Anda di halaman 1dari 96

KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

NOMOR KEP. 4/HI.00.00/00.0000.230215010/B/V/2023

TENTANG
PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN

PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL


DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Menimbang : a. bahwa pembuatan Peraturan Perusahaan


dimaksudkan sebagai upaya mewujudkan adanya
kepastian hukum bagi pekerja/buruh dan pengusaha
dalam pelaksanaan hubungan kerja di Perusahaan;
b. bahwa pengaturan syarat-syarat kerja dimaksudkan
untuk memperjelas hak dan kewajiban pekerja/buruh
dan pengusaha dengan tujuan untuk meningkatkan
kegairahan dan ketenangan bekerja, meningkatkan
kesejahteraan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh di perusahaan;
c. bahwa oleh karena pembuatan Peraturan Perusahaan
adalah tanggung jawab pengusaha setelah
memperoleh saran dan pertimbangan dari wakil

i
pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh
sebagai ketentuan yang harus dilaksanakan oleh
kedua belah pihak di perusahaan, maka Peraturan
Perusahaan wajib mendapat pengesahan dari
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA
KERJA;
d. bahwa memperhatikan surat permohonan Pengesahan
Peraturan Perusahaan sebagaimana dokumen
persyaratan yang telah dilampirkan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d,
perlu menetapkan Keputusan DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA;
Nomor.Kep.4/HI.00.00/00.0000.230215010/B/V/2023,
Tentang Pengesahan Peraturan Perusahaan PT
SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 39. Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 28 Tahun
2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan
Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan

ii
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2099).
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I Nomor 13 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 622).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN


HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL
TENAGA KERJA NOMOR KEP.4/HI.00.00/00.0000.
230215010/B/V/2023, TENTANG PENGESAHAN
PERATURAN PERUSAHAAN PT SUMBER ALFARIA
TRIJAYA TBK.

KESATU : Mengesahkan Peraturan Perusahaan :


Nama Perusahaan : PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK
Alamat Perusahaan : GEDUNG ALFA TOWER LANTAI 12
Jl, Jalur Sutera Barat Kav. 9, Alam
Sutera, Kota Tangerang, Banten
15143.

KEDUA : Peraturan Perusahaan PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA


TBK yang disahkan sebagaimana dimaksud diktum KESATU
mulai berlaku terhitung tanggal 10 Mei 2023 s.d. 9 Mei 2025
dan telah dimuat dalam Buku Registrasi Pengesahan

iii
Peraturan Perusahaan pada KEMENTERIAN
KETENAGAKERJAAN R.I. cq. DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN
SOSIAL TENAGA KERJA Nomor: 230215010;

KETIGA : Pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan isi serta


memberikan naskah Peraturan Perusahaan kepada
pekerja/buruh

KEEMPAT : Dalam masa berlaku Peraturan Perusahaan sebagaimana


dimaksud dalam diktum KEDUA dilakukan perubahan maka
perubahan tersebut harus dilakukan atas kesepakatan
antara pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan
pengusaha, dan mendapat pengesahan dari
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I. cq. DIREKTUR
JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA;

KELIMA : Dalam hal terdapat ketentuan yang diatur dalam Peraturan


Perusahaan sebagaimana dimaksud diktum KESATU
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
maka ketentuan tersebut batal demi hukum dan yang
berlaku adalah ketentuan peraturan perundang-undangan.

KEENAM : Bilamana di dalam Peraturan Perusahaan ini terdapat


kekeliruan pengajuan data dan/atau keterangan yang
menjadi dasar dari pengesahan Peraturan Perusahaan ini,

iv
atau terdapat kesalahan/ kekeliruan dalam pembuatan
Keputusan ini, maka data dan/atau keterangan Peraturan
Perusahaan yang bersangkutan dan/atau Keputusan ini
dapat dibatalkan dan/atau diperbaiki sebagaimana
mestinya.

pada tanggal : 10 Mei 2023


A.N. DIREKTUR JENDERAL,
DIREKTUR HUBUNGAN KERJA DAN
PENGUPAHAN

Tembusan :
1. Direktur Jenderal PHI dan Jamsos;
2. Direktur Jenderal PPK dan K3;
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang ketenagakerjaan di Prov. DKI Jakarta,
Banten, Jambi, Sumatera Utara, Jawa Barat, Bangka Belitung, Riau,
Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Utara, Bengkulu, Gorontalo, Nusa
Tenggara Barat (NTB), Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan di Kota
Jakarta Barat, Kota Tangerang, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten
Asahan, Kabupaten Cianjur, Kota Pangkal Pinang, Kota Pekanbaru,
Kabupaten Deli Serdang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Batu Bara,
Kota Serang, Kabupaten Klaten, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Tegal,
Kabupaten Rembang, Kota Binjai, Kota Cimahi, Kabupaten Karawang,
Kota Bandar Lampung, Kabupaten Karo, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Minahasa Utara, Kota Bengkulu, Kabupaten Brebes, Kota Semarang,
Kabupaten Gorontalo, Kota Mataram, Kabupaten Tangerang, Kota Batam,
Kabupaten Bogor, Kabupaten Pontianak

v
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN ….................................... i


DAFTAR ISI ..……………..……………………………….............................vi
MUKADIMAH …………………………………………...…........................... x
VISI DAN MISI PERUSAHAAN ……………………………........................ xi
BUDAYA KERJA ……………………………………………......................... xii
BAB Pasal
I. UMUM
1. Pengertian Istilah …………………………................................ 1
2. Maksud dan Tujuan ..……………………................................. 6
3. Ruang Lingkup ………………………..…................................. 7

II. HUBUNGAN KERJA


4. Penerimaan Karyawan ………………………........................... 7
5. Status Karyawan ……………………………............................. 8
6. Mutasi …………………………………………............................9
7. Promosi..………………………………………............................11
8. Demosi ………………………………………..............................12

III. HAK DAN KEWAJIBAN


9. Hak dan Kewajiban Perusahaan ………….............................. 13
10. Hak dan Kewajiban Karyawan …………................................. 14

IV. HARI DAN JAM KERJA SERTA KERJA LEMBUR


11. Hari dan Jam Kerja ……………………...................................18
12. Kerja Lembur ………………………………............................. 19

vi
BAB Pasal

V. HARI LIBUR, CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN


13. Hari Libur Perusahaan …………..…........................................21
14. Cuti Tahunan .……………………………….............................. 21
15. Istirahat Haid Melahirkan dan Keguguran .............................. 23
16. Ijin Meninggalkan Pekerjaan Dengan mendapatkan Upah .... 24
17. Ijin Meninggalkan Pekerjaan Tanpa Upah .............................. 26

VI. PENGUPAHAN DAN PENILAIAN HASIL KERJA


18. Pengupahan ……………………………....................................27
19. Peninjauan Upah Secara Berkala ………................................29
20. Struktur & Skala Upah ............................................................ 29
21. Force Majeure ………………………………............................. 29
22. Tunjangan Hari Raya (THR) ………………............................. 30
23. Upah Selama Sakit ………………………................................ 30
24. Penilaian Kinerja ………………………..……........................... 31
25. Penghargaan …………………………………........................... 32

VII. KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN KERJA


26. Seragam Kerja dan Perlengkapan Kerja ……......................... 32
27. Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Karyawan ....................... 33
28. Kecelakaan Kerja …………………………............................... 34
29. Uang Duka ……………............................................................35
30. Bantuan Bencana Alam………………..................................... 35
31. Bantuan Pernikahan ……………………….............................. 36
32. Hadiah Untuk Anak Karyawan Yang Berprestasi ................... 36

vii
33. Fasilitas Karyawan …………………………..............................37
34. Biaya Perjalanan Dinas ….......................................................38
35. Bantuan Karena Ditahan Pihak yang Berwajib .......................38
36. Pensiun ……………………………………................................ 39
37. Program Keluarga Berencana ……..............………................ 39

BAB Pasal
VIII. KODE ETIK, TATA TERTIB, DAN DISIPLIN KERJA
38. Kode Etik …………………………………..................................39
39. Tata Tertib dan Disiplin Kerja ……………................................ 43
40. Pernikahan Antar Karyawan …………………..........................55

IX. SANKSI DAN PERINGATAN


41. Jenis Sanksi…………………………………..............................55
42. Teguran ……………………………………................................ 55
43. Surat Peringatan ……………………….................................... 57

X. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


44. Umum ………………………….............…………......................63
45. Mengundurkan Diri ................................................................. 65
46. Mangkir Selama 5 Hari Kerja atau lebih berturut-turut ........... 66
47. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Pelanggaran ................ 67
48. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Tidak Dapat Melakukan
Pekerjaan Selama 6 (Enam) Bulan Akibat Ditahan Pihak
Berwajib …………………………………………........................ 71
49. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Mengalami Sakit
Berkepanjangan Atau Cacat Akibat Kecelakaan Kerja .......... 73

viii
50. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Memasuki Usia
Pensiun ...................................................................................74
51. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Meninggal Dunia .......... 74
52. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Berakhirnya
Hubungan Kerja Waktu Tertentu .......……………………......... 75
53. Uang Pisah …………………………….....………….................. 75

XI. PENYELESAIAN KELUH KESAH


54. Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan Karyawan ................ 78
55. Tata Cara Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan
Karyawan ................................................................................79

XII. KETENTUAN PENUTUP


56. Hutang ……………………………………….............................. 80
57. Masa Berlaku …………………………….................................. 81
58. Penutup ………………………………………............................ 81

ix
MUKADIMAH

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa sesungguhnya manusia


diciptakan oleh Maha Pencipta atas dasar kesederajatan dan kesamaan
kedudukan di hadapan-Nya.

Sebagai suatu perwujudan hubungan industrial untuk mencapai


keharmonisan ketenagakerjaan dan semangat kerja serta meningkatkan
pendapatan perusahaan yang pada gilirannya juga berarti menciptakan
kesejahteraan pekerja/karyawan dan menuju perbaikan serta kemajuan
dalam hidupnya, maka Peraturan Perusahaan PT. Sumber Alfaria Trijaya,
Tbk. ini merupakan pelaksanaan program Pembangunan Republik
Indonesia dalam sektor ketenagakerjaan. Landasan pembentukan
Peraturan Perusahaan ini adalah Pancasila dan UUD 1945.

Peraturan Perusahaan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. Ini mengatur


mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban perusahaan maupun
karyawan guna terciptanya hubungan timbal balik yang serasi, saling
pengertian, atas dasar musyawarah dan mufakat serta mencerminkan
kebijakan-kebijakan dalam segala hal.

x
PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK

VISI
“ Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka
yang dimiliki oleh masyarakat luas,
berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil,
pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen,
serta mampu bersaing secara global.”

MISI
● Memberikan kepuasan kepada pelanggan/konsumen dengan
berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.

● Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan
selalu menegakkan tingkah laku / etika bisnis yang tertinggi.

● Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan


menumbuh-kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.

● Membangun organisasi global yang terpercaya, tersehat dan terus


bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan , pemasok, karyawan,
pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.

xi
BUDAYA KERJA

● Integritas yang tinggi.


● Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.
● Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.
● Kerjasama Tim.
● Kepuasan pelanggan melalui standar pelayanan yang terbaik.

xii
PERATURAN PERUSAHAAN
PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, Tbk.
TAHUN 2023 – 2025

BAB I
UMUM

PASAL 1
PENGERTIAN ISTILAH
Dalam peraturan Perusahaan ini yang dimaksud dengan:

1. PERUSAHAAN
Adalah badan usaha PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk., berkedudukan
di Tangerang, yang didirikan menjadi badan hukum berdasarkan Akta
No.21 Tanggal 22 Februari 1989, dibuat dihadapan Gde Kertayasa,
S.H, Notaris di Jakarta dan disahkan berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman No. C2-7158.HT.01.01.TH 89, Tanggal 7 Agustus
1989, Anggaran Dasar mana telah mengalami beberapa perubahan
dan terakhir dengan Akta Pernyataan Sebagian Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor 192 tertanggal 31 Mei
2021, yang dibuat dihadapan Notaris Sriwi Bawana Nawaksari, S.H.,
M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, Akta mana telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor AHU-0036092.AH.01.02. TAHUN 2021 tertanggal
23 Juni 2021 Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk.

1
2. DIREKSI
Adalah direksi Perseroan yang terdiri dari Direktur-Direktur yang
diangkat dan diberhentikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan bertanggung jawab kepada RUPS.

3. MANAJEMEN
Adalah para pimpinan eksekutif Perusahaan yang karena tugasnya
diberikan kewenangan untuk memimpin, mengelola unit kerja dan
menjalankan Perusahaan.

4. ATASAN LANGSUNG
Adalah Karyawan yang karena jabatannya mempunyai tanggung
jawab penugasan, pembinaan, dan pengawasan secara langsung
terhadap Karyawan di bagiannya.

5. KARYAWAN
Adalah orang yang mempunyai hubungan kerja dengan Perusahaan
dan menerima Upah serta telah terdaftar sebagai Karyawan dan
memiliki Nomor Induk Karyawan.

6. KELUARGA KARYAWAN
Adalah seorang istri atau suami yang sah secara hukum, 3 (tiga)
orang anak yang sah secara hukum dan/atau anak angkat yang telah
disahkan dengan putusan pengadilan negeri, dengan syarat.
a. Anak masih sekolah, belum menikah dan/atau berumur maksimal
21 (dua puluh satu) tahun; dan

2
b. Seorang istri atau suami yang sah secara hukum dan anak
terdaftar di personalia Perusahaan.

7. AHLI WARIS
Adalah anggota keluarga yang secara hukum otomatis menjadi ahli
waris dan/atau orang yang diangkat secara sah menurut hukum oleh
Karyawan dan sudah didaftarkan di personalia Perusahaan sebagai
ahli waris dalam hal terjadinya kematian Karyawan.

8. LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Adalah keseluruhan tempat yang secara sah berada dibawah
penguasaan dan pengawasan Perusahaan yang digunakan untuk
menunjang kegiatan usaha Perusahaan.

9. PERATURAN PERUSAHAAN
Adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang
memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib Perusahaan.

10. ASET PERUSAHAAN


Adalah segala barang, benda, maupun alat-alat yang dimiliki maupun
berada di dalam penguasaan Perusahaan yang dipergunakan dalam
bekerja dan/atau dipercayakan kepada Karyawan.

11. PEKERJAAN
Adalah kegiatan yang dijalankan oleh Karyawan untuk kepentingan
Perusahaan dalam suatu hubungan kerja dengan mendapat Upah.

3
12. JAM KERJA
Adalah waktu kerja yang ditetapkan oleh perusahaan, untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.

13. JADWAL KERJA (SHIFT)


Adalah waktu kerja Karyawan secara bergilir menurut jadwal yang
ditetapkan secara teratur dengan lamanya waktu kerja yang sama
setiap hari dan hari istirahat tidak harus jatuh pada hari yang sama
dengan hari istirahat Karyawan lain.

14. HARI LIBUR


Adalah hari istirahat mingguan dan/atau hari Libur yang ditetapkan
oleh pemerintah.

15. JAM ISTIRAHAT


Istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya setengah jam setelah
bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat
tersebut tidak termasuk jam kerja.

16. MANGKIR
Adalah tidak hadir atau tidak masuk kerja tanpa alasan dan
keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah
yang dapat dipertanggungjawabkan.

4
17. TEMPAT KERJA
Adalah lingkungan pelaksanaan kerja yang meliputi namun tidak
terbatas tempat kegiatan maupun area kantor, gudang, atau toko dan
tempat-tempat lain yang ditunjuk oleh Perusahaan.

18. KECELAKAAN KERJA


Adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja,
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian
pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja dan/atau sebaliknya melalui jalan yang biasa
atau wajar dilalui.

19. UPAH
Adalah hak Karyawan yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari Perusahaan kepada Karyawan atas suatu
pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan yang Upah
tersebut terdiri dari komponen Upah Pokok dan Tunjangan Tetap.

20. UPAH POKOK


Adalah unsur Upah berupa uang yang diterima oleh Karyawan atas
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan yang
didasarkan atas Grading, sebelum ditambah Tunjangan dan sebelum
dipotong Pajak Penghasilan (PPh 21).

5
21. TUNJANGAN TETAP
Adalah suatu imbalan yang diterima oleh Karyawan secara tetap
jumlahnya dan teratur pembayarannya yang tidak dikaitkan dengan
kehadiran ataupun pencapaian prestasi kerja tertentu.

22. GRADING
Adalah klasifikasi dan pengelompokan jabatan terhadap suatu
struktur sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.

23. EXCESS CLAIM


Adalah sejumlah kelebihan uang atas pengeluaran biaya pelayanan
kesehatan dari jumlah maksimum manfaat yang berlaku atas
seorang karyawan/tanggungan atau suatu jumlah biaya pelayanan
kesehatan yang tidak termasuk yang dijamin oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dan/atau perusahaan
asuransi yang ditunjuk.

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Peraturan perusahaan bertujuan untuk menjamin keseimbangan antara
hak dan kewajiban karyawan serta antara kewenangan dan kewajiban
pengusaha, memberikan pedoman bagi pengusaha dan karyawan untuk
melaksanakan tugas kewajiban masing-masing, menciptakan hubungan
kerja yang harmonis, aman dan dinamis antara karyawan dan
pengusaha, dalam usaha bersama memajukan dan menjamin
kelangsungan perusahaan, serta meningkatkan kesejahteraan karyawan
dan keluarganya.

6
PASAL 3
RUANG LINGKUP
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku di PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk,
baik di Kantor Pusat maupun di cabang-cabang Perusahaan seluruh
Indonesia.
2. Peraturan Perusahaan ini berlaku bagi seluruh Karyawan PT. Sumber
Alfaria Trijaya Tbk, baik yang ada di Kantor Pusat maupun di
cabang-cabang Perusahaan seluruh Indonesia.

BAB II
HUBUNGAN KERJA

PASAL 4
PENERIMAAN KARYAWAN
1. Penerimaan Karyawan baru sepenuhnya adalah hak dan wewenang
penuh Perusahaan yang didasarkan atas kebutuhan organisasi dan
perencanaan ketenagakerjaan Perusahaan.
2. Sebelum diterima sebagai Karyawan, maka semua calon Karyawan
harus melalui prosedur penerimaan Karyawan yang berlaku tanpa
membayar biaya apapun.
3. Syarat-syarat umum pelamar adalah:
a. Warga negara Indonesia;
b. Sehat jasmani dan rohani;
c. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun;
d. Memenuhi kualifikasi yang ditentukan Perusahaan;
e. Tidak terlibat kegiatan/keanggotaan organisasi terlarang;

7
f. Berkelakuan baik;
g. Tidak terkait dalam hubungan kerja dengan pihak lain; dan
h. Bersedia menaati Peraturan Perusahaan.

PASAL 5
STATUS KARYAWAN
Status karyawan adalah karyawan tetap dan karyawan tidak tetap,
sebagai berikut :
1. Karyawan Tetap adalah Karyawan yang bekerja berdasarkan
Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu dan telah menjalani masa
percobaan paling lama 3 (tiga) bulan serta dianggap telah memenuhi
kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Perusahaan sehingga diangkat
menjadi Karyawan Tetap.
Disadari akan pentingnya masa penyesuaian sebelum seorang
Karyawan diangkat menjadi Karyawan Tetap oleh karena itu
disepakati adanya :
a. Masa percobaan untuk masa kerja paling lama 3 (tiga) bulan yang
merupakan masa penyesuaian bagi Karyawan untuk ditetapkan
sebagai Karyawan Tetap;
b. Hubungan kerja selama masa percobaan tersebut dapat
diputuskan oleh masing-masing pihak baik Pengusaha maupun
Karyawan dengan pemberitahuan 7 (tujuh) hari sebelumnya dan
dilaksanakan sesuai peraturan perundangan berlaku dan wajib
membayarkan upahnya sampai hari kerja terakhir;
c. Perusahaan akan membayar Upah selama Karyawan tersebut
melakukan pekerjaannya;

8
d. Atasan Langsung melakukan penilaian dalam masa percobaan;
e. Seorang Karyawan dapat diangkat menjadi Karyawan Tetap jika
menunjukkan prestasi kerja sesuai dengan yang ditetapkan;
f. Setelah masa percobaan selesai dan Karyawan menunjukkan
prestasi kerja sesuai dengan yang diharapkan maka Perusahaan
memberikan surat pengangkatan sebagai Karyawan Tetap dan
masa percobaan diperhitungkan dalam perhitungan masa kerja
Karyawan;
g. Penerbitan SK pengangkatan maksimal 1 (satu) bulan setelah
selesainya masa percobaan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT).
2. Karyawan Tidak Tetap adalah Karyawan yang dipekerjakan untuk
waktu tertentu atau pekerjaan tertentu berdasarkan suatu Perjanjian
Kerja Waktu Tertentu.
3. Dalam hal yang amat khusus (bila diperlukan), pengusaha dapat
mempekerjakan karyawan tidak tetap yaitu karyawan harian lepas
dan/atau karyawan borongan, untuk penyelesaian tugas yang sifatnya
insidentil/sementara dan/atau mendesak, dimana hubungan dan
syarat-syarat kerjanya diatur dengan berpedoman pada peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 6
MUTASI
1. Berdasarkan kepentingan dan perkembangan, Perusahaan memiliki
kewenangan dan berhak mengatur pemindahan kerja (Mutasi)

9
Karyawan antar lokasi kerja, antar unit kerja, antar departemen, antar
jabatan dengan tidak mengurangi hak-hak yang diterimanya.
2. Dalam hal Mutasi, Perusahaan senantiasa memperhatikan
kesanggupan Karyawan dan sedapat mungkin mempertimbangkan
keinginan Karyawan, namun demikian kepentingan Perusahaan tetap
diutamakan.
3. Mutasi Karyawan dapat dilakukan karena hal-hal sebagai berikut :
a. Mutasi karena ada suatu hal yang mendesak
i. Bertambah atau berkurangnya volume Pekerjaan;
ii. Berubahnya formasi atau susunan struktur organisasi;
iii. Keputusan-keputusan lain menyangkut perubahan kebijakan
Perusahaan;
b. Mutasi bukan karena ada suatu hal yang mendesak
i. Kemampuan dan pengalaman Karyawan yang dianggap sesuai
dengan tempat yang dituju;
ii. Anjuran dokter sehubungan dengan kondisi kesehatan fisik
atau mental Karyawan yang tidak memungkinkan untuk bekerja
pada tempat atau jabatan yang didudukinya;
iii. Permohonan dari Karyawan, sejauh dapat dilaksanakan sesuai
dengan kepentingan dan kebutuhan Perusahaan;
4. Mutasi Karyawan dapat berakibat perubahan status, pangkat atau
jabatan dan fasilitas Karyawan yang bersangkutan, namun penurunan
Upah Pokok tidak diperkenankan.
5. Setiap Karyawan dapat mengajukan permohonan Mutasi pada bagian
personalia di kantor pusat atau cabang, dengan mendapat
persetujuan Atasan Langsung minimal setingkat Manager. Bagian

10
personalia akan mengirim data Karyawan yang bersangkutan
bersama permohonan Mutasi ke bagian personalia kantor pusat atau
cabang lainnya.
6. Permohonan Mutasi Karyawan harus ada kesepakatan antara Atasan
Langsung pemohon dan calon Atasan Langsung pemohon. Mutasi
dilaksanakan setelah ada surat Mutasi yang dikeluarkan oleh
personalia Perusahaan.
7. Seorang Karyawan yang dimutasikan, masa kerja yang telah
dilaluinya tetap diperhitungkan.
8. Karyawan yang dimutasikan karena kebutuhan Perusahaan maka
Perusahaan menanggung biaya-biaya sebagaimana diatur di dalam
Surat Keputusan Direksi dan/atau Standard Operating Procedure.
9. Apabila Karyawan mutasi karena keinginan Karyawan sendiri maka
Perusahaan tidak menanggung biaya-biaya apapun yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan mutasi tersebut.
10. Keputusan mutasi Karyawan diserahkan pada keputusan
manajemen/Perusahaan.
11. Informasi mutasi diberitahukan 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan
mutasi, kecuali ada suatu hal yang mendesak menurut pertimbangan
perusahaan.

PASAL 7
PROMOSI
1. Kesempatan pengisian lowongan jabatan yang lebih tinggi
diprioritaskan bagi Karyawan dari Lingkungan Perusahaan yang

11
memiliki potensi dan persyaratan yang sesuai dengan jabatan
tersebut.
2. Karyawan yang mendapatkan Promosi Jabatan wajib mengikuti
ketentuan berikut:
a. Karyawan akan mengikuti program pengembangan (development
program) dengan ketentuan berikut:

Level Jabatan Tujuan Durasi Development Program


Staff 4 bulan
Officer 4 bulan
Coordinator 6 bulan
Junior Manager 9 bulan
Senior Manager 12 bulan

b. Karyawan lulus development program dibuktikan dengan Surat


Tanda Lulus.
c. Pelaksanaan development program diatur lebih lanjut di dalam
Memo Internal dan/atau Standard Operating Procedure (SOP).
d. Sesuai dengan kebutuhan (MPP).
e. Ditetapkan dengan Surat Keputusan Promosi Jabatan.
3. Karyawan yang tengah menjalani masa berlakunya Surat Peringatan
tidak berhak untuk dipromosikan.

PASAL 8
DEMOSI
1. Perusahaan dapat mencabut atau menurunkan grading atau jabatan
Karyawan ke posisi atau kedudukan yang lebih rendah, dengan
pertimbangan:

12
a. Karyawan tersebut sudah tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat
lagi untuk menduduki posisi jabatan tersebut berdasarkan
evaluasi kerja Karyawan yang bersangkutan;
b. Perusahaan melakukan perampingan organisasi sehingga
menyebabkan jabatan/posisi sebelumnya menjadi hilang maka
karyawan dapat diturunkan jabatan atau posisinya dengan
ketentuan tidak ada pengurangan upah;
c. Perusahaan memandang Karyawan melakukan
kesalahan/pelanggaran sehingga dapat diturunkan jabatannya.
2. Pelaksanaan penurunan level atau pencabutan jabatan tersebut
ditetapkan dengan Surat Keputusan dan diberitahukan kepada
Karyawan yang bersangkutan minimal 5 (lima) hari kerja sebelum
pelaksanaan penurunan atau pencabutan tersebut.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN

PASAL 9
HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN
1. HAK PERUSAHAAN:
Perusahaan berhak untuk mengelola, menjalankan dan
mengembangkan usaha-usahanya termasuk Karyawan sesuai
dengan kebijakan Perusahaan dengan tetap mengindahkan
ketentuan-ketentuan dalam peraturan Perusahaan dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

13
2. KEWAJIBAN PERUSAHAAN:
Perusahaan melalui pejabat-pejabatnya bertanggungjawab atas
penempatan Karyawan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan
yang dimilikinya, serta melaksanakan pengembangan kompetensi
dan/atau karir Karyawan melalui pelatihan kerja berdasarkan program
dan teknologi yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas kerja
karyawan

PASAL 10
HAK DAN KEWAJIBAN KARYAWAN
1. HAK KARYAWAN:
a. Mendapat imbalan berupa Upah sesuai dengan pekerjaan dan
tanggung jawabnya.
b. Mendapat waktu dan hari istirahat kerja serta cuti.
c. Mendapat pengembangan kompetensi dan/atau karir Karyawan
melalui pelatihan kerja berdasarkan program dan teknologi yang
dirancang untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
d. Diikutsertakan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan yang programnya meliputi jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pensiun.
e. Diikutsertakan dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan.

2. KEWAJIBAN KARYAWAN:
a. Melaksanakan dengan segala kemampuan semua Pekerjaan,
tugas-tugas dan petunjuk dan instruksi kerja yang diberikan oleh

14
Perusahaan melalui Atasan Langsung dan/atau Standard
Operating Procedure (SOP) dengan tetap memperhatikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Menaati Peraturan Perusahaan.
c. Bekerja dengan giat, jujur, tertib, tepat waktu, teliti dan senantiasa
berhati-hati.
d. Menjaga dan melindungi dengan baik semua peralatan kerja dan
Aset Perusahaan yang dipergunakan dalam bekerja dan/atau
yang dipercayakan kepadanya. Kerusakan dan kehilangan barang
dikarenakan kelalaiannya, diberikan sanksi dapat berupa Surat
Peringatan serta wajib untuk menggantinya jika yang
bersangkutan terbukti bersalah.
e. Menjaga kesehatan, kebersihan dan kerapihan baik dirinya
maupun Tempat Kerja masing-masing serta Lingkungan
Perusahaan.
f. Memberikan keterangan yang sebenarnya mengenai Pekerjaan
kepada Perusahaan dalam hubungan dengan pekerjaannya.
g. Menjaga dan menyimpan semua keterangan dan dokumen yang
memang harus dirahasiakan karena jabatannya.
h. Mengikuti prosedur keamanan dan keselamatan kerja yang
berlaku di Perusahaan.
i. Bersikap sopan di Lingkungan Perusahaan, baik tutur kata
maupun perbuatannya.
j. Berkelakukan baik, baik di dalam maupun di luar Perusahaan.
k. Menjaga nama baik Perusahaan.
l. Menjaga nama baik dan kehormatan diri sendiri, konsumen/calon

15
konsumen, relasi, tamu Perusahaan berikut semua pihak yang
terkait dengan Perusahaan dalam melaksanakan Pekerjaan.
m. Bersedia sewaktu-waktu diperiksa di dalam dan di luar
Perusahaan apabila diperlukan.
n. Menjaga suasana kerja yang harmonis di lingkungan kerjanya
masing-masing.
o. Melaporkan dengan segera mengenai perubahan status keadaan
keluarganya (menikah, melahirkan, memiliki anak, meninggal,
bercerai, maupun perubahan tempat tinggal) kepada personalia,
paling lambat 1 (satu) bulan sejak perubahan.
p. Bertanggung jawab terhadap tugas Pekerjaan yang dilakukan,
maupun yang pernah dilakukan dan tanggung jawab tersebut
tetap mengikat meskipun Karyawan tersebut sudah dimutasi
ataupun promosi.
q. Melaksanakan Pekerjaannya secara mandiri di dalam konteks
koordinasi kerja.
r. Karyawan wajib mengikuti pelatihan kerja yang sudah disusun
berdasarkan program dan teknologi yang dirancang untuk
meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan/atau
pengembangan kompetensi dan/atau karir.
s. Terkait dengan pengelolaan aset dan barang yang menjadi
tanggung jawab Karyawan baik dalam rangka pengelolaan proses
kerja ataupun dalam pengawasannya dan apabila terjadi
kehilangan dan/atau kerusakan dalam kegiatan tersebut maka
akan menjadi beban Karyawan (nota selisih barang) dalam
lingkup proses kerja masing-masing. Ketentuan ini akan

16
dituangkan lebih lanjut dalam Standard Operating Procedure
(SOP).
t. Membayar ganti rugi yang timbul akibat
kesalahan/kelalaian/ketidaktelitian Karyawan baik sengaja
maupun tidak sengaja, dilakukan sendiri/bersama-sama yang
menyebabkan hilangnya barang dan/atau rusaknya seluruh
dan/atau sebagian aset Perusahaan maupun kerugian lainnya
yang timbul.
u. Membayar Excess Claim yang timbul akibat rawat inap yang
melebihi limit tanggungan rawat inap Karyawan dan
tanggungannya.
v. Memberikan kewenangan, otoritas, hak, dan kuasa khusus
kepada Perusahaan untuk memperhitungkan dan/atau memotong
Upah bulanan dan/atau hak-hak finansial lainnya yang diterima
Karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku di Perusahaan
apabila Karyawan mempunyai hutang dan/atau kewajiban
finansial yang timbul karena ketentuan huruf (s) dan/atau huruf (t)
dan/atau huruf (u) Pasal ini dan/atau kewajiban atau hutang
lainnya, dengan ketentuan bahwa jumlah seluruh dan segala
bentuk potongan per bulan terhadap Upah bulanan Karyawan
tidak boleh melebihi 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah
seluruh Upah per bulan.
w. Setiap Karyawan yang melakukan aktifitas di social media akun
Alfamart, wajib menaati ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Surat Keputusan Direksi.

17
BAB IV
HARI DAN JAM KERJA SERTA KERJA LEMBUR

PASAL 11
HARI DAN JAM KERJA
1. Waktu kerja adalah 40 (empat puluh) jam seminggu yang
pelaksanaannya diatur tersendiri sesuai dengan kebutuhan
operasional Perusahaan dengan jam istirahat selama 1 (satu) jam
sehari.
2. Ketentuan Waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
berlaku bagi pekerjaan tertentu, yang karena sifat pekerjaannya tidak
dapat diterapkan jam kerja sesuai dengan ayat (1).
3. Ketentuan mengenai waktu kerja bagi pekerjaan tertentu
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) akan diatur dalam Standar
Operating Prosedur (SOP), dengan tidak melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Bagi Karyawan shift, hari kerja dan jam kerjanya diatur secara
tersendiri. Pembagian hari kerja dan shift kerja disesuaikan dengan
kebutuhan, dengan tidak melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5. Hari kerja Unit Kerja per lokasi:
a. Hari Kerja Karyawan kantor adalah 5 (lima ) hari kerja dan 2 (dua)
hari libur, dengan ketentuan 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 1
(satu) jam istirahat serta pengaturan jadwal masuk sebagai
berikut:

18
Masuk : 08 : 00
Istirahat : 12 : 00 – 13 : 00
Pulang : 17 : 00
b. Hari Kerja Karyawan operasional gudang adalah 6 (enam) hari
kerja dan 1 (satu) hari libur, dengan ketentuan 7 (tujuh) jam 1
(satu) hari dan 1 (satu) jam istirahat serta pengaturan jadwal
masuk disesuaikan dengan kebutuhan operasional gudang.
c. Hari Kerja Karyawan operasional toko adalah 6 (enam) hari kerja
dan 1 (satu) hari libur, dengan ketentuan 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari
dan 1 (satu) jam istirahat serta pengaturan jadwal masuk
disesuaikan dengan kebutuhan operasional toko.
6. Apabila dipandang perlu dikarenakan keadaan yang memaksa
ataupun terjadi sesuatu hal maka Perusahaan dapat merubah hari
dan jam kerja tersebut dengan tetap mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku.

PASAL 12
KERJA LEMBUR
1. Kerja lembur adalah setiap pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja
yang telah ditetapkan.
2. Kerja lembur sifatnya adalah sukarela dan dilakukan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang apabila tidak diselesaikan akan
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan dan/atau keselamatan orang,
akan membahayakan dan/atau menimbulkan kerugian bagi
Perusahaan dan/atau masyarakat, dan dalam hal kondisi darurat atau
mendesak.

19
3. Perhitungan Upah lembur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Surat perintah lembur online yang disetujui Atasan Langsung minimal
setingkat manajer serta bukti hadir merupakan persyaratan yang
harus dipenuhi untuk dapat dibayarkannya Upah lembur.
5. Perjalanan dinas yang dilakukan pada hari libur/di luar jam kerja tidak
dapat diperhitungkan sebagai Kerja Lembur, karena perjalanan dinas
tersebut memiliki ketentuan tersendiri.
6. Tidak termasuk dalam ketentuan Kerja Lembur ini adalah
penyelesaian Pekerjaan yang dilakukan untuk memenuhi tanggung
jawab Pekerjaan yang tidak selesai pada waktu yang telah ditentukan
karena kelalaian Karyawan.
7. Karyawan yang berhak mendapatkan Upah Lembur adalah karyawan
dengan grade 1-4.
8. Karyawan yang tidak berhak atas upah lembur adalah karyawan
dengan grade 5-10, namun demikian perusahaan akan memberikan
insentif kerja tambahan yang lebih lanjut diatur dalam SOP.
9. Karyawan dengan grade 5-10 sebagaimana disebutkan didalam ayat
8 merupakan karyawan dalam golongan jabatan tertentu mempunyai
tanggung jawab sebagai pemikir, perencana, pelaksana, dan atau
pengendali jalannya Perusahaan dengan waktu kerja tidak dapat
dibatasi dan mendapat Upah lebih tinggi.

20
BAB V
HARI LIBUR, CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

PASAL 13
HARI LIBUR PERUSAHAAN
1. Hari libur yang diakui oleh Perusahaan adalah hari libur resmi yang
ditetapkan oleh pemerintah setiap tahunnya.
2. Hari libur mingguan bagi Karyawan unit kerja operasional tidak wajib
jatuh pada setiap hari Sabtu/Minggu, akan tetapi dapat dialihkan pada
hari lainnya sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.

PASAL 14
CUTI TAHUNAN
1. Karyawan berhak atas cuti tahunan setiap kali setelah mempunyai
masa kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut sebanyak 12 (dua
belas) hari kerja dengan mendapatkan upah penuh.
2. Mengingat kepentingan Perusahaan, Manajemen dan/atau
koordinator dapat mengatur pengambilan Cuti Tahunan Karyawan dan
tambahannya sehingga tidak mengganggu operasional Perusahaan.
3. Bagi Karyawan yang hak cutinya belum diambil, baik karena alasan
sendiri atau karena alasan penundaan dan permintaan oleh
Perusahaan sampai dengan bulan Desember tahun berjalan, diberi
kesempatan untuk mengambil cuti tersebut sampai
selambat-lambatnya bulan ke 3 (tiga) tahun berikutnya dengan
mengajukan permohonan secara tertulis/aplikasi online.
4. Di Bulan Desember Perusahaan akan memberitahukan kepada

21
Karyawan mengenai sisa cuti yang akan gugur bila tidak
dipergunakan hingga bulan Maret tahun berjalan.
5. Cuti bersama yang ditetapkan oleh Pemerintah diperhitungkan
dengan mengurangi hak Cuti Tahunan.
6. Karyawan dengan masa kerja lebih dari 5 (lima) tahun dan
kelipatannya akan mendapatkan cuti tambahan selama 5 (lima) hari
kerja hanya di tahun berikutnya. Sedemikian Karyawan yang berhak
atas cuti tambahan pada tahun ke-enam memiliki total cuti selama 17
(tujuh belas) hari kerja.
7. Cuti Tahunan dan cuti tambahan tidak dapat diuangkan.
8. Bagi Karyawan yang akan menggunakan cuti tahunannya harus
mengajukan permohonan melalui aplikasi cuti online minimal 2 (dua)
minggu sebelum pelaksanaan cutinya.
9. Karyawan yang tidak hadir pada hari kerjanya tanpa ijin atau tanpa
memberitahukan atasannya, dianggap tidak hadir tanpa ijin/mangkir
dan dapat diberi surat peringatan. Jumlah hari ketidakhadiran karena
mangkir akan mengurangi sisa cuti tahunan, apabila cuti tahunannya
sudah habis atau belum berhak cuti maka upahnya tidak dibayarkan
sesuai dengan hari mangkirnya.
10. Karyawan wajib melakukan konfirmasi kehadiran di Aplikasi online,
apabila Karyawan tidak memiliki bukti kehadiran secara lengkap (jam
kedatangan/masuk dan jam kepulangan/keluar) maksimal tanggal 5
(lima) di bulan berikutnya. Jika tidak ada konfirmasi kehadiran sesuai
batas waktu yang ditentukan maka berlaku ketentuan pada ayat 9.
11. Atasan Karyawan wajib merespon konfirmasi kehadiran yang telah
diajukan oleh Karyawan melalui Aplikasi online, maksimal tanggal 8

22
(delapan). Jika Atasan tidak merespon sesuai batas waktu yang telah
ditentukan, maka karyawan akan dianggap tidak hadir tanpa ijin/
mangkir dan berlaku ketentuan pada ayat 9.
12. Akumulasi keterlambatan dan/atau kekurangan jam kerja Karyawan
akan diperhitungkan untuk mengurangi Cuti Tahunan (480 menit
keterlambatan dan/atau kekurangan jam kerja akan mengurangi 1 hari
Cuti tahunan dan akumulasi seterusnya).

PASAL 15
ISTIRAHAT HAID, MELAHIRKAN, DAN KEGUGURAN
1. Karyawan wanita pada hari pertama dan kedua waktu haid
merasakan sakit, diperbolehkan untuk tidak masuk bekerja dengan
sepengetahuan dan seijin atasan yang berwenang dan menyertakan
surat dokter.
2. Setiap Karyawan wanita hamil berhak atas istirahat melahirkan
selama 1 ½ (satu setengah) bulan berturut-turut sebelum melahirkan
dan 1 ½ (satu setengah) bulan berturut-turut sesudah melahirkan
dengan mendapatkan Upah penuh.
3. Setiap Karyawan wanita yang hendak mengambil istirahat melahirkan
berkewajiban:
a. Menyampaikan surat permohonan yang disertai surat keterangan
dari dokter atau bidan kepada personalia Perusahaan selambat-
b. lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan istirahat
melahirkan;

23
c. Menyerahkan fotokopi akte kelahiran anak yang lahir kepada
personalia Perusahaan selambat-lambatnya 40 (empat puluh) hari
terhitung sejak kelahiran.
4. Setiap karyawan wanita hamil berhak atas istirahat akibat keguguran
selama 1,5 (satu setengah) bulan berturut-turut sesudah mengalami
keguguran dengan mendapatkan upah penuh dengan menyertakan
surat keterangan dari dokter.

PASAL 16
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN MENDAPATKAN UPAH
1. Karyawan dapat diberikan ijin meninggalkan pekerjaan dengan
mendapatkan Upah jika alasan-alasan yang harus diajukan
sebelumnya dapat diterima oleh Perusahaan. Dalam keadaan
mendesak alasan-alasan tersebut dapat diajukan sesudahnya.
2. Karyawan yang berhak mendapatkan ijin meninggalkan pekerjaan
dengan mendapat Upah atas kepentingan:
a. Pernikahan Karyawan sendiri …….................……........... 3 hari
b Karyawan menikahkan anaknya………...…………..…..... 2 hari

c. Pengkhitanan anak…........................................................ 2 hari


d. Baptis/permandian bagi Karyawan dan/atau keluarga
intinya................................................................................. 2 hari
e. Potong gigi bagi Karyawan dan/atau keluarga intinya
yang beragama Hindu …................................................... 2 hari
f. Istri sah Karyawan melahirkan/keguguran kandungan…... 2 hari
g. Korban banjir/kebakaran dan bencana alam…………....... 2 hari

24
h. Keluarga Karyawan (istri/suami, anak, orang tua/mertua
Karyawan) meninggal Dunia.............................................. 2 hari

i. Saudara sekandung Karyawan meninggal dunia……....... 2 hari


J. Saudara ipar Karyawan meninggal dunia…………............ 1 hari
k. Orang serumah Karyawan meninggal……………….......... 1 hari
3. Pengambilan hak atas Ijin Meninggalkan Pekerjaan dengan Mendapat
Upah sebagaimana disebut ayat (2) Pasal ini, hanya dapat diambil
pada saat peristiwa itu terjadi, kecuali ayat (2) huruf a, pengambilan
hak dapat dilakukan pada saat akad nikah atau resepsi pernikahan.
4. Karyawan minimal 1 (satu) tahun dapat mengambil ijin meninggalkan
pekerjaan untuk keperluan menunaikan ibadah atau agamanya
dengan menunjukkan ke Perusahaan bukti - bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan mendapat Upah penuh, dengan
ketentuan :
a. Lama ijin tersebut disesuaikan dengan kebutuhan yang diperkuat
oleh bukti/keterangan sah dari Kementerian Agama.
b. Maksimal pengambilan ijin ini hanya 1 (satu) kali dalam masa
kerja.
c. Ijin diajukan 3 (tiga) bulan sebelumnya dengan mengajukan
dokumen pendukung yang sah paling lambat 1 (satu) bulan
sebelum pelaksanaan ijin.
d. Pelaksanaan izin ibadah keagamaan dimulai 1 (satu) hari
sebelum tanggal resmi keberangkatan dan karyawan yang
bersangkutan wajib masuk bekerja kembali paling lambat 1 (satu)
hari setelah tanggal kepulangan ibadah keagamaan dan/atau

25
dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan pemerintah.
e. Permohonan ijin ibadah yang melebihi waktu pelaksanaan ibadah
yang diajukan diperhitungkan dengan hak cuti tahunan yang ada
dengan persetujuan Atasan langsung. Apabila karyawan sudah
tidak memiliki hak cuti tahunan, maka akan dikenakan
pemotongan upah sebesar 1/21 (untuk 5 hari kerja) dan 1/25
(untuk 6 hari kerja) untuk setiap 1 (satu) hari ketidakhadiran.
f. Ibadah keagamaan yang dimaksud adalah ibadah Haji atau
Umroh bagi yang beragama Islam atau ibadah bagi agama
lainnya yang dilaksanakan di luar negeri.

PASAL 17
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN TANPA UPAH
1. Karyawan dapat mengajukan permohonan untuk meninggalkan
Pekerjaan paling lama selama 12 (dua belas) bulan untuk
melaksanakan pendidikan atas biaya sendiri atau beasiswa. Atas
permohonan ini Perusahaan berhak dan berwenang untuk menolak
permohonan Karyawan tersebut.
2. Permohonan wajib disampaikan kepada Perusahaan paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum tanggal efektif Karyawan mengambil ijin.
3. Setelah masa ijin berakhir, Karyawan dapat kembali bekerja dengan
jabatan dan tempat kerja yang disesuaikan dengan kondisi saat itu.
4. Ijin sebagaimana disebut pada ayat (1) Pasal ini merupakan ijin
meninggalkan pekerjaan tanpa mendapatkan Upah.

26
BAB VI
PENGUPAHAN DAN PENILAIAN HASIL KERJA

PASAL 18
PENGUPAHAN
1. Upah diberikan kepada Karyawan selama terjadinya hubungan kerja,
yang komponen Upah tersebut terdiri dari Upah Pokok dan Tunjangan
Tetap.
2. Besaran Upah ditentukan Grading dan/atau jabatan Karyawan dan
Upah terendah tidak lebih kecil dari Upah Minimum yang ditentukan
Pemerintah Republik Indonesia.
3. Karyawan menerima Upah yang dibayarkan dalam mata uang Rupiah
setiap tanggal 28 (dua puluh delapan) pada bulan berjalan melalui
bank yang ditunjuk oleh Perusahaan.
4. Batas waktu sebagai dasar perhitungan upah karyawan baru adalah
setiap tanggal 16 - 15 bulan berikutnya;
a. Karyawan yang bergabung efektif maksimal tanggal 15 (lima
belas) setiap bulannya, akan dilakukan pembayaran upah secara
proporsional pada tanggal 28 bulan berjalan.

Contoh :
Karyawan bergabung tanggal 1 Juli, maka akan mendapatkan
upah proporsional 15 (lima belas) hari kerja (tanggal 1 - 15 Juli)
dan akan dibayarkan pada tanggal 28 (dua puluh delapan) Juli.

27
b. Karyawan yang bergabung efektif setelah tanggal 15 (lima belas)
setiap bulannya, akan dilakukan pembayaran upah secara penuh
pada tanggal 28 bulan berikutnya:

Contoh :
Karyawan bergabung tanggal 16 (enam belas) Juli, maka akan
mendapatkan upah penuh 30 hari kerja (tanggal 16 juli - 15
agustus) dan akan dibayarkan pada tanggal 28 (dua puluh
delapan) agustus.
5. Karyawan berkewajiban membuka rekening dengan biaya sendiri di
bank yang ditunjuk Perusahaan untuk pembayaran Upah dan
menanggung beban administrasi bulanan atas rekening tersebut.
6. Upah yang diterima Karyawan akan dipotong untuk iuran Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan
Kesehatan, Pajak Penghasilan (Pph 21), Nota Selisih Barang (NSB)
dan/atau Hutang, Ganti Rugi, Simpanan dan/atau Pinjaman Koperasi,
dan/atau kewajiban lainnya.
7. Atas pembayaran Upah, Perusahaan akan mengirimkan bukti
pembayaran upah atau slip upah melalui email pribadi karyawan.
8. Apabila Karyawan mangkir, maka Upahnya tidak dibayar sejumlah
hari mangkirnya.
9. Perusahaan memberikan Tunjangan Tetap berupa Tunjangan Uang
Makan yang diberikan dalam bentuk uang yang jumlahnya sama tiap
bulannya.
10. Karyawan yang memiliki jabatan tertentu di dalam Perusahaan akan
memperoleh Tunjangan Jabatan. Apabila Karyawan tidak lagi

28
memangku jabatan tersebut, maka Tunjangan Jabatannya secara
otomatis akan hilang dengan sendirinya.
11. Besaran Tunjangan Makan dan Tunjangan Jabatan ditentukan
tersendiri dengan didasarkan Surat Keputusan Direksi.

PASAL 19
PENINJAUAN UPAH SECARA BERKALA
1. Perusahaan akan melakukan peninjauan kembali Upah Pokok
Karyawan yang dilakukan secara berkala di bulan Januari, dengan
didasarkan produktivitas dan kemampuan Perusahaan.
2. Kenaikan upah pokok berdasarkan hasil peninjauan sebagaimana
disebutkan dalam ayat 1 (satu) , akan dibayarkan secara rapel dalam
pembayaran upah di bulan Februari.

PASAL 20
STRUKTUR DAN SKALA UPAH
Struktur dan Skala upah akan diatur lebih lanjut dalam Surat keputusan
Direksi.

PASAL 21
FORCE MAJEURE
Apabila terjadi gejolak inflasi di luar dari kondisi normal dengan parameter
indeks Biro Pusat Statistik telah mencapai 35% (tiga puluh lima persen),
Perusahaan akan mengadakan rapat dalam rangka menentukan
langkah-langkah yang akan diambil oleh Perusahaan.

29
PASAL 22
TUNJANGAN HARI RAYA (THR)
1. Tunjangan Hari Raya diberikan kepada Karyawan paling lambat 7
(tujuh) hari kerja sebelum Hari Raya Keagamaan.
2. Karyawan yang mempunyai masa kerja 1 (satu) bulan tetapi kurang
dari 12 (dua belas) bulan secara terus menerus diberikan THR secara
proporsional dengan masa kerja yakni dengan perhitungan jumlah
masa kerja dikali 1 (satu) bulan upah dibagi 12 (dua belas).
3. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan
atau lebih akan diberikan THR sebesar 1 (satu) bulan Upah.
4. Karyawan yang hubungan kerjanya berdasarkan perjanjian kerja
waktu tidak tertentu (PKWTT) dan mengalami pemutusan hubungan
kerja terhitung sejak 30 (tiga puluh) hari sebelum hari raya
keagamaan, berhak atas THR Keagamaan.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak berlaku bagi
karyawan yang hubungan kerjanya berdasarkan perjanjian kerja
waktu tertentu (PKWT), yang berakhir sebelum hari raya keagamaan.

PASAL 23
UPAH SELAMA SAKIT
Dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan, Karyawan
yang tidak masuk kerja karena sakit yang cukup lama dan terus menerus
tetap berhak atas Upah dengan ketentuan sebagai berikut:

Masa / Lamanya Sakit Upah Yang diberikan


Untuk 4 (empat) bulan pertama 100% Upah penuh

30
Untuk 4 (empat) bulan kedua 75% Upah penuh
Untuk 4 (empat) bulan ketiga 50% Upah penuh
Untuk bulan selanjutnya 25% Upah penuh

PASAL 24
PENILAIAN KINERJA
1. Penilaian prestasi kerja dilakukan oleh atasan langsung/atasan tidak
langsung karyawan untuk seluruh karyawan, minimal 1 (satu) kali
dalam setahun - selanjutnya akan diatur dalam SOP.
2. Penilaian kinerja terdiri atas Penilaian Hasil Kerja dan Penilaian
Perilaku Kerja.
3. Hasil penilaian prestasi digunakan Perusahaan sebagai bahan
pertimbangan untuk:
a. Dasar kenaikan Upah Pokok dan/atau Upah;
b. Kepentingan Perusahaan;
c. Pemberian penghargaan kepada Karyawan;
d. Pengikutsertaan di pelatihan-pelatihan; atau
e. Kepentingan lainnya sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan.
4. Penilaian Karyawan dilakukan atasan langsung Karyawan yang
bersangkutan dan diketahui serta disetujui atasan penilai agar
tercapai hal yang obyektif.
5. Human Capital bertanggung jawab atas pengadaan data dan
pengarsipan hasil penilaian Karyawan dari seluruh divisi dan
departemen.

31
PASAL 25
PENGHARGAAN
1. Perusahaan akan memberikan penghargaan kepada Karyawan yang
memiliki prestasi tertentu baik di dalam maupun di luar perusahaan
yang dapat memberikan dampak positif terhadap reputasi
perusahaan.
2. Bentuk dan tata cara pemberian Penghargaan akan diatur lebih lanjut
dengan Surat Keputusan Direksi.

BAB VII
KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN KERJA

PASAL 26
SERAGAM KERJA DAN PERLENGKAPAN KERJA
1. Perusahaan menyediakan seragam kerja untuk departemen atau
bagian tertentu, yang jumlah, warna dan jenisnya ditentukan oleh
Perusahaan.
2. Perusahaan menyediakan perlengkapan dan peralatan kerja untuk
semua karyawan sesuai dengan kebutuhan dalam jabatannya yang
ditentukan oleh perusahaan.

3. Karyawan yang telah menerima seragam kerja sebagaimana


disebutkan dalam ayat (1) tetapi tidak mengenakan seragam kerja
pada waktu dan hari kerja, dapat diminta untuk meninggalkan tempat
kerja dan diperhitungkan mangkir.
4. Seragam dan perlengkapan serta peralatan kerja adalah milik

32
Perusahaan. Apabila Karyawan mengundurkan diri atau terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja, maka seragam dan perlengkapan serta
peralatan kerja oleh yang bersangkutan wajib dikembalikan sesuai
dengan yang ditandatangani dalam form penyerahan barang
(Clearance Sheet).
PASAL 27
JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN
1. Perusahaan mengikutkan Karyawan yang berusia dibawah 55 (lima
puluh lima) tahun dalam program Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan yang meliputi :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja ( JKK )
b. Jaminan Kematian ( JK )
c. Jaminan Hari Tua ( JHT )
d. Jaminan Pensiun (JP)
e. Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
2. Besaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan setiap bulannya sebesar 9,24% (sembilan koma dua
empat persen) dari Upah Karyawan, dengan pembagian:
a. Karyawan setiap bulannya membayarkan sebesar 3,00% (tiga
persen);
b. Perusahaan membayarkan 6,24% (enam koma dua empat
persen).
3. Perusahaan mengikutsertakan Karyawan dalam program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.

33
4. Besaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
setiap bulannya sebesar 5,00% (lima persen) dari Upah Karyawan,
dengan pembagian:
a. Karyawan setiap bulannya membayarkan sebesar 1,00% (satu
persen).
b. Perusahaan membayarkan 4,00% (empat persen).
5. Karyawan wanita yang telah menikah dianggap sebagai lajang,
kecuali janda dengan tanggungan dan/atau suaminya tidak bekerja
secara aktif dengan mengajukan permohonan tertulis yang dilampiri
dengan surat keterangan yang diketahui oleh serendah-rendahnya
Camat dan mendapatkan persetujuan Direksi terkait.
6. Karyawan yang menikah sesama Karyawan Perusahaan, hanya akan
mendapatkan 1 (satu) jaminan pemeliharaan kesehatan atas nama
Karyawan pria.

PASAL 28
KECELAKAAN KERJA
1. Perusahaan akan menanggung segala biaya perawatan dan ganti rugi
atas Karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dan mengakibatkan
cacat fisik tetap, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Karyawan yang telah diikutsertakan dalam program Jaminan
Kecelakaan Kerja di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan, maka akan dipertanggungkan lewat Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan/atau Kesehatan.

34
PASAL 29
UANG DUKA
Apabila Karyawan dan/atau keluarga inti karyawan meninggal dunia
maka Ahli Waris yang sah dan/atau karyawan akan mendapatkan :
1. Karyawan Meninggal, maka Ahli waris akan mendapatkan;
a. Uang Duka dari Perusahaan.
b. Santunan Kematian, Biaya Pemakaman, dan Tunjangan berkala
dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
dan/atau BPJS Kesehatan.
2. Keluarga Inti Karyawan Meninggal, maka Karyawan akan
mendapatkan Uang duka dari Perusahaan.
3. Keluarga inti yang dimaksud adalah Suami, Istri, Anak, Orang Tua,
dan Mertua.
4. Pengajuan Uang duka dari Perusahaan, wajib diajukan selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan dari tanggal kematian dan untuk prosedur
pengajuannya akan diatur di dalam SOP Perusahaan.

PASAL 30
BANTUAN BENCANA ALAM
1. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor yang telah ditetapkan dengan status
bencana oleh Pemerintah atau Pemerintah daerah, dan kebakaran
yang dibuktikan dengan surat keterangan dan/atau laporan dari
instansi yang berwenang (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan).

35
2. Perusahaan akan memberikan Bantuan Bencana Alam kepada
Karyawan yang terkena bencana alam sebagaimana disebutkan di
dalam ayat (1) yang sampai mengakibatkan kehilangan harta benda.
3. Kriteria Karyawan yang akan diberi bantuan Bencana Alam oleh
perusahaan sebagaimana disebutkan di dalam ayat (2), akan
ditentukan oleh tim yang dibentuk oleh Perusahaan.
4. Nilai Bantuan Bencana Alam yang akan diberikan oleh Perusahaan
kepada karyawan yang terkena bencana alam sebagaimana
disebutkan di dalam ayat (2), maksimal sebesar Rp. 1.000.000 (satu
juta rupiah) yang ditetapkan oleh Direksi.

PASAL 31
BANTUAN PERNIKAHAN
1. Perusahaan memberikan Bantuan Pernikahan Karyawan berupa uang
untuk 1 (satu) kali pernikahan pertama Karyawan senilai
Rp.700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah).
2. Pernikahan antar Karyawan hanya diberikan Bantuan Pernikahan
senilai Rp.700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah).
3. Karyawan dapat mengambil Bantuan Pernikahan ini dengan
melampirkan bukti otentik, selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak
tanggal pernikahan.

PASAL 32
HADIAH UNTUK ANAK KARYAWAN YANG BERPRESTASI
1. Perusahaan memberikan Hadiah untuk anak Karyawan yang
Berprestasi kepada anak Karyawan yang mendapatkan rangking 1

36
(satu) sampai dengan 3 (tiga) pada tingkatan SD, SMP, SMU/SMK,
pada masing-masing cabang dan kantor pusat.
2. Setiap cabang dan kantor pusat mengajukan daftar anak Karyawan
yang memperoleh Hadiah untuk Anak karyawan yang Berprestasi,
dengan batasan maksimal 25 (dua puluh lima) anak Karyawan setiap
cabang maupun kantor pusat.
3. Penentuan jumlah penerima Hadiah untuk Anak karyawan yang
Berprestasi pada setiap tingkatan sekolah adalah
a. SD : 4 (empat) Orang
b. SMP : 3 (tiga) Orang
c. SMU/SMK : 3 (tiga) Orang
4. Besaran nilai Hadiah untuk Anak karyawan yang Berprestasi adalah:
a. SD : @ Rp. 1.000.000,-/ anak
b. SMP : @ RP. 1.500.000,-/ anak
c. SMU/SMK : @ RP. 2.000.000,-/ anak
5. Pelaksanaan dan tata cara pemberian Hadiah untuk anak karyawan
yang Berprestasi akan diatur lebih lanjut di dalam Memo Internal
dan/atau SOP.

PASAL 33
FASILITAS KARYAWAN
Perusahaan akan menyediakan fasilitas untuk Karyawan berupa Tempat
Ibadah, Sarana Olahraga, Koperasi Karyawan, Ruang Meeting, Ruang
Training, Ruang Simulasi

37
PASAL 34
BIAYA PERJALANAN DINAS
1. Karyawan yang melakukan perjalanan dinas dalam rangka
melaksanakan tugas Perusahaan keluar kota dengan radius minimal
120 Km (seratus dua puluh kilometer) dari lokasi kerja asal ke lokasi
kerja tujuan.
2. Besaran dan tata cara pemberian Biaya Perjalanan Dinas diatur
tersendiri dalam Standard Operating Procedure.

PASAL 35
BANTUAN KARENA DITAHAN PIHAK YANG BERWAJIB
1. Apabila Karyawan ditahan pihak yang berwajib karena diduga
melakukan perbuatan pidana, maka Perusahaan tidak berkewajiban
membayar Upah, tetapi wajib memberikan bantuan kepada istri dan
anak Karyawan dengan ketentuan sebagai berikut:

Untuk 1 orang tanggungan 25% Upah


Untuk 2 orang tanggungan 35% Upah
Untuk 3 orang tanggungan 45% Upah
Untuk 4 orang tanggungan atau lebih 50% Upah

2. Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan untuk


paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak hari pertama Karyawan
ditahan oleh pihak yang berwajib.

38
PASAL 36
PENSIUN
Usia Pensiun adalah 55 (lima puluh lima) tahun. Namun apabila
karyawan telah mencapai usia 50 (lima puluh) tahun, Karyawan dapat
mengajukan pensiun dini apabila permohonannya disetujui Perusahaan.

PASAL 37
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Program keluarga berencana merupakan salah satu bagian untuk
meningkatkan kesejahteraan Karyawan, untuk itu perlu adanya peran
serta secara aktif dari pihak Karyawan maupun dari pihak Perusahaan.
Perusahaan akan turut membantu mengkampanyekan program keluarga
berencana kepada karyawan sesuai dengan kemampuan Perusahaan.

BAB VIII
KODE ETIK, TATA TERTIB, DAN DISIPLIN KERJA

PASAL 38
KODE ETIK
Merupakan pedoman perilaku karyawan dalam mendukung tata kelola
perusahaan yang baik. Perilaku karyawan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip Transparansi (Transparency)
meliputi:
a. Keterbukaan komunikasi antara rekan kerja, atasan dan bawahan,
konsumen, vendor, kontraktor, pemerintah, dll

39
b. Berkomitmen memberikan informasi yang akurat, tepat, tepat
waktu & sesuai ketentuan yang berlaku
c. Menjaga kerahasiaan informasi perusahaan, karyawan,
konsumen, supplier, kontraktor dan pihak terkait dari pihak yang
tidak berkepentingan
d. Menggunakan media sosial secara bijaksana dan mendorong
berbagi informasi/berita positif di lingkungannya
2. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip Akuntabilitas (Accountability)
meliputi:
a. Menjalankan tugas & tanggungjawab jabatannya dengan baik.
b. Menggunakan dan memelihara fasilitas jabatan & alat bantu kerja
dengan baik sesuai peruntukan.
c. Berkomitmen untuk berkinerja & produktif di peran jabatannya
demi mendorong pencapaian target perusahaan.
d. Senantiasa memonitor kinerja & proaktif dalam meningkatkan
produktivitas.
e. Menerima setiap masukan dan saran yang diberikan untuk
perbaikan diri dan peningkatan kinerja.
f. Berpartisipasi aktif dalam program pelatihan & pengembangan
seperti seminar, bedah buku, knowledge sharing untuk
meningkatkan kompetensi diri.
g. Memprioritaskan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
menjalankan tugas & tanggungjawab.
h. Berkomitmen menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan protokol keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku.
i. Mendorong diri, tim dan orang-orang di sekitar untuk patuh

40
terhadap protokol keselamatan dan Kesehatan kerja yang berlaku.
j. Berpartisipasi aktif dalam mendorong aktivitas berkelanjutan bagi
lingkungan hidup.
k. Memanfaatkan barang-barang yang masih layak pakai secara
optimal dan pemanfaatan limbah sampah yang ada menjadi
sesuatu yang lebih berguna.
l. Berupaya mengurangi konsumsi energi dan mengurangi gaya
hidup konsumtif dengan membuat skala prioritas bagi kebutuhan
pribadi.
m. Mengurangi produksi sampah dan emisi gas buang baik di
lingkungan kerja maupun rumah.
3. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip Pertanggung jawaban
(Responsibility) meliputi:
a. Berkomitmen patuh dan tunduk terhadap hukum yang berlaku dan
melaksanakannya secara konsisten.
b. Menghargai karya cipta perusahaan, pihak eksternal dan Negara.
c. Menghindari segala perbuatan yang mencelakakan diri sendiri
atau orang lain sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
d. Menghindari segala perbuatan yang mengganggu kesehatan,
seperti mengonsumsi minuman beralkohol, narkotika &
obat-obatan terlarang sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.
e. Berkomitmen menghindari diri dari perilaku asusila seperti
penyebaran media pornografii, kekerasan seksual, dll
4. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip Independensi (Independency)
meliputi:

41
a. Menghindari diri dari korupsi yaitu tindakan melawan hukum
dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang lain, yang
berakibat merugikan perusahaan atau Negara.
b. Menghindari diri dari tindakan kecurangan seperti manipulasi data
atau laporan, penggelapan barang dan uang milik perusahaan.
c. Menghindari tindakan penyuapan yaitu tindakan memberi atau
menjanjikan sesuatu kepada seseorang untuk membujuk, supaya
orang tersebut bertindak diluar kewenangan atau kewajibannya.
d. Menghindari penyalahgunaan aset dan alat bantu kerja termasuk
di dalamnya pencurian, penggelapan dan manipulasi kelengkapan
aset dan alat bantu kerja.
e. Bersih dari benturan kepentingan & selalu mengutamakan
kepentingan terbaik perusahaan.
f. Menghindari diri dari Gratifikasi yaitu pemberian yang dilakukan
oleh pihak eksternal/internal atas peran jabatan tersebut meliputi
pemberian barang dan uang (fisik & elektronik).
g. Menyerahkan segala bentuk pemberian barang non makanan dari
eksternal ke Asset & GS Dept atau Br. GS Dept.
h. Pemberian makanan atau snack dari eksternal dibagikan oleh
masing-masing divisi dengan prinsip adil dan merata.
i. Menyerahkan pemberian dalam bentuk uang (fisik maupun
elektronik) dari eksternal, ke tim Finance.
5. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip Kesetaraan dan Kewajaran
(Fairness) meliputi :
a. Selalu bersikap santun dan sopan dalam berbicara,
berpenampilan & bertindak kepada seluruh pihak.

42
b. Selalu berusaha bersikap terbuka, menjalin hubungan yang
harmonis dan saling menghormati terhadap ide-ide maupun
perbedaan pendapat yang disampaikan.
c. Selalu berusaha mengedepankan penyelesaian masalah dan
perselisihan dengan cara musyawarah mufakat serta menghindari
cara-cara yang bersifat intimidasi, ancaman, provokasi,
perseteruan kata-kata maupun fisik.
d. Bersih dari perilaku diskriminasi meliputi diskriminasi terhadap
usia, ras (warna kulit, fitur fisik atau wajah tertentu), etnis/Suku
(Jawa, batak, sunda dll), agama atau kepercayaan tertentu,
gender, status Keluarga (Anak angkat, Ibu Tiri, dll), status
(Janda/Duda, Belum Menikah dll), Physical & Mental disabilities.
e. Memberikan kesempatan mengembangkan diri bagi semua pihak
sesuai dengan potensi dan prasyarat kompetensi yang ditentukan.
f. Bersih dari perilaku melecehkan (harassing) baik yang bersifat
seksual, verbal maupun fisik.

PASAL 39
TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA
Untuk memelihara keselarasan, keseimbangan dan upaya menciptakan
ketenangan kerja demi kemajuan perusahaan, maka diberlakukan Tata
Tertib Kerja sebagai berikut:

1. Jam Kerja
a. Karyawan wajib memulai dan mengakhiri pekerjaan sesuai
dengan jam kerja yang telah ditetapkan Perusahaan Karyawan

43
harus sudah hadir dan siap melaksanakan pekerjaan sesuai jam
kerja yang sudah ditentukan.
b. Karyawan dilarang melakukan pekerjaan lain selain pekerjaan
yang telah ditetapkan oleh Perusahaan dalam jam kerja.
c. Perubahan shift kerja hanya dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan atasan langsung yang kemudian di input pada
aplikasi Time Management.
2. Presensi
a. Setiap Karyawan wajib mengisi daftar hadir dengan sarana atau
alat yang telah disediakan oleh Perusahaan, setiap akan memulai
dan mengakhiri pekerjaan sesuai jam kerja yang telah ditetapkan.
b. Setiap Karyawan dilarang mengisikan tanda hadir orang lain atau
meminta orang lain mengisikan tanda hadirnya.
c. Karyawan yang lalai melakukan presensi atau mengisi tanda hadir
dianggap tidak masuk kerja, kecuali karyawan tsb menginput pada
aplikasi attendance online.
d. Terlambat dating bekerja harus dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dengan menginput pada aplikasi
attendance online.
e. Apabila Karyawan tidak masuk kerja tanpa alasan tertulis dan
bukti-bukti yang sah atau yang dapat diterima Perusahaan, maka
Karyawan tersebut dianggap mangkir.
f. Meninggalkan Pekerjaan sebelum jam kerja selesai, harus seizin
atasan langsung termasuk untuk kepentingan dinas. Dengan
menginput pada aplikasi attendance online.
g. Setiap atasan berhak memastikan dan mengevaluasi laporan

44
presensi dari timnya, dengan melihat laporan presensi yang telah
disediakan oleh Perusahaan dan dapat memberikan tindakan
disiplin dalam bentuk peringatan lisan sampai dengan peringatan
tertulis.
3. Izin
Setiap Karyawan yang meninggalkan lingkungan perusahaan pada
jam kerja harus mendapat izin dari atasan.
a. Izin terbagi menjadi 2, yaitu: Izin perjalanan dinas dan izin tidak
terencana.
b. Izin perjalanan dinas dilakukan ketika karyawan ybs melakukan
pekerjaan dan mengharuskan karyawan dinas di luar lokasi kerja
saat ini, contoh: penugasan lintas cabang.
c. Izin tidak terencana merupakan izin yang terjadi karena sakit,
keperluan keluarga dan alasan lainnya yang mengharuskan
karyawan ybs tidak bekerja.
d. Setiap permohonan izin diatas harus diajukan melalui aplikasi
attendance online.
e. Karyawan yang bermaksud izin tidak terencana lebih dari 1 (satu)
hari karena suatu keperluan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari
sebelumnya wajib mengajukan permohonan izin secara online
melalui Aplikasi Attendance Online dengan mendapat persetujuan
atasan langsung.
f. Dalam hal izin tidak terencana, maka Karyawan wajib:
i. Pada hari mulai tidak masuk kerja memberitahukan ke
Perusahaan tentang alasan tidak masuk melalui telepon atau
SMS (bukti tertulis) atau whatsapp messenger.

45
ii. Pada hari mulai masuk kembali, Karyawan tersebut wajib
mempertanggungjawabkan alasan tidak masuk kerja dengan
menyerahkan:
ii.i Surat dokter apabila sakit (jika lebih dari 1 hari);
ii.ii Surat panggilan berwajib atau pengadilan, bila alasan
karena dipanggil yang berwajib/pengadilan atau bukti-bukti
sah lainnya.
iii. Bagi karyawan yang tidak dapat mempertanggungjawabkan
alasan tidak masuk kerja (contoh: tanpa surat keterangan
dokter) maka karyawan ybs dianggap mangkir dan dapat
diberikan surat peringatan. Jumlah hari ketidakhadiran karena
mangkir akan mengurangi sisa cuti tahunan, apabila cuti
tahunannya sudah habis atau belum berhak cuti maka
upahnya tidak dibayarkan sesuai hari mangkirnya.
g. Izin pribadi diluar izin meninggalkan pekerjaan dengan
mendapatkan upah akan diperhitungkan dari hak cuti Karyawan
yang bersangkutan.
4. Cuti
a. Karyawan yang telah bekerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut
berhak atas Cuti Tahunan sebanyak 12 (dua belas) hari kerja yang
muncul di tahun berikutnya dan mendapatkan Upah penuh.
b. Mekanisme pengaturan pengambilan hak cuti tahunan karyawan
diatur oleh atasan masing -masing.
c. Cuti bersama yang ditetapkan oleh Pemerintah diperhitungkan
dengan mengurangi hak Cuti Tahunan.
d. Penambahan hak cuti tahunan di usia periode kerja 5, 10, 15 dst

46
(setiap kelipatan 5 tahun), mendapatkan tambahan cuti tahunan
sebanyak 5 (lima) hari yang hanya berlaku di tahun periode kerja
yang sudah ditentukan.
e. Cuti Tahunan dan cuti tambahan tidak dapat diuangkan.
5. Seragam/non seragam
a. Seragam kerja Karyawan dibagi menjadi 2 (dua) bagian (Seragam
dan Non Seragam):
i. Seragam: Pakaian kerja yang diberikan oleh perusahaan
sebagai fasilitas kerja dengan jenis dan model yang telah
ditentukan oleh perusahaan (diberikan secara berkala setiap
tahun).
ii. Non Seragam: Pakaian kerja yang tidak diberikan dan tidak
difasilitasi oleh perusahaan namun standar jenis pakaian dan
waktu penggunaan telah ditentukan.
b. Karyawan yang wajib menggunakan seragam adalah karyawan
pada departemen Toko, Warehouse, Cashier Collection,
Maintenance dan Alfa X Departemen dan Operasional lainnya
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
c. Setiap Karyawan yang berdasarkan penetapan Perusahaan telah
mendapatkan seragam wajib memakai seragam selama jam kerja
sesuai petunjuk.
d. Kartu Tanda Pengenal / ID Card:
i. Setiap Karyawan wajib mengenakan kartu dan tali ID sesuai
standar yang telah ditetapkan, di lingkungan Perusahaan
sebagai salah satu alat presensi.
ii. Karyawan mendapatkan kartu dan tali ID secara gratis.

47
iii. Apabila kartu dan tali ID hilang, maka Karyawan wajib
mengganti biaya sesuai ketentuan perusahaan.
e. Sepatu
i. Karyawan Office: untuk pria menggunakan sepatu office
look/sepatu kets/sepatu sport tertutup menggunakan kaos kaki
dan wanita juga diperkenankan menggunakan sepatu terbuka
bertali sampai belakang kaki (bukan sendal).
ii. Karyawan DC: sepatu kets/sepatu sport tertutup
menggunakan kaos kaki.
iii. Karyawan Toko: sepatu warrior warna hitam putih dan kaos
kaki hitam polos memakai kaos kaki.
f. Seragam, kartu dan tali ID merupakan inventaris Perusahaan
untuk Karyawan, maka jika Karyawan tersebut berhenti bekerja
wajib mengembalikan seragamnya dalam keadaan bersih dan
baik.
6. Penampilan
a. Setiap karyawan harus berpenampilan bersih, rapi, sopan, menarik
dan tidak berlebihan.
b. Rambut selalu rapi dan bersih, untuk pria rambut tidak boleh
melewati kerah baju.
c. Untuk karyawati di Area (toko) dan Warehouse, apabila rambut
panjang sebahu rambut dapat digerai dan jepit rapi menggunakan
jepitan, untuk rambut panjang lebih dari sebahu dapat diikat rapi.
d. Untuk karyawati di Alfa X di bagian Kitchen wajib menggunakan
hair cap.
e. Karyawan diperbolehkan mengecat rambut dengan catatan satu

48
warna dan menggunakan warna yang soft dan fresh.
f. Kumis & Jenggot
i. Untuk karyawan yang berinteraksi langsung dengan konsumen
tidak diperkenankan memelihara kumis dan jenggot.
ii. Untuk karyawan yang tidak berinteraksi langsung dengan
konsumen wajib menjaga kerapihan kumis dan jenggot serta
tidak dalam keadaan panjang.
g. Tidak boleh memakai perhiasan yang berlebihan.
h. Tidak terlihat bertato.
i. Kuku harus selalu bersih, Karyawan diperbolehkan memakai cat
kuku dengan warna yang tidak mencolok (transparan).
j. Mulut dan gigi harus selalu bersih dan tidak berbau.
k. Karyawati wajib untuk make up secara natural dan tidak
berlebihan
7. Sikap
a. Setiap Karyawan berkewajiban untuk menjaga hubungan baik
antar Karyawan/bagian, sopan pada atasan dan pimpinan
perusahaan antara lain dengan menggunakan bahasa yang baik.
b. Tidak dibenarkan Karyawan mengumpat/mencaci atau berbicara
kasar/keras/tidak pantas dengan Karyawan lainnya atau dengan
pelanggan
c. Setiap Karyawan harus mempunyai sikap mau melayani, selalu
menyapa kepada Karyawan lainnya atau pada tamu terutama
pelanggan.
d. Setiap Karyawan tidak dibenarkan menerima komisi atau imbalan
dalam bentuk apapun dari Karyawan lainnya maupun dari luar

49
(Supplier) yang bersifat pribadi.
8. Pelayanan “tatap – senyum – sapa “
a. Tidak bergurau/bersiul, berteriak, tertawa dengan keras,
berbincang-bincang dengan rekan kerja dalam jam kerja sewaktu
menerima tamu atau pelanggan hadir.
b. Selalu menatap dengan sopan kewajah tamu/pelanggan.
c. Tidak membelakangi tamu/pelanggan yang sedang
jongkok/membungkuk.
d. Melangkah dengan baik dan tidak menyeret sepatu sewaktu
berjalan.
e. Tidak makan/minum/merokok di dalam toko/gudang Warehouse.
f. Tidak bertolak pinggang, menopang dagu, melipat tangan di dada,
memasukkan tangan di saku sewaktu melayani tamu/pelanggan.
g. Karyawan wajib memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pelanggan baik dari internal maupun eksternal perusahaan.
h. Harus bersikap waspada.
9. Penerimaan tamu pribadi
Karyawan dapat menerima tamu pribadi diruang tamu (kalau ada),
dengan pembicaraan seperlunya.
10. Penggunaan fasilitas perusahaan.
a. Seluruh Karyawan dilarang menggunakan fasilitas perusahaan
untuk kepentingan pribadi.
b. Fasilitas perusahaan dimaksud antara lain adalah kendaraan
operasional atau kendaraan pool Perusahaan, telepon, fasilitas
yang menunjang pekerjaan dan fasilitas lainnya.
c. Karyawan yang menggunakan fasilitas perusahaan dalam hal ini

50
kendaraan operasional atau kendaraan pool, wajib memiliki SIM
sesuai dengan jenis kendaraan (contoh: SIM A, SIM B, SIM C
dan lain-lainnya). Pelanggaran dan/atau akibat atas pelanggaran
ini akan diberlakukan sesuai ketentuan peraturan perusahaan
dan perundang-undangan yang berlaku, serta perusahaan tidak
bertanggungjawab atas pelanggaran tersebut.
d. Telepon dipakai hanya untuk kepentingan perusahaan, didalam
hal yang mendesak Karyawan bisa menggunakan telepon keluar
untuk kepentingan pribadi dengan persetujuan atasan serta biaya
akan dibebankan ke Karyawan tersebut. Terima telepon masuk
untuk kepentingan pribadi diizinkan dengan pembicaraan
seperlunya.
e. Alat elektronik pribadi (selain inventaris perusahaan) yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan, maka dilarang digunakan,
baik digunakan sendiri maupun secara bersamaan. Misalnya:
Pemanas Air, Coffee Maker, Speaker Multimedia, dan
sebagainya.
f. Dilarang berjualan atau melakukan aktivitas lain untuk
kepentingan pribadi di lingkungan Perusahaan.
g. Setiap Karyawan wajib untuk menjaga dan merawat
barang-barang fasilitas perusahaan dengan baik.
h. Setiap Karyawan dilarang untuk membawa barang milik
perusahaan dan/atau fasilitas perusahaan dan/atau
barang-barang di lingkungan perusahaan yang bukan menjadi
hak dari karyawan tersebut tanpa seizin pihak yang berwenang
dan/atau atasan, walaupun barang-barang tersebut tidak

51
berharga atau hanya barang contoh dan lain sebagainya.
11. Rahasia perusahaan
a. Rahasia Perusahaan adalah semua informasi baik yang berupa
data, dokumen, gambar, atau hal lainnya yang berkaitan dengan
Perusahaan, yang tidak boleh diberitahukan kepada pihak-pihak
yang tidak berhak untuk mengetahuinya baik internal maupun
eksternal, berdasarkan pertimbangan keselamatan Perusahaan,
persaingan usaha ataupun pertimbangan kepantasan (etika).
b. Selama dan setelah berakhirnya hubungan kerja, Karyawan tidak
akan mengungkapkan informasi, data, dan/atau rahasia
Perusahaan, yang telah diketahui olehnya selama menjalankan
tugas-tugasnya. Karyawan dilarang untuk membuat
salinan-salinan dalam bentuk apapun terhadap semua
dokumen-dokumen, surat-surat, kontrak-kontrak atau
transaksi-transaksi yang terkait dengan Perusahaan atau untuk
mengungkapkannya kepada pihak ketiga manapun.
12. Penemuan penyimpangan
Apabila Karyawan menemukan penyimpangan-penyimpangan
pekerjaan, wajib menyampaikan secepatnya kepada
atasannya/kepala bagian untuk mendapatkan penyelesaian.
Kelalaian menyampaikan penyimpangan yang ditemui dapat diartikan
membantu penyimpangan tersebut.
13. Tanggung Jawab
Setiap Karyawan berkewajiban untuk melaksanakan tugasnya
dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai hasil yang
sebaik-baiknya dalam mengikuti instruksi atasan langsung dan/atau

52
Standard Operating Procedure (SOP) dengan tetap memperhatikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
14. Larangan
a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang
dan/atau uang milik Perusahaan dan/atau Karyawan lain di
lingkungan Perusahaan
b. Merusak dengan sengaja aset-aset milik perusahaan.
c. Berkelahi, menyerang, menganiaya, mengancam, atau
mengintimidasi baik fisik maupun mental Karyawan lainnya di
Lingkungan Perusahaan.
d. Mabuk, minum minuman keras yang memabukkan, memakai,
mengedarkan, dan/atau memperdagangkan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya di Lingkungan Perusahaan.
e. Membawa senjata api/tajam yang bukan merupakan haknya dan
atau perangkat tugasnya.
f. Menimbulkan kegaduhan atau melaksanakan pekerjaan
sedemikian rupa yang mengganggu Karyawan lain sehingga
terhambat melaksanakan pekerjaannya.
g. Mengambil tindakan secara pribadi, menghasut atau melakukan
bujukan dan atau menyebarkan berita bohong dengan tujuan
menghambat Karyawan lain agar tidak dapat menjalankan
kewajibannya
h. Secara sepihak mengambil tindakan agar perusahaan menderita
kerugian termasuk didalamnya mengadakan pertemuan tanpa
seizin atasannya.
i. Bertindak kasar dan atau mengeluarkan ucapan tak senonoh

53
atau menyampaikan penghinaan terhadap tamu perusahaan
termasuk pelanggan.
j. Menyembunyikan data/fakta yang patut diketahuinya untuk
disampaikan kepada atasannya.
k. Bekerja rangkap pada perusahaan lain tanpa izin atasan yang
berwenang untuk mengeluarkan izin.
l. Tidak hadir bekerja lima hari berturut-turut tanpa menyampaikan
laporan pada atasan/perusahaan.
m. Tidak hadir tanpa izin sebanyak-banyaknya 2 (dua) hari dalam 1
(satu) bulan secara terpisah.
n. Melakukan aktivitas di social media akun alfamart dengan
menggunakan akun pribadi karyawan yang melanggar ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
o. Setiap karyawan dilarang berkampanye, memakai, mengedarkan,
memberikan, dan/atau membagi-bagikan atribut suatu partai
politik di dalam lingkungan Perusahaan, serta dilarang
menggunakan fasilitas Perusahaan untuk kepentingan suatu
partai politik.
p. Untuk menjaga keberlangsungan kegiatan perusahaan agar tetap
berjalan dengan baik, maka karyawan yang mencalonkan diri
dalam Pemilihan umum Legislatif atau Eksekutif wajib
mengundurkan diri sejak mendaftarkan sebagai calon.

54
PASAL 40
PERNIKAHAN ANTAR KARYAWAN
Pernikahan antar Karyawan Perusahaan akan diatur lebih lanjut di dalam
Standard Operating Procedure (SOP) dengan berpedoman pada
peraturan perundang– undangan yang berlaku.

BAB IX
SANKSI DAN PERINGATAN

PASAL 41
JENIS SANKSI
1. Setiap Karyawan wajib melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur
dalam Peraturan Perusahaan.
2. Setiap Karyawan yang melanggar ketentuan yang telah diatur di
dalam peraturan perusahaan ini, dapat dikenakan sanksi surat
peringatan pertama, kedua, dan ketiga (terakhir) serta surat
peringatan pertama dan terakhir.
3. Jenis-jenis sanksi yang dapat diberikan terkait dengan pelanggaran
yang telah dilakukan adalah :
a. Teguran Lisan;
b. Surat Peringatan;
c. Pemutusan Hubungan Kerja.

PASAL 42
TEGURAN
1. Teguran Kepada Karyawan yang melanggar peraturan perusahaan

55
akan dilakukan atasan langsung, maupun oleh Perusahaan sebagai
pembinaan yang dicatat dan diserahkan kebagian personalia
Perusahaan untuk disimpan di arsip Karyawan yang bersangkutan.
2. Hal-hal yang dapat diberikan sanksi teguran antara lain:
a. Datang terlambat dan/atau pulang lebih awal tanpa izin;
b. Tidak mencatatkan kehadiran sebanyak 2 (dua) kali pada saat
hadir bekerja dan pulang bekerja untuk dirinya sendiri;
c. Tidak bersikap sopan terhadap pelanggan, atasan dan/atau rekan
kerja;
d. Kurang bersungguh-sungguh dalam pekerjaan, malas dan tidak
bekerja semestinya;
e. Tidak memenuhi standar penampilan, kerapihan diri dan
kebersihan lingkungan kerjanya;
f. Berada di area kerja yang bukan merupakan tanggung jawabnya
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan;
g. Tidak dapat menunjukkan kartu ID karyawan pada saat diminta
dan/atau selama melaksanakan pekerjaan tanpa alasan yang
dapat diterima;
h. Menggunakan telepon untuk kepentingan/keperluan pribadi atau
fasilitas lainnya tanpa ijin;
i. Tidak segera melaporkan perubahan alamat tempat tinggal, status
keluarga kepada perusahaan;
j. Meninggalkan tempat, peralatan kerja dan/atau lingkungan kerja
dalam keadaan kotor dan berantakan setelah melakukan
pekerjaan;
k. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan perusahaan

56
namun menurut pertimbangan pihak-pihak terkait termasuk dalam
kategori pemberian teguran lisan tercatat.
3. Jangka waktu berlakunya surat teguran selama 3 (tiga) bulan sejak
diterbitkan

PASAL 43
SURAT PERINGATAN
1. Perusahaan berhak menerbitkan dan memberikan Surat Peringatan
(SP Pertama) kepada Karyawan yang melakukan tindakan sebagai
berikut:
a. Tidak mematuhi pengarahan atasan atau Perusahaan, tanpa
alasan yang wajar meskipun sudah diperingatkan secara lisan;
b. Setelah ditegur atau diingatkan Karyawan tetap menolak untuk
mentaati perintah atau penugasan yang layak dari atasan atau
Perusahaan;
c. Melakukan mangkir kerja ;
i. 1 (satu) atau 2 (dua) hari kerja berturut-tutut
ii. 2 (dua) atau 3 (tiga) hari kerja tidak berturut-turut dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender
d. Setelah ditegur dan/atau diingatkan tetapi Karyawan masih
menolak mengikuti dan/atau melaksanakan pelatihan kerja yang
sudah disusun berdasarkan program dan teknologi yang
dirancang untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
dan/atau pengembangan kompetensi dan/atau karir.
e. Terlambat datang 4 (empat) kali dalam 1 (satu) bulan dengan
alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

57
f. Tidak memakai Seragam Kerja, tanda pengenal, dan/atau
Peralatan Kerja yang telah disediakan dengan alasan yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan;
g. Pulang kerja atau meninggalkan tempat kerja dalam jam kerja
tanpa seijin atasan atau tanpa memberitahukan rekan kerja
terlebih dahulu, tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;
h. Melakukan penukaran Shift kerja tanpa mendapat
persetujuan/sepengetahuan Atasan Langsung;
i. Melakukan kegaduhan pada saat jam kerja atau aktifitas
sedemikian rupa sehingga menyebabkan karyawan lain terganggu
atau pekerjaan menjadi terhambat;
j. Berpenampilan tidak rapi dan tidak bersih; menggunakan busana
yang tidak sopan atau tidak sesuai dengan standar penampilan
yang telah ditetapkan;
k. Bersikap tidak sopan terhadap karyawan lain maupun atasannya;
l. Tidak menjaga kesehatan, kebersihan dan kerapihan dirinya
maupun Tempat Kerja masing-masing serta Lingkungan
Perusahaaan;
m. Tidak melaporkan adanya perubahan status keadaan keluarga
seperti kelahiran, memiliki anak, pernikahan, perceraian,
kematian, maupun perubahan tempat tinggal, meskipun telah
diberikan peringatan lisan.
n. Menyembunyikan atau tidak dengan segera memberitahukan data
atau informasi penting atau penyimpangan yang harus diketahui
oleh atasan;
o. Mengadakan rapat atau pertemuan, ceramah, atau

58
kegiatan-kegiatan lain yang dapat disamakan dengan itu tanpa ijin
dan persetujuan dari Perusahaan melalui penanggung jawab
urusan GA terlebih dahulu di Lingkungan Perusahaan;
p. Tidur pada saat jam kerja.
2. Perusahaan berhak menerbitkan dan memberikan SP Kedua kepada
Karyawan yang sedang menjalani Surat Peringatan Pertama dan
karyawan melakukan pelanggaran kembali sesuai dengan
pelanggaran pada kategori Surat Peringatan Pertama.
3. Perusahaan berhak menerbitkan dan memberikan SP Ketiga kepada
Karyawan yang sedang menjalani Surat Peringatan Kedua dan
melakukan pelanggaran kembali sesuai dengan pelanggaran pada
Surat Peringatan Pertama.
4. Perusahaan berhak menerbitkan dan memberikan SP Pertama dan
Terakhir kepada Karyawan yang melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Tidak menjaga nama baik Perusahaan berikut semua pihak yang
terkait dengan Perusahaan dalam menjalankan Pekerjaan,
termasuk tidak menjaga nama baik perusahaan di sosial media;
b. Melakukan mangkir kerja 3 (tiga) hari kerja berturut-turut dengan
ketentuan dan pengertian bahwa hari libur di antara hari mangkir
tersebut tidak diartikan sebagai terputus;
c. Melakukan mangkir kerja 4 (empat) hari kerja secara tidak
berturut-turut di dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender;
d. Melakukan tindakan provokatif dan sebagainya sehingga
mengganggu operasional Perusahaan;
e. Menolak atau sengaja menghindar pemeriksaan oleh petugas
keamanan atau petugas lain yang diberi wewenang oleh

59
Perusahaan;
f. Mengisi tanda hadir Karyawan lainnya, atau menyuruh Karyawan
lain mengisikan tanda hadirnya;
g. Membawa senjata api atau senjata tajam di Lingkungan
Perusahaan, kecuali karena jabatannya;
h. Menyembunyikan penyakit yang diderita yang dapat
membahayakan dirinya maupun orang lain;
i. Merokok di area gudang, kecuali ditempat yang telah disediakan.
j. Karyawan yang melakukan lebih dari 1 (satu) pelanggaran.
k. Bertindak kasar atau mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh
baik kepada sesama Karyawan, atasan, tamu Perusahaan,
dan/atau Perusahaan
l. Melakukan keteledoran, ceroboh, atau tidak teliti dalam bekerja
sehingga mengancam keselamatan Asset Perusahaan atau
mengarah kepada kerugian Perusahaan;
m. Melakukan tindakan diluar prosedur kerja yang telah ditentukan
tanpa ijin atasan yang berwenang yang dapat membahayakan
atau berpengaruh negatif terhadap Perusahaan;
n. Menyalahgunakan Aset Perusahaan untuk kepentingan pribadi
tanpa izin Perusahaan
5. Matrix Pemberian Surat Peringatan sebagai berikut :
PEMBERIAN
KATEGORI
NO STATUS SURAT
PELANGGARAN
PERINGATAN
1 Karyawan Belum Pertama SP Pertama
Pernah mendapat Pertama dan Terakhir SP Pertama

60
SP SP Pertama dan
Terakhir
2 Karyawan Sedang Pertama SP Kedua
SP Pertama Pertama dan Terakhir SP Kedua
SP Pertama dan
Terakhir
3 Karyawan Sedang Pertama SP Ketiga
Mendapat SP Pertama dan Terakhir
Kedua
4 Karyawan Sedang Pertama PHK
Mendapat SP
Ketiga
5 Karyawan Sedang Pertama dan Terakhir
Mendapat SP
Pertama &
Terakhir
Catatan:
Pemberian Surat Peringatan yang lebih rendah dari Kategori pelanggaran
yang dilakukan, maka wajib dibuatkan Berita Acara disertai dengan alasan
dan bukti-buktinya.
6. Jangka waktu berlakunya Surat Peringatan, yaitu :
YANG
MASA MENGELUARKAN
SANKSI TEMBUSAN
BERLAKU DAN
MEMBERIKAN
Peringatan Manager/Perso
3 bulan Atasan Langsung
Lisan Tercatat nalia/HRD
Surat Atasan Atasan
Peringatan 6 bulan Langsung/Setingkat Manager/Perso
Pertama Manager nalia/HRD

61
Atasan
Surat Atasan
Manager/
Peringatan 6 bulan Langsung/Setingkat
Personalia/HR
Kedua Manager
D

Surat
Peringatan Manager Atasan
Ketiga serta 6 bulan berkoordinasi dengan Manager/Perso
Pertama dan Personalia/HRD nalia/HRD
Terakhir

Pemutusan Hubungan Kerja Personalia/HRD


7. Pemberian Surat Peringatan diberikan secara berurutan.
8. Pemberian Surat Peringatan akan mempengaruhi penilaian karyawan
yang berdampak pada demosi, penundaan kenaikan
upah/pangkat/jabatan dan pencabutan fasilitas/tunjangan jabatan,
penundaan dalam kenaikan gaji tidak berlaku surut/rapel.
9. Disamping ayat 8 (delapan) di atas, pemberian Surat Peringatan juga
akan mempengaruhi kebijaksanaan dalam pemberian Insentif
Tahunan dalam satu tahun periode penilaian kinerja dengan
mengesampingkan masa berlakunya surat peringatan tersebut yang
pengurangannya sebesar:

Tingkat Surat Peringatan Persentase Pengurangan


25% dari Insentif Tahunan yang
Surat Peringatan Pertama
diperoleh
50% dari Insentif Tahunan yang
Surat Peringatan Kedua
diperoleh
Surat Peringatan Ketiga serta Pertama 100% dari Insentif Tahunan yang
dan Terakhir diperoleh
Keterangan: Jika saat itu Perusahaan membagikan Insentif tahunan.
10. Apabila karyawan mendapatkan Surat Peringatan lebih dari sekali

62
dalam periode satu tahun, maka yang akan diperhitungkan dalam
pemberian insentif tahunan adalah surat peringatan tertinggi
11. Dalam hal karyawan tidak bersedia/menolak menandatangani surat
peringatan tersebut sah dan tetap berlaku dengan diperkuat oleh 2
(dua) orang saksi yang ada pada saat surat peringatan tersebut
diserahkan ke karyawan.
12. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan perusahaan namun
menurut pertimbangan pihak-pihak terkait termasuk dalam kategori
pemberian surat peringatan pertama (I) atau surat peringatan
pertama dan terakhir.

BAB X
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PASAL 44
UMUM
1. Perusahaan berusaha mengupayakan agar tidak terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja.

2. Dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja tidak dapat dihindari, maksud


dan alasan Pemutusan Hubungan Kerja diberitahukan oleh
perusahaan kepada karyawan dan/atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh
di dalam Perusahaan apabila karyawan yang bersangkutan
merupakan anggota dari Serikat Pekerja/ Serikat Buruh yang
selanjutnya akan diatur dalam SOP.
3. Pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja dibuat dalam bentuk

63
surat pemberitahuan dan disampaikan secara sah dan patut oleh
perusahaan kepada karyawan dan/atau Serikat Pekerja/ Serikat
Buruh paling lama 14 (empat belas) hari kerja sebelum Pemutusan
Hubungan Kerja.
4. Pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja dalam masa percobaan,
surat pemberitahuan disampaikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja
sebelum Pemutusan Hubungan Kerja.
5. Pemutusan Hubungan Kerja dapat disebabkan antara lain namun
tidak terbatas pada:
a. Karyawan mengundurkan diri ;
b. Karyawan Mangkir selama 5 (lima) hari atau lebih berturut-turut;
c. Karyawan melakukan pelanggaran yang diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;
d. Karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam)
bulan akibat ditahan pihak yang berwajib;
e. Karyawan mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya;
f. Karyawan memasuki usia pensiun;
g. Karyawan meninggal dunia;
h. Berakhirnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu;
6. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, perusahaan akan
membayarkan hak akibat pemutusan hubungan kerja kepada
Karyawan sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
7. Selain mendapatkan hak akibat pemutusan hubungan kerja
sebagaimana disebutkan dalam ayat (6), Karyawan akan

64
mendapatkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) yang
diselenggarakan oleh badan penyelenggara jaminan sosial
ketenagakerjaan dan Pemerintah Pusat.
8. JKP sebagaimana disebutkan dalam ayat (7), tidak berlaku untuk
pemutusan hubungan kerja yang disebabkan oleh :
a. Mengundurkan diri
b. Cacat total/Tetap
c. Pensiun
d. Meninggal Dunia
e. PKWT yang masa kerjanya berakhir sesuai jangka waktu kontrak
kerjanya
9. Karyawan yang diikutsertakan dalam program pensiun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang dana pensiun,
iuran yang dibayar oleh Perusahaan akan diperhitungkan sebagai
bagian dari pemenuhan kewajiban Perusahaan atas uang pesangon
dan uang penghargaan masa kerja serta uang pisah akibat
Pemutusan Hubungan Kerja.

PASAL 45
MENGUNDURKAN DIRI
Karyawan yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, yang tugas dan
fungsinya tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung,
memperoleh uang penggantian hak dan uang pisah sebesar
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 53 ayat (1) Peraturan Perusahaan
ini.

65
1. Karyawan yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud diatas,
harus memenuhi syarat:
a. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai
pengunduran diri.
b. Tidak terikat dalam ikatan dinas.
c. Tetap melaksanakan kewajibannya sampai dengan tanggal
pengunduran diri.
2. Uang penggantian hak sebagaimana dimaksud di atas meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk Karyawan dan keluarganya
ketempat Karyawan dimana karyawan diterima bekerja.

PASAL 46
MANGKIR SELAMA 5 (LIMA) HARI KERJA ATAU LEBIH
BERTURUT-TURUT
1. Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih
berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi
dengan bukti yang sah dan telah dipanggil 2 (dua) kali oleh
pengusaha secara patut dan tertulis, maka Karyawan tersebut diputus
hubungan kerjanya karena mangkir.
2. Karyawan yang diputus hubungan kerjanya karena mangkir selama 5
(lima) hari kerja atau lebih berturut-turut sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), memperoleh uang penggantian hak dan uang pisah
sebesar sebagaimana disebutkan dalam Pasal 53 ayat (2) Peraturan
Perusahaan ini.

66
3. Uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk Karyawan dan keluarganya
ketempat Karyawan dimana karyawan diterima bekerja.

PASAL 47
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA PELANGGARAN
Pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
Karyawan karena alasan :
1. Pelanggaran Peraturan Perusahaan (Peningkatan Surat Peringatan)
a. Pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
terhadap Karyawan karena alasan Karyawan melakukan
pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerja
dan/atau Peraturan Perusahaan dan sebelumnya telah diberikan
Surat Peringatan Pertama, Kedua, dan Ketiga secara
berturut-turut atau Pertama dan Terakhir secara tidak
berturut-turut.
b. Bagi karyawan yang diputus hubungan kerjanya karena alasan
Karyawan melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam
Perjanjian Kerja dan/atau Peraturan Perusahaan dan sebelumnya
telah diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga
secara berturut-turut atau pertama dan terakhir secara tidak
berturut-turut. sebagaimana disebutkan dalam huruf (a),
memperoleh hak akibat pemutusan hubungan kerja sesuai
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

67
2. PELANGGARAN BERSIFAT MENDESAK
a. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
terhadap Karyawan karena alasan Karyawan melakukan
pelanggaran bersifat mendesak yang diatur dalam Perjanjian
Kerja dan/atau Peraturan Perusahaan antara lain namun tidak
terbatas pada:
i. melakukan usaha-usaha dan/atau tindakan-tindakan yang
bertujuan untuk memperoleh atau mendapatkan keuntungan
dan/atau kepentingan diri pribadi dan/atau orang lain di dalam
menjalankan tugas dan Pekerjaan;
ii. menerima dari siapapun hadiah, pemberian, atau balas jasa
dalam bentuk apapun untuk melakukan hal-hal yang dapat
merugikan, mengurangi keuntungan, dan/atau menambah
biaya, ongkos, atau pengeluaran Perusahaan, serta dapat
menimbulkan konflik kepentingan;
iii. menyalahgunakan wewenang dan/atau jabatan untuk
kepentingan dan/atau keuntungan diri pribadi dan/atau orang
lain;
iv. melakukan satu atau beberapa tindak pidana kejahatan baik
di dalam maupun di luar Perusahaan;
v. melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang
dan/atau uang milik Perusahaan, Rekan Kerja, dan/atau
Pihak Ketiga (Vendor/Supplier);
vi. memberikan dan/atau menggunakan keterangan palsu atau
yang dipalsukan termasuk dokumen dan/atau data yang
dapat merugikan Perusahaan atau negara;

68
vii. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan,
memakai, mengedarkan, dan/atau memperdagangkan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di Lingkungan
Perusahaan;
viii. melakukan perbuatan asusila atau pelecehan dan/atau
perjudian di Lingkungan Perusahaan;
ix. berkelahi, menyerang, menganiaya, mengancam, atau
mengintimidasi baik fisik maupun mental teman sekerja atau
Pengusaha, Rekan Kerja, dan/atau Pihak Ketiga
(Vendor/Supplier) di Lingkungan Perusahaan;
x. membujuk teman sekerja atau Pengusaha, Rekan Kerja,
dan/atau pihak Ketiga (Vendor/Supplier) untuk melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
xi. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan
dalam keadaan bahaya barang milik Perusahaan yang
menimbulkan kerugian bagi Perusahaan;
xii. Melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri
maupun orang lain di Lingkungan Perusahaan;
xiii. menyalahgunakan Kartu Pengenal, cap, stempel, kertas dan
amplop surat berlogo atau atribut lainnya yang mewakili
Perusahaan untuk kepentingan tertentu yang dapat
mencemarkan nama baik Perusahaan dan/atau merugikan
Perusahaan;
xiv. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja
atau Pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja;

69
xv. membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan yang
seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara;
xvi. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan Perusahaan yang
diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
xvii. melakukan kolusi, korupsi, menerima uang atau barang atau
komisi untuk kepentingan pribadi dilakukan atas nama
Perusahaan;
xviii. dengan sengaja melakukan penyimpangan Standard
Operating Procedure yang dapat mengakibatkan kerugian
Perusahaan baik secara material dan/atau immaterial;
xix. mempunyai keterikatan hubungan kerja dengan pihak luar
atau pihak ketiga tanpa ijin atasan langsung atau
Perusahaan; dan
xx. melakukan diskriminasi meliputi diskriminasi terhadap usia,
ras (warna kulit, fitur fisik atau wajah tertentu), etnis/Suku
(Jawa, batak, sunda dll), agama atau kepercayaan tertentu,
gender, status Keluarga (Anak angkat, Ibu Tiri, dll), status (
Janda/Duda, Belum Menikah dll), Physical & Mental
disabilities
xxi. apabila karyawan mempunyai itikad tidak baik melakukan
kesalahan yang diatur dalam peraturan perusahaan dengan
sengaja dan untuk tujuan tertentu dengan maksud agar
mendapatkan keuntungan pribadi.
b. Penanganan dugaan pelanggaran bersifat mendesak
sebagaimana disebutkan dalam huruf (a) yang memenuhi unsur
pidana, maka mengacu ke SOP.

70
c. Bagi karyawan yang diputus hubungan kerjanya karena
pelanggaran bersifat mendesak sebagaimana dimaksud dalam
huruf (a), memperoleh uang penggantian hak sesuai ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan uang
pisah sebesar sebagaimana disebutkan didalam Pasal 53 ayat (3)
Peraturan Perusahaan ini.

PASAL 48
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA TIDAK DAPAT
MELAKUKAN PEKERJAAN SELAMA 6 (ENAM) BULAN AKIBAT
DITAHAN PIHAK YANG BERWAJIB.
1. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
Karyawan karena alasan karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan
selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena
diduga melakukan tindak pidana yang menyebabkan kerugian
Perusahaan.
2. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
Karyawan karena alasan karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan
selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena
diduga melakukan tindak pidana yang tidak menyebabkan kerugian
Perusahaan.
3. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum
berakhirnya masa 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan karyawan dinyatakan tidak bersalah maka Perusahaan
mempekerjakan karyawan Kembali.

71
4. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum
berakhirnya masa 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan karyawan dinyatakan bersalah maka Perusahaan dapat
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja.
5. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum
berakhirnya masa 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan karyawan dinyatakan bersalah maka Perusahaan dapat
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja.
6. Bagi karyawan yang diputus hubungan kerjanya karena alasan
karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan
akibat ditahan pihak berwajib karena diduga melakukan tindak
pidana yang menyebabkan kerugian Perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) atau pengadilan memutuskan perkara
pidana sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan karyawan dinyatakan bersalah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), memperoleh uang
penggantian hak dan/atau uang pisah sebesar sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 53 ayat (3) Peraturan Perusahaan ini.
7. Bagi karyawan yang diputus hubungan kerjanya karena alasan
karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan
akibat ditahan pihak berwajib karena diduga melakukan tindak
pidana yang tidak menyebabkan kerugian Perusahaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan/atau pengadilan memutuskan perkara
pidana sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan karyawan dinyatakan bersalah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), memperoleh memperoleh

72
hak akibat pemutusan hubungan kerja sesuai ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 49
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MENGALAMI SAKIT
BERKEPANJANGAN ATAU CACAT AKIBAT KECELAKAAN KERJA
1. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
Karyawan karena alasan Karyawan mengalami sakit berkepanjangan
atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan
pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan.
2. Karyawan dapat mengajukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada
Pengusaha karena alasan Pekerja/Buruh mengalami sakit
berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua belas)
bulan.
3. Bagi karyawan yang diputus hubungan kerjanya karena alasan
Karyawan mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah
melampaui batas 12 (dua belas) bulan sebagaimana disebutkan
dalam ayat (1) dan (2), memperoleh hak akibat pemutusan hubungan
kerja sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

73
PASAL 50
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMASUKI USIA
PENSIUN
1. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
Karyawan karena alasan Karyawan memasuki usia Pensiun.
2. Bagi karyawan yang diputus hubungan kerjanya karena alasan
Karyawan memasuki usia pensiun sebagaimana disebutkan dalam
ayat (1), memperoleh hak akibat pemutusan hubungan kerja sesuai
ketentuan dalam Peraturan Perundang- undangan yang berlaku;dan
3. Pemberian kenang-kenangan yang bentuknya akan ditetapkan
tersendiri dalam Surat Keputusan Direksi atau dalam Standard
Operating Procedure (SOP).

PASAL 51
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MENINGGAL DUNIA
1. Pemutusan Hubungan Kerja karena alasan Karyawan meninggal
dunia maka kepada ahli warisnya yang sah diberikan sejumlah uang
yang perhitungannya sesuai ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Ahli Waris yang sah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
anggota keluarga yang secara hukum otomatis menjadi ahli waris
dan/atau orang yang diangkat secara sah menurut hukum oleh
Karyawan dan sudah didaftarkan di personalia Perusahaan sebagai
ahli waris dalam hal terjadinya kematian Karyawan.

74
PASAL 52
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA BERAKHIRNYA
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
1. Perusahaan akan memberikan uang kompensasi kepada Karyawan
yang hubungan kerjanya berdasarkan PKWT.
2. Uang kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada Karyawan yang telah mempunyai masa kerja paling sedikit 1
(satu) bulan secara terus menerus.
3. Pemberian uang kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan (2) diberikan kepada Karyawan paling lambat 14 (empat belas)
Hari Kerja setelah berakhirnya jangka waktu PKWT atau setelah
jangka waktu PKWT diperpanjang.

PASAL 53
UANG PISAH
Perhitungan besaran Uang Pisah adalah sebagai berikut:
1. Uang Pisah Mengundurkan Diri
HURUF MASA KERJA UANG PISAH
a. Periode 3 tahun - <6 tahun 1 kali upah
b. Periode 6 tahun- <9 tahun 1.5 kali upah
c. Periode 9 tahun - <12 tahun 2 kali upah
d. Periode 12 tahun - <15 tahun 2.5 kali upah
e. Periode 15 tahun - <18 tahun 3 kali upah
f. Periode 18 tahun - <21 tahun 3.5 kali upah
g. Periode >=21 tahun 4 kali upah

75
2. Uang Pisah mangkir 5 hari kerja atau lebih berturut turut

HURUF MASA KERJA UANG PISAH

a. Periode 3 tahun - <6 tahun 0.25 kali upah


b. Periode 6 tahun- <9 tahun 0.5 kali upah
c. Periode 9 tahun - <12 tahun 0.75 kali upah
d. Periode 12 tahun - <15 tahun 1 kali upah
e. Periode 15 tahun - <18 tahun 1.25 kali upah
f. Periode 18 tahun - <21 tahun 1.5 kali upah
g. Periode >=21 tahun 1.75 kali upah

3. Uang Pisah karena Pelanggaran Bersifat Mendesak

HURUF MASA KERJA UANG PISAH

a. Periode 3 tahun - <6 tahun 0.25 kali upah


b. Periode 6 tahun- <9 tahun 0.5 kali upah
c. Periode 9 tahun - <12 tahun 0.75 kali upah
d. Periode 12 tahun - <15 tahun 1 kali upah
e. Periode 15 tahun - <18 tahun 1.25 kali upah
f. Periode 18 tahun - <21 tahun 1.5 kali upah
g. Periode >=21 tahun 1.75 kali upah

76
4. Uang Pisah karena karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan
selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak berwajib
sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 ayat (3) ;

HURUF MASA KERJA UANG PISAH

a Periode 3 tahun - <6 tahun 0.25 kali upah


b Periode 6 tahun- <9 tahun 0.5 kali upah
c Periode 9 tahun - <12 tahun 0.75 kali upah
d Periode 12 tahun - <15 tahun 1 kali upah
e Periode 15 tahun - <18 tahun 1.25 kali upah
f Periode 18 tahun - <21 tahun 1.5 kali upah
g Periode >=21 tahun 1.75 kali upah

5. Uang Pisah karena pengadilan memutuskan perkara pidana


sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 35 ayat (3) dan karyawan dinyatakan
bersalah ;

HURUF MASA KERJA UANG PISAH

a Periode 3 tahun - <6 tahun 0.25 kali upah


b Periode 6 tahun- <9 tahun 0.5 kali upah
c Periode 9 tahun - <12 tahun 0.75 kali upah
d Periode 12 tahun - <15 tahun 1 kali upah
e Periode 15 tahun - <18 tahun 1.25 kali upah
f Periode 18 tahun - <21 tahun 1.5 kali upah
g Periode >=21 tahun 1.75 kali upah

77
6. Uang Pisah karena adanya putusan lembaga peradilan hubungan
industrial yang menyatakan perusahaan tidak melakukan
perbuatan sebagaimana dimaksud pasal 36 huruf (g) PP 35 tahun
2021;

HURUF MASA KERJA UANG PISAH


a Periode 3 tahun - <6 tahun 0.25 kali upah
b Periode 6 tahun- <9 tahun 0.5 kali upah
c Periode 9 tahun - <12 tahun 0.75 kali upah
d Periode 12 tahun - <15 tahun 1 kali upah
e Periode 15 tahun - <18 tahun 1.25 kali upah
f Periode 18 tahun - <21 tahun 1.5 kali upah
g Periode >=21 tahun 1.75 kali upah

BAB XI
PENYELESAIAN KELUH KESAH

PASAL 54
PENYELESAIAN KELUHAN DAN PENGADUAN KARYAWAN
Sudah menjadi keinginan kedua belah pihak bahwa setiap keluhan dan
pengaduan seseorang Karyawan akan diselesaikan seadil-adilnya dan
secepat mungkin, karenanya apabila seorang Karyawan menganggap
bahwa terhadapnya diperlakukan tidak adil ataupun tidak wajar serta
bertentangan dengan isi dan jiwa Peraturan Perusahaan, maka Karyawan
dapat menyampaikan pengaduan ataupun keluhannya melalui tata cara
di pasal-pasal berikut. Suatu prosedur yang jelas harus ditempuh

78
Karyawan dalam penyelesaian keluhan/pengadaannya dengan tetap
mempertahankan ketenangan dan disiplin kerja sebagaimana mestinya,
yang didasarkan kepada musyawarah untuk mufakat.

PASAL 55
TATA CARA PENYELESAIAN KELUHAN DAN PENGADUAN
KARYAWAN
Apabila terjadi keluhan atau ketidakpuasan terhadap syarat-syarat kerja
atau hal-hal lain dari Karyawan, maka hal tersebut diselesaikan menurut
prosedur penyelesaian sebagai berikut :
1. Langkah Pertama :
Karyawan menyampaikan keluhan itu langsung, dan/atau melalui
perwakilan pada masing-masing bagian, kepada Atasan Langsung
Karyawan atau melalui Media Internal Karyawan (MIKA). Dalam
waktu 3 X 24 jam, Atasan Langsung melakukan penyelesaian
dan/atau mengeluarkan keputusan atau ketentuan yang didasari atas
dasar pertimbangan dan hasil musyawarah mufakat.
2. Langkah Kedua :
Bila penyelesaian sesuai Langkah Pertama tidak bisa dicapai, maka
Karyawan yang bersangkutan dapat menyampaikan keluhan itu
kepada People Development Manager (PDM) dan/atau Regional
Employee Relation Specialist di Kantor Cabang dan/atau Industrial &
Employee Relation Manager di Kantor Pusat, dengan pemberitahuan
kepada atasan.
3. Langkah Ketiga :

79
Bila penyelesaian sesuai Langkah Kedua belum juga dapat
menyelesaikan keluhan, maka Karyawan dan Perusahaan segera
menyelesaikan permasalahan keluhan itu melalui forum dan
pendekatan Bipartit.
4. Langkah Keempat :
Bila penyelesaian sesuai Langkah Ketiga belum juga dapat
menyelesaikan keluhan, maka apabila memenuhi kualifikasi,
Karyawan dan/atau Manajemen dapat menyelesaikan keluhan itu
melalui prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang
diatur dalam Peraturan Perundang-undangan.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

PASAL 56
HUTANG
1. Sehubungan dengan Putusnya Hubungan Kerja antara Karyawan
dengan Perusahaan, maka hutang-hutang Karyawan kepada
Perusahaan dengan bukti yang sah diperhitungkan sekaligus dari
pembayaran terakhir sisa Upah, pesangon dan/atau hak-hak lainnya
atas nama Karyawan; sedemikian Perusahaan memiliki kewenangan
penuh untuk memperhitungkan hak-hak yang diperoleh Karyawan
dengan hutang yang dimilikinya di Perusahaan.
2. Apabila setelah dihitung sesuai dengan ketentuan ayat (1) Pasal ini,
ternyata Karyawan masih memiliki Hutang kepada Perusahaan, maka

80
Karyawan yang bersangkutan berkewajiban untuk melunasi sisa
hutang-hutangnya kepada Perusahaan.

PASAL 57
MASA BERLAKU
Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk masa 2 (dua) tahun sejak
mendapat pengesahan dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik
Indonesia.

PASAL 58
PENUTUP
1. Terkecuali terdapat aturan-aturan dalam Peraturan Perusahaan ini
yang merujuk kepada peraturan perundang-undangan yang kemudian
dinyatakan tidak berlaku mengikat oleh Keputusan Mahkamah
Konstitusi dan/atau instansi yang berwenang, maka ketentuan
selebihnya yang tidak dinyatakan tidak berlaku mengikat tetap berlaku
sah dan mengikat.
2. Ketentuan lain di dalam Perusahaan yang belum tertuang di dalam
Peraturan Perusahaan ini sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Peraturan
Perusahaan ini dinyatakan tetap berlaku.
3. Dengan mengindahkan hal-hal yang secara jelas diatur dalam
Peraturan Perusahaan ini,
Undang-undang, dan Peraturan Pemerintah yang ada, maka
disepakati dan diakui bahwa pengawasan, pengelolaan dan
pengamanan jalannya Perusahaan dan para Karyawan adalah hak

81
prerogatif Perusahaan.
4. Peraturan Perusahaan ini menggantikan Peraturan Perusahaan
terdahulu.
5. Segala hal yang tidak maupun belum cukup diatur di dalam Peraturan
Perusahaan ini, akan diatur kemudian dengan Surat Keputusan
Direksi sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Perusahaan
ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Peraturan Perusahaan ini wajib diperbaharui dalam 30 (tiga puluh)
hari sebelum masa berlakunya berakhir.
7. Peraturan Perusahaan ini dibagikan atau disosialisasikan kepada
Karyawan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tangerang
Tanggal : 31 Maret 2023
PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk.

Anggara Hans Prawira


President Director

82

Anda mungkin juga menyukai