ABSTRAK
Saat ini masih banyak orang yang mengalami perilaku bullying baik orang dewasa maupun anak
remaja. Di lingkungan sekolah banyak terjadi perilaku bullying. Siswa yang mengalami perilaku
perundungan atau yang biasa disebut bullying biasanya adalah siswa yang terlihat berbeda maupun lemah.
Bullying yang dialami oleh para murid tersebut yaitu secara verbal, fisik maupun yang sedang marak
yaitu melalui sosial media, atau yang disebut dengan “Cyber Bullying”. Perundungan banyak terjadi di
lingkungan universitas, sekolah menengah atas, maupun sekolah menengah pertama. Perilaku
perundungan dapat menyebabkan banyak dampak buruk terhadap korbannya, yaitu menurunnya
konsentrasi belajar, takut untuk bergaul bahkan yang lebih buruk dapat mengakibatkan gangguan
psikologis yang berkepanjangan terhadap korbannya hingga depresi. Penelitian ini bertujuan untuk : 1)
mengetahui proses penegakan hukum pidana terhadap anak dibawah umur yang melakukan tindakan
pidana di lingkungan sekolah, 2) mengetahui tindakan yang akan dilakukan pihak sekolah terhadap murid
yang melakukan perilaku perundungan atau bullying. 3) mengetahui usaha yang dilakukan untuk
membantu memulihkan mental korban bullying. Penelitian ini bersifat ex-post facto dengan sampel 10
siswa dari 35 siswa dalam satu kelas dan satu guru bimbingan konseling di salah satu sekolah menengah
pertama negeri di Balikpapan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei dan mengisi kuesioner
untuk mengetahui berapa banyak anak yang mengalami perilaku bullying dan juga berapa banyak siswa
yang mengalami tindakan kekerasan dari perilaku bullying. Selain itu penilitian ini juga bermaksud untuk
mengetahui berapa banyak anak dari jumlah sampel yang tau bahwa bullying juga diatur dalam undang-
undang dan dapat dihukum.
ABSTRACT
Currently still many people who experience harassment behaviour or what is commonly called
bullying,even adult or teenagers. In the school environment there is a lot of bullying behaviour. Students
who be the victim of bullying behaviour usually is students who look different from othr student or look
weak. The bullying experienced by students is verbally, physically and there is famous one now is through
social media or what is called ”Cyber Bullying”. According to a number of people the authors met
randomly, Bullying often occurred in universities, high schools, and junior high schools. Bullying can
cause many negative effects on the victim, for example: decreased concentration of learning, fear to get
along with other students ,even worse which can lead to prolonged psychological disturbances to the
victim to depression. This study aims to: 1) find out the criminal law enforcement process against minors
who commit criminal acts in the school environment, 2) find out what actions the school will take against
students who commit harassment or bullying behavior. 3) find out the efforts made to help healing the
mental of the victims. This research method is ex-post facto with sample 10 students from 35 student in
one class and 1 counseling teacher in junior high school in Balikpapan. The research was conducted by
survey and filling out questionnaire to find out how many students experienced bullying and also how
much students experienced acts of violence from bullying. In addition this research also intend to find out
how many students from the sample who know that bullying is contained in the law and can be punished.
50
Research Lembaran Publikasi Ilmiah
Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021
Universitas Tridharma E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064
51
Research Lembaran Publikasi Ilmiah
Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021
Universitas Tridharma E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064
melakukan, atau turut serta melakukan lainnya ataupun dari pihak lain yang ada di
kekerasan terhadap anak. Bagi yang lingkungan sekolah.
melanggar akan dipidana dengan pidana Adapun jika anak dibawah umur
penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) melakukan tindak pidana, hal tersebut juga
bulan dan atau denda paling banyak telah diatur dalam undang-undang yaitu :
Rp.72.000.000 Pasal 1 Butir 3 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pasal 80 UU 35/2014: Pidana Anak menyebutkan anak yang
(1) Setiap Orang yang melanggar ketentuan berkonflik dengan hukum adalah anak yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76C, telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi
dipidana dengan pidana penjara paling lama belum berumur 18 (delapan belas) tahun.
3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda Khusus untuk anak yang berhadapan
paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dengan hukum, berdasarkan Pasal 64 ayat
dua juta rupiah). (2) Undang-Undang Perlindungan Anak,
(2) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud perlindungan bagi anak yang berhadapan
pada ayat (1) luka berat, maka pelaku dengan hukum dilaksanakan melalui: (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama perlakuan atas anak secara manusiawi
5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak sesuai dengan martabat dan hak-hak anak;
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) penyediaan sarana dan prasarana
(3) Dalam hal Anak sebagaimana dimaksud khusus; (3) penyediaan petugas
pada ayat (2) mati, maka pelaku dipidana pendamping khusus bagi anak sejak dini;
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima (4) pemantauan dan pencatatan terus
belas) tahun dan/atau denda paling banyak menerus terhadap perkembangan anak yang
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). berhadapan dengan hukum; (5) pemberian
(4) Pidana ditambah sepertiga dari jaminan untuk mempertahankan hubungan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat dengan orang tua atau keluarga; dan (6)
(1), ayat (2), dan ayat (3) apabila yang perlindungan dari pemberitaan identitas
melakukan penganiayaan tersebut Orang melalui media massa dan untuk
Tuanya. menghindari labelisasi.
Dalam Undang-Undang Nomor 35 Diantara banyaknya perilaku
Tahun 2014 tentang perlindungan anak, bullying yang terjadi di lingkungan sekolah,
yang berbunyi sebagai berikut : penulis memutuskan untuk meneliti dan
(1) Anak di dalam dan di lingkungan mengkaji masalah bullying yang hanya
satuan pendidikan wajib terjadi di lingkungan Sekolah Menengah
mendapatkan perlindungan dari Pertama, karena Sekolah Menengah
tindak Kekerasan fisik, psikis, Pertama adalah masa pertumbuhan dari
kejahatan seksual, dan kejahatan masa kanak-kanak ke masa remaja, dengan
lainnya yang dilakukan oleh begitu pemikiran murid Sekolah Menengah
pendidik, tenaga kependidikan, Pertama masih cenderung tidak stabil,
sesama peserta didik, dan/atau pihak selain itu penulis juga ingin mengetahui
lain. apakah murid-murid Sekolah Menengah
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud Pertama tau apa itu perilaku bullying serta
pada ayat (1) dilakukan oleh apakah para murid tau bahwa ada hukum
pendidik, tenaga kependidikan, aparat yang mengatur tentang tindakan bullying
pemerintah, dan/atau Masyarakat. serta hukum yang mengatur tentang tindak
pidana yang dilakukan oleh anak dibawah
Dengan kata lain siswa-siswa umur.
memiliki hak yang sama untuk mendapat Berdasarkan uraian dari latar belakang
pendidikan di lingkungan yang nyaman serta diatas maka penulis ingin melakukan
aman. Dalam hal ini pun berarti pihak penilitian dan kajian dengan judul “
sekolah ikut bertanggung jawab untuk Perlindungan hukum korban bullying bagi
menciptakan rasa aman dan nyaman anak bawah umur di salah satu Sekolah
disekolah, melindungi siswa-siswanya dari Menengah Pertama Negeri di Balikpapan“.
kekerasan ataupun intimidasi dari siswa
52
Research Lembaran Publikasi Ilmiah
Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021
Universitas Tridharma E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064
A. Hasil
1. Deskripsi Data
a. Variabel Tidak Mengalami Bullying
Data variabel tidak mengalami bullying
2 orang yang tidak mengalami bullying
tersebut adalah 2 siswa = 20%.
:
53
Research Lembaran Publikasi Ilmiah
Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021
Universitas Tridharma E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064
Seperti yang telah penulis jabarkan bullying dapat berkurang dan bahkan
dalam variabel-variabel sebelumnya, tidak terjadi di lingkungan sekolah.
penulis memperoleh hasil yaitu 2 murid
laki-laki tidak pernah mengalami d. Respon Yang Dilalakukan Saat
perilaku bullying. 3 murid perempuan Melihat Perilaku Bullying
dan 2 murid laki-laki mengalami
Dari hasil analisa ini pula
perilaku bullying secara verbal. 2 murid
menunjukan bahwa 4 dari 10 murid
perempuan dan 1 murid laki-laki
memilih untuk diam saja dan tidak
diantara 5 murid tersebut tidak mengakui
peduli dengan perilaku bullying yang
atau menyadari bahwa hal tersebut
mereka saksikan. Hal ini bias saja
adalah perilaku bullying. 2 murid
terjadi lantaran mereka tidak ingin ikut
perempuan dan 1 murid laki-laki
serta dan mengalami perilaku bullying
mengalami perilaku bullying secara
yang sama ataupun memiliki ketakutan
verbal dan non verbal ( kekerasan ).
untuk melakukan pembelaan terhadap
B. Pembahasan teman mereka yang mengalami perilaku
a. Semua Murid Mengerti Apa itu bullying.
Bullying e. Pendapat Murid Tentang
Melihat dari hasil analisa penulis, Adanya Perilaku Bullying Di
terkait pengertian bullying itu sendiri Lingkungan Sekolah
secara langsung beberapa siswa Dari hasil penelitian ini menunjukan
bahwa perilaku bullying baik secara
menjawab bahwa bullying adalah
verbal (lisan) maupun kekerasan masih
perilaku mengejek maupun menindas banyak terjadi di lingkungan Sekolah
siswa lain yang ada di sekolah. Menengah Pertama Negeri di
b. Pengetahuan Tentang Hukum Balikpapan. Penulis juga melihat bahwa
Yang Mengatur Perilaku Bullying masih banyak murid yang tidak berani
untuk melaporkan kepada guru maupun
Dari hasil penelitian yang penulis
orang tua tentang adanya perilaku
peroleh melalui jawaban kuesioner
bullying yang mereka alami di sekolah.
bahwa murid-murid sangat mengerti
Selain hal itu tindakan tegas dari
bahwa perilaku bullying merupakan
pihak sekolah dengan adanya aturan dan
perilaku yang tidak baik untuk di
sanksi-sanksi tegas terkait perilaku
lakukan. Perilaku ini dapat menimbulkan
bullying juga sangat berperan dalam hal
gangguan mental dan fisik seperti
ini, yang mana untuk menciptakan efek
depresi, hingga keinginan untuk bunuh
jera bagi pelaku bullying dan tidak
diri.
mengulanginya lagi. Adanya pemberian
c. Respon Yang Dilakukan Saat
pengetahuan akan hukum yang berlaku
Mengalami Perilaku Bullying di Indonesia juga merupakan hal yang
Dari hasil analisa ini penulis penting. Hal ini memberikan kesadaran
menemukan bahwa semakin sedikit terhadap murid tentang adanya hukum
murid yang berani untuk melaporkan dan sanksi tegas apabila melakukan
pelanggaran, sehingga murid memilih
perilaku bullying tersebut kepada guru
untuk tidak melakukan perilaku tersebut
mereka, semakin sedikit pula peluang
dan menjauhi konsekuensi hukum yang
guru untuk mengetahui akan adanya hal akan didapatkan.
yang terjadi di lingkungan sekolah
tersebut. Apabila setiap murid berani
untuk melaporkan perilaku bullying KESIMPULAN
yang mereka alami, maka perilaku
54
Research Lembaran Publikasi Ilmiah
Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021
Universitas Tridharma E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064
55
Research Lembaran Publikasi Ilmiah
Vol.4 No.2 S e p t e m b e r 2021
Universitas Tridharma E-ISSN: 2623-1530, P-ISSN: 2622-9064
56