Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesulitan Belajar
Disusun Oleh :
Putri Rizky Rohmadhoni
1511412010
Eka oktaviani
1511412015
1511412120
Kukuh sujana
1511412121
Anissa Septiani
1511412044
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
sebagai kesulitan belajar pada definisi awalnya. Pengaruh bahasa masih jelas terlihat hari ini
dalam sebuah ujian definisi nasional saat ini.
Dimana negara beranggapan bahawa kesulitan belajar spesifik memiliki artian gangguan
dalam satu atau lebih dalam proses psikologi dasar meliputi pemahaman penggunaaa bahasa,
berbicara atau menulis yang terwujud dalam ketidakcakapan kemampuan mendengar, berfikir,
berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau kalkulasi dalam matematika. Selain itu dalam
berbagai literatur, bahasa telah digunakan dalam kombinasi kesulitanbelajar di dalam
termonologi yang baru untuk kesulitan belajar bahasa
B. PERKEMBANGAN BAHASA NORMAL
Perkembangan bahasa terjadi secara berkesinambungan dari sejak berusia satu tahun
hingga mampu mengintegrasikan ketiga komponen tersebut. Adapun tiga komponen bahasa,
yaitu:
1. Isi
Perkembangan isi atau makna bahasa, berkaitan dengan berbagai objek atau peristiwa
yang ada di sekitar anak dan cara anak beriteraksi dengan berbagai objek atau
peristiwa tersebut.
2. Perkembangan isi dan bentuk bahasa
a. Perbendaharaan kata
Anak mempelajari kata-kata secara berangsur-angsur dengan mencobakan
katakata tersebut kedalam berbagai situasi.
b. Struktur semantik-sintaksi
Isi semantik kalimat permulaan adalah informasi tentang hubungan antar berbagai
objek, terutama mencakup kegiatan, tempat dan orang. Berdasarkan kombinasi
sederhana, struktur sintaksis kalimat akan berkembang secara bertahap.
c. Variasi dan kompleksitas bahasa
Variasi dan kompleksitas merupakan dua ciri penting dari bahasa anak-anak.
Banyak anak berkesulitan belajar yang lambat dalam mengembangkan kata-kata
baruayau yang berbeda. Kompleksitas terjadi ketika kalimat-kalimat anak menjadi
lebih panjang.
Teori Kirk, McCarthy dan Kirk (1968) dan Johnson dan Myklebust (1965) menjelaskan
model kemampuan spesifik. Kedua teori berusaha untuk mengidentifikasi dan proses
spesifik seperti ( memori, diskriminasi dan ungkapan) Mereka percaya hal tersebut penting
dalam bahasa. kedua teori berasumsi bahwa kemampuan berbahasa dapat di identifikasi dan
diukur dan itu dapat ditingkatkan melalui latihan. Lebih dari itu, bahasa merupakan akar
permasalahan dalam akademik. Konsekuensinya, ini memiliki kepercayaan yang cukup
bahwa kemampuan berbahasa itu sangat penting dalam kesuksesan disekolah. Kedua teori
memiliki asumsi yang sama tetapi sebenernya mereka berbeda.
Channel of Communication
Proses Psikologi
Auditory- Vocal (auditori Reception Process
Input - Vocal output )
(Input Of Information)
Visual-Motor (Visual Input- Association Process
Motor Ouput)
(Organization and Intergration
of Information )
Expression Process
(Output Information)
ITPA Model
Kirk dkk menformulasikan konstruk spesifik berbahasa dengan Level, proses dan rangka
komunikasi. 12 subtest meliputi 2 komunikasi yaitu (Auditory Vocal dan Visual motor) 3 tipe
psikolinguistik proses (Penangkapan, Penyatuan dan Ungkapan) dan 2 level fungsi
Representational dan Automatic).
gramatik.
Meliputi
pengetahuan
penulisan
dan
aturan
morfologik. Contoh "Here is a dog, Now here a two... " Seorang anak harus
menjawab Dogs. (Auditory-vocal;Asosiasi;Automatic)
i. Pengakhiran auditori. Mengevaluasi kemampuan melengkapi stimulus katakata yang diberikan secara auditori. Contoh penguji mengatakan co lat,
dengan penghilangan pengejaan k, maka anak harus menjawab coklat.
(Auditori-vocal;asosiasi;automatic)
j. Campuran Suara. Memerlukan kemampuan untuk membagi dan memadu
kembali elemen fonemik. Contoh penguji memberikan jeda pengejaan buku
menjadi b-u-k-u setiap 2 detik. Seorang anak seharusnya bisa menjawab buku.
(Auditori-Vocal-Asosiasi-Automatic)
k. Memori auditori berurutan. Mengevaluasi kemampuan untuk mengulang
beberapa angka yang diberikan secara auditori. Seorang penguji mengatakan
2-5-7
maka
anak
harus
mengulangi
2-5-7
Auditori-
Vocal;Asosiasi;Automatic)
l. Memori visual berurutan. Meliputi kemampuan merecall arti urutan objek
yang diberikan secara visual. Penguji memberikan urutan gambar dan anak
tersebut
harus
mampu
mengurutkannya
sesuai
urutannya.
(Visual-
motor;Asosiasi;Autonatic)
membedakan suara, atau membaca dengan baik. Problem mereka terus terjadi
dan kontinum. Mendengarkan, berbicara dan membaca dan didahului oleh
menulis.
c. Bahasa Ungkapan. Anak yang memiliki problem ungkapanf bahasa mungkin
tidak bisa mengorganisasikan kata menjadi kalimat, salah menggunakan
kalimat dan kataganti serta salah dalam penempatan kata dalam kalimat. Anak
dengan kesulitan visual ekpresi kesulitan dalam menulis bahasa.
E. Model Linguistik
Ahli bahasa tertarik untuk menganalisa komprehensi dan performa berbahasa pada anak
kesulitan berbahasa merujuk pada komponen bahasa. Mereka fokus pada mendeskripsikan
formal sistem dan tidak menggaris bawahi kemampuan spesifik.
1. Fonologi
Fonem merupakan bagian dari suara. Kombinasi beberapa suara untuk membentuk
sebuah kata. Contoh kata meja memiliki 4 fonem yaitu : m/e/j/a. Fonem yang paling
umum adalah cara paling mudah menguasai artikulasi yang baik dan auditori yang
kontras. Anak di seluruh dunia menguasai suara terlebih dahulu. Fonem
membutuhkan
perbedaan yang lebih baik adalah yang sulit dikuasai dan biasanya
ulal,
atau
mengubah
suara.
Masalah
i. /pr, /fr, dan /kr kebingung dengan /pl, /fl dan /kl
ii. /tr dan /dr kebingung dengan /tw dan /dw
iii. /pr, /tr, /kr, /dr, /gr dan /fr kebingunan dengan satu sama lainnya
iv. /sp, /st, /sk, /sm, /sn, /sl dan /sw kebingunan dengan satu sama lainnya
c. Vocal
Masalah vocal bisanya dalam membedakan huruf awal seperti a, i, e. anak
bisanya kesulitan dalam membedakan sit, set dan sat.
2. Morfologi
Morfem adalah bagian terkecil dari unit bahasa dan mengandung arti. contoh kata
unnatural memiliki 2 morfem yaitu un dan natural. dan terdiri dari 4 suku kata. tetapi
4
dapat berdiri sendiri. Natural dalam morfem adalah bentuk bebas. Dalam bentuk
terikat seperti unnatural.Anak mendapatkan morfemnya biasanya pada umur satu
tahun. Secara berangsur-angsur ia mengembangkan pengetahuannya. tanpa morfem
anak akan kesulitan dalam mempelajari peraturan morfem.
a. Masalah Morfologi
Wiig, Semel dan crouse melaporkan bahwa banyak dari kesulitan
berbahasa memiliki kesulitan dalam menggunakan aturan morfologi untuk
kata ganti orang ketiga pada bentuk tunggal kata
3. Syntax
Syntax adalah bagaimana kata dapat bergabu menjadi sebuah kalimat. Syntax bisa
juga disebut Grammar. Di bahasa inggris, syntax berpengaruh dalam penempatan
sebuah kata. Anak berkesulitan belajar baisanya memiliki kemampuan yang sedikit
dalam penyusunan kalimat, seperti kata semantik, kalimat ulangan, kalimat negatif
dan kalimat pasif
a. Kalimat komprehensi
Kegagalan pemahaman dalam kalimat akan menggambarkan kekurangan
dalam aturan linguistik dan pengurangan memori. Masalah sungguh terlihat
dalam memproses perintah verbal. Contoh : Ketika ujian lisan anak akan
Kata kerja yang kompleks seperti kata driving dan diving memiliki suara yang
hampir sama. Anak akan kesulitan dalam membedakan kata kerja kompleks
tersebut
b. Kata Sifat
Wiig dan semel membandingkan kata sifat yang memiliki ciri lebih
banyak seperti ukuran bentuk dan warna lebih sulit dibandingkan kata sifat
yang memiliki ciri lebih seikit.
c. Kata keterangan
Bagian lain dari permasalahan proses dan memproduksi kata keterangan.
Sebagai contoh anak kesulitan merecall kata keterangan yang berada pada
posisi akhir pada kalimat. Biasanya kata terakhir lebih mudah diingat kembali.
bisanya ini adalah masalh pada semantik dan bukan masalah pada memori.
d. Kata ganti
Anak kesulitan belajar bermasalah dalam mempertimbangkan kata ganti
personal seperti saya kamu dan dia. Kata ganti tidak tentu sepeti di suatu
tempat, seseorang, dan sesuatu.dan kata ganti negatif seperti tidak seorang
pun, tidak ada.
5. Sajak
Sajak meliputi pemahamanan dan penggunana yang pantas tentang ritme, intonasi
dan pola dalam bahasa. Menjelaskan fungsi sejenis tentang penggunaan tanda baca
penulisan. Ilmu persajakan adalah komponen menyeluruh dalam bahasa. ini jelas
berbeda dari pola melodi dari berbagai bahasa. Sebagai contoh bahasa anak hawaijepang mengakhiri kalimat ceriatanya dengan nada bertanya. dimana kebanyakan
negara mengakhirinya dengan nada kalimat interogratif. Berry (1980) pecaya bahwa
dialek mungkin timbul dari ketidakmampuan orang untuk mengeluarkan pola melodi
dari bahasa pribumi.Ia juga menambahkan bahwa sajak tidak diteliti lebih jauh pada
anak berkesulitan belajar. Gangguan sajak ditemukan pada orang yang memiliki
gangguan neurologis serta orang yang mengalami reatrdasi mental.
Kesimpulan
Peneliti mengidentifikasi kesulitan belajar memiliki masalah pada fonem, morfem syntax
dan semantik pada bahasa. Peneliti mengarahkan pada implikasi strategi mengajar. Guru
harus berhatihati dan memilih kosakata dan kalimat yang terstruktur ketika memberikan
instruksi dan langsung mencheck apa kah pesan yang diberikan di pahami. Wiig dan
semel (1980) menyarankan bahwa guru menggunakan struktur yang simple,
menggunakan kalimat yang tidak lebih dari 8 sampai 10 kata. Mereka juga menyarankan
untuk tidak memberikan 5 kata baru dan tidak familiar pada satu kali pertemuan dalam
belajar. Guru juga harus menyadari bahwa kalimat pasif, kalimat yang panjang dengan
kata sifat, kalimat negatif dan kalimat situasional memakan waktu proses yang cukup
lama. Tipe kalimat seperti ini harus di tulis ulang kembali oleh murid. Guru juga harus
sadar bahwa murid harus mengerti instruksi bahasa yang diberikan.
F. Pola Bahasa Daerah (Suku)
Pada pertengahan 1970-an dan awal 1980-an, banyak penelitian menunjukkan
bahwa kesukaran belajar tidak hanya berpengaruh pada pemuda berkulit putih kelas
menengah saja, tetapi juga pada kaum minoritas. (Tulisan ini hanya terbatas pada diskusi
perbedaan budaya pada anak-anak kulit hitam dan anak-anak Spanyol sejak terdapat
sebuah persentase yang besar dari populasi kesukaran belajar pada anak-anak
minoritas).Ada siswa yang berkata untuk berbicara sebuah bahasa tidak baku (Perkins,
1977). Sekarang pola perkataan mereka mempertimbangkan perbedaan, tetapi tidak
inferior. Saville-Troike (1976) menunjukkan bahwa tidak ada bahasa yang lebih baik
daripada dasar lain pada kualitas linguistik. Keduanya, baik bahasa kulit hitam dan
bahasa Spanyol adalah peraturan pemerintah, kompleks, logis, dan merupakan sistem
pengekspresian. Masalahnya terdapat pada bentuk perbedaan pola berbicara yang sangat
penting pada harapan dan kebutuhan untuk berhasil di sekolah. Meskipun nilai pada pola
bahasa yang berbeda sedang diperdebatkan oleh pakar bahasa, sebuah gambaran umum
perbedaan adalah tahap pertama para pedidik dalam merencanakan, menyeleksi, dan
menyiapkan kebutuhan untuk siswa mulai dari perbedaan latar belakang bahasa.
1. Fonologi
Keduanya, baik pembicaraan anak kulit hitam dan pembicaraan anak Spanyol
mempunyai kesulitan dengan diskriminasi dan produksi dari banyak suara-suara dari
standar Inggris. Orang Spanyol, sebagai contoh, mempunyai banyak persamaan suara.
Hal itu diantaranya e yang tidak panjang(seperti pada beet), a yang pendek (seperti
pada bat), oo (seperti pada book), atau oa (pada boat). Itu hanya memiliki 5 fonem
huruf vokal: /a/ . /e/ , /i/ , /o/ , dan /u/, dimana pengucapan seperti pada a dalam far, e
dalam debt, i dalam lid, o dalam border, dan u dalam bull.
2. Morfologi
Infleksi akhir biasanya menjadi masalah. Seperti s dan es, ed, dan ing). Kedua
kelompok (kulit hitam dan Spanyol) memberi s di akhir (five hat menjadi five hats).
Bentuk jamak es digunakan pada dialek orang kulit hitam pada huruf sebelum akhir,
seperti p, t, dan k (contoh: desses untuk desks; ghoses untuk ghosts).
3. Sintaksis
Kedua kelompok memiliki masalah dalam menggunakan artikel, penyangkalan,
persetujuan kata benda, dan tensis. Kulit hitam selalu menghilangkan a dan an, yang
hasilnya dalam kalimatnya seperti I have coat. Persamaan ini seperti pada
pembicaraan pada orang Spanyol dengan a, ketika the selalu digunakan sebagai
tambahan pada judul, seperti pada The Mr. Smith is here.
Pada orang hitam Inggris, penyangkalan selalu diekspresikan dengan aint, ketika
orang Spanyol selalu menggunakan no pada kata sebelum kata kerja (contohnya Juan
no esta aqui, atau Juan not is here). Bahasa Inggris standar pada kata benda
persetujuan selalu tidak ditemukan di bahasa yang lain. Contohnya ditemukan pada
kalimat ini, The girl sit.
4. Semantik
Pada dialek orang kulit hitam, kata kerja to be dapat digunakan dengan lain kata,
yaitu has, have, is, dll. Tanpa memperhatikan subjek (contohnya He is busy menjadi
He be busy). Persamaannya, pada dialek orang Spanyol, kata kerja to be
diekspresikan berbeda. Saville-Troike (1976) melaporkan bahwa orang hitam dan
orang Spanyol berbicara dwibahasa, selalu menggunakan satu suku kata, banyak
deskriptif atau mengelompokkan istilah, dan pecahan kata sederhana.
5. Prosody (Sajak)
Fasold dan Wolfram (1975) mengobservasi bahwa stres pada dialek orang hitam
selalu terjadi pada suku kata pertama cukup satu detik dan selalu suku kata pertama
hilang ketika sedang stres. Anak Spanyol berbicara seringkali menggunakan intonasi
yang naik untuk mengindikasikan sebuah pertanyaan dan nada suara menggantikan
kata ganti.
6. Fragmatis
Pada fragmatis pembelajaran bahasa, Bryan dan Pflaum (1978) melaporkan bahwa
anak berkulit hitam cenderung kurang menggunakan kata yang kompleks pada kata
kerja dalam berinteraksi dengan orang lain.
ASESMEN BAHASA
Pada masa lalu, ITPA digunakan untuk asesmen sebuah bahasa anak yang
mengalami kesukaran, konsekuensinya, menempatkan anak pada sebuah program.
Contohnya, membuat sebuah asosiasi pendekatan diantara komponen pemrosesan dalam
definisi kesulitan belajar dan asesmen bahasa. Dalam banyak area hari ini yang
mengidentifikasikan sebuah proses gangguan adalah tetap membutuhkan penempatan,
seperti tes Wepman Auditory Discrimination Test, Detroit Tests of Learning Aptitude, dan
Test of Language Development mempunyai penempatan pada ITPA.
1. Determinasi dari Masalah
Pada umumnya, peralatan terstandarisasi dan atau skala perkembangan bahasa
yang digunakan pada determinasi diantara anak yang mempunyai malah bahasa. Jika skor
anak lebih rendah daripada skor anak yang lain yang umurnya atau perkembangannya
sama dengan anak yang lebih muda, sebuah keadaan ketidakmampuan. Tes ini digunakan
oleh ahli klinis atau spesialis LD. Anak-anak yang skor mentahnya selalu diubah ke
dalam standar atau skor yang sama (bahasa sesuai umur, usia mental, atau
kelas).Meskipun pada umumnya ukuran selalu tidak digunakan mengindikasikan strategi
pembelajaran, mereka selalu menunjukkan area untuk asesmen yang lebih luas.
2. Identifikasi Objektif secara Spesifik
Objektif secara spesifik selalu dapat melewati administrasi dari ukuran, struktur
bahasa sederhana atau pembicaraan spontan sederhana (Bloom & Lahey,
1978).Dalam struktur bahasa sederhana, penguji berinteraksi langsung dengan siswa
dan mencoba untuk mendatangkan respon khusus. Penguji selalu menyiapkan item-
item selama anak menjawab dan selalu didedikasikan untuk ukuran standar dari
kemampuan penerimaan. Bloom dan Lahey (1978) menyarankan untuk menganalisis
pengucapan berdasarkan pada komponen individual dalam bentuk, isi, dan
menggunakan dalam berinteraksi. Ketika menganalisis bentuk, penguji mengevaluasi
jika anak dapat memilih kata penting dan kombinasi dari kata yang dipresentasikan
ide ulang (fonologi, morfologi, dan sintak). Seorang anak yang secara konsisten
menggunakan istilah things dalam mendeskripsikan objek mungkin mempunyai
masalah bentuk. Dalam area isi, penguji menganalisis ide-ide anak-anak tentang
objek dan peristiwa untuk mengevaluasi apakah anak memprotes secara dangkal atau
benar-benar pengetahuan dari konsep (semantik).
3. Program Linguistik
Model linguistik juga menyediakan dasar untuk program kreasi bahasa. Program
ini biasanya fokus pada sebagian kemampuan berbahasa anak seharusnya anak miliki.
Tidak seperti program kemampuan spesifik lainnya, program linguistik tidak setuju
dengan awal dari masalahnya. Meskipun konten dari programnya sama, beberapa dari
mereka memiliki dasar dalam teori perilaku, nativisme dan beberapa dari
interaksional.
a. Behavioristik
Dua program digunakan dalam anak berkesulitan belajar berdasarkan model
behavioral yaitu DISTAR dan Monterey Language Program. Program bahasa
DISTAR lebih terstruktur dan mendekati intervensi bahasa. Program ini mendesain
murid melalui 3 tingkat dan fokus pada ekspresi dan penerimaan bahasa dan
perkembangan kognisi. Program ini menggunakan pendekatan didaktik.
Monterey Language Program biasanya digunakan untuk beberapa kesulitan
berbahasa anak-anak. Anak-anak diberi penguatan imitasi dengan respon guru.
Kemampuan diajarkan terpisah dengan perintah percontohan. Matheny dan Panagors
(1978) menemukan bahwa Monterey Phonological dan program sintaksis sangat
efektif untuk anak dengan masalah linguistik yang berlipat. Bagaimanapun konsep
mengajarkan secara terpisah tidak valid. Intervensi fonologikal memproduksi lebih
banyak peningkatan sintaksis dan metode sintaksis. Matheny dan Panagos
ii.
Kesimpulan
Jelas banyak program yang tersedia untuk digunakan sesuai kebutuhan anak
tersebut, tergantung keahlian guru dan orientasi program di beberapa sekolah. Walaupun
beberapa program terlihat efektif, prosedur penilaian masih memiliki kontroversi yang
tinggi. Panagos dan Griffith (1981) menyimpulkan bahwa tidak ada metode persetujuan
tentang intervemsi penilaian.
G. ASESMENT
Ada dua macam jenis asesment, asesment formal dan informal. Asesment formal
umumnya telah dibakukan sedangkan asesment informal sering tidak dibakukan. Tes konsepkonsep dasar ciptaan Boehm (Boehm Test of Basic Concepts) merupakan salah satu
instrumen asesment formal yang dapat diadpsi di Indonesia, khususnya untuk anak-anak usia
sekolah permulaan. Tes tersebut dirancang untuk mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman
anak tentang konsep-konsep dasar kuantitas, ruang, waktu, dan kombinasi dari aspek-aspek
tersebut.Dalam menggunakan asesment informal atau evauasi percakapan spontan, guru
dapat melakukan percakapan dengan anak tentang berbagai hal yang disukai anak.
Berdasarkan percakapan tersebut guru dapat mengetahui berbagai kesalahan bahasa yang
dibuat oleh anak dan berdasarkan kesalahan-kesalahan tersebut guru dapat melakukan
tindakan-tindakan korektif atau interventif.
Solusi mengatasi disleksia
1. Menurut Dr Sally Shaywitz penulis Mengatasi Disleksia, program yang mengajarkan
phonics sistematis dan eksplisit yang paling efektif: sebuah program yang
mengajarkan bagaimana untuk memecahkan kode membaca dalam berurutan, format
yang sistematis dan kumulatif yang membantu semua pembaca memahami,
mempertahankan dan menerapkan kode ini.
Mereka perlu diajarkan konsep-konsep dasar yang mengatur bahasa.
Kebanyakan siswa dapat membaca kata-kata tingkat sekolah tinggi setelah
menyelesaikan program membaca. Ini tidak berarti bahwa mereka membaca pada
tingkat SMA, yang meliputi kosakata, kefasihan, dan pemahaman.
2. MENGAJARKAN ORTON-Gillingham princples Apa prinsip Orton-Gillingham?
Pada 1930, peneliti dokter Dr Samuel T. Orton dan Anna Gillingham menyimpulkan
bahwa berjuang pembaca berkembang bila terkena pola terstruktur eksplisit,
sistematis instruksi phonics.
The pilihan Phonics Intensif untuk Diri Sendiri metode ini secara berurutan diresapi
dengan metode Orton-Gillingham, termasuk:
Aplikasi Multi-sensorik yang melibatkan kinestetik, pendengaran, dan isyarat
visual.Mengajar prinsip alfabet dan phonics berurutan. Praktis, aplikasi berbasis
bahasa.Pengulangan Logical menggunakan gaya akrab pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik untuk membuat prediksi tentang pola bahasa bahasa
baru.
H. REMEDIASI
Menurut Lovitt, 1989 Ada lima macam pendekatan remediasi bagi anak berkesulitan
belajar bahasa, yaitu:
1. Pendekatan proses
Pendekatan proses bertujuan untuk memperkuat dan menormalkan proses yang
dipandang sebagai dasar dalam memperoleh kemahiran berbahasa dan komunikasi
verbal. Proses yang ditekankan ini pada jenis ini adalah persepsi auditoris, memori,
asosiasi, interpretasi, dan ekspresi verbal. Tujuan remediasi ditekankan pada
Kesimpulan
Bahasa merupakan salah satu kemampuan manusia terpenting yang menjadikan mereka
unggul atas mahluk lain. Wicara adalah bahasa verbal yangmemiliki koponen artikulasi, suara
dan kelancaran. Didalam ekspresi bahasa memiliki enam komponen, yaitu fonem, morfem,
sintaksis, semantik, prosodi, dan pragmatik. Adanya gangguan pada salah satu atau lebih dari
komponen tersebut dapat menyebabkan kesulitan belajar bahasa. Berbagai penyebab kesulitan
belajar bahasa, yaitu kekurangan kognitif, kekurangan memori, kekurangan kemampuan
melakukan evaluasi, dan kekurangan kemampuan memproduksi bahasa.
Daftar Pustaka
Abdulrahman, Prof Dr Mulyono, 2012. Anak Berkesulitan Belajar "Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya". Jakarta : Rineke Cipta.