Anda di halaman 1dari 24

Cara Menyampaikan Sanggahan, Penolakan, dan Persetujuan Pendapat –

Ketika kita sedang berada dalam suatu forum dan ingin menyampaikan
pendapat atau persetujuan pendapat, ada tata cara atau hal-hal yang perlu
diperhatikan. Begitupula apabila kita ingin menyanggah atau menolak
pendapat orang lain.

1. Cara Menyampaikan Pendapat


Pendapat diartikan sebagai sudut pandang pribadi yang berupa pemaparan
ide atau pikiran tentang suatu isu. Dalam menyampaikan pendapat, ada hal-
hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

1. Memaparkan opini yang disertai fakta yang kuat mengenai isu.


2. Menggunakan kalimat-kalimat yang mampu membuat forum yakin dengan
pendapat kita.
3. Menggunakan analisis kritis dan logis.
4. Menggunakan bahasa yang sopan.
5. Meyakinkan orang lain tentang pendapat kita namun tidak memaksakan.

Contoh kalimat menyampaikan pendapat :

“Menurut sudut pandang saya, sistem pendidikan di Indonesia perlu


diperbaiki tidak hanya perihal kurikulumnya, tetapi juga soal sumber daya
manusia nya. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah tenaga pendidik,
tenaga di lembaga kementerian, dan profesi lain di dalam dunia pendidikan.
Peningkatan mutu tenaga pendidik adalah hal yang penting. Saat ini sudah
ada program-program peningkatan tenaga pendidik, namun kita perlu
melakukannya secara intens terutama untuk guru-guru di daerah terpencil.”

2. Cara Merespon Pendapat


Merepon pendapat artinya kita bisa menyetujui, menolak, ataupun
menyanggah pendapat orang lain. Ketiga hal tersebut tentunya memiliki cara
yang berbeda dengan menyampaikan pendapat, namun persamaannya adalah
kita harus selalu menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dipahami
sehingga tidak menimbulkan keambiguan.

a. Menyetujui Pendapat
Cara menyampaikan persetujuan pendapat adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan izin terlebih dahulu kepada pemimpin forum.


2. Memberikan pernyataan setuju tentang pendapat tersebut.
3. Pernyataan setuju tersebut didukung dan dikuatkan kembali dengan opini
kita.
4. Sampaikan dengan singkat, padat, dan jelas.
5. Menggunakan bahasa yang sopan

Contoh kalimat menyetujui pendapat:

“Saya setuju dengan pendapat Bapak Parto, bahwa kita seharusnya memulai
menjaga kebersihan dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Menjaga
kebersihan memang sangat penting bagi kesehatan sehingga apabila kita
ingin mengubah lingkungan kita menjadi bersih, maka bias kita lakukan dari
dir kita sendiri.”

b. Menolak Pendapat
Cara menolak pendapat adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan izin terlebih dahulu kepada pemimpin forum.


2. Menggunakan bahasa yang sopan dan santun.
3. Tidak menyinggung perasaan orang lain, baik yang ditolak pendapatnya
ataupun orang-orang di dalam forum.
4. Tidak hanya cara menyampaikan yang harus dengan bahasa yang sopan,
substansi atau isi dari penolakan pendapat tersebut juga tidak boleh
menyinggung orang lain, dan tidak mengandung SARA.
5. Menyampaikan penolakan dengan alas an yang kuat.

Contoh kalimat menolak pendapat:

“Saya mohon maaf sebelumnya saudara Parto, untuk aspek kenyamanan


memang pendapat saudara dapat dipahami dan diterima, namun dalam segi
dana kita tidak bias menyanggupinya karena dana yang disetujui oleh kantor
pusat tidak mencapai dari apa yang saudara ajukan kepada kami.”

c. Menyanggah Pendapat
Menyanggah pendapat artinya menyangkal pendapat, atau dengan kata lain
memiliki pendapat yang berbeda dan bersebrangan. Cara menyanggah
pendapat adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan izin terlebih dahulu kepada pemimpin forum.


2. Menggunakan bahasa yang sopan sehingga tidak menyinggung pihak
manapun.
3. Sanggahan disampaikan dengan logis dan menggunakan fakta dan opini
yang kuat
Contoh kalimat menyanggah pendapat:

“Maaf saudara Parto, saya tidak sependapat dengan pendapat saudara untuk
menggunakan transportasi pesawat dalam acara study tour siswa. Saya pikir
menggunakan jalur darat akan lebih menghemat dana dan akan lebih terasa
kebersamaannya.”

Berargumentasi atau berdebat dalam keseharian terutama dalam dunia kerja tidak
mungkin dihindari. Terlebih ketika Anda harus mempertahankan pendapat yang
Anda anggap benar atau sebaliknya mematahkan pendapat orang lain jika Anda
yakin bahwa pendapat orang lain itu keliru.

Argumentasi juga perlu diaktifkan pada waktu sesi brainstorming untuk


mempertajam ideide yang lahir sehingga dapat dipilih yang terbaik. Namun, kita juga
harus bijak karena pada umumnya orang timur mudah tersinggung, jika menerima
kritik langsung menuduh sebagai serangan terhadap pribadinya. Juga kematangan
dalam berkomunikasi dan pergaulan ikut menentukan apakah seseorang cukup
dewasa dalam menerima sanggahan ataupun menyanggah pendapat orang lain.

Bagaimana agar argumentasi Anda bisa diterima lawan bicara? Berikut tips yang
diberikan Drake Baer kolumnis pada Business Insider: Pertama, menyadari ketika
argumentasi dimulai, faktor emosional akan ikut berperan seperti kecenderungan
untuk menang sendiri, menekan orang lain untuk menerima pendapat.

Baca Juga:
 Tiga Bank BUMN Terima Pinjaman USD3 Miliar
 Harus Konsisten

Sehingga tidak semata-mata faktor objektivitas yang timbul ke permukaan. Siapa


pandai menguasai atmosfer ruangan ada kecenderungan yang akan memenangkan
argumentasi. Kedua, janganmenyerangdan mencoba mematahkan langsung
pendapat atau argumentasi orang lain, apa lagi menyerang orangnya.

Anda harus mengakui dan menerima setiap pendapat atau argumentasi yang
dikemukakan, dengan mengatakan: ”pendapatbapak/ibusangatbaik, namun izinkan
saya untuk menyampaikan dari sudut pandang lain” sehingga lawan bicara Anda
tidak merasa diserang langsung. Ketiga, jangan bertanya ”mengapa?” akan tetapi
bertanya ”bagaimana caranya?” sebuah argumentasi harus diarahkan menjadi
”action-oriented” bukan sekadar ”knowledge-oriented”.

Keempat, maksud dan tujuan dari berargumentasi adalah untuk kepentingan


perusahaan bukan menunjukkan kehebatan si ahli argumentasi, oleh karena itu
perlu dinyatakan di muka apa yang menjadi tujuan Anda dengan pendapat dan
argumentasi yang akan disampaikan.

Kelima, bertanyalah dengan open-ended question yang mengundang orang


menjawab bervariasi, tergantung dari sikon yang sedang mereka hadapi, cara dan
kebiasaan berpikir, sehingga Anda dapat memancing sebanyak mungkin jawaban
yang dapat diteruskan untuk menjadi sebuah topik diskusi.

Keenam, percaya diri. Anda harus menyampaikan argumentasi Anda dengan


percaya diri bahwa Andalah yang paling tahu atas pendapat dan argumentasi Anda.
Ketujuh, manfaatkan fotofoto atau gambar untuk memperkuat argumentasi Anda.
Ada istilah atau ungkapan picture speaks louder than words.

Anda tidak perlu menjelaskan panjang lebar jika foto atau gambar yang ada
perlihatkan telah berbicara dengan sendirinya. Kedelapan, rileks. Jangan terlalu
tegang karena itu juga dapat membuat pikiran Anda buntu. Dengan bersikap rileks,
bahkan jika mungkin diselipi humor yang sopan, akan membuat peserta lain juga
rileks dan suasana menjadi bersahabat, itu akan lebih memudahkan Anda
menyampaikan argumentasi dan buah pikiran Anda.

Kedelapan, jangan terburuburu mengejar persetujuan dari peserta rapat atas


argumentasi yang Anda sampaikan, karena dapat membuat mereka merasa ditekan
dan dipaksa. Namun ketika semuanya sudah cukup jelas dan diterima oleh peserta
rapat atau diskusi, Anda dapat meminta konfirmasi persetujuan mereka dengan
mengatakan: ”apakah cukup jelas?” atau ”bisa saya mendapat persetujuan
bapakbapak dan ibu-ibu atas opini atau pendapat saya?”

Arahkan supaya mereka menjawab dengan jelas dan tegas, mengiyakan


persetujuan mereka atas argumentasi Anda. Kesembilan, follow-up. Ketika peserta
rapat telah menyatakan persetujuan mereka maka Anda harus mengusahakan
dengan meminta komitmen peserta untuk menindaklanjuti apa yang telah Anda
sampaikan dan mengonkretkan atau menuangkannya menjadi program atau
perencanaan. Kesepuluh, jangan lupa untuk menyampaikan terima kasih atas
dukungan peserta rapat atau diskusi terhadap pemikiran, gagasan dan argumentasi
Anda.

DR ELIEZER H HARDJO PhD, CM


Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & The Institute of Certified Professional
Managers (ICPM)
(bbg)
Tidak cuma terjadi di dunia nyata aja, keberadaan media sosial juga
memberikan wadah baru bagi kita untuk berdiskusi dan beradu argumen.
Sayangnya, bentuk kebebasan berkomunikasi ini sering disalahgunakan
dan kerap kali hanya berujung ke permusuhan dan sindir-menyindir.

Apakah kamu juga pernah mengalaminya? Kalau iya, jangan-jangan ada


yang salah dengan caramu berargumen. Supaya kamu kelihatan lebih
pandai ketika berargumen, coba gunakan delapan cara ini.

1. Selalu gunakan tutur kata yang halus dan sopan

bigthink.com

Terima kasih atas ide segar yang kamu ajukan. Namun, sepertinya ada
beberapa poin yang aku kurang setuju, berikut alasanku...
Menggunakan bahasa yang sopan merupakan awal yang baik dalam
memulai debat. Perlu diingat ya, debat itu bukan berarti mencari musuh,
kamu dan lawanmu sama-sama sedang berusaha mencari satu jawaban.
Dengan menggunakan tutur kata yang sopan, kamu tidak hanya membuat
orang lain lebih memahami maksud perkataanmu tapi kamu juga akan
lebih dihargai. Setiap orang pasti tidak menyukai mereka yang gemar
menghujat dan bernada merendahkan bukan? Kalau semuanya
menggunakan bahasa yang halus dan sopan, berdebat akan terasa lebih
bersahabat tentunya.

2. Jangan serang orangnya, tapi serang


pendapatnya
moneycrashers.com

Kenapa aku harus setuju dengan pendapatmu? Kamu bahkan belum punya
gelar apapun, kerja saja belum.

Mempertahankan pendirian kamu dalam berdebat itu harus. Tapi jangan


sampai dalih tersebut kamu gunakan untuk menjatuhkan lawanmu secara
personal. Kalimat di atas merupakan salah satu contoh bentuk pembelaan
yang tidak logis karena menyerang hal-hal yang menjadi privasi lawan.
Terlebih, hal itu juga tidak membuatmu menjadi lebih benar. Etika berdebat
yang baik adalah kamu harus bisa menciptakan kontra argumen yang
sesuai dengan topik perdebatan itu sendiri. Ingat ya, jangan sampai
argumenmu malah keluar jalur.

3. Pastikan juga bahwa argumenmu berlandaskan


bukti

practicallystrategic.com

Menurutku, A sama dengan C. Karena berdasarkan penelitian X, B lah yang


membuat A menjadi C.
Semua orang bisa saja mengeluarkan pendapat, tapi pendapat mereka
belum tentu valid selama tidak ada bukti. Hal ini yang membedakan antara
debat kusir dan debat sungguhan. Kalau kamu ingin debatmu berbobot dan
ilmiah, kamu harus menghadirkan bukti yang kredibel, tidak diragukan
keabsahannya dan disertai penjelasan ilmiah ataupun empiris.

4. Ikutan nimbrung boleh, asal jangan asal bunyi


sjsu.edu

Alah, dari tadi kalian cuma ngomong aja. Mana action-nya nih?
LANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL DI BAWAH
Editors’ Picks

 6 Manfaat Tersembunyi Highlighter, Bikin Hidung Lebih Mancung


Nih!
 5 Zodiak Cewek Kelewat Baik Yang Konon Mudah Diperdaya Cowok
 5 Penyebab Puting Payudara Keluar Air Susu Meski Tidak Menyusui
Ini merupakan salah satu contoh ngeselin yang kerap dilakukan mereka
yang asal bunyi. Sesungguhnya dalam suatu debat atau bahkan diskusi,
yang mutlak dilakukan ya berbicara. Mereka yang asal bunyi itu sama saja
dengan memaksakan konseptor menjadi eksekutor. Tentunya gak relevan
dong. Daripada kamu asal nimbrung hanya untuk memberi komentar yang
gak penting, kenapa gak kamu mengutarakan argumenmu sendiri supaya
forum diskusi menjadi lebih interaktif.

5. Tetap tenang dan sabar. Jangan mudah


terpancing emosi
entrepreneur.com
Mendengar pendapat yang bertolakbelakang dengan pendapat kita sendiri
memang terkadang bisa bikin emosi. Tapi emosimu jangan sampai
dibiarkan karena emosi bisa menjadi sumber berbagai masalah. Kamu gak
hanya jadi sulit berpikir jernih tapi juga bisa memicu konflik. Tetaplah
menghadapi argumen dengan berkepala dingin dan jangan mudah
tersinggung ya.

6. Jangan dikit-dikit baper


reasonandmeaning.com

Duh, kok gak ada yang setuju sama pendapatku ya? Apa jangan-jangan
mereka gak suka sama aku?

Jangan hanya karena pendapatmu ditolak, kamu berpikir kalau orang-


orang tidak menyukaimu. Begitu juga sebaliknya, jangan hanya karena
kamu gak suka sama orang tersebut, lantas setiap argumennya kamu tolak
mentah-mentah. Sangat tidak logis bukan? Dalam berdebat, kamu juga
harus bisa menjadi profesional. Profesional dalam arti bahwa kamu gak
melibatkan perasaanmu, hanya sebatas logika berpikir dan
pengetahuanmu saja.

7. Mengalah bukan berarti kalah


quietrev.com

Aku akuin deh kamu memang lebih tahu dalam hal ini. Mungkin aku harus
lebih banyak belajar lagi.

Di dalam debat sesungguhnya tidak ada yang menang dan yang kalah.
Apabila argumenmu berhasil terbantahkan jangan dianggap sebagai suatu
kekalahan. Anggaplah sebagai sebuah pelajaran baru bagimu. Jangan
terlalu berbesar hati juga ketika argumenmu ternyata dibenarkan, karena
belum tentu kamu akan benar di lain kesempatan.

8. Ketika akhirnya debatmu tidak menghasilkan


kesepakatan, agree to disagree aja

cmsmasters.net

Wah sepertinya aku masih belum bisa sependapat denganmu karena


beberapa alasan. Semoga kita bisa satu suara di lain kesempatan ya.
Debat juga tidak melulu harus menghasilkan kesepakatan kok. Bahkan jika
kamu liat dari sisi positifnya, debat yang tidak berujung membuktikan
keberagaman pendapat dan tentunya patut dihargai. Debat juga bukan
untuk menunjukkan siapa yang benar dan siapa yang salah, melainkan
membuatmu melihat suatu hal dari perspektif lain dan juga membuka
wawasanmu. Jadi, tetaplah rendah hati dan jangan takut kalau
pendapatmu disanggah dan dilawan, karena hal itu cuma ditakutkan oleh
orang-orang yang berpikiran sempit.

Kalau dari delapan cara di atas, sudah menjadi orang pandai belum kamu
dalam berargumen?
Cara Memenangkan Perdebatan:
10 Hal yang Harus Anda
Lakukan dan Tinggalkan
Oleh

Mufakir Ahmad

Facebook

Twitter

Google+

Telegram
Materi yang bagus saja tidak cukup untuk memenangkan perdebatan dengan
seseorang. Anda juga harus bisa membuatnya terbujuk dengan ajakan Anda.
Tapi Anda juga butuh beberapa skill seputar komunikasi, seperti bahasa
tubuh, intonasi cara penyampaian, pemilihan bahasa, pemasangan pemikiran,
dan lain-lain.

Nah, berikut ini adalah 10 taktik yang harus Anda lakukan, dan jangan Anda
lakukan, yang bisa membuat lawan debat Anda tak berkutik lagi untuk
melawan Anda.

1. Say with The Fact and the Data


Sekiranya Anda beranggapan bahwa air itu bisa memadamkan api, sedangkan
lawan Anda beranggapan bahwa minyak itu bisa memadakan api, maka, satu-
satunya cara untuk membuktikan siapa yang benar adalah dengan
mencobanya langsung. Maka, ketika fakta telah “berbicara”, selesai sudah,
perdebatan tersebut pun akan berhenti. Karena kebenaran langsung terlihat.
Yah, mirip seperti itu pulalah kasus perdebatan Anda, bila Anda
menggunakan fakta dan data. Karena memang fakta dan data itu tak akan bisa
dinafikan. Maka, sebelum Anda memulai perdebatan, persiapkanlah data-data
Anda. Ntah itu berupa statistik rekapan, hasil survey, studi kasus, dan lain-
lain.

Maka dari itu, jangan pernah Anda katakan:

 “Kayaknya..”
 “Mungkin..”
 “Sepertinya..”

ketika ingin mengangkat sesuatu, untuk menjatuhkan argumen lawan.

2. Tetap Tenang, Jangan Panik


Sekiranya ketenangan Anda mulai hilang, agak sedikit panik, kemudian emosi
Anda mulai agak lumayan naik, itu sama dengan memperbesar kemungkinan
Anda akan menambah-nambahkan sesuatu maupun mengurang-ngurangi
sesuatu. Karena yang namanya emosi dan perasaan, serba tidak pasti. Ketika
saat seperti inilah, argumen Anda jadi mudah dibantai.

Hal ini berkaitan erat dengan cara pertama di atas. Anda bisanya panik kalau
tidak memiliki data dan argumen yang dasarnya kuat.

Sebaliknya, buatlah agar lawan bicara Anda yang malah menjadi panik, dan
mulai kehilangan ketenangannya. Karena kalau dia sudah panik, tak tahu mau
bicara apa, maka dia akan cenderung bicara yang ngawur. Sebab, dia tidak
akan membiarkan dirinya diem saja. Otomatis langsung kelihatan deh
kelemahannya. Kalau sudah begitu, bahkan tanpa kita berbicara apapun,
audiens sudah bisa menilai bahwa ia telah gagal.

3. Gunakan Logika
Logika adalah sesuatu yang benar menurut semua manusia yang memilki akal
sehat. Tidak bisa tidak, untuk mengiyakan si lawan debat, Anda harus
memuaskan akalnya. Jangan buat pengaruh melalui perasaannya.

Tunjukkanlah bagaimana sesuatu itu terjadi karena sebuah sebab, dan


bagaimana sesuatu itu akan menghasilkan sebuah akibat.

4. Lemparkan Pertanyaan
Pertanyaan bisa menjaga sebuah perdebatan agar sifatnya tetap fair. Jangan
sampai Anda terpengaruhi oleh lawan debat Anda. Kadang, Anda bisa terkena
pengaruh dari si lawan debat, ketika dia melemparkan sebuah pernyataan
yang kelihatannya bener banget. Nah, untuk menangkalnya, tanyakanlah
sesuatu padanya. Ntah pertanyaan itu berupa “kenapa”, “bagaimana”, dan
lain-lainnya. Karena kerapnya, sebuah pertanyaan itu lebih sulit disangkal,
daripada sebuah pernyataan. Misalnya, begini.

5. Dengarkan dulu Apa yang Lawan Katakan


Sayangnya, nggak sedikit orang yang terlalu reaktif. Mereka sudah
memikirkan dulu mau bilang apa, sehingga mereka nggak mendengar apa-apa
yang lawan mereka katakan dari awal sampai akhir.

Padahal, kalau setiap kata-kata yang lawan sampaikan didengar seluruhnya,


Anda bisa mengetahui dimana letak kesalahan dan kekurangannya. Serta, bisa
kelihatan pula apa dan dimana kelemahannya, agar kemudian bisa Anda
sangkal dia dari situ.

6. Jangan Menyerang Orangnya, Serang


Argumennya
Sekali lagi, jaga diri Anda, agar emosi Anda tidak naik. Karena, kalau emosi
sudah naik tengah berdebat, biasanya orang tersebut akan mulai mencari-cari
kejelekan lawan bicaranya. Bukannya berusaha menguatkan argumen dirinya,
dan melemahkan argumen lawannya.

7. Jangan Sampai Teralihkan


Tetaplah fokus pada apa argumen yang ingin Anda angkat, dan fokus
menunjukkan apa-apa yang tak pantas naik. Jangan sampai Anda dialihkan si
lawan debat, untuk mengangkat hal lain, dan menjatuhkan hal yang lain lagi.

Lagipula, ini adalah peluang Anda. Ketika dia berusaha mengalihkan Anda ke
persoalan yang lain, berarti dia tidak memiliki argumen kuat di persoalan
yang sebelumnya.

8. Persiapkan Hal Teknis dengan Matang


Biasanya seseorang suka menanyakan hal-hal yang teknis kepada si lawannya,
untuk membuktikan apakah argumen yang disampaikan lawannya itu benar-
benar worked, sehingga bisa diadopsi. Maka, Anda persiapkanlah diri Anda
sekiranya Anda ditanyai hal teknis. Meski memang tidak mungkin semuanya
bisa Anda paparkan, paling tidak, Anda memang sudah punya saja dulu
konsepnya.

Sebaliknya, Anda juga bisa menjatuhkan si lawan, dengan cara meminta agar
si lawan memberitahuan detail argumennya. Seperti halnya bertanya

 “Contohnya gimana?”
 “Apa indikasinya?”
 “Memangnya defenisi ‘anu’ itu apa?”
 “Bagaimana prosesnya?”
 “Sudah ada belum faktanya?”
 Dan sebagainya.
9. Kategorikan Kekuatan Argumen yang Kuat
dan Rendah
Pastinya Anda sudah menyiapkan beberapa argumen sebeleum diskusi
dimulai kan? Nah, cobalah kategorikan, mana argumen yang kuat, dan mana
yang tidak begitu kuat. Mana data yang lebih dipercaya, mana data yang
masih dipertanya-tanyakan. Lalu, agar nanti ketika Anda tengah mulai
berdiskusi, Anda bisa memilih menggunakan argumen-argumen yang kuat
dulu.

10. Buat Agar si Lawan Debat yang


Menjawab Pertanyaannya Sendiri
Masksudnya, pada cerita berikut ini. Kemarin, ada seorang Dosen yang
mengisi di salah satu Kampus. Kemudian, ada seorang mahasiswa yang
menyatakan sesuatu, “Ah, Islam itu diskriminatif!! Buktinya, bisakah orang
yang non-muslim menjadi pemimpin?”

Lalu, Ustadz tersebutpun hanya tinggal membalikkan argumen tersebut,


“Kalau saya, bisakah menjadi anggota BEM disini? Tidak bisa kan? Tapi, bisa
saja saya daftarkan diri ke Kampus ini sebagai mahasiswa, maka bisalah saya
menjadi anggota BEM?”

Yaps, membuat pertanyaan yang memancing si lawan untuk mengiyakan


sesuatu, yang mana iyanya itu memang bisa ia sepakati, lebih manjur daripada
kita mengguruinya.

Begitulah kurang-lebih, 10 cara yang biasa dikenakan oleh orang-orang yang


akhirnya bisa memenangkan sebuah perdebatan. Kira-kira, apakah Anda
punya cara lain yang lebih ampuh?

Sumber bahan gambar: Flickr

Anda mungkin juga menyukai