Disusun Oleh :
Dosen pengajar
KUSTIAWAN. M. Pol. Sc
Sistem politik menurut David Easton terdiri dari sejumlah lemba-galembaga dan aktivitas-
aktivitas politik dalam masyarakat yang berfungsi mengubah tuntutan-tuntutan (demands),
dukungan-dukungan (supports) dan sumber-sumber (resources) menjadi keputusan-keputusan
atau kebijakankebijakan yang bersifat otoritatif (sah dan mengikat) bagi seluruh anggota
masyarakat.58 Dari definisi tersebut, sistem politik mencerminkan sebagai suatu kumpulan
aktivitas dari masyarakat politik (polity) untuk membuat suatu keputusan politik.
Selanjutnya, Easton mengajukan suatu definisi sistem politik yang terdiri dari tiga unsur,
diantaranya yaitu :
sistem politik menetapkan nilai (dengan cara kebijaksanaan),
penetapannya besifat paksaan atau dengan kewenangan, dan
penetapan yang bersifat paksaan itu tadi mengikuti masyarakat secara keseluruhan.
Dari pendapat tersebut, maka sistem politik menunjukkan adanya unsur, (1) pola yang tetap
antara hubungan manusia, yang dilembagakan dalam bermacam-macam badan politik, (2)
kebijakan yang mencakup pembagian atau pendistribusian barang-barang materiil dan immateril
untuk menjadi kesejahteraan atau membagikan dan mengalokasikan nilai-nilai negara secara
mengikat, (3) penggunaan kekuasaan atau kewenangan untuk menjalankan paksaan fisik secara
legal, dan (4) fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat baik ke dalam maupun ke luar.
Sedangkan menurut Robert A. Dahl dalam bukunya “ Modern Political Analysis “ melihat
sistem politik adalah sebagai pola yang tetap dari hubungan-hubungan antar manusia yang
melibatkan, sampai dengan tingkat yang berarti--, kontrol, pengaruh, kekuasaan, ataupun
wewenang.
2. PENDEKATAN SISTEM POLITIK
Sistem politik merupakan rangkaian kegiatan atau proses di dalam sebuah masyarakat politik
dalam mempengaruhi dan menentukan siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana. Sistem politik
yang berintikan proses-proses politik tersebut dimodelkan sebagai berikut:
Sistem politik terdiri dari input, proses, out put, dan timbal balik. Masukan dalam sistem
politik adalah aspirasi masyarakat atau kehendak rakyat. Aspirasi masyarakat dapat dikalahkan
menjadi tiga jenis yaitu:
1. Tuntutan
Yaitu keinginan masyarakat yang pemenuhannya harus diperjuangkan melalui cara-cara dan
menggunakan sarana politik.
2. Dukungan
Yaitu setiap perbuatan, sikap, dan pemikiran warga masyarakat yang mendorong keinginan,
kepentingan dan tindakan pemerintah dalam sistem politik. Contoh dukungan sebagai input
sistem politik adalah memberikan suara dalam pemilu, membayar pajak, bela negara, mentaati
hukum dan peraturan, dan lain-lain.
3. Sikap apatis
Sikap tidak peduli warga negara terhadap kehidupan politik juda dapat menjadi masukan bagi
sistem politik. Ketidakpedulian warga menunjukkan adanya persoalan yang harus disorot oleh
sistem politik yang bersangkutan, sehingga menggugah perhatian pengambilan kebijakan untuk
menanggapi dan menanggapinya dalam bentuk kebijakan publik tertentu.
Proses dalam sistem politik mencakup tindakan pengambilan keputusan baik oleh lembaga
legislatif, eksekutif maupun yudikatif dalam rangka memenuhi atau menolak aspirasi
masyarakat. Keluaran sistem politik berupa kebijakan publik yang hakikatnya akan berisi
Berbagai kegiatan proses dalam politik dijalankan oleh lembaga-lembaga politik sesuai
dengan fungsi masing-masing. Lembaga-lembaga tersebut secara keseluruhan
membentuk struktur politik. Struktur politik merupakan keseluruhan bagian atau komponen
(yang berupa lembaga-lembaga) dalam suatu sistem politik yang menjalankan fungsi atau tugas
tertentu. Tugas atau kewajiban lembaga politik disebut fungsi. Rangkaian seluruh fungsi
disebut proses. Karena fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi di bidang politik, maka rangkaian
proses yang terjadi dari rangkaian fungsi itu disebut proses politik. Karena itu, sistem
politikmerupakan kesatuan antara struktur dan fungsi-fungsi politik. Struktur politik diibaratkan
mesin dengan berbagai komponennya serta fungsi masing-masing komponennya.
3. KESIMPULAN
Pendekatan sistem politik pada mulanya terbentuk dengan mengacu pada pendekatan yang
terdapat dalam ilmu eksakta. Adapun untuk membedakan sistem politik dengan sistem yang lain
maka dapat dilihat dari definisi politik itu sendiri. Sebagai suatu sistem, sistem politik memiliki
ciri-ciri tertentu. Perbedaan pendapat mulai muncul ketika harus menentukan batas antara sistem
politik dengan sistem lain yang terdapat dalam lingkungan sistem politik. Namun demikian,
batas akan dapat dilihat apabila kita dapat memahami tindakan politik sebagai sebuah tindakan
yang ingin berkaitan dengan pembuatan keputusan yang menyangkut publik. Perbedaan sistem
politik dengan sistem yang lain, tidak menjadikan jurang pemisah antara sistem politik dengan
sistem yang lain. Sebuah sistem dapat menjadi input bagi sistem yang lain. Dalam sistem politik
terdapat pembagian kerja antaranggotanya. Pembagian kerja yang ada tidak akan
menghancurkan sistem politik karena ada fungsi integratif dalam sistem politik.