Anda di halaman 1dari 136

ABSTRACT

[Draw your reader in with an


engaging abstract. It is
typically a short summary of
the document. When you’re
ready to add your content,
just click here and start
typing.]
user
[Course title]

[DOCUMENT
TITLE]
[Document subtitle]
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN R.I.

KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

NOMOR KEP. 4/HI.00.00/00.0000.201203012/B/V/2021

TENTANG
PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN
PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, TBK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL


DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Menimbang : a. bahwa pembuatan Peraturan Perusahaan dimaksudkan sebagai upaya


mewujudkan adanya kepastian hukum bagi pekerja/buruh dan pengusaha dalam
pelaksanaan hubungan kerja di Perusahaan;

b. bahwa pengaturan syarat-syarat kerja dimaksudkan untuk memperjelas hak dan


kewajiban pekerja/buruh dan pengusaha dengan tujuan untuk meningkatkan
kegairahan dan ketenangan bekerja, meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh
atau serikat pekerja/serikat buruh di perusahaan;

c. bahwa oleh karena pembuatan Peraturan Perusahaan adalah tanggung jawab


pengusaha setelah memperoleh saran dan pertimbangan dari wakil
pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh sebagai ketentuan yang
harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak di perusahaan, maka Peraturan
Perusahaan wajib mendapat pengesahan dari Direktur Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

d. bahwa memperhatikan surat permohonan Pengesahan Peraturan Perusahaan


sebagaimana dokumen persyaratan yang telah dilampirkan;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf


b, huruf c dan huruf d, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Nomor

i
Kep.4/HI.00.00/00.0000.201203012/B/V/2021, Tentang Pengesahan Peraturan
Perusahaan PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, TBK;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39. Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4279);
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Tata Cara
Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 2099).
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan R.I Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 622).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDRAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN


JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA NOMOR KEP. 4 / HI.00.00 / 00.0000.201203012
/ B / V / 2021 TENTANG PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN PT
SUMBER ALFARIA TRIJAYA, TBK.

KESATU : Mengesahkan Peraturan Perusahaan :


Nama Perusahaan : PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA, TBK
Alamat Perusahaan : Gedung Alfa Tower Lantai 12
Jl, Jalur Sutera Barat Kav. 9, Alam Sutera
Kota Tangerang, Banten 15143.

KEDUA : Peraturan Perusahaan PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK yang disahkan


sebagaimana dimaksud diktum KESATU mulai berlaku terhitung tanggal 18 Mei 2021
s.d. 17 Mei 2023 dan telah dimuat dalam Buku Registrasi Pengesahan Peraturan
Perusahaan pada Kementerian Ketenagakerjaan R.I. cq. Direktorat Jenderal
Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Nomor :
201203012.

KETIGA : Pengusaha wajib memberitahukan dan menjelaskan isi serta memberikan naskah
Peraturan Perusahaan kepada pekerja/buruh.

ii
KEEMPAT : Dalam masa berlaku Peraturan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam diktum
KEDUA dilakukan perubahan maka perubahan tersebut harus dilakukan atas
kesepakatan antara pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan
pengusaha, dan mendapat pengesahan dari Kementrian Ketenagakerjaan R.I. cq.
Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja.

KELIMA : Dalam hal terdapat ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan sebagaimana
dimaksud diktum KESATU bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
maka ketentuan tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan
peraturan perundang-undangan.

KEENAM : Bilamana di dalam Peraturan Perusahaan ini terdapat kekeliruan pengajuan data
dan/atau keterangan yang menjadi dasar dari pengesahan Peraturan Perusahaan ini,
atau terdapat kesalahan/ kekeliruan dalam pembuatan Keputusan ini, maka data
dan/atau keterangan Peraturan Perusahaan yang bersangkutan dan/atau Keputusan
ini dapat dibatalkan dan/atau diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 18 Mei 2021

Tembusan :
1. Direktur Jenderal PHI dan Jamsos.
2. Direktur Jenderal PPK dan K3.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah bidang ketenagakerjaan di Prov. Jawa Barat, Jawa Barat, Bangka
Belitung, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Jawa Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Lampung, Nusa Tenggara Barat
(NTB), Sulawesi Utara, Jambi, Gorontalo.

iii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN …………………… i


DAFTAR ISI ……………………………………..…………………….. iv
MUKADIMAH ………………………………………………………….. viii
VISI DAN MISI PERUSAHAAN ……………………………………… viii
BUDAYA KERJA ………………………………………………………. xI

BAB Pasal
I. Umum
1. Pengertian Istilah ………………………………………… 1
2. Maksud dan Tujuan ..……………………………………. 9
3. Ruang Lingkup …………………………………………… 10

II. Hubungan Kerja


4. Penerimaan Karyawan …………………………………... 11
5. Status Karyawan …………………………………………. 12
6. Mutasi ……………………………………………………… 15
7. Promosi ……………………………………………………. 18
8. Demosi …………………………………………………….. 19

III. Hak dan Kewajiban


9. Hak dan Kewajiban Perusahaan ……………………….. 21
10. Hak dan Kewajiban Karyawan …………………………. 22

IV. Hari dan Jam Kerja serta Kerja Lembur


11. Hari dan Jam Kerja ………………………………………. 27
12. Kerja Lembur …………………………………………...… 30

iv
V. Hari Libur, Cuti, dan Ijin Meninggalkan Pekerjaan
13. Hari Libur Perusahaan …………………………………… 32
14. Cuti Tahunan..…………………………………………….. 32
15. Istirahat Haid, Melahirkan dan Keguguran …………….. 35
16. Ijin Meninggalkan Pekerjaan Dengan Mendapatkan
Upah………………………………………………………... 37
17. Ijin Meninggalkan Pekerjaan Tanpa Upah …………….. 41

VI. Pengupahan dan Penilaian Hasil Kerja


18. Pengupahan ………………………………………………. 42
19. Peninjauan Upah Secara Berkala ………………………. 44
20. Struktur & Skala Upah.................................................... 44
21. Force Majeure …………………………………………….. 45
22. Tunjangan Hari Raya (THR) …………………………….. 45
23. Upah Selama Sakit ………………………………………. 46
24. Penilaian Hasil Kerja ……………………………………… 48
25. Penghargaan ……………………………………………… 49

BAB Pasal
VII. Keselamatan, Kesehatan, dan Kesejahteraan Kerja
26. Seragam Kerja dan Perlengkapan Kerja ………………. 49
27. Jaminan Sosisal dan Kesejahteraan Karyawan ………. 50
28. Kecelakaan Kerja …………………………………………. 52
29. Uang Duka ………………………………………………… 53
30. Bantuan Bencana Alam…………………………………… 54
31. Bantuan Pernikahan ……………………………………… 55
32. Hadiah Untuk Anak Karyawan Yang Berprestasi …….. 56
33. Fasilitas Karyawan ……………………………………….. 57
34. Biaya Perjalanan Dinas ………………………………….. 57

v
35. Bantuan Karena Ditahan Pihak yang Berwajib ………... 58
36. Pensiun ……………………………………………………. 60
37. Program Keluarga Berencana ………………………….. 61

VIII. Kode Etik, Tata Tertib dan Disiplin Kerja


38. Kode Etik ………………………………………………….. 62
39. Tata Tertib dan Disiplin Kerja …………………………… 69
40. Pernikahan Antar Karyawan …………………………….. 88

IX. Sanksi dan Peringatan


41. Jenis Sanksi ………………………………………………. 88
42. Teguran …………..……………………………………….. 89
43. Surat Peringatan …………………………………………. 91

X.Pemutusan Hubungan Kerja


44. Umum ……………………………………………………… 99
45. Mengundurkan Diri ........................................................ 102
46. Mangkir Selama 5 Hari Kerja atau lebih berturut turut… 103
47. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Pelanggaran …… 104
48. Pemutusan Hubungan Kerja Karena Berakhirnya
Hubungan Kerja Waktu Tertentu……………………….. 106
49. Uang Pisah ………………………………………………… 110

XI. Penyelesaian Keluh Kesah


50. Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan Karyawaan ….. 117
51. Tata Cara Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan
Karyawan…………………………………………………… 118

vi
XII. Ketentuan Penutup
52. Hutang ……………………………………………………… 120
53. Masa Berlaku ……………………………………………… 121
54. Penutup ……………………………………………………. 121

vii
MUKADIMAH

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa


sesungguhnya manusia diciptakan oleh Maha
Pencipta atas dasar kesederajatan dan
kesamaan kedudukan di hadapan-Nya.
Sebagai suatu perwujudan hubungan industrial
untuk mencapai keharmonisan ketenagakerjaan
dan semangat kerja serta meningkatkan
pendapatan perusahaan yang pada gilirannya
juga berarti menciptakan kesejahteraan
pekerja/karyawan dan menuju perbaikan serta
kemajuan dalam hidupnya, maka Peraturan
Perusahaan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. ini
merupakan pelaksanaan program
Pembangunan Republik Indonesia dalam sektor
ketenagakerjaan.
Landasan pembentukan Peraturan

viii
Perusahaan ini adalah Pancasila dan UUD
1945.
Peraturan Perusahaan PT. Sumber Alfaria
Trijaya, Tbk. Ini mengatur mengenai hak-hak
dan kewajiban-kewajiban perusahaan maupun
karyawan guna terciptanya hubungan timbal
balik yang serasi, saling pengertian, atas dasar
musyawarah dan mufakat serta mencerminkan
kebijakan-kebijakan dalam segala hal.

ix
PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK

VISI
“ Menjadi jaringan distribusi retail terkemuka
yang dimiliki oleh masyarakat luas,
berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha
kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan
konsumen, serta mampu bersaing secara global.”

MISI
• Memberikan kepuasan kepada pelanggan /
konsumen dengan berfokus pada produk dan
pelayanan yang berkualitas unggul.

• Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal


yang dilakukan dan selalu menegakkan tingkah
laku / etika bisnis yang tertinggi.

x
• Ikut berpartisipasi dalam membangun negara
dengan menumbuh-kembangkan jiwa
wiraswasta dan kemitraan usaha.

• Membangun organisasi global yang terpercaya,


tersehat dan terus bertumbuh dan bermanfaat
bagi pelanggan , pemasok, karyawan,
pemegang saham dan masyarakat pada
umumnya.

BUDAYA KERJA

• Integritas yang tinggi.


• Inovasi untuk kemajuan yang lebih baik.
• Kualitas & Produktivitas yang tertinggi.
• Kerjasama Tim.
• Kepuasan pelanggan melalui
standar pelayanan yang terbaik.

xi
PERATURAN PERUSAHAAN PT. SUMBER
ALFARIA TRIJAYA, Tbk. TAHUN 2021 – 2023

BAB I
UMUM
PASAL 1
PENGERTIAN ISTILAH
Dalam peraturan Perusahaan ini yang di maksud
dengan:

1. PERUSAHAAN
Adalah badan usaha PT. Sumber Alfaria Trijaya,
Tbk., berkedudukan di Tangerang, yang didirikan
menjadi badan hukum berdasarkan Akta No.21
Tanggal 22 Februari 1989, dibuat dihadapan Gde
Kertayasa, S.H., Notaris di Jakarta dan disahkan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No.C2-7158.HT.01.01.TH 89 Tanggal 7 Agustus
1989, dengan Akta Pernyataan Sebagian

1
Keputusan Rapat No. 61 tanggal 22 Juni 2015,
yang dibuat di hadapan Sriwi Bawana Nawaksari,
S.H. MKn, Notaris di Kabupaten Tangerang, akta
mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana
ternyata dalam Surat Penerimaan Perubahan
Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.03-0950538
tanggal 10 Juli 2015 dan terdaftar di Daftar
Perseroan No. AHU-3532200.AH.01.11. Tahun
2015 tanggal 10 Juli 2015.

2. DIREKSI
Adalah direksi Perseroan yang terdiri dari Direktur-
Direktur yang diangkat dan diberhentikan oleh
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan
bertanggung jawab kepada RUPS.

3. MANAJEMEN
Adalah para pimpinan eksekutif Perusahaan yang
karena tugasnya diberikan kewenangan untuk

2
memimpin, mengelola unit kerja dan menjalankan
Perusahaan.

4. ATASAN LANGSUNG
Adalah Karyawan yang karena jabatannya
mempunyai tanggungjawab penugasan,
pembinaan, dan pengawasan secara langsung
terhadap Karyawan di bagiannya.

5. KARYAWAN
Adalah orang yang mempunyai hubungan kerja
dengan Perusahaan dan menerima Upah serta
telah terdaftar sebagai Karyawan dan memiliki
Nomor Induk Karyawan.

6. KELUARGA KARYAWAN
Adalah seorang istri atau suami yang sah secara
hukum, 3 (tiga) orang anak yang sah secara hukum
dan/atau anak angkat yang telah disahkan dengan
putusan pengadilan negeri, dengan syarat :

3
a. anak masih sekolah, belum menikah dan/atau
berumur maksimal 21 (dua puluh satu) tahun;
dan
b. seorang istri atau suami yang sah secara hukum
dan anak terdaftar di personalia Perusahaan.

7. AHLI WARIS
Adalah anggota keluarga yang secara hukum
otomatis menjadi ahli waris dan/atau orang yang
diangkat secara sah menurut hukum oleh Karyawan
dan sudah didaftarkan di personalia Perusahaan
sebagai ahli waris dalam hal terjadinya kematian
Karyawan.

8. LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Adalah keseluruhan tempat yang secara sah
berada dibawah penguasaan dan pengawasan
Perusahaan yang digunakan untuk menunjang
kegiatan usaha Perusahaan.

4
9. PERATURAN PERUSAHAAN
Adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan
tata tertib Perusahaan.

10. ASET PERUSAHAAN


Adalah segala barang, benda, maupun alat - alat
yang dimiliki maupun berada di dalam penguasaan
Perusahaan yang dipergunakan dalam bekerja
dan/atau dipercayakan kepada Karyawan.

11. PEKERJAAN
Adalah kegiatan yang dijalankan oleh Karyawan
untuk kepentingan Perusahaan dalam suatu
hubungan kerja dengan mendapat Upah.

12. JAM KERJA


Adalah waktu kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan, untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan tugas dan tanggungjawabnya.

5
13. JADWAL KERJA (SHIFT)
Adalah waktu kerja Karyawan secara bergilir
menurut jadwal yang di tetapkan secara teratur
dengan lamanya waktu kerja yang sama setiap hari
dan hari istirahat tidak harus jatuh pada hari yang
sama dengan hari istirahat Karyawan lain.

14. HARI LIBUR


Adalah hari istirahat mingguan dan/atau hari Libur
yang ditetapkan oleh pemerintah.

15. JAM ISTIRAHAT


Istirahat antara jam kerja, sekurang kurangnya
setengah jam setelah bekerja selama 4 (empat) jam
terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak
termasuk jam kerja.

16. MANGKIR
Adalah tidak hadir atau tidak masuk kerja tanpa
alasan dan keterangan secara tertulis yang

6
dilengkapi dengan bukti yang sah yang dapat
dipertanggungjawabkan.

17. TEMPAT KERJA


Adalah lingkungan pelaksanaan kerja yang meliputi
namun tidak terbatas tempat kegiatan maupun area
kantor, gudang, atau toko dan tempat-tempat lain
yang ditunjuk oleh Perusahaan.

18. KECELAKAAN KERJA


Adalah kecelakaan yang berhubungan dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja dan/atau sebaliknya melalui
jalan yang biasa atau wajar dilalui.

19. UPAH
Adalah hak Karyawan yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari

7
Perusahaan kepada Karyawan atas suatu
pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan yang Upah tersebut terdiri dari komponen
Upah Pokok dan Tunjangan Tetap.

20. UPAH POKOK


Adalah unsur Upah berupa uang yang diterima oleh
Karyawan atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau akan dilakukan yang didasarkan atas
Grading, sebelum ditambah Tunjangan dan
sebelum dipotong Pajak Penghasilan (PPh 21).

21. TUNJANGAN TETAP


Adalah suatu imbalan yang diterima oleh Karyawan
secara tetap jumlahnya dan teratur pembayarannya
yang tidak dikaitkan dengan kehadiran ataupun
pencapaian prestasi kerja tertentu.

8
22. GRADING
Adalah klasifikasi dan pengelompokan jabatan
terhadap suatu struktur sesuai dengan kebutuhan
Perusahaan.

23. EXCESS CLAIM


Adalah sejumlah kelebihan uang atas pengeluaran
biaya pelayanan kesehatan dari jumlah maksimum
manfaat yang berlaku atas seorang karyawan/
tanggungan atau suatu jumlah biaya pelayanan
kesehatan yang tidak termasuk yang dijamin oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
dan atau perusahaan asuransi yang ditunjuk.

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Peraturan perusahaan bertujuan untuk menjamin
keseimbangan antara hak dan kewajiban karyawan
serta antara kewenangan dan kewajiban pengusaha,
memberikan pedoman bagi pengusaha dan karyawan

9
untuk melaksanakan tugas kewajiban masing-masing,
menciptakan hubungan kerja yang harmonis, aman dan
dinamis antara karyawan dan pengusaha, dalam usaha
bersama memajukan dan menjamin kelangsungan
perusahaan, serta meningkatkan kesejahteraan
karyawan dan keluarganya.

PASAL 3
RUANG LINGKUP
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku di PT. Sumber
Alfaria Trijaya, Tbk, baik di Kantor Pusat maupun di
cabang – cabang Perusahaan seluruh Indonesia.
2. Peraturan Perusahaan ini berlaku bagi seluruh
Karyawan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk, baik
yang ada di Kantor Pusat maupun di cabang –
cabang Perusahaan seluruh Indonesia.

10
BAB II
HUBUNGAN KERJA
PASAL 4
PENERIMAAN KARYAWAN
1. Penerimaan Karyawan baru sepenuhnya adalah hak
dan wewenang penuh Perusahaan yang didasarkan
atas kebutuhan organisasi dan perencanaan
ketenagakerjaan Perusahaan.
2. Sebelum diterima sebagai Karyawan, maka semua
calon Karyawan harus melalui prosedur penerimaan
Karyawan yang berlaku.
3. Syarat-syarat umum pelamar adalah :
a. warga negara Indonesia;
b. sehat jasmani dan rohani;
c. berusia minimal 18 tahun;
d. memenuhi kualifikasi yang ditentukan
perusahaan;
e. tidak terlibat kegiatan/ keanggotaan organisasi
terlarang;
f. berkelakuan baik;

11
g. tidak terkait dalam hubungan kerja dengan pihak
lain; dan
h. bersedia menaati Peraturan Perusahaan.

PASAL 5
STATUS KARYAWAN
Status karyawan adalah karyawan tetap dan karyawan
tidak tetap, sebagai berikut:
1. Karyawan Tetap adalah Karyawan yang bekerja
berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu
dan telah menjalani masa percobaan paling lama 3
(tiga) bulan serta dianggap telah memenuhi
kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Perusahaan
sehingga diangkat menjadi Karyawan Tetap.
Disadari akan pentingnya masa penyesuaian
sebelum seorang Karyawan diangkat menjadi
Karyawan Tetap oleh karena itu disepakati adanya:
a. Masa percobaan untuk masa kerja paling lama 3
(tiga) bulan yang merupakan masa penyesuaian
bagi Karyawan untuk ditetapkan sebagai

12
Karyawan Tetap;
b. Hubungan kerja selama masa percobaan tersebut
dapat diputuskan oleh masing-masing pihak baik
Pengusaha maupun Karyawan dengan
pemberitahuan 7 hari sebelumnya dan
dilaksanakan sesuai peraturan perundangan
berlaku dan wajib membayarkan upahnya sampai
hari kerja terakhir;
c. Perusahaan akan membayar Upah selama
Karyawan tersebut melakukan pekerjaannya;
d. Atasan Langsung melakukan penilaian dalam
masa percobaan;
e. Seorang Karyawan dapat diangkat menjadi
Karyawan Tetap jika menunjukkan prestasi kerja
sesuai dengan yang ditetapkan;
f. Setelah masa percobaan selesai dan Karyawan
menunjukkan prestasi kerja sesuai dengan yang
diharapkan maka Perusahaan memberikan surat
pengangkatan sebagai Karyawan Tetap dan
masapercobaandiperhitungkandalam

13
perhitungan masa kerja Karyawan.
g. Penerbitan SK pengangkatan maksimal 1 bulan
setelah selesainya masa percobaan dan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
2. Karyawan Tidak Tetap adalah Karyawan yang
dipekerjakan untuk waktu tertentu atau pekerjaan
tertentu berdasarkan suatu Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu.
3. Dalam hal yang amat khusus (bila diperlukan),
pengusaha dapat mempekerjakan karyawan tidak
tetap yaitu karyawan harian lepas dan/atau
karyawan borongan, untuk penyelesaian tugas yang
sifatnya insidentil/ sementara dan/atau mendesak,
dimana hubungan dan syarat-syarat kerjanya diatur
dengan berpedoman pada peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.

14
PASAL 6
MUTASI
1. Berdasarkan kepentingan dan perkembangan,
Perusahaan memiliki kewenangan dan berhak
mengatur pemindahan kerja (Mutasi) Karyawan
antar lokasi kerja, antar unit kerja, antar departemen,
antar jabatan dengan tidak mengurangi hak-hak
yang diterimanya.
2. Dalam hal Mutasi, Perusahaan senantiasa
memperhatikan kesanggupan Karyawan dan
sedapat mungkin mempertimbangkan keinginan
Karyawan, namun demikian kepentingan
Perusahaan tetap diutamakan.
3. Mutasi Karyawan dapat dilakukan karena hal-hal
sebagai berikut :
a. Mutasi karena ada suatu hal yang mendesak
i. bertambah atau berkurangnya volume
Pekerjaan;
ii. berubahnya formasi atau susunan struktur
organisasi;

15
iii. keputusan - keputusan lain menyangkut
perubahan kebijakan Perusahaan;
b. Mutasi bukan karena ada suatu hal yang
mendesak
i. kemampuan dan pengalaman Karyawan yang
dianggap sesuai dengan tempat yang dituju;
ii. anjuran dokter sehubungan dengan kondisi
kesehatan fisik atau mental Karyawan yang
tidak memungkinkan untuk bekerja pada
tempat atau jabatan yang didudukinya;
iii. permohonan dari Karyawan, sejauh dapat
dilaksanakan sesuai dengan kepentingan dan
kebutuhan Perusahaan;
4. Mutasi Karyawan dapat berakibat perubahan status,
pangkat atau jabatan dan fasilitas Karyawan yang
bersangkutan, namun penurunan Upah Pokok tidak
diperkenankan.
5. Setiap Karyawan dapat mengajukan permohonan
Mutasi pada bagian personalia di kantor pusat atau
cabang, dengan mendapat persetujuan Atasan

16
Langsung minimal setingkat Manager. Bagian
personalia akan mengirim data Karyawan yang
bersangkutan bersama permohonan Mutasi ke
bagian personalia kantor pusat atau cabang lainnya.
6. Permohonan Mutasi Karyawan harus ada
kesepakatan antara Atasan Langsung pemohon dan
calon Atasan Langsung pemohon. Mutasi
dilaksanakan setelah ada surat Mutasi yang
dikeluarkan oleh personalia Perusahaan.
7. Seorang Karyawan yang dimutasikan, masa kerja
yang telah dilaluinya tetap diperhitungkan.
8. Karyawan yang dimutasikan karena kebutuhan
Perusahaan maka Perusahaan menanggung biaya-
biaya sebagaimana diatur di dalam Surat Keputusan
Direksi dan/atau Standard Operating Procedure.
9. Apabila Karyawan dimutasi karena keinginan
Karyawan sendiri maka Perusahaan tidak
menanggung biaya-biaya apapun yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan mutasi tersebut.

17
10. Keputusan mutasi Karyawan diserahkan pada
keputusan manajemen/ Perusahaan.
11. Informasi mutasi diberitahukan 1 bulan sebelum
pelaksanaan mutasi, kecuali ada suatu hal yang
mendesak menurut pertimbangan perusahaan.

PASAL 7
PROMOSI
1. Kesempatan pengisian lowongan jabatan yang lebih
tinggi diprioritaskan bagi Karyawan dari Lingkungan
Perusahaan yang memiliki potensi dan persyaratan
yang sesuai dengan jabatan tersebut.
2. Karyawan yang mendapatkan Promosi Jabatan
wajib mengikuti ketentuan berikut:
a. Karyawan akan mengikuti program
pengembangan (development program) dengan
ketentuan berikut :

18
Level Jabatan Durasi Development
Tujuan Program
Staff 4 bulan
Officer 4 bulan
Coordinator 6 bulan
Junior Manager 9 bulan
Senior Manager 12 bulan
b. Karyawan lulus development program dibuktikan
dengan Surat Tanda Lulus.
c. Pelaksanaan development program diatur lebih
lanjut di dalam Memo Internal dan/atau Standard
Operating Procedure (SOP).
d. Sesuai dengan kebutuhan (MPP).
e. Ditetapkan dengan Surat Keputusan Promosi
Jabatan.
3. Karyawan yang tengah menjalani masa berlakunya
Surat Peringatan tidak berhak untuk dipromosikan.

PASAL 8
DEMOSI
1. Perusahaan dapat mencabut atau menurunkan
grading atau jabatan Karyawan ke posisi atau

19
kedudukan yang lebih rendah, dengan
pertimbangan:
a. Karyawan tersebut sudah tidak sesuai atau tidak
memenuhi syarat lagi untuk menduduki posisi
jabatan tersebut berdasarkan evaluasi kerja
Karyawan yang bersangkutan;
b. Perusahaan melakukan perampingan organisasi
sehingga menyebabkan jabatan/ posisi
sebelumnya menjadi hilang maka karyawan
dapat diturunkan jabatan atau posisinya dengan
ketentuan tidak ada pengurangan upah;
c. Perusahaan memandang Karyawan melakukan
kesalahan/ pelanggaran sehingga dapat
diturunkan jabatannya.
2. Pelaksanaan penurunan level atau pencabutan
jabatan tersebut ditetapkan dengan Surat
Keputusan dan diberitahukan kepada Karyawan
yang bersangkutan minimal 5 (lima) hari kerja
sebelum pelaksanaan penurunan atau pencabutan
tersebut.

20
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
PASAL 9
HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN
1. HAK PERUSAHAAN:
Perusahaan berhak untuk mengelola, menjalankan
dan mengembangkan usaha - usahanya termasuk
Karyawan sesuai dengan kebijakan Perusahaan
dengan tetap mengindahkan ketentuan - ketentuan
dalam peraturan Perusahaan dan sesuai dengan
peraturan perundang - undangan yang berlaku.
2. KEWAJIBAN PERUSAHAAN:
Perusahaan melalui pejabat-pejabatnya akan
menempatkan dan mengembangkan Karyawan
sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang
dimilikinya sesuai dengan kebutuhan Perusahaan
serta memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
peraturan perundang - undangan.

21
PASAL 10
HAK DAN KEWAJIBAN KARYAWAN
1. HAK KARYAWAN:
a. Mendapat imbalan berupa Upah sesuai dengan
pekerjaan dan tanggung jawabnya.
b. Mendapat waktu dan hari istirahat kerja serta
cuti.
c. Diikutsertakan dalam Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang
programnya meliputi jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian dan jaminan hari tua, dan
jaminan pensiun.
d. Diikutsertakan dalam Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan.
2. KEWAJIBAN KARYAWAN:
a. Melaksanakan dengan segala kemampuan
semua Pekerjaan, tugas-tugas dan petunjuk dan
instruksi kerja yang diberikan oleh Perusahaan
melalui Atasan Langsung dan/atau Standard
Operating Procedure (SOP) dengan tetap

22
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K 3).
b. Menaati Peraturan Perusahaan.
c. Bekerja dengan giat, jujur, tertib, tepat waktu,
teliti dan senantiasa berhati-hati.
d. Menjaga dan melindungi dengan baik semua
peralatan kerja dan Aset Perusahaan yang
dipergunakan dalam bekerja dan/atau yang
dipercayakan kepadanya. Kerusakan dan
kehilangan barang dikarenakan kelalaiannya,
diberikan sanksi dapat berupa Surat Peringatan
serta wajib untuk menggantinya jika yang
bersangkutan terbukti bersalah.
e. Menjaga kesehatan, kebersihan dan kerapihan
baik dirinya maupun Tempat Kerja masing-
masing serta Lingkungan Perusahaan.
f. Memberikan keterangan yang sebenarnya
mengenai Pekerjaan kepada Perusahaan dalam
hubungan dengan pekerjaannya.

23
g. Menjaga dan menyimpan semua keterangan dan
dokumen yang memang harus dirahasiakan
karena jabatannya.
h. Mengikuti prosedur keamanan dan keselamatan
kerja yang berlaku di Perusahaan.
i. Bersikap sopan di Lingkungan Perusahaan, baik
tutur kata maupun perbuatannya.
j. Berkelakukan baik, baik di dalam maupun di luar
Perusahaan.
k. Menjaga nama baik Perusahaan.
l. Menjaga nama baik dan kehormatan diri sendiri,
konsumen/ calon konsumen, relasi, tamu
Perusahaan berikut semua pihak yang terkait
dengan Perusahaan dalam melaksanakan
Pekerjaan.
m. Bersedia sewaktu-waktu diperiksa di dalam dan
di luar Perusahaan apabila diperlukan.
n. Menjaga suasana kerja yang harmonis di
lingkungan kerjanya masing-masing.

24
o. Melaporkan dengan segera mengenai perubahan
status keadaan keluarganya (menikah,
melahirkan, memiliki anak, meninggal, bercerai,
maupun perubahan tempat tinggal) kepada
personalia, paling lambat 1 (satu) bulan sejak
perubahan.
p. Bertanggung jawab terhadap tugas Pekerjaan
yang dilakukan, maupun yang pernah dilakukan
dan tanggung jawab tersebut tetap mengikat
meskipun Karyawan tersebut sudah dimutasi
ataupun promosi.
q. Melaksanakan Pekerjaannya secara mandiri di
dalam konteks koordinasi kerja.
r. Terkait dengan pengelolaan asset dan barang
yang menjadi tanggung jawab Karyawan baik
dalam rangka pengelolaan proses kerja ataupun
dalam pengawasannya dan apabila terjadi
kehilangan dan/atau kerusakan dalam kegiatan
tersebut maka akan menjadi beban Karyawan
(nota selisih barang) dalam lingkup proses kerja

25
masing-masing. Ketentuan ini akan dituangkan
lebih lanjut dalam Standard Operating Procedure
(SOP).
s. Membayar ganti rugi yang timbul akibat
kesalahan/ kelalaian/ ketidaktelitian Karyawan
baik sengaja maupun tidak sengaja, dilakukan
sendiri/ bersama-sama yang menyebabkan
hilangnya barang dan/atau rusaknya seluruh
dan/atau sebagian aset Perusahaan maupun
kerugian lainnya yang timbul.
t. Membayar Excess Claim yang timbul akibat
rawat inap yang melebihi limit tanggungan rawat
inap Karyawan dan tanggungannya.
u. Memberikan kewenangan, otoritas, hak, dan
kuasa khusus kepada Perusahaan untuk
memperhitungkan dan/atau memotong Upah
bulanan dan/atau hak-hak finansial lainnya yang
diterima Karyawan sesuai dengan peraturan
yang berlaku di Perusahaan apabila Karyawan
mempunyai hutang dan/atau kewajiban finansial

26
yang timbul karena ketentuan huruf r dan/atau
huruf s dan/atau huruf t Pasal ini, dengan
ketentuan bahwa jumlah seluruh dan segala
bentuk potongan perbulan terhadap Upah
bulanan Karyawan tidak boleh melebihi 30%
(tiga puluh perseratus) dari jumlah seluruh Upah
perbulan.
v. Setiap Karyawan yang melakukan aktifitas di
social media akun Alfamart, wajib menaati
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Surat
Keputusan Direksi.

BAB IV
HARI DAN JAM KERJA SERTA KERJA LEMBUR
PASAL 11
HARI DAN JAM KERJA
1. Waktu kerja adalah 40 (empat puluh) jam seminggu
yang pelaksanaannya diatur tersendiri sesuai
dengan kebutuhan operasional Perusahaan dengan
jam istirahat selama 1 (satu) jam sehari.

27
2. Ketentuan Waktu kerja sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) tidak berlaku bagi pekerjaan tertentu,
yang karena sifat pekerjaanya tidak dapat
diterapkan jam kerja sesuai dengan ayat (1).
3. Ketentuan mengenai waktu kerja bagi pekerjaan
tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
akan diatur dalam Standar Operating Prosedur
(SOP), dengan tidak melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Bagi Karyawan shift, hari kerja dan jam kerjanya
diatur secara tersendiri. Pembagian hari kerja dan
shift kerja disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
5. Hari kerja Unit Kerja per lokasi:
a. Hari Kerja Karyawan kantor adalah 5 hari kerja
dan 2 hari libur, dengan ketentuan 8 jam 1 (satu)
hari dan 1 jam istirahat serta pengaturan jadwal
masuk sebagai berikut :
Masuk : 08 : 00

28
Istirahat : 12 : 00 – 13 : 00
Pulang :17:00
b. Hari Kerja Karyawan operasional gudang adalah 6
hari kerja dan 1 hari libur , dengan ketentuan 7 jam
1 (satu) hari dan 1 jam istirahat serta pengaturan
jadwal masuk disesuaikan dengan kebutuhan
operasional gudang.
c. Hari Kerja Karyawan operasional toko adalah 6 hari
kerja dan 1 hari libur, dengan ketentuan 7 jam 1
(satu) hari dan 1 jam istirahat serta pengaturan
jadwal masuk disesuaikan dengan kebutuhan
operasional toko.
6. Apabila dipandang perlu dikarenakan keadaan yang
memaksa ataupun terjadi sesuatu hal maka
Perusahaan dapat merubah hari dan jam kerja
tersebut dengan tetap mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku.

29
PASAL 12
KERJA LEMBUR
1. Kerja lembur adalah setiap pekerjaan yang
dilakukan di luar jam kerja yang telah ditetapkan.
2. Kerja lembur sifatnya adalah sukarela dan
dilakukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang apabila
tidak diselesaikan akan mengakibatkan bahaya bagi
kesehatan dan/atau keselamatan orang, akan
membahayakan dan/atau menimbulkan kerugian
bagi Perusahaan dan/atau masyarakat, dan dalam
hal kondisi darurat atau mendesak.
3. Perhitungan Upah lembur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Surat perintah lembur online yang disetujui Atasan
Langsung minimal setingkat manager serta bukti
hadir merupakan persyaratan yang harus dipenuhi
untuk dapat dibayarkannya Upah lembur.
5. Perjalanan dinas yang dilakukan pada hari libur/ di
luar jam kerja tidak dapat diperhitungkan sebagai
Kerja Lembur, karena perjalanan dinas tersebut

30
memiliki ketentuan tersendiri.
6. Tidak termasuk dalam ketentuan Kerja Lembur ini
adalah penyelesaian Pekerjaan yang dilakukan
untuk memenuhi tanggung jawab Pekerjaan yang
tidak selesai pada waktu yang telah ditentukan
karena kelalaian Karyawan.
7. Karyawan yang berhak mendapatkan Upah Lembur
adalah karyawan dengan grade 1 - 4.
8. Karyawan yang tidak berhak atas upah lembur
adalah karyawan dengan grade 5 - 10, namun
demikian perusahaan akan memberikan insentif
kerja tambahan yang lebih lanjut diatur dalam SOP.
9. Karyawan dengan grade 5 - 10 sebagaimana di
sebutkan didalam ayat 8 merupakan karyawan
dalam golongan jabatan tertentu mempunyai
tanggung jawab sebagai pemikir, perencana,
pelaksana, dan atau pengendali jalannya
Perusahaan dengan waktu kerja tidak dapat
dibatasi dan mendapat Upah lebih tinggi.

31
BAB V
HARI LIBUR, CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN
PEKERJAAN
PASAL 13
HARI LIBUR PERUSAHAAN
1. Hari libur yang diakui oleh Perusahaan adalah hari
libur resmi yang ditetapkan oleh pemerintah setiap
tahunnya.
2. Hari libur mingguan bagi Karyawan unit kerja
operasional tidak wajib jatuh pada setiap hari Sabtu/
Minggu, akan tetapi dapat dialihkan pada hari
lainnya sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.

PASAL 14
CUTI TAHUNAN
1. Karyawan berhak atas cuti tahunan setiap kali
setelah mempunyai masa kerja 12 (dua belas)
bulan berturut-turut sebanyak 12 (dua belas) hari
kerja dengan mendapatkan upah penuh.

32
2. Mengingat kepentingan Perusahaan, Manajemen
dan/atau koordinator dapat mengatur pengambilan
Cuti Tahunan Karyawan dan tambahannya
sehingga tidak mengganggu operasional
Perusahaan.
3. Bagi Karyawan yang hak cutinya belum diambil,
baik karena alasan sendiri atau karena alasan
penundaan dan permintaan oleh Perusahaan
sampai dengan bulan Desember tahun berjalan,
diberi kesempatan untuk mengambil cuti tersebut
sampai selambat-lambatnya bulan ke 3 (tiga) tahun
berikutnya dengan mengajukan permohonan secara
tertulis/ aplikasi online.
4. Di Bulan Desember Perusahaan akan
memberitahukan kepada Karyawan mengenai sisa
cuti yang akan gugur bila tidak dipergunakan hingga
bulan Maret tahun berjalan.
5. Cuti bersama yang ditetapkan oleh Pemerintah
diperhitungkan dengan mengurangi hak Cuti
Tahunan.

33
6. Karyawan dengan masa kerja lebih dari 5 (lima)
tahun dan kelipatannya akan mendapatkan cuti
tambahan selama 5 (lima) hari kerja hanya di tahun
berikutnya. Sedemikian Karyawan yang berhak atas
cuti tambahan pada tahun ke-enam memiliki total
cuti selama 17 hari kerja.
7. Cuti Tahunan dan cuti tambahan tidak dapat
diuangkan.
8. Bagi Karyawan yang akan menggunakan cuti
tahunannya harus mengajukan permohonan melalui
aplikasi cuti online minimal 2 (dua) minggu sebelum
pelaksanaan cutinya.
9. Karyawan yang tidak hadir pada hari kerjanya tanpa
ijin atau tanpa memberitahukan atasannya,
dianggap tidak hadir tanpa ijin/ mangkir dan dapat
diberi surat peringatan. Jumlah hari ketidakhadiran
karena mangkir akan mengurangi sisa cuti tahunan,
apabila cuti tahunannya sudah habis atau belum
berhak cuti maka upahnya tidak dibayarkan sesuai
dengan hari mangkirnya.

34
10. Karyawan wajib melakukan konfirmasi kehadiran di
Aplikasi online, apabila Karyawan tidak memiliki
bukti kehadiran secara lengkap (jam kedatangan/
masuk dan jam kepulangan/ keluar) maksimal
tanggal 5 di bulan berikutnya. Jika tidak ada
konfirmasi kehadiran sesuai batas waktu yang di
tentukan maka berlaku ketentuan pada ayat 9.
11. Akumulasi keterlambatan dan/atau kekurangan jam
kerja Karyawan akan diperhitungkan untuk
mengurangi Cuti Tahunan (480 menit
keterlambatan dan/atau kekurangan jam kerja akan
mengurangi 1 hari Cuti tahunan dan akumulasi
seterusnya).

PASAL 15
ISTIRAHAT HAID, MELAHIRKAN, DAN
KEGUGURAN
1. Karyawan wanita pada hari pertama dan kedua
waktu haid merasakan sakit, diperbolehkan untuk
tidak masuk bekerja dengan sepengetahuan dan

35
seijin atasan yang berwenang dan menyertakan
surat dokter.
2. Setiap Karyawan wanita hamil berhak atas istirahat
melahirkan selama 1 ½ (satu setengah) bulan
berturut-turut sebelum melahirkan dan 1 ½ (satu
setengah) bulan berturut-turut sesudah melahirkan
dengan mendapatkan Upah penuh.
3. Setiap Karyawan wanita yang hendak mengambil
istirahat melahirkan berkewajiban :
a. Menyampaikan surat permohonan yang disertai
surat keterangan dari dokter atau bidan kepada
personalia Perusahaan selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan istirahat
melahirkan;
b. Menyerahkan fotokopi akte kelahiran anak yang
lahir kepada personalia Perusahaan selambat-
lambatnya 40 (empat puluh) hari terhitung sejak
kelahiran.
4. Setiap karyawan wanita hamil berhak atas istirahat
akibat keguguran selama 1,5 (satu setengah) bulan

36
berturut-turut sesudah mengalami keguguran
dengan mendapatkan upah penuh dengan
menyertakan surat keterangan dari dokter.

PASAL 16
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN DENGAN
MENDAPATKAN UPAH
1. Karyawan dapat diberikan ijin meninggalkan
pekerjaan dengan mendapatkan Upah jika alasan-
alasan yang harus diajukan sebelumnya dapat
diterima oleh Perusahaan. Dalam keadaan
mendesak alasan-alasan tersebut dapat diajukan
sesudahnya.
2. Karyawan yang berhak mendapatkan ijin
meninggalkan pekerjaan dengan mendapat Upah
atas kepentingan :
a Pernikahan Karyawan sendiri …………. 3 hari

b Karyawan menikahkan anaknya………. 2 hari

37
c Pengkhitanan anak…………................. 2 hari

d Baptis/ permandian bagi Karyawan


dan/atau keluarga intinya ………………… 2 hari
e Potong gigi bagi Karyawan dan/ atau
dan/atau keluarga intinya yang beragama
Hindu ….................................................... 2 hari
f Istri sah Karyawan melahirkan/
keguguran kandungan .............................. 2 hari
g Korban banjir/ kebakaran dan bencana
alam…………………………………………. 2 hari
h Keluarga Karyawan (istri/ suami, anak,
orang tua/ mertua Karyawan) meninggal
Dunia......................................................... 2 hari
i. Saudara sekandung Karyawan meninggal
dunia …….…............................................. 2 hari
j. Saudara ipar Karyawan meninggal
dunia…………….…………………….......... 1 hari
k Orang serumah Karyawan
meninggal……………………..................... 1 hari

38
l. Dalam kasus gawat darurat (dikuatkan
dengan surat keterangan dari Rumah
Sakit) Karyawan diberikan ijin mengantar
keluarga ke Rumah Sakit .. 1 hari
3. Pengambilan hak atas Ijin Meninggalkan Pekerjaan
dengan Mendapat Upah sebagaimana disebut ayat
(2) Pasal ini, hanya dapat diambil pada saat
peristiwa itu terjadi, kecuali ayat (2) huruf a,
pengambilan hak dapat dilakukan pada saat akad
nikah atau resepsi pernikahan.
4. Karyawan minimal 1 (satu) tahun dapat mengambil
ijin meninggalkan pekerjaan untuk keperluan
menunaikan ibadah atau agamanya dengan
menunjukkan ke Perusahaan bukti-bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan mendapat Upah
penuh, dengan ketentuan:
a. Lama ijin tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
yang diperkuat oleh bukti/ keterangan sah dari
Kementerian Agama.
b. Maksimal pengambilan ijin ini hanya 1 (satu) kali

39
dalam masa kerja.
c. Ijin diajukan 3 (tiga) bulan sebelumnya dengan
mengajukan dokumen pendukung yang sah
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
pelaksanaan ijin.
d. Pelaksanaan izin ibadah keagamaan dimulai 1
(satu) hari sebelum tanggal resmi keberangkatan
dan karyawan yang bersangkutan wajib masuk
bekerja kembali paling lambat 1 (satu) hari
setelah tanggal kepulangan ibadah keagamaan
dan/atau dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan pemerintah.
e. Permohonan ijin ibadah yang melebihi waktu
pelaksanaan ibadah yang diajukan
diperhitungkan dengan hak cuti tahunan yang
ada dengan persetujuan Atasan langsung.
Apabila karyawan sudah tidak memiliki hak cuti
tahunan, maka akan dikenakan pemotongan
upah sebesar 1/21 (untuk 5 hari kerja) dan 1/25
(untuk 6 hari kerja) untuk setiap 1 (satu) hari

40
ketidakhadiran.
f. Ibadah keagamaan yang dimaksud adalah
ibadah Haji atau Umroh bagi yang beragama
Islam atau ibadah bagi agama lainnya yang
dilaksanakan di luar negeri.

PASAL 17
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN TANPA UPAH
1. Karyawan dapat mengajukan permohonan untuk
meninggalkan Pekerjaan paling lama selama 12
(dua belas) bulan untuk melaksanakan pendidikan
atas biaya sendiri atau beasiswa. Atas permohonan
ini Perusahaan berhak dan berwenang untuk
menolak permohonan Karyawan tersebut.
2. Permohonan wajib disampaikan kepada
Perusahaan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal efektif Karyawan mengambil ijin.
3. Setelah masa ijin berakhir, Karyawan dapat kembali
bekerja dengan jabatan dan tempat kerja yang
disesuaikan dengan kondisi saat itu.

41
4. Ijin sebagaimana disebut pada ayat (1) Pasal ini
merupakan ijin meninggalkan pekerjaan tanpa
mendapatkan Upah.

BAB VI
PENGUPAHAN DAN PENILAIAN HASIL KERJA
PASAL 18
PENGUPAHAN
1. Upah diberikan kepada Karyawan selama terjadinya
hubungan kerja, yang komponen Upah tersebut
terdiri dari Upah Pokok dan Tunjangan Tetap.
2. Besaran Upah ditentukan Grading dan/atau jabatan
Karyawan dan Upah terendah tidak lebih kecil dari
Upah Minimum yang ditentukan Pemerintah
Republik Indonesia.
3. Karyawan menerima Upah yang dibayarkan dalam
mata uang Rupiah setiap tanggal 28 pada bulan
berjalan melalui bank yang ditunjuk oleh
Perusahaan.

42
4. Karyawan berkewajiban membuka rekening dengan
biaya sendiri di bank yang ditunjuk Perusahaan
untuk pembayaran Upah dan menanggung beban
administrasi bulanan atas rekening tersebut.
5. Upah yang diterima Karyawan akan dipotong untuk
Tunjangan Hari Tua (THT), Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Pensiun
serta Pajak Penghasilan (Pph 21) sesuai ketentuan
berlaku.
6. Atas pembayaran Upah, Perusahaan akan
mengirimkan bukti pembayaran upah atau slip upah
melalui email pribadi karyawan.
7. Apabila Karyawan mangkir, maka Upahnya tidak
dibayar sejumlah hari mangkirnya.
8. Perusahaan memberikan Tunjangan Tetap berupa
Tunjangan Uang Makan yang diberikan dalam
bentuk uang yang jumlahnya sama tiap bulannya.
9. Karyawan yang memiliki jabatan tertentu di dalam
Perusahaan akan memperoleh Tunjangan Jabatan.
Apabila Karyawan tidak lagi memangku jabatan

43
tersebut, maka Tunjangan Jabatannya secara
otomatis akan hilang dengan sendirinya.
10. Besaran Tunjangan Makan dan Tunjangan Jabatan
ditentukan tersendiri dengan didasarkan Surat
Keputusan Direksi.

PASAL 19
PENINJAUAN UPAH SECARA BERKALA
Perusahaan akan melakukan peninjauan kembali Upah
Pokok Karyawan yang dilakukan secara berkala di
bulan Januari, dengan didasarkan produktivitas dan
kemampuan Perusahaan.

PASAL 20
STRUKTUR DAN SKALA UPAH
Struktur dan Skala upah akan diatur lebih lanjut
dalam Surat keputusan Direksi

44
PASAL 21
FORCE MAJEURE
Apabila terjadi gejolak inflasi diluar dari kondisi normal
dengan parameter indeks Biro Pusat Statistik telah
mencapai 35% (tiga puluh lima persen), Perusahaan
akan mengadakan rapat dalam rangka menentukan
langkah-langkah yang akan diambil oleh Perusahaan.

PASAL 22
TUNJANGAN HARI RAYA (THR)
1. Tunjangan Hari Raya diberikan kepada Karyawan
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum Hari Raya
Keagamaan.
2. Karyawan yang mempunyai masa kerja 1 (satu)
bulan tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan secara
terus menerus diberikan THR secara proporsional
dengan masa kerja yakni dengan perhitungan
jumlah masa kerja dikali 1 (satu) bulan upah dibagi
12 (dua belas).

45
3. Karyawan yang telah mempunyai masa kerja 12
(dua belas) bulan atau lebih akan diberikan THR
sebesar 1 (satu) bulan Upah.
4. Karyawan yang hubungan kerjanya berdasarkan
perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) dan
mengalami pemutusan hubungan kerja terhitung
sejak 30 (tiga puluh) hari sebelum hari raya
keagamaan, berhak atas THR Keagamaan.
5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
tidak berlaku bagi karyawan yang hubungan
kerjanya berdasarkan perjanjian kerja waktu
tertentu (PKWT), yang berakhir sebelum hari raya
keagamaan.

PASAL 23
UPAH SELAMA SAKIT
1. Dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan, Karyawan yang tidak masuk kerja karena
sakit yang cukup lama dan terus menerus tetap
berhak atas Upah dengan ketentuan sebagai

46
berikut:
Masa / Lamanya Sakit Upah Yang diberikan
Untuk 4 (empat) bulan
100% Upah penuh
pertama
Untuk 4 (empat) bulan
75% Upah penuh
kedua
Untuk 4 (empat) bulan
50% Upah penuh
ketiga
Untuk bulan selanjutnya 25% Upah penuh
2. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja terhadap karyawan karena alasan
karyawan mengalami sakit berkepanjangan atau
cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas
12 (dua belas) bulan.
3. Karyawan dapat mengajukan Pemutusan Hubungan
Kerja kepada Perusahaan karena alasan Karyawan
mengalami sakit berkepanjangan atau cacat akibat
kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan
pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua
belas) bulan.

47
PASAL 24
PENILAIAN HASIL KERJA
1. Penilaian prestasi kerja dilakukan oleh atasan
langsung/ atasan tidak langsung karyawan untuk
grade tertentu, minimal 1 (satu) kali dalam setahun
menggunakan formulir yang telah ditentukan atau
lewat aplikasi yang diatur dalam SOP.
2. Hasil penilaian prestasi digunakan Perusahaan
sebagai bahan pertimbangan untuk:
a. dasar kenaikan Upah Pokok dan/atau Upah;
b. kepentingan Perusahaan;
c. pemberian penghargaan kepada Karyawan;
d. pengikutsertaan di pelatihan-pelatihan; atau
e. kepentingan lainnya sesuai dengan kebutuhan
yang ditetapkan.
3. Penilaian Karyawan dilakukan atasan langsung
Karyawan yang bersangkutan dan diketahui serta
disetujui atasan penilai agar tercapai hal yang
obyektif.
4. Human Capital bertanggung jawab atas pengadaan

48
data dan pengarsipan hasil penilaian Karyawan dari
seluruh divisi dan departemen.

PASAL 25
PENGHARGAAN
1. Karyawan yang memiliki prestasi tertentu akan
mendapatkan penghargaan dari Perusahaan.
2. Bentuk dan tata cara pemberian Penghargaan akan
diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Direksi.

BAB VII
KESELAMATAN, KESEHATAN DAN
KESEJAHTERAAN KERJA
PASAL 26
SERAGAM KERJA DAN PERLENGKAPAN KERJA
1. Untuk departemen atau bagian tertentu, Perusahaan
menyediakan seragam kerja serta perlengkapan
kerja yang jumlah, warna dan jenisnya ditentukan
oleh Perusahaan.

49
2. Karyawan yang telah menerima seragam kerja tetapi
tidak mengenakan seragam kerja pada waktu dan
hari kerja, dapat diminta untuk meninggalkan tempat
kerja dan diperhitungkan mangkir.
3. Seragam dan perlengkapan kerja adalah milik
Perusahaan. Apabila Karyawan mengundurkan diri
atau terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, maka
seragam dan perlengkapan kerja oleh yang
bersangkutan wajib dikembalikan sesuai dengan
yang ditandatangani dalam form penyerahan barang
(Clearence Sheet).

PASAL 27
JAMINAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
1. Perusahaan mengikutkan Karyawan yang berusia
dibawah 55 (lima puluh lima) tahun dalam program
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan yang meliputi :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja ( JKK )

50
b. Jaminan Kematian ( JK )
c. Jaminan Hari Tua ( JHT )
d. Jaminan Pensiun (JP)
e. Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)
2. Besaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan setiap bulannya sebesar 9,24%
(sembilan koma dua puluh empat persen) dari Upah
Karyawan, dengan pembagian:
a. Karyawan setiap bulannya membayarkan sebesar
3,00% (tiga persen);
b. Perusahaan membayarkan 6,24% (enam koma
dua puluh empat persen).
3. Perusahaan mengikutsertakan Karyawan dalam
program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan.
4. Besaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan setiap bulannya sebesar 5,00% (lima
persen) dari Upah Karyawan, dengan pembagian:

51
a. Karyawan setiap bulannya membayarkan sebesar
1,00% (satu persen).
b. Perusahaan membayarkan 4,00% (empat
persen).
5. Karyawan wanita yang telah menikah dianggap
sebagai lajang, kecuali janda dengan tanggungan
dan/atau suaminya tidak bekerja secara aktif dengan
mengajukan permohonan tertulis yang dilampiri
dengan surat keterangan yang diketahui oleh
serendah-rendahnya Camat dan mendapatkan
persetujuan Direksi terkait.
6. Karyawan yang menikah sesama Karyawan
Perusahaan, hanya akan mendapatkan 1 (satu)
jaminan pemeliharaan kesehatan atas nama
Karyawan pria.

PASAL 28
KECELAKAAN KERJA
1. Perusahaan akan menanggung segala biaya
perawatan dan ganti rugi atas Karyawan yang

52
mengalami kecelakaan kerja dan mengakibatkan
cacat fisik tetap, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Karyawan yang telah diikutsertakan dalam program
Jaminan Kecelakaan Kerja di Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, maka akan
dipertanggungkan lewat Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan/atau
Kesehatan.

PASAL 29
UANG DUKA
Apabila Karyawan meninggal dunia maka Ahli Waris
sah yang terdata di Perusahaan akan mendapatkan :
1. Hak-hak Karyawan tersebut sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
2. Santunan Kematian, Biaya Pemakaman, dan
Tunjangan berkala dari Badan Penyelenggara

53
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan dan/atau BPJS
Kesehatan.

PASAL 30
BANTUAN BENCANA ALAM
1. Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angin topan, dan tanah longsor yang telah
ditetapkan dengan status bencana oleh Pemerintah
atau Pemerintah daerah.
2. Perusahaan akan memberikan Bantuan Bencana
Alam kepada Karyawan yang terkena bencana alam
sebagaimana disebutkan di dalam ayat (1) yang
sampai mengakibatkan kehilangan harta benda.
3. Kriteria Karyawan yang akan diberi bantuan
Bencana Alam oleh perusahaan sebagaimana
disebutkan di dalam ayat (2), akan ditentukan oleh
tim yang dibentuk oleh Perusahaan.

54
4. Nilai Bantuan Bencana Alam yang akan diberikan
oleh Perusahaan kepada karyawan yang terkena
bencana alam sebagaimana disebutkan di dalam
ayat (2), maksimalsebesar Rp. 1.000.000 (satu juta
rupiah) yang ditetapkan oleh Direksi.

PASAL 31
BANTUAN PERNIKAHAN
1. Perusahaan memberikan Bantuan Pernikahan
Karyawan berupa uang untuk 1 (satu) kali
pernikahan pertama Karyawan senilai Rp.700.000,-
(tujuh ratus ribu rupiah).
2. Pernikahan antar Karyawan hanya diberikan
Bantuan Pernikahan senilai Rp.700.000,- (tujuh
ratus ribu rupiah).
3. Karyawan dapat mengambil Bantuan Pernikahan ini
dengan melampirkan bukti otentik, selambat-
lambatnya 2 (dua) bulan sejak tanggal pernikahan.

55
PASAL 32
HADIAH UNTUK ANAK KARYAWAN YANG
BERPRESTASI
1. Perusahaan memberikan Hadiah untuk anak
Karyawan yang Berprestasi kepada anak Karyawan
yang mendapatkan rangking 1 (satu) sampai dengan
3 (tiga) pada tingkatan SD, SMP, SMU/SMK, pada
masing-masing cabang dan kantor pusat.
2. Setiap cabang dan kantor pusat mengajukan daftar
anak Karyawan yang memperoleh Hadiah untuk
Anak karyawan yang Berprestasi, dengan batasan
maksimal 25 (dua puluh lima) anak Karyawan setiap
cabang maupun kantor pusat.
3. Penentuan jumlah penerima Hadiah untuk Anak
karyawan yang Berprestasi pada setiap tingkatan
sekolah adalah 7 banding 3, tujuh untuk SD dan
SMP, tiga untuk SMU/SMK.
4. Besaran nilai Hadiah untuk Anak karyawan yang
Berprestasi adalah :

56
a. SD : @ Rp. 1.000.000/ semester
b. SMP : @ RP. 1.500.000/ semester
c. SMU/SMK : @ RP. 2.000.000/ semester
5. Pelaksanaan dan tata cara pemberian Hadiah untuk
anak karyawan yang Berprestasi akan dilakukan
oleh tim tersendiri yang dibentuk oleh Perusahaan.

PASAL 33
FASILITAS KARYAWAN
Perusahaan akan menyediakan fasilitas untuk
Karyawan sebagai berikut:
1. Tempat ibadah;
2. Olahraga;
3. Koperasi Karyawan.

PASAL 34
BIAYA PERJALANAN DINAS
1. Karyawan yang melakukan perjalanan dinas dalam
rangka melaksanakan tugas Perusahaan keluar kota

57
dengan radius minimal 120 Km (seratus dua puluh
kilometer).
2. Besaran dan tata cara pemberian Biaya Perjalanan
Dinas diatur tersendiri dalam Standard Operating
Procedure.

PASAL 35
BANTUAN KARENA DITAHAN PIHAK YANG
BERWAJIB
1. Apabila Karyawan ditahan pihak yang berwajib
karena diduga melakukan perbuatan pidana, maka
Perusahaan tidak berkewajiban membayar Upah,
tetapi wajib memberikan bantuan kepada istri dan
anak Karyawan dengan ketentuan sebagai berikut:
Untuk 1 orang tanggungan 25% Upah
Untuk 2 orang tanggungan 35% Upah
Untuk 3 orang tanggungan 45% Upah
Untuk 4 orang tanggungan atau lebih 50% Upah
2. Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan terhitung

58
sejak hari pertama Karyawan ditahan oleh pihak
yang berwajib.
3. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan
Kerja terhadap Karyawan karena alasan karyawan
tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam)
bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena
diduga melakukan tindak pidana yang menyebabkan
kerugian Perusahaan.
4. Perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan
Kerja terhadap Karyawan karena alasan karyawan
tidak dapat melakukan pekerjaan selama 6 (enam)
bulan akibat ditahan pihak yang berwajib karena
diduga melakukan tindak pidana yang tidak
menyebabkan kerugian Perusahaan.
5. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana
sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan karyawan
dinyatakan tidak bersalah maka Perusahaan
mempekerjakan karyawan kembali.

59
6. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana
sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan karyawan
dinyatakan bersalah maka Perusahaan dapat
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja.
7. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana
sebelum berakhirnya masa 6 (enam) bulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan karyawan
dinyatakan bersalah maka Perusahaan dapat
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja.

PASAL 36
PENSIUN
1. Usia Pensiun adalah 55 (lima puluh lima)
tahun.Namun apabila karyawan telah mencapai usia
50 (lima puluh) tahun, Karyawan dapat mengajukan
pensiun dini apabila permohonannya disetujui
Perusahaan.
2. Karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja
karena Pensiun, Perusahaan memberikan:

60
a. Jaminan Hari Tua dari Badan Penyelenggara
Jaminan Ketenagakerjaan yang akan diurus
Perusahaan;
b. Uang pensiun diberikan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang- undangan;
c. Pemberian kenang-kenangan yang bentuknya
akan ditetapkan tersendiri dalam Surat Keputusan
Direksi atau dalam Standard Operating Procedure
(SOP).

PASAL 37
PROGRAM KELUARGA BERENCANA
Program keluarga berencana merupakan salah satu
bagian untuk meningkatkan kesejahteraan Karyawan,
untuk itu perlu adanya peran serta secara aktif dari
pihak Karyawan maupun dari pihak Perusahaan.
Perusahaan akan membantu sesuai dengan
kemampuan Perusahaan.

61
BAB VIII
KODE ETIK, TATA TERTIB, DAN DISIPLIN KERJA
PASAL 38
KODE ETIK
Merupakan pedoman perilaku karyawan dalam
mendukung tata kelola perusahaan yang baik. Perilaku
karyawan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip Transparansi
(Transparency) meliputi :
a. Keterbukaan komunikasi antara rekan kerja,
atasan dan bawahan, konsumen, vendor,
kontraktor, pemerintah, dll
b. Berkomitmen memberikan informasi yang akurat,
tepat, tepat waktu & sesuai ketentuan yang
berlaku.
c. Menjaga kerahasiaan informasi perusahaan,
karyawan, konsumen, supplier, kontraktor dan
pihak terkait dari pihak yang tidak berkepentingan
d. Menggunakan media sosial secara bijaksana dan
mendorong berbagi informasi/ berita positif di

62
lingkungannya
2. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip Akuntabilitas
(Accountability) meliputi :
a. Menjalankan tugas & tanggung jawab jabatannya
dengan baik
b. Menggunakan dan memelihara fasilitas jabatan
& alat bantu kerja dengan baik sesuai
peruntukan
c. Berkomitmen untuk berkinerja & produktif di
peran jabatannya demi mendorong pencapaian
target perusahaan
d. Senantiasa memonitor kinerja & proaktif dalam
meningkatkan produktivitas
e. Menerima setiap masukan dan saran yang
diberikan untuk perbaikan diri dan peningkatan
kinerja
f. Berpartisipasi aktif dalam program pelatihan &
pengembangan seperti seminar, bedah buku,
knowledge sharing untuk meningkatkan
kompetensi diri.

63
g. Memprioritaskan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam menjalankan tugas & tanggung
jawab
h. Berkomitmen menjalankan tugas dan tanggung
jawab sesuai dengan protokol keselamatan dan
kesehatan kerja yang berlaku
i. Mendorong diri, tim dan orang-orang di sekitar
untuk patuh terhadap protokol keselamatan dan
kesehatan kerja yang berlaku
j. Berpartisipasi aktif dalam mendorong aktivitas
berkelanjutan bagi lingkungan hidup
k. Memanfaatkan barang-barang yang masih layak
pakai secara optimal dan pemanfaatan limbah
sampah yang ada menjadi sesuatu yang lebih
berguna
l. Berupaya mengurangi konsumsi energi dan
mengurangi gaya hidup konsumtif dengan
membuat skala prioritas bagi kebutuhan pribadi
m. Mengurangi produksi sampah dan emisi gas
buang baik di lingkungan kerja maupun rumah.

64
3. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip
Pertanggungjawaban (Responsibility) meliputi :
a. Berkomitmen patuh dan tunduk terhadap hukum
yang berlaku dan melaksanakannya secara
konsisten
b. Menghargai karya cipta perusahaan, pihak
eksternal dan negara
c. Menghindari segala perbuatan yang
mencelakakan diri sendiri atau orang lain sesuai
dengan undang-undang yang berlaku
d. Menghindari segala perbuatan yang
mengganggu kesehatan, seperti mengonsumsi
minuman beralkohol, narkotika & obat-obatan
terlarang sesuai dengan undang-undang yang
berlaku
e. Berkomitmen menghindari diri dari perilaku
asusila seperti seperti penyebaran media
pornografii, kekerasan seksual, dll
4. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip
Independensi (Independency) meliputi :

65
a. Menghindari diri dari korupsi yaitu tindakan
melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, yang berakibat merugikan
perusahaan atau negara
b. Menghindari diri dari tindakan kecurangan seperti
manipulasi data atau laporan, penggelapan
barang dan uang milik perusahaan
c. Menghindari tindakan penyuapan yaitu tindakan
memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
seseorang untuk membujuk, supaya orang tsb
bertindak di luar kewenangan atau kewajibannya
d. Menghindari penyalahgunaan asset dan alat
bantu kerja termasuk di dalamnya pencurian,
penggelapan dan manipulasi kelengkapan aset
dan alat bantu kerja
e. Bersih dari benturan kepentingan & selalu
mengutamakan kepentingan terbaik perusahaan
f. Menghindari diri dari Gratifikasi yaitu pemberian
yang dilakukan oleh pihak eksternal/ internal atas
peran jabatan tsb meliputi pemberian barang dan

66
uang (fisik & elektronik)
g. Menyerahkan segala bentuk pemberian barang
non makanan dari eksternal ke Asset & GS Dept
atau Br. GS Dept
h. Pemberian makanan atau snack dari eksternal
dibagikan oleh masing-masing divisi dengan
prinsip adil dan merata
i. Menyerahkan pemberian dalam bentuk uang
(fisik maupun elektronik) dari eksternal, ke tim
Finance
5. Perilaku karyawan berdasarkan prinsip Kesetaraan
dan Kewajaran (Fairness) meliputi :
a. Selalu bersikap santun dan sopan dalam
berbicara, berpenampilan & bertindak kepada
seluruh pihak
b. Selalu berusaha bersikap terbuka, menjalin
hubungan yang harmonis dan saling
menghormati terhadap ide-ide maupun
perbedaan pendapat yang disampaikan

67
c. Selalu berusaha mengedepankan penyelesaian
masalah dan perselisihan dengan cara
musyawarah mufakat serta menghindari cara-
cara yang bersifat intimidasi, ancaman,
provokasi, perseteruan kata-kata maupun fisik.
d. Bersih dari perilaku diskriminasi meliputi
diskriminasi terhadap usia, ras (warna kulit, fitur
fisik atau wajah tertentu),etnis/ Suku ( Jawa,
batak, sunda dll), agama atau kepercayaan
tertentu,gender,status Keluarga (Anak angkat,
Ibu Tiri, dll),status ( Janda/Duda, Belum Menikah
dll),Physical & Mental disabilities
e. Memberikan kesempatan mengembangkan diri
bagi semua pihak sesuai dengan potensi dan
prasyarat kompetensi yang ditentukan
f. Bersih dari perilaku melecehkan (harassing) baik
yang bersifat seksual, verbal maupun fisik

68
PASAL 39
TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA
Untuk memelihara keselarasan, keseimbangan dan
upaya menciptakan ketenangan kerja demi kemajuan
perusahaan, maka diberlakukan Tata Tertib Kerja
sebagai berikut :
1. Jam Kerja
a. Karyawan wajib memulai dan mengakhiri
pekerjaan sesuai dengan jam kerja yang telah
ditetapkan Perusahaan Karyawan harus sudah
hadir dan siap melaksanakan pekerjaan sesuai
jam kerja yang sudah ditentukan.
b. Karyawan dilarang melakukan pekerjaan lain
selain pekerjaan yang telah ditetapkan oleh
Perusahaan dalam jam kerja.
c. Perubahan shift kerja hanya dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan atasan langsung
yang kemudian di input pada aplikasi Time
Management.

69
2. Presensi
a. Setiap Karyawan wajib mengisi daftar hadir
dengan sarana atau alat yang telah disediakan
oleh Perusahaan, setiap akan memulai dan
mengakhiri pekerjaan sesuai jam kerja yang
telah ditetapkan.
b. Setiap Karyawan dilarang mengisikan tanda
hadir orang lain atau meminta orang lain
mengisikan tanda hadirnya.
c. Karyawan yang lalai melakukan presensi atau
mengisi tanda hadir dianggap tidak masuk kerja,
kecuali karyawan tsb menginput pada aplikasi
attendance online.
d. Terlambat datang bekerja harus dengan alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan dan dengan
menginput pada aplikasi attendance online.
e. Apabila Karyawan tidak masuk kerja tanpa
alasan tertulis dan bukti-bukti yang sah atau
yang dapat diterima Perusahaan, maka
Karyawan tersebut dianggap mangkir.

70
f. Meninggalkan Pekerjaan sebelum jam kerja
selesai, harus seizin atasan langsung termasuk
untuk kepentingan dinas. Dengan menginput
pada aplikasi attendance online.
g. Setiap atasan berhak memastikan dan
mengevaluasi laporan presensi dari timnya,
dengan melihat laporan presensi yang telah
disediakan oleh Perusahaan dan dapat
memberikan tindakan disiplin dalam bentuk
peringatan lisan sampai dengan peringatan
tertulis.
3. Izin
Setiap Karyawan yang meninggalkan lingkungan
perusahaan pada jam kerja harus mendapat izin dari
atasan.
a. Izin terbagi menjadi 2, yaitu : Izin perjalanan
dinas dan izin tidak terencana
b. Izin perjalanan dinas dilakukan ketika karyawan
ybs melakukan pekerjaan dan mengharuskan
karyawan dinas di luar lokasi kerja saat ini,

71
contoh: penugasan lintas cabang.
c. Izin tidak terencana merupakan izin yang terjadi
karena sakit, keperluan keluarga dan alasan
lainnya yang mengharuskan karyawan ybs tidak
bekerja.
d. Setiap permohonan izin diatas harus diajukan
melalui aplikasi attendance online
e. Karyawan yang bermaksud izin tidak terencana
lebih dari 1 (satu) hari karena suatu keperluan,
selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelumnya
wajib mengajukan permohonan izin secara
online melalui Aplikasi Attendance Online
dengan mendapat persetujuan atasan langsung.
f. Dalam hal izin tidak terencana, maka Karyawan
wajib :
i. Pada hari mulai tidak masuk kerja
memberitahukan ke Perusahaan tentang
alasan tidak masuk melalui telepon atau SMS
(bukti tertulis) atau whatsapp messenger.

72
ii. Pada hari mulai masuk kembali, Karyawan
tersebut wajib mempertanggungjawabkan
alasan tidak masuk kerja dengan
menyerahkan:
ii.i. Surat dokter apabila sakit (jika lebih dari
1 hari);
ii.ii. Surat panggilan berwajib atau
pengadilan, bila alasan karena dipanggil
yang berwajib/pengadilan atau bukti-
bukti sah lainnya.
iii. Bagi karyawan yang tidak dapat
mempertanggungjawabkan alasan tidak
masuk kerja (contoh : tanpa surat keterangan
dokter) maka karyawan ybs dianggap
mangkir dan dapat diberikan surat
peringatan. Jumlah hari ketidakhadiran
karena mangkir akan mengurangi sisa cuti
tahunan, apabila cuti tahunannya sudah
habis atau belum berhak cuti maka upahnya
tidak dibayarkan sesuai hari mangkirnya.

73
g. Izin pribadi diluar izin meninggalkan pekerjaan
dengan mendapatkan upah akan diperhitungkan
dari hak cuti Karyawan yang bersangkutan.
4. Cuti
a. Karyawan yang telah bekerja 12 (dua belas)
bulan berturut-turut berhak atas Cuti Tahunan
sebanyak 12 (dua belas) hari kerja yang muncul
di tahun berikutnya dan mendapatkan Upah
penuh.
b. Mekanisme pengaturan pengambilan hak cuti
tahunan karyawan diatur oleh atasan masing -
masing.
c. Cuti bersama yang ditetapkan oleh Pemerintah
diperhitungkan dengan mengurangi hak Cuti
Tahunan.
d. Penambahan hak cuti tahunan di usia periode
kerja 5, 10, 15 dst (setiap kelipatan 5 tahun),
mendapatkan tambahan cuti tahunan sebanyak
5 hari yang hanya berlaku di tahun periode kerja
yang sudah ditentukan.

74
e. Cuti Tahunan dan cuti tambahan tidak dapat
diuangkan.
5. Seragam / non seragam
a. Seragam kerja Karyawan dibagi menjadi
2 bagian (Seragam dan Non Seragam) :
i. Seragam : Pakaian kerja yang diberikan oleh
perusahaan sebagai fasilitas kerja dengan
jenis dan model yang telah ditentukan oleh
perusahaan (diberikan secara berkala setiap
tahun)
ii. Non Seragam : Pakaian kerja yang tidak
diberikan dan tidak difasilitasi oleh
perusahaan namun standar jenis pakaian
dan waktu penggunaan telah ditentukan.
b. Karyawan yang wajib menggunakan seragam
adalah karyawan pada departemen Toko,
Warehouse, SSP, Cashier Collection,
Maintenance dan Alfa X Departemen dan
Operasional lainnya sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.

75
c. Setiap Karyawan yang berdasarkan penetapan
Perusahaan telah mendapatkan seragam wajib
memakai seragam selama jam kerja sesuai
petunjuk.
d. Kartu Tanda Pengenal / ID Card :
i. Setiap Karyawan wajib mengenakan kartu
dan tali ID sesuai standar yang telah
ditetapkan, di lingkungan Perusahaan
sebagai salah satu alat presensi.
ii. Karyawan mendapatkan kartu dan tali ID
secara gratis
iii. Apabila kartu dan tali ID hilang, maka
Karyawan wajib mengganti biaya sesuai
ketentuan perusahaan.
e. Sepatu
i. Karyawan Office: untuk pria menggunakan
sepatu office look/sepatu kets/sepatu sport
tertutup menggunakan kaos kaki dan wanita
juga diperkenankan menggunakan sepatu
terbuka bertali sampai belakang kaki (bukan

76
sendal).
ii. Karyawan DC: sepatu kets/sepatu sport
tertutup menggunakan kaos kaki.
iii. Karyawan Toko : sepatu warrior warna hitam
putih dan kaos kaki hitam polos memakai
kaos kaki.
f. Seragam, kartu dan tali ID merupakan inventaris
Perusahaan untuk Karyawan, maka jika
Karyawan tersebut berhenti bekerja wajib
mengembalikan seragamnya dalam keadaan
bersih dan baik.
6. Penampilan
a. Setiap karyawan harus berpenampilan bersih,
rapi, sopan, menarik dan tidak berlebihan.
b. Rambut selalu rapi dan bersih, untuk pria
rambut tidak boleh melewati kerah baju.
c. Untuk karyawati di Area (toko) dan Warehouse,
apabila rambut panjang sebahu rambut dapat
digerai dan jepit rapi menggunakan jepitan,
untuk rambut panjang lebih dari sebahu dapat

77
diikat rapi.
d. Untuk karyawati di Alfa X di bagian Kitchen wajib
menggunakan hair cap.
e. Karyawan diperbolehkan mengecat rambut
dengan catatan satu warna dan menggunakan
warna yang soft dan fresh
f. Kumis & Jenggot
i. Untuk karyawan yang berinteraksi langsung
dengan konsumen tidak diperkenankan
memelihara kumis dan jenggot.
ii. Untuk karyawan yang tidak berinteraksi
langsung dengan konsumen wajib menjaga
kerapihan kumis dan jenggot serta tidak
dalam keadaan panjang.
g. Tidak boleh memakai perhiasan yang
berlebihan.
h. Tidak terlihat bertato.
i. Kuku harus selalu bersih, Karyawan
diperbolehkan memakai cat kuku dengan warna
yang tidak mencolok (transparan).

78
j. Mulut dan gigi harus selalu bersih dan tidak
berbau.
k. Karyawati wajib untuk make up secara natural
dan tidak berlebihan.
7. Sikap
a. Setiap Karyawan berkewajiban untuk menjaga
hubungan baik antar Karyawan/bagian, sopan
pada atasan dan pimpinan perusahaan antara
lain dengan menggunakan bahasa yang baik.
b. Tidak dibenarkan Karyawan mengumpat/
mencaci atau berbicara kasar-keras/tidak pantas
dengan Karyawan lainnya atau dengan
pelanggan.
c. Setiap Karyawan harus mempunyai sikap mau
melayani, selalu menyapa kepada Karyawan
lainnya atau pada tamu terutama pelanggan.
d. Setiap Karyawan tidak dibenarkan menerima
komisi atau imbalan dalam bentuk apapun dari
Karyawan lainnya maupun dari luar (Supplier)

79
yang bersifat pribadi.
8. Pelayanan “tatap – senyum – sapa “
a. Tidak bergurau / bersiul, berteriak, tertawa
dengan keras, berbincang-bincang dengan
rekan kerja dalam jam kerja sewaktu menerima
tamu atau pelanggan hadir.
b. Selalu menatap dengan sopan ke wajah tamu /
pelanggan.
c. Tidak membelakangi tamu / pelanggan yang
sedang jongkok / membungkuk.
d. Melangkah dengan baik dan tidak menyeret
sepatu sewaktu berjalan.
e. Tidak makan / minum / merokok di dalam toko /
gudang Warehouse.
f. Tidak bertolak pinggang, menopang dagu,
melipat tangan di dada, memasukkan tangan di
saku sewaktu melayani tamu / pelanggan.
g. Karyawan wajib memberikan pelayanan yang
terbaik bagi pelanggan baik dari internal
maupun eksternal perusahaan.

80
h. Harus bersikap waspada.
9. Penerimaan tamu pribadi
Karyawan dapat menerima tamu pribadi di ruang
tamu (kalau ada), dengan pembicaraan seperlunya.
10. Penggunaan fasilitas perusahaan.
a. Seluruh Karyawan dilarang menggunakan
fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi.
b. Fasilitas perusahaan dimaksud antara lain
adalah kendaraan operasional atau kendaraan
pool Perusahaan, telepon, fasilitas yang
menunjang pekerjaan dan fasilitas lainnya.
c. Karyawan yang menggunakan fasilitas
perusahaan dalam hal ini kendaraan
operasional atau kendaraan pool, wajib memiliki
SIM sesuai dengan jenis kendaraan (contoh:
SIM A, SIM B, SIM C dan lain-lainnya).
Pelanggaran dan/atau akibat atas pelanggaran
ini akan diberlakukan sesuai ketentuan
peraturan perusahaan dan perundang-
undangan yang berlaku, serta perusahaan tidak

81
bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut.
d. Telepon dipakai hanya untuk kepentingan
perusahaan, didalam hal yang mendesak
Karyawan bisa menggunakan telepon keluar
untuk kepentingan pribadi dengan persetujuan
atasan serta biaya akan dibebankan ke
Karyawan tersebut. Terima telepon masuk untuk
kepentingan pribadi diizinkan dengan
pembicaraan seperlunya.
e. Alat elektronik pribadi (selain inventaris
perusahaan) yang tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan, maka dilarang digunakan,
baik digunakan sendiri maupun secara
bersamaan. Misalnya: Pemanas Air, Coffee
Maker, Speaker Multimedia, dan sebagainya.
f. Dilarang berjualan atau melakukan aktivitas lain
untuk kepentingan pribadi di lingkungan
Perusahaan.
g. Setiap Karyawan wajib untuk menjaga dan
merawat barang-barang fasilitas perusahaan

82
dengan baik.
h. Setiap Karyawan dilarang untuk membawa
barang milik perusahaan dan/atau fasilitas
perusahaan dan/atau barang-barang di
lingkungan perusahaan yang bukan menjadi hak
dari karyawan tersebut tanpa seizin pihak yang
berwenang dan/atau atasan, walaupun barang-
barang tersebut tidak berharga atau hanya
barang contoh dan lain sebagainya.
11. Rahasia perusahaan
Rahasia Perusahaan adalah semua informasi baik
yang berupa data, dokumen, gambar, atau hal
lainnya yang berkaitan dengan Perusahaan, yang
tidak boleh diberitahukan kepada pihak-pihak yang
tidak berhak untuk mengetahuinya baik internal
maupun eksternal, berdasarkan pertimbangan
keselamatan Perusahaan, persaingan usaha
ataupun pertimbangan kepantasan (etika).

83
12. Penemuan penyimpangan
Apabila Karyawan menemukan penyimpangan-
penyimpangan pekerjaan, wajib menyampaikan
secepatnya kepada atasannya/kepala bagian untuk
mendapatkan penyelesaian. Kelalaian
menyampaikan penyimpangan yang ditemui dapat
diartikan membantu penyimpangan tersebut.
13. Tanggung jawab
Setiap Karyawan berkewajiban untuk
melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung
jawab untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya
dalam mengikuti instruksi atasan langsung dan/atau
Standard Operating Procedure (SOP) dengan tetap
memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3).
14. Larangan
a. Melakukan penipuan, pencurian, atau
penggelapan barang dan/atau uang milik
Perusahaan dan/atau Karyawan lain di
lingkungan Perusahaan

84
b. Merusak dengan sengaja aset-aset milik
perusahaan.
c. Berkelahi, menyerang, menganiaya,
mengancam, atau mengintimidasi baik fisik
maupun mental Karyawan lainnya di Lingkungan
Perusahaan.
d. Mabuk, minum minuman keras yang
memabukkan, memakai, mengedarkan,
dan/atau memperdagangkan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya di
Lingkungan Perusahaan.
e. Membawa senjata api/tajam yang bukan
merupakan haknya dan atau perangkat
tugasnya.
f. Menimbulkan kegaduhan atau melaksanakan
pekerjaan sedemikian rupa yang mengganggu
Karyawan lain sehingga terhambat
melaksanakan pekerjaannya.
g. Mengambil tindakan secara pribadi, menghasut
atau melakukan bujukan dan atau menyebarkan

85
berita bohong dengan tujuan menghambat
Karyawan lain agar tidak dapat menjalankan
kewajibannya
h. Secara sepihak mengambil tindakan agar
perusahaan menderita kerugian termasuk
didalamnya mengadakan pertemuan tanpa
seizin atasannya.
i. Bertindak kasar dan atau mengeluarkan ucapan
tak senonoh atau menyampaikan penghinaan
terhadap tamu perusahaan termasuk
pelanggan.
j. Menyembunyikan data / fakta yang patut
diketahuinya untuk disampaikan kepada
atasannya.
k. Bekerja rangkap pada perusahaan lain tanpa
izin atasan yang berwenang untuk
mengeluarkan izin.
l. Tidak hadir bekerja lima hari berturut-turut tanpa
menyampaikan laporan pada atasan /
perusahaan.

86
m. Tidak hadir tanpa izin sebanyak-banyaknya 2
(dua) hari dalam 1 (satu) bulan secara terpisah.
n. Melakukan aktivitas di social media akun
alfamart dengan menggunakan akun pribadi
karyawan yang melanggar ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Perusahaan.
o. Setiap karyawan dilarang berkampanye,
memakai, mengedarkan, memberikan, dan/atau
membagi-bagikan atribut suatu partai politik di
dalam lingkungan Perusahaan, serta dilarang
menggunakan fasilitas Perusahaan untuk
kepentingan suatu partai politik.
p. Untuk menjaga keberlangsungan kegiatan
perusahaan agar tetap berjalan dengan baik,
maka karyawan yang mencalonkan diri dalam
Pemilihan umum Legislatif atau Eksekutif wajib
mengundurkan diri sejak mendaftarkan sebagai
calon.

87
PASAL 40
PERNIKAHAN ANTAR KARYAWAN
Pernikahan antar Karyawan Perusahaan akan diatur
lebih lanjut di dalam Standard Operating Procedure
(SOP) dengan berpedoman pada peraturan perundang
– undangan yang berlaku.

BAB IX
SANKSI DAN PERINGATAN
PASAL 41
JENIS SANKSI
1. Setiap Karyawan wajib melaksanakan seluruh
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan.
2. Setiap Karyawan yang melanggar ketentuan yang
telah diatur di dalam peraturan perusahaan ini, dapat
dikenakan sanksi surat peringatan pertama, kedua,
dan ketiga (terakhir) serta surat peringatan pertama
dan terakhir.

88
3. Jenis-jenis sanksi yang dapat diberikan terkait
dengan pelanggaran yang telah dilakukan adalah :
a. Teguran Lisan;
b. Surat Peringatan;
c. Pemutusan Hubungan Kerja.

PASAL 42
TEGURAN
1. Teguran Kepada Karyawan yang melanggar
peraturan perusahaan akan dilakukan atasan
langsung, maupun oleh Perusahaan sebagai
pembinaan yang dicatat dan diserahkan ke bagian
personalia Perusahaan untuk disimpan di arsip
Karyawan yang bersangkutan.
2. Hal-hal yang dapat diberikan sanksi teguran antara
lain :
a. Datang terlambat dan/atau pulang lebih awal
tanpa izin;
b. Tidak mencatatkan kehadiran sebanyak 2 (dua)

89
kali pada saat hadir bekerja dan pulang bekerja
untuk dirinya sendiri;
c. Tidak bersikap sopan terhadap pelanggan,
atasan dan/atau rekan kerja;
d. Kurang bersungguh-sungguh dalam pekerjaan,
malas dan tidak bekerja semestinya;
e. Tidak memenuhi standar penampilan, kerapihan
diri dan kebersihan lingkungan kerjanya;
f. Berada di area kerja yang bukan merupakan
tanggungjawabnya tidak ada hubungannya
dengan pekerjaan;
g. Tidak dapat menunjukkan kartu ID karyawan
pada saat diminta dan/atau selama
melaksanakan pekerjaan tanpa alasan yang
dapat diterima;
h. Menggunakan telepon untuk kepentingan/
keperluan pribadi atau fasilitas lainnya tanpa
izin;
i. Tidak segera melaporkan perubahan alamat
tempat tinggal, status keluarga kepada

90
perusahaan;
j. Meninggalkan tempat, peralatan kerja dan/atau
lingkungan kerja dalam keadaan kotor dan
berantakan setelah melakukan pekerjaan;
k. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan
perusahaan namun menurut pertimbangan
pihak-pihak terkait termasuk dalam kategori
pemberian teguran lisan tercatat.
3. Jangka waktu berlakunya surat teguran selama 3
(tiga) bulan sejak diterbitkan

PASAL 43
SURAT PERINGATAN
1. Perusahaan berhak menerbitkan dan memberikan
Surat Peringatan (SP Pertama) kepada Karyawan
yang melakukan tindakan sebagai berikut:
a. tidak mematuhi pengarahan atasan atau
Perusahaan, tanpa alasan yang wajar meskipun
sudah diperingatkan secara lisan;
b. setelah ditegur atau diingatkan Karyawan tetap

91
menolak untuk mentaati perintah atau
penugasan yang layak dari atasan atau
Perusahaan;
c. melakukan mangkir kerja 1 (satu) hari kerja;
d. terlambat datang 4 (empat) kali dalam 1 (satu)
bulan dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan
e. tidak memakai Seragam Kerja, tanda pengenal,
dan/atau Peralatan Kerja yang telah disediakan
dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan;
f. pulang kerja atau meninggalkan tempat kerja
dalam jam kerja tanpa seijin atasan atau tanpa
memberitahukan rekan kerja terlebih dahulu,
tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan;
g. melakukan penukaran Shift kerja tanpa
mendapat persetujuan/ sepengetahuan Atasan
Langsung;
h. melakukan kegaduhan pada saat jam kerja atau

92
aktifitas sedemikian rupa sehingga
menyebabkan karyawan lain terganggu atau
pekerjaan menjadi terhambat;
i. berpenampilan tidak rapi dan tidak bersih;
menggunakan busana yang tidak sopan atau
tidak sesuai dengan standar penampilan yang
telah ditetapkan;
j. bersikap tidak sopan terhadap karyawan lain
maupun atasannya;
k. tidak menjaga kesehatan, kebersihan dan
kerapihan dirinya maupun Tempat Kerja
masing-masing serta Lingkungan Perusahaaan;
l. tidak melaporkan adanya perubahan status
keadaan keluarga seperti kelahiran, memiliki
anak, pernikahan, perceraian, kematian,
maupun perubahan tempat tinggal, meskipun
telah diberikan peringatan lisan
m. menyembunyikan atau tidak dengan segera
memberitahukan data atau informasi penting
atau penyimpangan yang harus diketahui oleh

93
atasan;
n. mengadakan rapat atau pertemuan, ceramah,
atau kegiatan-kegiatan lain yang dapat
disamakan dengan itu tanpa ijin dan persetujuan
dari Perusahaan melalui penanggung jawab
urusan GA terlebih dahulu di Lingkungan
Perusahaan;
o. tidur pada saat jam kerja.
2. Perusahaan berhak menerbitkan dan memberikan
SP Pertama dan Terakhir kepada Karyawan yang
melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Karyawan tengah menjalani Surat Peringatan
Kedua atau melakukan pelanggaran sesuai
dengan pelanggaran pada Surat Peringatan
Pertama dan Terakhir ;
b. tidak menjaga nama baik Perusahaaan berikut
semua pihak yang terkait dengan Perusahaan
dalam menjalankan Pekerjaan, termasuk tidak
menjaga nama baik perusahaan di sosial media;
c. melakukan mangkir kerja 3 (tiga) hari kerja

94
berturut-turut dengan ketentuan dan pengertian
bahwa hari libur di antara hari mangkir tersebut
tidak diartikan sebagai terputus;
d. melakukan mangkir kerja 4 (empat) hari kerja
secara tidak berturut-turut di dalam jangka
waktu 30 hari kalender;
e. melakukan tindakan provokatif dan sebagainya
sehingga mengganggu operasional
Perusahaan;

f. menolak atau sengaja menghindar pemeriksaan


oleh petugas keamanan atau petugas lain yang
diberi wewenang oleh Perusahaan;
g. mengisi tanda hadir Karyawan lainnya, atau
menyuruh Karyawan lain mengisikan tanda
hadirnya;
h. membawa senjata api atau senjata tajam di
Lingkungan Perusahaan, kecuali karena
jabatannya;
i. menyembunyikan penyakit yang diderita yang
dapat membahayakan dirinya maupun orang

95
lain;
j. merokok di area gudang, kecuali ditempat yang
telah disediakan.
k. Karyawan yang melakukan lebih dari 1 (satu)
pelanggaran.
l. bertindak kasar atau mengeluarkan kata-kata
yang tidak senonoh baik kepada sesama
Karyawan, atasan, tamu Perusahaan, dan/atau
Perusahaan
m. melakukan keteledoran, ceroboh, atau tidak teliti
dalam bekerja sehingga mengancam
keselamatan Asset Perusahaan atau mengarah
kepada kerugian Perusahaan;
n. melakukan tindakan di luar prosedur kerja yang
telah ditentukan tanpa ijin atasan yang
berwenang yang dapat membahayakan atau
berpengaruh negatif terhadap Perusahaan;
o. menyalahgunakan Aset Perusahaan untuk
kepentingan pribadi tanpa ijin Perusahaan.

96
3. Jangka waktu berlakunya Surat Peringatan, yaitu :
YANG
MASA MENGELUAR
SANKSI TEMBUSAN
BERLAKU KAN DAN
MEMBERIKAN
Peringatan
Atasan Manager/Per
Lisan 3 bulan Langsung sonalia/HRD
Tercatat
Atasan
Surat Atasan
Langsung /
Peringatan 6 bulan Manager/Per
Setingkat
Pertama sonalia/HRD
Manager
Atasan Atasan
Surat
Langsung / Manager/
Peringatan 6 bulan
Setingkat Personalia/H
Kedua
Manager RD
Surat Manager
Peringatan berkoordinasi Atasan
Ketiga serta 6 bulan dengan Manager/Per
Pertama dan Personalia / sonalia/HRD
Terakhir HRD
Pemutusan Hubungan
Personalia/HRD
Kerja
4. Pemberian Surat Peringatan diberikan secara berurutan.
5. Pemberian Surat Peringatan akan mempengaruhi
penilaian karyawan yang berdampak pada demosi,
penundaan kenaikan upah/ pangkat/ jabatan dan
pencabutan fasilitas/ tunjangan jabatan, penundaan

97
dalam kenaikan gaji tidak berlaku surut/ rapel.
6. Disamping ayat 6 (enam) di atas, pemberian Surat
Peringatan juga akan mempengaruhi kebijaksanaan
dalam pemberian Insentif Tahunan dalam satu tahun
periode penilaian kinerja dengan mengesampingkan
masa berlakunya surat peringatan tersebut yang
pengurangannya sebesar:

Tingkat Surat Persentase


Peringatan Pengurangan
Surat Peringatan 25% dari Insentif
Pertama Tahunan yang diperoleh
Surat Peringatan 50% dari Insentif
Kedua Tahunan yang diperoleh
Surat Peringatan
100% dari Insentif
Ketiga serta Pertama
Tahunan yang diperoleh
dan Terakhir
Keterangan: Jika saat itu Perusahaan membagikan
Insentif tahunan.

7. Dalam hal karyawan tidak bersedia/ menolak


menandatangani surat peringatan tersebut sah dan
tetap berlaku dengan diperkuat oleh 2 (dua) orang
saksi yang ada pada saat surat peringatan tersebut

98
diserahkan ke karyawan.
8. Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan
perusahaan namun menurut pertimbangan pihak-
pihak terkait termasuk dalam kategori pemberian
surat peringatan pertama (I) atau surat peringatan
pertama dan terakhir.

BAB X
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
PASAL 44
UMUM
1. Perusahaan berusaha mengupayakan agar tidak
terjadi Pemutusan Hubungan Kerja.
2. Dalam hal Pemutusan Hubungan Kerja tidak dapat
dihindari, maksud dan alasan Pemutusan Hubungan
Kerja diberitahukan oleh perusahaan kepada
karyawan dan/atau Serikat Pekerja/ Serikat Buruh di
dalam Perusahaan apabila karyawan yang
bersangkutan merupakan anggota dari Serikat
Pekerja/ Serikat Buruh.

99
3. Pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja dibuat
dalam bentuk surat pemberitahuan dan disampaikan
secara sah dan patut oleh perusahaan kepada
karyawan dan/atau Serikat Pekerja/ Serikat Buruh
paling lama 14 (empat belas) hari kerja sebelum
Pemutusan Hubungan Kerja.
4. Pemberitahuan Pemutusan Hubungan Kerja dalam
masa percobaan, surat pemberitahuan disampaikan
paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum Pemutusan
Hubungan Kerja.
5. Pemutusan Hubungan Kerja dapat disebabkan
antara lain namun tidak terbatas pada:
a. Karyawan mengundurkan diri ;
b. Karyawan Mangkir selama 5 (lima) hari atau
lebih berturut-turut;
c. Karyawan melakukan pelanggaran yang diatur
dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan,
atau perjanjian kerja bersama;
d. Karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan
selama 6 (enam) bulan akibat ditahan pihak

100
yang berwajib;
e. Karyawan mengalami sakit berkepanjangan atau
cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat
melakukan pekerjaannya;
f. Karyawan memasuki usia pensiun;
g. Karyawan meninggal dunia;
h. Berakhirnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu;
6. Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja,
perusahaan akan membayarkan hak Karyawan
sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan
yang berlaku.
7. Karyawan yang di ikut sertakan dalam program
pensiun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang dana pensiun, iuran
yang dibayar oleh Perusahaan akan diperhitungkan
sebagai bagian dari pemenuhan kewajiban
Perusahaan atas uang pesangon dan uang
penghargaan masa kerja serta uang pisah akibat
Pemutusan Hubungan Kerja.

101
PASAL 45
MENGUNDURKAN DIRI
Karyawan yang mengundurkan diri atas kemauan
sendiri, yang tugas dan fungsinya tidak mewakili
kepentingan pengusaha secara langsung, memperoleh
uang penggantian hak dan uang pisah yang
besarannya akan diatur dalam Pasal 49 ayat (1)
Peraturan Perusahaan ini.
1. Karyawan yang mengundurkan diri sebagaimana
dimaksud diatas, harus memenuhi syarat:
a. Mengajukan permohonan pengunduran diri
secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri.
b. Tidak terikat dalam ikatan dinas.
c. Tetap melaksanakan kewajibannya sampai
dengan tanggal pengunduran diri.
2. Uang penggantian hak sebagaimana dimaksud di
atas meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum
gugur;

102
b. biaya atau ongkos pulang untuk Karyawan dan
keluarganya ketempat Karyawan dimana
karyawan diterima bekerja.

PASAL 46
MANGKIR SELAMA 5 (LIMA) HARI KERJA ATAU
LEBIH BERTURUT-TURUT
1. Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja
atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara
tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dan
telah dipanggil 2 (dua) kali oleh pengusaha secara
patut dan tertulis, maka Karyawan tersebut diputus
hubungan kerjanya karena mangkir.
2. Karyawan yang diputus hubungan kerjanya karena
mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih
berturut-turut sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), memperoleh uang penggantian hak dan uang
pisah sebesar yang di atur dalam ketentuan Pasal
49 ayat (2) Peraturan Perusahaan ini.

103
3. Uang penggantian hak sebagaimana dimaksud
dalam huruf (b) meliputi:
a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum
gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk Karyawan dan
keluarganya ketempat Karyawan dimana
karyawan diterima bekerja.

PASAL 47
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA
PELANGGARAN
Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan
Perusahaan dapat pula terjadi apabila Karyawan:
1. melakukan pelanggaran pada saat masih
berlakunya Surat Peringatan Ketiga atau Pertama
dan Terakhir.
2. melakukan satu atau beberapa tindakan
pelanggaran bersifat mendesak antara lain
namun tidak terbatas pada :
a. melakukan usaha-usaha dan/atau tindakan-

104
tindakan yang bertujuan untuk memperoleh atau
mendapatkan keuntungan dan/atau kepentingan
diri pribadi dan/atau orang lain di dalam
menjalankan tugas dan Pekerjaan;
b. menerima dari siapapun hadiah, pemberian, atau
balas jasa dalam bentuk apapun untuk
melakukan hal-hal yang dapat merugikan,
mengurangi keuntungan, dan/atau menambah
biaya, ongkos, atau pengeluaran Perusahaan;
c. menyalahgunakan wewenang dan/atau jabatan
untuk kepentingan dan/atau keuntungan diri
pribadi dan/atau orang lain;
d. melakukan satu atau beberapa tindak pidana
kejahatan baik di dalam maupun di luar
Perusahaan;
e. melakukan penipuan, pencurian, atau
penggelapan barang dan/atau uang milik
Perusahaan;
f. memberikan dan/atau menggunakan keterangan
palsu atau yang dipalsukan termasuk dokumen

105
sehingga dapat merugikan Perusahaan atau
negara;
g. mabuk, meminum minuman keras yang
memabukkan, memakai, mengedarkan, dan/atau
memperdagangkan narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif lainnya di Lingkungan Perusahaan;
h. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di
Lingkungan Perusahaan;
i. berkelahi, menyerang, menganiaya, mengancam,
atau mengintimidasi baik fisik maupun mental
teman sekerja atau Pengusaha di Lingkungan
Perusahaan;
j. membujuk teman sekerja atau Pengusaha untuk
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku;
k. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau
membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik
Perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi
Perusahaan;

106
l. Melakukan perbuatan yang membahayakan diri
sendiri maupun orang lain di Lingkungan
Perusahaan;
m. menyalahgunakan Kartu Pengenal, cap, stempel,
kertas dan amplop surat berlogo atau atribut
lainnya yang mewakili Perusahaan untuk
kepentingan tertentu yang dapat mencemarkan
nama baik Perusahaan dan/atau merugikan
Perusahaan;
n. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman
sekerja atau Pengusaha dalam keadaan bahaya
di tempat kerja;
o. membongkar atau membocorkan rahasia
Perusahaan yang seharusnya dirahasiakan
kecuali untuk kepentingan negara;
p. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan
Perusahaan yang diancam pidana penjara 5
(lima) tahun atau lebih;
q. melakukan kolusi, korupsi, menerima uang atau
barang atau komisi untuk kepentingan pribadi

107
dilakukan atas nama Perusahaan;
r. dengan sengaja melakukan penyimpangan
Standard Operating Procedure yang
mengakibatkan kerugian Perusahaan;
s. mempunyai keterikatan hubungan kerja dengan
pihak luar atau pihak ketiga tanpa ijin atasan
langsung atau Perusahaan; dan
t. apabila karyawan mempunyai itikad tidak baik
melakukan kesalahan yang diatur dalam
peraturan perusahaan dengan sengaja dan untuk
tujuan tertentu dengan maksud agar
mendapatkan keuntungan pribadi.
3. Bagi karyawan yang diputus hubungan kerjanya
karena pelanggaran bersifat mendesaksebagaimana
dimaksud dalam ayat (2), memperoleh uang
penggantian hak dan uang pisah sebesar
sebagaimana disebutkan didalam Pasal 49 ayat (3)
Peraturan Perusahaan ini.

108
PASAL 48
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA
BERAKHIRNYA PERJANJIAN KERJA WAKTU
TERTENTU
1. Perusahaan akan memberikan uang kompensasi
kepada Karyawan yang hubungan kerjanya
berdasarkan PKWT.
2. Uang kompensasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diberikan kepada Karyawan yang telah
mempunyai masa kerja paling sedikit 1 (satu) bulan
secara terus menerus.
3. Pemberian uang kompensasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) diberikan kepada
Karyawan paling lambat 14 (empat belas) Hari Kerja
setelah berakhirnya jangka waktu PKWT atau
setelah jangka waktu PKWT diperpanjang.

109
PASAL 49
UANG PISAH
Perhitungan besaran Uang Pisah adalah sebagai
berikut:
1. Uang Pisah Mengundurkan Diri
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 6 (enam) tahun akan diberikan 100% dari
Upah;
b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 9 (sembilan) tahun akan diberikan
150% dari Upah;
c. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 12 (dua belas) tahun akan diberikan
200% dari Upah;
d. Masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 15 (lima belas) tahun akan diberikan
250% dari Upah;
e. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 18 (delapan belas) tahun akan
diberikan 300% dari Upah.

110
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun akan
diberikan 350% dari Upah;
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih
akan diberikan 400% dari Upah;
2. Uang Pisah mangkir 5 hari kerja atau lebih
berturut turut
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 6 (enam) tahun akan diberikan 25% dari
Upah;
b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 9 (sembilan) tahun akan diberikan
50% dari Upah;
c. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 12 (dua belas) tahun akan diberikan
75% dari Upah;
d. Masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 15 (lima belas) tahun akan diberikan
100% dari Upah;

111
e. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 18 (delapan belas) tahun akan
diberikan 125% dari Upah;
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun akan
diberikan 150% dari Upah;
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih
akan diberikan 175% dari Upah;
3. Uang Pisah karena Pelanggaran Bersifat
Mendesak
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 6 (enam) tahun akan diberikan 25% dari
Upah;
b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 9 (sembilan) tahun akan diberikan
50% dari Upah;
c. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 12 (dua belas) tahun akan diberikan
75% dari Upah;

112
d. Masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 15 (lima belas) tahun akan diberikan
100% dari Upah;
e. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 18 (delapan belas) tahun akan
diberikan 125% dari Upah;
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun akan
diberikan 150% dari Upah;
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih
akan diberikan 175% dari Upah;
4. Uang Pisah karena karyawan tidak dapat
melakukan pekerjaan selama 6 (enam) bulan
akibat ditahan pihak berwajib sebagaimana
dimaksud pada Pasal 35 ayat (3) ;
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 6 (enam) tahun akan diberikan 25% dari
Upah;
b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 9 (sembilan) tahun akan diberikan

113
50% dari Upah;
c. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 12 (dua belas) tahun akan diberikan
75% dari Upah;
d. Masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 15 (lima belas) tahun akan diberikan
100% dari Upah;
e. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 18 (delapan belas) tahun akan
diberikan 125% dari Upah;
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun akan
diberikan 150% dari Upah;
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih
akan diberikan 175% dari Upah;
5. Uang Pisah karena pengadilan memutuskan
perkara pidana sebelum berakhirnya masa 6
(enam) bulan sebagaimana dimaksud pada Pasal
35 ayat (3) dan karyawan dinyatakan bersalah ;
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang

114
dari 6 (enam) tahun akan diberikan 25% dari
Upah;
b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 9 (sembilan) tahun akan diberikan
50% dari Upah;
c. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 12 (dua belas) tahun akan diberikan
75% dari Upah;
d. Masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 15 (lima belas) tahun akan diberikan
100% dari Upah;
e. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 18 (delapan belas) tahun akan
diberikan 125% dari Upah;
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun akan
diberikan 150% dari Upah;
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 24 (dua puluh empat) tahun
akan diberikan 175% dari Upah;

115
6. Uang Pisah karena adanya putusan lembaga
peradilan hubungan industrial yang menyatakan
perusahan tidak melakukan perbuatan
sebagaimana di maksud pasal 36 hurup (g) PP 35
tahun 2021;
a. Masa kerja 3 (tiga) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 6 (enam) tahun akan diberikan 25% dari
Upah;
b. Masa kerja 6 (enam) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 9 (sembilan) tahun akan diberikan
50% dari Upah;
c. Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 12 (dua belas) tahun akan diberikan
75% dari Upah;
d. Masa kerja 12 (dua belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 15 (lima belas) tahun akan diberikan
100% dari Upah;
e. Masa kerja 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 18 (delapan belas) tahun akan
diberikan 125% dari Upah;

116
f. Masa kerja 18 (delapan belas) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 21 (dua puluh satu) tahun akan
diberikan 150% dari Upah;
g. Masa kerja 21 (dua puluh satu) tahun atau lebih
akan diberikan 175% dari Upah;

BAB XI
PENYELESAIAN KELUH KESAH
PASAL 50
PENYELESAIAN KELUHAN DAN PENGADUAN
KARYAWAN
Sudah menjadi keinginan kedua belah pihak bahwa
setiap keluhan dan pengaduan seseorang Karyawan
akan diselesaikan seadil-adilnya dan secepat mungkin,
karenanya apabila seorang Karyawan menganggap
bahwa terhadapnya diperlakukan tidak adil ataupun
tidak wajar serta bertentangan dengan isi dan jiwa
Peraturan Perusahaan, maka Karyawan dapat
menyampaikan pengaduan ataupun keluhannya
melalui tata cara di pasal - pasal berikut. Suatu

117
prosedur yang jelas harus ditempuh Karyawan dalam
penyelesaian keluhan/pengadaannya dengan tetap
mempertahankan ketenangan dan disiplin kerja
sebagaimana mestinya, yang didasarkan kepada
musyawarah untuk mufakat.

PASAL 51
TATA CARA PENYELESAIAN KELUHAN DAN
PENGADUAN KARYAWAN
Apabila terjadi keluhan atau ketidakpuasan terhadap
syarat-syarat kerja atau hal-hal lain dari Karyawan,
maka hal tersebut diselesaikan menurut prosedur
penyelesaian sebagai berikut :
1. Langkah Pertama :
Karyawan menyampaikan keluhan itu langsung,
dan/atau melalui perwakilan pada masing-masing
bagian, kepada Atasan Langsung Karyawan atau
melalui Media Internal Karyawan (MIKA). Dalam
waktu 3 X 24 jam, Atasan Langsung melakukan
penyelesaian dan/atau mengeluarkan keputusan

118
atau ketentuan yang didasari atas dasar
pertimbangan dan hasil musyawarah mufakat.
2. Langkah Kedua :
Bila penyelesaian sesuai Langkah Pertama tidak
bisa dicapai, maka Karyawan yang bersangkutan
dapat menyampaikan keluhan itu kepada People
Development Manager ( PDM ) dan/atau Regional
Employee Relation Specialist di Kantor Cabang
dan/atau Industrial & Employee Relation Manager di
Kantor Pusat, dengan pemberitahuan kepada
atasan.
3. Langkah Ketiga :
Bila penyelesaian sesuai Langkah Kedua belum juga
dapat menyelesaikan keluhan, maka Karyawan dan
Perusahaan segera menyelesaikan permasalahan
keluhan itu melalui forum dan pendekatan Bipartit.
4. Langkah Keempat :
Bila penyelesaian sesuai Langkah Ketiga belum juga
dapat menyelesaikan keluhan, maka apabila
memenuhikualifikasi,Karyawandan/atau

119
Manajemen dapat menyelesaikan keluhan itu
melalui prosedur penyelesaian perselisihan
hubungan industrial yang diatur dalam Peraturan
Perundang-undangan.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
PASAL 52
HUTANG
1. Sehubungan dengan Putusnya Hubungan Kerja
antara Karyawan dengan Perusahaan, maka
hutang-hutang Karyawan kepada Perusahaan
dengan bukti yang sah diperhitungkan sekaligus dari
pembayaran terakhir sisa Upah, pesangon dan/atau
hak-hak lainnya atas nama Karyawan; sedemikian
Perusahaaan memiliki kewenangan penuh untuk
memperhitungkan hak-hak yang diperoleh Karyawan
dengan hutang yang dimilikinya di Perusahaan.
2. Apabila setelah dihitung sesuai dengan ketentuan
ayat (1) Pasal ini, ternyata Karyawan masih memiliki

120
Hutang kepada Perusahaan, maka Karyawan yang
bersangkutan berkewajiban untuk melunasi sisa
hutang - hutangnya kepada Perusahaan.

PASAL 53
MASA BERLAKU
Peraturan Perusahaan ini berlaku untuk masa 2 (dua)
tahun sejak mendapat pengesahan dari Kementerian
Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

PASAL 54
PENUTUP
1. Terkecuali terdapat aturan-aturan dalam Peraturan
Perusahaan ini yang merujuk kepada peraturan
perundang-undangan yang kemudian dinyatakan
tidak berlaku mengikat oleh Keputusan Mahkamah
Konstitusi dan/atau instansi yang berwenang, maka
ketentuan selebihnya yang tidak dinyatakan tidak
berlaku mengikat tetap berlaku sah dan mengikat.

121
2. Ketentuan lain di dalam Perusahaan yang belum
tertuang di dalam Peraturan Perusahaan ini
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan Peraturan
Perusahaan ini dinyatakan tetap berlaku.
3. Dengan mengindahkan hal-hal yang secara jelas
diatur dalam Peraturan Perusahaan ini, Undang-
undang, dan Peraturan Pemerintah yang ada, maka
disepakati dan diakui bahwa pengawasan,
pengelolaan dan pengamanan jalannya Perusahaan
dan para Karyawan adalah hak prerogatif
Perusahaan.
4. Peraturan Perusahaan ini menggantikan Peraturan
Perusahaan terdahulu.
5. Segala hal yang tidak maupun belum cukup diatur di
dalam Peraturan Perusahaan ini, akan diatur
kemudian dengan Surat Keputusan Direksi
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Perusahaan ini dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

122
6. Peraturan Perusahaan ini wajib di perbaharui dalam
30 hari sebelum masa berlakunya berakhir.
7. PeraturanPerusahaaninidibagikanatau
disosialisasikan kepada Karyawan untuk
dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Tangerang
Tanggal : 19 April 2021
PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk.

Anggara Hans Prawira


President Director

123

Anda mungkin juga menyukai