Anda di halaman 1dari 16

BAB II

HASIL PELAKSANAAN PENDAMPINGAN

A. Nama Kegiatan

● Pilar 3
1. Pelatihan Antropometri dan Kartu Menuju Sehat : “BAKAR WESI”
(Bersama Kader Wujudkan Generasi Sehat)
2. Penyuluhan Ibu Hamil : “SI CENTIL” (Aksi Cegah Stunting Sejak Hamil)
3. Edukasi Ibu Menyusui : “Cantik Dilain Zisi” (Cegah Stunting Sejak dini
Melalui Pemenuhi Gizi Busui)
4. Penyuluhan Ibu Baduta : “ICIP GENTING” (Ibu Cerdas Ciptakan
Generasi Bebas Stunting)
5. Pendampingan Balita Stunting : “PENANTING” (Pendampingan Anak
Stunting)
6. Penyuluhan Sanitasi Hygine : “SI JAHAT” (Sosialisasi Jamban Sehat)
7. Lomba Sanitasi Hygine : “LO JAHAT” (Lomba Jamban Sehat)
8. Kampanye Anti Stunting : Tiktok

B. Output Kegiatan

● Pilar 3
1. Pelatihan Antropometri dan Kartu Menuju Sehat : “BAKAR WESI”
(Bersama Kader Wujudkan Generasi Sehat)
a. Ibu kader melakukan pengukuran antropometri dengan benar dan
tepat.
b. Ibu kader mengetahui cara pengisian Kartu Menuju Sehat dengan
tepat.
2. Penyuluhan Ibu Hamil : “SI CENTIL” (Aksi Cegah Stunting Sejak Hamil)
a. Ibu hamil mengetahui definisi, faktor penyebab dan dampak stunting
pada anak.
b. Ibu hamil memahami keterkaitan stunting dengan masa kehamilan.
c. Ibu hamil mengetahui asupan gizi apa saja yang diperlukan pada masa
kehamilan.
3. Edukasi Ibu Menyusui : “Cantik Dilain Zisi” (Cegah Stunting Sejak dini
Melalui Pemenuhi Gizi Busui)
a. Ibu menyusui mengetahui pentingnya ASI eksklusif dan
manfaatnya
b. Ibu menyusui dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi
ketika masa menyusui.
c. Ibu menyusui mengetahui pentingnya keberagaman makanan saat
menyusui agar asupan gizi pada ASI terpenuhi.
4. Penyuluhan Ibu Baduta : “ICIP GENTING” (Ibu Cerdas Ciptakan
Generasi Bebas Stunting)
a. Ibu baduta mengetahui definisi, faktor penyebab dan dampak
stunting pada anak.
b. Ibu baduta mengetahui asupan gizi apa saja yang dibutuhkan anak.
c. Ibu baduta mengetahui tekstur MP-ASI sesuai umur anak.
5. Pendampingan Balita Stunting : “PENANTING” (Pendampingan Anak
Stunting)
a. Ibu balita stunting mengetahui definisi, faktor penyebab dan
dampak stunting pada anak.
b. Ibu balita stunting mengetahui pola asuh dan pola makan yang
tepat pada anak sesuai umur.
c. Ibu balita stunting dapat memecahkan masalah yang menjadi
penyebab anak stunting.
6. Penyuluhan Sanitasi Hygine : “SI JAHAT” (Sosialisasi Jamban Sehat)
a. Ibu kader mengetahui definisi dan karakteristik jamban sehat.
b. Ibu kader mengetahui dampak negatif perilaku buang air besar di
sembarang tempat.
7. Lomba Sanitasi Hygine : “LO JAHAT” (Lomba Jamban Sehat)
a. Ibu yang memiliki balita berlomba- lomba untuk mengikuti lomba
jamban sehat sesuai dengan arahan ibu kader mengenai jamban
sehat.
8. Kampanye Anti Stunting : Tiktok
a. Video yang diikutsertakan pada lomba yang diadakan BKKBN
terkait cara mencegah stunting sejak remaja.

C. Waktu Pelaksanaan Kegiatan

● Pilar 3
1. Pelatihan Antropometri dan Kartu Menuju Sehat : “BAKAR WESI”
(Bersama Kader Wujudkan Generasi Sehat).
a. Waktu : 23 September 2022
b. Tempat : Balai Rumah Pak Lurah Desa Puhkerep
2. Penyuluhan Ibu Hamil : “SI CENTIL” (Aksi Cegah Stunting Sejak
Hamil).
a. Waktu : 28 Oktober 2022
b. Tempat : POLINDES Desa Puhkerep
3. Edukasi Ibu Menyusui : “Cantik Dilain Zisi” (Cegah Stunting Sejak dini
Melalui Pemenuhi Gizi Busui).
a. Waktu : 27 Oktober 2022
b. Tempat : Posyandu Puhkerep 1
4. Penyuluhan Ibu Baduta : “ICIP GENTING” (Ibu Cerdas Ciptakan
Generasi Bebas Stunting).
a. Waktu : 29 Oktober 2022
b. Tempat : POLINDES desa Puhkerep
5. Pendampingan Balita Stunting : “PENANTING” (Pendampingan Anak
Stunting).
a. Waktu : 12 - 15 Oktober 2022
b. Tempat : Rumah balita stunting
6. Penyuluhan Sanitasi Hygine : “SI JAHAT” (Sosialisasi Jamban Sehat).
a. Waktu : 22 September 2022
b. Tempat : Balai Rumah Pak Lurah Desa Puhkerep
7. Lomba Sanitasi Hygine : “LO JAHAT” (Lomba Jamban Sehat).
a. Waktu:
Pengumuman pengadaan lomba : 6-10 Oktober 2022
Penilaian lomba : 17-26 Oktober 2022
b. Tempat : Posyandu dan Rumah ibu balita yang mengikuti lomba.
8. Kampanye Anti Stunting : Tiktok.
a. Waktu : 22 Oktober 202
b. Tempat : Dusun tinampuh

D. Progress Pencapaian Output

● Pilar 3
1. Pelatihan Antropometri dan Kartu Menuju Sehat : “BAKAR WESI”
(Bersama Kader Wujudkan Generasi Sehat)

Progres : Program pelatihan antropometri dan kartu menuju sehat telah


dilaksanakan pada tanggal 23 september 2022 bertempat di balai rumah
pak lurah, kegiatan berjalan lancar dan diikuti 30 orang kader posyandu
dengan output pemahaman kader meningkat.

2. Penyuluhan Ibu Hamil : “SI CENTIL” (Aksi Cegah Stunting Sejak Hamil)

Progres : Program penyuluhan ibu hamil telah dilaksanakanpada tanggal


28 oktober 2022 bertempat di polindes desa puhkerep, kegiatan ini
berjalan lancar dan diikuti 15 orang ibu hamil desa puhkerep. Setelah
diadakan penyuluhan ibu hamil dilanjutkan dengan senam ibu hamil yang
berfungsi untuk mempermudah proses kelahiran dan mengahsilkan output
pengetahuan ibu hamil bertambah.

3. Edukasi Ibu Menyusui : “Cantik Dilain Zisi” (Cegah Stunting Sejak dini
Melalui Pemenuhi Gizi Busui)

Progres : Program penyuluhan ibu menyusui telah dilaksanakan 27 oktober


2022 yang bertempat di posyandu puhkerep 1 dan diikuti oleh 20 orang ibu
yang memiliki balita yang berusia 0-2 tahun, kegiatan ini berjalan dengan
lancar dan memiliki output pengetahuan ibu menyusui bertambah.

4. Penyuluhan Ibu Baduta : “ICIP GENTING” (Ibu Cerdas Ciptakan


Generasi Bebas Stunting)
Progres : Program penyuluhan ibu baduta telah dilaksanakan pada 29
oktober 2022 yang bertempat di polindes desa puhkerep dan diikuti 23
orang. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memiliki output
bertambahnya pengetahuan ibu baduta.

5. Pendampingan Balita Stunting : “PENANTING” (Pendampingan Anak


Stunting)

Progres : Program pendampingan balita stunting berjalan dengan lancar,


kegiatan ini dilakukan dengan cara door to door pada tanggal 12 - 15
oktober 2022 yang bertempat di rumah yang memiliki balita stunting.
Kegiatan pendampingan ini akan terus dilakukan pada bulan november
dan desember.

6. Penyuluhan Sanitasi Hygine : “SI JAHAT” (Sosialisasi Jamban Sehat)

Progres : Program penyuluhan sanitasi hygine telah dilaksanakan pada 22


September 2022 yang bertempat di balai rumah pak lurah dan diikuti 30
orang ibu kader. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memiliki output
bertambahnya pengetahuan yang dimiliki oleh kader. Setelah itu kader
akan mensosialisasikan kepada masyarakat sekitar dan memilih peserta
yang diikutsertakan lomba jamban sehat.

7. Lomba Sanitasi Hygine : “LO JAHAT” (Lomba Jamban Sehat)

Progres : Program Lomba sanitasi hygine sudah berjalan 80% mulai dari
pengumuman pengadaan lomba pada tanggal 6 - 10 oktober 2022 yang
bertempat di posyandu, lalu dilanjutkan dengan penilaian lomba jamban
sehat pada tanggal 17 - 26 oktober 2022 yang bertempat di rumah ibu
balita yang mengikuti lomba dan rencana pengumuman lomba jamban
sehat akan dilakukan pada tanggal 6-10 november 2022.

8. Kampanye Anti Stunting : Tiktok

Progres : Program kampanye anti stunting dilaksanakan pada 22 oktober di


desa tinampuh, kegiatan berjalan dengan lancar dan menghasilkan output
video yang diikutsertakan lomba yang diadakan oleh BKKBN.
E. Dokumentasi

● Pilar 3
1. Pelatihan Antropometri dan Kartu Menuju Sehat : “BAKAR WESI”
(Bersama Kader Wujudkan Generasi Sehat)

2. Penyuluhan Ibu Hamil : “SI CENTIL” (Aksi Cegah Stunting Sejak


Hamil)

3. Edukasi Ibu Menyusui : “Cantik Dilain Zisi” (Cegah Stunting Sejak


dini Melalui Pemenuhi Gizi Busui)
4. Penyuluhan Ibu Baduta : “ICIP GENTING” (Ibu Cerdas Ciptakan
Generasi Bebas Stunting)

5. Pendampingan Balita Stunting : “PENANTING” (Pendampingan Anak


Stunting)

\
6. Penyuluhan Sanitasi Hygine : “SI JAHAT” (Sosialisasi Jamban Sehat)

7. Lomba Sanitasi Hygine : “LO JAHAT” (Lomba Jamban Sehat)


8. Kampanye Anti Stunting : Tiktok
BAB III
TEMUAN PENTING DAN REKOMENDASI

A. Uraian Temuan Penting


Temuan penting yang didapatkan dari desa Puhkerep dalam hal penurunan stunting
desa emas Puhkereo khususnya dalam ranah kesehatan dan angka kesejahteraan
warga yaitu:
1. Kondisi Perekonomian Masyarakat Desa
Data profil desa Puhkerep menunjukkan bahwa jumlah penduduk pada tahun 2021
yakni 5.245 orang yang terdiri dari 2.586 laki-laki dan 2.659 perempuan.
Sebanyak 1.351 penduduk usia 18-56 tahun masih sekolah dan tidak bekerja, 1001
penduduk usia 18-56 tahun menjadi ibu rumah tangga, 1182  penduduk usia 18-56
tahun bekerja penuh, 215 penduduk usia 18-56 tahun bekerja tidak tentu, 5
penduduk usia 18-56 tahun menderita cacat dan tidak bekerja, serta 1 penduduk
usia 18-56 tahun menderita cacat dan bekerja. Terkait kesejahteraan keluarga,
sebanyak 52% keluarga termasuk ke dalam keluarga prasejahtera, 21% termasuk
ke dalam keluarga sejahtera 1, 18% termasuk ke dalam keluarga sejahtera 2, 7%
termasuk ke dalam keluarga sejahtera 3, dan 2% termasuk ke dalam keluarga
sejahtera 3 plus. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas keluarga di desa Puhkerep
termasuk ke dalam keluarga prasejahtera dimana keluarga tersebut tidak
memenuhi salah satu dari 6 indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator
“kebutuhan dasar keluarga”(basic needs).
2. Kurangnya Media Informasi di Desa dan Pengembangan Sistem Informasi Riset
Pada desa Puhkerep, terbilang cukup sulit dalam akses informasi yang tepat dan
akurat. Hal ini dikarenakan terdapat dusun yang letaknya lumayan jauh dari balai
desa dan data serta informasi di website kurang memadai.
3. Kurangnya Pengetahuan dan Praktik Ibu Terkait MPASI
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada saat pendampingan, diketahui
bahwa masih banyak ibu yang kurang tepat dalam praktiknya untuk memberikan
makanan pendamping bagi anak. Banyak ibu yang beranggapan bahwa anak mau
makan saja sudah cukup. Mayoritas ibu mengeluhkan bahwa porsi makan anak
sangat sedikit yaitu hanya hitungan sendok. Banyak anak yang memilih-milih
makanan dan melakukan Gerakan Tutup Mulut (GTM). Hal ini sangat perlu
perhatian karena akan berimbas pada kebiasaan makan anak di periode-periode
selanjutnya.
4. Minimnya Kesadaran Masyarakat Akan Lingkungan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, banyak sampah-sampah yang
berserakan di tanah-tanah kosong. Hasil FGD dengan Ibu Lurah yang merupakan
ketua PKK, pihak desa sudah menyediakan tim untuk pengangkutan sampah
dengan biaya sebesar Rp 15.000,- akan tetapi masyarakat lebih memilih untuk
membakar sampahnya di halaman rumah. Hal ini dikhawatiran dapat berakibat
fatal pada lingkungan.
5. Penggunaan Jumbleng dan Belum Terpenuhinya Syarat Jamban Sehat
Berdasarkan keterangan dari PJ stunting dan bidan desa, terdapat bantuan di setiap
tahunnya bagi warga yang belum memiliki jamban. Akan tetapi, masih terdapat
warga yang masih menggunakan jumbleng untung pembuangan hajat. Bagi warga
yang sudah memiliki jamban, masih banyak jamban yang belum memenuhi syarat
jamban sehat. Berdasarkan informasi yang didapat dari kader yang berada di
dusun yang letaknya jauh dari balai desa, banyak yang tempat pembuangan akhir
dari jamban yaitu di sungai yang berada di belakang rumah. Hal ini tentunya
menjadi perhatian khusus dikarenakan tinja yang dialirkan dapat mencemari
sungai dan membawa dampak buruk bagi masyarakat sekitar.
6. Pengalokasian Dana Anggaran Desa untuk Percepatan Penurunan Stunting
Berdasarkan hasil dari kegiatan Forum Group Discussion (FGD) dapat diketahui
bahwa terdapat alokasi dana desa untuk mendukung percepatan penurunan
stunting di desa Puhkerep yakni sebesar 21.240.000 yang digunakan untuk
pemberian makanan tambahan, vitamin, dan susu formula bagi anak stunting, gizi
kurang, serta gizi buruk.
7. Tidak Adanya Intervensi bagi Anak Stunting di Atas Usia 2 Tahun

Walaupun terdapat anggaran desa untuk percepatan penurunan stunting di desa


Puhkerep, nyatanya anggaran desa tersebut hanya diperuntukkan bagi anak di
bawah usia 2 tahun. Berdasarkan keterangan dari bidan desa dan PJ stunting, bagi
anak stunting di atas usia 2 tahun tidak ada penanganan khusus dari desa. Anak
stunting di atas usia 2 tahun ini hanya di data dan diberikan PMT seperti balita
lainnya saat posyandu. Hal ini perlu diperhatikan karena penanganan stunting
tidak hanyak bagi baduta saja tetapi juga bagi balita.
8. Tidak Tersedianya Layanan Terpadu Pra-Nikah

Berdasarkan hasil observasi selama kunjungan rumah bersama Tim Pendamping


Keluarga (TPK), diketahui bahwa tidak adanya pemberian suplementasi MMN
ataupun pemberian tablet tambah darah bagi catin. Berdasarkan keterangan dari
catin wanita, beliau tidak mendapatkan arahan untuk mengunjungi ahli gizi di
puskesmas dan tidak mendapat konseling terkait kesehatan reproduksi dari pihak
puskesmas. Berdasarkan keterangan dari bidan desa, beliau menyatakan bahwa
tidak mengetahui terkait suplementasi MMN sehingga diperlukan adanya
sosialisasi ataupun pelatihan bagi petugas kesehatan terkait Layanan Terpadu Pra-
Nikah agar catin mendapatkan layanan yang baik dan tepat.

B. Rekomendasi Program
Adapun beberapa rekomendasi kegiatan dalam KKNT 8 Puhkerep guna
melaksanakan tujuan program penurunan kejadian stunting antara lain:
1. Pembentukan dan pendampingan Rumah Dataku
Melalui pembentukan Rumah Dataku, masyarakat dapat melakukan kegiatan
berkumpul untuk melakukan verifikasi, analisis, penyajian dan pemanfaatan data,
serta informasi keluarga. Pembentukan rumah dataku akan mempermudah
masyarakat untuk melakukan pencarian data dan juga meminimalisir terjadinya
data tercecer secara tidak teratur atau bahkan hilang. Pembentukan Rumah Dataku
juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas dan meningkatkan
kesejahteraan penduduk tercapai karena meningkatnya akurasi intervensi data
pada masyarakat. Melalui kehadiran Rumah Dataku di Desa Puhkerep ini,
menyediakan data dan analisis kependudukan serta informasi keluarga dan lintas
sektoral sehingga hal itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tepat
sasaran. Hal ini juga berdampak pada pengetahuan serta pemahaman para
Steakholder dan pengelola tentang pentingnya aspek kependudukan/data dan
keluarga dalam pembangunan. Masyarakat pada umumnya juga dipermudah untuk
melihat secara garis besar demografi dan persebaran penduduk di semua dusun di
Desa Puhkerep, disamping itu Rumah Data ini dapat menjadi perantara antara
pihak BKKBN dan Desa untuk melakukan pendataan terhadap penduduk sehingga
masalah perbedaan data dapat diatasi, selain itu pula melalui Rumah Data ini
pihak BKKBN dan Desa dapat mengetahui permasalahan-permasalahan apa yang
sedang terjadi di Desa Puhkerep melalui papan permasalahan yang ada.

TAHAPAN PELAKSANAAAN:
1) Melakukan FGD dengan perangkat desa
Tahapan awal dalam pelaksanaan program yaitu mencoba untuk
melakukan need assessment dalam rangka menggali peluang dan
tantangan terkait program dengan perangkat desa terkait
2) Penetapan rencana, langkah strategis, dan eksekusi program
Pembuatan output berupa mading (majalah dinding) yang berisikan
tentang data kependudukan di depan kantor Kepala Desa serta
memberikan edukasi kepada perangkat desa terkait tentang
bagaimana mengisi dan memperbarui data secara periodik
2. Edukasi Gizi Prakonsepsi dan Kesehatan Reproduksi untuk Calon Pengantin
Tujuan 
 Calon pengantin mengetahui definisi stunting
  Calon pengantin mengetahui ciri-ciri stunting
 Calon pengantin mengetahui faktor penyebab stunting
 Calon pengantin mengetahui gizi pada periode pra-konsepsi
 Calon pengantin mengetahui karakteristik pada periode prakonsepsi
 Calon pengantin mengetahui masalah gizi pada periode prakonsepsi
 Calon pengantin mengetahui hubungan antara gizi prakonsepsi dengan
stunting
 Calon pengantin mengetahui definisi kesehatan reproduksi
 Calon pengantin mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi
BENTUK PROGRAM :
 Ceramah
 Konseling
 Tanya jawab
3. Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja
Tujuan
✔ Remaja dapat menerapkan pola perilaku sehat
✔ Remaja dapat terhindar dari pernikahan dini
✔ Remaja dapat mengetahui dampak dari seks pranikah
✔ Remaja dapat mengetahui hubungan antara kesehatan remaja dengan stunting
✔ Remaja dapat menyadari bahwa dirinya sebagai agent of change yang akan
menjadi calon orangtua dapat menyuarakan permasalahan stunting ke
sesamanya atau masyarakat lebih luas.
BENTUK PROGRAM :
● Penyuluhan kepada karangtaruna Desa Puhkerep
● Konseling dan tanya jawab individu
4. Aquaponik Emas
Tujuan
✔ Meningkatkan pengetahuan masyarakat/keluarga sasaran dalam
pengembangan budidaya pangan dengan aquaponik emas
✔ Meningkatkan keterampilan masyarakat/keluarga sasaran dalam penggunaan
dan perawatan sarana budidaya pangan dengan aquaponik emas
✔ Menyediakan sarana budidaya pangan dengan aquaponik emas
BENTUK PROGRAM :
● Penyuluhan secara demonstrasi kepada ibu balita stunting
● Pelatihan
● Pemberian peralatan untuk aquaponik berupa timba dan ember
● Controlling
5. Peta Potensi Pangan
Tujuan
✔ Mengetahui potensi pangan lokal yang ada di Desa Puhkerep
✔ Mengetahui ketersediaan bahan pangan lokal yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat Desa Puhkerep
BENTUK PROGRAM :
● Survei bahan pangan lokal di pasar
● Survei pola makan balita stunting
● Survei potensi pangan lokal di ketua kelompok tani
● Uji coba kedelai sebagai potensi pangan lokal
● Penyuluhan kepada ibu balita dengan stunting tentang pangan lokal yang
dapat diberikan, termasuk pelatihan tentang proses pembuatan brownies
kedelai
C. Rekomendasi Kebijakan Tahun Selanjutnya
1. Pembentukan tim pencegahan dan penanganan stunting dengan orang-orang
yang sudah ahli di bidangnya
2. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan Tim Pendamping
Keluarga dan Kader Kesehatan saat menjalankan tugasnya
3. Pemberian intervensi kepada anak stunting diatas usia 2 tahun yang dapat
dilakukan dengan pemberian makanan tambahan, home visit untuk
pemantauan asupan makanan anak, FGD bersama tim penanganan stunting.
4. Sosialisasi terkait 8000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Anak
5. Pemberian bantuan jamban dan alat kebersihan bagi masyarakat yang
membutuhkan
6. Pelaksanaan posyandu remaja
7. Pengadaan Layanan Terpadu Pra-nikah
D. Tindak Lanjut
Rumah dataku sebagai sumber data dan informasi di Desa Puhkerep. Dengan
adanya rumah dataku diharapkan masyarakat dapat dengan lebih mudah
mengetahui segala jenis informasi tentang kependudukan. Pembentukan rumah
dataku dengan media berupa mading yang sederhana juga diharapkan pihak desa
dapat membuat rumah data yang lebih baik serta lebih lengkap dan juga dapat
memanfaatkan media berupa pengembangan melalui web atau aplikasi yang
dapat menghimpun data kependudukan Desa Puhkerep.
Penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja merupakan program yang
digunakan untuk membentuk pola hidup sehat pada remaja melalui pemenuhan
kebutuhan gizi pada remaja, meningkatkan pengetahuan remaja tentang dampak
seks pranikah, meminimalisir terjadinya pernikahan sebelum usia, serta
memberikan pengetahuan tentang hubungan antara kesehatan remaja dengan
stunting. Program ini diharapkan mampu membuat remaja sebagai agent of
change juga mulai menyuarakan tentang sunting kepada seusianya atau
masyarakat sekitar.
Aquaponik emas adalah program yang dirancang untuk pemenuhan bahan
pangan secara budidaya yang dapat dilakukan secara individu dengan lebih
mudah. Penyuluhan dan pelatihan aquaponik emas diharapkan mampu
dilanjutkan oleh masyaralat setelah diberi peralatan untuk budidaya menggunakan
sistem aquaponik. Program ini diharapkan dapat diteruskan sehingga masyarakat
dapat dengan mudah mendapatkan bahan pangan yang lebih sehat.
Program peta potensi pangan memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang bahan pangan lokal yang dapat dikonsumsi serta dapat dijadikan berbagai
variasi makanan yang dapat menghasilkan keuntungan. Pangan lokal diharapkan
dapat menjadi sumber referensi bagi masyarakat, khususnya ibu balita untuk lebih
memberikan pilihan variasi makanan kepada keluarga.
Semua rancangan program ini tentunya membutuhkan waktu dan kerjasama
dari berbagai pihak. Kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat
merupakan hal yang sangat penting juga untuk menentukan keberhasilan program
yang telah direncanakan. Selain itu, peran dari kepala desa, perangkat desa
setempat serta para kader kesehatan juga diperlukan dalam meningkatkan sumber
daya dan menentukan keberhasilan program ini.

Anda mungkin juga menyukai