Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri
khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan
ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua
kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.
Menurut Imam al-Ghazali, kata sabar dan berbagai kata turunannya disebutkan
di lebih dari tujuh puluh tempat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman
Allah ta’ala:
Pada pagi hari yang suhu udarannya sangat dingin, misalkan, kita harus sabar
dalam melaksanakan perintah Allah. Kita paksa diri kita untuk menahan
dinginnya udara guna mengambil air wudhu. Pada pagi hari juga, saat tidur
adalah sesuatu yang disenangi nafsu kita, kita tahan keinginan nafsu itu, dan kita
paksa diri kita untuk menjalankan ibadah shalat Shubuh. Kita lakukan itu semua
semata-mata mengharap ridha Allah ta’ala. Inilah yang disebut dengan sabar
dalam menjalankan ketaatan yang diwajibkan oleh Allah ta’ala.
Kedua, sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang Allah
haramkan.
Nafsu manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang oleh Allah.
Barangsiapa yang menjauhkan dirinya dari kemaksiatan dengan niat memenuhi
perintah Allah, maka pahalanya sangat agung. Para ulama mengatakan bahwa
meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama daripada melakukan seribu
kesunnahan. Karena meninggalkan kemaksiatan hukumnya wajib. Sedangkan
melakukan kesunnahan hukumnya sunnah. Tentu yang wajib lebih utama
daripada yang sunnah. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa barangsiapa
yang menjaga pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang tidak halal
baginya, maka pahalanya lebih besar daripada melakukan seribu rakaat shalat
sunnah. Hal itu dikarenakan sabar dalam meninggalkan perkara haram menuntut
perjuangan yang luar biasa berat. Yaitu perjuangan melawan setan yang selalu
menghiasi kemaksiatan seakan-akan ia adalah sesuatu yang sangat indah dan
mempesona. Dan perjuangan melawan hawa nafsu yang seringkali mengajak
manusia tenggelam dalam dosa dan keburukan.
Musibah jika dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat atau menghapus
dosa. Musibah banyak macamnya. Perlakukan buruk orang lain pada kita adalah
musibah. Begitu juga penyakit yang kita derita, kemiskinan, kecelakaan,
kemalingan, kehilangan harta benda, kebakaran, dan lain sebagainya.
Jadi orang yang dikehendaki baik oleh Allah, ia akan ditimpa musibah dan diberi
kekuatan oleh Allah untuk bersikap sabar dalam menanggung dan menghadapi
musibah yang menimpanya.