Rafi.M.Kemal
Akmal Muhammad Firdaus
Ahmad Tirta Wiguna
Tri Eka Saputri
Rismala
IJMA
Pengertian Ijma’
Ijma’ secara bahasa berarti bertekad bulat (ber ‘azam) untuk melaksanakan sesuatu juga berarti
bersepakat atas sesuatu. Ijma’ menurut istilah ahli Ushul Fiqih adalah kesepakatan atas hukum suatu
peristiwa dan bahwa hukum tersebut merupakan hukum syara.
Maka Ijma’ didefinisikan sebagai kesepakatan bulat mujtahid muslim dari suatu periode setelah
wafatnya nabi Muhammad SAW tentang suatu masalah hukum Islam. Menurut defenisi ini, rujukan
kepada Mujtahid menyampingkan kesepakatan orang-orang awam dari lingkup Ijma’. Demikian
halnya, dengan merujuk kepada mujtahid suatu periode, berarti periode dimana ada sejumlah mujtahid
pada waktu terjadinya suatu peristiwa. Oleh karena itu, tidak diperhitungkan sebagai Ijma’ apabila
seorang mujtahid atau sejumlah mujtahid baru muncul setelah terjadinya suatu peristiwa.
Jadi Ijma’ hanya dapat terjadi setelah wafatnya nabi, karena selama masih hidup, nabi sendirilah yang
memegang otoritas tertinggi atas syari’ah. Sehingga kesepakatan atau ketidak kesepakatan orang lain
tidak mempengaruhi otoritasnya.
Dasar Hukum Ijma'
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ijma’ adalah suatu dalil syara’ yang
memiliki tingkat kekuatan argumentatif di bawah dalil-dalil nas (Al Quran dan hadits). Ia merupakan dalil pertama
setelah Al Quran dan hadits. Yang dapat dijadikan pedoman dalam menggali hukum-hukum syara’.
Pada masa Rasulullah masih hidup, tidak pernah dikatakan ijma’ dalam menetapkan suatu hukum, karena segala
permasalahan dikembalikan kepada beliau, apabila ada hal-hal yang belum jelas atau belaum diketahui hukumnya.
Dan dari ijma’ itu sendiri terdapat beberapa macam. Diantaranya: ijma’ sharih, ijma’ sukuti. Dari dua versi itu lahirlah
perbedaan-perbedaan dalam pandangan ulama’ mengenai ijma’ itu sendiri.
Banyak sekali contoh-contoh dari ijma’, diantaranya yaitu :
1. Upaya pembukuan Al-Qur’an yang dilakukan pada masa khalifah Abu Bakar as Shiddiq r.a.
2. Para ulama sepakat bahwa zakat fitrah adalah wajib.
3. Ulama sepakat tentang kewajiban shalat lima waktu sehari semalam dan semua rukun Islam, dll.