Anda di halaman 1dari 5

RISALAH PERUNDINGAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

HUBUNGAN INDUSTRIAL SECARA BIPARTIT

1. Nama Perusahaan : PT. Globaltechno Solusindo


2. Alamat Perusahaan : Jl. Kauman No. 13, Kota Yogyakarta
3. Nama Ketua Serikat Pekerja : Febriana Putri
4. Alamat Ketua Serikat Pekerja : Jl. Purwangan No.10, Kota Yogyakarta
5. Tanggal dan Tempat Perundingan : 18 April 2023/Ruang Aula PT. Globaltechno
Solusindo
6. Pokok Masalah/Alasan Perselisihan : Sebagai berikut;
a. Bahwa Pada tanggal 06 Agustus 2020
Febriana Putri dinyatakan diterima dengan
kontrak kerja selama 1 tahun;
b. Bahwa Febriana Putri kinerjanya yang bagus
maka Febriana Putri kontraknya
diperpanjang selama 1 tahun, hal tersebut
berlangsung selama 3 tahun;
c. Bahwa Seiring berjalannya waktu Febriana
Putri mengabdikan dirinya dengan baik dan
menjadi ketua dalam Serikat Pekerja di
perusahaannya tersebut;
d. Bahwa pada tahun ketiga Febriana Putri
bekerja, tepatnya pada 09 Januari 2023, gaji
yang diterima tidak sesuai dengan apa yang
diperjanjikan yaitu setara UMK Kota
Yogyakarta Surat Keputusan (SK) Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor
338/KEP/2022 Tentang Penetapan Upah
Minimum Provinsi Tahun 2023, UMK Kota
Yogyakarta sebesar Rp 2.324.775,00;
e. Bahwa gaji yang diterima oleh karyawan
PT. Globaltechno Solusindo sebesar Rp
1.850.000,00 dan mereka tidak pernah
mendapat uang lembur;
f. Bahwa kejadian tersebut berlangsung selama
4 bulan dan tanpa ada pemberitahuan dari
pihak Direktur, dalam artian hal tersebut
diputusakan secara sepihak;
g. Bahwa pada tanggal 09 April 2023
karyawan PT. Globaltechno Solusindo
melakukan aksi mogok kerja dengan
diketuai Febriana Putri;
h. Bahwa Setelah sekian lama aksi mogok
kerja, pada tanggal 18 April 2023 kedua
belah pihak yaitu para pekerja dan pihak
perusahaan bersedia melakukan perundingan
bipartit sebagaimana diatur dalam Pasal 3
ayat (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2003 Tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial.
7. Pendapat Serikat pekerja : Sebagai berikut;
a. Bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian
antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau
pemberi kerja yang memuat syarat syarat
kerja, hak, dan kewajiban para pihak;
b. Bahwa gaji yang disepakati antara pekerja
dengan pengusaha/perusahaan adalah setara
UMK Kota Yogyakarta Surat Keputusan
(SK) Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 338/KEP/2022 Tentang Penetapan
Upah Minimum Provinsi Tahun 2023, UMK
Kota Yogyakarta sebesar Rp 2.324.775,00;
c. Bahwa jika perusahaan memberikan gaji
sebesar Rp 1.850.000,00 tanpa ada
pemberitahuan apapun dan tidak ada itikad
baik dari perusahaan maka telah tidak sesuai
dengan apa yang diperjanjikan dan
disepakati sebelumnya;
d. Bahwa uang lembur selama kami bekerja
juga tidak diberikan sebagaimana mestinya
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
e. Bahwa mengacu kepada Pasal 78 ayat (1)
dan (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan
Nomor 13Tahun 2003 jo. Undang-Undang
Cipta Kerja Nomor 11 Tahun 2020, serta
pasal 28 dan 29 Peraturan Pemerintah
Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu
Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan
Hubungan Kerja menegaskan beberapa
syarat pemberlakukan waktu kerja lembur.
f. Bahwa penghitungan yang seharusnya
menjadi hak kami adalah sebagai berikut,
besaran upah minimum dan upah kerja
lembur, serta pembayaran keterlambatan
upah dari para pekerja di bagian produksi
sebanyak 30 orang. Upah minimun yang
seharusnya Rp. 2.324.775,00 dibayar
1.850.000,00. Sehingga kekurangannya (Rp
474.775,00 x 30 = Rp14.243.25,00) dikali 4
bulan sebesar Rp 56.973.000,00. Pasal 77
ayat (1) dan (2) Undang- Undang Nomor 13
Tahun 2003 jo. Undang-Undang Nomor 21
Tahun 2020 dan pasal 21 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021
mewajibkan setiap pengusaha untuk
melaksanakan ketentuan jam kerja.
g. Bahwa Ketentuan jam kerja ini telah diatur
dalam 2 sistem seperti yang telah disebutkan
diatas yaitu:
a. a. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40
jam kerja dalam 1 minggu untuk 6
hari kerja dalam 1 minggu; atau
b. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam
kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari
kerja dalam 1 minggu.
h. Bahwa Apabila melebihi dari ketentuan
waktu kerja tersebut, maka waktu kerja
biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja
lembur sehingga pekerja/buruh berhak atas
upah lembur;
i. Bahwa Merujuk pada ketentuan pasal 31
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun
2021, perhitungan upah kerja lembur adalah
sebagai berikut:
a. Untuk jam kerja lembur pertama
sebesar 1,5 (satu koma lima) kali
Upah sejam dan untuk setiap jam
kerja lembur berikutnya, sebesar 2
(dua) kali Upah sejam.
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada
hari istirahat mingguan dan/atau hari
libur resmi untuk waktu kerja 6
(enam) hari kerja dan 40 (empat
puluh) jam seminggu, maka:
1. penghitungan upah
kerja lembur jam pertama
sampai dengan jam ketujuh,
dibayar 2 (dua) kali upah
sejam; jam kedelapan,
dibayar 3 (tiga) kali Upah
sejam; dan jam kesembilan,
jam kesepuluh, dan jam
kesebelas, dibayar 4 (empat)
kali upah sejam
2. Jika hari libur resmi
jatuh pada hari kerja
terpendek, perhitungan Upah
Kerja Lembur dilaksanakan
sebagai berikut: jam pertama
sampai dengan jam kelima,
dibayar 2 (dua) kali upah
sejam; jam keenam, dibayar 3
(tiga) kali Upah sejam; dan
jam ketujuh, jam kedelapan,
dan jam kesembilan, dibayar
4 (empat) kali upah sejam.
j. Bahwa Apabila kerja lembur dilakukan pada
hari istirahat mingguan dan/atau hari libur
resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja
dan 40 (empat puluh) jam seminggu, maka:
perhitungan Upah Kerja Lembur jam
pertama sampai dengan jam kedelapan,
dibayar 2 (dua) kali Upah sejam; jam
kesembilan, dibayar 3 (tiga) kali Upah
sejam; dan jam kesepuluh, jam kesebelas,
dan jam kedua belas, dibayar 4 (empat) kali
Upah sejam.
k. Maka dengan berdasar kepada hal tersebut
hak kami yang seharusnya dipenuhi oleh
perusaahan akan tetapi perusahaan lalai atau
mengabaikan maka untuk memenuhi dan
mengembalikan apa yang seharusnya
menjadi hak kami.
8. Pendapat Pengusaha : Sebagai berikut:
a. bahwa kekurangan upah minimun dan upah
lembur kerja tersebut didasarkan pada
marketing animasi dan software yang
sedang mengalami penurunan dalam
penjualan. Sehingga tidak mau membayar
kekurangan tersebut.

9. Kesimpulan atau Hasil Perundingan : Dalam perundingan tersebut para pekerja dan
pihak
perusahaan tetap pada pendirian masing-masing.

Yogyakarta, 10 April 2023


Pihak Pengusaha Pihak Serikat Pekerja

Risqi Fadjar Romadhani, S.E., M.E. Febrian Putri


( HRD PT. Globaltechno Solusindo ) Ketua Serikat Pekerja

Anda mungkin juga menyukai