Anda di halaman 1dari 8

BA

B PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN INDONESIA


II MELALUI PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
YANG SANTUN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menerapkan
prinsip-prinsip kesantunan dalam komunikasi berbahasa Indonesia lisan dan tulis sebagai
implementasi kepribadian Indonesia .

Ungkapan bahwa bahasa menunjukkan bangsa tidak dimaksudkan untuk


menyatakan bahwa bahasa satu lebih baik dari bahasa yang lain. Maksud dari
ungkapan itu adalah bahwa ketika seseorang sedang berkomunukasi dengan
bahasanya, mampu menggali potensi bahasanya, dan mampu menggunakannya
secara baik, benar, dan santun merupakan cermin dari sifat dan kepribadian
pemakainya.

Orang yang ketika berbicara menggunakan pilihan kata, ungkapan yang


santun, struktur kalimat yang baik menandakan bahwa kepribadian orang itu
memang baik. Sebaliknya, jika ada orang yang sebenarnya kepribadiannya tidak
baik, meskipun berusaha berbahasa secara baik, benar, dan santun di hadapan
orang lain; pada suatu saat tidak mampu menutup-nutupi kepribadian buruknya
sehingga muncul pilihan kata, ungkapan, atau struktur kalimat yang tidak baik dan
tidak santun.

Setiap orang wajib menjaga etika dalam berkomunikasi agar tujuan


komunikasi dapat tercapai. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Saat
menggunakan bahasa juga harus memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa baik
kaidah linguistik maupun kaidah kesantunan agar tujuan berkomunikasi dapat
tercapai.

1
Kaidah berbahasa secara linguistik yang dimaksud antara lain
digunakannya kaidah bunyi, bentuk kata, struktur kalimat, tata makna secara
benar agar komunikasi berjalan lancar. Setidaknya, jika komunikasi secara tertib
menggunakan kaidah linguistik, mitra tutur akan mudah memahami informasi
yang disampaikan oleh penutur. Begitu juga dengan kaidah kesantunan.
Meskipun secara baku bahasa Indonesia belum memiliki kaidah kesantunan secara
pasti, setidaknya rambu-rambu untuk berkomunikasi secara santun sudah dapat
diidentifikasi.
Grice (1978) mengidentifikasi bahwa komunikasi secara santun harus
memperhatikan prinsip kerja sama. Ketika berkomunikasi, seorang penutur harus
memperihatkan prinsip kualitas. Artinya, jika seseorang menyampaikan
informasi kepada orang lain, informasi yang disampaikan harus didukung dengan
data. Prinsip kuantitas, artinya ketika berkomunikasi dengan orang lain, yang
dikomunikasikan harus sesuai dengan yang diperlukan, tidak lebih dan tidak
kurang. Prinsip relevansi, artinya ketika berkomunikasi yang dibicarakan harus
relevan atau berkaitan dengan yang sedang dibicarakan dengan mitra tutur.
Prinsip cara, artinya ketika berkomunikasi dengan orang lain di samping harus
ada masalah yang dibicarakan juga harus memperhatikan cara menyampaikan.

Diskusi 1
Kadang-kadang ketika seseorang berkomunikasi, sebenarnya pokok masalah yang
dibicarakan sangat bagus dan menarik, namun jika penyampaiannya justru
menyinggung perasaan, terkesan menggurui, kata-kata yang digunakan terasa
kasar, atau cenderung melecehkan, tujuan komunikasi dapat tidak tercapai.
Menurut Saudara, termasuk ke dalam prinsip yang manakah realitas di atas?

SANTUN BERTUTUR KEPADA MITRA TUTUR

Suatu tuturan dikatakan santun bila dapat meminimalkan pengungkapan


pendapat yang tidak santun (Leech, 1983: 81). Grice (2000: 362) merumuskan
kembali anggapan tersebut menjadi pilihlah ungkapan yang tidak meremehkan
status mitra tutur. Artinya, dalam bertutur kita perlu, demi kesantunan, memilih

2
ungkapan yang paling kecil kemungkinannya menyebabkan mitra tutur
kehilangan muka. Oleh karena itu, demi kesantunan, penutur harus dapat
memperlakukan mitra tutur sebagai berikut (Grice, 2000: 362):
(1) jangan perlakukan mitra tutur sebagai orang yang tunduk kepada penutur,
(2) jangan mengatakan hal-hal yang kurang baik mengenai diri mitra tutur atau
orang atau barang yang ada kaitannya dengan mitra tutur,
(3) jangan mengungkapkan rasa senang atas kemalangan mitra tutur,
(4) jangan menyatakan ketidaksetujuan dengan mitra tutur sehingga mitra tutur
merasa jatuh harga dirinya,
(5) jangan memuji diri sendiri atau membanggakan nasib baik atau kelebihan diri
sendiri,
(6) maksimalkan ungkapan simpati kepada mitra tutur,
(7) minimalkan rasa tidak senang pada mitra tutur’ dan maksimalkan rasa senang
pada mitra tutur

Diskusi 2
Jangan sampai mitra tutur mengeluarkan “biaya” (biaya sosial, fisik, psikologis,
dsb) atau agar kebebasannya menjadi terbatas (Grice, 2000). Bagaimanakah
pandangan Saudara mengenai “biaya” sosial, fisik, dan psikologis dalam sebuah
komunikasi tutur?

PENANDA PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA YANG SANTUN

Jika masyarakat Indonesia selalu memperhatikan kesantunan dalam


pemakaian BI, niscaya kepribadian bangsa pun juga akan tumbuh dan
berkembang dengan baik. Oleh karena itulah, kita hendaknya tidak bosan-bosan
menyuarakan agar setiap orang Indonesia mau berbahasa Indonesia secara santun.
Namun, agar dalam menyuarakan pemakaian bahasa secara santun berdampak
positif, perlu dipahamkan pula penanda dan kaidah bahasa yang santun. Menurut
Pranowo (2008), fakta pemakaian BI yang santun dapat diidentifikasi dari (1)
pembicaraan wajar dengan akal sehat yaitu bertutur secara santun tidak perlu
dibuat-buat tetapi sejauh penutur berbicara, secara wajar dengan akal sehat,

3
tuturan akan terasa santun, (2) penutur mengedepankan pokok masalah yang
diungkapkan sehingga kalimat tidak perlu berputar-putar agar pokok masalah
tidak kabur, (3) penutur selalu berprasangka baik kepada mitra tutur, (4) penutur
terbuka dan menyampaikan kritik secara umum, (5) penutur menggunakan bentuk
lugas, atau bentuk pembelaan diri secara lugas sambil menyindir, dan (6) penutur
mampu membedakan situasi bercanda dengan situasi serius.
Selain itu, ada pula fakta bahwa pemakaian BI yang santun ditandai
dengan pemakaian bahasa verbal, seperti (a) perkataan ”tolong” pada waktu
menyuruh orang lain, (b) ucapan ”terima kasih” setelah orang lain melakukan
tindakan seperti yang diinginkan oleh penutur, (c) penyebutan kata ”bapak, Ibu”
dari pada kata ”Anda”, (d) penyebutan kata ”beliau” dari pada kita ”dia” untuk
orang yang lebih dhormati, (e) pergunakan kata ”minta maaf” untuk ucapan yang
dimungkinkan dapat merugikan mitra tutur.
Di samping bentuk-bentuk verbal seperti di atas, perilaku santun juga
dapat didukung dengan bahasa non-verbal, seperti (a) memperlihatkan wajah
ceria, (b) selalu tampil dengan tersenyum ketika berbicara, (c) sikap menunduk
ketika berbicara dengan mitra tutur, (d) posisi tangan yang selalu merapat pada
tubuh (tidak berkecak pinggang). Pemakaian bahasa non-verbal seperti itu akan
dapat menimbulkan ”aura santun” bagi mitra tutur.

Analisis Kasus Kebahasaan 1


Klasifikasikan butir-butir data bahasa di bawah ini ke dalam enam penanda
pemakaian bahasa indonesia yang santun sebagaimana yang terpapar di atas!

1) Asumsi yang ada di APBNP kita sudah ada yang melampaui target. Semua
skenario dibuat, mana yang cocok mana yang tidak. Pemerintah sedang
mengkaji opsi apa yang sebaiknya diambil (Syahrial Luthan, KR, hal 28,
02/05/08).
2) Saya minta sekali lagi, jangan ada dusta di antara kita. Pemerintah
kurang bagus, saya akan bikin bagus. All-out, segala tenaga. Harapan
saya, tema dunia usaha juga begitu, melakukan langkah yang sama (SBY,
Jawa Pos, 1/4/2008:1)

4
3) Selama masih ada korupsi, selama itu pula kesejahteraan belum tercapai
(Kholiq Arif, Suara Merdeka, 02/05/08).
4) Orang mestinya tidak pasrah begitu saja terhadap kemiskinan, tapi harus
berusaha mengubah diri mejadi orang yang tidak miskin,” Ustad Samsul
Arifin (halaman M, Suara Merdeka, 03/03/08).
5) Kalau masalah korupsi, asal atasannya tegas, tentu yang bawahan tidak
ikut-ikutan (Bambang Sadono, Suara Merdeka, 02/05/08).
6) Saya sangat berterima kasih kepada negeri ini. Tidak ada lagi ambisi saya
secara ekonomi dan politik. Sebagi non-pri, jabatan politik saya saat itu
sudah yang tertinggi sebagai anggota DPR. Nggak mungkin naik lagi.
Demikian pula dengan ambisi ekonomi, sudah cukuplah yang saya punya
(Sofjan Wanadi, Ketua Umum Apindo, 2008-2013; Jawa Pos,
30/3/2008:14).
7) Tak ada masalah, silakan saja. Kita tidak asal menangkap, tapi sudah
didasarkan pada bukti awal yang cukup kalau tersangka membantah, itu
haknya (Johan Budi, Juru Bicara KPK, KR, hal 28, 02/05/08).
8) Voting juga merupakan bentuk demokrasi. Jadi kalau tidak ada kata
mufakat dalam musyawarah, maka voting bisa juga” (Jusuf Kalla, Wakil
Presiden RI; Kedaulatan Rakyat, 3 Maret 2008).
9) Saya merasa sedih, kecewa atas peristiwa itu karena nila setitik rusak
susu sebelanga (Hendarwan, Jaksa Agung; Kedaulatan Rakyat, 4 Maret
2008).
10) Kalau seumur hidup ya janganlah. Nanti makin tua makin kurang baik.
Sebab, orang yang semakin tua itu kan fisiknya juga mengalami
kemunduran. Jadi pola pikirnya juga semakinn mundur. Akhirnya nanti
rakyat juga dirugikan. Tidak perlu seperti itu (Sri Sultan Hamengku
Buwono X, Gubernur DIY; Kedaulatan Rakyat, 6 Maret 2008).
11) Kalau saya baca, delapan rekomendasi kadin itu bagus. Hanya,
analisisnya kok seperti menyatakan bahwa apa yang dilakukan
pemerintah salah semua. Seperti zaman kegelapan (SBY, Presiden RI;
Jawa Pos, 1/4/2008:1)

5
12) Saya sangat berterima kasih kepada negeri ini. Tidak ada lagi ambisi saya
secara ekonomi dan politik. Sebagi non-pri, jabatan politik saya saat itu
sudah yang tertinggi sebagai anggota DPR. Nggak mungkin naik lagi.
Demikian pula dengan ambisi ekonomi, sudah cukuplah yang saya punya
ini (Sofjan Wanadi, Ketua Umum Apindo (2008-2013); Jawa Pos,
30/3/2008:14).
13) Saya dituduh pernah memeras bupati di jatim. Buktikan saja, panggil
semua bupati se- Jatim (Marwan Efendy, Mantan Kepala Kejaksaan
Tinggi Jatim; Jawa Pos, 31/3/2008:1)
14) Kita memang tidak sedang memilih malaikat. Karena itu patokannya
harus hukum (Mahfudz Siddiq, Ketua Fraksi PKS; Jawa Pos,
31/3/2008:2).
15) Saya minta sekali lagi, jangan ada dusta di antara kita. Pemerintah
kurang bagus, saya akan bikin bagus. All-out, segala tenaga. Harapan
saya, tema dunia usaha juga begitu, melakukan langkah yang sama (SBY,
Presiden RI; Jawa Pos, 1/4/2008:1).
16) Untungnya selera saya ini termasuk selera kampung. Sukanya beli makan
pecel lele di kaki lima (Abdullah Hamahua., anggota KPK; Jawa Pos,
1/4/2008:15).
17) Kalau nanti tetap tidak nggak mau mundur, terpaksa ya dipecat. Kok
angel men (susah amat-Red) (Gusdur, Ketua Umum Dewan Syura DPP
PKB; Jawa Pos, 30/3/2008:1).
18) Ibu Mega sempat bertanya, apakah Bibit dan mbak Rustri bisa menang.
Beliau bilang, “Awas Tjahjo,kalau sampai kalah, aku ‘sembelih’ kamu,”
ungkap Puan ketika memberi sambutan menggantikan Megawati. (Puan
Mahaarani, Suara Merdeka, 03/03/08).

PENANDA PEMAKAIAN BAHASA YANG TIDAK SANTUN

6
Meskipun sebenarnya banyak cara agar dalam berbahasa selalu santun,
namun ada pula fakta bahwa komunikasi yang terjadi sering tidak santun.
Komunikasi yang tidak santun ditandai dengan (1) penutur menyatakan kritik
secara langsung (menohok mitra tutur) dan dengan kata-kata kasar, (2) penutur
didorong rasa emosi ketika bertutur, (3) penutur protektif terhadap pendapatnya,
(4) penutur sengaja ingin memojokkan mitra tutur dalam bertutur, dan 5) penutur
menyampaikan tuduhan atas dasar kecurigaan terhadap mitra tutur. (Pranowo,
2008)

Analisis Kasus Kebahasaan 2


Kelompokkan ke dalam lima penanda pemakaian bahasa indonesia yang tidak
santun butir-butir data bahasa di bawah ini!

1) Pidato-pidato pimpinan dewan selama ini jelas menunjukkan bahwa


kaliber pimpinan memang payah (Fahri Hamzah, anggota Fraksi PKS;
Jawa Pos, 1/4/2008:2)
2) Mantan Presiden ... menilai kegagalan tersebut (proyek padi Super Toy
HL2) karena SBY penakut. Itu kan karena presidennya penakut (KR, 14
Sept. 2008: 23).
3) KPK tidak adil. Kalau dirasa perlu, ya jangan hanya DPR yang
digeledah. Pemda, Dinas, dan Departmen yang bersangkutan juga
digeledah (Agung Laksana, KR 02/08/2008: 28).
4) Tidak ada apa-apa, KPK kan tukang geledah (MS Kaban, KR
03/08/2008:31).
5) ...tidak perlu islah. Sudah jelas yang jahat dan yang benar. Ah orang dia
ndak punya legitimasi. Biar saja, mau bikin 100 SK ya silakan (GD, KR
04/08/2008)
6) Silakan kalau mau banding. Kita nggak masalah. Sebab dari awal Tomy
tidak melakukan perbuatan melawan hukum (Elza Sarif, KR 01/03/2008).
7) Selama ini, pemerintah cenderung bersikap santai saja dan membiarkan
hidup masyarakat makin sulit. Setiap harga minyak dunia naik,

7
pemerintah pun menaikkan BBM (Sukardi Wakil Ketua Kadin DIY, KR
07/05/2008).
8) Ini merupakan kegagalan dari pemerintahan SBY-JK. Dulu, saat kenaikan
harga BBM tahun 2005 berjanji tidak akan menaikkan harga BBM.
Berarti dia mengingkari janjinya sendiri. Presiden sudah melakukan
kebohongan politik, dan layak di-impeach (Andrianto, KR 08/05/2008:1).
9) Mereka sudah buta mata hati nuraninya. Apa mereka tidak sadar kalau
BBM naik, harga barang-barang lainnya bakal membubung. Akibatnya,
rakyat semakin tercekik (Dona Budi Kharisma, BEM UNS, KR
08/05/2008:1).
10) ...kawasan hutan lindung dan konservasi biasanya dialih-fungsikan
menjadi areal perkebunan, pertambangan, atau hanya diambil kayunya
lalu ditelantarkan (Alfian Efendi, Direktur Eksekutif Greenomics
Indonesia, Kompas, 07/05/2008).

Daftar Rujukan

Grice, H.P. 1975. “Logic and Conversation” dalam Cole; P&J.L Morgan. 1975.
Syntax and Semantics Vol 3 : Speech Acts . New York: Akademic Press.

Leech, G. 1989. Principle of Pragmatics. London : Longman.

Levinson, Stephen C. 1983. Pragmatics. Cambridge : Cambridge University


Press.

Pranowo.2008. Kesantunan Berbahasa Indonesia sebagai Pembentuk


Kepribadian Bangsa”. Makalah Kongres Internasional Bahasa Indonesia
XI di Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai