PENGERTIAN ARBITRASE
Secara Etimologi :
Suatu proses yang mudah dan simpel yang dipilih oleh para piahak secara
sukarela yang ingin perkaranya diputus oleh juru pisah yang netral sesuai
dengan pilihan mereka dimana keputusan berdasarkan dalil-dalil dalam
perkara tersebut secara final dan mengikat. - Frank Elkoury dan Edna
Elkoury
Pengertian
Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa di luar peradilan umum yang berdasarkan pada
perjanjian arbitrase secara tertulis oleh para para pihak yang bersengketa.
Dari definisi tersebut, ada 3 hal yang dapat dikemukakan dari definisi yang diberikan :
A. Arbitrase merupakan salah satu bentuk perjanjian
B. Perjanjian arbitrase harus dibuat dalam bentuk tertulis
C. Perjanjian arbitrase tersebut merupakan perjanjian untuk menyelesaikan sengketa yang
dilaksanakan di luar pengadilan umum.
RUANG LINGKUP MENURUT
UU NO. 30 TAHUN 1999 Pasal 66 huruf b UU No. 30/1999,
disebutkan yang dimaksud dengan
ruang lingkup hukum perdagangan
Sengketa yang dapat diselesaikan melalui adalah kegiatan-kegiatan antara lain
arbitrase hanya sengketa di bidang bidang :
perdagangan dan mengenai hak yang
menurut hukum dan peraturan perundang- a. Perniagaan
undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak b. Perbankan
yang bersengketa
c. Keuangan
d. penanaman modal industri
e. hak kekayaan intelektual.
SEJARAH
ARBITRASE
Arbitrase di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
sejarah arbitrase di negeri Belanda
11
c. Pasal 615 s/d 651 RV
Peraturan mengenai arbitrase dalam RV tercantum dalam Buku ke Tiga Bab Pertama
Pasal 615 s/d 651 RV, yang meliputi :
1) Persetujuan arbitrase dan pengangkatan para arbiter (Pasal 615 s/d 623 RV)
2) Pemeriksaan di muka arbitrase (Pasal 631 s/d 674 RV)
3) Putusan Arbitrase (Pasal 631 s/d 674 RV)
4) Upaya-upaya terhadap putusan arbitrase (Pasal 641 s/d 674 RV)
5) Berakhirnya acara arbitrase (Pasal 648-651 RV)
12
e. Pasal 80 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
Memberlakukan UU No. 1/1950 tentang Susunan Kekuasaan dan Jalan Pengadilan
Mahkamah Agung Indonesia. UU No. 1/1950 menunjuk Mahkamah Agung sebagai
pengadilan yang memutus dalam tingkat yang kedua atas putusan arbitrase mengenai
sengketa yang melibatkan sejumlah uang lebih dari Rp. 25.000,- (Pasal 15 Jo. Pasal 108
UU No. 1/1950)
f. Pasal 22 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing
● Dalam hal ini Pasal 22 ayat (2) UU No. 1/1967 menyatakan: “Jikalau di antara kedua
belah pihak tercapai persetujuan mengenai jumlah, macam,dan cara pembayaran
kompensasi tersebut, maka akan diadakan arbitrase yang putusannya mengikat
kedua belah pihak”.
● Pasal 22 ayat (3) UU No. 1/1967 : “Badan arbitrase terdiri atas tiga orang yang
dipilih oleh pemerintah dan pemilik modal masing-masing satu orang, dan orang
ketiga sebagai ketuanya dipilih bersama-sama oleh pemerintah dan pemilik modal”.
13
g. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1968 tentang Penyelesaian
Perselisihan Antara Negara Dan Warganegara Asing Mengenai
Penanaman Modal
Dengan undang-undang ini, dinyatakan bahwa pemerintah mempunyai wewenang
untuk memberikan persetujuan agar suatu perselisihan mengenai penanaman modal
asing diputus oleh International Centre for the Settlement of Investment Disputes
(ICSID) yang ada di Wasington.
14
i. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1990 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Putusan Arbitrase Asing
Dengan disahkannya Konvensi New York dengan Kepres No. 34/1981, Mahkamah Agung
mengeluarkan PERMA No. 1/1990 tentang Tata Cara Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing,
yang berlaku sejak tanggal di keluarkan, yakni: 1 Maret 1990
15
Perkembangan Arbitrase di
Indonesia
Secara Nasional, Arbitrase di Indonesia
berkembang sejak tahun 1977 dengan
dibentuknya Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI).
Hingga saat ini BANI merupakan arbitrase dalam bentuk lembaga (institusional)
yang tertua di Indonesia.
Pada waktu itu ada tiga badan arbitrase tetap yang dibentuk oleh
Pemerintah Belanda, yaitu :
a. Badan arbitrase bagi badan ekspor hasil bumi Indonesia
b. Badan arbitrase tentang kebakaran
c. Badan arbitrase bagi asuransi kecelakaan
18
TERIMA KASIH