A Note On Translations
A Note On Translations
This document was originally prepared in English by a working group of the International Bar Association and was
adopted by IBA Council Resolution.
In the event of any inconsistency between the English language versions and the translations into any other language,
the English language version shall prevail.
The IBA would like to acknowledge the work of Hikmahanto Juwana (Universitas Indonesia) and Colin Ong (Eldan
Law LLP) in the translation of these Rules
www.ibanet.org
Translated by Professor Dr. Hikmahanto Juwana and Professor Dr. Colin Ong QC
Definisi-definisi
Dalam Peraturan Bukti IBA:
'Majelis Arbitrase' adalah arbiter tunggal atau panel arbiter-arbiter;
'Penggugat' adalah Pihak atau Para Pihak yang memulai arbitrase dan Pihak
manapun yang, melalui penggabungan atau sebaliknya, menjadi bergabung dengan
Pihak atau Para Pihak tersebut;
'Dokumen' adalah tulisan, komunikasi, foto, gambar, program atau data dalam jenis
apapun, baik yang direkam atau disimpan dalam kertas atau secara elektronik,
audio, visual atau cara lainnya;
'Sidang Pembuktian' adalah sidang apapun, baik yang diadakan pada hari yang
yang berturut-turut ataupun tidak, dimana Majelis Arbitrase, baik secara langsung,
melalui telekonferensi, konferensi video atau metode lainnya, menerima bukti lisan
atau lainnya;
'Laporan Ahli' adalah pernyataan tertulis dari Ahli Yang Ditunjuk Majelis atau Ahli
Yang Ditunjuk Pihak;
'Peraturan Umum' adalah peraturan institusional, ad hoc atau aturan lain yang
berlaku untuk pelaksanaan arbitrase;
'Peraturan Pembuktian IBA' atau 'Peraturan' adalah Peraturan IBA tentang
Pengambilan Bukti di Arbitrase Internasional, yang dapat direvisi atau diubah dari
waktu ke waktu;
'Pihak' adalah pihak dalam arbitrase;
'Ahli Yang Ditunjuk Pihak' adalah seseorang atau organisasi yang ditunjuk oleh
suatu Pihak untuk memberikan keterangan atas masalah tertentu yang ditentukan
oleh Pihak;
'Sidang Jarak Jauh' adalah pemeriksaan yang dilakukan, secara keseluruhan atau
sebagian, atau yang hanya terkait dengan peserta tertentu, menggunakan
telekonferensi, konferensi video, atau teknologi komunikasi lainnya yang digunakan
oleh orang-orang di lebih dari satu lokasi secara bersamaan;
'Permohonan Pembuatan' adalah permohonan tertulis dari suatu Pihak agar Pihak
lain menghasilkan Dokumen;
'Tergugat' adalah Pihak atau Para Pihak yang dituntut oleh Penggugat, dan Pihak
manapun yang, melalui penggabungan atau sebaliknya, menjadi selaras dengan
Pihak atau Para Pihak tersebut, dan termasuk Tergugat yang membuat tuntutan
balik;
'Ahli Yang Ditunjuk Majelis' adalah seseorang atau organisasi yang ditunjuk oleh
Majelis Arbitrase untuk memberikan keterangan kepadanya tentang masalah-
masalah khusus yang ditentukan oleh Majelis Arbitrase; dan
'Keterangan Saksi' berarti pernyataan tertulis dari kesaksian oleh saksi fakta.
Pasal 3 Dokumen
1. Dalam waktu yang diperintahkan oleh Majelis Arbitrase, masing-masing Pihak
harus menyerahkan kepada Majelis Arbitrase dan kepada Para Pihak lainnya
semua Dokumen tersedia yang digunakannya, termasuk Dokumen publik dan
yang berada pada domain publik, kecuali terhadap setiap Dokumen yang telah
serahkan oleh Pihak lain.
2. Dalam waktu yang diperintahkan oleh Majelis Arbitrase, setiap Pihak dapat
mengajukan kepada Majelis Arbitrase dan Pihak lainnya Permohonan
Pembuatan.
3. Permohonan Pembuatan harus berisikan:
(a) (i) deskripsi dari setiap Dokumen yang diminta cukup untuk
mengidentifikasinya, atau
(ii) uraian rinci (termasuk pokok perkara) dari kategori Dokumen yang sempit
dan spesifik yang dimohonkan yang diyakini ada; dalam hal Dokumen disimpan
dalam bentuk elektronik, Pihak yang meminta dapat, atau Majelis Arbitrase
dapat memerintahkan untuk diminta, mengidentifikasi file tertentu, istilah
pencarian, individu atau cara lain untuk mencari Dokumen tersebut dengan
cara yang efisien dan ekonomis;
(b) pernyataan tentang bagaimana Dokumen yang diminta relevan dengan kasus
dan material untuk hasilnya; dan
(c) (i) pernyataan bahwa Dokumen yang diminta tidak dalam kepemilikan,
pengamanan, atau kendali Pihak peminta atau pernyataan tentang alasan
mengapa hal tersebut secara tidak wajar dapat memberatkan Pihak yang
meminta untuk memproduksi Dokumen tersebut, dan
(ii) pernyataan tentang alasan mengapa Pihak yang meminta menganggap
bahwa Dokumen yang diminta ada dalam kepemilikan, pengamanan, atau
kendali Pihak lain.
4. Dalam waktu yang diperintahkan oleh Majelis Arbitrase, Pihak kepada siapa
Permohonan Pembuatan ditujukan harus memproduksi kepada Pihak lain dan,
jika Majelis Arbitrase memerintahkan kepadanya, semua Dokumen yang diminta
dalam kepemilikan, pengamanan atau kontrolnya dimana ia tidak memberikan
keberatan.
5. Apabila Pihak kepada siapa Permohonan Pembuatan ditujukan memiliki
keberatan terhadap beberapa atau semua Dokumen yang diminta, mereka harus
menyatakan keberatan secara tertulis kepada Majelis Arbitrase dan Para Pihak
lainnya dalam waktu yang diperintahkan oleh Majelis Arbitrase. Alasan keberatan
adalah alasan yang ditetapkan dalam Pasal 9.2 atau 9.3, atau tidak dipenuhinya
persyaratan Pasal 3.3. Jika diarahkan Majelis Arbitrase, dan dalam waktu yang
diperintahkan, pihak yang meminta dapat menanggapi keberatan tersebut.
6. Setelah menerima keberatan dan tanggapan tersebut, Majelis Arbitrase dapat
mengundang Para Pihak terkait untuk berkonsultasi satu sama lain dengan
tujuan untuk menyelesaikan keberatan tersebut.
7. Salah satu Pihak dapat, dalam waktu yang diperintahkan oleh Majelis Arbitrase,
membuat permohonan kepada Majelis Arbitrase untuk memutuskan mengenai
keberatan tersebut. Majelis Arbitrase kemudian akan, secara tepat waktu,
mempertimbangkan Permohonan Pembuatan, keberatan dan tanggapannya.
Majelis Arbitrase dapat memerintahkan Pihak kepada siapa Permohonan
tersebut ditujukan untuk menghasilkan Dokumen apa pun yang diminta dalam
kepemilikan, pengamanan, atau kendali yang mana Majelis Arbitrase
menentukan bahwa (i) masalah yang ingin dibuktikan oleh Pihak pemohon
relevan dengan kasus tersebut dan material untuk hasilnya; (ii) alasan keberatan
tidak diatur dalam Pasal 9.2 atau 9.3; dan (iii) persyaratan Pasal 3.3 telah
dipenuhi. Dokumen tersebut harus diproduksi kepada Pihak lain dan, jika Majelis
Arbitrase memerintahkan untuk itu.
8. Dalam keadaan luar biasa, jika kepatutan atas suatu keberatan dapat ditentukan
hanya dengan meninjau Dokumen, Majelis Arbitrase dapat menentukan bahwa
mereka tidak harus meninjau Dokumen tersebut. Dalam hal ini, Majelis Arbitrase
dapat, setelah berkonsultasi dengan Para Pihak, menunjuk seorang ahli yang
independen dan tidak memihak, yang terikat dalam kerahasiaan, untuk meninjau
Dokumen tersebut dan melaporkan keberatan tersebut. Sejauh mana keberatan
dikuatkan oleh Majelis Arbitrase, ahli tidak boleh mengungkapkan kepada Majelis
Arbitrase dan kepada Pihak lain isi dari Dokumen yang ditinjau.
9. Jika suatu Pihak berkeinginan untuk mendapatkan Dokumen dari seseorang
atau organisasi yang bukan merupakan Pihak dalam arbitrase dan dari mana
Pihak tersebut tidak dapat memperoleh Dokumen itu sendiri, Pihak tersebut
dapat, dalam waktu yang diperintahkan oleh Majelis Arbitrase, memohon untuk
mengambil langkah apa pun yang tersedia secara hukum untuk mendapatkan
Dokumen yang dimohonkan, atau memohon izin dari Majelis Arbitrase untuk
mengambil sendiri langkah-langkah tersebut. Pihak tersebut harus mengajukan
permohonan ke Majelis Arbitrase dan Pihak lainnya secara tertulis, dan
permohonan tersebut harus berisi keterangan yang diatur dalam Pasal 3.3,
sebagaimana berlaku. Majelis Arbitrase harus memutuskan permohonan ini dan
harus mengambil, memberi wewenang kepada Pihak yang memohon, atau
memerintahkan Pihak lain untuk mengambil, langkah-langkah yang dianggap
tepat oleh Majelis Arbitrase jika, dalam pertimbangannya, ditemukan bahwa (i)
Dokumen dianggap relevan dengan kasus dan material terhadap hasilnya, (ii)
persyaratan Pasal 3.3, sebagaimana berlaku, telah dipenuhi dan (iii) tidak ada
alasan keberatan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 9.2 atau 9.3 yang
berlaku.
10. Kapan pun sebelum penyelesaian arbitrase, Majelis Arbitrase dapat (i) meminta
Pihak mana pun untuk menghasilkan Dokumen, (ii) meminta Pihak mana pun
untuk menggunakan upaya terbaik untuk mengambil atau (iii) mengambil sendiri,
langkah apa pun yang dianggap sesuai untuk mendapatkan Dokumen dari orang
atau organisasi mana pun. Setiap Pihak dapat menolak permohonan karena
alasan yang ditetapkan dalam Pasal 9.2 atau 9.3. Dalam kasus itu, Pasal 3.4
hingga Pasal 3.8 harus berlaku.
11. Dalam waktu yang diperintahkan oleh Majelis Arbitrase, Para Pihak dapat
menyerahkan kepada Majelis Arbitrase dan kepada Para Pihak lainnya Dokumen
tambahan apa pun yang akan digunakan atau yang diyakini relevan dengan
kasus dan hasilnya sebagai konsekuensi dari isu-isu yang diangkat dalam
Dokumen, Keterangan Saksi atau Laporan Ahli yang diserahkan atau diproduksi,
atau dalam pengajuan lain dari Para Pihak.
12. Sehubungan dengan pengajuan atau pembuatan Dokumen, kecuali Para Pihak
menyetujui sebaliknya atau, jika tidak ada kesepakatan, Majelis Arbitrase
memutuskan sebaliknya:
(a) salinan Dokumen harus sesuai dengan aslinya dan, atas permohonan Majelis
Arbitrase, setiap dokumen asli harus ditunjukkan untuk pemeriksaan;
(b) Dokumen yang dimiliki suatu Pihak dalam bentuk elektronik harus diserahkan
atau dibuat dalam bentuk yang paling baik atau ekonomis yang secara wajar
dapat digunakan oleh penerima;
(c) suatu Pihak tidak diwajibkan untuk menghasilkan banyak salinan Dokumen
yang pada dasarnya identik;
(d) Dokumen yang akan dibuat sebagai tanggapan atas Permohonan
Pembuatan tidak perlu diterjemahkan; dan
(e) Dokumen dalam bahasa selain bahasa yang digunakan arbitrase yang
diserahkan ke Majelis Arbitrase harus disertai dengan terjemahan yang
ditandai sebagai demikian.
13. Setiap Dokumen yang diserahkan atau dibuat oleh suatu Pihak atau non-Pihak
dalam arbitrase dan tidak dalam domain publik harus dirahasiakan oleh Majelis
Arbitrase dan Para Pihak lainnya, dan harus digunakan hanya dalam kaitannya
dengan arbitrase. Persyaratan ini harus berlaku kecuali pada dan sejauh mana
pengungkapan mungkin diperlukan dari suatu Pihak untuk memenuhi kewajiban
hukum, melindungi atau menjalankan hak hukum, atau menegakkan atau
menggugat putusan dalam proses hukum yang bona fide di hadapan pengadilan
negara atau otoritas yudisial lainnya. Majelis Arbitrase dapat mengeluarkan
perintah untuk menetapkan ketentuan kerahasiaan ini. Persyaratan ini tidak
mengurangi semua kewajiban kerahasiaan lainnya dalam arbitrase.
14. Jika arbitrase diselenggarakan dalam isu atau fase terpisah (seperti yurisdiksi,
penentuan awal, kewajiban atau kerugian), Majelis Arbitrase dapat, setelah
berkonsultasi dengan Para Pihak, menjadwalkan pengajuan Dokumen dan
Permohonan Pembuatan secara terpisah untuk setiap isu atau fase.
(c) pendapat ahli dan kesimpulannya, termasuk uraian tentang metode, bukti,
dan bahasa yang mana Ahli Yang Ditunjuk Majelis mengantisipasi pada
pemberian kesaksian pada Sidang Pembuktian;
(e) penegasan atas keyakinannya yang sepenuhnya terhadap pendapat yang
dan
(g) Jika Laporan Ahli telah ditandatangani oleh lebih dari satu orang, atribusi dari
Pasal 7 Pemeriksaan
Tunduk pada ketentuan Pasal 9.2 dan 9.3, Majelis Arbitrase dapat, atas permintaan
suatu Pihak atau atas usul sendiri, memeriksa atau memerlukan pemeriksaan oleh
Ahli Yang Ditunjuk Majelis atau Ahli Yang Ditunjuk Pihak mengenai situs, properti,
mesin atau barang, sampel, sistem, proses atau Dokumen lainnya, yang dianggap
sesuai. Majelis Arbitrase harus, dengan berkonsultasi dengan Para Pihak,
menentukan waktu dan pengaturan untuk pemeriksaan. Para Pihak dan
perwakilannya berhak untuk menghadiri pemeriksaan tersebut.