan lain
lain.
d. Sektor jasa trade, service dan investmen, contohnya Saratoga
Inverstama Sedaya, Agro Yasa Lestari dan lain – lain
B. Latihan
1. Jelasakan pengertian prdusen dan Perusahaan jasa dalam negeri!
2. Jelaskan tujuan dan bentuk produsen!
3. Jelaskan karakteristik perusahaan jasa!
C. Rangkuman
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia Nomor 02/M-IND/PER/1/2014 tentang Pedoman
Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, produsen adalah badan usaha atau orang
perseorangan yang kegiatan usahanya menghasilkan barang/jasa. Tri
Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo menyebutkan bahwa
produsen merupakan individu atau badan usaha yang melakukan
kegiatan produksi barang atau jasa. Produsen bisa berasal dari
perorangan, perusahaan, badan usaha ataupun organisasi ekonomi
sejenisnya.
Perusahaan jasa dalam negeri berdasarkan Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia Nomor 02/M-IND/PER/1/2014
tentang Pedoman Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah merupakan badan usaha
yang menghasilkan jasa yang didirikan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku di Indonesia serta bekerja dan
berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan kepemilikan saham lebih dari 50% (lima puluh perseratus) oleh
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan/atau
Perseorangan Warga Negara Indonesia, yang memiliki hak suara, hak
dividen, dan hak untuk menentukan/menunjuk anggota dewan direksi

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 21
dan/atau mengubah anggaran dasar perusahaan, serta minimal 2/3
(dua per tiga) dari jumlah keseluruhan direksi berwarga negara
Indonesia.

D. Evaluasi Materi Pokok 1


1. Fungsi utama produsen dalam ekonomi adalah…
A. Menciptakan dan meningkatkan nilai guna barang atau jasa
B. Memproduksi barang atau jasa untuk kemudian dijual dan
digunakan oleh konsumen
C. Menggerakkan roda pereonomian bangsa
D. Memenuhi kebutuhan konsumen
2. Badan usaha yang menghasilkan jasa yang didirikan sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku di Indonesia serta
bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan kepemilikan saham lebih dari 50% (lima
puluh perseratus) oleh Badan Usaha Milik Negara adalah…
A. Badan Usaha Sswasta
B. Badan Usaha Milik Negara
C. Perusahaan Jasa
D. Badan Usaha Swasta
3. Berikut ini yang bukan karakteristik perusahaan jasa adalah…
A. Memiliki produk fisik
B. Jasa yang ditawarkan beragam/heterogeny
C. Tidak memiliki harga pokok produksi
D. Kegiatan produksi dan konsumsi bersamaan
A. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi pokok.
Rumus:

Tingkat Penguasaan =

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 22
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus!


Berarti Anda telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat
penguasaan anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi
materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda kuasai.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 23
BAB IV
PERUSAHAAN DALAM NEGERI, NASIONAL DAN ASING

Indikator keberhasilan: peserta diharapkan mampu menjelaskan tentang


Perusahaan Dalam Negeri, Perusahaan Nasional dan Perusahaan Asing

A. Uraian Materi
1. Perusahaan Dalam Negeri, Nasional dan Asing
Menurut Undang-undang No 13 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6,
perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau
berbadan usaha saja, dimiliki oleh perseorangan, persekutuan atau
dimiliki badan hukum baik milik swasta maupun milik negara yang
memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain-lainnya.
Perusahaan dalam negeri adalah badan usaha milik negara
(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan Badan Usaha
Swasta yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50% (lima puluh
persen) dimiliki oleh Badan Usaha Miliki Negara, Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dan/atau Perseorangan Warga Negara Indonesia
yang memiiki hak suara dan didirikan sesuai peraturan perundang –
undangan serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dari pengertian tersebut perusahaan
dalam negeri memiliki 3 persyaratan yaitu:
a. Perusahaan yang berdiri di wilayah Indonesia berdasarkan
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Saham minimal 51% yang memiliki hak suara, hak dividen dan
hak kendali manajemen dari WNI BUMN, BUMD, Pemda dan
Negara.
c. Anggota direksi adalah WNI
Perusahaan nasional adalah perusahaan yang sekurang –
kurangnya 51% dari pada modal dalam negeri yang ditanam di
dalamnya dimiliki oleh Negara dan/atau, swasta nasional.
Perusahaan asing adalah perusahaan yang sebagian atau seluruh

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 24
modalnya dimiliki oleh negara (badan) asing dan/atau yang dalam
usahanya dan kenyataannya bertujuan memindahkan sebagian
atau seluruh keuntungannya ke luar negeri.
Jika dilihat dari mekanisme penanaman modalnya, maka
perusahaan dalam negeri dan perusahaan nasional tergolong pada
pada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sedangkan
perusahaan asing adalah Penanaman Modal Asing (PMA). PMDN
merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.
Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga Ngara
Indonesia, badan usaha Indonesia, Negara Republik Indonesia atau
Daerah. Sedangkan PMA adalah kegiatan menanam
modal untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
maupun yang berpatungan dengan penanam modal
dalam negeri. Penanam modal asing adalah perseorangan warga
negara asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah asing
yang melakukan penanaman modal di wilayah negara
Republik Indonesia.
Perbedaan PMDN dan PMA dapat dilihat dari:
a. Subjek penanaman modal
• PMDN, modal didapat dari WNI, badan usaha Indonesia,
negara Indonesia, atau daerah lain yang melakukan
penanaman modal di wilayah Indonesia.
• PMA mendapatkan modal dari warga negara asing, badan
usaha asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan
penanaman modal di wilayah Indonesia.
b. Sektor bidang usaha
Pemerintah Indonesia tidak menutup penanaman modal asing
untuk melakukan investasinya di berbagai sektor bidang usaha,

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 25
namun memberikan batasan-batasan tertentu seperti yang
tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 44
Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan
Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan di Bidang
Penanaman Modal. Penanaman modal asing wajib terbuka
untuk semua jenis usaha kecuali bidang usaha tertutup seperti
produksi senjata, mesiu, alat peledak, peralatan perang, dan
bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup
berdasarkan undang-undang
c. Sektor ketenagakerjaan
perusahaan PMA memiliki kewajiban untuk merekrut tenaga
kerja Indonesia sebagai prioritasnya. PMA wajib untuk
meningkatkan kompetensi tenaga kerjanya melalui berbagai
pelatihan guna meningkatkan kemampuan karyawan yang
bersangkutan.
2. Ketentuan Perundangan terkait dengan Perusahaan Dalam
Negeri, Nasional dan Asing
Ketentuan/peraturan mengenai penanaman modal di
Indonesia diawali dengan pemberlakuan UU No. 78 Tahun 1958
tentang Penanaman Modal Asing. Namun pada pelaksanaannya
mengalami hambatan. Kemudian diterbitkan UU No. 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing yang kemudian diubah dengan UU
No. 11 Tahun 1970 dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri yang kemudian diubah dengan UU No. 12
Tahun 1970. Sebagai Peraturan pelaksana dari ketentuan UU
tersebut diatur dalam beberapa peraturan yang seiring dengan
berjalannya waktu juga mengalami perubahan. Seiring dengan
berjalannya waktu dan untuk mendukung encapaian sasaran
pembangunan ekonomi nasional kemudian diterbitkanlah UU No. 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal sehingga UU No. 1 Tahun
1967 tentang Penanaman Modal Asing dan Undang Undang No. 11
Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing dan UU No. 6 Tahun

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 26
1968 Jo UU No. 12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri,dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
Peraturan perundangan yang berlaku yang mengatur
Penanaman Modal di Indonesia saat ini antara lain:
a. UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
b. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak
Penghasilan Untuk Penanaman Modal Di Bidang–Bidang Usaha
Tertentu dan/atau Di Daerah - Daerah Tertentu.
c. Peraturan Presiden No.`90 Tahun 2007 tentang Badan
Koordinasi Penanaman Modal.
d. Peraturan Presiden No. 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan
Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan
Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang
Pasar Modal.
e. Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang
Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka Dengan
Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal.
f. Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2007 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden No. 77 Tahun 2007 tentang Daftar
Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka
Dengan Persyaratan Di Bidang Penanaman Modal.
B. Latihan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perusahaan dalam negeri,
perusahaan nasional dan perusahaan asing!
2. Jelaskan 3 karakteristik perusahaan dalam negeri!
3. Jelaskan mekanisme permodalan pada perusahaan dalam negeri,
perusahaan nasional dan perusahaan asing!
4. Jelaskan regulasi yang mengatur tentang perusahaan dalam negeri,
perusahaan nasional dan perusahaan asing!
C. Rangkuman
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum
atau berbadan usaha saja, dimiliki oleh perseorangan, persekutuan

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 27
atau dimiliki badan hukum baik milik swasta maupun milik negara yang
memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan
dalam bentuk lain-lainnya. Perusahaan dalam negeri adalah badan
usaha milik negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan
Badan Usaha Swasta yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50% (lima
puluh persen) dimiliki oleh Badan Usaha Miliki Negara, Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) dan/atau Perseorangan Warga Negara Indonesia
yang memiiki hak suara dan didirikan sesuai peraturan perundang –
undangan serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Perusahaan nasional adalah perusahaan yang sekurang –
kurangnya 51% dari pada modal dalam negeri yang ditanam di
dalamnya dimiliki oleh Negara dan/atau, swasta nasional. Perusahaan
asing adalah perusahaan yang sebagian atau keseluruhan modalnya
dimiliki oleh negara (badan) asing dan/atau yang dalam usahanya dan
kenyataannya bertujuan untuk memindahkan sebagian atau seluruh
keuntungan keluar negeri. Jika dilihat dari mekanisme penanaman
modalnya, maka perusahaan dalam negeri dan perusahaan nasional
tergolong pada pada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
sedangkan perusahaan asing adalah Penanaman Modal Asing (PMA).

D. Evaluasi Materi Pokok 1


1. Badan usaha milik negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD), dan Badan Usaha Swasta yang kepemilikan sahamnya
lebih dari 50% (lima puluh persen) dimiliki oleh Badan Usaha Miliki
Negara, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan/atau Perseorangan
Warga Negara Indonesia yang memiiki hak suara dan didirikan
sesuai peraturan perundang – undangan serta bekerja dan
berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah
A. Perusahaan Asing
B. Perusahaan dalam negeri
C. Badan Usaha Milik Negara

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 28
D. Badan Usaha Milik Daerah
2. Perusahaan yang sekurang – kurangnya 51% dari pada modal
dalam negeri yang ditanam di dalamnya dimiliki oleh Negara
dan/atau, swasta nasional adalah…
A. Perusahaan Asing
B. Perusahaan dalam negeri
C. Badan Usaha Milik Negara
D. Perusahaan Nasional
3. Perusahaan yang sebagian atau keseluruhan modalnya dimiliki oleh
negara (badan) asing dan/atau yang dalam usahanya dan
kenyataannya bertujuan untuk memindahkan sebagian atau seluruh
keuntungan keluar negeri adalah…
A. Perusahaan Asing
B. Perusahaan dalam negeri
C. Badan Usaha Milik Negara
D. Perusahaan Nasional
4. Perseorangan warga Ngara Indonesia, badan usaha Indonesia,
Negara Republik Indonesia atau Daerah adalah…
A. Perusahaan Asing
B. Penanam modal dalam negeri
C. Perusahaan dalam negeri
A. Penanam modal asing
5. perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau
pemerintah asing
yang melakukan penanaman modal di wilayah negara
Republik Indonesia adalah
A. Perusahaan Asing
B. Penanam modal dalam negeri
C. Perusahaan dalam negeri
D. Penanam modal asing

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 29
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi pokok.
Rumus:

Tingkat Penguasaan =

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus!


Berarti Anda telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat
penguasaan anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi
materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda kuasai

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 30
BAB V
PERAN DAN NILAI TAMBAH PENGGUNAAN PRODUK DALAM
NEGERI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Indikator keberhasilan: Peserta diharapkan mampu menjelaskan peran dan


nilai tambah penggunaan produk dalam negeri dalam pembangunan
nasional

A. Uraian Materi
1. Peran dan Nilai Tambah Penggunaan Produk Dalam Negeri
dalam Pembangunan Nasional
Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
(P3DN) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong
masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri
dibandingkan barang impor. Sebagaimana yang telah diamanatkan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 untuk pemberdayaan industri
dalam negeri melalui peningkatan penggunaan produk dalam
negeri. Sektor industri menjadi penggerak perekonomian yang
menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih produktif,
sehingga dapat membuka kesempatan berusaha dan bekerja, serta
memiliki daya kekuatan untuk mempercepat pemerataan
pembangunan dan ketahanan nasional.
Perekonomian tidak hanya berjalan karena peran pengusaha
besar, tetapi juga para pelaku usaha kecil dan menengah. Peran
serta dari usaha – usaha tersebut bersinergi untuk menopang
perekonomian. Konsep Community Base Economic Development
(CED) dapat digunakan sebagai salah satu strategi dalam
meningkatkan peran serta dan partisipasi komunitas/masyarakat
dalam pembangunan nasional. Gagasan CED memprioritaskan
keterlibatan komunitas dalam kemitraan pembangunan ekonomi
antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun komunitas
lokal (local community) atau lingkungan sekitarnya (neighborhood).
Pemerintah juga mendorong peran industri kecil dan menengah
(IKM) untuk lebih produktif dan berdaya saning sehingga dapat

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 31
berperan serta mendukung program Peningkatan Penggunaan
Produksi Dalam Negeri (P3DN).
Salah satu upaya yang dilakukan dalam mendorong peran
serta IKM adalah dengan adanya inisiasi pemberian sertifikat TKDN
secara gratis kepada IKM bagi produk dengan nilai TKDN minimal
25% sehingga mendorong semua produk yang dihasilkan industri
dalam negeri dapat diserap melalui proses pengadaan barang/jasa,
baik melalui APBN maupun Anggaran BUMN/BUMD dengan
demikian diharapkan nantinya hal tersebut dapat membantu
membangkitkan sekaligus memicu pemulihan ekonomi nasional.
Jika dilihat dari data pertubuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) pada triwulan II Tahun 2021 terjadi kenaikan pasa sektor
industri pengolahan. Hal ini bisa menjadi harapan untuk
meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian nasional karena
konstribusi terbesar adalah dari sektor industri pengolahan.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, Industri Pengolahan
menjadi kontributor utama membaiknya penerimaan pajak sampai
dengan bulan Februari, tumbuh positif 3,32 persen (yoy). Hal ini
juga sejalan dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur
kembali naik diatas 50 sejak bulan September 2021 mengisyaratkan
pemulihan aktivitas manufaktur.
2. Penggunaan Produksi dan Produk Dalam Negeri melalui PBJ
Peningkatan penggunaan produk dalam negeri merupakan
salah satu tujuan pengadaan barang/jasa sebagaimana terdapat
pada Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021. Pada Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 2018 kewajiban penggunaan produk
dalam negeri dilakukan pada tahap prencanaan pengadaan dan
persiapan pengadaan atau pemilihan penyedia.
Pengguna Produk Dalam Negeri harus memberikan
informasi mengenai rencana kebutuhan tahunan meliputi spesifikasi
teknis, jumlah, harga, dan pelaksanaan pengadaan Barang/Jasa
Barang/Jasa yang akan digunakan. Informasi rencana kebutuhan

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 32
tahunan tersebut harus diumumkan melalui
media elektronik, media cetak, dan/atau melalui sistem informasi
Industri nasional. Penyusunan rencana kebutuhan tahunan
barang/jasa dilakukan dengan mempertimbangakan kemampuan
industri dalam negeri sesuai dengan daftar inventarisasi produk
dalam negeri yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian.
Penggunaan produk dalam negeri pada pengadaan
banrang/jasa diwajibkan apabila terdapat produk dalam negeri
dengan nilai penjumlahan TKDN dan BMP paling sedikit 40%. Nilai
TKDN dan BMP mengacu pada daftar inventarisasi barang/jasa
produksi dalam negeri yang diterbitkan oleh Kementerian
Perindustrian.
Strategi yang dapat dilakukan dalam peningkatan
penggunaan produk dalam negeri pada proses pengadaan
barang/jasa antara lain:
a. Pada tahap penyusunan anggaran oleh PA/KPA di K/L/PD perlu
dilakukan riset pasar terkait ketersediaan produk dalam negeri
untuk kemudian menginformasikan kepada pelaku usaha akan
kebutuhan pengadaan yang menggunakan produk dalam negeri.
b. Perlu adanya regulasi internal pada K/L/PD terkait kebijakan
penerapan penggunaan produk dalam negeri
c. Membuat spesifikasi Teknis/KAK yang pro pada produk dalam
negeri serta melakukan reviu Spesifikasi Teknis/KAK yang
memuat justifikasi jika terdapat pengadaan yang tidak
menggunakan produk dalam negeri
d. Strategi pemaketan dimana perlu mempertimbangkan
keberpihakan pada produk dalam negeri dan penyedia dalam
negeri

3. Contoh Produksi dan Produk Dalam Negeri yang dapat


Digunakan dalam PBJ
Contoh produk dalam negeri yang bisa digunakan pada
pengadaan barang/jasa dapat dilihat salah satunya melalui aplikasi

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 33
e-katalog. Pada aplikasi tersebut telah tersedia informasi produk
dengan pengelompokan sesuai dengan komoditas barang. Untuk
mengetahui apakah produk tersebut merupakan produk dalam
negeri bisa dengan menandai/melakukan centang pada bagian
PDN. Ilustrasi dapat dilihat pada gambar 5.1.

Gambar 5. 1 Contoh Produk dalam Negeri pada E-Catalogue

B. Latihan
1. Jelaskan peran penggunaan produk dalam negeri pada
pembangunan nasional!
2. Jelaskan penggunaan produk dalam negeri dalam PBJ dan berikan
contohnya!
C. Rangkuman
Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
(P3DN) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong
masyarakat agar lebih menggunakan produk dalam negeri
dibandingkan barang impor. Sebagaimana yang telah diamanatkan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 untuk pemberdayaan industri
dalam negeri melalui peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
Sektor industri menjadi penggerak perekonomian yang menjadikan
Indonesia sebagai negara yang lebih produktif, sehingga dapat
membuka kesempatan berusaha dan bekerja, serta memiliki daya
kekuatan untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan
ketahanan nasional.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 34
Pemerintah juga mendorong peran industri kecil dan menengah
(IKM) untuk lebih produktif dan berdaya saning sehingga dapat
berperan serta mendukung program Peningkatan Penggunaan
Produksi Dalam Negeri (P3DN). Salah satu upaya yang dilakukan
dalam mendorong peran serta IKM adalah dengan adanya inisiasi
pemberian sertifikat TKDN secara gratis kepada IKM bagi produk
dengan nilai TKDN minimal 25% sehingga mendorong semua produk
yang dihasilkan industri dalam negeri dapat diserap melalui proses
pengadaan barang/jasa, baik melalui APBN maupun Anggaran
BUMN/BUMD dengan demikian diharapkan nantinya hal tersebut dapat
membantu membangkitkan sekaligus memicu pemulihan ekonomi
nasional.
Penggunaan produk dalam negeri pada pengadaan
banrang/jasa diwajibkan apabila terdapat produk dalam negeri dengan
nilai penjumlahan TKDN dan BMP paling sedikit 40%. Nilai TKDN dan
BMP mengacu pada daftar inventarisasi barang/jasa produuksi dalam
negeri yang diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian.
D. Evaluasi Materi Pokok 1
1. Penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa
dilaksanakan pada tahap…
A. Analisa pasar
B. Penanda tanganan kontrak dan serah terima hasil
C. Perencanaan dan pelaksanaan
D. Pengawasan
2. Penyusunan rencana kebutuhan tahunan barang/jasa dilakukan
dengan mempertimbangakan kemampuan industri dalam negeri.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari…
A. Daftar inventarisasi produk dalam negeri yang diterbitkan oleh
Kementerian Perindustrian
B. Dokumen perencanaan
C. Dokumen KAK pengadaan
D. Laporan monev pengadaan barang/jasa

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 35
3. Penggunaan produk dalam negeri pada pengadaan banrang/jasa
diwajibkan apabila terdapat produk dalam negeri dengan nilai
penjumlahan TKDN dan BMP…
A. <25%
B. Paling sedikit 25%
C. >25%
D. Paling sediit 40%
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi pokok.
Rumus:

Tingkat Penguasaan =

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus!


Berarti Anda telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat
penguasaan anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi
materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda kuasai.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 36
BAB VI
KEUNGGULAN PRODUK DALAM NEGERI

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan manfaat penggunaan produk dalam negeri, keunggulan produk
dalam negeri dari segi harga dan rantai pasok, ketersediaan bahan baku, dan
SDM yang mendukung kualitas produk dalam negeri

A. Uraian Materi
Beberapa hal yang perlu diketahui terkait produk dalam negeri
diantaranya yaitu tentang manfaat penggunaan produk dalam negeri,
keunggulan produk dalam negeri dari segi harga dan rantai pasok,
dan/atau terkait dengan ketersediaan bahan baku dan kemampuan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang menunjang kualitas produk dalam
negeri.

1. Manfaat Penggunaan Produk Dalam Negeri


Manfaat penggunaan produk dalam negeri dapat dilihat dari segi
keuntungan ekonomis, keuntungan sosial, dan keuntungan lingkungan
hidup sebagai berikut:

a. Keuntungan Ekonomis

1) Menambah pendapatan negara, penjualan ke luar negeri atau


ekspor produk buatan Indonesia, akan meningkatkan pendapatan
dari negara kita. Pembayaran yang kita dapatkan dalam bentuk
dolar, secara otomatis akan ditukarkan ke mata uang negara,
yang menjadi cadangan manfaat devisa negara Indonesia.
2) Meningkatkan angka produksi dalam negeri dan mendukung
produk dalam negeri untuk bersaing ke pasar Internasional.
3) Mempromosikan Indonesia ke hadapan dunia, sehingga
memperluas pasar produk Indonesia.
4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
5) Memperbanyak jumlah investasi negara.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 37
6) Meningkat otomatis lapangan kerja meningkat, pendapatan rakyat
juga meningkat bahkan produk yang ditawarkan juga pastinya
lebih murah dan perekonomian Indonesia akan membaik.
b. Keuntungan Sosial
1) Menunjukkan rasa cinta terhadap tanah air. Dengan
menggunakan produk-produk dalam negeri, akan
memperlihatkan rasa cinta dan syukur terhadap negara
Indonesia.
2) Menjaga nama baik bangsa. Menggunakan produk buatan dalam
negeri dapat terus melindungi nama baik bangsa Indonesia di
mata dunia Internasional.
3) Menunjukkan rasa cinta terhadap produk Indonesia. Dengan
memakai produk buatan negeri sendiri, bisa membuktikan bahwa
kita sebagai warga negara yang baik sangat mencintai dan
menyukai produk-produk buatan dalam negeri.
4) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan produk-
produk dalam negeri, bisa memberikan kesejahteraan pada
kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan oleh
lapangan pekerjaan yang sehingga masyarakat bisa mempunyai
penghasilan yang layak.
5) Mengurangi tingkat kemiskinan dan kriminalitas. Saat banyaknya
lapangan pekerjaan oleh meningkatnya daya jual produk, juga
akan mempengaruhi kemiskinan dan kriminalitas. Banyaknya
masyarakat miskin dan kriminal didorang oleh sedikitnya
lapangan pekerjaan.
6) Mempererat hubungan Internasional

c. Keuntungan Lingkungan Hidup

1) Meningkatkan kualitas produksi. Produsen akan berpikir untuk


meningkatkan kualitas produksi dari produk mereka, agar
memiliki daya jual yang jauh lebih tinggi lagi;

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 38
2) Manfaat sumber daya alam bagi kehidupan akan sangat
maksimal.; dll.

2. Keunggulan Produk Dalam Negeri


Keunggulan produk dalam negeri dapat terlihat diantaranya dari
harga dan rantai pasok. Uraian lebih detail sebagai berikut:

a. Harga
Harga menurut Jerome Mc Cartgy (dalam Marius P, Angipora, 2002)
adalah apa yang dibebankan untuk sesuatu, sedangkan menurut Philip
Kotler, harga adalah sejumlah nilai atau uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa untuk jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat harga yang telah menjadi faktor penting yang
mempengaruhi pilihan pembeli. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga
merupakan jumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa.
Pada suatu barang/jasa yang tak kalah pentingnya terdapat harga pokok
produksi. Menurut Mulyadi (dalam Syahrir, Syahriani, 2020 : 28) harga
pokok produksi adalah total biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Sedangkan menurut
Bustami dan Nurlela (dalam Syahrir, Syahriani, 2020: 28) pengertian harga
pokok produksi dinyatakan sebagai kumpulan biaya produksi yang terdiri
dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurangi
persediaan produk dalam proses akhir.
Sehingga dapat disimpulkan dari teori-teori yang ada bahwa harga
pokok produksi merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual di
pasaran. Menurut carter (dalam Syahrir, Syahriani, 2020 : 29) menyatakan
bahwa unsur-unsur harga pokok produksi yaitu:
1) Biaya bahan baku langsung
Biaya bahan baku langsung adalah semua biaya bahan baku yang
membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara
eksplisit dalam perhitungan biaya produk.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 39
2) Tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan
konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan
secara layak keproduk tertentu.
3) Biaya overhead pabrik
Biaya overhead disebut juga overhead manufaktur, beban
manufaktur, atau beban yang terdiri atas semua biaya manufaktur yang
tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik
biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung.
Tentang harga pun, khususnya yang berkaitan dengan pengunaan
produk dalam negeri terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
2018 tentang Pemberdayaan Industri pada pasal 44 tentang industri
strategis dinyatakan bahwa dalam penguasaannya dikuasai oleh negara
salah satunya dilakukan melalui pengaturan produksi, distribusi, dan harga.
Industri strategis sendiri terdiri atas industri yang:
1) Memenuhi kebutuhan yang penting bagi kesejahteraan rakyat atau
menguasai hajat hidup orang banyak;
2) Meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber daya alam
strategis; dan/atau
3) Mempunyai kaitan dengan kepentingan pertahanan serta keamanan
negara.
Pengaturan produksi, distribusi, dan harga dilakukan dalam rangka
memelihara stabilitas ekonomi nasional dan ketahanan nasional.
Pengaturan tersebut dilakukan paling sedikit melalui penetapan jumlah
produksi, distribusi, dan harga produk. Selain pada produk Industri
Strategis penetapan jumlah produksi, distribusi, dan harga produk juga
diberlakukan terhadap produk yang terkait dengan kebutuhan masyarakat
yang hanya diproduksi oleh industri strategis. Perusahaan industri strategis
wajib melaporkan rencana dan realisasi produksi, kebutuhan dan stok
bahan baku, distribusi, dan harga produk kepada Menteri Perindustrian
setiap 6 (enam) bulan dan/ata sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 40
Pengawasan pun perlu dilakukan paling sedikit atas penetapan
industri strategis sebagai obyek vital nasional dan distribusi produk.
Pengawasan dilakukan terhadap status kepemilikan, pelaksanaan
kebijakan, legalitas perizinan, kegiatan produksi, distribusi, dan penetapan
harga produk dari industri strategis. Peningkatan Penggunaan Produk
Dalam Negeri (P3DN) mampu membangun kepercayaan atas kekuatan
bangsa sendiri, mampu menghasilkan produk yang berkualitas
internasional dengan harga yang kompetitif, dan waktu penyerahan serta
jumlah yang memadai, sehingga semakin meningkatkan kecintaan dan
kebanggaan akan Produk Dalam Negeri dan mampu mewujudkan mimpi
untuk menjadi negara industri yang tangguh, mandiri, berdaya saing
internasional.
Pada pembahasan harga yang tidak kalah pentingnya untuk
dibahas, yaitu preferensi harga bagi pelaku usaha terhadap Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) barang/jasa yang ditawarkan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 beserta
perubahannya dinyatakan bahwa:
“Preferensi harga adalah insentif bagi produk dalam negeri pada pemilihan
Pengadaan Barang/Jasa berupa kelebihan harga yang dapat diterima.
Ketentuan Preferensi harga sebagai berikut:
1) Preferensi harga diberlakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
bernilai di atas Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2) Preferensi harga diberikan terhadap barang/jasa yang memiliki TKDN
lebih besar atau sama dengan 25% (dua puluh lima persen).
3) Preferensi harga untuk barang/jasa paling tinggi 25% (dua puluh lima
persen).
4) Preferensi harga untuk Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan oleh
Perusahaan Nasional paling tinggi 7,5% (tujuh koma lima persen) di
atas harga penawaran terendah dari Perusahaan Asing.”
Preferensi harga diperhitungkan dalam evaluasi harga penawaran
yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis. Penetapan
pemenang berdasarkan urutan harga terendah Hasil Evaluasi Akhir.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 41
Pemberian preferensi tidak mengubah harga penawaran, tetapi HEA dapat
merubah urutan peringkat pemenang Tender/Seleksi. Hasil Evaluasi Akhir
(HEA) dihitung dengan rumus = (1−Kp )× HP dengan:
KP = TKDN x preferensi
KP = Koefisien Preferensi
HP = Harga Penawaran setelah koreksi aritmetika
Dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA terendah
yang sama, penawar dengan TKDN lebih besar ditetapkan sebagai
pemenang.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat digambarkan bahwa keunggulan


Produk Dalam Negeri dapat dilihat dari segi harga diantaranya:

1) Sudah terdapat kebijakan atau pengaturan tentang harga yaitu pada


Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan
Industri pada pasal 44 tentang industri strategis.
2) Pengaturan harga dilakukan dalam rangka memelihara stabilitas
ekonomi nasional dan ketahanan nasional.
3) Terdapat Preferensi harga bagi pelaku usaha terhadap Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) barang/jasa yang ditawarkan.

b. Rantai Pasok
Menurut (Radhi & Hariningsih, 2015) rantai pasok merupakan
jaringan fisiknya, yaitu semua perusahaan yang berperan dalam
memasok bahan baku, memproduksi barang, hingga mengirimkannya
ke konsumen/ pengguna akhir. Rantai Pasok (Supply Chain) yaitu
sebuah sistem organisasi yang didalamnya terdapat peran serta
melakukan berbagai macam kegiatan, yang meliputi informasi, dana,
dan sumber daya lainnya yang saling terkait dalam pergerakan suatu
produk atau jasa dari pemasok ke konsumen atau pelanggan.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Rantai Pasok
(Supply Chain) adalah suatu sistem jaringan kerja yang didalamnya
terdapat berbagai kegiatan mulai dari memasok bahan baku sampai
mengirimnya ke pelanggan atau konsumen akhir.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 42
Pada rantai pasok diperlukan manajemen yang mengaturnya atau
biasa disebut dengan Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain
Management). Menurut Ballou (dalam Radhi & Hariningsih, 2015)
Supply Chain Management yaitu jaringan dari organisasi-organisasi
yang saling berhubungan serta saling membutuhkan satu sama lain
dan juga mereka bekerjasama untuk mengatur, mengawasi, serta
meningkatkan arus komoditi dan informasi semenjak dari titik pemasok
hingga ke pengguna akhir.
Pada penggunaan Produk Dalam Negeri tentang rantai
pasok,dikenal nomenklatur tentang Rantai Supplai Global. Dalam
P3DN pada PP Nomor 29 Tahun 2018 Tentang Pemberdayaan Industri
dikenal istilah Rantai Suplai Global yaitu sistem dari organisasi, orang,
kegiatan, informasi, dan sumber daya yang digunakan dalam
memproduksi dan mendistribusikan produk barang dan jasa dari
supplier kepada customer secara global. Dalam rangka pemanfaatan
jaringan Rantai suplai Global sebagai sumber peningkatan
produktivitas Industri, Menteri mengembangkan Industri nasional
dengan mengintegrasikan Industri nasional ke dalam jaringan Rantai
suplai Global dengan cara:
a. Membangun jejaring kerja dengan negara dan mitra Industri;
b. Membangun jejaring kerja di dalam negeri mendukung Industri
nasional terintegrasi ke jaringan Rantai Suplai Global; dan
c. Menyesuaikan standar kualitas produk dan kompetensi Jasa Industri
nasional dengan standar negara mitra.

3. Ketersediaan bahan Baku dan Kemampuan SDM yang Menunjang


Kualitas Produk Dalam Negeri
Ketersediaan produk dalam negeri tidak lepas dari bahan baku
dan kemampuan dari Sumber Daya Manusia dalam mengelola bahan
baku yang tersedia tersebut untuk menghasilkan produk yang dibuat
dan dikelola dalam negeri. Ketersediaan bahan baku dan kemampuan
SDM menjadi salah satu kendala yang dihadapi Indonesia dalam

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 43
menghasilkan produk dalam negeri. Selanjutnya berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan
Industri salah satu lingkupnya mengatur tentang penguatan kapasitas
kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada Industri Kecil dan Industri
Menengah (IKM). IKM adalah perusahaan industri yang skala
usahanya ditetapkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan nilai
investasi oleh Menteri sebagai industri kecil dan industri menengah.

Penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas


kepada IKM dilakukan melalui:

a. Peningkatan kemampuan sentra IKM, Unit Pelayanan Teknis, TPL,


serta Konsultan IKM, dan
b. Kerja sama dengan lembaga pendidikan, lembaga penelitian dan
pengembangan, serta asosiasi industri dan asosiasi profesi terkait.

Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah melakukan


pembangunan dan pemberdayaan IKM untuk mewujudkan IKM yang
berdaya saing, berperan signifikan dalam pengaturan struktur industri
nasional, berperan dalam pengentasan kemiskinan melalui perluasan
kesempatan kerja, dan menghasilkan barang dan/atau jasa industri
untuk diekspor yang dilakukan dengan:

a. Perumusan dan penetapan kebijakan;


b. Penguatan kapasitas kelembagaan; dan
c. Pemberian fasilitas dalam bentuk:
1) Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan
Sertifikasi Kompetensi;
2) Bantuan dan bimbingan teknis;
3) bantuan bahan baku dan bahan penolong;
4) bantuan mesin atau peralatan;
5) pengembangan produk;
6) bantuan pencegahan pencemaran lingkungan hidup untuk
mewujudkan industri hijau;
7) bantuan informasi pasar, promosi, dan pemasaran;

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 44
8) akses pembiayaan, termasuk penyediaan modal awal bagi
wirausaha baru;
9) penyediaan kawasan industri untuk IKM yang berpotensi
mencemari linngkungan hidup; dan/atau
10) pengembangan, penguatan keterkaitan, dan hubungan
kemitraan antara industri kecil dengan industri menengah,
industri kecil dengan industri besar, dan industri menengah
dengan industri besar, serta IKM dengan sektor ekonomi lainnya
dengan prinsip saling menguntungkan

Pada bahasan ini akan difokuskan pada ketersediaan bahan


baku dan kemampuan SDM yang mendukung kualitas produk dalam
negeri.

a. Ketersediaan Bahan Baku


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014
tentang perindustrian juga menjelaskan mengenai definisi dari bahan
baku. Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014, bahan baku
merupakan bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi
yang dapat diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi
yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Pemanfaatan
sumber daya alam yang ada sebagai bahan baku suatu produk
merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam
produktivitas suatu industri. Produktivitas dapat berupa analisis yang
dilakukan oleh produsen terhadap perilaku dan kepuasan
konsumen, sehingga dapat menentukan strategi yang akan
dilakukan. Selain itu pula, strategi yang dapat digunakan produsen
untuk memaksimalkan produksinya sehingga dapat memperoleh
laba yang maksimum yaitu dengan pengukuran terhadap tingkat
harga barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan demikian
pengembangan produk dapat dilakukan dengan baik terutama untuk
komoditas unggulan bagi suatu daerah.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 45
Ketersediaan bahan baku ini dapat diklasifikasi sebagai
sediaan atau inventory yang merupakan stok bahan yang digunakan
produsen untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan
pelanggan secara khusus, sediaan ini meliputi bahan baku, barang
dalam proses, dan barang jadi. Bahan baku adalah barang yang
akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat
diikuti biayanya. Adanya sediaan bahan baku tidak lepas dari
paradigma daya saing antar wilayah yang memiliki hasil produksi
terutama bidang pertanian yang menjadi komoditas utama untuk
suatu produksi. Adapun pendapat lain dari Suswardji (dalam
Febrilina, Rizki, 2016) pengendalian persediaan merupakan suatu
kegiatan atau aktifitas untuk memelihara dan mengendalikan, selain
itu juga merupakan teknik pemesanan dan pemantauan atau
pengawasan barang-barang dalam jumlah, kuantitas, dan waktu
yang sesuai dengan yang telah direncanakan.

Pemberian fasilitas dalam bentuk bantuan bahan baku yang


dilakukan oleh pemerintah diberikan:

1) Berdasarkan skema penyediaan bahan baku (bahan utama yang


diperlukan untuk membuat barang hasil produksi) dan bahan
penolong (bahan yang diperlukan untuk memenuhi proses
produksi yang hanya dimanfaatkan untuk waktu tertentu);
2) Melalui unit pelayanan bahan baku dan bahan penolong;
dan/atau
3) Melalui pengenalan penggunaan bahan baku dan bahan
penolong alternatif.

Bantuan bahan baku dan bahan penolong dapat diberikan


secara langsung kepada industri kecil. Pemberian fasilitas bantuan
bahab baku dan bahan penolong diberikan kepada IKM yang
menghadapi hambatan dan permasalahan jumlah, kualitas, atau
kesinambungan dalam pengadaan bahan baku dan bahan
penolong. Pembiayaan pemberian fasilitas bersumber dari anggaran

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 46
pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja
daerah, dan/atau sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.

Pemberian fasilitas dilakukan melalui kerja sama penyediaan


bahan baku antara Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah
dan/atau dengan penyedia Bahan Baku dan IKM. Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah mendirikan dan mengelola unit pelayanan
bahan baku dan bahan penolong, dengan lokasinya ditetapkan
dengan memperhatikan potensi Sentra IKM dan rencana
pengembangannya. Unit pelayanan bahan baku dan bahan
penolong dapat melakukan pengolahan awal guna penyiapan bahan
baku. Pengenalan penggunaan bahan baku dan bahan penolong
dilakukan dengan cara uji coba bahan baku dan bahan penolong
alternatif di perusahaan IKM yang bersumber dari hasil penelitian
yang telah teruji dengan menggunakan sumber daya lokal dan
nasional.

b. Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Menunjang


Kualitas Produk Dalam Negeri
Berdasarkan Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja, dinyatakan pada pasal 15 bahwa pelaku usaha wajib
mengutamakan pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
negeri. SDM yang terlibat dalam hal produk dalam negeri haruslah
SDM yang berkompeten. Selaras dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri pada pasal
14 dinyatakan bahwa diperlukan pemberian fasilitas dalam bentuk
peningkatan kompetensi SDM dengan cara penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan berdasarkan kebutuhan
atau sasaran dalam upaya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam
Negeri.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk menunjang kualitas
produk dalam negeri yang dihasilkan, diperlukan SDM yang
berkompeten dalam bidangnya. Untuk mewujudkan SDM yang
kompeten dapat dilakukan melalui:

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 47
1) Pendidikan dan pelatihan
Pelatihan yang dilakukan baik dalam bentuk pelatihan
teknis maupun pendidikan dan pelatihan manajerial. Pendidikan
dan pelatihan diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan/atau bekerja sama dengan lembaga
pendidikan yang terakreditasi. Biaya pendidikan dan pelatihan
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara,
anggaran pendapatan dan belanja daerah, dan/atau sumber
dana lain yang sah dan tidak mengikat.
2) Sertifikasi Kompetensi
Selain pendidikan dan pelatihan dalam rangka
pemberdayaan industri, pemerintah juga memberikan fasilitas
dalam bentuk sertifikasi kompetensi yang dilakukan dengan cara
memfasilitasi pelaku usaha dan/atau tenaga kerja Industri Kecil
dan Industri Menengah (IKM) untuk mengikuti uji kompetensi
sesuai dengan bidang kerja dan tugasnya berdasarkan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Pemberian
fasilitas yang diberikan berupa bantuan biaya untuk mengikuti uji
kompetensi. Uji kompetensi dilakukan oleh lembaga sertifikasi
profesi yang telah mendapat lisensi dari Badan Nasional
Sertifikasi Profesi. Bantuan biaya yang diberikan bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran
pendapatan dan belanja daerah, dan/atau sumber dana lain
yang sah dan tidak mengikat.
3) Bantuan dan Bimbingan Teknis
Pemberian fasilitas bantuan dan bimbingan teknis
dilakukan dengan cara pemagangan dan pendampingan,
diberikan kepada pelaku usaha dan/atau tenaga kerja IKM.
Biaya pemagangan dan pendampingan bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran
pendapatan dan belanja daerah, dan/atau sumber dana lain
yang sah dan tidak mengikat.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 48
a) Pemagangan
Pemagangan merupakan kegiatan pembelajaran dan
pelatihan yang diikuti oleh IKM dan pembina IKM yang
dilaksanakan di perusahaan yang lebih maju, lembaga, atau
institusi pendidikan dalam jangka waktu tertentu untuk
meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
wawasan. Pemagangan dilakukan dengan cara
menempatkan pelaku usaha dan/atau tenaga kerja IKM di
Unit Pelayanan Teknis dan/atau perusahaan industri yang
lebih maju. Pemagangan yang dilakukan meliputi manajemen
usaha, penguasaan teknologi, proses produksi dan tata letak
mesin/peralatan, sistem mutu dan standar mutu, desain
produk, dan/atau desain kemasan. Pemagangan dilakukan
sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha dan/atau tenaga
kerja IKM.
b) Pendampingan
Pendampingan merupakan kegiatan supervisi untuk
membantu meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial
perusahaan IKM yang dilakukan secara terus-menerus dalam
jangka waktu tertentu. Pendampingan dilakukan dengan cara
menempatkan tenaga ahli, Tenaga Penyuluh Lapangan
(TPL), dan/atau Konsultan Industri Kecil dan Industri
Menengah (IKM) pada unit usaha IKM dan/atau Sentra IKM.
yang dimaksud dengan TPL yaitu orang yang memiliki
keahlian tertentu yang ditugaskan berdasarkan perjanjian
kerja ataupun pengangkatan sebagai pegawai tetap dengan
fungsi sebagai fasilitator, motivator, komunikator, inisiator
untuk membimbing dan membantu pengembangan usaha
serta mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pelaku
usaha IKM. Sedangkan Sentra IKM yaitu sekelompok IKM
dalam satu lokasi/tempat yang terdiri dari paling sedikit 5
(lima) unit usaha yang menghasilkan produk sejenis,

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 49
menggunakan bahan baku sejenis, dan/atau melakukan
proses produksi yang sama.
Pendampingan yang dilakukan meliputi: manajemen
usaha, penguasaan teknologi, proses produksi dan tata letak
mesin/peralatan, sistem mutu dan standar mutu, desain
produk, desain kemasan, dan/atau hak kekayaan intelektual.
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
keunggulan produk dalam negeri diantaranya yaitu tentang manfaat
penggunaan produk dalam negeri, keunggulan produk dalam negeri dari
segi harga dan rantai pasok, dan/atau terkait dengan ketersediaan bahan
baku dan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menunjang
kualitas produk dalam negeri. Dalam latihan ini, setiap peserta diminta
untuk menjelaskan hal-hal di bawah ini:

1. Sebutkan manfaat penggunaan produk dalam negeri dari segi


keuntungan ekonomis, sosial, dan lingkungan hidup!
2. Jelaskan secara singkat keunggulan produk dalam negeri jika dilihat
dari segi harga dan rantai pasok!
3. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang dapat dilakukan dalam rangka
menghasilkan SDM yang kompeten dalam P3DN!

C. Rangkuman
Manfaat penggunaan produk dalam negeri dapat dilihat dari segi:
1. Keuntungan ekonimis
2. Keuntungan sosial, dan/atau
3. Keuntungan lingkungan hidup
Keunggulan produk dalam negeri dapat terlihat diantaranya dari
harga dan rantai pasok, yaitu:
1. Harga
Harga merupakan jumlah uang yang dibebankan atas suatu barang
atau jasa. Keunggulan Produk Dalam Negeri dapat dilihat dari segi
harga diantaranya:

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 50
a. Sudah terdapat kebijakan atau pengaturan tentang harga yaitu pada
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang
Pemberdayaan Industri pada pasal 44 tentang industri strategis.
b. Pengaturan harga harga dilakukan dalam rangka memelihara
stabilitas ekonomi nasional dan ketahanan nasional.
c. Terdapat Preferensi harga bagi pelaku usaha terhadap Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) barang/jasa yang ditawarkan.
2. Rantai Pasok
Rantai Pasok (Supply Chain) adalah suatu sistem jaringan kerja
yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan mulai dari memasok bahan
baku sampai mengirimnya ke pelanggan atau konsumen akhir. Pada
penggunaan Produk Dalam Negeri tentang rantai pasok,dikenal
nomenklatur tentang Rantai Supplai Global.
Menteri mengembangkan Industri nasional dengan
mengintegrasikan Industri nasional ke dalam jaringan Rantai suplai Global
dengan cara:
a. Membangun jejaring kerja dengan negara dan mitra Industri;
b. Membangun jejaring kerja di dalam negeri mendukung Industri nasional
terintegrasi ke jaringan Rantai Suplai Global; dan
c. Menyesuaikan standar kualitas produk dan kompetensi Jasa Industri
nasional dengan standar negara mitra.
Ketersediaan produk dalam negeri tidak lepas dari bahan baku dan
kemampuan dari Sumber Daya Manusia dalam mengelola bahan baku
yang tersedia tersebut untuk menghasilkan produk yang dibuat dan
dikelola dalam negeri. Pemberian fasilitas dalam bentuk bantuan bahan
baku yang dilakukan oleh pemerintah diberikan:
1. Berdasarkan skema penyediaan bahan baku (bahan utama yang
diperlukan untuk membuat barang hasil produksi) dan bahan penolong
(bahan yang diperlukan untuk memenuhi proses produksi yang hanya
dimanfaatkan untuk waktu tertentu);
2. Melalui unit pelayanan bahan baku dan bahan penolong; dan/atau

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 51
3. Melalui pengenalan penggunaan bahan baku dan bahan penolong
alternatif.
Dalam rangka menunjang kualitas produk dalam negeri yang
dihasilkan diperlukan SDM yang berkompeten dalam bidangnya. Untuk
mewujudkan SDM yang kompeten dapat dilakukan melalui:
1. Pendidikan dan pelatihan
2. Sertifikasi Kompetensi
3. Bantuan dan Bimbingan Teknis (pemagangan, pendampingan)
D. Evaluasi Materi Pokok 1
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!
1. Salah satu keunggulan Produk Dalam Negeri diantaranya terdapat
Preferensi harga bagi pelaku usaha terhadap Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) barang/jasa yang ditawarkan. Ketentuan Preferensi
harga yang tepat yaitu….
A. Preferensi harga diberlakukan untuk Pengadaan Barang/Jasa yang
bernilai di atas Rp.2Miliar
B. Preferensi harga diberikan terhadap barang/jasa yang memiliki
TKDN lebih besar atau sama dengan 40%.
C. Preferensi harga untuk barang/jasa paling tinggi 25%
D. Preferensi harga untuk Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan oleh
Perusahaan Nasional paling tinggi 25%di atas harga penawaran
terendah dari Perusahaan Asing
2. Industri strategis penguasaannya dikuasai oleh negara salah satunya
dilakukan melalui pengaturan produksi, distribusi, dan harga. Industri
strategis sendiri terdiri atas industri…
A. Memenuhi penyedia yang mensubkontrakkan kepada penyedia lain
B. Meningkatkan atau menghasilkan nilai tambah sumber daya alam
strategis
C. Meningkatkan profit bagi pelayanan publik yang mempunyai omzet
perusahaan yang signifikan
D. Mempunyai kaitan dengan kepentingan usaha menengah

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 52
3. Pengembangan industri nasional salah satunya dengan
mengintegrasikan industri nasional ke dalam jaringan Rantai Suplai
Global yang dilakukan dengan cara….
A. Preferensi harga untuk Pekerjaan Konstruksi yang dikerjakan oleh
Perusahaan Nasional paling tinggi 25%di atas harga penawaran
terendah dari Perusahaan Asing
B. Memberikan pelatihan dan pendidikan untuk SDM dalam negeri
C. Menyesuaikan standar kualitas produk dan kompetensi Jasa Industri
nasional dengan standar negara mitra
D. Meningkatkan kemampuan sentra IKM, Unit Pelayanan Teknis, TPL,
serta Konsultan Industri Kecil dan Industri Menengah

4. Pemberian fasilitas dalam bentuk bantuan bahan baku yang dilakukan


Pemerintah diantaranya yaitu….
A. Melalui e-purchasing
B. Melalui Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
C. Melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha
D. Melalui unit pelayanan bahan baku dan bahan penolong

5. Semua biaya bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk
jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk
merupakan pengertian dari….
A. Biaya bahan baku langsung
B. Tenaga kerja langsung
C. Biaya bahan baku penolong
D. Tenaga kerja kontrak

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi pokok.
Rumus:

Tingkat Penguasaan =

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 53
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus!


Berarti Anda telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat
penguasaan anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi
materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda kuasai

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 54
BAB VII
TANTANGAN PRODUKSI DALAM NEGERI

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan tantangan produksi dalam negeri beserta solusinya

A. Uraian Materi
1. Tantangan Produksi Dalam Negeri
Tantangan merupakan sesuatu hal atau bentuk usaha yang
memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan (Prayetno, Adi: 2015).
Mengacu pada bab sebelumnya tentang manfaat penggunaan produk
dalam negeri, bahwa penggunaan produk dalam negeri dapat
memberikan manfaat baik dari segi ekonomis, sosial, maupun
lingkungan hidup. Pada segi sosial diantaranya dengan penggunaan
produk dalam negeri secara tidak langsung dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Penggunaan produk-produk dalam negeri,
bisa memberikan kesejahteraan pada kehidupan masyarakat Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh adanya lapangan pekerjaan yang sehingga
masyarakat bisa mempunyai penghasilan yang layak, bahkan
masyarakat Indonesia dapat menjadi entrepreneurship/kewirausahaan.
Menurut Thomas W. Zimmerer (dalam Prayetno, Adi: 2015)
entrepreneurship (kewirausahaan) adalah penerapan kreativitas dan
keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya
memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
Menurut Andrew J. Dubrin (dalam Prayetno, Adi: 2015 entrepreneur
adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha
yang inovatif. Istilah entrepreneurship (kewirausahaan) pada dasarnya
merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi
tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko
yang mungkin dihadapinya. Entrepreneurship adalah segala hal yang
berkaitan dengan sikap, tindakan dan proses yang dilakukan oleh para

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 55
entrepreneur dalam merintis, menjalankan dan mengembangkan usaha
mereka.
Entrepreneurship dalam hal produksi dalam negeri terdapat
berbagai macam tantangan diantaranya dapat dilihat dari sisi
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Pada prinsipnya, teori
permintaan menjelaskan mengenai ciri hubungan antara jumlah
permintaan dan harga. Permintaan terhadap suatu barang ditentukan
oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga barang lain yang terkait erat dengan barang tersebut,
contohnya harga barang pengganti, barang netral, atau barang
pelengkap.
c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
d. Corak distribusi pendapatan di masyarakat
e. Citarasa masyarakat
f. Jumlah penduduk
g. Ekspektasi mengenai keadaan di masa yang akan datang
Sedangkan penawaran (supply) merupakan suatu pernyataan
yang menjelaskan mengenai sifat hubungan antara harga suatu barang
dengan jumlah barang yang ditawarkan. Penawaran terhadap suatu
barang ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu:
a. Harga barang itu sendiri
b. Harga barang lain
c. Biaya produksi
d. Teknologi
Laporan Monitoring Kinerja Pengadaan tanggal 6 Desember
2021 khususnya tentang Produk Dalam Negeri (PDN) dinyatakan
sebagai berikut:
a. Tagging PDN SiRUP, paket-paket RUP yang diumumkan di aplikasi
SiRUP dengan tagging PDN, dimana total secara Nasional sebesar
567,40 T;

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 56
b. Transaksi PDN melalui e-Purchasing, paket-paket yang
ditransaksikan melalui aplikasi e-Purchasing, dimana total secara
Nasional sebesar 24,62 T. Nilai ini kecil karena transaksi PDN saat
ini hanya berasal dari transaksi e-Purchasing saja, belum termasuk
transaksi PDN dari pelaksanaan pengadaan melalui metode
pemilihan selain e-Purchasing, yang saat ini sedang dikembangkan.
Selain hal di atas jika berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14
Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
Tahun 2015-2035, tantangan produksi dalam negeri dapat dilihat dari
karakteristik industri nasional tahun 2035 sebagai berikut:
1) Industri manufaktur kelas dunia (world class manufacturing), yang
memiliki basis industri yang kuat dengan kondisi:
a) tumbuh dan berkembangnya industri manufaktur dengan
berbasis sumber daya nasional;
b) terbangunnya modal dasar dan prasyarat pembangunan industri;
dan
c) terbentuknya daya saing yang kuat di pasar internasional.
2) Struktur industri yang kuat sebagai motor penggerak utama (prime
mover) perekonomian dengan ciri sebagai berikut:
a) mempunyai kaitan (linkage) yang kuat dan sinergis
antarsubsektor industri dan dengan berbagai sektor ekonomi
lainnya;
b) memiliki kandungan lokal yang tinggi;
c) menguasai pasar domestik;
d) memiliki produk unggulan industri masa depan; e. dapat tumbuh
secara berkelanjutan; dan
e) mempunyai daya tahan (resilience) yang tinggi terhadap gejolak
perekonomian dunia.
3) Sinergitas yang kuat antaraindustri kecil, menengah, dan besar yang
menjalankan perannya sebagai sebuah rantai pasok (Supply Chain).
Sinergitas tersebut harus dibangun melalui hubungan yang saling

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 57
menguntungkan dan saling membutuhkan antarskala usaha sektor
industri secara nasional.
4) Peran dan kontribusi industri manufaktur yang semakin penting
dalam ekonomi nasional sebagai tumpuan bagi penciptaan lapangan
kerja, penciptaan nilai tambah, penguasaan pasar domestik,
pendukung pembangunan berkelanjutan, dan menghasilkan devisa.
Berdasarkan teori-teori tersebut dan mengacu kepada Bab
tentang keunggulan produk dalam negeri, dapat disimpulkan bahwa
tantangan produksi dalam negeri diantaranya, yaitu:
a. Keterbatasan bahan baku.
b. Kompetensi dari Sumber Daya Manusia (SDM).
c. Tantangan produksi dalam negeri dapat berasal sisi permintaan
maupun penawaran terhadap produk dalam negeri.
d. Data transaksi PDN baru dapat dilihat dari transaksi e-
purchasing dikarenakan transkasi PDN dari metode pemilihan
yang lain sedang dikembangkan.
e. Menciptakan Industri manufaktur kelas dunia (world class
manufacturing).
f. Memiliki struktur industri yang kuat sebagai motor penggerak
utama (prime mover) perekonomian.
g. Menumbuhkan sinergitas yang kuat antara industri kecil,
menengah, dan besar yang menjalankan perannya sebagai
sebuah rantai pasok (Supply Chain).
h. Memberikan peran dan kontribusi industri manufaktur yang
semakin penting dalam ekonomi nasional sebagai tumpuan bagi
penciptaan lapangan kerja, penciptaan nilai tambah,
penguasaan pasar domestik, pendukung pembangunan
berkelanjutan, dan menghasilkan devisa.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 58
2. Solusi yang dilakukan Pemerintah dalam Mengatasi Tantangan
Produksi Dalam Negeri
Menurut Wilantara, Rio dan Susilawati (2016: 133) menyatakan
bahwa:
“Pemerintah dalam pembangunan dapat berperan sebagai regulator,
motivator, fasilitator, inisiator, dan pelindung untuk tumbuhnya
kreativitas dan efisiensi perekonomian. Terdapat 4 (empat) hal penting
yang harus dilakukan dalam hal tersebut, yaitu:
a. Merumuskan perencanaan pembangunan yang partisipatif, yaitu
pola perencanaan pembangunan yang melibatkan peran serta
masyarakat bukan saja sebagai objek, melainkan sekaligus sebagai
subjek pembangunan.
b. Melakukan percepatan Reformasi Birokrasi, dilakukan dengan
mengawali pengembangan kapasitas diikuti dengan merancang
ulang sistem dan susunan kelembagaan, kemudian mereformasi
prosedur dan mekanisme kerja dengan merumuskan kebijakan-
kebijakan baru yang mendorong peningkatan penggunaan produk
dalam negeri.
c. Menciptakan kebijakan Pemerintah yaitu kebijakan fiskal yang
berpihak tentang penggunaan produk dalam negeri. Kebijakan fiskal
harus menjadi mekanisme untuk menciptakan distribusi ekonomi
yang berkeadilan dan berpihak pada kepentingan masyarakat
kebanyakan.
d. Melaksanakan desentralisasi dengan cara mendekatkan layanan
yang efektif maka harus diupayakan untuk membagi kewenangan
dari pusat ke daerah.
Hal senada disampaikan oleh Hariyono (dalam Suyono, Haryono,
2005: 370) menyatakan bahwa:
“Apabila ingin produk-produk dalam negeri dicintai masyarakat sendiri,
maka kita harus mempercayai produk-produk dalam negeri, menarik
baik dari segi kualitas maupun desain. Selain itu peranan Pemerintah
juga sangat penting. Jangan sampai terjadi bahwa produk-produk dari

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 59
luar negeri yang lebih baik masuk ke Indonesia dengan harga lebih
murah, dilepas begitu saja, tapi harus ada aturan main yang ketat.
Apalagi kita belum sampai liberalisasi perdagangan. Oleh karena itu,
agar kita dapat memperkuat produk dalam negeri, maka yang dari luar
dibatasi dan yang dari dalam diperkuat.”
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa
beberapa solusi yang dapat dilakukan Pemerintah dalam upaya
mengatasi tantangan produsi dalam negeri, diantaranya yaitu:
a. Merumuskan perencanaan pembangunan yang partisipatif.
b. Melakukan percepatan Reformasi Birokrasi.
c. Menciptakan kebijakan Pemerintah yaitu kebijakan fiskal yang
berpihak tentang penggunaan produk dalam negeri.
d. Meningkatkan kompetensi SDM
e. Melaksanakan desentralisasi
f. Meningkatkan kecintaan dan kepercayaan terhadap produksi dalam
negeri, dengan meningkatkan kualitas dan terus menumbuhkan
inovasi dalam memproduksi barang/jasa dalam negeri diantaranya
mendesain atau memberi tampilan yang menarik pada produk dalam
negeri

3. Contoh Keberhasilan dalam Mengatasi Tantangan Produksi Dalam


Negeri
Berikut merupakan salah satu contoh keberhasilan pada produk
dalam negeri yaitu kerupuk yang berasal dari Situbondo (tema: Kerupuk
Situbndo Mempersatukan Warga) sebuah contoh yang diambil dari
buku Cinta Produk Dalam Negeri (Suryono, Haryono, 2005: 280).
Kerupuk yang berasal dari masyarakat Situbondo yang sederhana di
Kampung Gumuk, Desa Gelang, Kecamatan Panarukan, Situbondo
dikenal sebagai suatu kabupaten dengan panjang terpanjang, 350 km,
di provinsi Jawa Timur, telah lama menggalang persatuan dan kesatuan
untuk bekerja keras dan saling bantu membantu secara gotong royong.
Terdapat pasangan suami istri Ansri Jus dan Nono merupakan pelopor
pembuat kerupuk ikan.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 60
Pada pembuatan kerupuk ikan selalu mempekerjakan
tetangganya yang sebagian adalah kerabatnya sendiri yang ikut
diboyong ke Situbondo. Tidak jarang tetangganya yang telah mahir
membuat kerupuk memisahkan diri dan membuat kerupuk sendiri.
Kerupuk Situbondo mempunyai rasa khususdan mudah dikenal dari
rasanya sehingga banyak mempunyai langganan. Untuk tidak
dipalsukan dengan kerupuk buatan orang lain, kerupuk buatan keluarga
Jus memberi merek dagang dengan nama “UD Andi Karya” dan
sebagai perintis yang memegang teguh kepercayaan pelanggannya
harus tetap menjaga kualitas produksiny tetap baik. Nano dan Jus,
mencoba membuat pabrik kerupuk sendiri lepas dari pabrik keluarga
dan diberi merek baru dengan nama “UD Gelang Indah Purnama”.
Kerupuk tersebut dipasarkan secara tunai ke toko dan warung di
Situbondo serta dipasarkan di luar pasar Situbondo antara lain ke
Probolinggo, Banyuwangi, bahkan sampai ke Surabaya. Untuk
menghadapi persaingan yang semakin berat karena semakin banyak
yang memproduksi kerupuk, salah satu caranya dengan menjamin
kualitas dan rasa kerupuk yang prima agar setiap pelanggan menjadi
pelanggan fanatik dan tidak akan pindah kepada produsen lainnya.
Melihat perkembangan usaha dan dapat memberi pekerjaan kepada
tetangganya, maka pada tahun 2000 dalam rangka program
Pengentasan Kemiskinan yang diprakarsai oleh Menteri Kooordinator
Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan kemiskinan (Menko Kesra dan
Taksin) dan dibantu pembinaan oleh para Pengelola Petugas Lapangan
Keluarga Berencana Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasiona (PLKB BKKBN), mendapat kesempatan dukungan kredit untuk
memperluas usahanya. Dengan adanya dukungan kredit itu serta kerja
sama tim dari para pekerjanya, sehingga dapat membeli kendaraan
untuk mengembangkan pemasaran yang lebih luas dan persediaan
bahan baku yang lebih terjamin untuk usahanya sendiri serta untuk
seluruh pekerjanya yang tidak lain yaitu para tetangganya sendiri.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 61
Berdasarkan kisah sukses tersebut, dapat kita pelajari beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan produksi dalam
negeri, yaitu:

1. Adanya inovasi yang terus menerus dilakukan untuk meningkatkan


kualitas produksi dalam negeri.
2. Adanya dukungan dan bantuan fasilitas dari Pemerintah.
3. Adanya kerja sama dengan para pegawai untuk memajukan
produknya.
4. Mengembangkan pemasaran yang lebih luas dan persediaan bahan
baku yang lebih terjamin

B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
tantangan produksi dalam negeri. Dalam latihan ini, setiap peserta
diminta untuk menjelaskan hal-hal di bawah ini:
1. Jelaskan secara singkat gambaran tentang tantangan produksi
dalam negeri!
2. Sebutkan dan jelaskan beberapa solusi yang dilakukan Pemerintah
dalam mengatasi tantangan produksi dalam negeri!
3. Berikan salah satu contoh keberhasilan dalam mengatasi tantangan
produksi dalam negeri! (contoh yang diberikan jangan sama dengan
contoh yang tertera dalam modul)!
C. Rangkuman
Tantangan merupakan sesuatu hal atau bentuk usaha yang
memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan, sedangkan hambatan
merupakan usaha yang ada dan berasal dari dalam diri sendiri yang
memiliki sifat atau tujuan untuk melemahkan dan menghalangi secara
tidak konsepsional (Prayetno, Adi: 2015). Entrepreneurship dalam hal
produksi dalam negeri terdapat berbagai macam tantangan diantaranya
dapat dilihat dari sisi permintaan (demand) dan penawaran (supply).

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 62
Berdasarkan teori-teori tersebut dan mengacu kepada Bab
tentang keunggulan produk dalam negeri, dapat disimpulkan bahwa
tantangan produksi dalam negeri diantaranya, yaitu:
1. Keterbatasan bahan baku.
2. Kompetensi dari Sumber Daya Manusia (SDM).
3. Tantangan produksi dalam negeri dapat berasal sisi permintaan
maupun penawaran terhadap produk dalam negeri.
4. Data transaksi PDN baru dapat dilihat dari transaksi e-purchasing
dikarenakan transkasi PDN dari metode pemilihan yang lain sedang
dikembangkan.
5. Menciptakan Industri manufaktur kelas dunia (world class
manufacturing).
6. Memiliki struktur industri yang kuat sebagai motor penggerak utama
(prime mover) perekonomian.
7. Menumbuhkan sinergitas yang kuat antara industri kecil, menengah,
dan besar yang menjalankan perannya sebagai sebuah rantai pasok
(Supply Chain).
8. Memberikan peran dan kontribusi industri manufaktur yang semakin
penting dalam ekonomi nasional sebagai tumpuan bagi penciptaan
lapangan kerja, penciptaan nilai tambah, penguasaan pasar
domestik, pendukung pembangunan berkelanjutan, dan
menghasilkan devisa.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan Pemerintah dalam upaya
mengatasi tantangan produksi dalam negeri, diantaranya yaitu:
1. Merumuskan perencanaan pembangunan yang partisipatif.
2. Melakukan percepatan Reformasi Birokrasi.
3. Menciptakan kebijakan Pemerintah yaitu kebijakan fiskal yang berpihak
tentang penggunaan produk dalam negeri.
4. Melaksanakan desentralisasi
5. Meningkatkan kecintaan dan kepercayaan terhadap produksi dalam
negeri, dengan meningkatkan kualitas dan terus menumbuhkan inovasi

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 63
dalam memproduksi barang/jasa dalam negeri diantaranya mendesain
atau memberi tampilan yang menarik pada produk dalam negeri

D. Evaluasi Materi Pokok 1


Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!

1. Penawaran terhadap suatu barang ditentukan oleh beberapa faktor,


diantaranya yaitu:
A. Biaya pendukung
B. Konsolidasi
C. Terintegrasi
D. Teknologi

2. Permintaan terhadap suatu barang ditentukan oleh beberapa faktor,


diantaranya yaitu….
A. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
B. Jumlah penduduk
C. Survei pasar
D. Kalompok jasa profesi

3. Beberapa solusi yang dapat dilakukan Pemerintah dalam upaya


mengatasi tantangan produksi dalam negeri, diantaranya yaitu….
A. Melarang pelaku usaha asing masuk ke Indonesia
B. Melaksanakan desentralisasi
C. Melaksanakan konsolidasi
D. Melaksanakan pekerjaan terintegrasi

4. Pola perencanaan pembangunan yang melibatkan peran serta


masyarakat bukan saja sebagai objek, melainkan sekaligus sebagai
subjek pembangunan merupakan salah satu solusi yang dilakukan
untuk menghadapi tantangan produksi dalam negeri yang disebut
dengan….
A. Merumuskan perencanaan pembangunan yang partisipatif
B. Melakukan percepatan Reformasi Birokrasi

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 64
C. Menciptakan kebijakan Pemerintah yaitu kebijakan fiskal yang
berpihak tentang penggunaan produk dalam negeri
D. Melaksanakan desentralisasi

5. Mendekatkan layanan yang efektif maka harus diupayakan untuk


membagi kewenangan dari pusat ke daerahmerupakan salah satu
solusi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan produksi dalam
negeri yang disebut dengan….
A. Merumuskan perencanaan pembangunan yang partisipatif
B. Melakukan percepatan Reformasi Birokrasi
C. Menciptakan kebijakan Pemerintah yaitu kebijakan fiskal yang
berpihak tentang penggunaan produk dalam negeri
D. Melaksanakan desentralisasi

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi pokok.
Rumus:

Tingkat Penguasaan =

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang

Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus!


Berarti Anda telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat
penguasaan anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi
materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda kuasai.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 65
BAB VIII
ROADMAP PENGEMBANGAN PRODUKSI DALAM NEGERI

Indikator keberhasilan: setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat


menjelaskan Kemampuan dan Kapasitas Produksi Dalam Negeri serta
Konsep Umum Roadmap Pengembangan Produksi Dalam Negeri

A. Uraian Materi
1. Kemampuan dan Kapasitas Produksi Dalam Negeri
Kemampuan dan kapasitas produksi dalam negeri dapat dilihat
diantaranya dari produk unggulan yang tersedia dan/atau peran Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Koperasi dalam pengembangan produksi
dalam negeri. Penjelasan detail sebagai berikut:

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang


Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035.
Kerangka Pikir Bangun Industri Nasional tahun 2035 mencakup:

a. Industri Andalan, yaitu industri prioritas yang berperan besar sebagai


penggerak utama (prime mover) perekonomian di masa yang akan
datang. Selain memperhatikan potensi sumber daya alam sebagai
sumber keunggulan komparatif, industri andalan tersebut memiliki
keunggulan kompetitif yang mengandalkan sumber daya manusia
yang berpengetahuan dan terampil, serta ilmu pengetahuan dan
teknologi. Terdapat 6 industri andalan yang merupakan bagian dari
10 industri prioritas, yaitu:
1) Industri pangan
2) Industri farmasi, kosmetik, dan alat Kesehatan
3) Industri tekstil, kulit, alas kaki, dan aneka
4) Industri alat transportasi
5) Industri elektronika dan telematika/ICT
6) Industri pembangkit energi
b. Industri Pendukung, yaitu industri prioritas yang berperan sebagai
faktor pemungkin (enabler) bagi pengembangan industri andalan
secara efektif, efisien, integratif dan komprehensif.Terdapat 1

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 66
industri pendukung yang merupakan bagian dari 10 industri
prioritas, yaitu industri barang modal, komponen, bahan penolong,
dan jasa industri.
c. Industri Hulu, yaitu industri prioritas yang bersifat sebagai basis
industri manufaktur yang menghasilkan bahan baku yang dapat
disertai perbaikan spesifikasi tertentu yang digunakan untuk industri
hilirnya. Terdapat 3 industri hulu yang merupakan bagian dari 10
industri prioritas, yaitu:
1) Industri hulu agro
2) Industri logam dasar dan bahan galian bukan logam
3) Industri kimia dasar berbasis migas dan batubara
d. Modal Dasar, yaitu faktor sumber daya yang digunakan dalam
kegiatan industri untuk menghasilkan barang dan jasa serta dalam
penciptaan nilai tambah atau manfaat yang tinggi. Modal dasar yang
diperlukan dan digunakan dalam kegiatan industri adalah:
1) Sumber daya alam yang diolah dan dimanfaatkan secara efisien,
ramah lingkungan, dan berkelanjutan, sebagai bahan baku
maupun sumber energi bagi kegiatan industri;
2) Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi kerja
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang sesuai di bidang
industri; dan
3) pengembangan, penguasaan, dan pemanfaatan teknologi
industri, kreativitas serta inovasi untuk meningkatkan efisiensi,
produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan kemandirian sektor
industri nasional.
e. Prasyarat, yaitu kondisi ideal yang dibutuhkan agar tujuan
pembangunan industri dapat tercapai. Prasyarat yang dibutuhkan
untuk mewujudkan industri andalan, pendukung dan hulu, serta
dalam pemanfaatan sumber daya di masa yang akan datang adalah:
1) Penyediaan infrastruktur industri di dalam dan di luar kawasan
industri dan/ atau di dalam kawasan peruntukan Industri;

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 67
2) Penetapan kebijakan dan regulasi yang mendukung iklim usaha
yang kondusif bagi sektor industri; dan
3) Penyediaan alokasi dan kemudahan pembiayaan yang kompetitif
untuk pembangunan industri nasional.

Selain regulasi tersebut, berdasarkan


http://ppei.kemendag.gp.id/produk-unggulan-indonesia/ diketahui
terdapat produk unggulan Indonesia yang terdiri dari 10 produk utama
Indonesia, 10 produk potensial Indonesia, dan 3 produk jasa.
a. Produk Unggulan
Terdiri dari:
1) Produk Utama Indonesia
a) Udang
Negara tujuan ekspor: Japan, Hong Kong, China, Singapore,
Malaysia, Australia, Taiwan, Thailand, South Korea, Vietnam,
USA, Belgium, England, Spain, French, Canada, Dutch, Italy,
German.Japan, Hongkong, Cina, Singapore, Malaysia,
Australia, Taiwan, Thailand, Korea Selatan, Vietnam, USA,
Belgia, Inggris, Spanyol, Prancis, Kanada, Belanda, Itali,
Jerman
b) Kopi
Negara tujuan ekspor: Brazil, Spain, Italy, Turk, Argentina,
USA, England, India, China, Thailand, Japan, Vietnam,
Pakistan, Malaysia, Hong Kong, Sri Lanka, Bangladesh, I
gypt, Iran.
c) Minyak Kelapa Sawit
Negara tujuan ekspor: India, China, Malaysia, Pakistan,
Singapore, Banglades, Vietnam, Yordania, Tanzania, Afrika
Selatan, Mesir, Iran, Mozambik, Jerman, Spanyol, Itali, Turki,
Rusia, USA.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 68
d) Kakao
Negara tujuan ekspor: Malaysia, Singapore, Thailand, China,
India, Japan, Philippine, Taiwan, Sri Lanka, USA, Brazil,
Canada, German, Dutch, Russia, Swiss, Belgium, England,
Moli.Malaysia, singapura.
e) Karet dan Produk Karet
Negara tujuan ekspor: Japan, Malaysia, Philippine, Australia,
Thailand, Singapore, Hong Kong, Taiwan, Sri Lanka, South
Korea, USA, England, German, Belgium, Italy, Dutch,
Canada, PCA, Saudi Arabia, Egypt.
f) Teksil dan Produk Tekstil (TPT)
Negara tujuan ekspor: USA, England, German, Panama, Italy,
Canada, Mexico, Dutch, Spain, French, Japan, Australia,
Singapore, Hong Kong, Sri Lanka, South Korea, PCA, Saudi
Arabia, Ethiopia, Nigeria, Kenya, Tunisia, Sudan.
g) Alas Kaki
Negara tujuan ekspor: USA, Belgium, England, French, Italy,
German, Mexico, Spain, Canada, Chili, Panama, Turk, Japan,
Malaysia, Thailand, South Korea, Australia, China, Hong
Kong.
h) Elektronika
Negara tujuan ekspor: Japan, Taiwan, South Korea, China,
Malaysia, Hong Kong, Australia, Singapore, Thailand,
Vietnam, German, Dutch, Italy, Belgium, Poland, USA,
England, Denmark, French, Yunani.
i) Komponen Kendaraan Bermotor
Negara tujuan ekspor: USA, French, England, German,
China, Malaysia, Vietnam, Australia, Hong Kong, Japan,
Singapore, Thailand, Sri Lanka, India, Pakistan, Philippine,
USA, Canada, Belgium, Turk, PEA, South Africa, Iran, Saudi
Arabia.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 69
i) Furnitur
Negara tujuan ekspor: USA, French, England, Dutch,
Belgium, Spain, German, Italy, Canada, Denmark, Sweden,
Japan, Australia, Malaysia, Singapore, South Korean, Taiwan,
China, PPCA, South Africa.
2) Produk Potensial Indonesia
a) Kerajinan
Negara tujuan ekspor: Australia, Japan, Singapore, Hong
Kong, South Korea, PCA, Nigeria, South Africa, Saudi Arabia,
USA, England, German, French, Italy, Spain, Dutch, Canada,
Belgium.
b) Produk Perikanan
Negara tujuan ekspor: Australia, Japan, Singapore, China,
Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Thailand, South Korea.
c) Obat-obatan Herbal
Negara tujuan ekspor: Australia, Taiwan, Singapore, India,
Hong Kong, Japan, Malaysia, China, South Korea, Saudi
Arabia, PCA, French, German, USA, Russia, Dutch.
d) Produk Kulit
Negara tujuan ekspor: Hong Kong, Vietnam, Singapore,
China, Thailand, India, Japan, South Korea, Malaysia,
Taiwan, South Africa, I gypt, United of I mirate Arabs, Italy,
USA, German, Norway, Spain, England, Brazil.
e) Makanan Kemasan
Negara tujuan ekspor: Singapore, Japan, Malaysia,
Philippine, Hong Kong, India, Cambodia, Thailand, Taiwan,
Australia, Vietnam, South Korea.
f) Perhiasan
Negara tujuan ekspor: Singapore, Hong Kong, Australia,
Japan, PCA, USA, German, England, Italy, Spain.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 70
g) Minyak Nabati
Negara tujuan ekspor: Singapore, Malaysia, Thailand,
Philippine, Japan, Vietnam, China, Hong Kong, Taiwan, India,
Pakistan, PCA, Saudi Arabia, Yemen, Nigeria, Kenya, USA,
French, England, Swiss, Spain, Dutch.
h) Rempah-rempah
Negara tujuan ekspor: Singapore, United of I mirate Arabs,
Morocco, Algeria, Tunisia, USA, Dutch, Brazil, German,
Belgium.
i) Alat tulis non Kertas
Negara tujuan ekspor: Singapore, Australia, Malaysia,
Thailand, Hong Kong, Japan, New Zealand, Saudi Arabia,
Iran, United of I mirate Arabs, USA, German, Belgium,
England Mexico, Colombia, Sweden.
j) Peralatan Medis
Negara tujuan ekspor: Japan, China, Singapore, Pakistan,
Malaysia, Hong Kong, Samoa, Maldives, India, Saudi Arabia,
United of Emirate Arabs, Kuwait, Qatar, German, USA, Swiss,
Dutch, Andorna.
3) Produk Jasa
a) TI (Teknologi Informasi)
Web Design, Animasi, Desain Grafis, MIS, dll.
b) Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Terampil, Pariwisata, Tradisional Spa, Cultural
(franchise)
c) Desain
Desain Kreatif, Seni, Arsitektur, Konstruksi, Desain Interior
b. Peran UMKM dalam Pengembangan Produk dalam Negeri
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang dimaksud dengan:

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 71
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha
Mikro, yaitu:
a) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau
Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil, yaitu:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjual tahunan,
yaitu:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 72
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
UMKM memiliki peranan penting dalam perkembangan produk
dalam negeri, diantaranya turut serta dalam:
a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang, dan berkeadilan;
b. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
c. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari
kemiskinan.

2. Konsep Umum Peta Panduan/Roadmap Pengembangan Produksi


Dalam Negeri
Roadmap diartikan secara harfiah sebagai peta jalan/peta
panduan yang berisi langkah-langkah strategis dan operasional
pengolahan sampai dengan pemasaran suatu komoditas yang
dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai sasaran
pembangunan ekonomi yang dibutuhkan (Firmansyah dan Oktavilia,
Shanty: 2016). Instrumen perencanaan tersebut diharapkan dapat
mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan sesuai
kebijakan strategis nasional dan daerah. Langkah-langkah strategis dan
operasional menjadi acuan bersama bagi pemerintah dan masyarakat
dalam mengembangkan suatu komoditas. Roadmap harus dapat
dioperasikan dalam bentuk operasional secara periodic (bulanan,
triwulanan, semesteran, atau pun tahunan). Pada setiap periode dirinci
aktivitas alokasi input, prioritas proses dan target akhir pada periode
yang bersangkutan.

Roadmap Pengembangan Produksi Dalam Negeri disusun


mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 73
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035.
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasiona (RIPIN) ditetapkan
untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. RIPIN 2015-2035 memuat:
a. visi, misi, dan strategi pembangunan industri;
b. sasaran dan tahapan capaian pembangunan industri;
c. bangun industri nasional;
d. pembangunan sumber daya industri;
e. pembangunan sarana dan prasarana industri;
f. pemberdayaan industri;
g. perwilayahan industri; dan
h. kebijakan afirmatif industri kecil dan industri menengah.
RIPIN 2015-2035 dijadikan acuan bagi:
a. Menteri dan Kepala Lembaga Pemerintah Nonkementerian dalam
menetapkan kebijakan sektoral yang terkait dengan bidang
perindustrian yang dituangkan dalam dokumen rencana strategis di
bidang tugas masing–masing sebagai bagian dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
b. Gubernur dalam penyusunan rencana pembangunan industri
provinsi. Rencana pembangunan industri provinsi sejalan dengan
rencana pembangunan jangka menengah daerah provinsi; dan
c. Bupati/Walikota dalam penyusunan rencana pembangunan industri
kabupaten/kota. Rencana pembangunan industri kabupaten/kota
sejalan dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah
kabupaten/kota.

Mengacu kepada beberapa Peta Panduan/Road Map


Pengembangan Industri Unggulan yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Perindustrian, Peta Panduan/Road Map merupakan
dokumen perencanaan pengembangan industri yang memuat:
a. Sasaran Pengembangan yang terdiri dari strategi jangka menengah
dan jangka panjang;
b. Strategi Pengembangan yang diantaranya memuat strategi dalam
penguatan jejaring/networking, peningkatan kerja sama

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 74
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi,
penumbuhan, dan/atau pengembangan industri;
c. Kerangka Pengembangan diantaranya memuat deskripsi tentang
industri inti, industri penunjang, industri terkait, sasaran jangka
menengah, sasaran jangka penjang, strategi, pokok-pokok rencana
aksi jangka menengah, pokok-pokok rencana aksi jangka panjang,
menentukan unsur-unsur penunjang (dari sisi teknologi, SDM, pasar,
infrastruktur); dan menentukan lokasi pengembangan.
Contoh Format:
Kerangka Pengembangan Industri dalam Peta Panduan/Road Map

d. Rencana Aksi yang memuat kegiatan rencana aksi yang akan


dilakukan, indikator keberhasilan dari setiap rencana aksi, pemangku
kepentingan, dan tahun pelaksanaan berdasarkan rencana aksi.
Contoh Format Rencana Aksi:

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 75
Peta Panduan/Road Map digunakan untuk:
a. Pedoman operasional dalam menunjang pelaksanaan program
pengembangan industri secara komplementer dan sinergik;
b. Pedoman pengembangan industri bagi pelaku industri dan/atau
institusi terkait;
c. Pedoman dalam mengkoordinasikan perencanaan kegiatan antar
sektor, antar instansi terkait di pusat dan daerah (provinsi dan
kabupaten/kota);
d. Acuan dalam penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja
Tahunan untuk periode 4 (empat tahun);
e. Informasi dalam menggalang dukungan sosial-politis dan kontrol
sosial atas pelaksanaan kebijakan pengembangan industri.

Peta Panduan/Road Map yang disusun baik untuk industri


telematika maupun untuk industri kreatif.
a. Industri Telematika
Industri telematika merupakan industri yang terdiri atas
kelompok barang dan jasa, meliputi Industri Perangkat (devices),
Infrastruktur/Jaringan (access, nodes, transport, support) dan
software (piranti lunak) termasuk aplikasi (content). Terdapat empat
langkah utama yang perlu dilakukan untuk mendorong terbentuknya
Industri Telematika nasional yang kokoh dan mandiri, yaitu
pengembangan infrastruktur telematika dengan membangun
kemampuan nasional untuk dapat memproduksi piranti keras dan
piranti lunak, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),
penciptaan regulasi yang kondusif (perundangan dan kebijakan
teknologi industri), serta pengembangan pasar domestik yang
berpihak kepada industri dalam negeri.
b. Industri Kreatif
Industri kreatif merupakan industri yang berasal dari
pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan
menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 76
individu tersebut (Dharmayanti, Indrani: 2015). Apapun pengertiannya
industri kreatif sesungguhnya merupakan gagasan kreatif yang
direalisasikan seseorang atau sekelompok orang menjadi sebuah
produk yang diminati, disukai dan digunakan oleh masyarakat sebagai
bagian dari kebutuhan hidup mereka yang pada akhirnya memiliki
nilai ekonomis atau komersial yang diperjualbelikan hingga
menghasilkan keuntungan. Dari sini bisa dipahami bahwa industri
kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan produk dan
usaha kreatif yang memiliki nilai jual ekonomis. Contoh industri
kreatif: fesyen, televisi, radio, film, video, fotografi, periklanan, musik,
seni pertunjukan, dan lain – lain.
3. Contoh Roadmap Pengembangan Produksi Dalam Negeri
Berikut merupakan contoh Peta Panduan/Road Map
Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Jawa Barat berdasarkan
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 139/M-IND/PER/12/2011
tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan
Provinsi Jawa Barat untuk periode Tahun 2012-2015 khususnya untuk
industri telematika.
1. Sasaran Pengembangan
a. Sasaran Jangka Menengah (2012-2015)
1) Meningkatnya pemanfaatan inkubator-inkubator bisnis yang
tersedia sebanyak 60%;
2) Meningkatnya populasi Inkes Kepuasan Masyarakat (IKM)
bidang telematika (animasi, game, multimedia, konten/aplikasi
sebesar 10%;
3) Tersedianya standar kompetensi usaha dan profesi industri
telematika (merujuk kepada international telematic maturity
standard);
4) Meningkatnya peran lembaga sertifikasi usaha dan profesi di
bidang telematika; dan
5) Tumbuhnya industri software berbasis sumber taerbuka (open
source) sebanyak 20%

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 77
b. Sasaran Jangka Panjang (2012-2025)
1) Masuknya investasi untuk industri kompenon telematika
dalam mendukung perkembangan industri hardware dalam
negeri;
2) Tumbuhnya industri perangkat telamatika yang dapat
memenuhi kebutuhan lokal maupun peluang pasar ekspor;
3) Terpenuhinya sebagian besar kebutuhan peralatan telematika
nasional dari produksi dalam negeri. Bahan baku utama
berupa komponen mikro elektronika yang awalnya 100%
diimport dari China/Taiwan ditargetkan dapat diturunkan
menjadi 70% (20% dalam negeri), bisa lebih besar tergantung
keberhasilan masuknya investasi industri komponen
telematika, sedangkan chassing 100% dipenuhi dari produksi
dalam negeri; dan
4) Meningkatnya kemampuan supply SDM telematika yang
memiliki kompetensi berstandar dari lembaga Regional
Information Technology Center of Excellent (RICE) maupun
lembaga pengembangan SDM dengan persentase
peningkatan supply bergantung kepada ketersediaan standar
kompetensi profesi telematika dan intensifitas pemberdayaan
peran lembaga sertifikasi profesi telematika.

2. Strategi Pengembangan
Strategi pengembangan industri telematika Provinsi Jawa
Barat sebagai berikut:

a. Penguatan jejaring (networking) antara teckno park yang ada di


Jawa Barat;
b. Peningkatan kerja sama pengembangan SDM, teknologi dan
bisnis jangka panjang antara techno park TIK yang ada di Jawa
Barat dengan lembaga-lembaga pendidikan Teknologi
Informatika Komunikasi (TIK).
c. Penumbuhan dan pengembangan industri telematika berbasis
produk unggulan.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 78
3. Kerangka Pengembangan

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 79
4. Rencana Aksi

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 80
B. Latihan
Latihan ini dilakukan dalam rangka pendalaman materi tentang
kemampuan dan kapasitas produksi dalam negeri serta konsep umum
roadmap pengembangan produksi dalam negeri. Dalam latihan ini,
setiap peserta diminta untuk menjelaskan hal-hal di bawah ini:
1. Sebutkan produk unggulan Indonesia yang terdiri dari produk
unggulan, produk potensial, dan produk jasa!
2. Sebutkan peran UMKM dalam pengembangan produk dalam negeri!
3. Sebutkan manfaat/kegunaan peta panduan/roadmap dalam
pengembangan produk dalam negeri!
C. Rangkuman
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035.
Kerangka Pikir Bangun Industri Nasional tahun 2035 mencakup:
1. Industri Andalan. Terdapat 6 industri andalan yang merupakan
bagian dari 10 industri prioritas, yaitu:
a. Industri pangan
b. Industri farmasi, kosmetik, dan alat Kesehatan
c. Industri tekstil, kulit, alas kaki, dan aneka
d. Industri alat transportasi

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 81
e. Industri elektronika dan telematika/ICT
f. Industri pembangkit energi
2. Industri Pendukung. Terdapat 1 industri pendukung yang merupakan
bagian dari 10 industri prioritas, yaitu industri barang modal,
komponen, bahan penolong, dan jasa industri.
3. Industri Hulu.Terdapat 3 industri hulu yang merupakan bagian dari
10 industri prioritas, yaitu:
a. Industri hulu agro
b. Industri logam dasar dan bahan galian bukan logam
c. Industri kimia dasar berbasis migas dan batubara
Industri kimia dasar berbasis migas dan batubaraBerdasarkan
http://ppei.kemendag.go.id/produk-unggulan-indonesia/ diketahui
terdapat produk unggulan Indonesia yang terdiri dari 10 produk utama
Indonesia, 10 produk potensial Indonesia, dan 3 produk jasa yaitu:
1. Produk Utama Indonesia
a. Udang
b. Kopi
c. Minyak Kelapa Sawit
d. Kakao
e. Karet dan Produksi Karet
f. Tekstil dan Produk Tekstil
g. Alas Kaki
h. Elektronika
i. Komponen Kendaraan Bermotor
j. Furniture
2. Produk Potensial Indonesia
a. Kerajinan
b. Produk Perikanan
c. Obat-obatan herbal
d. Produk Kulit
e. Makanan Kemasan
f. Perhiasan

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 82
g. Minyak Nabati
h. Rempah-rempah
i. Alat tulis non kertas
j. Peralatan Medis
3. Produk Jasa
a. Teknologi Informasi (TI)
b. Tenaga Kerja
c. Desain
Selain hal tersebut di atas, terdapat pula peran UMKM dalam
pengembangan produk dalam negeri, yaitu:
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang, dan berkeadilan;
2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
3. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari
kemiskinan.
Untuk menghasilkan produk unggul atau pun kemajuan industri
diperlukan pula peta panduan/roadmap pengembangan produksi dalam
negeri. Mengacu kepada beberapa Peta Panduan/Road Map
Pengembangan Industri Unggulan yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Perindustrian, Peta Panduan/Road Map merupakan
dokumen perencanaan pengembangan industri yang memuat:
1. Sasaran Pengembangan
2. Strategi Pengembangan
3. Kerangka Pengembangan
4. Rencana Aksi
Peta Panduan/Road Map digunakan untuk:
1. Pedoman operasional dalam menunjang pelaksanaan program
pengembangan industri secara komplementer dan sinergik;

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 83
2. Pedoman pengembangan industri bagi pelaku industri dan/atau
institusi terkait;
3. Pedoman dalam mengkoordinasikan perencanaan kegiatan antar
sektor, antar instansi terkait di pusat dan daerah (provinsi dan
kabupaten/kota);
4. Acuan dalam penyusunan Rencana Strategis dan Rencana Kerja
Tahunan untuk periode 4 (empat tahun);
5. Informasi dalam menggalang dukungan sosial-politis dan kontrol
sosial atas pelaksanaan kebijakan pengembangan industri.
D. Evaluasi Materi Pokok 1
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!

1. Salah satu yang meripakan produk potensial di bawah ini, yaitu….


A. Teknologi Informasi
B. Kerajinan
C. Udang
D. Obat-obatan herbal
2. Berikut yang termasuk kriteria Usaha Kecil, yaitu:
A. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
B. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
C. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha
D. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

3. Peranan penting UMKM dalam perkembangan produk dalam negeri


yaitu….
A. Acuan dalam penyusunan Rencana Strategis dan Rencana
Kerja Tahunan untuk periode 4 (empat tahun);

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 84
B. Informasi dalam menggalang dukungan sosial-politis dan kontrol
sosial atas pelaksanaan kebijakan pengembangan industri.
C. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri
D. Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan antar sektor, antar
instansi terkait di pusat dan daerah (provinsi dan
kabupaten/kota)
4. Peta panduan/roadmap merupakan dokumen perencanaan
pengembangan industri yang memuat….
A. Sasaran pengembangan,Dokumen Pemilihan, Kerangka
Pengembangan, dan Rencana Aksi
B. Sasaran pengembangan, Strategi Pengembangan, Kerangka
Pengembangan, dan Rencana Aksi
C. Sasaran pengembangan, Rancangan Kontrak, Kerangka
Pengembangan, dan Rencana Aksi
D. Sasaran pengembangan, Strategi Pengembangan, Rencana
Penyerapan Anggaran, dan Rencana Aksi

5. Industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan


serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi
daya kreasi dan daya cipta individu tersebut merupakan pengertian
dari….
A. Industri telematika
B. Industri kreatif
C. Industri seni
D. Industri teknologi

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban evaluasi materi
pokok yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui
tingkat penguasaan anda terhadap materi pokok.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 85
Rumus:

Tingkat Penguasaan =

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:


100% = baik sekali
80% = baik
0-60% = kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80% ke atas, bagus!
Berarti Anda telah memahami materi pokok. Tetapi bila tingkat
penguasaan anda masih di bawah 80%, anda harus mengulangi lagi
materi pokok 1 terutama bagian yang belum anda kuasai.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 86
BAB IX
PENUTUP
A. Simpulan
Potensi produk dalam negeri dalam pembangunan nasional
merupakan salah satu materi pada Pelatihan Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri (P3DN), dalam materi ini peserta dapat
meningkatkan pengetahuan tentang produksi dan produk dalam negeri,
produsen dan perusahaan dalam negeri, perusahaan dalam negeri,
peran dan nilai tambah P3DN, keunggulan produksi dalam negeri,
tantangan produksi dalam negeri, dan roadmap pengembangan
produksi dalam negeri. Dijelaskan secara detail mulai dari definisi-
definisi dari berbagai referensi regulasi maupun dari contoh-
contoh/best practise di lapangan khususnya yang terkait dengan P3DN.
B. Implikasi
Setelah mempelajari modul ini, para peserta diharapkan dapat
memahami khususnya dapat menjelaskan atau menerangkan dan
menambah pengetahuan tentang potensi produk dalam negeri dalam
pembangunan nasional sebagai upaya Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri (P3DN).
C. Tindak Lanjut
Untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
tentang potensi produk dalam negeri dalam pembangunan nasional,
maka setelah mempelajari modul ini peserta dapat memperdalam
materi ini, dengan mengikuti pelatihan lanjutan/pelatihan kompetensi
lainnya serta mempelajari berbagai referensi yang berkaitan dengan
materi dimaksud.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 87
KUNCI JAWABAN
A. Kunci Jawaban Bab II: PRODUKSI DAN PRODUK DALAM NEGERI
1. C
2. D
3. C
4. D
5. C
B. Kunci Jawaban Bab III: PRODUSEN DAN PERUSAHAAN DALAM
NEGERI
1. B
2. C
3. A
C. Kunci Jawaban Bab IV: PERUSAHAAN DALAM NEGERI,
NASIONAL, DAN ASING
1. B
2. D
3. A
4. B
5. B
D. Kunci Jawaban Bab V: PERAN DAN NILAI TAMBAH
PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI DALAM
PEMBANGUNAN NASIONAL
1. C
2. A
3. D
E. Kunci Jawaban Bab VI: KEUNGGULAN PRODUK DALAM
NEGERI
1. C

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 88
2. B
3. C
4. D
5. A
F. Kunci Jawaban Bab VII: TANTANGAN PRODUKSI
DALAM NEGERI
1. D
2. B
3. B
4. A
5. D
G. Kunci Jawaban Bab VIII: ROADMAP PENGEMBANGAN
PRODUKSI DALAM NEGERI
1. C
2. D
3. C
4. B
5. B

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 89
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan

Undang - Undang RI Nomor. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal


Dalam Negeri
Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah
Undang – Undang RI Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perindustrian
Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan
Industri
Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 139/M-IND/PER/12/2011 tentang


Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Industri Unggulan Provinsi
Jawa Barat

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014


tentang Pedoman Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Peraturan Menteri ESDM No. 15 Tahun 2013 tentang Penggunaan Produk


Dalam Negeri Pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi

Buku/Jurnal
Febrilina, Rizki. 2016. Ketersediaan Bahan Baku Produksi dan
Pengembangan Komoditas Unggulan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB
Universitas Brawijaya, Vo.4, No.2.
Laporan Monitoring Kinerja Pengadaan LKPP tanggal 6 Desember 2021
khususnya tentang Produk Dalam Negeri (PDN)
Marius P. Angipora. 2001. Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, , Cet 2, h. 268.
Prayetno, Adi. 2015. Kerja Sama Komunitas ASEAN 2015 dalam
Menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG).
Skripsi Universitas Terbuka.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 90
Radhi, Fahmy dan Hariningsih. 2015. Analisis Penerapan Supply Chain
Management Studi Kasus Perusahaan Retailer. Jurnal Universitas
Yogyakarta, Vol.6, No.1.
Shanty, Oktavilia dan Firmansyah. 2016. The Relationships of
Environmental Degradation and Trade Openness In Indonesia.
International Journal of Economics and Financial Issues, Vol. 6, No.6S.
Suyono, Haryono. 2005. Cinta Produk Dalam Negeri. Jakarta: Penerbit
Yayasan Damandiri.
Syahriir, Syahriani. 2020. Analisis Penerapan Akuntansi Biaya Produk
Utama dan Produk Sampingan. Makasar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Wilantara, Rio dan Susilawati. 2016. Strategi dan Kebijakan
Pengembangan UMKM (Upaya Meningkatkan Daya Saing UMKM Nasional
di Era MEA). Bandung: PT. Refika Aditama.
Alma, Buchari. 2003. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Bandung: Alfabeta
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jakarta:
Erlangga, 2009
Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.
Arif, Fadli. Strategi Peningkatan Penggunaan Pdn Dalam Perencanaan
Pengadaan. Disampaikan pada kegiatan Sosialisasi Program P3DN.
Desember 2021.
Munawaroh, Munjiati. 2013. Manajemen Operasi. Yogyakarta: LP3M UMY.
Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo. Aspek Dasar Ekonomi
Mikro.2006

Hindrayani, Aniek. 2010. Manajemen Operasi. Yogyakarta: Pohon Cahaya

Website
https://www.harmony.co.id/blog/apa-saja-jenis-jenis-perusahaan-yang-ada-
indonesia
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/379-5-macam-produksi-
dilihat-dari-bidang-garapannya
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-
produksi/#A_Pengertian_Produksi
https://otomotif.kompas.com/read/2016/08/10/082200815/Mengenal.Sebuta
n.Produk.Dalam.Negeri.

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 91
https://www.pengadaan.web.id/2020/09/contoh-bahan-baku-jenis-dan-
fungsinya.html
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bahan-
baku/#1_Menurut_KBBI
http://ppei.kemendag.gp.id/produk-unggulan-indonesia/
https://www.dgip.go.id/menu-utama/merek/pengenalan
https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/25/150329969/produsen-
pengertian-fungsi-tujuan-dan-bentuknya
https://www.kemenkeu.go.id/media/17432/apbn-kita-maret-2021.pdf
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/02/cetak-rekor-
tertinggi-pmi-manufaktur-capai-angka-572-pada-oktober-2021

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 92
GLOSARIUM

Bahan Baku : bahan mentah, barang setengah jadi,


atau barang jadi yang dapat diolah
menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi yang mempunyai nilai
ekonomi yang lebih tinggi

Harga : jumlah uang yang dibebankan atas


suatu barang atau jasa

Harga Pokok Produksi : total biaya yang dikeluarkan untuk


memproduksi bahan baku menjadi
barang jadi yang siap untuk dijual di
pasaran

Merek : tanda yang dapat ditampilkan secara


grafis berupa gambar, logo, nama,
kata, huruf, angka, susunan warna,
dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara,
hologram, atau kombinasi dari 2 (dua)
atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan barang dan/atau jasa
yang diproduksi oleh orang atau
badan hukum dalam kegiatan
perdagangan barang dan/atau jasa

Perusahaan Asing : perusahaan yang tidak memenuhi


ketentuan perusahaan nasional

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 93
Perusahaan Dalam : perusahaan yang didirikan
Negeri berdasarkan hukum Negara Republik
Indonesia yang melakukan
penanaman modal di wilayah negara
Republik Indonesia dan (lima puluh
satu persen) dari dimiliki oleh
perseorangan warga negara
Indonesia, badan usaha milik negara
(BUMN), badan usaha milik Daerah
(BUMD), pemerintah daerah atau
negara Republik Indonesia serta (dua
per tiga) adalah warga Negara
Indonesia

Perusahaan Nasional : perusahaan yang sekurang –


kurangnya 51% daripada modal dalam
negeri yang ditanam di dalamnya
dimiliki oleh Negara dan/atau, swasta
nasional

Preferensi Harga : insentif bagi produk dalam negeri pada


pemilihan Pengadaan Barang/Jasa
berupa kelebihan harga yang dapat
diterima

Produksi : proses mengolah sesuatu (input) untuk


menghasilkan suatu barang atau jasa
(output)

Produk Dalam Negeri : barang dan Jasa, termasuk rancang


bangun dan perekayasaan, yang

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 94
diproduksi atau dikerjakan oleh
perusahaan yang berinvestasi dan
berproduksi di Indonesia,
menggunakan seluruh atau sebagian
tenaga kerja warga negara Indonesia,
dan prosesnya menggunakan Bahan
Baku atau komponen yang seluruh
atau sebagian berasal dari dalam
negeri

Produsen : badan usaha atau orang


perseorangan yang kegiatan
usahanya menghasilkan barang/jasa

Rantai Pasok : suatu sistem jaringan kerja yang


didalamnya terdapat berbagai
kegiatan mulai dari memasok bahan
baku sampai mengirimnya ke
pelanggan atau konsumen akhir

Rantai Supplai Global : sistem dari organisasi, orang,


kegiatan, informasi, dan sumber daya
yang digunakan dalam memproduksi
dan mendistribusikan produk barang
dan jasa dari supplier kepada
customer secara global

Road map/ Peta : peta panduan yang berisi langkah-


Panduan langkah strategis dan operasional
pengolahan sampai dengan pemasaran
suatu komoditas yang dilakukan secara

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 95
bertahap dan berkelanjutan untuk
mencapai sasaran pembangunan
ekonomi yang dibutuhkan

Pelatihan P3DN dalam PBJP Materi 1 Potensi Produk Dalam Negeri dalam
Pembangunan Nasional | 96

Anda mungkin juga menyukai