Kelompok 4 :
Intan Sri Rahayu Putri
Ashila Nurfauziyah
Irvan sahrul Ramadhan
Rike Metika Winingrum
Raphael Indartono
Katarina Kaka
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
dan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Bahasa Indonesia Sebagai Alat Politik” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak I Nengah Sumerta,SE.,MM. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, tugas
yang telah di berikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami mengenai peran
Bahasa Indonesia dari berbagai aspek.
Demikian pula kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi substansi maupun tata bahasa. Namun, kami tetap
berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran untuk makalah ini dengan harapan sebagai masukan dalam
perbaikan dan penyempurnaan pada makalah berikutnya.
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. Sejarah Bahasa Indonesia Di Bidang Politik.........................................................................2
B. Kedudukan Bahasa Indonesia Di Bidang Politik...................................................................3
C. Fungsi Bahasa Indonesia Di Bidang Politik...........................................................................3
D. Ragam Bahasa Indonesia Dalam Komunikasi Di Bidang Politik..........................................4
E. Hubungan Bahasa Indonesia Dengan Bidang Politik ……................................................... 4
BAB III.......................................................................................................................................5
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Kesimpulan............................................................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perlu disadari dari awal bahwa dengan bahasa, manusia dapat bertindak dalam
berbagai bidang kehidupan mulai dari bidang yang sedang dibahas ini yakni komunikasi
politik, sampai pada bidang sosial, bidang hukum, di mana keseluruhan bidang tersebut selalu
bertitik tolak pada peran bahasa. Dalam berbahasa, hal penting yang perlu diperhatikan
adalah makna bahasa, nilai bahasa, tetap dijadikan sebagai titik tolaknya. Secara historis
dapat dikatakan bahwa seluruh perubahan dalam lingkup hidup manusia, dibangun melalui
makna dan nilai dari sebuah bahasa. Seorang pemikir terkenal, Aristotelles misalnya, sangat
memprioritaskan makna dan fungsi Bahasa yang selalu menyiratkan sebuah kebenaran dalam
berkomunikasi, apalagi komunikasi politik. Bahasa bisa hadir untuk mengoreksi seluruh
proses berpikir manusia dan doktrin para dewa yang menyimpang dari semangat dan pola
berpikir.
Dalam dunia politik mulai dari penalaran ilmu yang mampu mengubah peradaban
polis dalam sebuah organisasi pada level yang paling tinggi yang disebut negara; seorang
ilmuwan komunikasi politik2 memainkan peranan penting dalam berbahasa. Dengan konsep
teori dan pemikiran yang dimilikinya lewat bahasa, ilmuwan komunikasi politik mampu
menelaah setiap problem secara baik dan bisa mampu membedah sekaligus pada saat yang
sama membedakan mana yang disebut problem komunikasi politik yang sesungguhnya yang
ditemukan dan didekati dalam lapangan penelitian melalui bahasa. Penggunaan bahasa dalam
komunikasi politik yang sering ditemukan di lapangan, segera dibutuhkan penanganannya
secara tepat oleh seorang penutur bahasa bukanlah seorang komunikator politik yang lebih
membutuhkan penanganan politik yang lebih cepat dan lebih melihat hasilnya secara parsial
daripada berlama-lama menelaah problem bahasa secara detail untuk melihat masa depan
sebuah keputusan melalui bahasa di dalam berkomunikasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Ikrar tersebut disebut dengan Sumpah Pemuda. Pada unsur ketiga dari Sumpah Pemuda
merupakan pernyataan tekad bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Kemudian sejak saat itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai
bahasa nasional.
Dinyatakan dalam keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan bahwa
Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Bahasa ini digunakan di kawasan Asia
Tenggara sejak abad ke-7. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana serta semakin berkembang
dan bertambah kukuh keberadaannya. Perkembangan bahasa melayu di wilayah Nusantara
memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persatuan dan persaudaraan bangsa Indonesia.
Para pemuda yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat
bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan seluruh banga
Indonesia sesuai isi Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
5
B. Kedudukan Bahasa Indonesia Di Bidang Politik
Kedudukan bahasa ialah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya, yang
dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungan dengan bahasa yang bersangkutan. Perlu
diketahui bahwa bahasa Indonesia memiliki 2 kedudukan, yaitu sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu sejak dicetuskan
Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Bahasa politik nasional merupakan kebijakan
nasional yang isinya berupa rencana, arahan, dan ketentuan lain yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk pemecahan keseluruhan masalah bahasa. Bahasa Indonesia ditempatkan
di titik pusat oleh politik bahasa nasional. Sedangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara yaitu sejak disahkan UUD Tahun 1945 pada 18 Agustus 1945. Bahasa
Indonesia memiliki kedudukan yang penting. Maka dari itu sebagai warga asli Indonesia
diwajibkan untuk menguasainya.
Secara politis, fungsi bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu sebagai bahasa nasional
dan bahasa negara. Kedua fungsi tersebut dilandasi oleh landasan yuridis dan filosofis.
Landasan yuridis tercantum dalm Pasal 36 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berbunyi "Bahasa negara ialah bahasa Indoensia". Pasal berikutnya 36C UUD 1945
menyampaikan bahwa ketentuannya diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memiliki fungsi, antara lain sebagai berikut.
1. Mencermikan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebanggan kita sebagai
warga Indonesia.
2. Mengajak warga Indonesia bersyukur kepada Tuhan karena memiliki bahasa nasional
yang berasal dari bumi kita sendiri sehingga dapat bersatu dalam kebesaran Indonesia,
lambang identitas nasional.
6
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara memiliki fungsi, antara lain sebagai berikut.
Pengaruh bahasa sangatlah besar. Bahasa bukan hanya sekedar sebagai alat komunikasi.
Efek bahasa sendiri sangat sangat besar dalam kehidupan sosial dan politik, bukan hanya di
dalam negeri tetapi juga memengaruhi politik internasional.
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi digunakan dalam berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk kehidupan berpolitik. Dalam dunia politik bahasa Indonesia digunakan
sebagai sarana untuk menyampaikan ide politik dan untuk mencari dukungan politik. Belajar
bahasa Indonesia bidang politik merupakan hal yang wajib dan biasa dilakukan bagi
politikus, sedangkan untuk orang awam belajar bahasa Indonesia bidang politk merupakan
hal yang luar biasa dan menarik. Hal itu dapat dilakukan melalui media massa, termasuk
koran.
7
bidang politik perlahan tetapi pasti akan tumbuh subur dan menjadi ranah publik. Bahasa
Indonesia bidang politik akan menjadi kajian menarik dan populer di kalangan masyarakat.
Dapat berbahasa Indonesia merupakan suatu kebanggan sendiri bagi penggunanya, yaitu
kebanggan nasional. Hal itu dilandasi beberapa alasan, antara lain :
1. Bahasa Indonesia memilki status sosial yang tinggi, yaitu sebagai bahasa resmi
kenegaraan dan bahasa nasional.
2. Semakin banyak media massa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi.
3. Dapat berbahasa Indonesia memiliki kesempatan sosial yang tinggi dari pada hanya
bisa berbahasa daerah.
Penggunaan bahasa Indonesia bermuatan politik di media massa menjadikan media massa
sebagai sarana pembelajaran bahasa politik bagi masyarakat umum. Hal ini secara tidak
langsung memberi pelajaran bagi pengguna media massa, yaitu pengguna dapat memahami
dan mengenal bahasa Indonesia di bidang politik secara lebih dalam. Masyarakat umum
menjadi lebih memahami tentang politik tidak buta politik.
Dengan demikian tidak ada keraguan untuk para pengguna bahasa Indonesia untuk
berkomunikasi dengan siapa saja tanpa membedakan kelas masyarakat atau jabatan tertentu
sebagai teman berkomunikasi.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran