Anda di halaman 1dari 16

Avritha Zilfiantri (110110110401) Axelsyah Reza (110110110422) Johannes Julo Panjaitan (110110110383) Eriena Addieni Haryono (110110110438) Monica

Sonya Ginanti (110110110442) Sofiany Leoni Christina (110110110447)

May accept or reject the proposed settlement (negotiation, mediation, inquiry and conciliation)

Legal Means

International Dispute Settlement

Diplomatic Means

binding decision ( Arbitration and judicial settlement)

1. Arbitrase dengan mendirikan Komisi Arbitrase ini dilakukan dengan mendirikan komisi yang berisikan arbiterarbiter dalam jumlah yang sama. Para arbiter tersebut ditunjuk oleh pihak yang bersengketa. 2. Arbitrase dengan melibatkan Kepala Negara atau Pemerintah Arbitrase ini dilakukan dengan cara mengajukan suatu sengketa kepada Kepala Negara atau Pemerintah guna meminta keputusan. Contohnya adalah mengajukan suatu sengketa kepada Paus di Vatican. 3. Arbitrase dengan melibatkan Raja atau Ratu yang berkuasa Arbitrase ini sudah jarang dilaksanakan. Namun, contohnya dapat dilihat pada tindakan Her Majesty The Queen pada tahun 1902, yang menggantikan King Edward VII, sebagai arbiter dalam sengketa antara Chili dan Argentina.

4. Arbitrase dengan menunjuk satu orang (arbiter tunggal) Arbitrase ini dilakukan dengan cara menunjuk seseorang yang memiliki kualitas yang baik untuk menjadi arbiter dalam sengketa tersebut. Biasanya arbiter yang ditunjuk adalah seorang ahli hukum, namun dapat juga dimungkinkan berprofesi lain. Contohnya adalah dalam sengketa Rainbow Warrior antara Perancis dan Selandia Baru, yang menunjuk Sekretaris Jenderal PBB sebagai arbiter. 5. Arbitrase dengan bentuk pengadilan Arbitrase ini dilakukan dengan cara mengadili, yang dilakukan oleh beberapa orang dengan jumlah yang tidak merata, umumnya tiga atau lima orang. Arbitrase dalam bentuk ini pertama kali digunakan dalam kasus Alabama Claims.

The Selection of Arbitrators


Pemilihan Arbitrator
Based on negotiations between the parties Arbitrator dipilih dan ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak Jumlahnya bervariasi , umumnya lebih dari satu orang National arbitrator and Neutral Member The Iran United States Claim Tribunal Arbitration treaties often provide that in the event of disagreement the neutral members may be appointed by the President of the International Court or by some other disinterested party The United Nations Model

Term of Reference
Konvensi Den Haag 1899 dan 1907 memuat kerangka prosedural/aturan beracara dalam persidangan arbritase yang dapat diikuti para pihak
Pada dasarnya, hukum acara yang akan diberlakukan sepenuhnya bergantung pada kesepakatan para pihak yang dituangkan dalam perjanjian. Ex: hukum apa yang diberlakukan, bahasa yang digunakan dll.

Prinsip Putusan Berdasarkan Hukum (Ex Aequa Et Bono) Putusan arbitrase dijatuhkan berdasarkan ketentuan hukum atau berdasarkan kepatutan dan keadilan

PRINSIP DISSENTING OPINIONS DALAM PUTUSAN ARBITRASE Putusan arbitrase dapat dijatuhkan oleh majelis arbitrase berdasarkan suara bulat atau berdasarkan pemungutan suara Dalam putusan arbitrase memuat juga pendapat tiaptiap arbitrator dalam hal terdapat perbedaan pendapat Prinsip dissenting opinions mengandung makna tentang adanya transparansi dalam dinamika proses penjatuhan putusan arbitrase

Effect of Awards
Akibat dari putusan
Putusan arbitrase bersifat mengikat, tetapi belum

tentu final Terbuka kepada para pihak untuk mengambil proses lebih lanjut untuk menafsirkan, merevisi, memperbaiki, banding atau membatalkan keputusan

Private International Arbitration


Arbitrasi Internasional Komersial
Para pihak yang terlibat adalah orang perseorangan

atau badan hukum The International Centre for the Settlement of Investment Disputes (ICSID) dibuat untuk menyelesaikan sengketa antara pihak privat dan negara .

The Utility of Arbitration Manfaat Arbitrase


Para pihak mendapatkan keputusan penyelesaian

sengketa dari pihak ketiga yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan bersama

Dapat digunakan untuk menghasilkan solusi atas suatu masalah tertentu dan pada setiap dasar kesepakatan Dalam pengadilan arbitrase, subyek sengketa dan kriteria keputusan ditetapkan oleh para pihak, itu dapat digunakan untuk menghasilkan solusi untuk masalah yang dipilih dan dasar pada setiap kesepakatan. Keputusannya bersifat mengikat

Permanent Court of Arbitration(PCA)


Sejarah Dasar hukum dan Keanggotaan

Struktur
Layanan Arbitrase

Permanent Court of Arbitration

Sejarah
PCA didirikan oleh Konvensi Penyelesaian Sengketa Internasional Pasifik, yang

disimpulkan dari

Konferensi Perdamaian Den Haag I tahun 1899. Konferensi ini

diselenggarakan atas inisiatif Tsar Nicolas II dari Rusia Dengan tujuan mencari cara

yang paling obyektif untuk memastikan kepada semua orang manfaat dari perdamaian
yang nyata dan abadi , dan di atas semua, membatasi kemajuan perkembangan persenjataan yang ada. Isi dari Konvensi Penyelesaian Sengketa Internasional Pasifik tahun 1899 kemudian direvisi kembali melalui Konferensi Perdamaian Den Haag II

tahun 1907.

PCA merupakan mekanisme global pertama untuk penyelesaian sengketa antar negara.

Permanent Court of Arbitration


Dasar hukum dan Keanggotaan
Convention for the pacific settlement of international disputes of 29 july

1899 Convention for the pacific settlement of international disputes of 18 October 1907. Saat ini,PCA terdiri atas 115 negara anggota. Contohnya: Australia, Bulgaria, Cuba, Denmark, Ethiopia, dll. Syarat untuk menjadi anggota PCA adalah dengan meratifikasi salah satu Konvensi di atas atau keduanya.

Permanent Court of Arbitration


Struktur
Administrative Council

Members of the Court

Secretary General

Permanent Court of Arbitration

Layanan Arbitrase
PCA melayani arbitrase, konsiliasi dan pencarian fakta dalam sengketa

yang melibatkan beragam negara, pihak swasta, badan negara, dan organisasi antar pemerintah. Arbitrase komersial internasional juga dapat dilakukan di bawah naungan PCA. Dua bahasa yang dapat digunakan dalam proses arbitrase di PCA adalah bahasa Inggris dan Perancis. Namun, dapat pula dilakukan dalam bahasa yang disepakati oleh para pihak.

PCA menawarkan fasilitas hearing di Peace Palace dan pelayanan administrasi tambahan untuk proses pengadilan ad-hoc atau di bawah naungan lembaga lain .

Anda mungkin juga menyukai