Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Pertama

alhamdulillahi robbil alamin wabihi nasta’inu ala umuriddunya waddin asholatu


wassalamu’ala asrofil mursalin wa ala alihi washohbihi ajmain amma ba’du

Membaca Sholawat

allahumma shalli ’alaa syayidinaa muhammadin wa’alaa alihii wa shahbihi ajma’iin

Wasiat Takwa

ya ayyuhalladziina aamanu ittaqullah haqqotu qootihi wa laa tumutunna illa wa antum


muslimun

Ayat Al- Qur’an

innallaha ma’ash-shoobirin

(sesungguhnya allah bersama orang-orang yang sabar QS.An-anfal 8:46)

Doa Menutup Khutbah Pertama

barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim


wa nafa’nii wa iyyakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim
aquulu qawli haadza
wa astaghfirullaahal ‘azhiim, lii wa lakum wa lii syaa-iril mu’miniina wal mu’minaat wal
muslimiina wal muslimaat min kulli dzanbiin
fastaghfiruuhuu innahuu huwal ghafuurur rohiim

Khutbah Kedua

innal hamda lillah nahmaduhu wa nast’inu wa na’uudzu billahi min suruuri anfusinaa wa
min sayiaati a’malina man yahdihillilahu fala mudhilla lah wa ma yudhlilhu fala haadiya lah

Membaca Sholawat

allahumma shalli ’alaa syayidinaa muhammadin wa’alaa alihii wa shahbihi ajma’iin

Wasiat Takwa

ya ayyuhalladziina aamanu ittaqullah haqqotu qootihi wa laa tumutunna illa wa antum


muslimun

Doa Menutup Khutbah Kedua

innallaaha ya’muruu bil ‘adli wal ihsaan


wa iitaa-i dzil qurbaa, wa yanha anil fahsyaai wal munkar wal baghyi ya’idzukum la’alakum
tadzakarun

fadzkuruullahal’aziim yadzkurkum wasy kuruuhu’ala ni’matihi yazidkum waladzikrullahi


akbar
isi khutbah pertama

Jamaah Rahimakumullah
Pada kesempatan yang demikian istimewa ini saya berwasiat kepada diri dan jamaah yang
berbahagia untuk senantiasa meningkatkan takwallah. Yakni dengan menjalankan perintah
dan menjauhi yang dilarang. Dalam sepekan kemarin kita evaluasi apakah takwa kita
semakin meningkat atau malah sebaliknya. Nah, pada kesempatan inilah kita menundukkan
kepala sembari merenung capaian takwa tersebut. Harapannya, tentu takwallah kita tambah
hari akan semakin tebal dan kokoh.

Hadirin yang Berbahagia


Sabar adalah adat kebiasaan para nabi dan rasul. Sabar adalah permata yang menghiasi
kehidupan para wali. Sabar adalah mutiara bagi orang-orang shalih. Sabar adalah cahaya
penerang bagi siapa pun yang menapaki jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat. 
Seseorang yang memiliki sifat sabar bukan berarti ia pengecut, putus asa dan lemah dalam
berucap, bertindak, dan mengambil keputusan. Sabar hakikatnya adalah menahan diri dan
memaksanya untuk menanggung sesuatu yang tidak disukainya, dan berpisah dengan sesuatu
yang disenanginya. Sabar yang merupakan salah satu kewajiban hati ada tiga macam, yaitu:  

1. Sabar dalam menjalankan taat yang Allah wajibkan.   


Pada pagi hari yang suhu udaranya sangat dingin, misalkan, kita harus sabar dalam
melaksanakan perintah Allah. Kita paksa diri kita untuk menahan dinginnya udara guna
mengambil air wudhu.
 Pada pagi hari juga, saat tidur adalah sesuatu yang disenangi nafsu, kita tahan keinginan
nafsu itu, dan kita paksa diri untuk menjalankan ibadah shalat shubuh. Kita lakukan itu semua
semata-mata mengharap ridha Allah Ta’ala. Inilah yang disebut dengan sabar dalam
menjalankan ketaatan yang diwajibkan oleh Allah Ta’ala.   
 

2. Sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang Allah haramkan.

Nafsu manusia pada umumnya menyenangi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Barang siapa
yang menjauhkan dirinya dari kemaksiatan dengan niat memenuhi perintah Allah, maka
pahalanya sangat agung.

Para ulama mengatakan bahwa meninggalkan satu kemaksiatan lebih utama daripada
melakukan seribu kesunahan. Karena meninggalkan kemaksiatan hukumnya wajib,
sedangkan melakukan kesunahan hukumnya sunnah. Tentu yang wajib lebih utama daripada
yang sunah. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa barang siapa yang menjaga
pandangan matanya dari aurat-aurat perempuan yang tidak halal baginya, maka pahalanya
lebih besar daripada melakukan seribu rakaat shalat sunah.

Hal itu dikarenakan sabar dalam meninggalkan perkara haram menuntut perjuangan yang luar
biasa berat. Yaitu perjuangan melawan setan yang selalu menghiasi kemaksiatan seakan-akan
ia adalah sesuatu yang sangat indah dan mempesona. Dan perjuangan melawan hawa nafsu
yang seringkali mengajak manusia tenggelam dalam dosa dan keburukan.
3. Sabar dalam menghadapi musibah yang menimpa

Musibah jika dihadapi dengan sabar akan meninggikan derajat atau menghapus dosa.
Musibah banyak macamnya. Perlakukan buruk orang lain pada kita adalah musibah. Begitu
juga penyakit yang kita derita, kemiskinan, kecelakaan, kemalingan, kehilangan harta benda,
kebakaran, dan lain sebagainya.

Isi khutbah kedua

Hadirin Yang Berbahagia

Diceritakan bahwa ada seorang yang shalih, kedua tangannya terpotong, kedua kakinya
terpotong dan kedua matanya buta. Ia juga terjangkit suatu penyakit yang menggerogoti
beberapa anggota tubuhnya. Anggota-anggota tubuhnya yang terkena penyakit itu menjadi
menghitam lalu berjatuhan dan berguguran. Tidak ada satu pun yang mau merawatnya. Ia
dibuang di jalanan. Banyak serangga yang mengerubungi kepalanya dan menggigitnya.
Namun apa daya. Ia tidak punya tangan untuk menjauhkan dirinya dari serangga-serangga
itu. Ia juga tidak punya kaki untuk bergerak dan berpindah dari tempat duduknya.

Seperti firman allah :

innallaha ma’ash-shoobirin

(sesungguhnya allah bersama orang-orang yang sabar QS.An-anfal 8:46)

Dalam Islam, sabar akan mendatangkan pahala besar. Pahala bagi yang bersabar adalah
surga. Tidak ada imbalan yang lebih baik dari itu. Demikian yang dapat saya sampaikan
semoga bisa menambah wawasan kita semua untuk menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai