Anda di halaman 1dari 9

GANGGUAN BERBICARA PADA USIA REMAJA DALAM KAJIAN FONOLOGI

Amalia Dewi
Pendidikan Bahasa Indonesia
Sekolah Pascasarjana Uhamka
amaliaa.dewi@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Gangguan Berbicara Pada Usia Remaja Dalam Kajian Fonologi.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kesalahan pelafalan pada kata yang menggunakan
[s] dan mengetahui penyebabnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Peneliti memperoleh data penelitian yang berasal dari subjek penelitian yaitu siswa kelas 8,
berinisial AM. Hasil penelitian ini adalah 1) terdapat sepuluh kata yang diujikan, dan
membuahkan hasil beberapa perubahan yaitu proses → probis, analisis → analos, bronkus →
bropi, bronkiolus → brontus, eksternal → eterna, pernapasan → pernapan, bernapas →
bernapi, susah → salah, sesama → sama, perasa → pernila; 2) AM kesulitan mengucapkan
kata berunsur [s] karena mengalami cadel sejak kecil, sehingga ia menghindari kata-kata
tersebut. Umumnya, kata-kata tersebut merupakan istilah bahasa asing. AM melafalkan [s]
dengan ujung/daun lidah terlalu menempel/mendekati langit-langit mulut, sehingga hampir
tidak ada saluran udara yang membuat suara desis tidak keluar. Atau cenderung merembes ke
samping lidah.

Kata kunci: cadel, berbicara, fonologi, remaja

ABSTRACT
This study was titled Adolescent Age Disorders in Phonological Studies. The purpose of this
study is to analyze pronunciation errors in words that use [s] and find out the cause. This study
used descriptive qualitative method. The researcher obtained research data from the research
subjects, namely 8th grade students, initials AM. The results of this study are 1) there are ten
words tested, and produce results of several changes namely process → probis, analysis →
analos, bronchial → bropy, bronchiole → brontus, external → eternity, breathing → breathing,
breathing → breathing, difficulty → wrong, fellow → same, feeling → pernila; 2) AM has
difficulty pronouncing the word [s] because it has been slurred since childhood, so he avoided
the words. Generally, these words are foreign language terms. AM recites [s] with the tip / leaf
of the tongue too close to the roof of the mouth, so that there is almost no airway that makes
the hissing sound not come out. Or tend to seep to the side of the tongue.
Keywords: slurred, speaking, phonology, teenagers
A. Pendahuluan
Bahasa merupakan alat gangguan berbicara atau cadel
pemersatu bangsa. Bahasa juga ‘S’, sehingga mempengaruhi
bagian dari kebudayaan, juga kemampuan membacanya.
sehingga menjadi hal yang AM menghilangkan beberapa
harus diwariskan. Bahasa fonem dan menggantinya
merupakan salah satu sarana dengan fonem lain, sehingga
komunikasi yang digunakan maksud dari kata yang ia
oleh manusia untuk berinteraksi ucapkan tidak dapat
dengan manusia lain. Bahasa tersampaikan.
juga digunakan untuk Setelah mengamati
berinteraksi dengan lebih dalam, ada kemungkinan
masyarakat, sebagai bagian dari perubahan fonem yang
kegiatan sosial. diucapkan oleh AM disebabkan
Bahasa berfungsi untuk oleh cadel /s/ sejak kecil. Hal
menyampaikan ide, gagasan, tersebut membuat AM tidak
pendapat, keinginan, maksud, mau mempelajari kata-kata
dan tujuan seseorang. Dalam yang mengandung unsur /s/.
berbahasa atau menyampaikan Hal ini membuat AM
bahasa, ada beberapa orang mengalami kesulitan saat
yang mengalami kesulitan hendak berbicara dan membaca
dalam berbicara. Kesulitan kata-kata yang mengandung /s/.
bicara yang dimaksud karena Maka peneliti mencoba
mengalami situasi yang disebut menguji kemampuan AM dan
ankyloglossia. Ankyloglossia mengetahui seberapa besar
merupakan suatu keadaan lidah kesalahan yang dilakukan oleh
yang salah satunya AM saat melafalkan kata
menyebabkan gangguan tersebut.
berbicara. Penelitian serupa
Pada penelitian ini, pernah dilakukan oleh Yoffie
peneliti mengamati subjek Kharisma Dewi dan Gusdi
penelitian ‘AM’ yang memiliki Sastra dalam penelitian
berjudul Gangguan Fonologis tersebut. Dengan pengamatan
Penderita Ankyloglossia yang dilakukan selama
Penutur Bahasa Melayu Riau, beberapa minggu di SMP Al-
yang dilaksanakan pada tahun Nur, terletak di Jalan Al-Nur,
2015. Pabuaran, Cibinong, Kab.
Oleh karena itu, peneliti Bogor. Penelitian ini berjudul
merasa tertarik untuk Gangguan Berbicara Pada
melakukan penelitian terhadap Usia Remaja Dalam Kajian
AM dengan pembahasan Fonologi.
B. Landasan Teori
Dalam penelitian ini, 2. Proses berbicara,
berkaitan dengan tataran terdapat
fonologi. Menurut Muslich keterlambatan
(2012: 1), fonologi merupakan bicara dan
cabang ilmu linguistik yang kurangnya
mempelajari atau kebersihan mulut,
berkonsentrasi pada bunyi ujar. terutama karies gigi.
Fonologi mempelajari berbagai 3. Pada bayi, tongue
bunyi yang dikeluarkan oleh tie berpengaruh
alat ucap manusia. Kaitannya pada proses
dengan alat ucap manusia akan menyusui.
dikenal istilah tongue-tie, yang Anak yang mengalami
dalam penelitian Dewi dan tongue-tie perkembangan
Sastra adalah kondisi lidah bicaranya normal seperti anak
yang lebih pendek yang dapat lain. Tongue-tie dapat
mempengaruhi beberapa hal menyebabkan kesalahan
sebagai berikut. artikulasi kata-kata, terutama
1. Proses makan, pada pada huruf-huruf yang
saat makan akan membutuhkan gerakan lidah ke
berantakan karena atas, seperti pengucapan huruf
pergerakan lidah R dan L. Derajat keparahan
yang terbatas. kesalahan artikulasi ini
bervariasi, dapat sangat jelas dan salah posisi, serta lidah
atau bahkan sama sekali tidak yang tidak dapat dijulurkan atau
terdengar. Dengan kata lain, ditarik masuk. Ankiloglosia
anak tersebut akan mengalami menyebabkan gangguan ketika
kecadelan karena ujung lidah berbicara, terutama pada saat
tidak mampu menyentuh langit- pengucapan bunyi [r] karena
langit mulut dengan sempurna. pada saat pengucapan bunyi-
bunyi tersebut membutuhkan
Kemampuan
aktivitas lidah yang tinggi
mengucapkan vokal dan
(Langlais dan Miller, 2001:46).
konsonan secara sempurna
Dapat ditarik kesimpulan
sangat bergantung pada
bahwa cadel adalah salah satu
kematangan sistem saraf otak,
gangguan berbahasa yang
terutama bagian yang mengatur
disebabkan adanya kelainan
koordinasi motorik otot-otot
secara fisiologis pada organ
lidah. Untuk mengucapkan
wicara dan akan berimplikasi
konsonan tertentu, seperti [r],
pada kesalahan pelafalan.
diperlukan manipulasi yang
cukup kompleks antara lidah, C. Metode Penelitian
langit-langit, dan bibir. Cadel Syamsuddin dan
dapat disebabkan oleh kelainan Damaianti., (2011: 14)
fisiologis yaitu adanya menyatakan bahwa metode
perbedaan pada bagian yang penelitian sebagai pemecahan
dinamai frenulum lingualis, masalah penelitian yang
yang menyebabkan gangguan dilakukan dengan teliti dan
sulit melafalkan salah satu cermat sebagaimana yang telah
bunyi. Ankiloglosia atau tongue direncanakan.
tie adalah suatu kondisi Peneleitianggunakan deskriptif
patologis bahwa frenulum kualitatif. Menurut Arifin
lingualis tidak melekat dengan (2011: 54) penelitian deskriptif
tepat ke lidah. Keadaan adalah penelitian yang
kongenital ini ditandai oleh digunakan untuk
frenulum lingualis yang pendek mendeskripsikan dan
menjawab persoalan-persoalan sifat populasi atau daerah
suatu fenomena atau peristiwa tertentu. Jadi, penelitian ini
yang terjadi saat ini, baik berusaha mendeskripsikan
tentang fenomena variabel secara sistematis, faktual, dan
tunggal maupun korelasi akurat mengenai kemampuan
ataupun perbandingan beberapa bicara subjek AM. AM
variabel. merupakan siswa yang duduk di
Suryabrata (2012: 75) kelas 8, yang berusia 14 tahun.
mengemukakan tujuan Sumber data diperoleh melalui
penelitian deskriptif adalah wawancara, uji secara lisan, dan
untuk menggambarkan secara diperkuat oleh guru bahasa
sistematis, faktual, dan akurat Indonesia yang mengajar AM.
mengenai fakta-fakta dan sifat-

D. Hasil dan Pembahasan


Data dibawah ini diperoleh Sesama Sama
melalui pengamatan terhadap Perasa Pernila
subjek AM dengan mengajukan
beberapa contoh kata. Peneliti telah Berdasarkan tabel di atas, maka
mengamati dan mengajukan terjadi penggantian fonem konsonan.
beberapa kata yang di ujikan
kepada AM. Seperti yang ada di Penggantian Fonem Konsonan
tabel di bawah ini. Diketahui bahwa subjek
Kata Pelafalan AM mengalami gangguan tongue-
Proses Probis tie yang menyebabkan kesulitan
Analisis Analos mengucapkan huruf [s]. Melalui
Bronkus Bropi pengamatan, AM mengucapkan
Bronkiolus brontus huruf [s] dengan menekan ujung
Eksternal Eterna lidah ke langit-langit mulut.
Pernapasan pernapan Menyebabkan perubahan
Bernapas Bernapi penucapan konsonan [s] ke huruf
Susah Salah
lain. Data yang didapatkan adalah beberapa kali, sebelum dilakukan
sebagai berikut. pembetulan.
4. Bronkiolus → Brontus
1. Proses → Probis Kiolus → Lus
Ses → Bis Bunyi [Bronkiolus]
AM tidak bisa menyebut dilafalkan [Brontus].
kata proses. Ia cenderung 5. Eksternal → Eterna
mengucapkan kata secara acak. [Eksternal] dilafalkan
AM menghilangkan beberapa [eterna]. AM tidak dapat
fonem dan menggantinya dengan melafalkan [eks], sehingga
fonem lain. Ia tidak dapat diawal kata tidak muncul [eks]
mengucapkan fon/kata yang tersebut. AM harus diberi
memiliki banyak huruf [s] pemahaman bahwa pelafalan
didalamnya. [eks] sama dengan /x/.
2. Analisis → Analos 6. Pernapasan → Pernapan
Sis → Los [Pernapasan] dilafalkan menjadi
Fonem [s] yang mengapit [pernapan].
huruf [i] menjadi tidak terbaca 7. Bernapas → Bernapi
salah satunya. Sehingga fonem [Bernapas] dilafalkan
[i] dibaca [o] dengan menjadi [bernapi].
penambahan [s] dibelakangnya, 8. Susah → Salah
yang membuat perubahan [Susah] dilafalkan menjadi
makna. AM nampaknya merasa [salah]
kebingungan apabila ada dua 9. Sesama → Sama
fonem [s] di dalam satu kata [Sesama] dilafalkan menjadi
yang sama. [sama].
3. Bronkus → Bropi 10. Perasa → Pernila
Kus → pi [Perasa] dilafalkan menjadi
Bunyi [Bronkus] [Pernila]
dilafalkan [Bropi]. Pelafalan Berdasarkan data di atas, AM
tersebut masih terus berulang mengalami kesulitan melafalkan huruf
[s]. Bunyi konsonan [s] diucapkan AM
secara acak tanpa memperhatikan Kata di atas dapat secara utuh
makna dari kata yang ia ucapkan. disampaikan, maka gangguan berbicara
Seperti [proses] menjadi [probis], pada tidak dapat digeneralisasi. Peneliti
[pro] dapat dilafalkan secara utuh, kemudian memahami bahwa ketidak
namun umumnya kata selanjutnya mampuan AM disebabkan oleh cadel
ducapkan acak. [S] yang dialami sedari kecil. Saat
AM tidak dapat mengenali kata- pembelajaran pelafalan fonem vokal
kata yang menggunakan konsonan [s], dan konsonan, AM tidak
namun berbeda dengan kata-kata lain melakukannya secara utuh karena ia
yang sering muncul seperti dalam tabel merasa memiliki kekurangan pada
berikut. bagian tersebut.
Kata Pelafalan Setelah AM duduk di kelas 8, ia
Tidak Tidak tetap tidak dapat melafalkan [s],
Hidung Hidung sehingga ia berusaha menghindari
Bukan Bukan semua kata yang menggunakan
Dada Dada konsonan [s]. AM cenderung
Rongga Rongga menghilangkan [s] ketika terpaksa
mengucapkannya, seperti [proses]

1. Tidak → Tidak menjadi [probis]. [s] pertama hilang, [i]

[tidak] dilafakan secara utuh. yang diapit hilang, [s] terakhir tetap

2. Hidung → Hidung ada.

[hidung] dilafalkan secara Kesulitan mengucapkan [s]

utuh. menjadi penyebab AM menghilangkan

3. Bukan → Bukan bagian tersebut. Pengarahan dengan

[bukan] dilafalkan secara intensif kemungkinan dapat

utuh. memperbaiki kemampuan bicara AM.

4. Dada → Dada
[dada] dilafalkan secara utuh. E. Kesimpulan dan Saran

5. Rongga → Rongga AM yang berusia 14 tahun memiliki

[rongga] dilafalkan secara kesulitan melafalkan konsonan [s] yang

utuh. menyebabkan terjadi kesalahan dalam


melafalkan beberapa kata sebagai terdengar bunyi berisik (desis).
berikut. Sedangkan AM ujung/daun lidah
terlalu menempel/mendekati langit-
1) terdapat sepuluh kata yang diujikan, langit mulut, sehingga hampir tidak ada
dan membuahkan hasil beberapa saluran udara yang membuat suara
desis tidak keluar. Atau cenderung
perubahan yaitu proses → probis,
merembes ke samping lidah.
analisis → analos, bronkus → bropi,
bronkiolus → brontus, eksternal → Saran
Untuk gangguan pelafalan [s] yang
eterna, pernapasan → pernapan, dialami subjek peneliti, dapat
bernapas → bernapi, susah → salah, diperbaiki dengan beberapa hal.
Pertama, jangan malu belajar dalam
sesama → sama, perasa → pernila;
usia berapapun. Belajar dapat dengan
2) AM kesulitan mengucapkan kata cara berlatih memposisikan lidah di
berunsur [s] karena mengalami cadel dalam mulut saat hendak mengucapkan
sejak kecil, sehingga ia menghindari [s]. Kemudian mengulang-ulang
kata-kata tersebut. Umumnya, kata- pengucapannya, dengan beberapa
kata tersebut merupakan istilah bahasa kombinasi kata yang mengandung [s].
asing. Dilansir dari laman
wikibooks.org, cara melafalkan [s]
yang benar adalah Alveolar - ujung/
daun lidah menyentuh/mendekati gusi.
Kemudian, [s] termasuk kedalam bunyi
frikatif - arus udara dikeluarkan
melalui saluran sempit sehingga
gQIBxAC&url=http%3A%2F
F. Daftar Pustaka %2Fjurnalpuitika.fib.unand.ac.
id%2Findex.php%2Fjurnalpuit
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian
ika%2Farticle%2Fdownload%
Pendidikan Metode dan
2F9%2F6&usg=AOvVaw1Da
Paradigma Baru. Bandung:
omY6ScB3x7uALFSVXcs,
Rosda.
diakses pada 06 Februari 2019).
Dewi, Yoffie Kharisma dan Sastra,
Muslich, Masnur. 2012. Fonologi
Gusdi. 2015. Jurnal Puitika:
Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gangguan Fonologis
Bumi Aksara
Penderita Ankyloglossia
Suryabrata, Sumardi. 2012.
Penutur Bahasa Melayu Riau,
Metodologi Penelitian. Depok:
(Online),
Leuwinanggung.
http://www.google.co.id/url?sa
Syamsuddin dan Damaianti, Vismaia
=t&rct=j&q=&esrc=s&source
S. 2011. Metode Penelitian
=web&cd=9&cad=rja&uact=8
Pendidikan Bahasa.
&ved=2ahUKEwjo7JaQwKbg
Bandung: Rosda.
AhUMTo8KHbgGAtAQFjAIe
-----.http://repository.usu.ac.id/bitstr
eam/handle/123456789/57068/
Chapter%20I.pdf?sequence=5
&isAllowed=y, diakses pada 07
Februari 2019
Wikibuku. 2014. Bahasa
Indonesia/Bunyi. (online),
https://id.m.wikibooks.org/wiki
/Bahasa_Indonesia/Bunyi,
diakses pada 07 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai