Anda di halaman 1dari 10

ANTARA BAHASA DAN POLITIK

Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Thofa Nurkholis,S Pd.

Penyusun: Kelompok 1

1. Lalu Baharudin Shadiq (20181200210083)


2. Ahmad Rifki (20191200210006)
3. Thariq Wahyudi Hidayat (2017120020088)
4. Rahmat Agung Hendika (2017120020076)
5. Urif Noferdo (2016120020075)
6. Aji Wibowo (20191200210008)
7. Anshori (20191200210017)
8. Bilal Alfarishi Saymsyah (20191200210022)

PROGRAM STUDI BAHASA ARAB

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ALI BIN ABI THALIB


SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak
lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Thofa Nurkholis, S.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang senantiasa
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah yang berjudul “Antara Bahasa Dan Politik” ini disusun untuk
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Bahasa Indonesia.

Bilamana ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini,


izinkan

penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan

masih memiliki banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini
dapat memberikan kritik dan sarannya kepada penulis.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan,

ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis makalah lainnya.

Lombok, 13 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………..…………………………………………..ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3.Tujuan………………...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Pengertian Bahasa Dan Politik......................................................................2
2.1.1 Pengertian Bahasa …………………………………………………………………………………2
2.1.2 Pengertian Politik ..………………………………………………………………………………..3
2.2. Hubungan Antara Bahasa Dan Politik...........................................................3
BAB III PENUTUP.................................................................................................6
3.1.Kesimpulan….................................................................................................6
3.2.Saran………...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia memiliki dua keistimewaan, pertama sejak 1928 bahasa
Indonesia telah ditetapkan sebagai bahasa nasional. konsekuensi dari
kenyataan ini berarti bahwa bahasa Indonesia menjadi alat persatuan bangsa
Indonesia yang beraneka ragam ras, agama, dan suku bangsa. Kedua, bahasa
Indonesia dalam bahasa lain telah menjadi bahasa “administarsi Negara”.
Dilihat dari dua sisI ini bahasa Indonesia memiliki nilai strategis.
Dan karena hal itu,Bahasa kadang dijadikan sebagai senjata politik oleh
berbagai pihak. Bahkan bahasa dalam beberapa hal dan keadaan ,dipolitisasi
baik secara makna (semantic) maupun secara bentuk (sintaksis) dengan tujuan
untuk mendukung keberlangsungan kekuasaan salah satu pihak.
Pada makalah ini,penulis berusaha memaparkan bagaimanakah bentuk
keterkaitan antara Bahasa dan politik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah yang bisa
diambil adalah berfokus pada “bagaimanakah bentuk relasi atau hubungan
antara bahasa dan politik?”
1.3 Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari makalah ini
adalah “Untuk mengetahui relasi atau hubungan antara Bahasa dan politik”
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa Dan Politik

2.1.1 Pengertian Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi yang terorganisasi dalam bentuk satuan-


satuan, seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang diungkapkan baik
secara lisan maupun tulis. Ada banyak pengertian dari Bahasa ,diantaranya
Bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang dinyatakan melalui susunan suara
atau ungkapan tulis yang terstruktur untuk membentuk satuan yang lebih besar,
seperti morfem, kata, dan kalimat.1

Menurut Pateda (1987:4) bahwa bahasa merupakan saluran untuk


menyampaikan semua yang dirasakan,dipikirkan, dan diketahui seseorang kepada
orang lain. Bahasa juga memungkinkan manusia dapat bekerjasama dengan orang
lain dalam masyarakat. Hal tersebut berkaitan erat bahwa hakikat manusia sebagai
makhluk sosial memerlukan bahasa untuk memenuhi keinginannya.

2.1.2 Pengertian Politik

Kata politik berasal dari bahasa yunani Polistaia. Polis berarti kesatuan
masyarakat yang mengurus diri sendiri/berdiri (negara). Sedangkan taia berarti
urusan”. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat dan
bukan tujuan pribadi seseorang. Selain itu politik menyangkut kegiatan berbagai
kelompok termasuk partai politik, lembaga masyarakat maupun perseorangan
(DR.Kaelan,2010:95).

Untuk lebuh jelasnya mengenai pengertian kata politik, harus


disampaikan dulu beberapa arti kata politik dari segi kepentingan penggunaanya
yaitu sebagai berikut:

 Dalam arti kepentingan umum


1
Wiratno, Tri, and Riyadi Santosa. "Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial." Modul
Pengantar Linguistik Umum (2014): 1-19.
Politik dalam arti kepentingan umum atau segala usaha
untuk kepentingan umum,baik yang berada di bawah kekuasaan
negara di pusat maupun di daerah, lazim disebut politics (dalam
bahasa inggris) dan artinya adalah: Suatu rangkaian, azas/prinsip,
keadaan serta jalan, cara dan alat yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu atau suatu keadaan yang kita kenhendaki,
disertai dengan jalan cara dan alat yang akan kita gunakan untuk
mencapai keadaan yang kita inginkan (Walfarianto,2014: 38)
 Dalam arti kebijaksanaan
Politik dalam arti kebijaksanaan (policy) adalah pengunaan
pertimbangan - pertimbangan tertentu yang dianggap lebih
menjamin terlaksananya suatu usaha,cita-cita /keinginan, atau
keadaaan yang kita kehendaki. Jadi dalam arti kebijaksanaan, titik
beratnya adalah adanya proses: pertimbangan, menjamin
terlaksananya suatu usaha; dan pencapaian cita-cita /keiinginan
yang kita kehendaki (Lemhamnas, 1991: 178).

2.2 Hubungan Antara Bahasa Dan Politik

Bahasa dalam politik adalah sebuah senjata, para politikus sudah


menguasai bahasanya untuk alasan penting yaitu kekuasaan, karena siapapun
menguasai bahasa akan mempunyai kekuasaan. Bahasa yang digunakan dalam
bidang politik supaya membuat kesan yang dapat dipercaya baik untuk politikus
tersendiri maupun seluruh organisasi politik. Kesan yang baik sangat penting
untuk karir politikus, mengunakan bahasa yang salah atau buruk dapat
menyebabkan seseorang tidak dipercaya oleh masyarakat. Bahasa juga alat yang
paling penting untuk menyebarkan pesan politik kepada masyarakat. Selama
kampanye pemilu para politikus dan aktivis menggunakan semboyan-semboyan
tertentu supaya meyakinkan masyarakat mengenai isu-isu yang sedang hangat
dibicarakan. Bahasa yang digunakan selama saat ini adalah ringkas, berani dan
mudah diingat. Kadang-kadang pemerintahan akan dipilih karena semboyan yang
sangat baik. Dengan adanya semboyan yang baik, maka rakyat akan memberikan
kepercayaan kepada politikus tersebut.

Bahasa bisa mengubah cara orang-orang berpikir. Lewat propaganda


pemerintah atau media massa yang menguasai pendapat umum, atau di sisi lain
lewat bahasa perlawanan terhadap pemerintah digunakan para aktivis, bahasa
emosi bisa mengubah pendapat masyarakat. Dalam perjuangan politik di antara
pihak yang berbeda, bahasa adalah alat yang penting sekali. Politik juga
mempengaruhi bahasa. Banyak kata dan ungkapan yang baru dikenalkan bidang
politik, dan ada suatu kata-kata yang artinya dirubah kalau digunakan pemerintah.
Misalnya, kalau politikus mengunakan kata dalam semboyannya, pengertian
tambahan akan mengubah dan segera kata itu akan mengandung yang berbeda.
Bahasa digunakan dalam bidang politik untuk banyak alasan dan dalam
bermacam-macam cara. Bahasa bisa digunakan baik orang dalam politik maupun
orang yang di luar struktur politik utama dan karena oleh itu, bahasa adalah
terpenting alat dalam politik yang dapat dicapai kebanyakan orang.

Ungkapan Simbolik Secara singkat kita dapat mengatakan bahwa


ungkapan simbolik menunjuk pada pesan bersifat verbal ataupun non verbal
dengan makna-makna tertentu yang sangat lekat dengan nilai-nilai kultural serta
filosofis. Tulisan ini lebih menitikberatkan pada ungkapan simbolik yang berupa
bahasa verbal, yakni pernyataan-pernyataan dengan menggunakan kosakata
tertentu yang dikemukakan oleh para elit politik Indonesia di berbagai
kesempatan, terutama dalam kampanye dan wawancara dengan media massa.

Kaitan politik dan bahasa adalah kenyataan bahwa politik itu adalah
kegiatan berbicara (baca: berbahasa). Seorang ilmuwan politik, Mark Roelofs
(The Language of Modern Politics, 1967), mengatakan dengan sederhana, “Politik
adalah pembicaraan, atau lebih tepat lagi berpolitik adalah berbicara.”
Menurutnya politik tidak hanya pembicaraan, dan sebaliknya tidak semua
pembicaraan adalah politik. Akan tetapi hakekat pengalaman politik adalah
kegiatan berkomunikasi antara orang-orang.
Sudah barang tentu politik mempunyai dimensi moral-etiknya sendiri,
karena politik pada dasarnya adalah kegiatan orang yang mengatur perbuatan
mereka di dalam kondisi kenflik kepentingan dan tujuan. Setiap setting politik
senantiasa ditandai dengan perselisihan dan konflik.

Demikian pula halnya dengan bahasa. Bahasa mempunyai kekuatan dan


dimensi emansipatoris, transformatif, dan terbuka di dalam penilaian moral-etis.
Bahasa dapat menjadi jahat dan buruk. Bahasa dapat menindas, membelenggu dan
menjajah kesadaran seseorang. Terutama bila digunakan sebagai sarana
manipulasi dan indoktrinasi. Bahasa menjadi baik bila digunakan sebagai sarana
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan membebaskan kesadaran manusia
dari belenggu kebodohannya. Fenomena bahasa memiliki cakupan sosial politik.
Itu sebabnya tidak bisa dipungkiri bahwa fenomena bahasa mempunyai dampak
yang langsung dan kuat terhadap realitas sejarah politik manusia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan di atas kita bisa mengetahui bahwa ternyata kaitan antara
Bahasa dan politik amat sangat erat. Dah bahkan politik itu sendiri adalah
berbicara atau berbahasa. Dan tak bisa dipungkiri bahwa Bahasa adalah senjata
politik.karena Bahasa memiliki peran penting dalam mencapai kekuasaan dan ia
merupakan alat untuk mempertahankan kekuasaan tersebut.

3.2 Saran

Dalam makalah ini penyusun memberi saran kepada pembaca bahwa


untuk memperluas wawasan pembaca dalam memahami hubungan bahasa dengan
politik dan berbagai macam bahasa dalam politik, tidaklah hanya berpedoman
pada makalah ini, karena masih banyak dari sumber-sumber lain yang
menjelaskan tentang berbagai materi di atas. Kunci daripada orang sukses adalah
membaca, karena dengan membaca kita bisa tahu yang mungkin tidak kita
ketahui.
DAFTAR PUSTAKA

Fairlough, Norman.2003. langguage and power relasi bahasa, kekuasaan dan


ideologi. Malang: Boya Publishing

Wiratno, Tri, and Riyadi Santosa. "Bahasa, Fungsi Bahasa, dan Konteks Sosial." Modul
Pengantar Linguistik Umum (2014): 1-19.

Anda mungkin juga menyukai