Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

ANALISA TREND SAKIT ANAK GAGAL GINJAL AKUT

Disusun Oleh :

0432950422062 Rini Nur Ayu Ning Tyas

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN BANI SALEH


S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG TA 2022/2023
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah dengan judul “Trend Sakit Anak Sakit Gagal Ginjal Akut”.
Penyusunan  makalah ini guna memenuhi penilaian tugas pada mata kuliah
Keperawatan Anak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ns. Rika
Harini.,M.Kep,Sp.Kep.Anak yang telah memberikan kesempatan dan bimbingannya kepada
penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat memberikan manfaat dan pemahaman bagi kita semua.
 
                                                            
Depok, 24 Maret 2023
                                        
                                   
Rini Nur Ayu Ningtyas
A. Definisi

Gangguan ginjal akut (GGA) atau Acute kidney injury (AKI) yang sebelumnya diknal
dengan ARF adalah penurunan fungsi ginjal yang di tandai dengan peningkatan kadar
kreatinin serum dibanding dengan kadar sebelumnya atau penurunan urine output (UO)
(Balqis, Noormartany, Gondodiputra, & Rita, 2016). Acute kidney injury (AKI) adalah
penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya
berlangsung reversible, diiikuti kegagalann ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme
nitrogen dengan / tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Tidak ada definisi mutlak yang dipakai untuk menggambarkan gagal ginjal akut. Menurut
kriteria KDIGO (Kidney Disease: Improving Global Outcome), gagal ginjal akut ditandai
dengan: Peningkatan kreatinin serum sebesar 0,3 mg/dL atau lebih dalam waktu 48 jam,
Peningkatan kreatinin serum menjadi 1,5 kali atau lebih dari standar normal dalam tujuh hari
sebelumnya, dan volume urin kurang dari 0,5 mL/kg/jam minimal selama 6 jam.

Terjadinya gagal ginjal akut pada anak memang bukannya sebuah kasus baru. Kasus yang
dikenal juga dengan istilah gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) ini menjadi
perhatian karena risiko perburukan yang sangat cepat bila tidak dikenali dan tangani sedini
mungkin.

Fungsi ginjal yang utama adalah menyaring limbah sisa metabolisme dari dalam darah
dan membuangnya melalui urine. Ketika terjadi gagal ginjal, limbah akan menumpuk di
dalam tubuh dan menimbulkan beberapa gangguan kesehatan, bahkan dapat membahayakan
nyawa.

Gagal ginjal akut pada anak sebenarnya sama dengan kondisi yang terjadi pada orang
dewasa. Gagal ginjal akut pada anak terjadi secara tiba-tiba dan perburukannya dapat
berlangsung dalam beberapa hari saja. Oleh karena itu, deteksi dan penanganan dini gagal
ginjal akut pada anak perlu dilakukan.

B. Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak

Secara umum, ada beberapa kondisi atau penyakit yang dapat memicu gagal ginjal akut,
antara lain:
1. Gangguan aliran darah ke ginjal, baik karena infeksi, dehidrasi berat, atau perdarahan
hebat
2. Penyumbatan di sepanjang saluran kemih yang bisa disebabkan oleh batu ginjal,
gumpalan darah di saluran kemih, dan kanker saluran kemih
3. Efek samping konsumsi obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan toksisitas pada
ginjal
4. Sindrom hemolitik uremik, yaitu penyumbatan pada pembuluh darah di ginjal
5. Glomerulonefritis atau peradangan pada saluran ginjal
6. Kondisi yang dapat mengganggu aliran oksigen dan darah ke ginjal, seperti penyakit
jantung dan serangan jantung.

C. Manifestasi Klinis

Ada beberapa gejala yang timbul oleh adanya penyakit gagal ginjal, diantaranya yaitu
(Haryono, 2013) dan (Nursalam & B, 2009): 1)Kardiovaskular: Darah tinggi, perubahan
elektro kardiografi (EKG), perikarditis, efusi perikardium, dan tamponade perikardium.
2)Gastrointestinal : Biasanya terdapat ulserasi pada saluran pencernaan dan pendarahan.
3)Respirasi : Edema paru, efusi pleura, dan pleuritis. 4)Neuromuskular : Kelemahan ,
gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan muskular, neuropati perifer, bingung, dan
koma. 5)Metabolik/Endokrin: Inti glukosa, hiperlipidemia, gangguan hormon seks
menyebabkan penurunan libido, impoten. 6) Muskuloskeletal : Kram otot, kehilangan
kekuatan otot, fraktur tulang. 7) Integumen : Warna kulit abu-abu, mengilat, pruritis, kulit
kering bersisik, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar

D. Patofisiologi
Umumnya gagal ginjal akut terjadi disebabkan oleh penurunan dan kerusakan nefron
yang mengakibatkan fungsi ginjal yang progresif menghilang. Total laju filtrasi glomerolus
(GFR) dan klirens mengalami penurunan sedangkan terjadi peningkatan pada Blood urea
nitrogen dan kreatin. Kemudian nefron yang masih ada menjadi hipertrofi karena 8 fungsinya
untuk menyaring menjadi lebih banyak. Hal ini berakibat pada ginjal, dimana ginjal
kehilangan kemampuan dalam mengentalkan urine. Ditahap ekskresi urine dikeluarkan dalam
jumlah besar sehingga pasien mengalami kehilangan cairan. Tubulus pada akhirnya akan
kehilangan kemampuan dalam menerima elektrolit dan urine yang dibuang mengandung
banyak sodium yang mengakibatkan terjadinya poliuri (Bayhakki,2013) dalam
(Khanmohamadi, 2014).
E. Kronologi Munculnya Kasus Gagal Ginjal Pada Anak
Gangguan ginjal Misterius pada anak di Indonesia masih menjadi perbincangan hangat,
sebab kasus penyakit yang kemudian dinamai gangguan ginjal akut progresif atipikal ini
masih terus berkembang.  Saat ditanyai mengenai kasus pembanding pada tahun 2021, dalam
konferensi pers secara virtual melalui zoom meeting pada Selasa (18/10/2022), Juru Bicara
Kemenkes dr. Mohammad Syahril menyebut tidak ada data pembanding mengenai hal ini.
Sebelumnya dia menyebutkan, kasus gangguan ginjal ini memang kerap terjadi, namun tidak
umum terjadi pada anak-anak. Ketua Umum IDAI dr. Piprim Yanuarso dalam konferensi pers
secara virtual melalui zoom meeting pada Selasa (18/10/2022) kemarin, menyebutkan data
yang tercatat terkait kasus penyakit ini di tahun ini dimulai pada bulan Januari dengan jumlah
2 kasus. Lalu disusul bulan maret dengan jumlah yang sama, 2 kasus. Terjadi peningkatan
kasus pada bulan Mei menjadi 6, sehingga total menjadi 10 kasus.

F. Kronologi dan gejala yang dialami Berdasarkan catatan Kemenkes

Berikut kronologi dan gejala yang dialami kedua pasien gangguan ginjal akut pada anak

1. Pasien meninggal dunia


Kasus gangguan ginjal akut pertama dikonfirmasi terjadi pada anak berusia 1 tahun.
mulanya anak tersebut mengalami demam pada 25 Januari 2023. Selanjutnya, orang
tuanya membeli obat sirup penurun demam secara mandiri di apotek dengan merek
Praxion. Pada 28 Januari 2023, pasien mengalami beberapa gejala, seperti: Batuk
Demam Pilek Susah buang air kecil (Anuria). Pasien kemudian dibawa ke Puskesmas
Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan. Kemudian pada 31 Januari
2023, pasien mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa. Dikarenakan ada
gejala gangguan ginjal akut, pasien diminta untuk dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga
menolak dan pulang paksa. Pada 1 Februari 2023, orang tua membawa pasien ke RS
Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD. Setelah mendapatkan perawatan,
pasien tersebut sudah mulai bisa buang air kecil. Di hari yang sama, pasien kemudian
dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole.
"Namun 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal
dunia," kata Syahril.
2. Pasien berstatus suspek
Kasus kedua terjadi pada anak berusia 7 tahun. Mulanya, anak tersebut mengalami
demam pada 26 Januari 2023. Lalu, pasien mengkonsumsi obat penurun panas sirop
yang dibeli secara mandiri. Pada 30 Januari 2023, pasien mendapatkan pengobatan
penurun demam tablet dari Puskesmas. Selanjutnya, pada 1 Februari 2023, pasien
berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. Sehari kemudian, pasien dirawat di
RSUD Kembangan, dan dirujuk ke RSCM Jakarta. Saat ini, pasien masih menjalani
perawatan di RSCM Jakarta dan sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait
pasien ini.

Terkait temuan kasus gagal ginjal akut tersebut, Kementerian Kesehatan mengeluarkan
surat kewaspadaan kepada seluruh dinas kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan
organisasi profesi kesehatan. Di sisi lain, investigasi terhadap penyebab gangguan ginjal akut
pada anak tetap dilakukan. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah
mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi
pasien hingga investigasi selesai dilaksanakan. Terkait perintah penghentian sementara dari
BPOM, industri farmasi pemegang izin edar obat tersebut telah melakukan voluntary recall
(penarikan obat secara sukarela). BPOM juga telah melakukan investigasi atas sampel produk
obat dan bahan baku baik dari sisa obat pasien, sampel dari peredaran dan tempat produksi,
serta telah diuji di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional
(PPPOMN). BPOM juga melakukan pemeriksaan ke sarana produksi terkait Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB). Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru gangguan ginjal akut
pada anak, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 ada satu suspek yang tersebar di 27 provinsi
di Indonesia. Dari sejumlah tersebut 116 kasus dinyatakan sembuh, sementara enam kasus
masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.

Peran Perawat Dalam Menangani Kasus Gagal Ginjal Pada Anak


Agar manajemen penatalaksanaan GGA bisa optimal, dibutuhkan kerjasama semua tim
yang terlibat dalam perawatan pasien. Setelah cedera gagal ginjal akut terjadi, manajemen
penatalaksanaan utama bersifat suportif.
Pasien dengan gagal ginjal akut harus dirawat di rumah sakit kecuali kondisinya ringan
dan jelas serta disebabkan oleh penyebab yang mudah disembuhkan. 
Seperti profesi dibidang kesehatan lainnya, perawat juga memiliki peran dan fungsi
perawat yang telah diatur sesuai dengan batasan pelayanan kesehatan, Dalam kasus trend
penyakit gagal ginjal akut pada anak ini peran perawat yang utama adalah:
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, dimana perawat dalam hal ini berperan dalam
menyesuaikan pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan tetap memperhatikan
kebutuhan dasar manusia. Agar manajemen penatalaksanaan Gagal Ginjal Akut bisa
optimal, dibutuhkan kerjasama semua tim yang terlibat dalam perawatan pasien. Pasien
dengan gagal ginjal akut harus dirawat di rumah sakit kecuali kondisinya ringan dan jelas
serta disebabkan oleh penyebab yang mudah disembuhkan. 

2. Sebagai edukator, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan pengetahuan
mengenai kesehatan, gejala, hingga tindakan yang perlu diambil untuk menambah
perilaku hidup sehat pada pasien.
3. Sebagai koordinator, di mana perawat akan mengoordinasikan pelayanan kesehatan
yang terbaik untuk pasien.  Selama pemulihan dari gagal ginjal akut, tim medis mungkin
merekomendasikan diet khusus untuk membantu mendukung ginjal dan membatasi
pekerjaan yang harus mereka lakukan. Perawat akan berkoordintator dengan Dokter
untuk merujuk ke ahli diet yang dapat menganalisis diet saat ini dan menyarankan cara-
cara untuk membuat diet lebih mudah di ginjal.
4. Sebagai kolaborator, di mana perawat akan dapat mengolaborasikan berbagai tindakan

yang perlu diambil untuk dapat memberikan pelayanan terbaik pada pasien, dengan para

tenaga kesehatan lainnya.

5. Sebagai konsultan, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan penjelasan terbaik

mengenai berbagai informasi yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan yang

diberikan kepada pasien.

6. Sebagai pembaharu, yang akan melakukan perencanaan, kolaborasi, serta perubahan

yang sistematis demi mencapai tujuan pemberian pelayanan keperawatan yang terbaik

untuk pasien. 

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/06/123000765/kronologi-dan-gejala-gagal-
ginjal-akut-anak-2023-obat-sirop-dibeli-mandiri?page=2. Diakses tanggal 6 Februari 2023

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/06/123000765/kronologi-dan-gejala-gagal-
ginjal-akut-anak-2023-obat-sirop-dibeli-mandiri?page=2. Diakses tanggal 6 Februari 2023

https://lifestyle.bisnis.com/read/20221019/106/1589236/kronologi-munculnya-kasus-gagal-
ginjal-akut-pada-anak-di-indonesia-tahun-2022. Diakses tanggal 19 Oktober 2022

Manajemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute
Kidney Injury) pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Gangguan Ginjal Dapat Juga Menyerang
Anak-Anak.

Anda mungkin juga menyukai