Anda di halaman 1dari 20

LEMBAGA ARBITRASE DAN

SYARAT ARBITRASE
Evie Rachmawati Nur Ariyanti, S.H., M.H.
evie.rachmawati@yarsi.ac.id
https://www.yarsi.ac.id/

registrar@yarsi.ac.id
Menara YARSI Kavling 13 @universitasyarsi
Jl. Let. Jend. Suprapto
Cempaka Putih, Jakarta Pusat YARSI TV
DKI Jakarta, Indonesia 10510 https://www.facebook.com/universitas.yarsi.1/
REFERENSI
• Khoidin, 2017. Hukum Arbitrase Bidang Perdata,
Yogyakarta:Laksbang Pressindo

• Nugroho, Susanti Adi, 2015. Penyelesaian Sengketa Arbitrase


dan Penerapan Hukumnya, Jakarta: Prenada Media Grup

• Abdurrasyid Priyatna, 2011. Arbitrase dan Alternatif


Penyelesaian Sengketa (APS) Suatu Pengantar, Jakarta:
Fikahati Aneska

• Winarta, Frans Hendra, 2011. Hukum Penyelesaian Sengketa


Arbitrase Nasional Indonesia dan Internasional, Jakarta: Sinar
Grafika
POKOK BAHASAN
Lembaga Arbitrase

Syarat Arbitrase
PENGERTIAN LEMBAGA ARBITRASE
(Pasal 1 Angka 8 UU No. 30 Tahun 1999)

Lembaga arbitrase adalah badan yang dipilih oleh


para pihak yang bersengketa untuk memberikan
putusan mengenai sengketa tertentu; lembaga
tersebut juga dapat memberikan pendapat yang
mengikat mengenai suatu hubungan hukum
tertentu dalam hal belum timbul sengketa
KEUNGGULAN ARBITRASE

Kerahasiaan sengketa para pihak terjamin

Keterlambatan yang diakibatkan karena hal prosedural dan administratif dapat

dihindari
Dapat memilih arbiter yang berpengalaman, memiliki latar belakang yang cukup

mengenai masalah yang disengketakan, jujur dan adil


Dapat menentukan pilihan hukum untuk penyelesaian masalahnya

Dapat memilih tempat penyelenggaraan arbitrase

Putusannya mengikat para pihak


KARAKTERISTIK YURIDIS
ARBITRASE
Adanya kontroversi di antara para pihak
Kontroversi tersebut diajukan kepada Arbiter
Arbiter diajukan oleh para pihak atau ditunjuk oleh badan tertentu
Arbiter adalah pihak di luar badan peradilan umum
Dasar pengajuan sengketa ke arbitrase adalah perjanjian
Arbiter melakukan pemeriksaan perkara
Setelah memeriksa perkara, arbiter akan memberikan putusan arbitrase
tersebut dan mengikat para pihak
ARBITRASE AD HOC/VOLUNTER ARBITRASE INSTITUSIONAL

• Arbitrase yang dibentuk khusus • Arbitrase yang sifatnya tetap/permanen


JENIS-JENIS ARBITRASE

menyelesaikan/memutus perselisihan • Ciri-cirinya:


tertentu.
 lembaga ini ada sebelum/sesudah
• Ciri-cirinya:
perselisihan diputus;
 Insidental, tidak permanen/tidak
melembaga;  memiliki aturan prosedural sebagai
 jangka waktunya tertentu; pedoman bagi para pihak termasuk
 dapat mengatur sendiri pelaksanaan penentuan Arbiternya;
pemilihan arbiter, prosedur/proses  Contoh: BANI, BAPMI, BAKTI (di
beracara, petugas administratif, dll;
Indonesia), ICC di Paris, ICSID di
 penggunaan arbitrase Ad-hoc perlu
Washington, SIAC di Singapura
disebutkan dalam sebuah klausul arbitrase.

24/03/2023 Universitas YARSI 7


BADAN ARBITRASE NASIONAL
INDONESIA (BANI)

 Lembaga independen yang memberikan jasa beragam yang berhubungan


dengan arbitrase, mediasi dan bentuk-bentuk lain dari penyelesaian sengketa di
luar pengadilan. 

 Didirikan  tahun 1977 atas prakarsa tiga pakar hukum, yaitu Prof Soebekti S.H.,
Haryono Tjitrosoebono S.H. dan Prof Dr. Priyatna Abdurrasyid

 Dikelola dan diawasi oleh Dewan Pengurus dan Dewan Penasehat yang terdiri
dari tokoh-tokoh masyarakat dan sektor bisnis. 
BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA
(BANI)
 
BANI berkedudukan di Jakarta dengan perwakilan di beberapa kota besar di Indonesia termasuk
Surabaya, Bandung, Pontianak, Denpasar, Palembang, Medan dan Jambi.

BANI telah mengembangkan aturan dan tata cara sendiri, termasuk batasan waktu di mana Majelis
Arbitrase harus memberikan putusan. 

Aturan ini dipergunakan dalam arbitrase domestik dan internasional yang dilaksanakan di Indonesia. 

Pada saat ini BANI memiliki lebih dari 100 arbiter berlatar belakang berbagai profesi, 30% di
antaranya adalah asing.
TUJUAN DIDIRIKAN BANI

 Menyelenggarakan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang terjadi di


berbagai sektor perdagangan, industri dan keuangan, melalui arbitrase dan
bentuk-bentuk alternatif penyelesaian sengketa lainnya antara lain di bidang-
bidang korporasi, asuransi, lembaga keuangan, fabrikasi, hak kekayaan
intelektual, lisensi, franchise, konstruksi, pelayaran/maritim, lingkungan hidup,
penginderaan jarak jauh, dan lain-lain dalam lingkup peraturan perundang-
undangan dan kebiasaan internasional
TUJUAN DIDIRIKAN BANI

 Menyediakan jasa-jasa bagi penyelenggaraan penyelesaian sengketa melalui arbitrase


atau bentuk-bentuk alternatif penyelesaian sengketa lainnya, seperti negoisiasi, mediasi,
konsiliasi dan pemberian pendapat yang mengikat sesuai dengan Peraturan Prosedur
BANI atau peraturan prosedur lainnya yang disepakati oleh para pihak yang
berkepentingan

 Bertindak secara otonom dan independen dalam penegakan hukum dan keadilan
 
 Menyelenggarakan pengkajian dan riset serta program-program pelatihan/pendidikan
mengenai arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa.
PENGERTIAN ARBITRASE
(Pasal 1 Angka 1 UU No. 30 Tahun 1999)

Cara penyelesaian suatu sengketa


perdata di luar peradilan umum yang
didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis
oleh para pihak yang bersengketa
OBJEK SENGKETA
(Pasal 5 UU No. 30 Tahun 1999)

(1) Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di


bidang perdagangan dan hak yang menurut hukum dan peraturan
perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang
bersengketa

(2) Sengketa-sengketa yg dianggap tidak dapat diselesaikan melalui


arbitrase adalah sengketa yang menurut peraturan perundang-
undangan tidak dapat diadakan perdamaian
OBJEK SENGKETA
 Arbitrase tidak dapat diterapkan untuk masalah-masalah dalam lingkup hukum keluarga, hanya
dapat diterapkan untuk masalah-masalah perniagaan

 Adapun kegiatan dalam bidang perdagangan itu antara lain: perniagaan, perbankan, keuangan,
penanaman modal, industri dan hak milik intelektual

 Sengketa-sengketa yg dianggap tidak dapat diselesaikan melalui arbitrase adalah sengketa


yang menurut peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan perdamaian sebagaimana
diatur dalam KUH Perdata Buku III bab kedelapan belas Pasal 1851 s/d 1854
BENTUK KLAUSULA ARBITRASE

1. Pactum de compromittendo adalah suatu bentuk kesepakatan para pihak,


jika terjadi perselisihan diselesaikan melalui arbitrase (Pasal 7 UU Arbitrase)
dengan cara mencantumkan klausula arbitrase dalam perjanjian
pokok/mencantumkan secara terpisah dari perjanjian pokok (dibuat akte
tersendiri)

2. Akta kompromis adalah penunjukan arbitrase setelah terjadi


perselisihan/sengketa (Pasal 9 Ayat (1-4) UU Arbitrase)

24/03/2023 Universitas YARSI 15


KLAUSULA ARBITRASE
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal…..
(1) Pihak pertama dan pihak kedua sepakat, apabila dalam memahami dan/melaksanakan perjanjian ini
terdapat perbedaan pendapat atau perselisihan/sengketa, maka kedua belah pihak akan menyelesaikannya
secara musyawarah untuk mencapai mufakat

(2) Apabila cara musyawarah untuk mufakat telah diupayakan dengan sungguh-sungguh ternyata tidak dapat
menyelesaikan perbedaan pendapat atau sengketa yg terjadi, maka kedua belah pihak telah sepakat untuk
bersama-sama menunjuk dan memberi kuasa kepada BADAN ARBITRASE SYARI’AH NASIONAL, untuk
memberikan putusannya berdasarkan keadilan dan putusan menurut SYARI’AT ISLAM, yang dilakukan
menurut prosedur berarbitrase yang ditetapkan oleh Badan Arbitrase tersebut dan undang-undang
KLAUSULA ARBITRASE

• BANI memberi standar klausula arbitrase sbb:

"Semua sengketa yang timbul dari perjanjian ini, akan diselesaikan dan
diputus oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) menurut
peraturan-peraturan prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya
mengikat kedua belah pihak yang bersengketa,sebagai keputusan dalam
tingkat pertama dan terakhir"
Klausula Arbitrase
• Standar klausul arbitrase lembaga United Nation Comission of
International Trade Law (UNCITRAL) adalah sebagai berikut:

"Setiap sengketa, pertentangan atau tuntutan yang terjadi atau


sehubungan dengan perjanjian ini, atau wan prestasi,
pengakhiran atau sah tidaknya perjanjian akan diselesaikan
melalui arbitrase sesuai dengan aturan-aturan UNCITRAL.”
BERLAKUNYA ARBITRASE
• Proses jalannya penyelesaian sengketa melalu arbitrase dimulai dengan surat
pemberitahuan oleh Pemohon kepada Termohon bahwa syarat arbitrase yang
diadakan oleh Pemohon atau Termohon berlaku (Baca Pasal 8 Ayat (1) UU
Arbitrase)

• Surat pemberitahuan untuk mengadakan arbitrase harus memuat dengan jelas


sesuai yang ditentukan Pasal 8 Ayat (2) UU Arbitrase

24/03/2023 Universitas YARSI 19


Menara YARSI Kav. 13 https://www.yarsi.ac.id/
Jl. Let. Jend. Suprapto registrar@yarsi.ac.id
Cempaka Putih, Jakarta Pusat
@universitasyarsi
DKI Jakarta. Indonesia 10510
YARSI TV

https://www.facebook.com/universitas.yarsi.1/

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai