Disusun Oleh:
Hari : Jumat
Penyusun
Kelompok 14
Mengetahui
Kepala Ruangan
R. IRNA E
RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami kelompok panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan anugerah kepada kami untuk menyusun dan menyelesaikan makalah
laporan pendahuluan dan laporan kasus ini tentang “Pada Ny. N Dengan Dianosa
Medis P1001 Post Sc Hydramnion +Makrosomia+ Pe + Anemia Ruang Irna C Bawah
Rsud Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan”.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media buku referensi.
Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok yang telah memberikan
partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam
menambah pengetahuan atau wawasan mengenai Hydramnion. Kami sadar makalah
ini belum sempurna maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Definisi
2.1.3 Tanda dan gejala
2.1.4 Patofisiologi
2.1.5 Web Of Caution (WOC)
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.8 komplikasi
2.2 konsep Asuhan keperawatan
2.2.1 Pengkajian
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
2.2.3 Intervensi
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Tindakan atau peran perawat yang harus dilakukan pada pasien diare
dengan resiko ketidakseimbangan elektrolit adalah pemberian makanan yang
mengandung zat besi dan pemberian makanan yang sedikit berserat, pemberian
cairan khusus yang mengandung campuran gula dan garam yang disebut larutan
dehidrasi bila di perlukan, pemberian obat-obatan pemberian anti biotik.
Pemberian cairan per oral seperti pemberian ASI atau susu formula pada bayi.
Pemberian cairan sangat penting mengingat komplikasi tersering yang juga dapat
menyebabkan kematian penderita dehidrasi Rustam (2017).
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Definisi
2.1.2 Etiologi
a. Faktor Infeksi
1. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama gastroenteritis. Meliputi infeksi enteral
sebagai berikut :
a) Infeksi bakteri : Vibrio, Escherichia Coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Acromonas, dan sebagainya.
b) Infeksi virus : Enterovirus (Virus Ecno, Coxsacme, Poliomyelitis),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain – lain.
c) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
Strongyloide), protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Thricomonas hominis), jamur (Candida, Albicans).
2. Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti
Otitis Media Akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis,
bronkopneumonia ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi.
1. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), monosakarida (intoleran glukosa, fruktosa, dan galaktosa).
2. Malabsorbsi lemak.
3. Malabsorbsi protein.
c. Faktor Makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor Psikologis Rasa takut dan cemas
Nyeri akut
Terjadi pergeseran
air pada rongga usus
Kemerahan di
Banyak kehilangan Kurang informasi
sekitar anus
elektrolit dan cairan tentang penyakit
Timbulnya
Intake berkurang Kurang pengetahuan perlukaan
dari output berlebih tentang prognosis dan disekitar anus
kebutuhan pengobatan
Resiko
ketidakseimbangan Resiko kerusakan
dan elektrolit integritas kulit
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan tinja
1. Makroskopis dan mikroskopis.
2. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest,bila di duga terdapat inteleransi gula
3. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
b. Pemeriksaan gangguan keseimbanga asam basa dalam darah, dengan
menggunakan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan
pemeriksaan 22 analisa gas darah murni menurut astrup (suatu pemeriksaan
analisa gas darh yang dilakukan melalui darah arteri) bila memungkinkan.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kratenin untuk mengetaui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan
fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare)
2.1.7 Penatalaksanaan
Menurut Wulandari dan Erawati (2016), dasar penatalaksaan gastroenteritis
sebagai berikut:
a. Pemberian cairan:
1. Jenis cairan
a) Cairan dehidrasi oral
1) Formula lengkap mengandung NaCL, NaHCO3, KCI dan
glukosa. Kadar natrium 90 mEq/1 untuk kolera dan diare akut
pada anak diatas 6 bulan dngan dehidrasi ringan (untuk
mencegah dehidrasi). kadar natrium 50-60 mEq/1 untuk diare
akut non kolera pada anak dibawah 6 bulan dengan dehidrasi
ringan, sedang atau tanpa dehidrasi. Formula lengkap sering
disebut oralit.
2) Formula sederhana (tidak lengkap) hanya mengandung NaCL
dan sukrosa atau karbohidrat lain,misalhnya larutan gula
garam, larutan air, tajin garam, larutan tepung beras garam
dan sebagiannya untuk pengobatan pertama dirumah pada
semua anak dengan diare akut baik sebelum ada dehidrasi
maupun setelah ada dehidrasi ringan.
2. Cairan parenteral
a) DG aa (1 bagian larutan darrow + 1 bagian glukosa 5%)
b) RL g ( 1 bagian ringer laktat + 1 bagian glukosa 5%)
c) RL (ringer latkat)
d) DG 1:2 (1 bagian larutan darrow + 2 bagian glukosa 5%)
e) RLg 1;3 (1 bagian ringer laktat + 3 bagian glukosa 5-10 %)
f) Cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %
atau 4 bagian glukosa5-10 % 1 bagian NaCL 0,9 %.
b. Pengobatan dietitek
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg jenis makanan:
1. Susu (ASI dan atau susu fomula yang mengandung rendah laktosa dan
asam lemak tidak jenuh, misalnya LLM, Almiron atau sejenis lainnya).
2. Makanan setengah pada (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila
anak tidak mau minum susu karena dirumah tidak biasa.
3. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang
berantai sedang atau tiak jenuh.
c. Obat-obatan
1. obat anti sekresi: Asetosil dosis 25 mg/ hari dengan dosis minum 30
mg klorpromazin. Dosis 0,5-1 mg/ kg BB/ hari.
2. Obat spsmotolik dan lain-lain, umumnya obat spasmotolik seperti
papaverin ekstrak beladona, opium loperamid tidak digunakan untuk
mengatasi nyeri
2.1.8 komplikasi
Menurut Marmi & Raharjo, 2012, Sebagai akibat kehilangan cairan dan
elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti:
a. Identitas Pasien Nama, Jenis Kelamin, Tanggal lahir, Umur, Anak ke,
Nama Ayah, Nama Ibu, Pekerjaan Ayah, Pekerjaan Ibu, Pendidikan
Ayah, Pendidikan Ibu, Agama, Suku/Bangsa, Alamat, Tanggal Masuk
Rumah Sakit, Diagnosa Medis, No Register, Sumber Informasi.
b. Keluhan utama penyakit gastroenteritis Keluhan utama yang sering
pada klien penyakit gastroenteritis atau diare yaitu : nyeri perut
,mual ,muntah
c. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian
mengenai penyakit yang diderita oleh klien mulai timbulnya keluhan
yang dirasakan sampai klien dibawa kerumah sakit , dan apakah pernah
memeriksakan diri ketempat lain selain rumah sakit umum serta
pengobatan apa yang pernah diberikan dan bagaimana perubahannya
dan data yang didapatkan saat pengkajian.
d. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat
sebelumya misalnya gastroenteritis akut riwayat penggunaan obat
obatan ( antitrispin)
e. Riwayat Penyakit Keluarga Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit gastroenteritis
f. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik pada klien dengan gastroenteritis
meliputi pemeriksaan fisik umum persistem dari observasi keadaan umum
pemeriksaan fisik tanda tanda vital, dan pemeriksaan fisik head to toe.
g. Kepala : Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi,
ubun-ubunnya biasanya cekung
h. Mata : Anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak
matanya normal. Apabila mengalami dehidrasi ringan atau sedang
kelopak matanya cekung (cowong). Sedangkan apabila mengalami
dehidrasi berat, kelopak matanya sangat cekung.
i. Hidung : Biasanya tidak ada kelainan dan gangguan pada hidung, tidak
sianosis, tidak ada pernapasan cuping hidung.
j. Telinga : Biasanya tidak ada kelainan pada telinga.
k. Mulut dan Lidah
(1) Diare tanpa dehidrasi: Mulut dan lidah basah
(2) Diare dehidrasi ringan: Mulut dan lidah kering
(3) Diare dehidrasi berat: Mulut dan lidah sangat kering
l. Leher : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening, tidak ada
kelainan pada kelenjar tyroid.
m. Thorak
(1) Jantung
(a) Inspeksi Pada anak biasanya iktus kordis tampak terlihat.
(b) Auskultasi Pada diare tanpa dehidrasi denyut jantung normal,
diare dehidrasi ringan atau sedang denyut jantung pasien normal
hingga meningkat, diare dengan dehidrasi berat biasanya pasien
mengalami takikardi dan bradikardi.
(2) Paru-paru
(a) Inspeksi Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan normal,
diare dehidrasi ringan pernapasan normal hingga melemah, diare
dengan dehidrasi berat pernapasannya dalam.
n. Abdomen
(1) Inspeksi Anak akan mengalami distensi abdomen, dan kram.
(2) Palpasi Turgor kulit pada pasien diare tanpa dehidrasi baik, pada
pasien diare dehidrasi ringan kembali < 2 detik, pada pasien
dehidrasi berat kembali > 2 detik.
(3) Auskultasi Biasanya anak yang mengalami diare bising ususnya
meningkat
o. Ektremitas Anak dengan diare tanpa dehidrasi Capillary refill (CRT)
normal, akral teraba hangat. Anak dengan diare dehidrasi Poltekkes
Kemenkes Padang 38 ringan CRT kembali < 2 detik, akral dingin. Pada
anak dehidrasi berat CRT kembali > 2 detik, akral teraba dingin,
sianosis.
p. Genitalia Anak dengan diare akan sering BAB maka hal yang perlu di
lakukan pemeriksaan yaitu apakah ada iritasi pada anus.
2.2.4 Implementasi
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang di
kerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan
(Tim pokja SLKI DPP PPNI, 2018)
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupaka tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
Dewi Wulandari Dan Meira Erawati (2016). Buku Ajar Keperawatan Anak.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
King (2014). The Sciene Of Psycology: An Appreactive View New York, Ny:
Megraw Hill Education.