TUGAS AKHIR 1
Disusun Oleh :
Syahrur Rifqi
2613191058
2.1 Baja
Baja adalah paduan besi dengan karbon, kandungan karbonnya berkisar
antara 0% - 2,1% berat, fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras.
Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsur karbon sangat
menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan lainnya yang biasa
terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat baja karbon
biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikrostruktur.
Menurut Amanto dan Daryanto AISI, (1999) baja karbon dapat
diklasifikasikan berdasarkan jumlah kandungan karbonnya, yaitu baja karbon
rendah disebut baja ringan (mild stell) atau baja perkakas, bukan baja yang keras,
karena kandungan karbonnya rendah kurang dari 0,3%. Baja karbon sedang
mengandung karbon 0,3-0,6% dan memungkinkan baja untuk dikeraskan sebagian
dengan pengerjaan panas (heat treatment) yang sesuai. Baja karbon tinggi
mengandung karbon 0,6-1,5%, dibuat dengan cara digiling panas(Sumardi et al.
2017).
Baja merupakan paduan yang terdiri dari besi dan karbon serta unsur
lainnya. Karbon merupakan salah satu unsur yang penting karena dapat
meningkatkan kekerasan dan keuletan baja. Pada industri baja merupakan logam
yang yang banyak digunakan baik dalam bentuk pelat, lembaran, pipa, batang,
profil dan sebagainya. Proses pembuatan baja dapat dilakukan melalui proses
Bessemar, Thomas, Siemens Martin, DapurListrik. Secara garis besar baja
dikelompokkan menjadi :
a. Baja Karbon
Baja karbon adalah paduan besi karbon dengan sedikit Si, Mn, P, S dan Cu
(Wiryosumarto dan Okumura, 2000: 89) dimana unsur karbonnya sangat
2.2 Seng
Seng merupakan logam putih kebiruan, yang cukup mudah ditempa dan liat
pada suhu 1100 C – 1500 C dan menjadi sangat rapuh jika dipanaskan diatas suhu
2000 C, jika dibiarkan di udara terbuka yang lembab akan terbentuk lapisan
garam-garam dasar tipis dan putih sebagai pelindung, untuk sifat ini maka seng
lebih cocok jika digunakan untuk melapisi baja dengan proses galvanizing. Seng
bersifat amfotir karena dapat dapat bereaksi dengan asam encer (proses lebih
lambat jika seng murni yang direaksikan), disamping itu seng juga bereaksi
dengan basa. Seng jarang digunakan sendiri sebagai bahan konstruksi, lebih sering
2.3 Korosi
Korosi adalah sebagai proses kerusakan material, terutama logam, karena
berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Keenan (1996), korosi adalah
penurunan mutu logam akibat reaksi elektro kimia dengan lingkungannya. Proses
kembalinya logam kealam inilah yang kita kenal sebagai proses korosi. Jadi
korosi adalah proses alam yang tak dapat dicegah, tetapi dengan teknologi anti
korosi kita dapat mengendalikan sehingga kerugian-kerugian yang timbul akibat
korosi dapat kita kurangi(Sumardi et al. 2017)
Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia
dengan lingkungannya yang berhubungan langsung dengan udara terbuka, sering
disebut juga dengan korosi atmosfer (Trethewey el al.,1991). Hampir seluruh
produk korosi disebabkan oleh lingkungan atmosfer. Hal ini dikarenakan pada
543W
Mpy
DAT
2.6 Kekerasan
Kekerasan (Hardnees) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical
properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui
khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan
(frictional force) dan deformasi plastis. Deformasi plastis sendiri suatu keadaan
dari suatu material ketika material tersebut diberikan gaya maka struktur mikro
2.7 Coating/Pelapisan
Teknologi coating atau biasa disebut Pelapisan adalah teknik untuk melapisi
suatu bahan pada permukaannya. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk
Faktor penting yang perlu diperhatikan pada proses coating adalah proses
surface preparation dan pretreatment, karena hal-hal tersebut dapat mempengaruhi
hasil coating pada benda tersebut, biasanya cacat pada coating terjadi karena salah
dalam melakukan surface preparation dan pretreatment tersebut. (Schweitzer,
2006)
Continuous galvanizing
Beberapa item produksi massal cocok untuk digalvanis dalam sistem
kontinyu. Selain produktivitas yang tinggi, jalur tersebut menawarkan manfaat
dari pengaturan parameter proses yang akurat. Ini memungkinkan Anda untuk
b. Wet process
Beberapa produksi galvanis komersial adalah galvanis di pabrik
menggunakan teknologi proses basah (Gambar 2.5 dan 2.6). Terlepas dari
produktivitas yang relatif rendah dari pabrik ini dan keterbatasan penanganan
manual, ada produk yang galvanisnya tidak mungkin dilakukan pada jenis
Alasan untuk galvanisasi suhu tinggi pada suhu di atas 530 C adalah bahwa
pada suhu ini fasa ζ tidak terbentuk dan lapisan fasa δ yang konsisten berlaku
dalam pelapisan, yang dapat dilapisi oleh lapisan yang dilonggarkan. kristal halus
dari fase ini bercampur dengan seng murni setelah periode perendaman yang lebih
lama. Lapisan memiliki kisaran ketebalan yang relatif rendah dan ketahanan
mekanis yang sangat baik. Oleh karena itu, galvanisasi centrifuge suhu tinggi
digunakan untuk melapisi bagian dengan permukaan kawin, terutama sekrup.
Sebelum galvanisasi benang diproduksi dengan toleransi batas itu
memperhitungkan ketebalan yang diketahui dari lapisan yang diterapkan dan
ulir.(Kuklı and Kudla, 2016.)
PROBLEM STATEMENT
Pengaruh Waktu Celup dan Paduan Aluminium-Seng Pada Hot Dip Galvanizing Baja ST41
Terhadap Sifat Mekanik dan Fisik
PENGUJIAN
1. Karakterisasi pengujian ketebalan, kekerasan, metalografi, pengujian korosi, visual dan
SEM
Kriteria
Ketebalan > 65 mikron
Laju korosi < 1 mpy
ANALISIS
1. Pengaruh waktu pencelupan hot dip galvanizing terhadap ketebalan, kekerasandan laju
korosi
Mulai
Preheat Spesimen
Proses Hot Dip Galvanizing dengan waktu 2, 3,5 dan 7 menit pada
temperatur 460oC
Quenching
Karakteristik
Selesai