Anda di halaman 1dari 4

Cara Penulisan Daftar Pustaka dan Catatan Kaki yang

benar
Januari 11, 2016 mesin
Dalam penulisan karya tulis, kita menggunakan data yang diperoleh dari berbagai
sumber, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Berdasarkan isinya, sumber
tertulis dapat dibagi menjadi tiga.

1. Ilmiah, seperti buku-buku, artikel ilmiah, dan laporan penelitian.


2. Nonilmiah, seperti berita di surat kabar atau majalah.
3. Sastra, seperti karya prosa, puisi, dan drama

Penggunaan sumber karya tulis dapat dinyatakan dengan daftar pustaka


(bibliografi) dan catatan kaki (footnote). Daftar pustaka dalam karangan ilmiah
merupakan hal yang wajib dituliskan. Hal ini berhubungan erat dengan rujukan dan
kutipan yang diuraikan pada bagian-bagian sebelumnya pada karangan ilmiah
tersebut. Sementara catatan kaki tidak harus selalu ada dalam sebuah karangan
ilmiah.

Cara penulisan daftar pustaka dan catatan kaki berbeda. Daftar pustaka dituliskan
pada akhir karangan ilmiah dalam halaman tersendiri, sedangkan catatan kaki
dituliskan pada tiap lembar/ halaman yang bersangkutan.

1. Penulisan Daftar Pustaka

Penulisan daftar pustaka memiliki aturan sebagai berikut.

 semua sumber dalam daftar pustaka ditulis dengan nama urutan abjad
huruf atau nama pengarang  (setelah dibalik).
 Sumber yang berupa buku ditulis dengan urutan: nama pengarang(dibalik).
tahun terbit. judul  buku.  kota tempat buku diterbitkan: nama penerbit.
 Sumber yang berupa majalah/ surat kabar, ditulis dengan urutan: nama
majalah/ surat kabar, tanggal, bulan, tahun, nomor edisi (majalah), judul
artikel, dan nomor halaman.
 Judul buku ditulis dengan huruf kapital, digarisbawahi atau dicetak miring
atau dicetak tebal.
 Apabila nama pengarang terdiri atas dua kata/ lebih, kata akhir dari nama
tersebut diletakkan di muka dan ditandai dengan tanda koma (,), tanpa gelar
akademik. Contoh: Ajip Rosidi ditulis Rosidi, Ajip.
 Apabila pengarang terdiri atas dua orang atau tiga orang, nama-namanya
ditulis semua. Akan tetapi jika lebih dari tiga orang, ditulis satu orang dan
diberi singkatan, et, al. atau dkk.
 Gelar akademik tidak perlu dicantumkan.
 Bila ada dua atau lebih sumber pengarangnya sama, penulisannya urut
berdasarkan tahun atau tanggal terbitnya, dan nama pengarang urutan
berikutnya cukup diberi tanda garis.
 Bila ada dua sumber atau lebih sumber yang pengarangnya sama,
penulisannya urut berdasarkan tahun atau tanggal terbitnya, dan nama
pengarang urutan berikutnya cukup diberi tanda garis.
 Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam
penulisan sumber yang berupa buku adalah tanda titik (.), kecuali antara
unsur tempat penerbit dan nama penerbit dengan tanda titik dua (:),
sedangkan tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur
dalam penulisan sumber berupa majalah atau surat kabar adalah tanda
koma (,).
 Diakhiri tanda titik.

Contoh penulisan daftar pustaka:

Moeliono, Anton M(ed). 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.  Jakarta: Balai
Pustaka.

2. Penulisan Catatan Kaki

Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan


pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Catatan ini memberikan
informasi singkat sesungguhnya yang terdapat pada tulisan. Dengan catatan kaki,
seorang penulis sesungguhnya telah memberikan penghargaan atas karya orang
lain. Hubungan antara catatan kaki dengan teks dinyatakan dengan nomor-nomor
penunjukkan yang sama. Selain menggunakan nomor-nomor penunjukkan,
hubungan itu dapat dinyatakan dengan menggunakan tanda asterik atau tanda
bintang (*).

Unsur-unsur catatan kaki

  Nama pengarang (editor, penerjemah)


 Judul buku
 Nama atau nomor seri (jika ada)
 Data publikasi (jilid, nomor cetakan, kota penerbit, nama penerbit, tahun
terbit)
 Nomor halaman

Aturan penulisan catatan kaki

 Urutannya: Nama pengarang, judul buku, nama penerbit, kota terbit, tahun
terbit, dan nomor halaman.
 Nama pengarang ditulis lengkap, tidak boleh dibalik, dan tanpa gelar
akademik.
 Judul buku, masing-masing kata ditulis dengan huruf kapital, dicetak miring,
digaris bawah, atau dicetak tebal.
 Tanda baca yang digunakan untuk memisahkan unsur-unsur dalam catatan
kaki adalah koma (,).
 Harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman
tersebut sehingga margin di bawah tidak boleh lebih sempit dari 3 cm
sesudah diketik baris terakhir dai catatan kaki.
 Sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah
garis, mulai dari margin kiri sepanjang 15 ketikkan dengan huruf pika atau 18
ketikkan dengan huruf dite (–).
 Dalam jarak dua spasi dari jenis tadi, dalam jarak 5-7 ketikkan dari margin
kiri nomor penunjukkan.
 Langsung sesudah nomor penunjukkan, setengah spasi ke bawah mulai
diketik baris pertama dari catatan kaki.
 Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak
antarcatatan kaki pada halaman yang sama (kalau ada) adalah dua spasi.
 Baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.

 Istilah-istilah yang sering digunakan dalam catatan kaki.

 Ibid, singkatan dari ibidan,  artinya sama dengan di atas.

Untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di
atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti tanda koma, lalu nomor
halaman.

Contoh: Ibid; halaman 10

 op.cit., singkatan dari opere citato,  artinya dalam karya yang telah dikutip.
Digunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip tetapi sudah disisipi
catatan kaki lain dari sumber yang lain. Urutan nama penulisan pengarang, op.cit,
nomor halaman.

 loc. cit., singkatan dari loco citato,  artinya tempat yang telah dikuti[.

Seperti di atas tetapi dari halaman yang sama. Urutan penulisan nama tempat yang
telah dikutip,

Cara Menulis Footnote dari Buku Terjemahan


Nomor Kutipan, Nama Pengarang, Judul Buku, Nama Penerjemah, (Kota Penerbit: Nama
Penerbit, Tahun Terbit), Nomor Halaman. Contoh: ⁴Muhammad Rab'i, Sejarah Penaklukan
Konstantinopel, Terj. Muhammad Afifuddin dan Mukhtar Rifa'i (Jakarta: Asy-Syariah, 1998), hal.

Anda mungkin juga menyukai