Anda di halaman 1dari 6

BUKU PETUNJUK PUSKESMAS

INOVASI TIKTOKERS MUARA UYA 2021

TINGKATKAN TOTALITAS KESEHATAN REMAJA CERDAS, WADAH


BAGI REMAJA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI DAN PELAYANAN
KESEHATAN. REMAJA SEHAT, PRESTASI HEBAT, STUNTING LEWAT !!
INOVASI TIKTOKERS

A. Latar Belakang Inovasi

Berdasarkan hasil pemantauan pertumbuhan yang sudah

dilakukakan di 29 Posyandu pada awal tahun 2021, Puskesmas Muara Uya

menempati urutan ke 2 dengan jumlah stunting tertinggi se Kabupaten

Tabalong yaitu 18.6 % (Februari 2021). Data ini juga menunjukan

peningkatan sebesar 1.2% dari tahun 2019 (17.4%). Tingginya angka

stunting di Puskemas Muara Uya dipengaruhi beberapa hal yaitu kejadian

anemia pada ibu hamil 18.5% (tahun 2021), kejadian ibu hamil KEK 12.5%

(tahun 2021) dan juga pengetahuan masyarakat yang masih rendah

terutama dibidang kesehatan.

Kejadian anemia dan KEK pada ibu hamil ini tidak terlepas dari

kejadian anemia pada remaja putri sebagai calon ibu hamil. Rendahnya

pengetahuan remaja terutama dibidang kesehatan dan juga pola konsumsi

yang kurang tepat menyebabkan remaja rentan mengalami anemia dan

kekurang gizi. Walaupun remaja putri secara eksplisit tidak disebutkan

dalam 1.000 HPK, namun status gizi remaja putri atau pra nikah memiliki

kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatan kehamilan dan

kelahiran, apabila remaja putri menjadi ibu yang mengalami gangguan gizi.

Anak dengan tinggi tubuh yang kurang atau pendek berasal dari ibu hamil

yang mengalami kurang gizi. Ibu hamil yang kurang gizi mempunyai resiko

lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan ibu hamil normal.

Apabila bayi BBLR tidak meninggal pada awal kehidupn, bayi BBLR akan
tumbuh dan berkembang dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan

yang lebih lambat, terlebih lagi apabila mendapat ASI eksklusif yang kurang

dan makanan pendamping ASI yang tidak cukup. Oleh karena itu, bayi

BBLR cenderung menjadi balita dengan status gizi yang lebih jelek. Balita

yang kurang gizi biasanya akan mengalami hambatan pertumbuhan

terutama jika konsumsi makanannya tidak cukup dan pola asuh tidak

benar. Balita kurang gizi ini akan cenderung tumbuh menjadi remaja yang

mengalami gangguan pertumbuhan dan mempunyai produktifitas rendah.

Jika remaja ini tumbuh dewasa, maka remaja tersebut akan menjadi

dewasa yang pendek, dan apabila terjadi pada perempuan maka perempuan

tersebut akan mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR lagi, begitu

seterusnya (Hadi, et al. 2002).

Fokus terhadap periode 1000 HPK merupakan upaya perbaikan gizi

karena periode remaja memberikan kesempatan tambahan di dalam siklus

kehidupan yang dapat memperbaiki stunting dan dapat memberikan efek

positif bagi generasi seterusnya.

Selain itu juga apabila remaja yang terlajur stunting ataupun tidak

jika diberikan informasi dan edukasi mengenai kesehatan terutama tentang

stunting diharapkan remaja mempunyai bekal pengetahuan yang baik,

sehingga tentunya nanti para remaja tidak berkeinginan mempunyai anak

yang stunting.

Oleh karena itu, Puskesmas Muara membentuk suatu program

inovasi yang menyasar usia remaja dengan nama “TIKTOKERS” (Tingkatkan

Totalitas Kesehatan Remaja Cerdas).


B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mencegah kejadian stunting pada balita dengan

meningkatkan keberhasilan 1000 HPK.

2. Tujuan Khusus

 Meningkatkan status gizi remaja, khususnya remaja putri

 Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja tentang

gizi, kesehatan dan 1000 HPK serta pemahaman tentang

stunting

 Mempersiapkan remaja untuk melaksanakan 1000 HPK

C. Sasaran

Remaja di 6 desa wilayah kerja Puskesmas Muara Uya yaitu

Desa Binjai, Uwie, Simpung Layung, Lumbang, Kampung Baru dan

Mangkupum. Masing-masing desa memiliki 10 orang kader remaja

desa.

D. Kegiatan Pokok

1. Kegiatan Pokok

o Menyusun rencana kegiatan Tiktokers

o Melakukan penggerakan dalam upaya pembentukan tim

kegiatan Tiktokers (tenanga kesehatan dan kader remaja (10

orang disetiap desa)

o Melakukan Advokasi ke 6 desa tujuan kegiatan (Kantor Desa)

o Menentukan sasaran remaja


o Malakukan sosialisasi upaya kegiataan Tiktokers kepada

kader Remaja Desa

o Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui pertemuan tatap

muka (Kelas Tiktokers) dan penyebaran informasi kesehatan

melalui media sosial.

o Malakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaaan

kegiatan.

E. Rincian Kegiatan

Inovasi Tiktokers terbagi menajdi 2 kegiatan, yaitu Kelas

Tiktokers dan penyebaran informasi melalui media sosial.

1. Kegiatan Kelas Tiktokers

 Melakukan pertemuan rutin sesuai dengan jadwal yang telah

disepakati, pelaksanaan kelas Tiktokers dilakukan oleh nakes

dan di bantu oleh kader remaja di desa.

 Kegiatan yang dilakukan saat pertemuan kelas Tiktokers yaitu :

1. Penimbangan berat badan

2. Pengukuran tinggi badan

3. Pengukuran lingkar lengan atas

4. Pemeriksaan HB

5. Peserta kelas Tiktokers melakukan Pre Tes

6. Penyuluhan kesehatan

7. Pembagian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri

8. Peserta Tiktokers melakukan Post Tes


2. Kegiatan Penyebaran Informasi melalui whatsapp

 Selain pertemuan rutin pemberian pengetahuan kesehatan juga

dilakukan melalui media grup Whatsapp, dengan cara sebagai

berikut :

1. Informasi dibagikan oleh nakes Puskesmas ke grup

Whatsapp Kader Remaja Desa.

2. Setiap Kader Remaja menjadikan informasi tersebut menjadi

ststus WA.

3. Setiap Kader Remaja mengisi form evaluasi penyebaran

informasi melalui WA, setelah hampir 24 jam sebelum status

WA hilang.

F. PENUTUP

Demikian Panduan Inovasi TIKTOKERS ini kami buat, semoga dapat

memberikan manfaat.

Terimakasih

Muara Uya, 07 Juni 2022


Kepala Puskesmas Muara Uya

H. TUGIARGO, S.Kep. Ns
NIP.19671014 198903 1 008

Anda mungkin juga menyukai