Anda di halaman 1dari 2

Memahami Arti Pentingnya Beretorika Sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum

Oleh : Moh. Risqi Fadjar Romadhani


Email : risqifadjar@gmail.com

Sebagai mahasiswa hukum yang nantinya akan menjadi lulusan seorang sarjana hukum, maka harus
mengubah pola paradigma kita dari masa Sekolah Menengah Atas untuk bisa menyesuaikan dengan
jurusan yang sudah ditempuh yaitu Ilmu Hukum. Seorang mahasiswa hukum dituntut untuk menjadi
insan yang mampu peka terhadap segala sesuatu, memiliki daya nalar yang kuat, mampu bertanggung
jawab atas semua argumen yang disampaikan, dan tentunya harus mampu dan bisa memahami
bagaimana cara untuk bisa beretorika yang baik dan benar.

Retorika atau kepandaian bicara, memang menjadi suatu hal yang fundamental yang harus dimiliki oleh
seorang sarjana hukum. Retorika berasal dari bahasa Inggris “rhetoric” dan bersumber dari bahasa Latin
“rhetorica” yang berarti ilmu berbicara. Retorika sebagai ilmu memiliki sifat-sifat rasional, empiris,
umum, dan akumulatif (Harsoyo dalam Susanto dalam Rajiyem, 2005). Pada dasarnya kemampuan
beretorika dapat dimiliki oleh semua orang karena kepandaian berbicara dapat dilatih dan bukan
merupakan sebuah kepastian atau ketetapan yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Ketika ada
kemauan dan ada usaha maka kemampuan itu akan dimiliki, Malcom Gladwell berpendapat bahwa
menginvestasikan 10.000 jam di suatu bidang dapat membuat kita menjadi ahli di bidang tersebut

Menjadi mahasiswa hukum, berarti menyadari bahwasannya memiliki passion dalam bidang tersebut
dan mampu menjadi sarjana hukum yang nantinya dapat berkontribusi bagi lingkungan sekitar dan
negara. Dalam buku Leadership Promises for Your Work, pakar Leadership dunia John. C. Maxwell
menyebutkan bahwa ada 21 kualitas yang diperlukan oleh seorang pemimpin, yaitu passion, kunc yang
menentukan takdir.

Lulusan sarjana hukum, memang dituntut untuk mampu dan bisa beretorika yang baik dan benar,
karena nantinya ketika ada dalam dunia praktisi maupun akademisi kemampuan berbicara itu menjadi
modal dasar seorang sarjana hukum. Didalam dunia praktisi, harus mampu dan pandai dalam
memberikan argumen agar nantinya apa yang kita sampaikan dan apa yang keluar dari mulut kita itu
nantinya dapat mempengaruhi orang-orang yang mendengar dan mampu membuat mereka percaya
terhadap apa diucapkan. Ketajaman argumen ditentukan oleh seberapa pandai seseorang dalam
menyampaikan argumen tersebut.

Didalam dunia perkuliahan, kemampuan beretorika hanya sedikit yang bisa kita dapatkan di dalam kelas.
Untuk bisa mendapatkan hal itu dan mampu mengasah kemampuan tersebut, harus mencari sendiri
diluar dari dalam kelas perkuliahan. Dengan mengikuti organisasi, menjadi pemimpin, dan soft skil
lainnya seorang mahasiswa harus mencari sendiri diluar dan kampus memberikan kebebasan
dimanapun mahasiswa dapat menemukannya itu.
Ketika mampu memahami bagaimana cara beretorika yang baik dan benar, maka paradigm dari
seseorang nantinya juga akan berubah dan mudah dipengaruhi sesuai dengan apa yang kita ucapkan
karena seorang yang pandai beretorika merupakan sebuah keistimewaan yang dimiliki, jadi selagi masih
ada waktu dan kesempatan perdalam ilmu dan asah kemampuan untuk bisa beretorika yang baik dan
benar, karena itu merupakan modal dasar yang harus dimilikin oleh mahasiswa fakultas hukum selain
kemampuan bernalar dan berargumen.

Anda mungkin juga menyukai