Anda di halaman 1dari 17

PROFESI DAN PROFESI HUKUM

Dosen Pengampu:
M. Irwan Febrianto

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Nico Piderlane
2. Predi Satriawan
3. Tira Novita

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah, barokah serta
kemudahan penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah senantiasa meridhoi semua
usaha dan upaya penulis, dengan hasil baik serta berguna dikalangan masyarakat. Makalah yang
berjudul “Profesi dan Profesi Hukum” ini disusun untuk memenuhi tugas. Keberhasilan dalam
makalah ini tentu saja tak lepas dari bantuan banyak pihak.

Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat,
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Bengkulu, 28 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi dan Profesional ....................................................................................3
B. Karakteristik Profesi ..........................................................................................................5
C. Prinsip Profesi ....................................................................................................................5
D. Profesi Hukum ...................................................................................................................6
E. Karakteristik Profesi Hukum .............................................................................................8
F. Prinsip-Prinsip Profesi Hukum ..........................................................................................9
G. Masalah-Masalah Profesi Hukum Di Indonesia ................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesi hukum merupakan salahsatu dari sekian banyak profesi lain,seperti : profesi
dokter, profesi akuntan,profesi guru dan lain-lain. Profesi hukummempunyai ciri tersendiri
karena profesiini sangat bersentuhan langsung dengankepentingan manusia/orang yang
lazimdisebut “klien”. Sesungguhnya profesihukum tidak terlepas dari unsur-unsurpenegakan
hukum seperti: Kepolisian,Kejaksaan, Hakim danPengacara/advokat, di dalam tulisan inisaya
lebih banyak mengungkap profesihukum secara umum Profesi hukumdewasa ini semakin
berkembang danmacam-macam, misalnya advokat dengankeluarnya Undang- undang nomor
: 18Tahun 2003 tentang advokat maka wadahorganisasi ini berkembang sesuai denganyang
ditetapkan oleh Ikatan AdvokatIndonesia (IKADIN) misalnya : AsosiasiAdvokat Indonesia
(AAI), IkatanPenasehat Hukum Indonesia (IPHI),Himpunan Advokat dan
PengacaraIndonesia (HAPI), Serikat PengacaraIndonesia (SPI), Asosiasi KonsultanHukum
Indonesia (AKHI), HimpunanKonsultan Hukum Pasar Modal(HKHPM).
Manusia dalam menjalani hidupnya selalu memerlukan kebutuhan, kebutuhan
merupakan perwujudan budaya manusia yang berdimensi cipta, karsa dan rasa.Sebagai
mahluk sosial (Zoon Politicon),manusia selalu berinteraksi dengan manusia yang lain dan
saling membutuhkan. Berkaitan dengan kegiatan profesi hukum, kebutuhan manusia untuk
mendapatkan layanan hukum juga termasuk dalam lingkup dimensi budaya perilaku
manusiawi yang dilandasi olehnilai moral dan nilai kebenaran. Atasdasar ini maka sangat
beralasan bagipengemban profesi hukum untuk memberikan layanan bantuan hukum yang
prima terhadap “Klien”, namun dalam kenyataannya profesi hukum sering menyimpang dari
dimensi budaya tersebut sehingga perilaku yang ditunjukkan oleh pengemban profesi hukum
banyak yang melanggar nilai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian profesi dan professional?
2. Bagaimana karakteristik profesi ?
3. Bagaimana prinsip-prinsip profesi?
4. Bagaimana profesi hukum itu?

1
5. Bagaimana karakteristik profesi hukum?
6. Bagaimana prinsip-prinsip profesi hukum?
7. Bagaimana masalah-masalah profesi hukum di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian profesi dan professional
2. Untuk mengetahui karakteristik profesi
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip profesi
4. Untuk mengetahui profesi hukum itu
5. Untuk mengetahui karakteristik profesi hukum
6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip profesi hukum
7. Untuk mengetahui masalah-masalah profesi hukum di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi dan Profesional


Secara harfiah profesi berasal dari kata profession (ingris) yang berasal dari bahasa
latin profesus ang berarti “mampu atau ahli dalamsuatu bentuk pekerjaan”. Dalam webster‟s
new worl dictionary ditemukan bahwa profesi merupakan suatu pekerjaan yang
menuntutpendidikan tinggi.1 Kata profesi dapat di ketahui dari tiga sumbermakna yaitu makna
Secara etimologi profesi berasal dari bahasa ingrisprofession atau bahasa latin profecus yang
artinya mengakui, pengakuan, menyatakan mampu atau ahli dalam melakukan pekerjaan
tertentu. Secara terminologi profesi dapat di artikan sebagai suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pekerjaan tinggi bagi pelakunya yangdi tekankan pada pekerjaan mental.
Sementara secara sosiologi profesi merupakan jenis model pekerjaan yang ideal, karena dalam
realitanyabukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya dan hanya bisadilakukan oleh
orang-orang yang sudah profesional dalam bidangnya.2
Secara lebih lanjut pengertian profesi menurut para ahli adalahsebagai berikut:a.
Menurut buchari alma yang mengutip villmer dan mill yangdikutip peter jervis profesi
merupakan suatu pekerjaan yangdidasarkan atas studi intelektual dan pelatihan yang khusus.
Ilsa nelwan mengartikan profesi dengan memandang tiga aspekyang mengikuti makna profesi
berikut,
1. Kalogial yaitu bahwa pengetahuan dan kompetensiseseorang telah di validasi atau di uji
oleh lingkungankerjaanya.
2. Kognitif berhubungan dengan pengetahuan serta kompetensitersebut berdasarkan ilmu
pengetahuan yang rasional.
3. Moral penilaian profesional serta saran yang di berikanserta berorientasi pada suatu nilai
subtantif.

Sedangkan profesional berasal dari kata profesi dan pada umumnya suatu jabatan
pekerjaan yang seseorang itu memiliki kemampuan khusu sdalam melakukanya akademik.

1
Alma buchari, guru profesional, edisi revisi (bandung:alfabeta,2012), h.115
2
Suprihatiningrum jamil, guru profesional, cetakan II (jogjakarta: ARUZZ media, 2014), h. 45-46.

3
Pengertian profesi secara umum bagi guru dan dosen adalah sesuatu pekerjaan yang
membutuhkanpengetahuan, ketrampilan, kemampuan, keahlian dan ketlatenanuntuk
menciptakan anak memiliki perilaku sesuai dengan harapan.3

Pengertian profesional dikatakan sebagai suatu yangbersangkutan dengan profesi


memerlukan kepandaian khusus untukmelakukanya. sedangkan menurut para ahli profesional
adalah sebagai berikut:

Menurut Suharsimi Arikunto profesional merupakan suatukegiatan yang dilakukan


seseorang untuk mendapatkan nafkah yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
kemampuan dalam bidangtertentu seperti dokter, hakim dan pendidikan. Menurut nana
sudjanayang di kutip oleh uzer usman profesional berasal dari kata sifat yangberarti pencarian
dan sebagai kata benda yang berarti orang yangmempunyai keahlian seperti guru, dokter dan
hakim dengan kata lainpekerjaan yang bersifat profesional.

Profesional adalah hanya pekerjaan yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang
khusus dan dipersiapkan untuk melakukan pekerjaanitu, bukan pekerjaan yang dilakukan oleh
orang-orang yang tidakmampu melaksanakan pekerjaan lain. Selanjutnya pendapat mc
cullyyang di kutip oleh syafrudin dan basyiruddin mengatakan bahwaprofesion is a vication
in wich professed knowledge of some departmnof other or in thr prakticie of an art founded
uppon it.

Akan tetapi pendapat di atas di susul kembali oleh moudiono,yang di kutip oleh oleh
syafrudin dan basyiruddin mengatakan profesional adalah proses membuat suatu badan
organisasi agar menjadi profesional dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan khususnya menurut UU RI No. 14/2005 pasal 1 ayat 4 profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standart
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

3
Suetjipto, kosasi raflis, profesi keguruan, cetakan pertama (jakarta: RINEKA CIPTA, 1999), h.15

4
B. Karakteristik Profesi
Karakteristik profesi menurut flexner menjelaskan ciri-ciri profesi dalam 6
karakteristik yaitu: Keintelektualan, Kompetensi professional yang dipelajari, Objek
praktekspesifik, Komunikasi, Motivasi altruistik, Organisasi profesi.
Menurut Tilaar (2000) ciri-ciri suatu profesi adalah: Memiliki suatukeahlian khusus,
Merupakan suatu pang-gilan hidup, Memiliki teori-teori yang bakusecara universal,
Mengabdikan diri untukmasyarakat dan bukan untuk diri sendiri. Berdasarkan pemaparan dari
beberapa para ahlidiatas dapat ditarik kesimpulan : Profesi merupakan panggilan hidup dan
adanya keahlian. Ciri panggilan hidup mengacu pada mutupelayanan atau mutu dedikasi
sedangkan cirikeahlian menentukan keunggulan pengabdianatau layanan itu.4
C. Prinsip Profesi
1. Tanggung Jawab
Prinsip pertama dan merupakan prinsip pokok dari seorang profesional adalah
tanggung jawab. Prinsip tanggung jawab ini bisa dikatakan sebagai kewajiban.
Haltersebut dapat terlihat ketika seorang profesional mampu bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya dari mulai hingga selesai. Selain itu, ia juga bertanggung jawab
terhadapdampak pekerjaan dan dampak dari profesi yang dijalankannya.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip kedua ini menuntut para profesional untuk bersikap adil, dalam
artianmampu memenuhi hak dan kepentingan pihak tertentu. Ia mampu menjamin
bahwatidak ada pihak yang dirugikan karena profesinya. Hal ini bisa dilihat ketika
seseorangtidak membeda-bedakan orang yang berkaitan dengan profesinya atau tidak
melakukandiskriminasi.
3. Otonomi
Maksud dari prinsip ini lebih ditujukan kepada pihak lain di luar para
profesional,untuk dapat memberikan kebebasan kepada mereka dalam menjalankan
profesinya.Dalam artian, mereka memiliki otonomi untuk menjalankan profesi dan
menyelesaikantugasnya.

4
Ayu Nur Hidayati, Pentingnya Kompetensi dan Profesionalisme Guru dalam Pembentukan Karakter
Bagi Anak Usia Dini, jurnal profesi keguruan, 2022, h. 3

5
4. Integritas Moral
Prinsip terakhir adalah integritas moral, maksudnya seorang profesional
adalahseorang yang memiliki integritas moral tinggi. Hal tersebut tercermin dari
kemampuan mereka menjaga keluhuran profesinya, misalnya dengan patuh pada kode
etik. Selain itu juga pada tujuan kerja mereka untuk dapat bermanfaat bagi orang banyak.5
D. Profesi Hukum
Profesi hukum merupakan salah satu dari sekian profesi lain, misalnya profesi dokter,
profesi akuntan, profesi teknik, dan lain-lain. Profesi hukum mempunyai ciri tersendiri, karena
profesi ini sangat bersentuhan langsung dengan kepentingan manusia/orang yang
lazimdisebut “klien”. Profesi hukum dewasa ini memiliki daya tarik tersendiri,
akibatterjadinya suatu paradigma baru dalamdunia hukum, yang mengarah kepada
peningkatan penegakan hukum. Apalagi dewasa ini isu pelanggaran hak asasi manusia
semakin menarik. Profesi hukum mempunyai keterkaitan dengan bidang-bidang hukum yang
terdapat dalam negara kesaruan Republik Indonesia, misalnya Kehakiman, Kejaksaan,
Kepolisian, Mahkamah Agung, serta Mahkamah Konstitusi.6
Kemunculan profesi hukum selain karena dipicu olehtuntutan industrialisasi yang
sangat dahsyat yang serba rasionaldan pasti, juga didorong oleh semakin terdesaknya hukum-
hukum kebiasaan yang hidup berabad-abad bersamamasyarakat.Kelahiran dan kehadiran
profesi hukum bersamaandengan menguatnya hukum psotif pengganti hukum-hukumtidak
tertulis telah mempengaruhi pula eksistensi pendidikanhukum yang tidak lagi menjadi bagian
dari filsafat teologis ataufilsafat moral dan etika, melainkan menjadi bagian dari ilmuhukum
positif yang sekular, yang dikembangkan dalamsistematika-sistemika yang rasional
berdasarkan logika.
Semenjak era tersebut, pendidikan tinggi hukum benar-benar tampil sebagai lembaga
pendidikan yang nyarissepenuhnya berhikmat pada pendidikan untuk melahirkansarjana-
sarjana hukum yang berorientasi pada profesi-profesisesuai kehendak dunia insdustri yang
menyediakan ruang danpeluang di bidang itu, yang secara materiil menjanjikankehidupan
ekonomi sejahtera.Pendidikan tinggi hukum di Indonesia tentu sajamengikuti perkembangan

5
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MSIM4408-M1.pdf, diakses pada 28 September
2023, pukul 13.05 WIB
6
John Kenedi, Profesi Hukum Dan Kode Etik Profesi, El-Afkar Vol. 5 Nomor 1, Januari- Juni 2016, h. 47

6
di Eropa Daratan tersebut dandi kerangka sebagai pendidikan untuk melahirkan ahli-ahli
hukum.
Kurikulum dan pendekatan pengajaran mengarahkanpara mahasiswa memahami dan
menguasai kecakapan-kecakapan tehnis untuk menemukan hukum (undang-
undang),menginterpretasikannya, dan menggunakannya sebagai premisuntuk mendeduksikan
hukum in concreto untuk mengukumiperkara-perkara tertentu. Dengan perkataan lain,
halprofesionalisme hukum lebih banyak diajarkan pada segi-segiteknisnya saja, sedangkan
segi etisnya tak demikiandikedepankan.
Semenjak awal 1970-an bersamaan dengan kepulangansejumlah ahli hukum yang
menyelesaikan jenjang S-3 nya dipelbagai perguruan tinggi di Eropa dan Amerika,
telahmembawa gagasan agar fakultas-fakultas hukum merombakhabis-habisan kurikulumnya
guna merespon kebutuhan profesihukum.Begitulah perjalanan kemunculan dan
perkembanganprofesi hukum telah sedemikan rupa menguasai jagadpendidikan hukum di
Indonesia. Profesi hukum telahberkembang sangat pesat dengan fokus pendidikan
dankeahlian yang makin tersepesalisasi. Lulusan-lulusan sarjanahukum tidak lagi hanya
mengarah pada profesi Polisi, Jaksa,Hakim, Advokat dan Notaris, tetapi juga bidang-bidang
lainyang lebih spesifik seperti ahli hukum pasar modal, ahli hukumkonstruksi, ahli hukum
persaingan usaha, curator, danseterusnya.Untuk memperoleh lisensi pada keahlian-
keahliantersebut, para sarjana hukum itu harus mengikuti pendidikandan ujian tertentu serta
magang dalam kurun waktu tertentu.Tetapi perkembangan demikian itu, tidak dibarengi
denganpendidikan kaidah atau dikenal dengan pendidikan etika(profesi) sehingga terjadi
ketidakseimbangan antarakemampuan tehnis hukum dengan kepekaan hati nurani(qolbu)
dalam menjalankan profesi.
Akibatnya terjadilah berbagai perilaku menyimpang dalam penggunaan profesi
tersebut.Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan profesi hukum yang mulai
memunculkan berbagai penyimpangan profesi itu, maka mulailah etika profesi diintrodusir
lebih kuat ke dalam pendidikan hukum, termasuk saat para sarjana hukum mengikuti
pelatihan-pelatihan tehnis hukum.
Semenjak itulah profesi-profesi hukum memasukipemaknaan baru yang memasukkan
etika profesi sebagai salahsatu unsur dalam profesi hukum. Profesi hukum lalu
diartikansebagai pekerjaan yang disandang atau diemban oleh merekayang terdidik dan dilatih

7
di bidang hukum untuk menjalankanatau menegakkan hukum untuk terciptanya ketertiban
dankeadilan sesuai dengan nilai-nilai, asas-asas, dan norma-normahukum itu sendiri, serta
etika profesi yang membingkainya.
Tugas para professional hukum adalah menegakkanhukum dan keadilan untuk
ketertiban manusia sebagai salahsatu kebutuhan dasar manusia, karena hanya dalam
situasidemikian manusia dapat menjalani kehidupannya secara wajar,yakni sesuai dengan
martabat kemanusiaanya.Penyandang profesi hukum dalam melaksanakan tugasprofesinya
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat etis, danharus tunduk pada kaedah hukum, dengan
kaedah sosial selainhukum seperti adat setempat yang berkembang dan berlakudimasyarakat.
Pandangan etis atau tidak etis tidak hanyadikalangan profesi hukum itu sendiri karena
harusberhubungan dengan masyarakat dan masyarakat tetaplahsebagai penilai utama apakah
penegak hukum bermoral ataukah tidak.
Para penyandang profesi hukum senantiasabersinggungan dengan nilai-nilai yang
hidup dalammasyarakat, berada dan menjadi bagian dari perkembanganmasyarakat. Karena
itu, profesi hukum bukanlah profesi yang bebas nilai dan profesi eksklusif yang berdiri diatas
menaragading dan karena itu memiliki sistem nilai yang secara ekstremberbeda dengan nilai-
nilai masyarakat pada umumnya. Profesi hukum adalah profesi yang berintegrasi dengan
masyarakat luas, sehingga nilai-nilai yang dianggap baik oleh masyarakatjuga harus dijadikan
ukuran dalam etika profesi tersebut,demikian pula sebaliknya.
E. Karakteristik Profesi Hukum
Sebagaimana karaktrestik profesi, profesi hukum juga memiliki karaktrestik tersendiri
sesuai dengan karakter dari bidang garap atau pekerjaan dari profesi hukum, yaitu
menegakkan peraturan perundang-undangan sesuai kewenangan yang dimiliki yang diberikan
oleh peraturan perundang-undangan. Ada yang memiliki kewenangan langsung dan aktif
menegakkan hukum berupa tindakan hukum terhadap pelanggaran hukum (Polisi, Jaksa,
Hakim), ada yang menegakkan isi hukum guna keperluan suatu perbuatanhukum (Notaris),
dan ada pula yang menegakkan hukum dalam pengertian mencegah penyalahgunaan hukum,
sekaligusmenjaga hak-hak hukum seseorang yang berurusan ataumelakukan suatu perbuatan

8
hukum terpenuhi (Advokat).Berdasar karakter dari pekerjaan profesi hukum tersebut,maka
karaktrestik dari profesi hukum yaitu:7
1. Khusus (bidang tugas yang tidak bisa dijalankan oleh setiap orang tanpa didasarkan pada
pendidikan dan pelatihan tersendiri)
2. Keluasan ilmu pengetahuan hukum (profesi hukummensyaratkan keluasan dan
kedalaman ilmu pengetahuanhukum sejalan dengan luasnya cakupan masalah-
masalahhukum)
3. Kemampuan Bahasa (kemampuan bahasa tulis dan bahasalisan yang baik untuk
menyelesaikan masalah-masalahhukum yang rumit dan kompleks).
4. Kemampuan Logika (kemampuan berpikir logis karenahukum bukan hanya norma-
norma tetapi juga logika)
5. Penyelesai masalah (profesi hukum pada hakekatnya profesi untuk menyelesaikan
pelbagai persoalan hukum dalammasyarakat)
6. Berhubungan dengan manusia dan harta benda (profesi hukum menjalankan pekerjaan
yang terkait dengan hak-hak dan kewajiban manusia serta harta benda)
7. Bekerja atas dasar lisensi dan mandat (pelaksanaan tugasdari profesi hukum harus ada
lisensi dan mandat)h. Aktif (realisasi dari tugas yang dimandatkan dilaksanakansecara
aktif/tidak menunggu sesuai bidang tugas masing-masing profesi)
8. Pasif (realisasi dari tugas yang dimandatkan dilaksanakanpasif/menunggu sesuai bidang
tugas masing-masing profesi)
9. Teliti/cermat (profesi hukum dijalankan dengan teliti dan cermat untuk menghindari
kesalahan yang bisa berakibat fatal)
F. Prinsip-Prinsip Profesi Hukum
Sebagai profesi yang dijalankan dengan pendidikan dankeahlian khusus, berhubungan
dengan hak-hak dan kewajiban manusia, harta benda manusia, serta kepercayaan sebagai
dasarhubungan antara pengguna profesi tertentu dengan pengemban profesi, maka prinsip-
prinsip yang harus dimiliki, dijaga dan dijalankan oleh pengemban profesi hukum adalah:8

7
Suparman Marzuki, Etika Dan Kode Etik Profesi Hukum, ( Yogyakarta: FH UII Press, 2017), h. 24
8
Suparman Marzuki, Etika Dan Kode Etik Profesi Hukum,…h. 27

9
1. Integritas (profesi hukum diemban dan dijalankan oleh individu yang memiliki pribadi
yang integral/utuh, bukanoleh mereka yang hipokrit)
2. Kompeten (profesi hukum diemban dan dijalankan oleh individu yang memiliki
kompetensi teoritis dan praktis)
3. Independen (profesi hukum dijalankan secara merdeka,tanpa tekanan dan paksaan dari
manapun)
4. Imparsial ( profesi hukum dijalankan secara tidak memihak,kecuali kepada tegaknya
keadilan dan kepastian hukum)
5. Disiplin (profesi hukum diemban dan dijalankan dengandisiplin tinggi terhadap waktu
dan janji)
6. Menjaga Rahasia (profesi hukum dijalankan dengan menjagakerahasiaan jabatan, tugas,
wewenang dan klien/penggunaprofesi)
7. Kemanusian (profesi hukum bekerja untuk kepentingankemanusian)
8. Dipercaya (pengemban profesi hukum harus dipercaya olehmasyarakat dan dipercaya
oleh pengguna profesi)
G. Masalah-Masalah Profesi Hukum Di Indonesia
Sebagai salah satu profesi penting dan terkemuka darisekian banyak profesi di
Indonesia, profesi hukum memilikibanyak masalah, yaitu:
1. Kualitas personal. Sumber daya manusia pengemban profesisangat menentukan kualitas
personal (integritas dankompetensi) pengemban profesi. Tidak sedikit masalah-masalah
yang terkait dengan profesi hukum, terutamapelanggaran etika profesi hukum disebabkan
oleh rendahnyaintegritas dan kompetensi pengemban profesi hukum itusendiri.
2. Pendidikan hukum. Pendidikan tinggi hukum di Indonesia sangat menekankan aspek
kognisi (intelektual) danpsikomotorik (kemampuan praktis hukum), danmengabaikan
aspek afeksi (pendidikan hati/qolbu) sehinggalulusan pendidikan tinggi hukum yang
kemudianmengemban profesi hukum miskin kepekaan hati. Akibatnyasangat longgar
atau bahkan permisif dengan penyimpangan-penyimpangan profesi
3. Rekrutmen profesi. Sedah jamak diketahui bahwa rekrutmenprofesi hukum tertentu
diwarnai oleh Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang membuat pengemban profesi
hukumpada umumnya tidak diisi oleh manusia-manusiaprofessional bermutu tinggi.
Yang ada justru pengembanprofesi dengan kemampuan ilmu pengetahuan

10
danketerampilan hukum terbatas, namun memiliki kecakapantinggi dalam melakukan
penyimpangan profesi.
4. Pendidikan profesi. Pendidikan profesi hukum yang semakinpesat lebih bersifat formal
pendidikan sekadar syaratmendapatkan ijin atau lisensi. Aspek-aspek kualitatif
daripendidikan tehnis cenderung diabaikan. Begitu pula prosesevaluasi (ujian) sebagai
syarat kelulusan dan menentukankualifikasi calon kurang diperhatikan.
5. Pendapatan profesi. Tidak bisa dipungkuri pendapatan(reward) resmi yang diterima
pengemban profesi tertentu(Polisi35, Jaksa, Hakim) sangat rendah.
6. Sanksi. Sanksi dari oragnisasi atau dari atasan pengembanprofesi terhadap pelaku
pelanggaran profesi seringkali tidaktegas, bahkan dalam banyak kasus tebang pilih. Hal
inimembuat tata aturan profesi dan oragnisasi profesi kurangberwibawa.
7. Respon masyarakat. Sebagai akibat dari kurangnyakepercayaan masyarakat terhadap
pengemban profesihukum, menyebabkan profesi ini kurang memperolehapresisasi
positif, bahkan cenderung tidak dipercayasehingga kehadiran profesi hukum kurang
mendapat tempatyang tinggi di masyarakat dibanding misalnya denganprofesi dokter.
8. Organisasi Profesi. Organisasi profesi pada umumnya tidakmemiliki peran siqnifikan
dalam menumbuhkembangkan profesi, kurang memiliki kewibawaan dalam
mengontrolperilaku anggotanya. Lebih-lebih organisasi profesi terpecah menjadi
beberapa organisasi sebagai dampak dariperpecahan di tubuh pengemban profesi itu
sendiri, sepertiprofesi advokat36 dan notaris. Akibat lebih jauh, anggotayang di sanksi
oleh organisasi tertentu bisa dengan mudahpindah ke organisasi yang lain.
9. Perilaku pengemban profesi. Tidak sedikit individu-individu pengemban profesi hukum
yang tidak memegang dan menjalankan prinsip-prinsip dan etika profesi.
Merekamelakukan pelbagai penyimpangan, baik selaku pribadimaupun sebagai
pengemban profesi. Sudah banyak kasusdimana oknum Polisi, Jaksa, Hakim, Advokat,
Notaris diberisanksi ringan, sedang dan berat akibat melanggar prinsipdan etika profesi.
10. Pengguna profesi. Tidak sedikit individu atau masyarakat pengguna profesi (advokat atau
Notaris) atau yang sedangberurusan dengan profesi hukum (Polisi, Jaksa, Hakim)
yangberpikiran menyimpang lalu melakukan tindakan menyuapatau tindakan-tindakan
lain yang tidak sesuai denganprinsip-prinsip dan etika profesi. Apabila antara
penggunaprofesi atau yang sedang berurusan dengan pengembanprofesi hukum sepakat

11
dengan penyimpangan tersebut makaterjadilah penghianatan terhadap profesi oleh
pengembanprofesi dan pengguna profesi.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara terminologi profesi dapat di artikan sebagai suatu pekerjaan yang
mempersyaratkan pekerjaan tinggi bagi pelakunya yangdi tekankan pada pekerjaan mental.
Sementara secara sosiologi profesi merupakan jenis model pekerjaan yang ideal, karena
dalam realitanyabukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya dan hanya bisadilakukan
oleh orang-orang yang sudah profesional dalam bidangnya.
Karakteristik profesi menurut flexner menjelaskan ciri-ciri profesi dalam 6
karakteristik yaitu: Keintelektualan, Kompetensi professional yang dipelajari, Objek
praktekspesifik, Komunikasi, Motivasi altruistik, Organisasi profesi.
Profesi hukum dewasa ini memiliki daya tarik tersendiri, akibatterjadinya suatu
paradigma baru dalamdunia hukum, yang mengarah kepada peningkatan penegakan hukum.
Apalagi dewasa ini isu pelanggaran hak asasi manusia semakin menarik. Profesi hukum
mempunyai keterkaitan dengan bidang-bidang hukum yang terdapat dalam negara kesaruan
Republik Indonesia, misalnya Kehakiman, Kejaksaan, Kepolisian, Mahkamah Agung, serta
Mahkamah Konstitusi. Akan tetapi masih banyak masalah-masalah yang terdapat didalam
profesi hukum itu sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Buchari, Alma. guru professional. edisi revisi. bandung:alfabeta. 2012


jamil, Suprihatiningrum. guru professional. cetakan II. jogjakarta: ARUZZ media. 2014
Suetjipto, kosasi raflis. profesi keguruan. cetakan pertama. jakarta: RINEKA CIPTA. 1999
Hidayati, Ayu Nur. Pentingnya Kompetensi dan Profesionalisme Guru dalam Pembentukan
Karakter Bagi Anak Usia Dini. jurnal profesi keguruan. 2022
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MSIM4408-M1.pdf
Kenedi, John. Profesi Hukum Dan Kode Etik Profesi. El-Afkar Vol. 5 Nomor 1. Januari- Juni 2016
Marzuki, Suparman. Etika Dan Kode Etik Profesi Hukum, ( Yogyakarta: FH UII Press, 2017), h.
24

Anda mungkin juga menyukai