Anda di halaman 1dari 13

“KONSELOR SEBAGAI SAKSI AHLI”

Mata kuliah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok


Mata kuliah : Kode Etik Bki
Dosen pengampu: musdalifah, M.A

Disusun oleh Kelompok: 14


Iza zumrotul zahro : 2221041
Yunanri maharani : 2221057

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
IAIN SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG
2023/2024

1
A. Pendahuluan
Konselor sebagai suatu profesi yang dalam pelaksanaannya berhadapan
langsung dengan klien dalam pemberian bantuan kepada klien sebagai upaya
penyelesaian suatu problem, memerlukan kemampuan maksimal dalam bidangnya
agar tujuan dari konseling dapat tercapai secara optimal. Selain kemampuan konselor
yang sangat diperlukan, ada pula kode etik yang perlu diperhatikan agar konseling
dapat berjalan dengan baik dan hubungan antara konselor dan konseli senantiasa
terjaga dengan baik. Kode etik bimbingan dan konseling adalah ketentuan-ketentuan
atau peraturan- peraturan yang harus di taati oleh siapa saja yang ingin berkecimpung
dalam bidang bimbingan dan konseling demi kebaikan.
Kode etik didalam bidang bimbingan dan konseling dimaksudkan agar
bimbingan dan konseling tetap dalam keadaan baik, serta di harapkan akan menjadi
semakin baik. Kode etik mengandung ketentuan- ketentuan yang tidak boleh dil
dilanggar atau diabaikan tanpa membawa akibat yang tidak menyenangkan.
Dalam bimbingan dan konseling juga terdapat peran konselor sebagai saksi
ahli dimana Konselor sebagai Saksi ahli adalah orang yang memberikan pendapat
berdasarkan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi dalam kasus-kasus hukum yang
terkait dengan bidang kesehatan mental. Meskipun peran ini secara umum bukanlah
ciri khas profesi konseling, namun tidak sedikit konselor yang senang melakukan
intervensi dalam memecahkan masalah. Selain itu, konselor juga berfungsi sebagai
ahli remediasi, terampil dalam mengidentifikasi masalah, dan memberikan bimbingan
kepada klien agar mampu mengatasi permasalahan dirinya

2
B. Pembahasan
1. peran konselor dalam konseling
Menurut Baruth dan Robinson, peran adalah apa yang diharapkan dari posisi
yang dijalani seorang konselor dan persepsi dari orang lain terhadap posisi
konselor tersebut. Sedangkan peran konselor menurut Baruth dan Robinson adalah
peran yang inheren ada dan disandang oleh seseorang yang berfungsi sebagai
konselor.1 Selain itu peran konselor menurut Rogers adalah fasilitator dan
reflektor. Disebut fasilitator karena konselor memfasilitasi atau mengakomodasi
konseli mencapai pemahaman diri. Disebut reflektor karena konselor
mengklarifikasi dan memantulkan kembali kepada klien. perasaan dan sikap yang
diekspresikannya terhadap konselor sebagai representasi orang lain. 2 Agar peran
ini dapat dipertahankan dan tujuan konseling dapat dicapai, maka konselor perlu
menciptakan iklim atau kondisi yang mampu menumbuhkan hubungan konseling.
Kondisi konseling ini menurut Rogers satu keharusan dan cukup memadai untuk
pertumbuhan, sehingga dia menyebutnya sebagai necessary and sufficient
conditions for therapiutic change. Kondisi-kondisi yang perlu diciptakan itu
adalah sebagai berikut:
a. Konselor dan klien berada dalam hubungan psikologis.
b. Klien adalah orang yang mengalami kecemasan, penderitaan, dan
ketidak seimbangan.
c. Konselor adalah benar-benar dirinya sejati dalam berhubungan dengan
klien.
d. Konselor merasa atau menunjukkan unconditional positive regard
untuk klien
e. Konselor menunjukkan adanya rasa empati dan memahami tentang
kerangka acuan klien dan memberitahukan pemahamannya kepada
klien.
f. Klien menyadari (setidaknya pada tingkat minimal) usaha konselor
yang menunjukkan sikap empatik berkomunikasi dan unconditioning
positive regard kepada klien.3

1
Namora Lamongga Lubis, Memahami Dasar-dasar Konseling. (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 32.
2
Robert L.Gibson, Marianne H. Mitchell, Bimbingan Dan Konseling, (Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2011),
him.215
3
Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UMM Press, 2015), him. 73

3
2. Definisi konselor sebagai saksi ahli
Konselor sebagai saksi ahli adalah seorang konselor yang memberikan
kesaksian atau pendapat ahli berdasarkan pengetahuan, pelatihan, dan sertifikasi
yang dimilikinya dalam bidang bimbingan dan konseling. Peran ini tidak menjadi
ciri khas dari profesi konselor, tetapi dapat terjadi dalam konteks hukum atau
persidangan. Dalam praktik peradilan, istilah "saksi ahli" sering digunakan untuk
menyebut orang yang memberikan keterangan atau pendapat ahli di persidangan.
Namun, dalam pengaturan perundang-undangan di Indonesia, istilah "ahli" lebih
tepat digunakan daripada "saksi ahli. Sebagai saksi ahli, seorang konselor dapat
memberikan pendapat atau kesaksian yang didasarkan pada pengetahuan dan
kompetensinya di bidang bimbingan dan konseling. Misalnya, dalam kasus hukum
yang melibatkan masalah psikologis atau emosional, seorang konselor dapat
memberikan pendapat ahli tentang kondisi psikologis individu terkait4.
Dalam hal ini konselor berkedudukan sebagai saksi ahli. Dengan apa yang
saksi lihat, saksi dengar, dan saksi ketahui perihal terdakwa, namun dalam hal ini
penulis lebih melihat kepada adanya keterangan perihal keahlian saksi yang
diberikan dalam persidangan yakni keterangan mengenai hasil dari asesmen yang
dilakukan, dan keterangan mengenai hasil konseling yang dilakukan oleh
terdakwa selama proses konseling.
Proses konseling bukanlah sebuah kegiatan yang dapat diterapkan semudah
apa yang selama ini disampaikan. Apalagi jika permasalahan konseli terkait
dengan lingkungan yang melibatkan banyak pihak. Seringkali konselor harus
sangat berhati-hati dalam menjaga kerahasiaan konseli. 5 Berikut ini adalah
beberapa gambaran kondisi konseling dalam berbagai Mencari lingkup adalah
sebagai berikut:
a. Konseling Sekolah/Pendidikan
Konselor dalam lingkup sekolah atau pendidikan biasanya menangani
berbagai macam permasalahan siswa sebagai pribadi bermasalah yang terkait
dengan persoalan Kompleks di sekolah. Contoh: siswa yang sering terlibat
tawuran sekolah. Selain mengenai masalah siswa sebagai pribadi, konselor
pendidikan juga seringkali diminta memberikan masukan bagi sistem.

4
Karakteristik, Kompetensi dan Peran Konselor https://id.scribd.com/document/484139494/konselor.diakses
pada tanggal 23 november 2023.
5
Saksi ahli. https://id.wikipedia.org/wiki,diakses pada tanggal 23 november 2023.

4
pendidikan untuk mencari metode belajar dan mengajar yang paling tepat bagi
siswa pada rentang usia tertentu.6
b. Konseling Pernikahan/Keluarga
Konselor dalam lingkup pernikahan atau keluarga biasanya menangani
berbagai masalah terkait dengan hubungan antara suami istri sebagai pasangan
atau masalah yang lebih luas yang melibatkan keluarga sebagai sebuah sistem.
Misalnya: keluarga yang sedang berada dalam kasus penceraian atau
pertengkaran karena memperebutkan harta warisan.
c. Konseling Forensik
Konselor forensik adalah konselor yang membantu proses penyidikan sebuah
kasus. Tugas konselor forensik biasanya berkaitan dengan Criminal profiling
yaitu pembuatan profil perilaku kriminal. Criminal profiling dapat
mempermudah pihak kepolisian untuk mengidentifikasi pelaku kriminal
karena sudah mengetahui gambaran karakteristik dari pelaku kriminal yang
sedang dicari. Selain itu, Counselor forensik juga banyak berperan sebagai
saksi ahli dalam persidangan untuk memberikan keterangan sesuai dengan
kompetensi nya dalam rangka membantu hakim memberikan vonis yang
proporsional bagi pelaku kejahatan.
d. Profesi Konselor Adiksi
Seperti pada peran profesi konselor adiksi berkedudukan sebagai saksi ahli,
yang berperan aktif dalam bidang penyalahgunaan narkotika. Ahli dalam
menangani individu yang kompeten, untuk memberikan keterangan sebagai
ahli di sidang pengadilan dengan terdakwa penyalahguna atau pecandu
narkotika.

3. Peran konselor sebagai ahli dalam proses hukum


Dalam proses hukum, konselor dapat berperan sebagai ahli dalam kasus-kasus
yang terkait dengan bidang konseling. Peran konselor sebagai ahli dalam proses
hukum meliputi beberapa hal yaitu :
a. Memberikan Kesaksian Ahli
Konselor dapat memberikan kesaksian ahli berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman profesional mereka di bidang konseling. Kesaksian ahli ini

6
Dr. Dewa Ketut Sukardi, MBA., MM, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Jakarta, Rineka Cipta, 2008

5
dapat membantu pengadilan memahami aspek psikologis atau emosional
yang relevan dalam kasus yang sedang dipertimbangkan.
b. Memberikan Penilaian dan Rekomendasi
Konselor juga dapat memberikan penilaian dan rekomendasi berdasarkan
evaluasi mereka terhadap individu yang terlibat dalam kasus hukum.
Penilaian ini dapat mencakup aspek-aspek seperti kesehatan mental,
kemampuan beradaptasi, atau dampak psikologis dari suatu kejadian.
c. Memberikan Pendampingan
Konselor dapat memberikan pendampingan kepada individu yang terlibat
dalam proses hukum, seperti korban kejahatan atau saksi. Pendampingan
ini bertujuan untuk memberikan dukungan emosional dan membantu
individu menghadapi stres dan trauma yang terkait dengan proses hukum.
d. Memberikan Edukasi
Konselor juga dapat memberikan edukasi kepada pengadilan, pengacara,
atau pihak terkait lainnya tentang isu-isu psikologis yang relevan dalam
kasus hukum. Hal ini dapat membantu memperluas pemahaman tentang
faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi keputusan pengadilan.
Namun, tidak semua konselor bersedia atau memiliki keinginan untuk
berperan sebagai ahli dalam proses hukum. Beberapa konselor mungkin
lebih memilih untuk tetap fokus pada praktik konseling mereka dan
menghindari keterlibatan langsung dalam bidang hukum.7

4. Tanggung jawab konselor sebagai saksi ahli


Sebagai konselor harus memiliki tanggung jawab yang akurat untuk menjadi
saksi ahli, karena sebagai saksi ahli bukanlah hal yang mudah bagi konselor, hal
ini juga harus paham dengan pengetahuan dan konsekuensinya. Dalam menjalani
tugas konselor sebagai saksi ahli, konselor juga harus memahami dan menerapkan
prinsip-prinsip etika dan profesional dalam menyediakan layanan dan bimbingan
konseling. Terdapat beberapa aspek penting dalam tanggung jawab konselor
sebagai saksi ahli yaitu:

7
Peran konselor sebagai ahli dalam proses hukum.
(http://conference.um.ac.id/index.php/bk/article/download/66/67).diakses pada tanggal 24 november 2023.

6
a. Tanggung jawab kepada siswa
Konselor memiliki keawajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada
siswa yang harus diperlukan sebagai individu yang unik. Selain itu,
konselor memperhatikan sepenuhnya segenap kebutuhan siswa (kebutuhan
yang mencakup pendidikan, jabatan/pekerjaan, privat, dan sosial) dan
mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi setiap
siswa.
b. Menjaga kode etik
Konselor harus menjaga kode etik dalam menjalankan profesinya,
termasuk menghindari mengalihkan klien pada konselor lain tanpa
persetujuan klien.
c. Mengkaji diri dan perbuatan
Konselor wajib mengkaji secara sadar tingkah laku dan perbuatannya
bahwa ia mentaati kode etik. Konselor wajib selalu mengingat bahwa
setiap pelanggaran terhadap kode etik akan merugikan diri sendiri, konseli,
lembaga, dan pihak lain yang terkait.
d. Membantu konseling secara profesional
Konselor harus membantu konseling secara profesional dan menghargai
pribadi klien. Konselor tidak harus membantu konseling berdasarkan
pekerjaannya
e. Penerapan prinsip pelayanan konseling
Konselor harus menerapkan prinsip pelayanan konseling berdasarkan
agama, seperti Injil Yohanes
f. Menjaga privasi klien
Konselor harus menjaga privasi klien dan tidak menyimpang informasi
pribadi klien dengan orang lain tanpa konsentuasi klien.

7
C. KESIMPULAN
Saksi ahli adalah orang yang pendapatnya berdasarkan pendidikan, pelatihan,
sertifikasi, keterampilan atau pengalaman, diterima oleh hakim sebagai ahli. Hakim
dapat mempertimbangkan opini khusus saksi (ilmiah, teknis atau lainnya) tentang
bukti atau fakta sebelum pengadilan sesuai keahlian ahli, disebut sebagai "pendapat
ahli". Saksi ahli juga dapat memberikan "bukti ahli" dalam bidang keahlian mereka.
Kesaksian mereka dapat dibantah oleh kesaksian dari para ahli lainnya atau dengan
bukti atau fakta lain. Hukum Indonesia menyatakan bahwa keterangan saksi ahli
adalah alat bukti yang sah.
Dalam hal ini konselor berkedudukan sebagai saksi ahli. Dengan apa yang
saksi lihat, saksi dengar, dan saksi ketahui perihal terdakwa, namun dalam hal ini
penulis lebih melihat kepada adanya keterangan perihal keahlian saksi yang diberikan
dalam persidangan yakni keterangan. mengenai hasil dari asesmen yang dilakukan,
dan keterangan mengenai hasil konseling yang dilakukan oleh terdakwa selama proses
konseling.

8
DAFTAR PUSTAKA

Namora Lamongga Lubis, Memahami Dasar-dasar Konseling. (Jakarta: Kencana, 2011)

Robert L.Gibson, Marianne H. Mitchell, Bimbingan Dan Konseling, (Yogyakarta Pustaka


Pelajar, 2011)

Latipun, Psikologi Konseling, (Malang: UMM Press, 2015)

Karakteristik, Kompetensi dan Peran Konselor


https://id.scribd.com/document/484139494/konselor.diakses pada tanggal 23
november 2023.

Saksi ahli. https://id.wikipedia.org/wiki,diakses pada tanggal 23 november 2023.

Dr. Dewa Ketut Sukardi, MBA., MM, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Jakarta, Rineka Cipta, 2008

Peran konselor sebagai ahli dalam proses hukum.


(http://conference.um.ac.id/index.php/bk/article/download/66/67).diakses pada
tanggal 24 november 2023.

9
.

10
11
12
13

Anda mungkin juga menyukai