Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Etika Profesi dan
Hukum Kesehatan
Disusun Oleh :
Kelas : DIII-3B
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan bantuan moral maupun material.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Agustus 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II Pembahasan..................................................................................... 3
Daftar Pustaka.............................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
3
4
orang yang tau akan keahlian dan ketrampilannya, meluangkan seluruh waktunya untuk
pekerjaan atau kegiatan itu, hidup dari situ, dan bangga akan pekerjaanya.
Diantara profesi-profesi pada umumnya, dibedakan lagi dalam profesi luhur atau
profesi khusus, hal ini dikarenakan karena menekan pengabdian atau pelayanan kepada
masyarakat pada umumnya. Dalam kenyataanya orang-orang yang mengemban profesi
luhur ini juga memerlukan nafkah hidup, dan nafkah itu umumnya diperolah dari
profesinya itu. Dan sasaran utamanya yang dijalani adalah sebagai panggilan hidup, bukan
sebagai nafkah hidup. Nafkah hidup sekedar sebagai sebuah imbalan dari menjalankan
profesi itu demi kepentingan masyarakat dan bukan sebagai suatu tujuan utama dari
kegiatan itu. Tidak mengherankan bahwa yang mempunyai profesi luhur bahkan bersedia
mengorbankan hidupnya hanya demi menunaikan profesinya itu.
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelakuprofesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi
harusmeletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitandengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan
suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
berupa upah atau uang karena melaksanakan pekerjaan tersebut. Dari rumusan pengertian
profesi mengambarkan bahwa tidak semua profesi atau pekerjaan bisa dikatakan
profesional karena dalam tugas profesional itu sendiri terdapat beberapa ciri-ciri dan syarat-
syarat
Menurut Robert W. Riche (dalam Arifin, 1995) ciri-ciri dan syarat-syarat profesi
dikatakan professional apabila:
1. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi.
2. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang
mendukung keahliannya.
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti
perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.
5. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
6. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam
profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
7. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian.
8. Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan menjadi seorang
anggota permanen.
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kaum
profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas
ratarata. Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada
suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat.
Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar
profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang
semakin baik.
2.2 Peranan Etika dalam Profesi
1. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja,
tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu
keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok
diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
2. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan
dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan
6
sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat
perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu
kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
3. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para
anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati
bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada
masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal
adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik
super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin
menjamahnya.
2.3 Contoh Isu Profesi yang Berkaitan dengan Profesi Kesehatan Khususnya Ahli
Teknologi Laboratorium Medik (ATLM)
Salah satu contoh kasus dari kelalaian seorang analis ialah kasus mengenai seorang
wanita bernama Yani Mulyani yang kasusnya sangat marak diberitakan di media
belakangan ini. Kasus yang menimpa Ibu Yani Mulyani yang dituntut oleh Omni
International Hospital Tangerang atas dasar pencemaran nama baik dan sempat ditahan di
LP Wanita Tangerang sebelum akhirnya mendapat penangguhan penahanan, menjadi berita
hangat yang memicu timbulnya simpati masyarakat sampai politisi di tanah air.
Kasus ini bermula dari tersebarnya email yang berisi keluhan Ibu Yani di internet yang
oleh pihak RS Omni dianggap merugikan dan mencemarkan nama baik RS dan dua orang
dokternya. Dalam email yang tersebar luas tersebut, Ibu Yani dengan gamblang
menyatakan bahwa RS Omni International telah melakukan penipuan atas dirinya karena
menggunakan hasil lab yang hasilnya tidak valid untuk memutuskan rawat inap. Hasil lab
yang dimaksud adalah hitung trombosit yang dilakukan dua kali yang hasilnya 27.000.
Keesokan harinya dokter spesialis yang merawat mengatakan ada revisi tentang hasil lab
yang dilakukan semalam, dan hasil yang benar adalah 181.000. Inilah yang kemudian
dianggap sebagai penipuan oleh Ibu Yani . Dari keterangan yang ada didalam email tersebut
berupa gejala klinis dan hasil pemeriksaan trombosit awal, memang seorang dokter segera
akan berpikir bahwa itu demam berdarah sebelum terbukti yang lain, karena Indonesia
termasuk daerah endemik demam berdarah.
Trombosit yang 27.000ribu tersebut sudah termasuk membahayakan karena potensi
terjadinya perdarahan cukup besar. Jadi berdasarkan pemeriksaan awal, saya kira memang
sudah seharusnya Ibu Yani dirawat segera. Perlu dicatat bahwa nilai normal hitung
7
Begitu banyak pengetahuan medis yang telah disumbangkan ilmuwannya dalam rangka
upaya penyembuhan, penyelamatan dan pemulihan kesehatan umat manusia. Dan hal ini
seringkali klimaks dan atau antiklimaksnya berakhir di Rumah Sakit, berhasil atau
sebaliknya gagal. Namun alangkah naifnya jika profesi dibidang kesehatan lebih banyak
muatan komersialnya dari pada muatan pelayanan sosial kemasyarakatan, simplenya dua-
duanya harus seimbang antara pelayanan sosial kemasyarakatan dengan bisnis dan
keuntungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan melihat ciri-ciri umum profesi di atas, kita dapat disimpulkan bahwa kaum
profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-rata.
Di satu pihak ada tuntutan dan tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu
kejelasan mengenai pola perilaku yang baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya
semua bidang kehidupan dan bidang kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang
tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik.
Antara profesi dan pekerjaan pada umumnya terdapat perbedaan penting: profesi
mengandalkan suatu ketrampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan
atau kegiatan utama, dilaksanakan sebagai sumber nafkah hidup, dan dilaksanakan sebagai
keterlibatan pribadi yang mendalam. Orang yang profesional adalah orang yang tau akan
keahlian dan ketrampilannya, meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatan itu,
hidup dari situ, dan bangga akan pekerjaanya.
3.2 Saran
Dengan adanya penerapan kode etik dalam suatu pekerjaan terutama bagi seorang analis
kesehatan sangat membantu dan sangat berperan penting dalam pemberian pelayanan
laboratorium atau kesehatan yang baik dan benar.
9
DAFTAR PUSTAKA
Pratika, Vivi. (2016). Tugas dan Resiko Analis Kesehatan. Diakses online tanggal 28 Agustus
2021 melalui:http://vivipratika.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/05/09/tugas-dan-resiko-
analis-kesehatan/
Sajid Darmadipura, M, dkk. (2013). Isu Etik Dalam Penelitian Bidang Kesehatan. Diakses
online tanggal 28 Agustus 2021 melalui:
https://media.neliti.com/media/publications/51149-ID-isu-etik-dalam-penelitian-di-
bidang-kesehatan.pdf
Amin, Yanuar. (2017). Etika Profesi dan Kesehatan. Diakses online tanggal 28 Agustus 2021
melalui: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Etika-
Profesi-dan-Hukes-SC.pdf
10