Anda di halaman 1dari 10

PENYELESAIAN‫َّر‬

‫ِن ٱل ِح يِم‬
‫َٰم‬ ‫ْح‬ ‫َّر‬
‫َّٰل‬
‫ِبْس ِم ٱل ِه ٱل‬ April 04, 2023

SENGKETA BISNIS
PENYELESAIAN SENGKETA
BISNIS MELALUI ARBITRASE
Arbitrase dan ADR
KEL. 6

ELALUI ARBITRAS
Pengertian, Dasar Hukum, Doktrin-doktrin Arbitrase, Jenis Arbitrase

PAGE 01
KELOMPOK 6
Alvina Damayanti 11200490000048

Rafly Putra Yuwandika 11200490000075

Siti Muawiyah 11200490000080

Agus Syarwandi Nur 11200490000089

Muhammad Fiqri 11200490000129

PAGE 02
PENGERTIAN ARBITRASE
Kata arbitrase berasal dari kata arbitrare (latin), arbitrage (belanda),
arbitration (inggris), yang berarti kekuasaan untuk menyelesaikan
sesuatu menurut kebijaksanaan atau damai oleh arbiter atau wasit

Menurut undang-undang nomor 30 tahun 1999 tentang


arbitarse dan alternatif penyelesaian sengketa umum pasal 1
angka 1, arbitarse adalah “cara penyelesaian suatu sengketa perdata
di luar peradilan umum yang di dasarkan pada perjanjian arbitrase
yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.”

1
R. Subekti, kumpulan karangan hukum perakitan, Arbitrase, dan peradilan, Alumni, (Bandung: 1980), hlm.1.
2
Pasal 1 Undang-undang Nomor 30 Tahun 1199 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa PAGE 03
DASAR HUKUM Arbitrase

Beberapa serangkaian peraturan perundangan yang


menjadi dasar yuridis arbitrase di Indonesia adalah:

Pasal 377 HIR/Pasal UU No. 30 Tahun 1999

SAR
705 RBg

DAS
Pasal 615 - 651 Rv. UU No. 1 Tahun 1950

UU No. 14 Tahun
1970 Pasal 3 ayat [1]

KUM3
ketentuan mengenai arbitrasse sebagaimana dimaksud dalam Pasal 615 s/d
651 RV, Pasal 377 HIR, dan Pasal 705 RBG, dinyatakan tidak berlaku lagi.
Dengan demikian ketentuan hukum acara dari lembaga arbitrase saat ini telah
mempergunakan ketentuan yang terdapat dalam UU No. 30 Tahun 1999

Ny. S.U.T. Girsang, SH, Arbitrase, Mahkamah Agung RI, hlm.1.


HUK PAGE 04
DOKTRIN ARBITRASE
2 Doktrin Internasionalitas

Doktrin Universalitas

Doktrin Globalitas

DOKTRIN-DOKTRIN SUB TOPIC Doktrin Trans-Nasionalitas

Doktrin Kewenangan

SUB TOPIC
Note :
Priyatna Abdurrasyid mengemukakan lima
doktrin yang melekat pada mekanisme
penyelesaian sengketa melalui arbitrase Doktrin Harmonisasi

4
Muhammad Arifin, Doktoral Disertasi: Prinsip Arbitrase Berbasis Syariah Dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah, PAGE 05
(Medan: Universitas Sumatera Utara, 2014).
JENIS-JENIS
ARBITRASE
Arbitrase Arbitrase melalui
Sementara badan permanen
(Ad-Hoc) (Institusional)

PAGE 06
5
Gatot Soemartono. Arbitrase dan Mediasi di Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006). h.86.
ARBITRASE INSTITUSIONAL
Lembaga atau badan arbitrase yang sifatnya permanen, berdiri untuk
selamanya, tidak bubar meskipun perselisihan telah diputus atau selesai.

Arbitrase institusi adalah suatu lembaga permanense hingga disebut “permanent arbitral body”,
yang dikelola oleh berbagai badan arbitrase berdasarkan aturan-aturan yang mereka tentukan
sendiri. Saat ini dikenal berbagai aturan arbitrase yang dikeluarkan oleh badan-badan arbitrase
seperti Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), atau yang internasional seperti The Rules of
Arbitration dari The International Chamber of Commerce (ICC) di Paris, The Arbitration Rules dari
The International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID) di Washington. Badan-badan
tersebut mempunyai peraturan dan sistem arbitrase sendiri-sendiri

PAGE 07
5
Gatot Soemartono. Arbitrase dan Mediasi di Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), hal 27.
ARBITRASE AD-HOC
Arbitrase yang dibentuk khusus untuk menyelesaikan perselisihan atau memutuskan
perselisihan tertentu dan jangka waktunya tertentu sampai sengketa itu diselesaikan.

Arbitrase Ad-hoc dilaksanakan berdasarkan aturan-aturan yang sengaja dibentuk untuk tujuan
arbitrase, misalnya UU No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
atau UNCITRAL Arbitarion Rules. Pada umumnya arbitrase ad-hoc ditentukan berdasarkan
perjanjian yang menyebutkan penunjukan majelis arbitrase serta prosedur pelaksanaan yang
disepakati oleh para pihak. Penggunaan arbitrase Ad-hoc perlu disebutkan dalam sebuah klausul
arbitrase

PAGE 08
6
Gatot Soemartono. Arbitrase dan Mediasi di Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006), hal 27.
TERIMA
KASIH SUDAH MENYIMAK
PERSENTASI KAMI

PEMBAHASAN
Pengertian, Dasar Hukum, Doktrin-doktrin Arbitrase, Jenis Arbitrase

PAGE 09
YUK BERTANYA YUK

YUK BISA YUK :)

PAGE 10

Anda mungkin juga menyukai