Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH AL-QUR’AN & HADITS

NAMA: MOCHAMMAD ANDI SETIAWAN

KELAS: XI IPA1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin dipisahkan dari keimanan: Kaitan antara sabar dengan iman,
adalah seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana
juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja
dibutuhkan bekal kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan dibutuhkan bekal kesabaran. Sabar
termasuk kewajiban yang harus ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun bersabar menanggung
ketentuan takdir Allah. Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar  yang banyak muncul dalam diri orang-
orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah. Maka dari itu, dalam makalah
ini kami akan membahas tentang “Sabar” sehingga kita dapat mengetahui bagaimana sabar yang
sebenarnya.

1.2.    Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :

1.      Apakah pengertian Sabar?

2.      Apakah keutamaan Sabar?

3.      Apa saja Macam-macam Sabar?

4.      Apa saja penerapan Sabar?

1.3.    Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :

1.      Agar siswa dapat mengetahui pengertian sabar.

2.       Agar siswa dapat mengetahui macam-macam sabar.


1.4.    Kegunaan / Manfaat

Pembuatan makalah ini dapat memberikan suatu manfaat bagi kita semua, yaitu:

1.      Sebagai tempat  untuk menambah wawasan kita.

2.      Sebagai sumber informasi untuk pembuatan makalah selanjutnya.

BAB II

PEMBAHASAN

1.     PENGERTIAN SABAR

Secara bahasa: Berasal dari kata “ ‫ يصبر‬ -  ‫”صبر‬ yang artinya menahan.

Secara istilah: Menahan diri dari kesusahan dan menjaga lisan dari celaan, serta menahan anggota
badan dari berbuat dosa.

Definisi sabar menurut sufi ternama Dzun-nun Al-Mishri, “Sabar ialah menajuhi perselisihan, bersikap
tenang dalam menghadapi cobaan yang menyesakkan hati, dan menampakkan rasa kecukupan ketika
ditimpa kesusahan dalam kehidupan”. Sedikit berbeda dengan Ar-Raghib Al-Ashfihani, yang mengatakan
bahwa sabar memiliki makna yang berbeda sesuai dengan konteks kejadiannya. Menahan diri saat
ditimpa musibah dinamakan shabr (sabar), sedangkan lawan katanya jaza’ (gelisah, cemas, risau),
menahan diri dalam peperangan dinamakan syaja’ah (keberanian) dan lawan katanya jubn (pengecut,
lari dari peperangan), menahan diri dari kata-kata kasar disebut kitman (diam) dan lawan katanya
ihdzar/hadzar (mengecam, marah). Namun secara umum, semua yang berkaitan dengan menahan
biasanya dikategorikan sabar.

Sabar ini tidak hanya identik dengan cobaan saja. Karena menahan diri untuk tidak bersikap berlebihan
atau menahan diri dari pemborosan harta bagi yang mampu juga merupakan bagian dari sabar. Bukan
hanya ketika kita dalam kesulitan, tapi ketika dalam kemudahaan dan kesenangan.
2.     KEUTAMAAN SABAR

Allah menyebutkan orang-orang yang sabar dengan berbagai sifat dan menyebutkan kesabaran dalam
al-Qur’an lebih dari sembilan puluh tempat. Bahkan Allah menambahkan keterangan tentang sejumlah
derajat yang tinggi dan kebaikan dan menjadikannya sebagai buah kesabaran . Firman-Nya: “dan kami
jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika
mereka bersabar .”(as-Sajdah:24)

 Setiap ibadah pahalanya ditentukan kecuali sabar. Oleh karena itu, puasa memiliki pahala yang sangat
besar karena ia merupakan separuh kesabaran .

Allah berfirman: “Dan bersabarlah kalian sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar .”(al-
Anfal:46)

Allah mengaitkan kemenangan dengan kesabaran .

Firmannya:” Ya,(Cukup) ,jika kamu bersabar dan bersiap siaga ,dan mereka datang menyerang kamu
dengan seketika itu juga ,niscya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memkai tanda.”
(Ali Imran :125)

 Kesabaran ada dua macam :

       Pertama: Kesabaran yang berkaitan dengan fisik , seperti ketabahan dan ketegaran memikul beban
dengabn badan .Kesabaran ini kadang dengan perbuatan ,seperti melakukan amal perbuatan yang berat
berupa ibadah atau yang lainnya.

       Kedua: Kesabaran yang terpuji   dan sempurna yaitu kesabaran yang berkaitan dengan jiwa dalam
menahan diri dari berbagai keinginan tabi’at dan tuntunan hawa nafsu.

Berdasar kan kemudahan dan kesulitannya, kepada:

  1. Terasa sulit dan berat bagi jiwa sehingga tidak bisa mempertahankannya kecuali dengan perjuangan
yang berat dan melelahkan .Ini disebut tashabbur(usaha keras untuk sabar ).

  2. Tidak terlalu melelah kan ,bahkan dengan sedikit ketabahan jiwa .Ini disebut sabar. Oleh karena
itu,Allah berfirman :

                  “ Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah )dan bertaqwa dan membenarkan
adanya pahala yang terbaik (surga) ,maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.”( al-
Lail:5-7)

Perumpamaan pembagian sabar ini seperti seorang pegulat yang kuat melawan pegulat yang lainnya
yang lemah .

Sebagaian orang yang’arif berkata: Orang yang sabar memiliki 3 maqam:

1.      Meninggal kan syahwat ,ini merupakan tingkatan orang-orang yang bertaubat .


2.      Ridha kepada apa yang telah ditakdirkan ,ini merupan tingkatan orang yang zuhud .

3.      Mencintai apa yang di perbuat tuannya terhadap dirinya ,ini merupakan tingkatan orang-orang
yang siddiq .

Ketahuilah bahwa sabar berdasar kan hukum , kepada: Fardhu ,Sunnah, Makruh dan Haram .

Kehidupan ini tidak terlepas dari dua macam keadaan :

1.      Keadaan yang sejalan dengan hawa nafsu nya.

 Yaitu kesehatan,keselamatan,harta kekayaan,kedudukan,banyak anak, kemudahan sarana ,banyak


pengikut dan pendukung dan semua kelezatan dunia .jika ia tidak dapat mengendalikan hawa
nafsu,kecenderungan kepadanya atau tenggelam dalam kelezatannya .

Sahl berkata :”Bersabar terhadap kesenangan lebih berat ketimbang bersabar terhadap musibah.”

2.      Keadaan yang  tidak sejalan dengan hawa nafsu bahkan di bencinya .

Kadang tidak terkait dengan ikhtiar hamba ,seperti musibah dan bencana .tetapi ia memiliki ikhtiar
untuk menghilangkannya seperti membalas dendam kepada orang yang menyakitinya .

Memerlukan kesabaran dalam kedua keadaan tersebut .

3.     MACAM-MACAM SABAR

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih, sabar itu terbagi menjadi 3 macam:

1.      ‌‌Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT

Menahan diri kita agar tetap istiqomah dalam menjalankan apa yang diperintahkan Allah
SWT.Sebagaimana yang telah Allah janjikan yaitu surga bagi hamba-Nya yang menjalankan perintah-Nya
dengan baik sesuai syariat yang telah Allah SWT turunkan. Mulai dari shalat, zakat, puasa, dakwah, dan
lain-lain. Itu semua harus kita jalani dengan sabar.

2.      Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah SWT

Tenar sekali salah satu lagu yang dinyanyikan oleh Raja Dangdut H.Rhoma Irama dimana ada sebagian
liriknya yang berbunyi “mengapa semua yang asik-asik, itu diharamkan? mengapa semua yang enak-
enak itu dilarang?” karena semua itu adalah memang godaan setan yang merayu kita dengan
kenikmatan-kenikmatan duniawi. Semua kenikmatan itu mengarahkan kita ke tempat terburuk
yaitu jalan yang ditunjukan oleh setan menuju neraka. Dan kita sebagi umat Islam harus bersabar dari
apa yang dilarang oleh Allah SWT. Yakinlah bahwa semua larangan itu pasti ada maksudnya. Tidaklah
Allah SWT melarang kita untuk berbuat dosa, kecuali dalam dosa itu pasti ada sebuah kerugian yang
akan didapat jika kita melakukannya.
3.      Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah SWT

Jika ada salah satu dari kita ditakdirkan dengan kondisi fisik yang kurang, maka kita juga harus tetap
bersabar. Karena bersabar dengan ketentuan Allah SWT merupakan salah satu dari macam sabar. Dan
balasan lain dari sabar kita itu adalah surga.

Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT berfirman “Jika hambaku diuji dengan kedua
matanya dan dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya dengan surga” (HR. Bukhori).

Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang sabar dalam menjalankan perintah-Nya,
menjauhi larangan-Nya, dan dari apa yang telah ditakdirkan-Nya. Dan kita harus tetap melatih sifat
sabar ini dalam kehidupan kita sehingga nantinya kita akan dapat menyikapi semua aspek hidup ini
dengan sabar.

4.     PENERAPAN SABAR

Sabar menahan cobaan memang bukan hal yang mudah, tapi itu juga bukan sebuah hal yang mustahil.
Kedudukan orang-orang yang sabar di mata Allah SWT sangat tinggi.

Kita bisa mengambil pelajaran dari suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah seorang
penyabar, dikisahkan setelah Rasulullah wafat – Abu bakar RA mendatangi seorang pengemis Yahudi
buta dan memberikan makanan itu kepadanya.

Ketika Abubakar RA mulai mnyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak,

“Siapakah kamu?”

“Aku orang yang biasa datang”. Abubakar RA menjawab.

“Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,”jawab si pengemis buta itu.

“Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan
tersebut dengan mulutnya, setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri”.

Abubakar tidak dapat menahan airmatanya, ia menangis sambil berkata dengan pengemis itu,

“Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang
yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW”.

Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar RA ia pun menangis dan kemudian berkata,

“Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku
sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia”.

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar RA.


Siapa yang tidak terketuk hatinya dengan kisah ini. Kita bisa melihat dari kisah diatas bagaimana
Rasullah SAW begitu sabarnya dalam berdakwah dan menghadapi pengemis Yahudi itu. Walaupun
Beliau disakiti dengan hinaan, fitnah, dll. Tapi Beliau tetap menunjukan kemuliaan akhlaknya. Dan kita
sebagai umat Islam dan pengikutnya, jelaslah harus mengikuti akhlak Beliau.

Sebagaimana firman Allah SWT: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya


yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,” (QS. Al-Baqarah:45).

Dalam ayat ini kata “Sabar” digandengkan dengan “shalat”, dan kita mengetahui bahwa shalat itu
hukumnya wajib. Dan jika ada dua kata perintah dalam satu konteks ini maka dalam hal ini sabar juga
merupakan suatu hal yang diwajibkan Allah SWT.

Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga
dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam
cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi
seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.”

Berikut adalah resume dari acara Mario Teguh Golden Ways MetroTV, edisi 22 Agustus 2010, dengan
Topik “Sabar Sampai Kapan?“. Kesabaran adalah masalah hati tetapi solusi kesabaran dapat ditemukan
dalam jalan-jalan yang terang. Dalam bahasan ini kita akan mempelajari bagaimana membangun
kesabaran yang tidak lagi bertentangan dengan rasa hormat kepada diri kita, tetapi melalui cara
pandang yang logis, sehingga kita menjadi pribadi yang sabar karena tujuannya jelas.

Kesabaran bukanlah sebuah sifat tetapi sebuah keputusan karena pengertian yang baik,  sebetulnya
tidak ada orang yang punya sifat sabar.

Kesabaran adalah pengertian yang dibutuhkan untuk bersikap baik, selama menunggu hasil dari upaya
kita. Pengertiannya karena upaya itu membutuhkan waktu untuk baik, membutuhkan do’a untuk
dijawab, maka kita bersabar.

Dalam membangun kesabaran ada yang harus ditunggu, dan yang paling sering berhasil dalam proses
menunggu adalah yang sibuk. Maka sibuk-lah dalam menunggu, karena semua orang sedang menunggu,
dan yang paling akhir adalah menunggu kematian. Maka jadilah pribadi yang sibuk dalam menunggu
supaya hasil yang didapat sesuai keinginan. Dalam menghadapi sebuah kesulitan, menjadikan yang
tadinya sulit menjadi mudah.

Contoh sederhana, jika ada rotan dan ada akar yang lebih dahulu dipakai tentunya rotan, tetapi jika
tidak ada rotan maka akarlah yang dipakai.Ingatlah janji Tuhan “Bersama setiap kesulitan, datang
kemudahan”, tetapi kita manusiawi sekali untuk hanya memperhatikan kesulitan.Sehingga orang yang
ramah terhadap kehidupan melihat kehidupan ini seharusnya mudah, karena tidak ada niatan Tuhan
menyulitkan Kita.Jadi kalau ada kesulitan itu kita seharusnya senang, karena bersamanya ada
kemudahan hanya saja kita belum lihat. Jadi kalau datang sebuah kesulitan segera palingkan wajah anda
untuk melihat kemudahannya.Jadi kalau kita ikhlas, Tuhan itu memberikan kita kesulitan supaya hidup
kita mudah.Setiap orang pasti menginginkan sesuatu, tetapi belum tentu setiap orang berkeinginan
besar dan mempunyai rencana besar; karena banyak sekali orang tidak tahu mau jadi apa.

·
.       Obat Sabar dan Hal yang Diperlukannya

Dzat yang menurunkan obat juga telah menjanjikan kesembuhan .sabar itu berat atau sangat sulit tetapi
masih bisa diperoleh melalui adonan ilmu dan amal, Sabar itu berbagai macam demikian penyakit

Yang menghalanginya berbagai macam .Arti pengobatan adalah antitesa terhadap penyakit dan
mengikisnya .

Berikut beberapa contoh:

Apabila diperlukan bersabar menahan diri dari syahwat seksual ,maka sebagaimana telah kami
kemukakan ,bahwa sabar adalah ibarat tentang pertarungaan antara dorongan agama dan dorongan
hawa nafsu .karna itu, kita harus memperkuat dorongan agama dan melemahkan dorongan syahwat .

Jalan untuk melemahkan dorongan syahwat ada 3:

Pertama ,kita lihat pasokan kekuatan nya yaitu berbagai makanan yang lezat yang
membangkitkan .syahwat baik dari segi kwalitas ataupun kwantitas lalu kitaharus memotongnya dengan
senantiasa berpuasa .misalnya, menghindari makan daging dan makanan yang bisa mengakibatkan
syahwat.

Kedua, memotong segala penyebab yang bisa membangkitkan syahwat. Pandangan bisa menggerakkan
hati dan hati bisa menggerakkan syahwat. Pandangan adalah anak panah yang di bidikkan oleh syetan 
yang terkutuk.jika anda berpaling dari haluan gambar maka anda tidak akan terkena anah panah nya .

Ketiga, menghiburkan jiwa dengan halyang mubah yang berasal dari jenis yang di senanginya yaitu
nikah. Itulah terapi yang lebih bermanfaat bagi kebanyakan orang.

Memperkuat dorongan agama dapat dilakukan melalui dua jalan :

Pertama ,menumbuhkan keinginan nya terhadap berbagai keutamaan mujahadah dan hasil-hasilnya
bagi agama dan dunia. Hal ini dilakukan dengan memperbanyak berfikir tentang berbagai khobar .jika
pengetahuan ini kuat maka akan mampu memperkuat dorongan agama dan membangkitkannya.Jika
pengetahuan ini lemah maka akan melemah pula dorongan agamanya .Kekuatan iman hanya di ungkap
kan dengan kenyakin  yang merupakan penggerak bagi tegarnya kesabaran .

Kedua,melatih dorongan agama untuk mengalahkan dorongan hawa nafsu hingga mendapatkan
lezatnya kemenangan terhadapnya,lalu dorongan agama itu membangkitkan keberanian untuk melawan
dorongan hawa nafsu dan memperkuat semangat anda dalam melawannya.

Jadi terapi pertama sama dengan menumbuhkan ambisi seorang petarung dengan menjanjikan berbagai
macam penghargaan jika ia menang .sedangkan terapi kedua sama dengan pembiasaan anak kecil yang
ingin dipersiapkan menjadi seorang petarung dan petempur ,dengan melakukan berbagai latihan sejak
kecil sehingga ia terbiasa .tumbuh keberaniannya dan kuat semangatnya.

·       Rahasia Syukur, Sabar, dan Istighfar

Dalam mukaddimah kitab Al Waabilush Shayyib, Imam Ibnul Qayyim mengulas tiga hal di atas dengan
sangat mengagumkan. Beliau mengatakan bahwa kehidupan manusia berputar pada tiga poros: Syukur,
Sabar, dan Istighfar. Seseorang takkan lepas dari salah satu dari tiga keadaan:

1.      Ia mendapat curahan nikmat yang tak terhingga dari Allah, dan inilah mengharuskannya untuk
bersyukur. Syukur memiliki tiga rukun, yang bila ketiganya diamalkan, berarti seorang hamba dianggap
telah mewujudkan hakikat syukur tersebut, meski kuantitasnya masih jauh dari ‘cukup’.

Ketiga rukun tersebut adalah:

a.       Mengakui dalam hati bahwa nikmat tersebut dari Allah.

b.      Mengucapkannya dengan lisan.

c.       Menggunakan kenikmatan tersebut untuk menggapai ridha Allah, karena Dia-lah yang
memberikannya.Inilah rukun-rukun syukur yang mesti dipenuhi

2.      Atau, boleh jadi Allah mengujinya dengan berbagai ujian, dan kewajiban hamba saat itu ialah
bersabar.

Definisi sabar itu sendiri meliputi tiga hal:

a.       Menahan hati dari perasaan marah, kesal, dan dongkol terhadap ketentuan Allah.

b.      Menahan lisan dari berkeluh kesah dan menggerutu akan takdir Allah.

c.       Menahan anggota badan dari bermaksiat seperti menampar wajah, menyobek pakaian, (atau
membanting pintu, piring) dan perbuatan lain yang menunjukkan sikap ‘tidak terima’ terhadap
keputusan Allah.

Perlu kita pahami bahwa Allah menguji hamba-Nya bukan karena Dia ingin membinasakan si hamba,
namun untuk mengetes sejauh mana penghambaan kita terhadap-Nya. Kalaulah Allah mewajibkan
sejumlah peribadatan (yaitu hal-hal yang menjadikan kita sebagai abdi/budak-nya Allah) saat kita dalam
kondisi lapang; maka Allah juga mewajibkan sejumlah peribadatan kala kita dalam kondisi sempit.

Banyak orang yang ringan untuk melakukan peribadatan tipe pertama, karena biasanya hal tersebut
selaras dengan keinginannya. Akan tetapi yang lebih penting dan utama adalah peribadatan tipe kedua,
yang sering kali tidak selaras dengan keinginan yang bersangkutan.

Ibnul Qayyim lantas mencontohkan bahwa berwudhu di musim panas menggunakan air dingin;
mempergauli isteri cantik yang dicintai, memberi nafkah kepada anak-isteri saat banyak duit; adalah
ibadah.

Demikian pula berwudhu dengan sempurna dengan air dingin di musim dingin dan menafkahi anak-isteri
saat kondisi ekonomi terjepit, juga termasuk ibadah; tapi nilainya begitu jauh antara ibadah tipe
pertama dengan ibadah tipe kedua. Yang kedua jauh lebih bernilai dibandingkan yang pertama, karena
itulah ibadah yang sesungguhnya, yang membuktikan penghambaan seorang hamba kepada Khaliqnya.

Oleh sebab itu, Allah berjanji akan mencukupi hamba-hamba-Nya, sebagaimana firman Allah,

َ ‫َألَي‬
ٍ ‫ْس هَّللا ُ بِك‬
ُ‫َاف َع ْب َده‬

“Bukankah Allah-lah yang mencukupi (segala kebutuhan) hamba-Nya?” (QS. Az Zumar: 36).

Tingkat kecukupan tersebut tentulah berbanding lurus dengan tingkat penghambaan masing-masing
hamba. Makin tinggi ia memperbudak dirinya demi kesenangan Allah yang konsekuensinya harus
mengorbankan kesenangan pribadinya, maka makin tinggi pula kadar pencukupan yang Allah berikan
kepadanya. Akibatnya, sang hamba akan senantiasa dicukupi oleh Allah dan termasuk dalam golongan
yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:

‫ك َو ِكياًل‬ ٌ َ‫ك َعلَ ْي ِه ْم س ُْلط‬


َ ِّ‫ان َو َكفَى بِ َرب‬ َ َ‫ْس ل‬
َ ‫ِإ َّن ِعبَا ِدي لَي‬

“(Sesungguhnya, engkau (Iblis) tidak memiliki kekuasaan atas hamba-hamba-Ku, dan cukuplah Rabb-mu
(Hai Muhammad) sebagai wakil (penolong)” (QS. Al Isra’: 65).

  BAB  III

                                                PENUTUP

2.2.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini, yaitu :

1.      Sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menjaga lisan dari celaan, serta menahan anggota
badan dari berbuat dosa.

2.      Keutamaan sabar: Allah menyebutkan orang-orang yang sabar dengan berbagai sifat dan
menyebutkan kesabaran dalam al-Qur’an lebih dari sembilan puluh tempat
3.      Macam-macam Sabar:

-          Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT

-          Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah SWT

-          Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah SWT

4.      Penerapan Sabar:

-          Obat Sabar dan Hal yang Diperlukannya

-          Rahasia Syukur, Sabar, dan Istighfar

-          Belajar Sabar dalam Menghadapi Kesulitan

-          Bersabarlah, Karena Stok Sabar Tak Akan Habis

-          Sabar Itu Jamu

2.3.        Saran
Pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar dalam hidupnya. Sabar
tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada, atau identik dengan
keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat
menjadi lebih baik dan baik lagi. Oleh karena itu, marilah secara bersama kita berusaha untuk
menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi hamba-hamba-Nya yang berusaha di
jalan-Nya. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai