Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN KECELAKAAN KERJA KARYAWAN

PENAMBANG BATU SUNGAI CV. SELO AGRAFANA (SAA) DI KABUPATEN


MAMUJU
TAHUN 2020

ALI ALATAS
TENAGA SANITARIAN LINGKUNGAN
PESERTA PELATIHAN JAFUNG BAPELKES CIKARANG
TAHUN 2023
A. LATAR BELAKANG
Dunia pertambangan sama halnya dengan dunia industri lainnya yang tidak
lepas dari kejadian kecelakaan. Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai “
kejadian yang tidak dapat  diduga.” Sebenarnya setiap kecelakaan kerja itu dapat
diramalkan atau diduga dari semula jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi
persyaratan. Kecelakaan kerja terjadi Penyebab kecelakaan sukar di uraikan. Untuk
analisa sebab-sebab kecelakaan kerja hanya ada dua golongan penyebab. Golongan
pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain
manusia. Golongan ke dua adalah faktor manusia itu sendiri yang merupakan
penyebab kecelakaan (Suma’mur, 2009).karena kurangnya tingkat penggunaan alat
pelindung diri (APD), masa kerja dan tingkat pendidikan pekerja, yang kesemuanya
mempengaruhi kinerja keselamatan dalam industri pertambangan. Kecelakaan kerja
merupakan penyebab utama penderitaan perorangan dan penurunan produktivitas. 
Hal tersebut harus menjadi perhatian semua komponen agar memperhatikan
masalah keselamatan dalam bekerja. Pelaksanaan keselamatan di setiap tempat kerja
sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja dan UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, merupakan
kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang
dihadapi. Semuanya untuk mewujudkan kondisi kerja yang aman, sehat, bebas
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Pelalawan, 2009).
Berdasarkan data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Ketenagakerjaan mencatat, jumlah kecelakaan kerja di Indonesia sebanyak 234.270
kasus pada 2021. Jumlah tersebut naik 5,65% dari tahun sebelumnya yang sebesar
221.740 kasus. Jika dilihat trennya, jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia terus
tumbuh dalam lima tahun terakhir. Sejak 2017, jumlah kecelakaan kerja tercatat
sebanyak 123.040 kasus.  Jumlahnya naik 40,94% menjadi 173.415 kasus pada 2018.
Setahun setelahnya, kecelakan kerja kembali meningkat 5,43% menjadi 182.835
kasus.  Kecelakaan kerja di dalam negeri meningkat 21,28% menjadi 221.740 kasus
pada 2020. Angkanya pun kembali mengalami peningkatan pada tahun lalu. Menurut
BPJS Kestenagakerjaan, mayoritas kecelakaan tersebut dialami di lokasi kerja. Hal itu
pun paling banyak terjadi pada pagi hari pukul 06.00 hingga 12.00. Atas berbagai
kecelakaan kerja tersebut, BPJS Ketenagakerjaan telah mengeluarkan Rp1,79 triliun
untuk membayar klaim pada 2021. Jumlah itu mengalami kenaikan 14,97%
dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,56 triliun.
Data kecelakaan kerja di CV. Selo Agrafana (SAA) pada tahun 2019-2020
terdapat 20 kasus kecelakaan kerja. dimana kecelakaan kerja teresebut terjadi di
beberapa tempat kerja yaitu bagian crusher, produksi bahan baku dan di bagian
mekanik. teradapat 12 kasus kecelakaan dengan jenis luka sayat di bagian tangan
karena terkena potongan besi pada saat memotong dan luka bakar akibat terkena
bunga api saat mengelas, dibagian produksi  material (bahan) terdapat 6 kasus
kecelakaan kerja yaitu luka memar akibat tertimpa oleh material, dan di bagian
mekanik crusher   ada 2 kasus kecelakaan kerja yaitu tangan karyawan yang luka berat
akibat terkena salah satu bagian alat crusher pengolah batu.
CV. Selo Agrafana (SAA)  adalah Perusahan  Pertambangan Mineral Non
Logam dan Batuan, yang bergerak di bidang pertambangan Batu Sungai di Kecamatan
Kalukku, Kabupaten Mamuju, Propinsi Sulawesi Barat. CV. Selo Agrafana (SAA)
mulai melakukan kegiatan penambangan  sejak tahun 2014, dan jumlah Seluruh
karyawan Termasuk Manager pada tahun 2014 sampai tahun 2020 adalah 30 orang
sebagai berikut : 1 sebagai Manager (pimpinan) ,4 sebagai kepala produksi, 15 orang
yang bekerja di bagian mekanik/Crusher termasuk kepala mekanik, 7 supir (dump), 3
di bagian penjualan dan keuangan
(CV. Selo Agrafana tahun 2020) 
1. Rumusan Masalah
Kecelakaan kerja ialah setiap kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Tidak terduga berarti tidak ada unsur-unsur kesengajaan apalagi dalam bentuk
perencanaan. Oleh karena itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal adalah di luar
lingkup kecelakaan kerja. Tidak diharapkan karena setiap kecelakaan biasanya disertai
dengan kerugian material dan non material, mulai dari yang paling ringan sampai
kepada yang paling berat. Kecelakaan kerja terjadi karena kurangnya tingkat
penggunaan alat pelindung diri (APD), masa kerja dan tingkat pendidikan pekerja,
yang kesemuanya mempengaruhi kinerja keselamatan dalam industri pertambangan.
Kecelakaan kerja merupakan penyebab utama penderitaan perorangan dan penurunan
produktivitas.  Penyebab kecelakaan sukar di uraikan. (Depnakertrans, 2003)
Untuk analisa sebab-sebab kecelakaan kerja hanya ada dua golongan penyebab.
Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan, yang meliputi segala
sesuatu selain manusia. Golongan ke dua adalah faktor manusia itu sendiri yang
merupakan penyebab kecelakaan (Suma’mur, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, maka penyataan penelitian ini adalah “Faktor
Penyebab Kejadian Kecelakaan Kerja Karyawan Pertambangan Non Logam dan
Batuan pada CV. Selo Agrafana (SAA) di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju” ?
2. Tujuan Penulisan
a. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Kecelakaan Kerja
Karyawan Pertambangan Non Logam dan Batuan pada CV. Selo Agrafana
(SAA) di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju.
b. Untuk mengetahui bagaimana  penggunaan APD karyawan terhadap
kecelakaan kerja pada CV. Selo Agrafana (SAA).
c. Untuk mengetahui tingkat pendidikan karyawan penambang batu sungai pada
CV. Selo Agrafana (SAA) sebagai penyebab kecelakaan kerja. 
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi Karyawan
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja
yang dapat menyebabkan kecelakaan pada saat bekerja.

b. Manfaat Untuk Perusahaan terkait 


Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan terhadap upaya
mencegah kejadian kecelakaan kerja pada seluruh karyawan di CV. Selo
Agrafana
c. Manfaat Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi masyarakat tentang faktor-
faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja di CV. Selo Agrafana (SAA).
d. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan pengembangan ilmu khususnya bagi penelitian diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan literatur bagi penelitian yang akan datang.
B. PEMBAHASAN
1. Penggunaan APD
Pemakaian Alat pelindung diri (APD) merupakan hal yang sangat
penting  dalam melakukan  pekerjaan khususnya di bidang pertambangan.
Kelalaian dalam menggunakan Alat pelindung diri merupakan salah satu faktor
terjadinya  kecelakaan kerja (Suma’mur, 2009)
Karyawan  di CV. Selo Agrafa (SAA)  umumya   menyepelekan
penggunaan  APD yang tidak memenuhi syarat pada saat bekerja sebanyak  20
Orang (90%). Berarti  karyawan di perusahaan tersebut  perlu  mendapat
perhatian oleh pihak perusahaan dalam hal penyuluhan, pelatihan dan
pengawasan tentang pentingnya penggunaan APD yang memenuhi syarat.
Menurut pengamatan karyawan di CV. Selo Agrafana (SAA), pada saat pekerja
melakukan kegiatan penambangan batu sungai mengambil bahan sampai pada
proses produksi yang menghasilkan batu pecah dan pasir kebanyakan karyawan
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dengan lengkap, Hal ini mutlak
bagi karyawan menggunakan APD sebab bayaha-bahaya yang ada dilingkungan
kerja berupa debu, material dan kodisi tempat kerja rawan terjadi kecelakaan
kerja yang tidak dapat di hindari. Hal ini sejalan dengan pendapat Soeriopto M
(2008), menyebutkan bahwa alat pelindung tersebut dibutuhkan apabila bahaya-
bahaya yang ada dilingkungan kerja tidak dapat dihilangkan atau tidak dapat
dikendalikan. 
Oleh karena itu penyediaan APD merupakan tanggung jawab
perusahaan. Yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengendalikan bahaya
dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja agar karyawan tidak mengalami
kecelakaan  kerja. Hal ini sejalan dengan pendapat   Suma’mur (2009) 
menyatakan bahwa Pemakain APD merupakan hal yang sangat penting  dalam
melakukan  pekerjaan khususnya di bidang pertambangan.  Kelalaian dalam
menggunakan APD merupakan salah satu faktor terjadinya  kecelakaan kerja. 
Berdasarkan Pernyataan tersebut diatas seharusnya pihak perusahan pada
di CV. Selo Agrafana (SAA). hendaknya segera menyiapkan APD sebelum
karyawan melakukan pekerjaan pada proses produksi (batu dan pasir). Serta
selalu memberikan peringatan tentang pentingnya penggunaan APD.
2. Masa kerja 
Masa kerja dihitug dari lamanya karyawan bekerja di perusahaan
tersebut. Masa kerja dikatakan baik apa bila karyawan tersebut sudah lama
bekerja dan berpengalaman
Hasil penelitian  bahwa pekerja  yang baru bekerja di bawah 2 tahun di
CV. Selo Agrafana (SAA) sebanyak 15 orang. Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan Maneger di CV. Selo Agrafana (SAA) bahwa karyawan tersebut
tidak dilakukan  pemeriksaan sebelum masuk sebagai karyawan seperti tidak
melakukan seleksi khususnya pengalaman kerja kepada calon karyawan yang
mau masuk bekerja di perusahaan tersebut dan  belum pernah mendapat
pelatihan tentang  keselamatan dan kesehatan kerja. hal ini  memicu terjadinnya 
kecelakaan kerja dan perusahaan tersebut. dalam hal ini terlihat bahwa
kecelakaan kerja yang ditemukan adalah (12) luka gores (6)  Luka bakar pada
tangan di bagian mekanik  dan (2) luka memar pada kaki di bagian produksi.
Oleh sebab itu, pihak perusahaan hendaknya melakukan pelatihan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja agar karyawan sadar akan penting
keselamatan dan kesehatan kerja. 
3. Pendidikan 
Hal ini sejalan dengan pendapat Menurut Efrench 1975, Hubungan
tingkat pendidikan dengan lapangan yang tersedia bahwa pekerja dengan tingkat
pendidikan rendah, seperti Sekolah Dasar atau bahkan tidak pernah bersekolah
akan bekerja di lapangan yang mengandalkan fisik .  Hal ini dapat
mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja karena beban fisik yang berat dapat
mengakibatkan kelelahan yang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja.
C. KESIMPULAN
Dari uraian data diatas , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Karyawan  di CV. Selo Agrafa (SAA)  umumya   menyepelekan penggunaan  APD
yang tidak memenuhi syarat pada saat bekerja. Hal ini mempengaruhi banyaknya
Kejadian Kecelakaan Kerja yang terjadi.
2. Oleh karena itu penyediaan APD merupakan tanggung jawab perusahaan. Yang
bertujuan untuk menghilangkan atau mengendalikan bahaya dalam upaya
pencegahan kecelakaan kerja agar karyawan tidak mengalami kecelakaan  kerja.
Hal ini mempengaruhi banyaknya Kejadian Kecelakaan Kerja yang terjadi.
3. Umumnya yang menyatakan  pekerja baru lebih lebih sering mengalami kejadian
kecelakaan kerja di CV. Selo Agrafana (SAA). Hal ini mempengaruhi banyaknya
Kejadian Kecelakaan Kerja yang terjadi.
4. Umumnya  sebagian besar tingkat pendidikan  Para karyawan Penambang Batu
Sungai  pada CV. Selo Agrafana (SAA) sebagian besar adalah SD dan SMP. Hal
ini mempengaruhi banyaknya Kejadian Kecelakaan Kerja yang terjadi.
Daftar Pustaka

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan 2017-2021 : Kasus


Kecelakaan Kerja di Indonesia Alami Tren Meningkat"
https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/kasus-kecelakaan-kerja-di-indonesia-
alami-tren-meningkat. (Diakses 02 April 2023 Pukul 23:00 WITA)
Pelalawan, 2009. Tingkat kecelakaan kerja di Indonesia tertinggi,
http://www.metroriau.com/?q=node/594 riau. (Diakses 01 April 2023 Pukul
21:00 WITA)
Efrench,1975. keselamatan kerja para buruh.
http://www2.kompas.com/kompascetak/0305/01/opini/285721htm kompas
opini2 (Diakses 02 April 2018 pukul 23:20 WITA)
CV. Selo Agrafana (SAA) 2020. Data kecelakaan kerja Karyawan.
Jurnal kesehatan keselamatan kerja, 2017.
http://eprints.ums.ac.id/47765/3/BAB%20I.pdf ( Diakses 02 April 2023 Pukul
23:30 WITA)

Anda mungkin juga menyukai