Anda di halaman 1dari 7

BERCAKAP CAKAP

Study Kasus :

Buatlah suatu kesimpulan dari apa yang sudah Saudara pahami dari materi ini baik itu ditinjau dari indikator maupun etikanya, kemudian buatlah contohcontoh kalimatnya!

Indikator :

1. Menggunakan kata atau ungkapan dalam memulai atau mengakhiri

pembicaraan baik dalam situasi dan kondisi yang sudah jelas (formal & nonformal). 2. Menerapkan pola gilir percakapan secara aktif untuk keperluan mengajukan pertanyaan, tanggapan atau pendapat atau menyatakan penghargaan. 3. Mengalihkan topik pembicaraan secara halus. 4. Menyatakan pendapat yang berbeda secara halus tanpa menimbulkan konflik.

PEMBAHASAN: A. Bercakap-cakap ( Konversasi ) dengan Mitra Bicara


Dalam hidup bercakap-cakap merupakan salah satu hal yang sangat penting, karena dengan bercakap-cakap kita bisa bersosialisasi dengan orang lain, memasarkan suatu produk, mendapatkan informasi, dll. Bercakap-cakap adalah bentuk komunikasi dua arah antara pembicara dan mitra bicara secara bergilir untuk menyampaikan suatu informasi tertentu dengan memperhatikan etika dan norma percakapan agar percakapan dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan. Percakapan dapat dilakukan secara langsung, yaitu dengan bertatap muka kepada mitra bicara, maupun tidak langsung, yaitu melalui media komunikasi. Baik secara langsung maupun tidak langsung setiap penutur bahasa menginginkan semua pesan yang diungkapkan dapat dipahami oleh pihak yang diajak bicara dan mendapatkan respon yang sesuai, serta memuaskan. Pendek kata, terjadi saling paham diantara pembicara dan pendengar, baik pada situasi formal maupun nonformal. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu bercakap-cakap: 1. Dengan siapa kita bercakap-cakap? Dengan orang yang lebih tua, dengan orang dewasa, atau teman sebaya? 2. Dalam situasi apa? Formal? Nonformal? Sedih? Bahagia? Haru? Duka?

3. Apakah topik atau tema yang diperbincangkan? Misalnya pelajaran sekolah, ekonomi, politik, sosial, budaya, film, dan sebagainya.

Etika & Norma Bercakap cakap


Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, serta tentang hak dan kewajiban moral. Norma percakapan adalah aturan yang berlaku selama percakapan, seperti harus menggunakan bahasa yang santun, apalagi bila percakapan bersifat formal, dengarkan mitra bicara dengan penuh perhatian dan memberi tanggapan, dan tidak memotong pembicaraan mitra bicara. Berikut adalah Etika & Norma Bercakap cakap: Hargailah mitra bicara! 1. Sopan santun dengan tidak melihat status sosial mitra bicara. 2. Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan mitra bicara. 3. Meminta izin kepada mitra bicara,jika akan berbicara dengan pihak lain. 4. Pahamilah isi pembicaraan mitra bicara. Pekalah terhadap kesempatan! 1. Terapkanlah pola gilir dalam berkomunikasi dengan menggunakan kata bentuk kata, dan ungkapan yang tepat demi kelangsungan dan kenyamanan komunikasi! 2. Ungkapkanlah gagasan pendapat, pandangan dengan jelas! 3. Alihkan topik pembicaraan (topik switching) secara halus dengan menggunakan ungkapan yang tepat! Pahamilah relevansi pembicaraan! 1. Kuasailah masalah yang sedang dipercakapkan! 2. Gunakanlah bahasa yang efektif dan komunikatif! 3. Usahakanlah isi pembicaraan relevan dengan topik! 4. Jika terjadi perbedaan pendapat, selesaikan secara halus tanpa menimbulkan konflik!

B. Pilihan Kata dan Ungkapan Dalam Suatu Pembicaraan


Dalam upaya terjdinya keberlangsungan percakapan yang efektif, perlu dipertimbangkan ketepatan ucapan saat memulainya agar percakapan dapat berjalan dengan baik. Perlu diketahui bahwa unsur utama dalam komunikasi adalah bagaimana seseorang dapat menggunakan bahasa yang baik dan tepat. Hal ini bergantung pada situasi, hubungan penuturnya/kawan bicaranya, serta waktu dan tempat. Misalnya, saat membuka percakapan, saat menyampaikan pesan, dan ketika akan menutup pembicaraan. Selain itu saat percakapan dalam situasi formal menggunakan ragam bahasa resmi, sedangkan percakapan dalam situasi nonformal menggunakan ragam bahasa santai/tidak resmi.

Kata dan ungkapan untuk mengawali percakapan Dalam situasi formal , memulai percakapan lazimnya diawali dengan: 1. Assalamualaikum pemirsa .......... 2. Selamat pagi anak-anak........... 3. Salam sejahtera untuk Anda semua ........... 4. Bapak-bapak, Ibu-ibu dan hadirin .......selamat siang

Dalam situasi nonformal: 1. Hai Bro.... 2. Nice to meet you Bro....akhirnya kita jumpa lagi disini...... 3. Wah, senangnya bisa jumpa lagi.....gimana kabarnya?

Ungkapan pembuka lewat telepon dalam ragam formal: 1. Halo, selamat malam..... 2. Assalamualaikum....... 3. Selamat pagi, saya.......bisa bicara dengan..... 4. PT. JAYA, selamat siang. Ada yang bisa saya bantu? Ungkapan dan salam pembuka pada percakapan ditelepon dalam situasi non formal: 1. Halo, met malam. Lagi ngapain nih? 2. Halo, gimana nih kabarnya? Kata dan ungkapan untuk mengakhiri percakapan: a. Menegaskan hal yang penting agar tetap diingat/tidak lupa untuk dilakukan. Contoh: 1. Iya, jangan lupa kita berangkat pukul 07.00 WIB. (situasi formal) 2. Oke, jangan lupa minggu depan jadi kan kita kesana? (situasi nonformal) b. Mengucapkan terima kasih. Contoh: 1. Terima kasih atas segala bantuan yang telah Anda berikan. (situasi formal) 2. Thanks, ya! (situasi nonformal) c. Permintaan maaf Contoh: 1. Kami segenap crew dari majalah BISA mohon maaf jika telah terjadi kesalahan dalam pencetakan majalah ini. (situasi formal) 2. Please, maafin aku ya. (situasi nonformal) d. Ungkapan perpisahan serta harapan Contoh:

1. Selamat berpisah, semoga kita bisa berjumpa lagi. (situasi

formal) 2. See you...... (situasi nonformal) e. Menutup percakapan dengan salam penutup Contoh: 1. Selamat siang. (situasi formal) 2. Met sore. (situasi nonformal)

C. Mengungkapkan Gagasan, Pendapat, dan Pandangan dengan Menerapkan Pola Gilir


Dalam percakapan kita dituntut untuk mengemukakan gagasan, pendapat, dan pandangan tentang suatu permasalahan. Tentunya gagasan, pendapat, dan pandangan yang diungkapkan setiap orang berbeda-beda dengan didukung alasan, serta bukti-bukti yang berbeda pula. Agar tidak terjadi pola satu arah maka penutur dapat memanfaatkan pola gilir dalam berkomunikasi, misalnya dengan mengajukan pertanyaan, pendapat, tanggapan dan penilaian agar mitra bicara yang lain mendapatkan kesempatan untuk berbicara. Dalam suatu diskusi tentunya akan berjalan lebih lancar jika ada seorang moderator yang memimpin jalannya diskusi. Berikut beberapa contoh ungkapan, pendapat, gagasan atau pandangan dalam menerapkan pola gilir: 1. Mungkin ada pendapat lain? 2. Bagaimana menurutmu? 3. Mungkin diantara Bapak/Ibu ada yang mempunyai gagasan lain? 4. Adakah yang mempunyai gagasan lain? 5. Menurut pendapatmu bagaimana? 6. Saya yakin diantara Saudara ada yang mempunyai pendapat lain yang lebih baik.

D.Mengalihkan Topik Pembicaraan ( Topic Switching )


Pengalihan topik dalam suatu percakapan itu biasa terjadi, baik dalam percakapan formal, semiformal, maupun nonformal. Baik pengalihan topik tersebut disadari atau tidak, yang jelas topiknya tetap tak jauh dari pembicaraan semula. Segala bentuk gagasan atau pemikiran dapat saja berkembang dan meluas kegagasan lain, asal tetap berpijak pada alur awal dan pembicaraan sebelumnya. Namun perlu diingat jika memang harus ada pengalihan topik, harus dilakukan secara sopan dan santun agar tidak mengganggu kenyamanan percakapan yang sedang berlangsung. Kadang dalam proses wawancara, narasumber memberikan informasi yang tidak jelas arahnya, maka kita dapat melakukan topik switching, namun perlu diingat juga untuk

mengalihakan pembicaraan perlu mempergunakan ungkapan yang halus dan tidak menyinggung SARA ( auku, agama, ras, dan antargolongan ) Berikut beberapa contoh proses pengalihan topik: 1. Masalah ini berhubungan juga dengan.. 2. Bagaimana jika diseleksi dari sisi lain seperti. 3. Mungkin menyimpang sedikit, tetapi. 4. Maaf, mungkin fakta lain berbicara.....

E. Mengungkapkan Pendapat yang Berbeda Secara Halus


Perbedaan pendapat merupakan sesuatu hal yang wajar, setiap orang tentunya mempunyai pandangan dan pemikiran yang berbedabeda. Namun, perbedaan tersebut bukan pemicu timbulnya konflik, tetapi perbedaan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang suatu pokok permasalahan. Kita harus mencari suatu sudut persamaan untuk mengarah pada suatu kesimpulan atau penyelesaian, selain itu juga dibutuhkan saling menghargai pendapat dalam diskusi agar tidak menyinggung perasaan pihak-pihak yang berada didalamnya. Ungkapan seperti mustahil, itu tidak benar, pendapatnya tidak masuk akal, dan itu gagasan orang bodoh harus dihindari. Ungkapan itu bukan saja dapat menyinggung mitra bicara, tetapi juga dapat merendahkan harga diri orang lain. Menyampaikan pendapat yang berbeda atau menyanggah pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapat kita dapat dilakukan secara halus dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Menyatakan permohonan maaf dahulu. b. Memberikan kesan mendukung gagasan yang akan disanggah sebelum menyertakan kekurangannya. c. Ungkapkan kekurangan dengan perkataan yang halus seperti, kurang atau belum, bukan kata-kata tidak. d. Ungkapkan kekurangan pendapat mitra bicara dengan alasan yang logis. Selain mengetahui ungkapan yang efektif, kitapun juga harus mengetahui hal-hal yang dapat memuat sesuatu yang bernuansa konflik, misal sesuatu yang berkaitan dengan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan). Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut : 1. Maaf, saya kurang sependapat dengan Saudara. Alangkah baiknya jika kita....... (merupakan contoh menggunakan ungkapan yang tepat dalam menyatakan perbedaan pendapat) 2. Saya tahu seperti apa sifatmu. Kau adalah seseorang yang munafik. Semua yang ada disini juga tahu tentang itu. (merupakan contoh menggunakan ungkapan yang mengandung konflik) Semua hal-hal tersebut pelu kita terapkan saat melakukan suatu percakapan, agar percakapan dapat berjalan dengan lancar, nyaman, tidak menyinggung mitra bicara, serta tidak menimbulkan suatu konflik diantara pihak-pihak yang melakukan percakapan.

TUGAS BAHASA INDONESIA

Terima Kasih

BERCAKAP CAKAP

NAMA KELAS NO :

: : 27

NIMAS PUJIANTO XI AK 1

SMKN I POGALAN

Anda mungkin juga menyukai