Kesantunan Berbahasa
Faktor Sosial dan Situasional dalam
Berkomunikasi
• Menurut Chaer (2010: 10), terdapa tiga kaidah yang harus diikuti dalam
membentuk kesantunan berbahasa, yaitu
(1) Formalitas (formality)
(2) Ketidaktegasan (hesistancy), dan
(3) kesamaan atau kesekawanan (equality or camaraderie).
• Lokaff (1990)
Kesantunan sebagai sistem relasi interpersonal
yang dirancang untuk memfasilitasi interaksi
dengan cara meminimalkan potensi konflik.
• Thomas (1995)
Kesantunan Berbahasa bertujuan membangun
heharmonisan antara penutur dan mitra tutur
• Brown dan Levinson (1987): upaya kerja sama untuk
menjaga muka.
• Dalam tiap interaksi, penutur dan mitra tuturnya akan
bekerja sama untuk menjaga muka atau tidak
mengancam muka / Face Threatening Acts (FTAs),
seperti tidak secara terang-terangan menyuruh,
menunjukkan kelemahan seseorang, meyalahkan, dan
sebagainya.
• FTAs jika harus dilakukan harus diujarkan dengan
ketentuan etika baik yang harus dikatakan secara
langsung maupun tidak langsung.
Prinsip Sopan Santun
• Kesantunan berbahasa dapat dilakukan dengan
cara pelaku tutur mematuhi
prinsip sopan santun berbahasa yang
berlaku di masyarakat pemakai bahasa itu.
• Tujuan mengikuti prinsip sopan santun adalah
menjaga hubungan baik dengan mitra tuturnya.
Prinsip (Maksim) Kesantunan (Leech)
• Maksim Kebijaksanaan
Peserta pertuturan hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu
mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan
keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur.
• Maksim kedermawanan
Berikan keuntungan diri sendiri sekecil-kecilnya dan berikan keuntungan
untuk orang lain sebesar-besarnya.
• Maksim Penghargaan
Dalam maksim ini menuntut setiap peserta pertuturan
untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain,
dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain.
Rahardi (2005: 63) menambahkan, dalam maksim
penghargaan dijelaskan bahwa,
Orang akan dapat dianggap santun apabila dalam
bertutur selalu berusaha memberikan penghargaan
kepada pihak lain.
• Maksim Kesederhanaan (Kerendahan
Hati)
Mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri.
• Maksim Kesederhanaan dan Kerendahan hati
merupakan parameter kesantunan dalam
budaya Indonesia
• Maksim Pemufakatan
Para peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau
kemufakatan di dalam kegiatan
bertutur. Apabila terdapat kemufakatan atau kecocokan
antara diri penutur dan mitra tutur dalam kegiatan
bertutur, masing-masing dari mereka akan dapat
dikatakan bersikap santun.
• Maksim Kesimpatisan
Para peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang
satu dengan pihak lainnya. Sikap antipati terhadap salah seorang peserta
tutur akan dianggap sebagai tindakan tidak santun.
3. Ucapkan kata maaf untuk menunjukkan sopan santun dari kerendahan hati
Anda. Contoh: "Mohon maaf mengganggu waktu Ibu/Bapak".
4. Setiap dosen pasti menghadapi ratusan mahasiswa setiap harinya dan tidak
menyimpan nomor kontak seluruh mahasiswa. Maka, pastikan Anda
menyampaikan identitas Anda di setiap awal komunikasi/percakapan. Contoh:
"Nama saya Putri, mahasiswa Administrasi Negara Angkatan 2016, semester ini
mengambil mata kuliah Hukum dan Administrasi Negara di kelas Ibu/Bapak".
• 5. Gunakan bahasa yang umum dimengerti, tanda baca
yang baik dan dalam konteks formal. Hindari menyingkat
kata seperti 'dmn, yg, ak, kpn, otw, sy'. Hindari kata ganti
non formal seperti 'aku, ok, iye, dll'.
●
●
tangan
kaki
badan
Ekspresi ●
●
●
●
Air muka
Pergerakan mata
wajah senyuman
●
●
Keduduk ●
●
●
●
Cara berjalan
Menundukkan badan
Tangan di poket
an badan
●
●
●
● Silang kaki
Tugas 1
Bagaimana menurut Saudara perkembangan
kesantunan berbahasa di Indonesia, misalnya
pada ,
• penggunaan bahasa di media sosial
• penggunaan bahasa dalam acara-acara di televisi
• pesantunan berbahasa dalam diskusi ilmiah
Jelaskan pendapat Saudara dengan contoh.
TERIMA KASIH